• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

G. Uji Keabsahan Data

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.18

Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi teknik, triangulasi sumber dan triangulasi waktu untuk mendapatkan data yang valid dan lebih kredibel.

36 BAB IV

PENINGKATAN PERAN RUMAH BACA SEBAGAI SUMBER BELAJAR MASYARAKAT PESISIR DI DUSUN POLONG DESA BUNGAIYA

KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

A. Ganbaran Umum Rumah Baca Masyarakat Pesisir 1. Sejarah Singkat

Rumah Baca ini berada di Jl. Patori dusun Polong desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar, di dirikan oleh bapak Agusta Herianto Nirwan akrab disapa Herianto. Rumah baca didirikan pada tahun 2020 dengan tujuan awal untuk menyediakan pelayanan edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan di sekitar pesisir dan laut, menjaga terumbu karang, sehingga masyarakat dapat lebih bijak tidak hanya dalam memanfaatkan hasil budi daya laut tetapi juga bisa lebih bijak dalam menjaga lingkungan pesisir dan laut itu sendiri. Tujuan inipun di dukung oleh tersedianya buku-buku ataupun majalah lingkungan, perikanan, terumbu karang dan budi daya hasil laut walaupun masih dalam jumlah yang terbatas. Beliau sendiri bekerja sama dengan Prof. Dedi Aduri, salah satu dosen yang berdomisili di Jakarta sekaligus sebagai penyumbang buku utama pada rumah baca bagi masyarakat pesisir. Melihat bahwa buku-buku yang disumbangkan bervariasi maka rumah baca inipun dijadikan sebagai sarana belajar yang tidak hanya menoton tentang lingkungan pesisir, terumbu karang, dan budi daya hasil laut saja tetapi ada banyak jenis buku yang dapat dipelajari termasuk buku IPA, IPS, fiksi, karya umum sampai buku agama (religi) pun ada.

2. Visi dan Misi Rumah Baca Masyarakat Pesisir a. Visi

Visi Rumah Baca yaitu pembudayaan masyarakat gemar membaca, pecerdasan masyarakat pesisir dalam mengelola lingkungan serta pencerdasan di bidang perikanan, terumbu karang, budi daya hasil laut dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

b. Misi

Misi Rumah Baca yaitu memberi layanan pustaka kepada masyarakat pesisir secara langsung, meningkatkan minat baca masyarakat serta meningkatkan penyediaan informasi dan bahan bacaan yang bervariasi.

3. Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Baca Masyarakat Pesisir

Guna mendukung operasional lancarnya pelayanan di Rumah Baca, Rumah Baca dikelolah oleh 2 orang pengelola tetap dan 1 orang dari seksi kegiatan dan perlengkapan, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.1

SDM Rumah Baca Masyarakat Pesisir

No Nama Bidang Kerja Jabatan

1 Agusta Herianto Nirwan

- Ketua Rumah Baca

2 Susi - Pengelola

3 Jihan Ramadani - Seksi kegiatan dan

perlengkapan

4. Struktur Organisasi Rumah Baca Masyarakat Pesisir

Struktur organisasi merupakan salah satu yang paling penting karena menghimpun bebeapa orang untuk bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diembannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini diperlukan dalam setiap organisasi karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, lancar atau tidaknya suatu organisasi yang dimiliki dan disesuaikan dengan kondisi dan aturan yang berlaku di tempat tersebut. Tujuan suatu organisasi dapat dicapai dengan efisien dan efektif apabila terhadap suatu sistem kerja yang baik, baik melalui pembagian tugas dan tanggung jawab maupun wewenang. Efisien disini melanjutkan tugasnya masing-masing dapat mencapai perbandingan yang terbaik antara hasil karya dan usaha. Peranan suatu organisasi yang ada dapat dijalankan dengan tertib. Hal ini dipersatukan dengan tata hubungan yang sederhana dan harmonis serta dapat berhasil. Struktur Organisasi Rumah Baca digambarkan didalam skema berikut ini:

