• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA

B. Analisis Data

1. Uji Instrumen

Pengujian instrumen dilakukan untuk menguji instrumen penelitan agar dapat menghasilkan penelitian yang akurat, macam pengujian instrumen tersebut adalah (Bawono, 2006):

a. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner, suatu kuesioner dinyatakan valid ketika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali: 2013).

Uji Validitas digunakan untuk mengungkapkan apakah pertanyaan pada kuesioner tersebut sahih atau tidak. Dengan kata lain jika dicontohkan mengenai data kerukunan umat beragama, maka responden ketika diberi empat pertanyaan tersebut bisa secara tepat mengungkapkan tingkat kerukunan umat beragama. Tingkat validitas dapat diukur dengan melihat pada kolom atau baris total score (Toleransi), kalau pada kolom atau baris tersebut masing-masing total butir pertanyaan menghasilkan tanda bintang, berarti itu signifikan (Bawono, 2006).

Apabila berbintang satu, itu berarti signifikan pada level 5% (0,05). Apabila berbintang dua, itu berarti signifikan pada level 1% (0,01). b. Uji Reabilitas

Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal ketika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, sehingga semakin tinggi tingkat reabilitas suatu alat pengukur maka semakin stabil pula alat pengukur tersebut (Ghozali: 2013).

Dalam SPSS diberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji Cronboach Alpha (α), suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronboach Alpha (α) > 0,60 (Ghozali :

2013).

Model regresi berganda (multiple regresion) dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi Kriteria BLUE (Best Linier Estimator). BLUE dapat di capai bila memenuhi Asumsi Klasik (Bawono, 2006).

a. Uji Multicolinearity

Uji Multicolinearity bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013).

Sedangkan menurut Bawono (2006) uji Multicolinearity digunakan untuk mengetahui ada tidaknya situasi di mana terdapat korelasi antara variabel-variabel bebas, jika terdapat korelasi antara variabel bebas itulah yang disebut multicollinearity. Masalah multicollinearity yang serius dapat berakibat berubahnya tanda parameter estimasi.

Uji Multicolinearity dengan metode VIF dapat dilakukan dengan cara melihat nilai VIF untuk masing masing variabel lebih besar dari 5 atau tidak. Bila nilai VIF lebih besar dari 5 maka di indikasikan model tersebut memiliki gejala Multikolinearitas (Bawono, 2006). b. Uji Heteroscedasticity

Uji Heteroscedasticity bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Ketika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda, inilah yang disebut heteoscedasticity (Ghozali, 2013).

Heteroscedasticity terjadi apabila varian dari variabel pengganggu tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul apabila terjadi Heteroscedastocity adalah penaksiran tidak bias tetapi tidak efisien lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil. Serta uji t-test dan uji F-test akan menyebabkan kesimpulan yang salah (Bawono, 2006).

Dalam uji heteroscedasticity menggunakan metode White dapat dilakukan dengan melihat apakah nilai X² hitung < X² tabel atau tidak, apabila nilai X² hitung < X² tabel maka dalam model persamaan tidak terdapat gejala heteroscedasticity. Sedangkan apabila nilai X² hitung > X² tabel maka dalam persamaan terdapat gejala heteroscadasticity (Bawono, 2006).

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil, model regresi

yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2013).

Sedangkan menurut Bawono (2006) uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi kita, data variabel dependen dan independen yang kita pakai apakah berdistribusi normal atau tidak. Sebuah data penelitian yang baik adalah yang datanya berdistribusi normal.

Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik yaitu dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal (Ghozali, 2013).

Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan di bandingkan dengan garis diagonalmya. Jika data distribusi normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013).

d. Deskriptif statistik

Deskriptif statistik memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean).

3. Uji Regresi berganda

Uji regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Uji regeresi berganda

digunakan untuk menganalisa nilai variabel dependen (Y) dengan variabel independen yang lebih dari satu (Bawono, 2006).

Persamaan regresi berganda dapat berupa sebagai berikut: Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε Dimana: Y = Kinerja karyawan β0 = Konstanta β1,2,3 = Koefisien variable X1,2,3 X1 = Kepemimpinan X2 = Motivasi kerja X3 = Budaya organisasi ε = Prediction error a) Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013), pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel bebas (kepemimpinan, motivasi kerja dan budaya organisasi) terhadap variabel terikat (kinerja karyawan) berpengaruh parsial atau terpisah. Untuk melihat apakah pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dengan melihat probabilitas signifikasi (Ghozali, 2013). Apabila angka probabilitas signifikasi > 0,05 artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara parsial.

