• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.6. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis

3.6.2. Uji Hipotesis

3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model

Uji F ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh keahlian audit, independensi dan kompetensi terhadap kualitas audit (Anonim, 2009: L-21)

Hipotesis Statistik

1. Ho : β1 = 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan tidak cocok

guna melihat pengaruh keahlian audit, independensi

dan kompetensi terhadap kualitas audit

H1 : β1 ≠ 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh keahlian audit, independensi dan kompetensi terhadap kualitas audit

2. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05. 3. Kriteria keputusan

i. Jika nilai probabilitas > 0,05,, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh keahlian audit, independensi dan kompetensi terhadap kualitas audit

tensi kualitas audit

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh keahlian audit, independensi dan kompetensi terhadap kualitas audit

3.6.2.2. Uji Parsial

Uji t ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh keahlian audit, independensi dan kompetensi secara parsial terhadap kualitas audit (Anonim, 2009: L-21)

Hipotesis Statistik

1. Ho : β1 = 0, menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan

keahlian audit, independensi dan kompe

secara parsial terhadap

H1 : β1 ≠ 0, menunjukkan ada pengaruh yang signifikan keahlian

audit, independensi dan kompetensi secara parsial

terhadap kualitas audit

2. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05. 3. Kriteria keputusan

i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan keahlian audit, independensi dan kompetensi secara parsial terhadap kualitas audit

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan keahlian audit, independensi dan kompetensi secara parsial terhadap kualitas audit

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Berdirinya Akuntan Publik

Profesi akuntan di Indonesia ada seiring dengan keluarnya lulusan pertama dalam pendidikan akuntan pada tahun 1957. Akuntan merupakan suatu gelar profesi yang dilindungi oleh Undang – Undang No. 34 Tahun 1954, didalamnya terdapat hal-hal yang perlu diketahui diantaranya, yaitu seperti:

1. Akuntan harus sarjana lulusan fakultas Ekonomi perguruan tinggi

negeri atau mempunyai ijazah yang disamakan.

2. Akuntan tersebut harus terdaftar dalam register Negara yang

diselenggarakan oleh Departemen Keuangan dan memperoleh ijin mempergunakan gelar Akuntan dari departemen tersebut.

3. Menjalankan pekerjaan akuntan dengan memakai nama kantor

akuntan, biro akuntan, atau nama lain yang memuat nama akuntan atau akuntansi hanya diijinkan jika pemimpin kantor atau biro tersebut dipegang oleh seorang atau beberapa orang akuntan.

Profesi akuntan publik timbul, disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga yang tidak memihak untuk menilai keandalan atas pertanggung jawaban laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan didalam menyajikan laporan keuangan.

4.1.2. Ketentuan dan Peraturan

Pemberian ijin praktek kepada akuntan public di Indonesia yang dikeluarkan pemerintah pada tahun 1986, yang dituangkan dalam kep.Menkeu RI No. 763/ KMK.01/1986 tentang akuntan public, dalam surat keputusan tersebut terdapat persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ijin praktek sebagai akuntan public.

Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut

1. Memiliki ijazah akuntan sebagaimana diatur dalam UU No.34 Tahun

1954 serta memiliki register Negara. 2. WNI dan bertempat tinggal di Indonesia.

3. Telah menyelesaikan wajib kerja sarjana sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku tanpa cacat, atau dinyatakan bebas dari kewajiban kerja sarjana.

4. Memiliki surat keterangan dari pimpinan instansi, badan usaha yang

berwenang yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah menjalani ikatan dinas tanpa cacat apabila yang bersangkutan bekerja atas dasar ikatan dinas.

5. Telah mempunyai pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun

sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang pemeriksaan akuntan, hal ini dibuktikan dengan surat dari pimpinan Kantor Akuntan Publik atau kepala BPKP3 dalam hal pengalaman kerja yang diperoleh dalam lingkungan pemerintahan atau BUMN.

6. Tidak merangkap sebagai pegawai instansi pemerintahan, atau

Badan Usaha Milik Swasta. Ketentuan ini berlaku bagi akuntan public yang merangkap sebagai dosen tetap pada perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta dan juga sebagai pimpinan pada suatu usaha konsultasi manajemen.

7. Anggota Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI )

8. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Ketentuan tentang kewajiban bagi akuntan yang akan membuka praktek akuntan publik untuk menyelesaikan wajib kerja sarjana dalam butir ketiga diatas telah dicabut dengan SK Menkeu RI No. 374/KMK.013/1998 tanggal 28 Mei 1998.

4.1.3. Cara Akuntan Publik Menjual Jasanya

Akuntan tidak diperkenankan untuk menawarkan jasanya secara tertulis kepada calon klien. Akuntan dilarang untuk mengiklankan nama atau jasa yang diberikannya. Hal ini sesuai dengan kode etik akuntan public pasal 20 dan 21.

Adapun cara Kantor Akuntan publik untuk menjual jasanya yaitu dengan cara:

1. Mengikuti seminar yang berhubungan dengan bidang akuntansi.

2. Menjadi pembicara seminar.

3. Menulis hasil audit laporan keuangan suatu perusahaan yang diperiksa dengan mencantumkan nama akuntan akuntan public sebagai auditornya.

4. Menulis suatu analisa atau konsultasi di luar jasa yang diberikannya. 5. Menjadi Dosen di perguruan tinggi.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 25 responden (Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya Pusat), dan kuesioner tersebut terdiri dari 17 pernyataan yang dibagi menjadi 4 bagian.

