• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL ANALISIS DAN PENELITIAN

4.2 Analisa Data dan Hasil Penelitian

4.2.4 Uji Kelayakan Model Regresi

Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah tidak ada perbedaan model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit. Apabila tingkat signifikan ≤ 5%, maka terdapat perbedaan antara model dan nilai observasinya. Namun, apabila tingkat signifikan ≥5%, maka model dapat memprediksi nilai observasinya dan fit dengan data observasinya.

Tabel 4.10

Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Test

Sumber : Data diolah penulis (2013)

Tampilan dari Output SPSS menunjukkan nilai signifikasi Hosmer and Lemeshow’s Goodness Of Fit Testsebesar 0,727 yang berarti diatas 0,5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima.

4.2.5 Pengujian Hipotesis (Regresi Logistik)

Hasil pengujian dari regresi logistik dapat digambarkan sebagai berikut : Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

Tabel 4.11

Hasil Uji Regresi Logistik Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a ukuran_perusahaan .000 .000 1.431 1 .232 1.000 variabilitas_persedi aan -2.837 1.400 4.105 1 .043 .059 variabilitas_hpp -9.901 4.880 4.116 1 .042 .000 laba_sblm_pjk -.001 .001 2.671 1 .102 .999 leverage .377 .592 .406 1 .524 1.458 Constant 4.229 1.209 12.239 1 .000 68.617 a. Variable(s) entered on step 1: ukuran_perusahaan, variabilitas_persediaan, variabilitas_hpp, laba_sblm_pjk, leverage.

Sumber : Data diolah penulis (2013)

Hasil uji Regresi Logistik jika dimasukkan ke persamaan : Y = β +β1UP + β2VP + β1VHPP + β1LsP + β1FL + e

Y =4.229 +.000UP -2.837VP -9.901VHPP -0.01 LsP + 0.377FL + e Hipotesis 1

Berdasarkan tabel uji regresi logistik diatas, dapat dilihat bahwa ukuran perusahaan memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,000. Jika dilihat dari nilai signifikasinya yaitu sebesar 0,232 maka hal ini tidak sesuai dengan tingkat signifikasi regresi logistik yaitu sebesar 0,05 atau 5%. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama ditolak.

Hipotesis 2

Berdasarkan data diatas, variabilitas persediaan memiliki koefisien regresi negatif sebesar -2,837. Namun jika dilihat dari tingkat signifikasinya yaitu sebesar 0,43, maka hal ini sesuai dengan tingkat regresi logistik yaitu sebesar 0,05 atau 5%. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima.

Hipotesis 3

Berdasarkan data diatas, Variabilitas Harga Pokok Penjualan memiliki koefisien regresi negatif sebesar -9,901. Namun, jika dilihat dari tingkat signifikasinya yaitu sebesar 0,043, maka hal ini sesuai dengan tingkat regresi logistik yaitu sebesar 0,05 atau 5%. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima Hipotesis 4

Berdasarkan data diatas, laba sebelum pajak memiliki koefisien regresi negatif sebesar -0,01. Jika dilihat dari tingkat signifikasinya yaitu sebesar 0,102, maka hal ini tidak sesuai dengan tingkat regresi logistik yaitu sebesar 0,05 atau 5%. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat ditolak.

Hipotesis 5

Berdasarkan data diatas, Financial Leverage memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,377. Jika dilihat dari tingkat signifikasinya yaitu sebesar 0,524, maka hal ini tidak sesuai dengan tingkat regresi logistik yaitu sebesar 0,05 atau 5%. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima ditolak.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Ukuran Perusahaan

Variabel ukuran perusahaan memberikan hasil yang tidak signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan perusahaan. Meskipun secara konsep besar kecilnya ukuran perusahaan akan mempengaruhi perusahaan dalam memilih metode persediaan, namun konsep tersebut tidak sesuai dengan penelitian ini. Rata-rata ukuran perusahaan yang menggunakan persediaan FIFO dengan rata-rata ukuran perusahaan yang menggunakan persediaan average tidak jauh berbeda. Sehingga besar kecilnya ukuran perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan dalam memilih metode penilaian persediaan yang akan digunakan.

4.3.2 Variabilitas Persediaan

Variabel variabilitas persediaan memberikan hasil yang signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan perusahaan.Hal ini menunjukkan adanya kesesuaian teori dan hasil penelitian. Perusahaan yang memiliki tingkat variabilitas yang tinggi, maka akan menghasilkan variasi laba yang tinggi pula. Oleh sebab itu, tingkat variasi laba yang tinggi cenderung mendorong perusahaan untuk memilih metode persediaan FIFO untuk dapat meningkatkan laba perusahaan. Begitupun sebaliknya, dalam kondisi ekonomi tertentu, perusahaan yang memiliki variabilitas persediaan yang rendah, cenderung akan menghasilkan variasi laba yang rendah pula. Akibatnya, perusahaan terdorong untuk menggunakan metode persediaan Average untuk memperkecil laba, sehingga dapat melakukan penghematan pajak. Hal ini juga mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Cushing dan Le Clere (1992) dan Taqwa (2001)

yang menemukan adanya pengaruh variabilitas perediaan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan secara signifikan.

4.3.3 Variabilitas Harga Pokok Penjualan

Variabilitas Harga Pokok Penjualan memberikan hasil yang signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan. Konsep variabilitas harga pokok penjualan dimana jika variabilitas harga pokok penjualan tinggi maka perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan laba dengan menggunakan metode persediaan FIFO dan sebaliknya dinyatakan berpengaruh signifikan dalam penelitian ini.