Apabila angka probabilitas signifikasi < 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara parsial.

b) Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Hasil dari uji F dapat diketahui dengan cara melihat angka probabilitas signifikan (Ghozali, 2013), yaitu:

Apabila angka probabilitas signifikasi > 0,05 artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

Apabila angka probabilitas signifikasi < 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

c) Uji R² (koefisien determinasi)

Uji R² dilakukan untuk mengetahui kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Koefisien ini menunjukan seberapa besar variasi total pada variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya dalam model regresi tersebut, nilai koefisien determinasi adalah anatar 0 sampai 1, nilai determinasi yang mendekati 1 menunjukan variabel dalam model tersebut dapat mewakili permasalahan yang diteliti karena dapat menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel

dependennya. Nilai R² sama dengan atau mendekati 0 menunjukan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2013).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel independen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik, tidak seperti R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2013).

I. Alat Analisis

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan program data SPSS 16 (Statistical Product and Service Soluion), data yang diperoleh merupakan data kuantitatif dimana data tersebut dinyatakan dalam bentuk angka, maka akan lebih mudah diaplikasikan kedalam SPSS. Data penelitian dari program SPSS tersebut akan didapatkan output berupa hasil pengolahan data, dari data tersebut diinterprestasikan dan akan dilakukan analisis terhadapnya. Telah dilakukan analisis barulah kemudian diambil sebuah kesimpulan sebagai hasil dari penelitian.

BAB IV ANALISIS DATA

A. Deskripsi Obyek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Bank BNI Syariah KC Surakarta dengan responden adalah karyawan Bank BNI Syariah KC Surakarta. Karakteristik dari penelitian ini (responden) adalah sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin Responden

Responden yang terpilih dikelompokan berdasarkan jenis kelamin dalam dua kelompok yaitu laki-laki dan perepuan. Untuk mengetahui proporsi jenis kelamin dengan jelas dapat di lihat pada tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 37 67.3 67.3 67.3

Perempuan 18 32.7 32.7 100.0

Total 55 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Tabel 4.1 dapat di ketahui bahwa responden karyawan Bank BNI Syariah KC Surakarta berdasarkan jenis kelaminnya adalah sebanyak 37 orang laki-laki, sedangkan jumlah karyawan perempuan sebanyak 18

orang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden (karyawan) yang paling dominan pada Bank BNI Syariah KC Surakarta adalah berjenis kelamin laki-laki.

b. Usia Responden

Tabel 4.2 Usia Responden

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 20th – 25th 31 56.4 56.4 56.4

26th – 35th 18 32.7 32.7 89.1

Lebih dari 36th 6 10.9 10.9 100.0

Total 55 100.0 100.0

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah responden karyawan Bank BNI Syaiah KC Surakarta berdasarkan usianya adalah sebanyak 31 orang yang bersia antara 20-25 tahun, sebanyak 18 orang karyawan berusia 26 sampai 35 tahun, dan sebanyak 6 orang karyawan yang berusia lebih dari 36 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden (karyawan) pada Ban BNI Syariah KC Surakarta berusia 20 sampai 25 tahun

c. Pendidikan Responden

Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid SLTA 7 12.7 12.7 12.7 DIPLOMA 7 12.7 12.7 25.5 SARJANA 41 74.5 74.5 100.0 Total 55 100.0 100.0

Sumber: data yang diolah, 2018

Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden karyawan Bank BNI Syariah KC Surakarta berdasarkan pendidikan terakhir adalah yang pendidikan SLTA sebanyak 7 orang, Diploma sebanyak 7 orang, dan Sarjana sebanyak 41 rang. Ssehingga dapat disimpulkan bahwa responden (karyawan) pada Bank BNI Syariah KC Surakarta mayoritas adalah berpendidikan terakhir Sarjana.

