• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Peran Rumah Baca sebagai Sumber Belajar Masyarakat Pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Peningkatan Peran Rumah Baca sebagai Sumber Belajar Masyarakat Pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Oleh:

Melinda Safitri NIM: 20100119052

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2023

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Melinda Safitri

NIM : 20100119052

Tempat Tanggal Lahir : Polong, 12 September 2000

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : Jl. Veteran Bakung No. 58 Samata Kel. Samata, Sungguminasa, Kec. Somba Opu, Kabupaten

Gowa, Sulawesi Selatan

Judul : “Peningkatan Peran Rumah Baca sebagai Sumber Belajar Masyarakat Pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar”

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, baik sebagian atau keseluruhannya maka skripsi beserta gelar yang didapatkan batal demi tegaknya hukum yang berlaku.

Samata, 20 Maret 2023

Melinda Safitri NIM 2010011052

(3)

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

(4)

iv

KATA PENGANTAR

ِمْي ِحَّرلا ِنَمْحَّرلا ِالله ِمــــــــــــــــــْسِب

ُدْعَـب اَّمَأ ، َه َلَاَو ْنَمَو ِهِبْحَصَو ِهِلآ ىَلَعَو ِالله ِلْوُسَر ىَلَع ُم َلََّسلاَو ُة َلََّصلاَو ِلله ُدْمَحـلا

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji penulis haturkan kepada Allah subhanahu wata’ala karena berkat rahmat dan pertolongan-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi kita yang mulia Muhammad shallallahu alaihi wa sallam serta kepada seluruh keluarga, kerabat dan sahabat beliau.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini terdapat banyak kesulitan dan tantangan yang dihadapi, namun berkat ridha Allah subhanahu wata’ala dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga Alhamdulillah segala kesulitan dan tantangan yang penulis hadapi dapat teratasi.

Oleh karena itu, lewat tulisan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Dari lubuk hati yang terdalam penulis mengucapkan permohonan maaf dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Agusta Herianto Nirwan dan ibunda Dewi Hajar Setiawati, yang telah mencurahkan kasih sayangnya dengan ikhlas membesarkan, mendidik, menjaga, dan tidak henti-hentinya memberikan dukungan serta kontribusinya dalam hal biaya kuliah penulis dan juga doanya yang tidak terputus, semoga Allah subhanahu wata’ala selalu meridhoi dan memberkahi mereka.

Tak lupa pula penulis juga mengucapkan begitu banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. H. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, beserta Wakil Rektor I Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag., Wakil

(5)

v

Rektor II Prof. Dr. H. Wahyuddin Naro. M.Hum., Wakil Rektor III Prof. Dr. H. Darussalam, M.Ag., dan Wakil Rektor IV Dr. H.

Kamaluddin Abunawas, M.Ag., yang selama ini berusaha memajukan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dan memfasilitasi kami demi kelancaran dalam proses penyelesaian studi kami.

2. Dr. H. A. Marjuni, S.Ag., M.Pd., selaku dekan fakultas Tarbiyah dan Keguruan, beserta, Wakil Dekan I Dr. M. Shabir U., M.Ag., Wakil Dekan II Dr. M. Rudi, M.Ag. dan Wakil Dekan III Dr. H. Ilyas, M.Pd., M.Si. atas dedikasinya dalam memimpin Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

3. Dr. H. Syamsuri, S.S., M.A. dan Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd.I.

selaku ketua jurusan dan sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Alauddin Makassar atas dukungan dan arahan yang telah diberikan dari awal kuliah hingga selesai proses perkuliahan.

4. Dr. Muhammad Rusmin B., M.Pd.I. dan Dr. Abudzar Al Qifari, M.Pd.I. selaku pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktunya untuk membimbing, memberikan banyak masukan-masukan baru, perbaikan dan pengetahuan baru dalam penyusunan skripsi.

5. Drs. Mappasiara, M. Pd.I. dan Muhammad Iqbal, S.H.I., M.H.I. selaku penguji I dan Penguji II yang telah meluangkan waktunya untuk menguji dan memberikan arahan, koreksi dan banyak masukan dalam perbaikan skripsi ini.

6. Para Dosen, Staf, Karyawan/karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang berkontribusi dan memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

(6)

vi

7. Agusta Herianto Nirwan dan Dewi Hajar Setiawati selaku orang tua penulis yang telah mencurahkan cinta dan kasih sayangnya dengan mendukung penulis dari segi material dan non-material sehingga penulis bisa sampai pada tahap penyelesaian skripsi ini.

8. Jesika Setiawati, segenap keluarga besar, teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis tulis satu persatu yang telah banyak memberikan sumbangsih kepada penulis selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

(7)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ... 12

C. Rumusan Masalah ... 13

D. Kajian Pustaka ... 13

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 17

BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Rumah Baca ... 20

B. Sumber Belajar ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 25

B. Pendekatan Penelitian ... 26

C. Sumber Data ... 27

D. Metode Pengumpulan Data ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 30

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 31

G. Uji Keabsahan Data ... 34

(8)

viii

BAB IV PENINGKATAN PERAN RUMAH BACA SEBAGAI SUMBER BELAJAR MASYARAKAT PESISIR DI DUSUN POLONG DESA BUNGAIYA KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

A. Gambaran Umum Rumah Baca ... 36 B. Peningkatan Peran Rumah Baca Sebagai Sumber Belajar Masy-

arakat Pesisi ... 43 C. Faktor Pendukung dan Penghambat dari Usaha Pengelola Rumah Baca bagi Masyarakat Pesisir ... 48 D. Strategi yang digunakan Peneliti dalam Meningkatkan Minat

Baca Masyarakat Pesisir ... 53 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 58 B. Implikasi ... 59 DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ... 12

Tabel 4.1 Sumber Daya Manusia Rumah Baca ... 37

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana Rumah Baca... 40

Tabel 4.3 Koleksi Buku Rumah Baca ... 42

(10)

x ABSTRAK Nama : Melinda Safitri

Jurusan/Fakultas : Pendidikan Agama Islam

Judul : Peningkatan Peran Rumah Baca sebagai Sumber Belajar Masyarakat Pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan peningkatan peran rumah baca sebagai sumber belajar masyarakat pesisir. 2) mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dari usaha pengelola rumah baca dalam menjadikan rumah baca sebagai sumber belajar bagi masyarakat pesisir. 3) mendeskripsikan strategi yang digunakan peneliti dalam meningkatkan minat baca masyarakat pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar.

Dalam menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun sumber data penelitian ini adalah kepala/ketua rumah baca, pengelola, buku-buku (koleksi bahan pustaka) dan yang berkaitan dengan Rumah Baca. Selanjutnya teknik pengolahan dan analisis data dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sedangkan uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi dan jenis triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi teknik, sumber dan waktu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peningkatan Peran Rumah Baca sebagai Sumber Belajar Masyarakat Pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar telah mengalami banyak peningkatan, terbukti dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh ketua dan pengelola pada rumah baca yaitu 1) membuat dua lemari sebagai tempat rak buku, 2) memanfaatkan gazebo dan serambi rumah kerabat sebagai ruang baca, 3) membentuk struktur organisasi/pengurus rumah baca, 4) membentuk kerja sama dengan penyumbang buku, 5) melakukan sosialisasi sederhana ke teman/kerabat dan 6) menyumbang buku ke beberapa sekolah yang ada di sekitar desa Bungaiya. Kemudian Faktor pendukung dari usaha rumah baca dalam menjadikan rumah baca sebagai sumber belajar masyarakat pesisir di dusun Polong desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar adalah pada aspek 1) minat pendiri dan masyarakat, 2) koleksi buku yang beragam serta 3) fasilitas yang disediakan rumah baca cukup memadai.

