• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.6. Metode Analisis Data

3.6.2. Statistik Inferensial

3.6.2.4. Pengujian Hipotesis

3.6.2.4.5. Uji Jalur ( Path Analysis )

Teknik analisis jalur akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1, X2 terhadap Y1 serta dampaknya terhadap Y2. (Riduwan dan Kuncoro, 2008:115). Analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh tidak langsung variabel independen terhadap dependen melalui variabel intervening. Besarnya pengaruh tidak langsung di peroleh dengan cara koefisien jalur variabel dependen ke variabel intervening/Y1 dikalikan dengan koefisien jalur variabel Y1 terhadap variabel Y2. Dalam penelitian ini digunakan untuk menguji: H7 dan H8.

3.6.2.4.5.1.Uji Bootsrapping

Bootsrapping merupakan pendekatan alternatif untuk menguji kebermaknaan/signifikansi mediasi. Bootsrapping adalah pendekatan non-parametrik yang tidak mengasumsikan bentuk distribusi variabel dan dapat diaplikasikan pada jumlah sampel kecil (Ghozali, 2011:255). Hair, dkk (2010:2) menjelaskan Bootsrapping merupakan prosedur atau teknik resampling. Resampling berarti bahwa responden ditarik secara random dengan replacement,

dari sampel original berkali-kali hingga diperoleh n observasi, karena random dengan replacement maka ada kemungkinan responden akan ditarik kemabali sebagai sampel. Pada penelitian ini uji bootsrapping dilakukan dengan script SPSS yang dikembangkan oleh Hayes dan Preacher pada tahun 2004. Signifikansi mediasi dengan uji bootsrapping dapat dilihat dari hasil inderect effect and signature using normal distribution, apabila signifikan p-value <0,05 ini berarti signifikan.

BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pola asuh orang tua dan orientasi tujuan berprestasi secara bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X IIS SMA Negeri 2 Cepu tahun pelajaran 2014/2015 sebesar 46%. Hal ini mengandung arti bahwa semakin baik pola asuh orang tua, dan semakin baik orientasi tujuan berprestasi peserta didik maka semakin tinggi pula prestasi belajar ekonomi peserta didik.

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar peserta didik mata pelajaran ekonomi pada kelas X IIS SMA Negeri 2 Cepu tahun pelajaran 2014/2015 sebesar 35,7%. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi pola asuh orang tua maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang diperoleh peserta didik.

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan orientasi tujuan berprestasi terhadap prestasi belajar peserta didik mata pelajaran ekonomi pada kelas X IIS SMA Negeri 2 Cepu tahun pelajaran 2014/2015 sebesar 32,9%. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi orientasi tujuan berprestasi maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang diraih peserta didik.

4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pola asuh orang tua terhadap motivasi belajar peserta didik mata pelajaran ekonomi pada kelas X IIS SMA Negeri 2 Cepu tahun pelajaran 2014/2015 sebesar 23,6%. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi pola asuh orang tua yang dimiliki oleh peserta didik maka semakin tinggi pula motivasi yang dimiliki peserta didik.

5. Terdapat pengaruh positif dan signifikan orientasi tujuan berprestasi terhadap motivasi belajar peserta didik mata pelajaran ekonomi pada kelas X IIS SMA Negeri 2 Cepu tahun pelajaran 2014/2015 sebesar 36,8%. Hal ini mengandung makna bahwa semakin baik orientasi tujuan berprestasi yang dimiliki peserta didik maka motivasi belajar yang dimiliki juga akan tinggi. 6. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap prestasi

belajar peserta didik mata pelajaran ekonomi pada kelas X IIS SMA Negeri 2 Cepu tahun pelajaran 2014/2015 27,9%. Hal ini mengandung arti bahwa semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik maka prestasi yang diraihnya juga akan tinggi.

7. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X IIS SMA Negeri 2 Cepu tahun pelajaran 2014/2015 melalui motivasi belajar sebagai variabel intervening sebesar 6,6%. Hal ini mengandung arti bahwa pola asuh orang tua dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dan dengan motivasi belajar yang tinggi, maka prestasi belajar peserta didik juga akan tinggi.