STRUKTUR ORGANISASI RUMAH BACA

KETUA

AGUSTA HERIANTO NIRWAN

WAKIL KETUA YULIANA SAFITRI, S.E

SEKRETARIS GUNAWAN, S.Pd

BENDAHARA FITRIANI, S.E

WAKIL SEKRETARIS JESIKA SETIAWATI

WAKIL BENDAHARA RINA ANGGOTA

BIDANG PENGELOLA SUSI SUSANTI

SEKSI-SEKSI

PENGELOLA

KEGIATAN & PERLENGKAPAN

KETERTIBAN

PEMELIHARAAN &

KEBERSIHAN

INVENTARIS &

DOKUMENTASI

5. Prasarana Rumah Baca a. Rumah Baca

Rumah baca ini berada di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar. Rumah yang dijadikan rumah baca adalah rumah milik bapak Agusta Herianto Nirwan selaku pendiri sendiri, gazebo dan teras/serambi rumah milik nenek beliau sendiri yaitu ibu Rosiati. Konsep rumah baca yang diterapkan pada rumah baca oleh pendiri sendiri bersifat sederhana dimana beliau membuat sendiri lemari sebanyak 2 (dua) buah dan ditambah 1 (satu) lemari di rumahnya yang terbuat dari kayu yang kemudian digunakan untuk menyimpan dan menata buku-buku koleksi di rumah baca masyarakat pesisir.

Demikian halnya Rumah Baca bagi Masyarakat Pesisir, telah memiliki beberapa sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pengelolahan rumah baca, untuk lebih jelas rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Ruang Baca

Gazebo Serambi rumah

2 ruang 2 ruang 2 ruang

2 Meja baca 2 buah

3 Kursi 8 buah

4 Lemari buku 3 buah

5 Buku tamu 1 buah

6 Spanduk 3 buah

7 Toilet 1 buah

Sumber data: Rumah Baca Masyarakat Pesisir 2022 6. Layanan Rumah Baca

a. Sistem Layanan

Pelayanan Rumah Baca adalah suatu kegiatan memberikan pelayanan dan bantuan informasi kepada pengguna agar memperoleh bahan pustaka yang dibutuhkannya. Semua bahan pustaka yang telah siap disusun di rak untuk dibaca dan dipinjamkan bagi yang membutuhkannya.

b. Jenis Layanan Rumah Baca

Layanan rumah baca bagi masyarakat pesisir yaitu layanan umum serta sirkulasi. Layanan anak merupakan layanan yang ditujukan untuk anak-anak koleksinyapun berupa koleksi fiksi dan berbagai kegiatan yang melibatkan anak-anak. Layanan umum yaitu layanan yang tanpa membatasi masyarakat yang ingin mencari informasi di Rumah Baca, sedangkan layanan sirkulasi adalah suatu layanan yang memberikan kesempatan kepada pengguna untuk meminjam bahan dari Rumah Baca untuk dibawa keluar Rumah Baca. Namun sirkulasi juga dapat diartikan sebagai perputaran dan peredaran yang memiliki cakupan luas, tidak hanya terdiri dari suatu kegiatan yaitu peminjaman tetapi mencakup banyak kegiatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, penggunaan koleksi dengan cepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna jaza Rumah Baca, baik itu peminjaman maupun pengambilan bahan pustaka.

c. Koleksi Bahan Pustaka di Rumah Baca

Koleksi Rumah Baca merupakan salah satu faktor penunjang dalam hal mengembangkan literasi masyarakat dan minat baca masyarakat. Sehingga perlu adanya perhatian yang cukup terhadap keadaan koleksinya.