Sedangkan faktor penghambatnya sendiri ada lima faktor yang menghambatnya, yaitu 1) jam operasional rumah baca yang tidak menentu, 2) bangunan rumah baca, 3) tenaga pengelola, 4) administrasi, serta 5) belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah untuk ikut serta dalam membangun dan memajukan rumah baca. Adapun strategi yang dilakukan oleh peneliti dalam meningkatkan minat baca masyarakat pesisir adalah 1) melakukan pembenahan pada rumah baca, 2) memperkenalkan rumah baca dan mengajak masyarakat untuk berkunjung, 3) melakukan sosialisasi ke sekolah, 4) melakukan kegiatan belajar mengajar seperti menggambar, mewarnai, dan membaca buku bersama masyarakat di rumah baca serta 5) membuat papan bicara untuk rumah baca masyarakat pesisir.

Implikasi dari penelitian ini adalah kepada rumah baca agar menyediakan buku-buku kreatif nelayan dan petani serta buku-buku semacamnya yang bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat setempat, peneliti juga berharap kepada seluruh masyarakat pesisir agar lebih sering berkunjung dan belajar di rumah baca, memastikan tersedianya jadwal operasional rumah baca secara konsisten serta peneliti mendukung sepenuhnya bahwa rumah baca dibuatkan bangunan khusus.

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tantangan bangsa Indonesia dalam menghadapi era globalisasi pada saat ini bukan semakin ringan, tetapi justru semakin kompleks dan berat. Salah satunya yakni mengenai penyediaan sumber daya manusia yang unggul, berdaya saing, dan memiliki karakter yang positif. Hal ini disebabkan karena kunci utama dalam memenangkan persaingan global terletak pada kualitas sumber daya manusia. Jika suatu bangsa mampu mencetak dan menyediakan sumber daya manusia yang unggul, maka suatu keniscayaan bagi bangsa tersebut untuk menjadi bangsa yang maju dan makmur, begitu pula sebaliknya. Kebangkitan dan keruntuhan suatu bangsa tergantung pada sikap dan tindakan mereka sendiri.

Sebagaimana Allah swt berfirman dalam QS al-Ra’d/13: 11.

تََٰبِ قَعُم ۥُهَل ٞ

نِ م ِ ۡيَب ِهۡيَدَي ۡنِمَو ِهِفۡلَخ ِم ۥُهَنوُظَفَۡيَ ۦ َأ ۡن

ٱ ِر ۡم هَِّلل اَم ْاوُِ يَّغُـي ََّٰتََّح ٍمۡوَقِب اَم ُِ يَّغُـي َلَ ََّللٱ َّنِإ

م ۡوَقِب َُّللٱ َداَرَأ ٓاَذِإَو هۡمِهِسُفنَِبِ

ءٓوُس ٞ ا ٞ َلََف َّدَرَم

ُهَل ُد نِ م مَُلَ اَمَو ۚۥ ٍلاَو نِم ۦِهِنو

Terjemahnya:

Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.1

Kalimat yang menyebutkan bahwa Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri, bahwa Allah ingin menjelaskan bahwa nasib umat manusia baik individu maupun sosial, berada di tangan manusia sendiri. Seandainya akan terjadi perubahan dalam

1Kementerian Agama RI, Al-Kamal Al-Qurán Tajwid Warna Transliterasi Per Kata Terjemah Per Kata (Jakarta Pusat: Pustaka Jaya Abadi, 2016), h. 250.

(12)

sistem masyarakat seperti perubahan kondisi masyarakat yang rusak menjadi masyarakat yang baik dan sistem keadilan menggantikan kedzaliman, maka hendaknya manusia tidak menunggu mukjizat dari Allah. Nasib setiap masyarakat ditentukan oleh anggota masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang baik akan mendapat curahan berkah dari Allah swt dan sebaliknya masyarakat yang menyimpang mendapat murka dan azab Allah. Kondisi baik buruknya manusia tergantung ke arah mana mereka menjalani kehidupannya.

Oleh karenanya, kecenderungan negara-negara yang maju di dunia saat ini bukan berasal dari negara-negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah, bahkan bisa dikatakan kebanyakan berasal dari negara yang miskin sumber daya alam, tetapi mereka memiliki sumber daya manusia unggul dan kompetitif.

Sebagaimana diungkapkan Riant Nugroho, kekayaan yang berlimpah limpah dari suatu bangsa tidak selalu identik dengan tingkat kesejahteraan yang dimiliki bangsa tersebut.2 Bangsa-bangsa yang kaya dengan kekayaan alam minyak, gas, batu bara, emas, nikel, dan seterusnya atau kaya dengan tanahnya yang subur sehingga tanaman apa saja dapat tumbuh tidak selalu menjadi bangsa yang kaya raya. Alllah swt menyediakan semua yang dibutuhkan oleh manusia di bumi untuk dikelola dengan baik, kemudian dari bumi yang satu dibagi lagi oleh manusia menjadi beberapa negara. Negara-negara yang ada di dunia ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing seperti dari segi sumber daya alam yang melimpah sebagai kelebihan sedangkan kelemahannya terdapat pada sumber daya manusianya yang kurang kompeten dalam mengelolahnya.

Era globalisasi ini, perkembangan informasi semakin pesat. Ilmu pengetahuan menjadi semakin berkembang, dengan begitu kebutuhan informasi

2Riant Nugroho, Memahami Latar Belakang Pemikiran Entrepreneurship Ciputra (Cet.

II; Jakarta : Elex Media Komputindo, 2010), h. 85.

(13)

masyarakat pun semakin bertambah banyak. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pun demikian, oleh karena itu peran perpustakaan sebagai wadah ilmu pengetahuan sangatlah diperlukan.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa

Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.3

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia no 43 tahun 2007 pasal 1 ayat 1 menunjukkan bahwa perpustakaan sebagai sebuah institusi harus dapat mengelola berbagai sumber ilmu pengetahuan baik itu cetak atau non cetak dengan baik agar bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pemustakanya. Dengan adanya pengelolaan sumber bacaan yang baik, maka kebutuhan informasi masyarakat pemustaka dapat terpenuhi dengan baik. Melalui fasilitas dan sarana prasarana yang telah dikelola dengan baik, masyarakat dapat meningkatkan kualitas diri.

Perpustakaan merupakan tempat menyimpan berbagai jenis informasi dalam berbagai ragam tampilan yang sekaligus berfungsi sebagai sumber belajar.

