• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

B. Uji Persyaratan Analisis

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Bartllet, prosedurnya sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang homogen

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang tidak homogen b. Menyusun tabel kerja uji homogenitas dengan uji Bartllet

Sampel Df 1/df Si2 Log Si2 Df. Log Si2

∑ c. Menghitung S2, B, dan χ2 S2 = ∑ n− �� ni− B= ( Log S2 ).∑ (ni-1) χ2= 2,3026 {B - ∑ (ni-1) log S2

Keterangan:

S2 = varians gabungan Si2 = varians tiap variabel B = harga satuan

ni = jumlah sampel ke i d. Hipotesis

H0 diterima χ2 hitung < χ2 tabel. Atau H0 ditolak jika χ2hitung> χ2 tabel 3. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan anava dua jalan, dengan prosedur sebagai berikut:

a. Rumus

Xijk= µ + αi + βj + αβij + ijk Di mana :

Xijk = nasionalisme siswa pada subyek ke-k dibawah faktor A (minat belajar)

Faktor A = minat belajar terdiri dari dua kategori yaitu A1 (tinggi) dan A2 (rendah)

Faktor B = prestasi belajar sejarah terdiri dua kategori yaitu B1 (tinggi) dan B2 (rendah)

µ = rerata besar

α j = efek (pengaruh) perlakuan ke-j terhadap Xij ∑ij = galat (error) pada ∑ij

ij = berdistribusi N (0, σ2)

i = 1,2 ; I = 1 : tinggi; I = 2 : rendah j = 1,2 ; J = 1 : tinggi ; J = 2 : rendah k = 1,2,3,4,5,...nij

βj = efek (pengaruh) faktor B kategori j terhadap Xijk

αβij = kombinasi efek faktor A kategori I dan faktor B kategori J terhadap Xijk

ijk = galat yang berdistribusi normal N

b. Perumusan hipotesis statistik yang diuji adalah 1. H01 : αi = 0 untuk semua harga i

2. H02 : βj = 0 untuk semua harga j

Hb2: βj ≠ 0 untuk paling sedikitnya satu harga j 3. H03 : αβij = 0 untuk semua (gabungan) harga (i,j)

H03 : αβij ≠ 0 untuk paling sedikitnya satu harga (i,j) Dimana:

H01 = Tidak ada perbedaan sikap nasionalisme siswa antara siswa yang mempunyai minat belajar tinggi dengan siswa yang mempunyai minat belajar rendah.

Ha1 = Ada perbedaan sikap nasionalisme antara siswa yang mempunyai minat belajar tinggi dengan siswa yang mempunyai minat belajar rendah.

H02 = Tidak ada perbedaan sikap nasionalisme antara siswa yang memiliki prestasi belajar sejarah tinggi dengan siswa yang mempunyai prestasi belajar sejarah rendah.

Hb2 = Ada perbedaan sikap nasionalisme siswa yang mempunyai prestasi belajar sejarah tinggi dengan siswa yang mempunyai prestasi belajar sejarah rendah

H03 = Tidak ada interaksi antara siswa yang mempunyai minat belajar dan prestasi belajar sejarah tinggi dengan siswa yang mempunyai minat belajar dan prestasi belajar sejarah rendah.

Hab3 = Ada interaksi minat belajar dan prestasi belajar dalam mempengaruhi sikap nasionalisme siswa.

1. Fa = RKa / RKerr

Dimana Fa berdistribusi F dengan derajat kebebasan p-1 dan N-pq 2. Fb = RKb / RKerr

Dimana Fb berdistribusi dengan derajat kebebasan q-1 dan N-pq 3. Fab = RKab / RKerr

Dimana Fab berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p-q) (q-1) dan (N-pq)

Keputusan ujinya adalah: 1. Fa > Fα ; p-1, N-pq 2. Fb > Fα ; q-1, N-pq

3. Fab > Fα (p-1) (q-1) ; N-pq

4. Uji Antar Rerata

Setelah dilakukan uji hepotesis, apabila terdapat interaksi diantara variabel bebas dengan variabel terikat, maka langkah selanjutnya adalah dilakukan pengujian rerata dengan menggunakan rumus80

χĀ1–χĀ2 to = Mkd ( �� +�� ) Keterangan: to = signifikan rerata χ = rata-rata sel

Mkd = Mean kuadrat dalam (jumlah kuadrat total) n1 = Jumlah anggota sel

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Jumlah sampel siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah 80 Siswa kelas XI SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Adapun data lengkapnya dapat 1. Data Sikap Nasionalisme Siswa yang Mempunyai Minat Belajar