B.Analisis Data 1. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Analisis ii digunakan untuk mengukur seberapa cermat suatu test melakukanfungsi ukurannya atau telah benar-benar mencerminkan variabel yang diukur. Signifikan atau tidaknya penelitian ini dapat

dilihat pada kolom atau baris totas score, jika pada kolom atau baris tersebut masing-masing total butir pernyataan menghasilkan tanda bintang, berarti data tersebut signifikan

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas

Variabel Item Correted item

total Correlation Keterangan Kepemimpinan Bt 1 .765** Valid Bt 2 .870** Valid Bt 3 .857** Valid Bt 4 .900** Valid Motivasi Kerja Bt 5 .794** Valid Bt 6 .747** Valid Bt 7 .804** Valid Bt 8 .816** Valid Bt 9 .716** Valid Budaya Organisasi Bt 10 .779** Valid Bt 11 .845** Valid Bt 12 .806** Valid Bt13 .632** Valid Kinerja Karyawan Bt 14 .866** Valid Bt 15 .792** Valid Bt 16 .752** Valid Bt 17 .690** Valid

Sumber: Data yang diolah, 2018

Dalam tabel 4.6 di atas, diketahu bahwa semua pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner dinyatakan valid, karena item pernyataan dalam variabel kepemimpinan, motivasi kerja, dan budaya organisasi

berbintang dua yang menunjukkan signifikan pada level 1% sehingga tidak ada item pernyataan yang dihaps dan semua item yang digunakan pada keseluruan model pengujian.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relatif konsisten atau tidak berbeda jika diukur ulang pada subyek yang mana, sehingga dapat diketahui konsisten atau keandalan alat ukur (kuesioner). Tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto (2002:155) sebagai berikut:

Tabel 4.5

Kriteria Reliabilitas Pernyataan Angket Besarnya nilai r Interpelasi Antara 0,800 sampai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup Agak Rendah Rendah Sangat Rendah (tidak berkorelasi) Sumber: Suharsimi Arikunto, 2002

Hasil uji reliabilitas item pernyataan angket dengan bantuan SPSS 16 for windows dapat dilihat pada tabel, sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cornbach’s Alpha Keterangan

Kepemimpinan 0.870 Reliabel

Motivasi kerja 0.836 Reliabel

Budaya organisasi 0.770 Reliabel

Kinerja karyawan 0.766 Reliabel

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Dari keterangan tabel hasil uji reliabilitas di atas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki Cronbach Alpha 0,60 sehingga terdapat variabel yang dinyatakan cukup dan tinggi untuk penelitian. Dengan demikian variabel kepemimpinan, motivasi kerja, budaya organisasi dan kinerja karyawan dapat dikatakan reliabel. 2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum dilakukan analisis regresi. Suatu model analisis regresi dikatakan baik atau valid apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik.

a. Uji Multikolinieritas

Uji multiolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, Model regresi yang baik mensyaratkan tidak ada masalah multikolineritas. Salah satu cara ntuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas dengan cara melihat Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Metode pengambilan keputusan yaitu semakin kecil nilai Tolerance

dan semakin besar nilai VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinieritas. Dalam kebanyakan penelitian menyebutkan bahwa jika Tolrance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas (Priyatno,2012:61).

Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6.268 5.716 1.097 .278

kepemimpinan -.044 .103 -.045 -.426 .672 .929 1.077 motivasi_kerja .201 .097 .217 2.076 .043 .950 1.053 budaya_organisasi .605 .110 .594 5.481 .000 .889 1.125 a. Dependent Variable: kinerja_karyawan

Sumber: data yang diolah, 2018

Dari tabel 4.7 di atas nilai tolerance variabel kepemimpinan (X1) = 0,929 motivasi kerja (X2) = 0,950 dan budaya organisasi (X3) = 0,889 lebih besar dari 0,10. Sementara itu, nilai VIF variabel kepemimpinan (X1) = 1,077, motivasi kerja (X2) = 1,053 dan budaya organisasi (X3) = 1,125 lebih kecil dari 10,00. Sehingga dapat disimpilkan tidak terjadi Multikolinieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Hrtetoskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 105). Pada penelitian ini teknik pendektisian ada atau tidaknya heteroskedastisitas menggunakan metode park.