Perpustakaan tidak hanya menyimpan dan melayani bahan pustaka atau media cetak saja tetapi juga berbagai jenis media audio, visual, dan audiovisual. Bahkan untuk efisiensi, banyak perpustakaan menyediakan ruang dan peralatan media audio. Disamping itu, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memungkinkan perpustakaan konvensional berkembang menjadi perpustakaan elektronik (e-Library) atau perpustakaan digital. Perpustakaan ini memberikan pelayanan untuk memperoleh informasi dalam format elektronik

3Jogloabang, Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan (Redaksi: Jl. Suryodiningrat, Yogyakarta), h. 2.

(14)

serta dapat diakses melalui web site dalam bentuk audio, audiovisual, dan bahan pustaka dengan menggunakan komputer.4

Kehadiran perpustakaan sekolah diharapkan dapat meningkatkan minat baca dan dianggap sebagai sumber belajar. Hal ini sejalan dengan penjelasan Bafadal bahwa manfaat perpustakaan sekolah, yaitu: pertama, dapat menimbulkan kecintaan peserta didik terhadap membaca; kedua, dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik; ketiga, dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya peserta didik mampu belajar mandiri;

keempat, dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca; kelima, dapat membantu perkembangan kecakapan bahasa; keenam, dapat melatih peserta didik ke arah tanggung jawab; ketujuh, dapat memperlancar peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah; kedelapan, dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran; dan kesembilan, dapat membantu peserta didik, guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.5

Menurut peneliti, keberadaan sebuah perpustakaan didalam suatu komunitas masyarakat bisa saja ada hal-hal yang mendasarinya seperti pertama, ada keinginan yang datang dari kalangan masyarakat untuk terselanggaranya perpustakaan, karena mereka membutuhkan. Kedua, adanya keinginan pemimpin selaku penanggungjawab institusi untuk membangun perpustakaan. Ketiga, adanya kebutuhan yang dirasakan oleh kelompok masyarakat tertentu tentang pentingnya sebuah perpustakaan. Keempat, wadah atau tempat yang bisa untuk menampung, mengolah, memelihara dan memberdayakan berbagai hasil karya

4B.P. Sitepu, Pengembangan Sumber Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 13.

5Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Cet. VII; Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 5.

(15)

umat manusia dalam bentuk ilmu pengetahuan, sejarah, penemuan, budaya, dan lain sebagainya.

Ilmu pengetahuan menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Maka perpustakaan selaku lembaga yang menyediakan informasi dan ilmu pengetahuan sangatlah penting keberadaannya di lingkungan masyarakat. Perpustakaan di masyarakat sangat dibutuhkan karena sebagai lembaga yang menyediakan fasilitas dan kemudahan dalam hal akses informasi dan dapat membantu dalam pelestarian karya masyarakat.

Perpustakaan ditujukan sebagai sarana belajar yang dibentuk dan didirikan oleh dan untuk masyarakat. Maka dari itu sudah sepantasnya jika masyarakat ikut serta berpartisipasi dalam proses mengembangkan perpustakaan.

Peran pengelola perpustakaan serta masyarakat dalam memanfaatkan perpustakaan diharapkan mampu menjadikan perpustakaan sebagai sarana dan wadah bagi sumber belajar masyarakat. Belajar adalah suatu proses pribadi yang tidak harus dan/atau merupakan akibat kegiatan pembelajaran. Guru melakukan kegiatan pembelajaran tidak selalu diikuti terjadinya kegiatan belajar pada siswa.

Sebaliknya, siswa dapat melakukan kegiatan belajar tanpa harus ada guru yang mengajarkan. Dengan demikian, tegas Warsita, belajar sesungguhnya (the real learning) perlu adanya sumber belajar.6

Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri setiap individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Seseorang seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau pendidik saja tetapi dapat pula belajar dari berbagai sumber belajar yang tersedia di lingkungannya. Oleh sebab itu, sumber belajar adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat

6Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dam Aplikasinya (Jakarta:

Rineka Cipta, 2008), h. 208.

(16)

agar memungkinkan seseorang belajar secara individual. Jadi konsep sumber belajar mempunyai makna yang sangat luas, meliputi segala yang ada di jagad raya ini.

Adapun menurut asosiasi teknologi komunikasi pendidikan (AECT), yang dikutip oleh Andi Prastowo bahwa sumber belajar meliputi semua sumber baik berupa data, orang atau benda yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) bagi seseorang.7 Oleh karena itu, sumber belajar adalah semua komponen sistem instruksional, baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya, dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.

Tidak terkecuali dengan al-Qur’an, ia juga merupakan komponen sistem instruksional yang sangat penting yang dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa al-Qur’an itu sendiri adalah harta warisan paling berharga dari Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam yang berlaku sampai akhir zaman untuk umat-Nya. Al-Qur’an mengandung akidah dan tauhid, ibadah, akhlak, hukum, sejarah atau kisah umat masa lalu, hikmah, dan dasar-dasar ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi.

Al-Quran menekankan betapa pentingnya belajar, terlebih tentang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal itu diisyaratkan pada saat ayat al-Quran pertama kalinya diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril yaitu QS al-‘Alaq/96: 1-5.

ِم ۡسٱِب ۡ أَر ۡـقٱ َقَلَخ يِذَّلٱ َكِ بَر

) ١ ( ٍقَلَع ۡنِم َنََٰسنِ ۡلۡٱ َقَلَخ )

٢ (

ۡ أَر ۡـقٱ َرَو َۡلٱ َك ب ُمَر ۡك ) ٣ ( َمَّلَع يِذَّلٱ

ِمَلَق ۡلٱِب ) ٤ ۡمَلۡعَـي َۡلَ اَم َنََٰسنِ ۡلۡٱ َمَّلَع ( )

٥ (

Terjemahnya:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang

7Andi Prastowo, Sumber Belajar & Pusat Sumber Belajar (Cet. I; Depok: Prenada Media Group, 2018), h. 28.

(17)

maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.8

Ayat yang pertama kali diturunkan tersebut diawali dengan perintah untuk membaca. Ketika ayat ini turun, Nabi Muhammad saw diperintahkan oleh Allah untuk belajar membaca dikarenakan ketika itu beliau masih buta huruf aksara. Dengan usaha yang kuat dalam belajar membaca dari ayat qur’aniyah (ayat yang tertulis) dan ayat qauliyah (ayat yang tidak tertulis atau telah nampak di alam), ia dapat menghasilkan ilmu fikih, akhlak, hukum-hukum dan lainnya dari ayat-ayat qur’aniyah dan menghasilkan ilmu sains seperti astronomi, biologi, kimia dan lainnya dari ayat-ayat kawliyah.

Membaca adalah salah satu cara terpenting dalam proses belajar untuk memperoleh dan menguasai suatu ilmu pengetahuan. Ini mengindikasikan bahwa al-Qur’an menekankan betapa pentingnya membaca dalam upaya mencari dan menguasai ilmu pengetahuan. Al-Qur’an banyak mendorong umat manusia untuk menggali, meneliti, dan mengembangkan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan dan kesejahteraan hidupnya.

Allah swt berfirman dalam QS at-Taubah/9:122.