Rumah Baca menyediakan bahan bacaan bagi anak dalam bentuk komik, buku cerita (dongeng), buku mewarnai, buku ejaan, buku dzikir, buku untuk mengenal huruf-huruf hijaiyah dan belajar tajwid juga ada bahkan disediakan 4 iqra untuk anak-anak dan orang dewasa yang belum bisa mengaji. Rumah Baca Masyarakat Pesisir juga memiliki banyak buku yang beragam, rinciannya sebagai berikut:

Tabel 4.3

Koleksi Buku Rumah Baca Masyarakat Pesisir

NO Jenis Koleksi Buku

1 Karya Umum 55

2 Fiksi 76

3 Agama 56

4 Ensiklopedia 35

5 Biografi 13

6 Budaya 27

7 Sejarah 10

8 Pertanian 1

9 Lingkungan Hidup dan Kesehatan 12

10 Majalah 33

11 Ilmu Pengetahuan Sosial 21

12 Ilmu Pengetahuan Alam 137

13 TIK 13

14 Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan

20

Jumlah 509

B. Peningkatan Peran Rumah Baca sebagai Sumber Belajar Masyarakat Pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar

Era digital telah mengubah manusia menjadi pecandu teknologi sehingga kepekaan terhadap lingkungan berkurang, kerusakan terjadi dimana-mana sebagai akibat dari kebebasan subyektif yang menjadi produk barat dalam berinteraksi. Manusia secara umum adalah makhluk yang kompleks, dengan mengikuti perkembangan zaman yang terbuka tanpa adanya penyaringan atas informasi atau konten yang terdapat dalam internet akan sangat berpengaruh bagi perkembangan masyarakat terutama anak-anak dan remaja. Perlu dipahami bahwa setiap manusia pada hakikatnya tidak mungkin terlepas dari “hidup intern pribadi” dan “ekstern kehidupan antarpribadi”. Hidup intern pribadi merupakan cerminan bahwa manusia sebagai makhluk individu dan sekaligus makhluk Tuhan, sedangkan kehidupan ekstern antarpribadi merupakan cerminan bahwa manusia sebagai makhluk sosial.

Segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dengan komunikasi yang terjalin dalam interaksinya, komunikasi ini berperan penting dalam menentukan arah interaksi yang dilakukan sebagai alat untuk mencapai tujuan yang hendak dicapainya. Untuk menciptakan komunikasi yang baik dalam relasi yang terbangun maka dibutuhkan pendidikan atau pengetahuan sebagai bentuk pegangan dalam berinteraksi agar terarah dan tidak sembrono serta

menghindari kesalahan yang lebih fatal lagi dalam berinteraksi yang bisa menimbulkan kerusakan pada lingkungan. Sangat penting untuk membangun komunikasi yang berdasar pada pengetahuan agar tercipta kondisi yang harmonis dalam sebuah masyarakat.

Salah satu fasilitas yang bisa dipakai masyarakat terkhususnya masyarakat pesisir dalam meningkatkan pengetahuannya adalah pendidikan non-formal yaitu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang berbasis pada proses edukasi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan berdasar pada peningkatan produktivitas masyarakat, bukan hanya itu para pemerhati lingkungan dan literasi memiliki tujuan yang luhur untuk memberikan sumbangsih pada masyarakat secara langsung. Salah satunya adalah rumah baca bagi masyarakat pesisir yang berada di Dusun Polong Desa Bungaiya Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar, yangg berorientasi pada kegiatan edukasi seperti pencerdasan masyarakat pesisir dalam mengelola lingkungan serta pencerdasan di bidang perikanan, terumbu karang, budi daya hasil laut dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat bisa mengetahui lebih dalam tentang pengetahuan tersebut sehingga tercipta masyarakat yang cerdas dan peduli akan lingkungan.

Kegiatan edukasi dalam berbagai bentuk yang hadir di Kabupaten Kepulauan Selayar cukup berpengaruh dalam menunjang program-program pemerintah dalam menyejahterkan masyarakat, lembaga edukasi yang dibuat oleh para pemerhati pendidikan baik pada wilayah lingkungan dan literasi memiliki nilai yang tinggi dalam interaksi masyarakat. Lembaga ini membuka pikiran dan memberikan pengetahuan bagi masyarakat, terkhususnya anak-anak dan remaja sebagai generasi dalam melanjutkan estafet kehidupan.