4.3.4 Laba Sebelum Pajak

Variabel laba sebelum pajak memberikan hasil yang tidak signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan. Konsep laba sebelum pajak akan mempengaruhi pemilihan metode penilaian persediaan perusahaan tidak sesuai dengan hasil penelitian ini. Hal ini berarti perusahaan tidak terpengaruh akan laba sebelum pajak dalam memilih metode penilaian persediaan apa yang akan digunakan meskipun secara konsep laba sebelum pajak akan mempengaruhi tinggi rendahnya pajak yang akan dibayarkan oleh perusahan. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Shofaa (2010) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari laba sebelum pajak terhadap pemilihan metode penilaian perediaan.

4.3.5 Financial Leverage

Variabel Financial leverage memberikan hasil yang tidak signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan. Konsep financial leverage

cenderung untuk meningkatkan laba dengan memilih menggunakan penilaian persediaan FIFO. Namun, hal ini tidak sesuai dengan penelitian ini, dimana peneliti berasumsi bahwa perusahaan yang memiliki tingkat leverage tinggi, akan tetap berupaya untuk memperkecil laba untuk dapat melakukan penghematan pajak. Oleh sebab itu, tidak ada pengaruh yang ditimbulkan oleh Financial Leverage terhadap keputusan penilaian persediaan yang digunakan perusahaan. Hal ini juga mendukung penelitian Taqwa (2001) dan Shoofa (2010) dimana

Financial leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan metode penilaian persediaan.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel ukuran perusahaan, variabilitas persediaan, variabilitas harga pokok penjualan, laba sebelum pajak, dan financial leverage berpengaruh terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2012. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

a. Dari penelitian ini diperoleh jumlah perusahaan yang menggunakan metode rata-rata (Average) lebih besar daripada perushaan yang menggunakan metode FIFO.

b. Berdasarkan analisis statistik yang dilakukan, tingkat leverage dan ukuran perusahaan pada perusahaan yang menggunakan metode average lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkatleverage dan variabilitas perusahaan pada perusahaan yang menggunakan metode FIFO. Namun hal tersebut berbanding terbalik pada variabel laba sebelum pajak, variabilitas hpp dan variabilitas persediaan.

c. Hasil penelitian ini memiliki hasil yang konsisten jika dibandingkan dengan beberapa penelitian terdahulu meskipun terdapat juga beberapa hasil yang berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Dari uji regresi logistik yang telah dilakukan, diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan metode akuntansi

persediaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada peride 2010-2012. Variabel-variabel tersebut adalah variabilitas persediaan dan variabilitas harga pokok penjualan. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Taqwa (2001) yang juga mengungkapkan bahwa variabilitas persediaan memiliki hasil yang signifikan. Namun pada penelitian Srimonah (2007) dan Mukhlasin (2001), variabilitas persediaan memiliki hasil yang tidak signifikan. Selain itu, penelitian yang dilakukan Mukhlasin juga menunjukkan bahwa variabilitas harga pokok penjualan memiliki hasil yang signifikan sesuai dengan penelitian ini. Sementara variabel lainnya, yaitu ukuran perusahaan, laba sebelum pajak dan financial leverage dalam penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Niheaus (1989), dan Abdullah (1999) yang menyatakan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan, namun tidak sesuai dengan hasil yang diberikan oleh Taqwa (2001) dan Shofaa (2012). Namun berdasarkan penelitian Taqwa (2001) dan Shofaa (2012) financial leveragetidak memiliki pengaruh yang signifikan sesuai dengan hasil penelitian ini. Beberapa perbedaan lainnya dari hasil penelitian diasumsikan bersumber dari kondisi ekonomi yang berbeda-beda pada tiap tahun penelitian.

d. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, maka telah diperoleh jawaban atas hipotesis yang telah disebutkan diatas, yaitu :

1. Berdasarkan tabel uji regresi logistik diatas, dapat dilihat bahwa ukuran perusahaan memiliki tingkat signifikasi lebih

tinggi dari tingkat signifikasi koefisien regresi logistik. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama ditolak. 2. Berdasarkan data diatas, variabilitas persediaan memiliki

tingkat signifikasi lebih rendah dari tingkat signifikasi koefisien regresi logistik. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima.

3. Berdasarkan data diatas, variabilitas harga pokok penjualan memilikitingkat signifikasi lebih rendah dari tingkat signifikasi koefisien regresi logistik. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima.

4. Berdasarkan data diatas, laba sebelum pajak memiliki tingkat signifikasi lebih tinggi dari tingkat signifikasi koefisien regresi logistik. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat ditolak.

5. Berdasarkan data diatas, financial leverage memilikimemiliki tingkat signifikasi lebih tinggi dari tingkat signifikasi koefisien regresi logistik. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima ditolak.

5.2 Saran

Didalam penelitian ini tidak luput dari keterbatasan. Ada beberapa saran yang dianjurkan oleh peneliti jika dikemudian hari terdapat penelitian yang serupa dengan penelitian ini, yaitu yang berkaitan dengan pemilihan metode

akuntansi persediaan demi hasil penelitian yang lebih baik, adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

a. Rentang periode penelitian akan lebih baik jika dilakukan dalam jangka waktu lebih dari 3 tahun agar data yang dikumpulkan dan hasil penelitian semakin baik dan akurat.

b. Menambah variabel yang digunakan berdasarkan klasifikasi industri agar didapat pengaruh yang jelas atas metode akuntansi persediaan, karena industri yang berbeda akan menimbulkan pengaruh yang berbeda pula terhadap keputusan yang diambil pimpinan perusahaan tiap industry.

c. Memperluas sampel dengan mengikut sertakan perusahaan yang mengganti persediaan pada periode penelitian agar diketahui factor-faktor yang menyebabkan perubahan tersebut.

Dokumen terkait