َّفٓاَك ْاوُرِفنَيِل َنوُنِمۡؤُم ۡلٱ َناَك اَمَو ة

َقۡرِف ِ لُك نِم َرَفَـن َلَۡوَلَـف ۚۚ ٞ ة

ةَفِئٓاَط ۡمُهۡـنِ م ٞ ٞ

ٱ ِفِ ْاوُهَّقَفَـتَـيِ ل ِنيِ دل

ُيِلَو ْاوُر ِذن

َنوُرَذَۡيَ ۡمُهَّلَعَل ۡمِهۡيَلِإ ْآوُعَجَر اَذِإ ۡمُهَمۡوَـق )

١٢٢ (

Terjemahnya:

Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.9

8Kementerian Agama RI, Al-Kamal Al-Qurán Tajwid Warna Transliterasi Per Kata Terjemah Per Kata h. 597.

9Kementerian Agama RI, Al-Kamal Al-Qurán Tajwid Warna Transliterasi Per Kata Terjemah Per Kata h. 206.

(18)

Pada ayat ini kurang lebih dijelaskan tentang pentingnya pembagian tugas kerja dalam kehidupan bersama dengan penegasan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi ke medan perang sehingga hal yang lainnya terabaikan. Mengapa tidak ada sebagian dari setiap golongan di antara mereka yang pergi untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan dengan menyebarluaskan pengetahuan tersebut kepada kaumnya apabila mereka telah kembali dari berperang atau tugas apa pun, pengetahuan ini penting agar mereka dapat menjaga dirinya dan berhati-hati agar tidak melakukan pelanggaran.

Sementara itu, Sudjana dan Rivai berpendapat bahwa sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya.10 Kemudian, Anitah mengutarakan pernyataan yang hampir9 mirip bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memfasilitasi kegiatan belajar.11 Adapun menurut Yusuf segala jenis media, benda, data, fakta, ide, orang, dan lain-lain yang dapat mempermudah terjadinya proses belajar bagi peserta didik itulah yang disebut sumber belajar.12

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti memahami bahwa sumber belajar pada dasarnya adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan/situasi yang dikumpulkan secara sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual. Sumber belajar juga adalah segala sesuatu (benda, data, fakta, ide, orang, dan lain sebagainya) yang bisa menimbulkan proses belajar.

Adapun, Perceival dan Ellington menyebutkan bahwa untuk menjamin bahwa sumber belajar itu adalah sebagai sumber belajar yang cocok atau efektif,

10Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran (Cet. V; Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007), h. 77.

11Sri Anitah, Media Pembelajaran (Surakarta: UNS Press, 2008), h. 5.

12Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 250.

(19)

sumber tersebut harus memenuhi tiga persyaratan sebagai berikut: (1) harus dapat tersedia dengan cepat; (2) harus memungkinkan peserta didik untuk memacu diri sendiri; dan (3) harus bersifat individual, misalnya harus dapat memenuhi berbagai kebutuhan para peserta didik dalam belajar mandiri.

Berdasarkan persyaratan tersebut, maka sebuah sumber belajar harus berorientasi pada peserta didik secara individual yang berbeda dengan sumber belajar yang tradisional, yaitu suatu sumber belajar yang dibuat berdasarkan pada pendekatan yang berorientasi pada guru atau lembaga pendidikan.13

Pentingnya sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran tidak bisa dipungkiri lagi. Akan tetapi, sumber-sumber belajar yang ada di madrasah dan sekolah atau lembaga pendidikan lainnya selama ini, umumnya belum dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal. Sebagai sumber belajar, keberadaan perpustakaan di lingkungan masyarakat memiliki peran yang penting yaitu untuk mendidik dan memperluas akses informasi secara nonformal.

Pendidikan nonformal melalui jalur perpustakaan bisa didapatkan oleh masyarakat dengan memperoleh layanan cuma-cuma dalam hal ilmu pengetahuan yang tidak bisa didapatkan melalui pendidikan formal. Menurut Lassa HS dalam skripsi Iltiqous Surur Taman Baca Masyarakat adalah sumber belajar yang melaksanakan fungsi perpustakaan yang menyediakan bahan informasi yang dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan minat baca dan melek informasi.14

Keberadaan taman baca masyarakat, perpustakaan, rumah baca dan media lainnya akan menjadi alternatif bagi masyarakat dalam memperoleh sumber

13Fred Perceival dan Henry Ellington, Teknologi Pendidikan Diterj. Oleh: Sudjarwo (Jakarta: Erlangga, 1984), h. 125-126.

14Iltiqous Surur, Peranan Rumah Baca Turunan Sebagai Sumber Belajar Masyarakat Dusun Sendowo Sleman Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019), h. 2.

(20)

belajar dan ilmu pengetahuan dengan sangat mudah dan terjangkau. Taman baca masyarakat memiliki banyak manfaat karena buku-buku yang tersedia di taman baca masyarakat, perpustakaan dan rumah baca bukan hanya untuk satu kalangan saja tapi juga untuk masyarakat secara keseluruhan.

Dalam upaya menjadikan masyarakat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, rumah baca hadir dan sangat potensial dikembangkan sebagai sumber belajar bagi masyarakat yang bersifat nonformal/informal. Artinya, pengelolaan rumah baca ini dari masyarakat dan untuk masyarakat. Mendirikan rumah-rumah baca untuk masyarakat belajar adalah sebuah gagasan yang unik dan perlu digencarkan. Harapannya, seiring kegiatan belajar yang berupaya mengembangkan seluruh potensi masyarakat.

Rumah baca merupakan perpaduan antara perpustakaan dan toko buku yang menjadi sebuah media distribusi pustaka alternatif untuk belajar dan mendapatkan informasi melalui media pustaka.15 Pengunjung yang datang tidak lagi disuguhkan pada layanan toko buku yang hanya menjual buku, namun juga berfungsi sebagai tempat untuk belajar dan mendapatkan informasi serta pengunjung dapat menikmati layanan yang nyaman. Sehingga ditempat ini pengunjung bebas untuk membaca buku tanpa perlu khawatir untuk membeli seperti halnya di perpustakaan. Peningkatan kebutuhan informasi yang pesat mengakibatkan dibutuhkannya suatu wadah yang dapat menampung kebutuhan tersebut, sehingga kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan efektif dan efisien.

Rumah baca menjadi wadah untuk banyak belajar hal-hal baru, banyak inspirasi baru, banyak pengalaman baru, dan tentu saja menjadi salah satu media bagi para masyarakat terlebih kepada remaja untuk dapat berkontribusi secara langsung.

15Digital Library Universitas Sebelas Maret (UNS), Rumah baca di Surakarta Arikel (https://digilib.uns.ac.id), h. 4.

(21)

Rumah Baca yang diberi nama Rumah Baca Masyarakat Pesisir misalnya sebagai salah satu rumah baca yang didirikan oleh bapak Agusta Herianto Nirwan salah satu masyarakat di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar dengan tujuan ingin memberikan wadah dan tempat untuk aktivitas membaca, menulis dan belajar bersama yang bisa bermanfaat bagi siapapun terkhususnya bagi masyarakat pesisir. Keberadaan rumah baca ini awalnya adalah untuk memperjuangkan budaya baca dan peningkatan intelektual sejak dini masyarakat di lingkungan pesisir.