Melihat kondisi lingkungan masyarakat yang tercemar dan kepekaan masyarakat berkurang terhadap lingkungan, dimana pada saat itu daerah pesisir pantai dijadikan tempat pembuangan sampah, sementara masyarakat lebih cenderung bermain gadget, menghabiskan sebagian waktunya dengan duduk duduk saja tanpa ada kegiatan positif di dalamnya, maka bapak Herianto berinisiatif untuk membuat rumah yang peduli tentang lingkungan, terumbu karang dan laut yang menjadikannya penting untuk diketahui. Hal ini dapat ditemukan dalam hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan menanyakan sejarah berdirinya Rumah Baca bagi Masyarakat Pesisir:

Pada tahun 2020 saya membuat rumah baca ini dengan memanfaatkan rumah saya sendiri kemudian saya membuat 2 lemari lagi sebagai tempat rak buku-buku dan kemudian saya sebar di dua tempat lagi yaitu di gazebo dan serambi rumah panggung milik kerabat yang jaraknya tidak jauh dari rumah. Saya membuat rumah baca ini karena prihatin melihat masyarakat sekitar menghabiskan waktunya dengan duduk-duduk saja, dari segi anak-anak juga saya melihat terlalu banyak menghabiskan waktu bermain, jadi saya berfikir daripada anak-anak main-main yang kurang bermanfaat, lebih baik diajak membaca.1

Segala bentuk usaha yang dilakukan oleh bapak Herianto untuk bisa mewujudkan apa yang menjadi keinginannya dalam mencapai masyarakat yang peduli dengan lingkungan di darat maupun laut, terumbu karang, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, rumah baca haruslah berjalan dengan baik dan efisien di tengah masyarakat, oleh karena itu mulailah dibentuk struktur organisasi rumah baca.

Dalam menggapai hal tersebut maka bapak Herianto melakukan kegiatan bersama dengan beberapa pengurus dan anggota yang nantinya akan terlibat dalam langsung pada rumah baca:

1Agusta Herianto Nirwan (45 Tahun), Kepala Rumah Baca di dusun Polong desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar, Wawancara, Ruang Tamu Rumah Baca, 21 Desember 2022.

Sebagai langkah untuk menjalankan rumah baca dengan baik, saya dan beberapa masyarakat di dusun Polong termasuk dari kalangan pelajar melakukan musyawarah pembentukan pengurus dan susunan pengelola rumah baca masyarakat pesisir, tepat pada hari rabu tanggal 18 November 2020.2

Peneliti menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh bapak Herianto merupakan hal yang baru di Dusun Polong Desa Bungaiya, yang mampu membawa perubahan atas relasi sosial yang ada. Kreativitas dan tekad yang kuat adalah modal utama dalam membangun Rumah Baca Masyarakat Pesisir.

Mengingat betapa besar usaha yang bapak Herianto lakukan dengan pihak yang bekerja sama dengan beliau yang sekaligus sebagai penyumbang utama dan terbesar dalam pengadaan buku-buku sehingga terciptanya Rumah Baca yang memberikan manfaat dan menjadi sumber belajar kedua yang bersifat non-formal dengan kegiatan yang bersifat positif dan edukatif untuk membangun sebuah masyarakat yang cerdas dan berpengetahuan.

Salah satu bentuk usaha tersebut dikemukakan oleh bapak Herianto, dalam hasil wawancara dengan peneliti dalam mendapatkan buku-buku pustaka:

Hampir Semua buku dan majalah yang ada di Rumah Baca saat ini berasal dari Prof. Dedi Aduri, beliau mengirimkannya secara langsung dari jakarta melalui kantor pos. pengirimannya dilakukan dengan cara bertahap/tidak sekaligus dimulai dari tahun 2020 sampai sekarang beliau masih ingin menyumbang. Semua biaya pengiriman ditangani/ditanggung oleh beliau sendiri, saya tinggal mengambilnya di kantor pos. Kantor pos berada di kota Benteng yang jaraknya lumayan jauh dari kampung saya, tapi itu tidak jadi masalah. Buku-buku di sini ada banyak dan bervariasi sehingga memungkinkan masyarakat terkhususnya anak-anak dan remaja untuk memilih buku mana yang mereka inginkan untuk dibaca dan dipelajari.3