Tabel 4.8

Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -4.482 4.189 -1.070 .294 kepemimpinan .006 .061 .018 .095 .925 motivasi_kerja .101 .064 .296 1.583 .126 budaya_organisasi .029 .081 .069 .360 .721

a. Dependent Variable: RES_3

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Dari tabel Coefficients di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yang artinya tidak signifikan secara statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tersebut tidak terdapat gejala penyakit heteroskedastisitas.

c. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel depensen dan indepensen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Bawono, 2006: 174). Berikut hasil uji normalitas dari penelitian ini:

Gambar 4.1 Histogram Normal Plot

Gambar 4.2 Grafik Normal Plot

Sumber: data primer yang diolah, 2018 Tabel 4.9

Uji Normalitas Kolomogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 55

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.42603648

Most Extreme Differences Absolute .130

Positive .086

Negative -.130

Kolmogorov-Smirnov Z .962

Asymp. Sig. (2-tailed) .313

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan pada grafik histogram, residual data telah menunjukkan kurva normal yang membentuk lonceng sempurna, dan pada grafik Normal P-P Plot residual di atas juga terlihat titik-titik menyebar disekitas garis diagonal, yang artinya data kinerja karyawan terdistribusi dengan normal. Selain itu pada uji Kolmogrov-Smirnov signifikan pada 0,313 > 0,05. Dengan demikian, model regresi ini memenuhi asumsi normalitas.

d. Deskriptif Statistik

Tabel 4.10 Descriptive Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error

x11 55 6 9 7.51 .127 x12 55 6 9 7.31 .124 x13 55 6 9 7.31 .149 x14 55 6 9 7.35 .143 x21 55 6 9 7.49 .132 x22 55 6 9 7.47 .134 x23 55 6 9 7.15 .117 x24 55 6 9 7.27 .123 x25 55 6 9 7.31 .119 x31 55 5 10 7.95 .141 x32 55 4 10 8.00 .156

x33 55 5 10 8.13 .149 x34 55 5 10 8.04 .124 y11 55 3 10 7.38 .195 y12 55 6 9 7.89 .121 y13 55 6 10 8.18 .119 y14 55 6 10 8.31 .137 Valid N (listwise) 55

Sumber: Data yang diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah responden ada 55, dari 55 responden ini nilai kepemimpinan terkecil (minimum) adalah 6. Nilai maksimum kepemimpinan adalah 9 dan untuk nilai rata-rata (mean) kepemimpinan X11 = 7.51, X12 = 7.31, X13 = 7.31, X14 = 7.35

3. Uji Regresi Linier Berganda

Tabel 4.11

Uji Regresi Linier linier Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.268 5.716 1.097 .278 kepemimpinan -.044 .103 -.045 -.426 .672 motivasi_kerja .201 .097 .217 2.076 .043 budaya_organisasi .605 .110 .594 5.481 .000

a. Dependent Variable: kinerja_karyawan

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat dibuat model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y= 6,268 + (- 0,044 + 0,201 + 0,605 + 0,05 Arti dari model persamaan regresi linier berganda di atas adalah: 1. Konstanta 6,268 mengandung arti apabila variabel

kepemimpinan (X1), motivasi kerja (X2) dan budaya organisasi (X3) konstan, maka kinerja karyawan (Y) sebesar 6,268

2. Kepemimpinan(x1):0,044

Koefisien regresi kepemimpinan (X1)= 0,044 mengandung arti bahwa setiap tambahan satu point kepemimpinan (X1) akan menurunkan kinerja karyawan (Y) 0,044.

3. Motivasi kerja (x2): 0,201

Koefisien regresi motivasi kerja (X2)= 0,201 mengandung arti bahwa setiap tambahan satu point motivasi kerja (X2) akan meningkatkan kinerja karyawan (Y) 0,201.

4. Budaya organisasi (x3): 0,605

Koefisien regresi budaya organisasi (X3)= 0,605 mengandung arti bahwa setiap tambahan satu point budaya organisasi (X3) akan meningkatkan kinerja karyawan (Y) 0,605.

a. Uji (Uji Parsial)

Tabel 4.12 Hasil Uji

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 6.268 5.716 1.097 .278 kepemimpinan -.044 .103 -.045 -.426 .672 motivasi_kerja .201 .097 .217 2.076 .043 budaya_organisasi .605 .110 .594 5.481 .000

a. Dependent Variable: kinerja_karyawan Sumber: data yang diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa:

1) Nilai signifikansi variabel kepemimpinan (x1) adalah sebesar 0,672 lebih besar dari 0,05, artinya tidak ada pengaruh yng signifikan antara kepemimpinan (x1) terhadap kinerja karyawan (y).

2) Nilai signifikansi variabel motivasi kerja (x2) adalah sebesar 0,043 lebih kecil dari 0,05, artinya ada pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan (y).