Dari observasi yang telah dilakukan oleh penulis sebelumnya, kondisi yang penulis dapatkan yaitu ada tiga tempat rumah baca masyarakat pesisir di Dusun Polong tersebut. Dua diantaranya ada di rumah (serambi) warga kemudian sisanya berada di gazebo. Berdasarkan wawancara awal yang dilakukan oleh penulis dengan narasumber dalam hal ini pendiri dari rumah baca itu sendiri, Bapak Agusta Herianto Nirwan bahwa keberadaan rumah baca tersebut hanya ada di Dusun Polong, diantara semua dusun di desa Bungaiya, kemudian terdapat pula rumah baca lainnya yang berada di kecamatan Bontoharu kelurahan Bontobangun dusun Tabang yang sudah lebih lama berdiri. Oleh karenanya, pendiri sendiri membuka kesempatan bagi siapa saja terkhususnya bagi masyarakat pesisir yang berada di dusun lain Desa Bungaiya untuk datang membaca dan belajar.

Rumah Baca Masyarakat Pesisir memiliki kegiatan baca-tulis, melayani pinjam buku dan sebagai media belajar untuk umum terkhususnya masyarakat pesisir. Dengan adanya kegiatan edukatif tersebut, maka penulis ingin mengetahui sejauh mana peningkatan peran rumah baca ini sebagai sumber belajar bagi masyarakat pesisir.

(22)

Maka berdasarkan hal tersebut, penulis mengambil judul penelitian Peningkatan Peran Rumah Baca sebagai Sumber Belajar Masyarakat Pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar.

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus Tabel 1.1

Fokus Penelitian Deskripsi Fokus

Peningkatan Peran Rumah Baca Sebagai Sumber Belajar Masyarakat Pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar.

1. Peningkatan peran yang ingin dilihat dalam penelitian ini adalah sejauh mana peningkatan peran rumah baca sebagai sumber belajar bagi masyarakat pesisir di Dusun Polong, Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar.

2. Memfokuskan penelitian ini pada faktor pendukung dan penghambat dari usaha pengelola rumah baca masyarakat pesisir dalam menjadikan rumah baca sebagai sumber belajar bagi masyarakat pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar.

3. Memfokuskan penelitian ini pada strategi yang digunakan peneliti dalam meningkatkan minat baca masyarakat pesisir.

(23)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan peran rumah baca sebagai sumber belajar masyarakat pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar ? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat dari usaha pengelola rumah baca

dalam menjadikan rumah baca sebagai sumber belajar masyarakat pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar ?

3. Bagaimana strategi yang digunakan peneliti dalam meningkatkan minat baca masyarakat pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar ?

D. Kajian Pustaka

Salah satu tahap kegiatan yang harus dilalui dalam penelitian adalah kajian pustaka yang artinya adalah pengkajian bahan-bahan tertulis dari sumber- sumber kepustakaan, kemudian memakainya sebagai acuan untuk penelitian.16 Kajian pustaka merupakan penelusuran pustaka yang dijadikan peneliti sebagai rujukan serta perbandingan terhadap penelitian sebelumnya, berdasarkan pada penelusuran kajian pustaka maka peneliti menemukan hasil penelitian yang hampir sama dengan judul peneliti atau ada beberapa kaitannya dengan hasil penelitian terdahulu. Berikut ini hasil penelusuran pustaka terdahulu yang telah dikaji oleh peneliti:

1. Iltiqous Surur (2019), dalam penelitiannya yang berjudul Peranan Rumah Baca Turunan Sebagai Sumber Belajar Masyarakat Dusun Sendowo Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan

16Muh. Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Aynat Publishing, 2015), h. 20.

(24)

pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil yang dilihat dari penelitian peranan rumah baca turunan sebagai sumber belajar masyarakat Dusun Sendowo Slemen Yogyakarta adalah 1) Sebagai tempat belajar 2) Sebagai tempat diskusi atau rapat organisasi 3) Sebagai tempat pengembangan life skill/keahlian masyarakat dan intern organisasi 4) Sebagai sumber informasi untuk memperluas wawasan masyarakat 5) Sebagai tempat rekreasi melalui bahan bacaan.17 Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang peranan rumah baca sebagai sumber belajar masyarakat (variabel x). Adapun perbedaan dalam penelitian ini terdapat pada lokasi penelitian.

2. Dwiyantoro (2019), dalam penelitiannya yang berjudul Peran Taman Baca Masyarakat Mata Aksara dalam Menumbuhkan Minat Baca pada Masyarakat.

Ada 3 metode pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka, observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran taman baca masyarakat mata aksara adalah 1) Meningkatkan minat baca bagi anak- anak dan memberikan informasi bagi masyarakat 2) Sebagai tempat rekreasi dan sumber hiburan, misalnya penyediaan tempat bermain seperti rumah pohon, beraneka permainan tradisional (egrang), dan alat-alat musik tradisional.18 Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Jika pada penelitian sebelumnya meneliti peran taman baca dalam meningkatkan minat baca masyarakat, beda halnya dengan penelitian ini yng akan meneliti peningkatan

17Iltiqous Surur, Peranan Rumah Baca Turunan Sebagai Sumber Belajar Masyarakat Dusun Sendowo Sleman Yogyakarta Skripsi (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2019), h. 64-65.

18Dwiyantoro, Peran Taman Baca Masyarakat Mata Aksara dalam Menumbuhkan Minat Baca pada MasyarakatJurnal (Pekanbaru:PT Chevron Pacific Indonesia, 2019), h. 26.

(25)

peran rumah baca sebagai sumber belajar masyarakat. Selain itu, perbedaan dalam penelitian ini tentunya juga berbeda dengan lokasi penelitian.

3. Nur Santy dan Jazimatul Husna dalam penelitiannya yang berjudul Peran Taman Bacaan Masyarakat Lentera Hati sebagai Sarana Pembelajaran Nonformal untuk Anak-anak Nelayan Desa Karangsong Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif-kualitatif dengan metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran taman baca masyarakat lentera hati sebagai sarana pembelajaran non formal untuk anak-anak nelayan Desa Karangsong Kecamatan Indramayu Jawa Barat adalah 1) Sebagai penyedia informasi 2) Sebagai sumber belajar non formal 3) Sebagai tempat berkegiatan publik.19 Adapun kegiatan-kegiatan pembelajaran non formal yang ada di taman baca masyarakat lentera hati yaitu kelas bahasa inggris, kelas menulis, piknik literasi dan pojok baca. Persamaan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian yang sama. Perbedaannya adalah pada penelitian ini mengambil masyarakat pesisir secara umum sebagai informan (sampel) sedangkan penelitian terdahulu mengambil secara spesifik anak-anak nelayan.