Segala bentuk usaha yang dilakukan oleh bapak Herianto untuk bisa mewujudkan apa yang menjadi keinginannya dalam mencapai masyarakat yang

2Agusta Herianto Nirwan (45 Tahun), Kepala Rumah Baca di dusun Polong desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar, Wawancara, Ruang Tamu Rumah Baca, 21 Desember 2022.

3Agusta Herianto Nirwan (45 Tahun), Kepala Rumah Baca di dusun Polong desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar, Wawancara, Ruang Tamu Rumah Baca, 21 Desember 2022.

peduli dengan lingkungan di darat maupun laut, terumbu karang, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Sebagaimana yang telah disampaikan oleh informan yang merupakan pemilik dari rumah baca masyarakat pesisir sendiri, peneliti menganggap bahwa rumah baca masyarakat pesisir memiliki peran yang sangat penting dan dibutuhkan oleh lingkungan sosial di daerah pesisir tidak hanya di Dusun Polong, tetapi juga pada dusun-dusun lain di Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar.

Peran dari rumah baca bagi masyarakat pesisir semakin terlihat dan dirasakan oleh pendiri dan pengelola rumah baca setelah melakukan sosialisasi atau pengenalan secara sederhana tentang keberadaan rumah baca pada awal-awal berdirinya dengan mengabarkan kepada teman-teman dan kerabatnya yang ada di setiap dusun di desa Bungaiya sehingga banyak dari mereka yang datang untuk membaca dan terkadang meminjam buku. Hal ini juga dapat ditemukan dalam hasil wawancara peneliti dengan menanyakan sejauh mana selama ini peningkatan peran oleh rumah baca sendiri:

Pada awal-awal berdirinya rumah baca bagi masyarakat pesisir, saya mengabarkan/memberitahukan kepada teman-teman, kerabat terdekat bahkan sampai ke dusun paling ujung di Desa Bungaiya ini. Mereka sudah mengetahui bahwa di Dusun Polong ini ada rumah baca dan mereka terkadang datang membaca dan meminjam buku walaupun tidak di administrasikan sebagian.4

Rumah baca masyarakat pesisir merupakan salah satu lembaga edukasi yang berpengaruh dalam melakukan perubahan atas perkembangan masyarakat, dengan adanya rumah baca ini menjadi harapan dan ruang bagi masyarakat dalam memperdalam pengetahuan dan kepeduliannya mengenai pentingnya menjaga lingkungan tempat tinggal dan pengetahuan umum lainnya. Menyadari hal itu,

4Agusta Herianto Nirwan (45 Tahun), Kepala Rumah Baca di dusun Polong desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar, Wawancara, Ruang Tamu Rumah Baca, 21 Desember 2022.

bapak Herianto juga melakukan kegiatan positif lainnya dengan menyumbangkan buku-buku ke beberapa sekolah di desa Bungaiya.

Berdasarkan kegiatan wawancara yang telah peneliti lakukan bersama dengan beberapa informan, maka ditarik kesimpulan bahwa peningkatan peran rumah baca sebagai sumber belajar masyarakat pesisir di dusun Polong desa Bungaiya mengalami peningkatan dengan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. membuat dua lemari sebagai tempat rak buku

2. memanfaatkan gazebo dan serambi rumah kerabat sebagai ruang baca 3. membentuk struktur organisasi/pengurus rumah baca

4. membentuk kerja sama dengan penyumbang buku 5. melakukan sosialisasi sederhana ke teman/kerabat, serta

6. menyumbang buku ke beberapa sekolah yang ada di sekitar desa Bungaiya.