8. Terdapat pengaruh positif dan signifikan orientasi tujuan berprestasi terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada peserta didik kelas X IIS SMA Negeri 2 Cepu tahun pelajaran 2014/2015 melalui motivasi belajar sebagai variabel intervening sebesar 10,3%. Hal ini mengandung arti bahwa peserta didik yang memiliki orientasi tujuan berprestasi yang baik dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, dengan motivasi belajar yang tinggi, maka prestasi belajarnya juga akan meningkat.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut:

1. Peserta didik hendaknya memperbaiki :

a. Orientasi tujuan berprestasi khususnya pada indikator penghargaan dan alasan kepuasan, mengingat skor indikator penghargaan dan alasan kepuasan memperoleh skor terendah atau pada kategori kurang dari indilakator lain dalam mengukur orientasi tujuan berprestasi peserta didik. Hal tersebut dapat ditempuh dengan peserta didik belajar dengan tekun dan baik agar hasil yang diperoleh maksimal sehingga mendapatkan pujian dan penghargaan dari guru dan teman. Selain itu peserta didik yang memiliki orientasi penguasaan dapat menambah referensi bahan belajar sehingga pengetahuannya dapat meningkat sehingga dengan begitu mereka akan puas pada prestasi belajar yang diperoleh.

b. Selain memperbaiki indikator pada variabel orientasi tujuan berprestasi, variabel motivasi belajar peserta didik juga perlu diperbaiki, yaitu pada indikator dapat mempertahankan pendapatnya , karena indikator dapat mempertahankan pendapatnya memperoleh skor terendah diantara variabel yang lain dalam mengukur motivasi belajar. Hal tersebut dapat ditempuh dengan peserta didik mencari sumber-sumber referensi yang banyak sehingga apabila diskusi peserta didik memiliki argumen yang kuat untuk mempertahankan pendapatnya.

2. Guru hendaknya terus memberikan motivasi kepada peserta didik, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki orientasi tujuan berprestasi yang baik dan motivasi belajar yang tinggi agar prestasi belajar yang diterima peserta didik juga akan baik. Guru dapat membantu peserta didik memperbaiki indikator penghargaan dan alasan kepuasan dengan cara memberikan pujian kepada peserta didik yang memiliki orientasi kinerja atas nilai baik yang diterima peserta didik. Untuk peserta didik yang memiliki orientasi penguasaan guru dapat memberikan pujian atas pengetahuannya yang terus meningkat. Motivasi peserta didik dapat dikembangkan dan dibantu oleh guru dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempertahankan pendapatnya di dalam diskusi.

3. Orang tua hendaknya memperbaiki pola asuh yang diterapkan kepada anak, khususnya memperbaiki indikator komunikasi dua arah antara

orang tua dan anak karena indikator ini memperoleh skor terendah diantara indikator lain dalam mengukur pola asuh orang tua. Hal tersebut dapat ditempuh dengan cara orang tua selalu menyempatkan diri berkumpul dengan anak, kemudian bertanya aktivitas sehari-hari anak, serta bertanya masalah-masalah yang dialami oleh anak dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh anak.

4. Bagi penelitiannya selanjutnya

a. Ukuran sampel yang kecil dalam penelitian ini mungkin dapat mengurangi kekuatan pengujian statistik. Sehingga penelitian mendatang diharapkan dapat menggunakan ukuran sampel yang lebih besar.

b. Bentuk partial mediation dalam penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar bukan satu-satunya pemediasi hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Sehingga penelitian mendatang diharapkan dapat menggunakan variabel lain sebagai variabel mediasi.

c. Menambahkan teori motivasi belajar, yang berkaitan dengan motivasi belajar dapat dijadikan sebagai variabel intervening, yang dipengaruhi oleh pola asuh orang tua dan orientasi tujuan berprestasi.

Dokumen terkait