4. Istikomah dan Nurfadila (2020) dalam penelitiannya yang berjudul Peran Rumah Baca Nusa Pustaka dalam Meningkatkan Minat Baca Anak Sekolah Dasar (SD) di Pambusuang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dengan metode pengumpulan data yaitu studi pustaka, observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian dapat

19Nur Santy dan Jazimatul Husna, Peran Taman Bacaan Masyarakat Lentera Hati sebagai Sarana Pembelajaran Nonformal untuk Anak-anak Nelayan Desa Karangsong Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu Jawa Barat Skripsi (Semarang: Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Dipenogoro, 2017), h. 8.

(26)

disimpulkan bahwa peran rumah baca nusa pustaka dalam meningkatkan minat baca anak sekolah dasar (SD) di Pambusuang adalah benar dapat meningkatkan minat baca bagi anak-anak dan memberikan informasi bagi masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari fungsi taman bacaan masyarakat (TBM) sendiri sebagai sumber belajar, sebagai sumber referensi dan sumber rekreasi. Selain itu, rumah baca nusa pustaka dapat dijadikan sebagai tempat berkumpul dan silaturahmi antar masyarakat di sekitar lingkungan rumah baca nusa pustaka.20 Persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang peran rumah baca. Terdapat beberapa perbedaan pada penelitian ini.

Perbedaan yang pertama ada pada fokus penelitian dimana pada penelitian sebelumnya memfokuskan pada peran rumah baca nusa pustaka dalam meningkatkan minat baca, sedangkan pada penelitian ini memfokuskan untuk meneliti peningkatan peran rumah baca sebagai sumber belajar. Kedua, penelitian sebelumnya mengambil tingkatan SD sedangkan pada penelitian ini fokus ke masyarakat pesisir secara umum termasuk anak-anak yang menempuh jenjang pendidikan formal atau tidak. Ketiga, lokasi penelitian.

5. Atika Widya Wati (2020) dalam penelitiannya yang berjudul Peran Taman Baca Masyarakat dalam Meningkatkan Minat Membaca Masyarakat di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al-Suroya Metro. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pengelola taman baca masyarakat dalam meningkatkan minat membaca masyarakat di pusat kegiatan belajar masyarakat al-suroya metro sudah dilakukan dengan baik, dengan

20Istikomah dan Nurfadila, Peran Rumah Baca Nusa Pustaka dalam Meningkatkan Minat Baca Anak Sekolah Dasar (SD) di PambusuangJurnal (2020), h. 5.

(27)

mengadakan sosialisasi, membagikan pamflet kepada masyarakat, memberikan pelayanan kepada pengunjung dan juga memberikan bimbingan kepada pengunjung yang mengalami kesulitan dalam membaca, memberikan motivator kepada pengunjung, serta menyediakan sarana dan prasarana kepada pengunjung. Adapun peran taman baca masyarakat dalam meningkatkan minat membaca masyarakat antara lain: 1) Sebagai wadah untuk kegiatan masyarakat 2) Sebagai sumber informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat 3) Sebagai sarana rekreasi masyarakat.21 Persamaan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan penelitian yang sama yaitu pendekatan fenomenologi. Perbedaan pada penelitian ini lokasi penelitian dan fokus penelitiannya. Pada penelitian sebelumnya memfokuskan penelitian pada bagaimana peran taman baca dalam meningkatkan minat baca sedangkan pada penelitian ini berfokus pada bagaimana peningkatan peran rumah baca sebagai sumber belajar.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dimaksud adalah sesuatu yang hendak dicapai dalam penelitian terhadap masalah yang hendak dikaji, sedangkan kegunaan adalah sesuatu manfaat yang diharapkan dalam penelitian yang bisa diperoleh lewat penelitian, baik dalam kegunaan ilmiah dan praktis.22 Pengertian di atas senada dengan ungkapan dari Hamid Patilima yang mengemukakan bahwa tujuan dan kegunaan penelitian adalah untuk apa penelitian tersebut dilakukan dan untuk

21Atika Widya Wati, Peran Taman Baca Masyarakat dalam Meningkatkan Minat Membaca Masyarakat di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Al-Suroya MetroSkripsi, (Lampung: Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Metro, 2020), h. 35.

22Abudzar Al Qifari, Eksistensi pendidikan Kepesantrenan Dalam Menangkal Paham Terorisme di Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki Solo Disertasi (Makassar: Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, 2021), h. 20.

(28)

apa hasil penelitian tersebut,23 Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mendeskripsikan peningkatan peran rumah baca sebagai sumber belajar masyarakat pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar.

b. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dari usaha pengelola rumah baca dalam menjadikan rumah baca sebagai sumber belajar bagi masyarakat pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar.

c. Untuk mendeskripsikan strategi yang digunakan peneliti dalam meningkatkan minat baca masyarakat pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar.

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Ilmiah

1) Untuk memberikan informsi seputar eksistensi rumah baca sebagai sumber belajar masyarakat pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar yang dapat dilihat dari pelaksanaan belajarnya di rumah baca.

2) Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat luar bahwa rumah baca hadir dan layak untuk dijadikan sebagai sumber belajar.

b. Kegunaan Praktis

1) Sebagai bahan perbandingan bagi rumah baca yang lain dalam menjadikan rumah baca sebagai sumber belajar pada masyarakat.

2) Bagi rumah baca masyarakat pesisir, sebagai masukan yang konstruktif bagi peningkatan pembelajaran masyarakat pesisir dan untuk mengetahui keadaan

23Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 9.

(29)

sebenarnya di rumah baca masyarakat pesisir Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar.

Perpustakaan, rumah baca ataupun taman baca merupakan sarana penting untuk dapat mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam pada khususnya, dan tujuan pendidikan pada umumnya. Adapun kegunaan penelitian ini sangat penting bagi peneliti sebagai syarat formal untuk menyelesaikan studi pada program strata satu (S1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam. Penelitian yang dilakukan juga dianggap penting karena menambah pengalaman peneliti dan juga penelitian ini berguna bagi mahasiswa, masyarakat pesisir serta masyarakat pada umumnya. Sebagai model percontohan dan bahan renungan bagi desa-desa yang lain tentang pentingnya peran rumah baca sebagai sumber belajar bagi masyarakat.

(30)

20 BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Rumah Baca

1. Pengertian Rumah Baca

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang ditelusuri secara daring bahwa rumah baca adalah tempat berkumpul untuk membaca atau melakukan kegiatan literasi yang dilengkapi dengan perpustakaan, biasanya dikelola secara perorangan atau oleh yayasan.1 Adapun beberapa alasan mengapa sebuah rumah baca sangat penting adalah sebagai berikut:

a. Rumah baca sebagai media belajar: Rumah baca merupakan tempat untuk belajar bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas diri dan potensi yang ada di dalam dirinya

b. Rumah baca sebagai media informasi: Rumah baca yang merupakan perpaduan antara perpustakaan dan toko buku menjadi sebuah media distribusi pustaka alternatif untuk mendapatkan informasi melalui media pustaka.

c. Rumah baca sebagai media aktualisasi dan interaksi: Rumah baca sendiri merupakan sejenis toko buku yang dapat berinteraksi dengan konsumennya, sebagai wahana untuk mendapatkan informasi tentang buku dan beraktualisasi soal pustaka. Jadi bukan semata-mata untuk komersil.