Dengan ini peneliti melihat bahwa peran rumah baca bagi masyarakat pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar telah mengalami banyak peningkatan dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada rumah baca, telah banyak memberikan sumbangsih yang sangat baik dalam meningkatkan kualitas masyarakat.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dari Usaha Pengelola Rumah Baca dalam menjadikan Rumah Baca sebagai Sumber Belajar bagi Masyarakat Pesisir

1. Faktor Pendukung

Dalam menjadikan rumah baca sebagai sumber belajar bagi masyarakat pesisir, memang memiliki faktor pendukung yang kuat dari minat pendiri,

masyarakat, dan koleksi buku. Hal ini didukung oleh pernyataan pendiri, dan masyarakat, yang menggambarkan kepuasan terhadap aktivitas dan layanan rumah baca masyarakat pesisir dari segi pengadaan buku, dan fasilitas yang disediakan walaupun dalam jumlah yang terbatas.

Bapak Herianto selaku pendiri rumah baca mengungkapkan sebagai berikut:

karena keinginan, niat yang begitu kuat, serta dukungan dari penyumbang buku yang siap membantu makanya saya membangun rumah baca ini.

Kemudian Saya juga memiliki beberapa keponakan yang masih sekolah dan melihat bahwa mereka kurang memiliki buku-buku bacaan untuk dijadikan bahan pelajaran di rumah, itulah yang memperkuat niat dan menjadi faktor pendukung sehingga terciptalah rumah baca ini.5

selain itu, dari segi anak-anak juga merasa bersemangat dengan adanya rumah baca masyarakat pesisir, pasalnya di rumah baca tersebut banyak menyediakan buku-buku mewarnai/bergambar, dongeng, cerita rakyat sampai majalah anak-anak juga tersedia di rumah baca.

Hal demikian juga disampaikan oleh ketua rumah baca masyarakat pesisir dalam wawancara berikut:

Banyak dari kalangan anak-anak yang sangat bersemangat untuk datang mewarnai, membaca dan meminjam buku-buku bergambar. Biasanya mereka datang membawa pensil warna dan buku tulis, tidak jarang juga bertanya perihal terjemahan dari buku-buku cerita yang bertuliskan bahasa inggris yang sebenarnya saya juga kurang tahu, tapi itu membuat suasana rumah baca menjadi semakin seru dengan kehadiran mereka.6 Pendapat yang lain juga datang dari masyarakat terkhususnya kalangan ibu-ibu rumah tangga yang mengungkapkan pendapatnya dalam wawancara bersama peneliti, sebagai berikut:

5Agusta Herianto Nirwan (45 Tahun), Kepala Rumah Baca di dusun Polong desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar, Wawancara, Ruang Tamu Rumah Baca, 21 Desember 2022.

6Agusta Herianto Nirwan (45 Tahun), Kepala Rumah Baca di dusun Polong desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar, Wawancara, Ruang Tamu Rumah Baca, 21 Desember 2022.

Saya biasa ke rumah baca yang di gazebo pada waktu sesudah salat ashar dengan ibu herlina. Sepengetahuan saya yang menjadi nilai lebih dari rumah baca masyarakat pesisir sendiri adalah memiliki bahan bacaan yang banyak dengan buku yang bervariasi sehingga memudahkan saya dalam membaca dan mepelajari yang sesuai dengan keinginan saya sendiri.

Terlebih ketika membaca di gazebo kami di sajikan langsung dengan pemandangan yang indah karena tidak terlalu berjauhan dengan pantai sehingga mudah melihat matahari terbenam yang juga menjadi pertanda waktu waktu salat magrib sudah hampir tiba. Dengan fasilitas ini, kami dapat belajar dengan belajar dengan nyaman dan dapat terus berkembang, Insyaa Allah.7

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pendiri dan masyarakat diperoleh informan tentang beberapa faktor pendukung yang ada di rumah baca dalam membantu memfungsikan dirinya sebagai sumber belajar masyarakat pesisir. Dalam menjadikan dirinya sebagai sumber belajar masyarakat pesisir memiliki faktor pendukung pada aspek 1) minat pendiri dan masyarakat, 2) koleksi buku yang beragam, serta 3) fasilitas yang disediakan rumah baca cukup memadai.