Sejarah Tinggi dan Prestasi Belajar Sejarah Tinggi

Data sikap nasionalisme siswa berdasarkan minat tinggi dan prestasi belajar sejarah tinggi diperoleh rentang skor antara 47 – 96 sebanyak 20 siswa, dengan rata-rata (χ) 83,2; Median (Me) 83,5; Modus (Mo) 84,11; dan Standar Deviasi (Sd) 9,37. Untuk lebih jelasnya data dapat dilihat pada histogram berikut:

Gambar II: Histogram Sikap Nasionalisme Berdasarkan Minat Belajar Tinggi dan Prestasi Belajar Tinggi

Dari histogram di atas dapat dilihat bahwa minat belajar sejarah tinggi dan prestasi belajar sejarah tinggi, menghasilkan sikap nasionalisme

1 0 3 15 1 0 2 4 6 8 10 12 14 16 47 –57 58 –68 69 –79 80 –90 91 –101

F

X Me Mo

tinggi. Adapun jumlah siswa yang memiliki sikap nasionalisme tinggi sebanyak 15 orang atau 75% dan siswa yang memiliki sikap nasionalisme sangat tinggi 1 orang, jika dipersentasikan sebesar 80%.81

2. Data Sikap Nasionalisme Siswa yang Mempunyai Minat Belajar Sejarah Tinggi dan Prestasi Belajar Sejarah Rendah

Data sikap nasionalisme siswa berdasarkan minat belajar sejarah tinggi dan prestasi belajar sejarah rendah diperoleh rentang skor antara 54 – 94; sebanyak 20 siswa dengan rata-rata (χ) 79,63; Median (Me) 81,64; Modus (Mo) 82,5 dan standar deviasi (Sd) 10,7. Untuk lebih jelasnya, data dapat dilihat dari histogram berikut :

Gambar III: Histogram Nasionalisme Berdasarkan Minat Belajar Tinggi dan Prestasi Belajar Rendah

Dari histogram di atas dapat dilihat bahwa minat belajar dan sejarah tinggi dan prestasi belajar sejarah rendah, mempengaruhi sikap nasionalisme siswa. Sikap nasionalisme siswa dengan minat belajar tinggi dan prestasi belajar rendah lebih rendah dibandingkan siswa yang

81Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 101-102

2 1 6 7 4 0 1 2 3 4 5 6 7 8 54 –62 63 –71 72 –80 81 –89 90 –98

F

χ Me Mo

memiliki minat belajar tinggi dan prestasi belajar tinggi. Adapun jumlah siswa yang memiliki sikap nasionalisme tinggi sebanyak 11 orang atau 55%.82

3. Data Sikap Nasionalisme Siswa yang Mempunyai Minat Belajar Sejarah Rendah dan Prestasi Belajar Sejarah Tinggi

Data sikap nasionalisme siswa berdasarkan interaksi minat belajar sejarah rendah dan prestasi belajar sejarah tinggi diperoleh rentang skor antara 61 – 87 sebanyak 20 siswa dengan rata-rata (χ) 78,75 Media (Me) 78,21 Modus (Mo) 76,78 dan standar deviasi (Sd) 6,11. Untuk lebih jelasnya, datanya dapat dilihat dari histogram berikut :

Gambar IV: Histogram Nasionalime Berdasarkan Minat Belajar Rendah dan Prestasi Belajar Tinggi

Dari histogram di atas dapat dilihat bahwa minat belajar sejarah rendah dan prestasi belajar sejarah tinggi, mempengaruhi sikap nasionalisme siswa. Sikap nasionalisme siswa dengan minat belajar rendah dan prestasi belajar tinggi lebih rendah dibandingkan siswa yang memiliki

82Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 102-103

1 1 7 6 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 61 –66 67 –72 73 –78 79 –84 85 –90

F

χ Me Mo

minat belajar tinggi dan prestasi belajar tinggi. Adapun jumlah siswa yang memiliki sikap nasionalisme tinggi sebanyak 11 orang atau 55%.83

4. Data Sikap Nasionalisme Siswa yang Mempunyai Minat Belajar Sejarah Rendah dan Prestasi Belajar Sejarah Rendah

Data sikap nasionalisme siswa berdasarkan interaksi minat belajar sejarah rendah dan prestasi belajar sejarah rendah diperoleh rentang skor antara 50 – 90 sebanyak 20 siswa dengan rata-rata (χ) 79,35 Media (Me) 74,5 Modus (Mo) 80,19 dan standar deviasi (Sd) 7,92. Untuk lebih jelasnya, datanya dapat dilihat dari histogram berikut:

Gambar V: Histogram Nasionalisme Berdasarkan Minat Belajar Rendah dan Prestasi Belajar Rendah

Dari histogram di atas dapat dilihat bahwa minat belajar sejarah rendah dan prestasi belajar sejarah rendah, mempengaruhi sikap nasionalisme siswa. Jika dilihat dari rentang nilai sikap nasionalisme siswa dengan minat belajar sejarah rendah dan prestasi belajar sejarah rendah lebih rendah dibandingkan siswa yang memiliki minat belajar tinggi dan

83Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 104-105

1 0 3 15 1 0 2 4 6 8 10 12 14 16 50 –58 59 –67 68 –76 77 –85 86 –94

F

X Me Mo

prestasi belajar tinggi. Adapun siswa yang memiliki sikap nasionalisme tinggi 9 orang atau 45%.84

B. Uji Persyaratan Analisis

Sebelum melakukan analisis varian dua jalan sama sel perlu adanya uji persyaratan yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Dalam melakukan uji ini peneliti menggunakan uji Liliefors untuk uji normalitas dan uji Barlett untuk uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan untuk menguji hipotesis yang menyatakan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan taraf signifikan α 0,05. Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan hasil seperti yang tempak dalam tabel berikut :

Tabel 4

Hasil Uji Normalitas Dari Variabel Minat Belajar Sejarah Tinggi dan Prestasi Belajar Sejarah Tinggi

Kelompok Lhitung Ltabel P Kesimpulan

(A1 dan B1) 0,18 0,190 0,05 Normal

Berdasarkan uji normalitas dari data minat belajar sejarah tinggi dan prestasi belajar sejarah tinggi bahwa Lhitung 0,18 dan Ltabel 0,190 sehingga keputusan uji statistik yang menyatakan jika Lhitung < Ltabel, maka sampel

berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga uji normalitas dari data minat belajar sejarah tinggi dan prestasi belajar sejarah tinggi terbukti.85

Tabel 5

Hasil Uji Normalitas Dari Variabel Minat Belajar Sejarah Tinggi dan Prestasi Belajar Sejarah Rendah

Kelompok Lhitung Ltabel P Kesimpulan

(A1 dan B2) 0,0169 0,190 0,05 Normal

Berdasarkan uji normalitas dari data minat belajar sejarah tinggi dan prestasi belajar sejarah rendah, nampak bahwa Lhitung 0,0169 dan Ltabel 0,190 sehingga keputusan uji statistik yang menyatakan jika Lhitung < Ltabel, maka sampel dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga uji normalitas dari data minat belajar sejarah tinggi dan prestasi belajar sejarah rendah terbukti.86

Tabel 6

Hasil Uji Normalitas Dari Variabel Minat Belajar Sejarah Rendah dan Prestasi Belajar Sejarah Tinggi

Kelompok Lhitung Ltabel P Kesimpulan

(A2 dan B1) 0,0706 0,190 0,05 Normal

Berdasarkan uji normalitas dari data minat belajar sejarah rendah dan prestasi belajar sejarah tinggi, nampak bahwa Lhitung 0,0706 dan Ltabel 0,190 sehingga keputusan uji statistik yang menyatakan jika Lhitung < Ltabel, maka

85Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 107 86Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 108

sampel berasal dari populasi yang berdistribusi, sehingga uji normalitas dari data minat belajar sejarah rendah dan prestasi belajar sejarah tinggi terbukti.87

Tabel 7

Hasil Uji Normalitas Dari Variabel Minat Belajar Sejarah Rendah dan Presatasi Belajar Sejarah Rendah

Kelompok Lhitung Ltabel P Kesimpulan

(A2 dan B2) 0,184 0,190 0,05 Normal

Berdasarkan uji normalitas dari data minat belajar sejarah rendah dan prestasi belajar sejarah tinggi, nampak bahwa Lhitung 0,184 dan Ltabel 0,190 sehingga keputusan uji statistik yang menyatakan jika Lhitung < Ltabel, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi, sehingga uji normalitas dari data minat belajar sejarah rendah dan prestasi belajar sejarah tinggi terbukti.88

2. Uji Homogenitas

Untuk menguji homogenitas sampel digunakan metode uji Barlett. Dalam menguji homogenitas, apabila varians yang dimiliki oleh sampel tidak berbeda jauh maka sampel tersebut dinilai sebagai sampel yang cukup homogen. Uraian hasil uji homogenitas sampel dengan metode Barlett dapat dilihat pada tabel berikut :

87Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 109 88Perhitungan selengkapnya pada lampiran hal 110

Tabel 8

Hasil Uji Homogenitas Varians

Sampel χ 2 hitung χ 2 tabel Dk P Kesimpulan

4 1,57 7,815 1 0,05 Homogen

Berdasarkan tabel hasil uji homogenitas ternyata χ2

hitung lebih kecil dibandingkan dengan tabel yaitu χ2

hitung1,57 < χ2 tabel 7,815 Data tersebut dikatakan homogen jika Ho diterima (χ2

hitung < χ2 tabel). Hal ini berarti bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang homogen.89

Dokumen terkait