2. Tujuan Rumah Baca

a. Membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang cerdas dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

1Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI, KBBI Daring (Indonesia:

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016), https://kbbi.kemendikbud.go.id.entriinul.

(31 Januari 2022).

(31)

b. Menjadi sebuah wadah kegiatan belajar masyarakat.

c. Mendukung peningkatan kemampuan aksarawan baru dalam pemberantasan buta aksara sehingga tidak menjadi buta aksara kembali.2

3. Fungsi Rumah Baca

Dalam memenuhi peranannya sebagai sumber belajar yang dapat memfasilitasi pembelajaran seumur hidup, rumah baca mempunyai fungsi sebagai tempat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan masyarakat, baik mengenai masalah yang langsung berhubungan dengan masalah pendidikan maupun tidak berhubungan dengan pendidikan, fungsi rumah baca adalah:

a. Sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar mandiri, dan sebagai penunjang kurikulum program Pendidikan Luar Sekolah, khususnya program keaksaraan.

b. Sumber informasi yang bersumber dari buku dan bahan bacaan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan warga belajar dan masyarakat setempat.

c. Sumber penelitian dengan menyediakan buku-buku dan bahan bacaan lainnya dalam studi kepustakaan.

d. Sumber rujukan yang menyediakan bahan referensi bagi pembelajaran dan kegiatan akademik lainnya.

e. Sumber hiburan (rekreatif) yang menyediakan bahan-bahan bacaan yang sifatnya kreatif untuk memanfaatkan waktu senggang untuk memperoleh pengetahuan/informasi baru yang menarik dan bermanfaat.3

2Pengurus Pusat Yayasan Pekerja Nasional Indonesia, Rumah Baca (Banda Aceh: YPNI Peduli, Bidang Kemanusiaan Bidang Sosial Bidang Keagamaan, 2018), https://yayasan- ypni.blogspot.com/2018/07/tujuan-rumah-baca.html?m=1. (31 Januari 2022).

3Pengurus Pusat Yayasan Pekerja Nasional Indonesia, Rumah Baca (Banda Aceh: YPNI Peduli, Bidang Kemanusiaan Bidang Sosial Bidang Keagamaan, 2018), https://yayasan- ypni.blogspot.com/2018/07/tujuan-rumah-baca.html?m=1. (31 Januari 2022).

(32)

4. Manfaat Rumah Baca

Meningkatkan kualitas rumah baca dalam rangka merealisasikan masyarakat budaya baca, rumah baca mempunyai manfaat sebagai medium pengembangan budaya baca masyarakat demi tercapainya masyarakat berbudaya baca yang berpengalaman, kritis, beradab, maju, dan mandiri yang dapat dicapai oleh masyarakat itu sendiri, Manfaat rumah baca, yaitu :

a. Menumbuhkan minat, kecintaan dan kegemaran membaca.

b. Memperkaya pengalaman belajar bagi warga.

c. Menumbuhkan kegiatan belajar mandiri.

d. Mempercepat proses penguasaan teknik.

e. Membantu pengembangan kecakapan membaca.

f. Menambah wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

g. Melatih tanggung jawab melalui ketaatan terhadap aturan-aturan yang ditetapkan.

h. Membantu kelancaran penyelesaian tugas.4

5. Hubungan Pendidikan Agama Islam dengan Peran Rumah Baca

Pendidikan agama islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan.5

rumah baca adalah tempat berkumpul untuk membaca atau melakukan kegiatan literasi yang dilengkapi dengan perpustakaan, biasanya dikelola secara perorangan atau oleh yayasan. Hubungan anatara pendidikan agama islam dengan peran rumah baca adalah dengan adanya media yang sifatnya sama dengan

4Pengurus Pusat Yayasan Pekerja Nasional Indonesia, Rumah Baca (Banda Aceh: YPNI Peduli, Bidang Kemanusiaan Bidang Sosial Bidang Keagamaan, 2018), https://yayasan- ypni.blogspot.com/2018/07/tujuan-rumah-baca.html?m=1. (31 Januari 2022).

5Departemen Agama Republik Indonesia, Pedoman Pendidikan Agama Islam Sekolah Umum Dan Luar Biasa, 2019, h. 2.

(33)

perpustakaan di lingkungan masyarakat memiliki peran yang penting yaitu untuk mendidik dan memperluas akses informasi secara nonformal. Dengan begitu kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran islam bisa saja di selenggarakan di rumah baca. Pendidikan nonformal melalui jalur perpustakaan seperti ini bisa didapatkan oleh masyarakat dengan memperoleh layanan cuma- cuma dalam hal ilmu pengetahuan yang tidak bisa didapatkan melalui pendidikan formal.

B. Sumber Belajar

1. Pengertian Sumber Belajar

Andi Prastowo dalam bukunya menyatakan bahwa Sumber belajar adalah semua komponen sistem instruksional, baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran untuk memudahkan proses belajar.6 Melihat dari tujuan penyusunan bahan ajar maka pengembangan sumber belajar bertujuan untuk: (1) menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa, (2) membantu siswa dalam memperoleh alternative bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh dan (3) memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

6Andi Prastow, Sumber Belajar & Pusat Sumber Belajar: Teori dan Aplikasinya di Sekolah/Madrasah (Cet I; Depok: Prenada Media Group, 2018), h. 28.

(34)

2. Manfaat Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran

Menurut Fatah Sukur, sumber belajar memiliki setidak-tidaknya enam manfaat7 yaitu untuk:

a. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada siswa, misalnya karya wisata ke objek seperti masjid, makam dan museum. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat, secara langsung dan konkret, misalnya: denah, sketsa, foto, film dan majalah.

b. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas.

Misalnya: buku tes, foto, dan narasumber.

c. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru, misalnya: buku bacaan, ensiklopedia, dan koran.

d. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (terhadap instruksional), baik dalam lingkup makro (misalnya, belajar sistem jarak jauh melalui modul) maupun mikro pengaturan ruang kelas yang menarik, simulasi, penggunaan film, dan proyektor.

e. Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut, misalnya: buku tes, buku bacaan, dan film yang mengandung daya penalaran sehingga dapat merangsang siswa untuk berpikir, menganalisis, dan berkembang lebih lanjut.

f. Sementara itu, dilihat dari aspek bahan ajar, Sadjati dalam Belawati, dkk.

bahkan menyebutkan ada dua klasifikasi utama fungsi sumber belajar dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) menurut pihak yang memanfaatkan sumber belajar; dan (2) menurut strategi pembelajaran yang digunakan.

7Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan (Semarang: Rasail Media Group, 2008), h.96.

(35)

25 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Morissan, penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mengamati data, menganalisis, dan menginterpretasi untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data.1 Sedangkan Creswell mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif merupakan pengumpulan data dalam lingkungan alamiah yang peka terhadap masyarakat dan tempat penelitian, deskripsi dan interpretasi tentang penelitian, serta kontribusinya bagi literatur dan seruan bagi perubahan.2

Sejalan dengan pendapat tersebut, Sugiyono menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.3

Jadi, hasil penelitian dalam penelitian kualitatif tidak digunakan untuk menjawab hipotesis yang telah dirumuskan, atau memutuskan untuk menerima atau menolak hipotesis, tetapi lebih ditekankan pada bagaimana pengumpulan

1Morissan, Metode Penelitian Survei (Cet. II; Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), h. 38.