Untuk memperjelas uraian di atas, maka berikut ini adalah hasil dari jawaban kuisioner untuk masing masing variabel, yaitu sebagai berikut:

1 Bagian I berkaitan dengan pernyataan mengenai “Keahlian Audit

(X1)”

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengembangan dan modifikasi dari instrumen yang digunakan dalam penelitian Setianingsih (2009). dan Variabel ini diukur dengan menggunakan 5 (lima) item pertanyaan.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai keahlian audit, dapat dilihat pada tabel 4.1, sebagai berikut :

Tabel. 4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai :

Keahlian Audit (X1)

Jawaban Kuesioner

1 2 3 4 5 6 7 Item

Resp % Resp % Resp % Resp % Resp % Resp % Resp %

1 2 8,00 3 12,00 1 4,00 4 16,00 7 28,00 3 12,00 5 20,00 2 3 12,00 1 4,00 2 8,00 6 24,00 5 20,00 2 8,00 6 24,00 3 2 8,00 3 12,00 1 4,00 4 16,00 5 20,00 4 16,00 6 24,00 4 2 8,00 3 12,00 2 8,00 0 - 2 8,00 6 24,00 10 40,00 5 2 8,00 4 16,00 0 - 2 8,00 5 20,00 2 8,00 10 40,00 Mean 8,80 11,20 4,80 12,80 19,20 13,60 29,60 Sumber : Lampiran. 1

Berdasarkan dari tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 7 atau jawaban sangat

setuju yaitu sebesar 29,60% yang artinya bahwa tingkat keahlian audit yang dimiliki oleh 25 Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya Pusat tersebut adalah tinggi.

2 Bagian II berkaitan dengan pernyataan mengenai “Independensi

(X2)”

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengembangan dan modifikasi dari instrumen yang digunakan dalam penelitian Setianingsih (2009) dan Variabel ini diukur dengan menggunakan 5 (lima) item pertanyaan

Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai independensi, dapat dilihat pada tabel 4.2, sebagai berikut :

Tabel. 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai :

Independensi (X2)

Jawaban Kuesioner

1 2 3 4 5 6 7 Item

Resp % Resp % Resp % Resp % Resp % Resp % Resp %

1 6 24,00 7 28,00 5 20,00 2 8,00 3 12,00 1 4,00 1 4,00 2 4 16,00 6 24,00 6 24,00 7 28,00 1 4,00 0 - 1 4,00 3 4 16,00 10 40,00 3 12,00 1 4,00 4 16,00 1 4,00 2 8,00 4 5 20,00 12 48,00 3 12,00 2 8,00 1 4,00 2 8,00 0 - 5 5 20,00 8 32,00 4 16,00 3 12,00 3 12,00 0 - 2 8,00 Mean 19,20 34,40 16,80 12,00 9,60 3,20 4,80 Sumber : Lampiran. 2

Berdasarkan dari tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 2 atau jawaban tidak setuju yaitu sebesar 34,40% yang artinya bahwa tingkat independensi yang dimiliki oleh 25 Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya Pusat tersebut adalah rendah.

3 Bagian III berkaitan dengan pernyataan mengenai “Kompetensi

(X3)”

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengembangan dan modifikasi dari instrumen yang digunakan dalam penelitian Setianingsih (2009) dan Variabel ini diukur dengan menggunakan 5 (lima) item pertanyaan.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai kompetensi, dapat dilihat pada tabel 4.3, sebagai berikut :

Tabel. 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai :

Kompetensi (X3)

Jawaban Kuesioner

1 2 3 4 5 6 7 Item

Resp % Resp % Resp % Resp % Resp % Resp % Resp %

1 7 28,00 8 32,00 3 12,00 2 8,00 2 8,00 1 4,00 2 8,00 2 7 28,00 5 20,00 5 20,00 4 16,00 0 - 1 4,00 3 12,00 3 7 28,00 6 24,00 5 20,00 2 8,00 1 4,00 2 8,00 2 8,00 4 5 20,00 11 44,00 4 16,00 1 4,00 1 4,00 0 - 3 12,00 5 3 12,00 11 44,00 4 16,00 1 4,00 4 16,00 0 - 2 8,00 Mean 23,20 32,80 16,80 8,00 6,40 3,20 9,60 Sumber : Lampiran. 3

Berdasarkan dari tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 2 atau jawaban tidak setuju yaitu sebesar 32,80% yang artinya bahwa tingkat kompetensi yang dimiliki oleh 25 Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya Pusat tersebut adalah rendah.

4 Bagian IV berkaitan dengan pernyataan mengenai “Kualitas Audit

(Y)”

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengembangan dan modifikasi dari instrumen yang digunakan dalam penelitian Bumiarini (2005) dan Variabel ini diukur dengan menggunakan 2 (dua) item pertanyaan.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuesioner mengenai kualitas audit, dapat dilihat pada tabel 4.4, sebagai berikut :

Tabel. 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Kualitas Audit (Y)

Jawaban Kuesioner

1 2 3 4 5 6 7 Item

Resp % Resp % Resp % Resp % Resp % Resp % Resp %

1 2 8,00 1 4,00 5 20,00 5 20,00 3 12,00 0 - 9 36,00

2 2 8,00 3 12,00 3 12,00 3 12,00 5 20,00 5 20,00 4 16,00

Mean 8,00 8,00 16,00 16,00 16,00 10,00 26,00

Sumber : Lampiran. 4

Berdasarkan dari tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 7 atau jawaban sangat setuju yaitu sebesar 26,00% yang artinya bahwa tingkat kualitas audit yang dihasilkan oleh 25 Auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya Pusat tersebut adalah baik.

4.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis.

Dokumen terkait