Buku-buku bacaan yang tersedia sampai saat ini sudah bisa di bilang cukup lengkap diberbagai bidang baik untuk usia anak-anak sampai untuk orang dewasa dan orang tua walaupun pada kenyataannya rumah baca masih dan membutuhkan lebih banyak lagi buku sebagai bahan pustaka, tetapi rumah baca masyarakat pesisir akan mampu menggandeng masyarakat dan memenuhi kebutuhan belajar yang lebih luas.

2. Faktor Penghambat

Setiap menjalankan program ataupun kegiatan pasti akan menemui dimana penghambat itu muncul, seperti rumah baca bagi masyarakat pesisir, pengelola rumah baca ini memiliki beberapa faktor penghambat yang menahan laju perkembangannya, seperti bangunan rumah baca, tenaga pengelola dan administrasi. Ketiga aspek penghambat tersebut sangat mempengaruhi rumah

7Andi Amang (47 Tahun), pengunjung Rumah Baca, Wawancara, Rumah, 22 Desember 2022

baca bagi masyarakat pesisir baik dalam mobilitas, pengelolaan, serta dalam merealisasikan program kegiatan. Masalah ini dijelaskan oleh beberapa pengelola maupun masyarakat yang beraktivitas di rumah baca masyarakat pesisir.

Bapak Herianto selaku ketua dan pendiri rumah baca masyarakat pesisir mengungkapkan:

Tentu ada nak faktor penghambat rumah baca masyarakat pesisir dalam memfungsikan diri sebagai sumber belajar masyarakat diantaranya jam operasional rumah baca, tenaga pengelola, dan administrasi. Rumah baca sebenarnya buka setiap hari tetapi terkadang saya dan istri juga punya urusan penting diluar sehingga harus menutup rumah otomatis saya juga tutup pelayanan rumah baca yang di rumah saya, selain itu juga tidak adanya pengurus yang lain yang berjaga sehingga au tidak mau saya tutup.

Untuk 2 rumah baca yang lain yang di gazebo dan serambi rumah kerabat saya terbuka setiap hari cuman untuk urusan pinjam meminjam biasanya sudah tidak di dministrasikan bila mana saya tidak dilokasi. Sementara itu, untuk bangunan dari rumah baca itu sendiri sebenarnya saya ingin membuatkan tempat khusus jadi nanti bahan pustaka yang ada di rumah tinggal dipindahkan tetapi menunggu waktu dan dana yang cukup baru bisa terealisasikan.8

Permasalahan di rumah baca masyarakat pesisir yang mengganggu rumah baca dalam memfungsikan diri sebagai sumber belajar masyarakat pesisir tersebut juga dirasakan oleh pengelola lain. Pernyataan ketua rumah baca juga diperkuat oleh pernyataan pengelola lain yang tidak lain adalah istri dari bapak Herianto sendiri.

Ibu Susi selaku pengelola juga mengungkapkan perihal yang hampir sama mengenai pengelola rumah baca:

kami juga kekurangan tenaga ini nak dari pihak pengurus rumah baca, kebanyakan dari mereka ada yang bekerja diluar kota bahkan ada yang diluar provinsi, pengurus yang berstatus pelajar juga kuliah di Makassar sehingga tinggal kami berdua dan keponakan yang urus ini rumah baca.

Jadi begitumi kalau kami pergi, yang rumah baca di rumah juga kami tutup karena tidak ada yang berjaga.9

8Agusta Herianto Nirwan (45 Tahun), Kepala Rumah Baca di dusun Polong desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar, Wawancara, Ruang Tamu Rumah Baca, 21 Desember 2022.

9Susi Susanti (39 Tahun), Kepala Rumah Baca di dusun Polong desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar, Wawancara, Rumah, 21 Desember 2022.

Dokumen terkait