2John W. Creswell, Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing Among Five Aproaches, terj. Ahmad Lintang Lazuardi, Peneltian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih di antara Lima Pendekatan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h. 59.

3Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Cet. IV; Bandung:

Alvabeta, 2008), h. 15.

(36)

data yang dimaksud untuk mendeskripsikan dan menganalisis terhadap keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan penelitian.

Penelitian ini berupaya menggambarkan peningkatan peran rumah baca sebagai sumber belajar masyarakat pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan hasil penelitian dengan mendeskripsikan data-data aktual yang diperoleh dalam peningkatan peran rumah baca sebagai sumber belajar masyarakat pesisir.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dusun Polong Desa Bungaiya, Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar. Penulis memilih dan mengambil lokasi ini sebagai lokasi penelitian, karena penulis melihat bahwa ada rumah baca di lokasi tersebut dan satu-satunya rumah baca yang ada di desa Bungaiya.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi. Fenomenologi adalah pendekatan yang dimulai oleh Edmund Husserl dan dikembangkan oleh Martin Heidegger untuk memahami atau mempelajari pengalaman hidup manusia. Menurut Hegel fenomenologi mengacu pada pengalaman sebagaimana yang muncul pada kesadaran, ia menjelaskan fenomenologi adalah ilmu menggambarkan apa yang seseorang terima, rasakan, dan ketahui di dalam kesadaran langsungnya serta pengalamannya dan apa yang muncul dari kesadaran itulah yang disebut sebagai fenomena.4

4Clark Moustakas, Phenomenological Research Methods (California: Sage Publications, 1994), h. 26.

(37)

Dalam penelitian kualitatif ini ditujukan untuk memahami fenomena sosial dari partisipan atau orang yang diajak wawancara, diobservasi, dan diminta memberikan data untuk penelitian.5

Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian dengan terjun langsung ke lapangan, mendeskripsikan dan mengonstruksi realitas yang ada serta melakukan pendekatan terhadap sumber informasi, sehingga diharapkan data yang didapatkan akan lebih maksimal.

Fenomenologi adalah salah satu dari banyak jenis penelitian kualitatif yang meneliti pengalaman hidup manusia. Peneliti berharap untuk memperoleh pemahaman tentang kebenaran, yaitu esensi dari balik peristiwa yang terjadi di lapangan.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan hal yang paling penting dalam proses penelitian, disebabkan sumber data adalah satu komponen yang dijadikan sebagai sumber informasi sehingga dapat menggambarkan hasil dari suatu penelitian. Sumber data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder:

1. Data Primer

Sumber data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung peneliti dari objek penelitian di lapangan. Dalam memperoleh data ini, peneliti secara langsung berhadapan dengan informan untuk mendapatkan data yang akurat, agar peneliti dalam melakukan pengelolaan data itu tidak mengalami kesulitan. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi

5Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi(Mixed Methods) (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 5.

(38)

penelitian atau objek penelitian,6 data primer yang diperoleh di lokasi penelitian berupa hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah kepala/ketua rumah baca, pengelola rumah baca dan pengunjung rumah baca (Masyarakat Pesisir).

2. Data Sekunder

Sumer data sekunder adalah sumber data yang tidak memberikan data secara langsung kepada peneliti.7 Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber data primer yang dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam bentuk dokumen- dokumen.

Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku (koleksi bahan pustaka) dan yang berkaitan dengan rumah baca serta masyarakat setempat.

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.8 Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan penelitian ini, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan beberapa metode yaitu:

1. Observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu tehnik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

6Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya) (Cet. VIII; Jakarta: Kencana, 2014), h. 132.

7Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Cet. IV; Bandung: Alvabeta, 2008), h. 309.

8Endang Widi Winarni, Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif Kualitatif (Cet. I;

Jakarta: Bumi Aksara, 2018), h. 158.

(39)

kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga objek-objek alam yang lain.9

Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk mengamati dan melihat peningkatan peran rumah baca masyarakat pesisir sebagai sumber belajar di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.10 Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual, ada kalanya juga dilakukan secara kelompok, wawancara ini digunakan apabila ingin mengetahui lebih mendalam terhadap objek penelitian. Dalam penelitian ini, wawancara yang berlangsung mengacu pada satu rangkaian pertanyaan terbuka. Metode ini memungkinkan pertanyaan baru muncul karena jawaban yang diberikan oleh narasumber sehingga selama sesi berlangsung penggalian informasi dapat dilakukan lebih mendalam.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka proses wawancara dikatakan wawancara semi-terstruktur, sehingga dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode wawancara dengan jenis wawancara semi-terstruktur.

9Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Cet. XX, Bandung:

Alfabeta, 2014), h. 145.

10Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2016), h. 82.

(40)

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang dilakuka untuk menyelidiki benda-benda tertulis.11 Sudaryono mengatakan dalam bukunya bahwa dokumentasi adalah metode yang ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan- peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan dalam penelitian.12 Pada metode dokumentasi ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh data secara langsung sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya.

Dokumentasi dalam hal ini merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan seluruh dokumen-dokumen yang ada pada Rumah Baca Masyarakat Pesisir di Dusun Polong Desa Bungaiya Kabupaten Kepulauan Selayar serta informasi yang diinginkan oleh peneliti dan gambar- gambar saat peneliti di lokasi penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengambil data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen, ini dimaksudkan agar mendapatkan data atau informasi yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Instrumen Utama

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini disebabkan karena peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan

11SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 126.

12Sudaryono, Metodologi Penelitian (Cet. II; Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2018), h.

219.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memastikan bahwa pengguna dalam hal ini admin telah login , maka dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan file ceksession.php. File ini dicantumkan

Adapun Rincian indikator kinerja utama Poltekkes Kemenkes Jambi tahun 2019 sebagai berikut: Persentase lulusan tepat waktu: capaian kinerja sebesar 102%, Persentase

Kandungan serat pangan dalam tepung kelapa secara signifikan lebih besar dibandingkan pada sumber serat lainnya seperti tepung gandum, kasava, kentang, beras, dan

Pengertian Wi-Fi adalah koneksi tanpa kabel yang menghubungkan jaringan komputer , seperti ponsel yang mempergunakan teknologi radio sehingga pengguna

Farkaabongan Fenanaaan Modal 01 Daarah GEfcBAKO.. IJ^tO SU SXU

Pada saat suatu aplikasi berkomunikasi, awalnya aplikasi membuatsocket baru, maka pada aplikasi tersebut akan diberikan nomer yang digunakan sebagai referensi

pemegang hak atas tanahnya tentu menginginkan sejumlah ganti rugi dari kepentingan pemerintah dilain pihak yaitu melaksanakan pembangunan Dengan alasannya dua

Rakyat selama tahun 2013 adalah kombinasi. Kombinasi jenis dan sifat tajuk rencana yang paling sering digunakan yakni gabungan antara jenis tajuk rencana yang