3) Nilai signifikansi budaya organisasi (x3) adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, artinya ada pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi (x3) terhadap kinerja karyawan (y).

b. Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama. Hasil perhitunan regresi secara simultan dapat dilihat pada tabel ini

Tabel 4.13 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 280.102 3 93.367 14.982 .000a

Residual 317.825 51 6.232

Total 597.927 54

a. Predictors: (Constant), budaya_organisasi, motivasi_kerja, kepemimpinan b. Dependent Variable: kinerja_karyawan

Sumber: data yang diolah, 2018

Pada tabel di atas F hitung digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Caranya dengan membandingkan F hitung tersebut dengan F tabel.

Jika nilai signifikan < 0,05 maka secara simultan variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat dan sebaliknya.

Karena nilai sig yaitu 000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel kepemimpinan (x1), motivasi kerja (x2), dan budaya organisasi (x3) mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

c. Uji R² (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi adalah besaran yang menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel bebas dalam menerangkan variabel berikutnya. Nilai

koefisien determinasi ditentukan dengan nilai R square (R²) yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.14

Koefisien Determinasi (R²) Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .684a .468 .437 2.49637 1.996

a. Predictors: (Constant), budaya_organisasi, motivasi_kerja, kepemimpinan b. Dependent Variable: kinerja_karyawan

Tabel Model Summary di atas menerangkan besarnya koefisien determinasi (R²) yaitu 0,468 atau 46,8%, artinya bahwa 46,8% variasi variabel kinerja karyawan Bank BNI Syariah KC Surakarta dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan, motivasi kerja, dan budaya organisasi, sedangkan 53,2% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.

C. Hasil Uji Hipotesis

Pembahasan ini dilakukan untuk menganalisis hasil pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja, dan budaya organisasi di Bank BN Syariah KC Surakarta. Penjelasan mengenai pengujian hipotesis akan diuraikan sebagai barikut:

1. Pengaruh Kepemimpinan (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Dalam penelitian ini, kepemimpinan (X1) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) karena nilai signifikansi

sebesar 0,672 dimana nilai signifikansi lebih besar dari nilai alfa 0,05. Dapat dilihat dari data descriptive statistik bahwa nilai rata-rata kepemimpinan berada pada cukup. Yang artinya bahwa responden menilai faktor kepemimpinan kurang mempengaruhi kinerja karyawan.

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mawei, Nelwan, Uhing (2014) Hasilnya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja PT. Bank BNI (Persero), Tbk. KCU Manado, selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sulastri (2015) hasilnya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

H1 ditolak: Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

2. Pengaruh motivasi kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y)

Dalam penelitian ini, motivasi kerja (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) karena nilai signifikansi sebesar 0,043 dimana nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alfa 0,05.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wijaya dan Andreani, (2015) dalam penelitiannya motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Linda, Megawati, Japriska, (2014) dalam penelitiannya motivasi memiliki pengaruh cukup kuat dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi kerja maka semakin tinggi pula kinerja karyawan

H2 diterima:Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

3. Pengaruh budaya organisasi (X3) terhadap kinerja karyawan (Y)

Dalam penelitian ini, budaya organisasi (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y), karena nilai signifikansi sebesar 0,000 dimana nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alfa 0,05.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chandra (2013) di dalam penelitiannya budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, selanjutnya Siti (2014) didalam penelitiannya budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi budaya organisasi maka semakin tinggi pula kinerja karyawan.

H3 diterima : Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

4. Pengaruh kepemimpinan (X1), motivasi kerja (X2), dan budaya organisasi (X3) secara simultan terhadap kinerja karyawan (Y)

Dalam penelitian ini, kepemimpinan (X1), motivasi kerja (X2), dan budaya organisasi (X3) secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y), dapat dilihat dari F hitung > F tabel, yaitu 14,982 > 2,79 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel kepemimpinan (x1), motivasi kerja (x2), dan budaya organisasi (x3) mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Siti (2014) yang menunjukkan bahwa kepemimpinan, motivasi kerja dan budaya organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan LKMS BMT Jaringan Muamalat Center Indonesia DIY. Hal ini berarti bahwa kepemimpinan, motivasi kerja, dan budaya organisasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan.

H4 diterima : Kepemimpinan, motivasi kerja dan budaya organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Tabel 4.15 Hasil Penelitian

H1 Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Bank BNI Syariah KC Surakarta

Ditolak

H2 Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di Bank BNI Syariah KC Surakarta

Diterima

H3 Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di Bank BNI Syariah KC Surakarta

H4 Kepemimpinan, motivasi kerja dan budaya organisasi secara simultan berpengaruh terhadap

Dokumen terkait