• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. Ketebalan fisik etiket pada kemasan Indomie GSS dan GSSJ

5.2. Uji Ketebalan Fisik Etiket pada Kemasan Indomie GSS

Pada uji ketebalan ini diperlukan alat pengukur yang bernama digital thickness gauge , alat tersebut dapat mengukur ketebalan plastik ataupun kertas pada ketebalan dalam satuan inch dan hasil yang tertera akan ditampilkan secara digital.

Standar kemasan Indomie GSS memiliki standar ketebalan etiket yaitu antara 33 – 37 , berat lembaran etiket yaitu 13,25 - 14,25 kg, panjang pitch yaitu 172 – 174 mm, dan lebar yaitu 279 – 281 mm. Hal ini semua sudah diatur dalam ukuran standar yang senantiasa digunakan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang. Pengukuran tidak hanya dengan mengukur ketebalan dari plastik etiket akan tetapi dengan mengukur panjang dari pitch tersebut menggunakan penggaris panjang.

Pitch adalah garis batas antara kemasan etiket yang memiliki warna hitam dari ujung

kanan ke ujung kiri dan diukur serta disesuaikan dengan standar yang ada. Lebar dari kemasan etiket juga diukur menggunakan penggaris panjang dan dibandingkan dengan ukuran standar yang telah tersedia.

Pada ketebalan fisik etiket pada kemasan Indomie Goreng Spesial memiliki tebal yang lebih tipis jika dibandingkan dengan kemasan indomie Goreng Spesial Jumbo. Hal ini disesuaikan dengan konten blok mi yang terbungkus di dalamnya, Indomie Goreng Spesial memiliki ukuran blok mi yang jauh lebih kecil apabila di bandingkan Indomie Goreng Spesial Jumbo. Maka dari itu, kemasan etiket yang digunakan pun memiliki standar yang berbeda pula dengan kemasan etiket Indomie Goreng Spesial. Menurut teori Khomsan, (2003) keamanan gizi dalam pangan yang terdapat pada mi instan tersebut dapat dipegaruhi oleh kemasan yang sesuai pula. Kemasan yang buruk dapat berdampak buruk pula pada konten dalam kemasan. Dalam hal ini, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang telah sangat mengontrol keamanan kemasan dan dampak yang akan ditimbulkan pada konten kemasan yaitu blok mi yang akan dipasarkan. Maka dari itu, peran penting QC atau Team Quality

Control sangat dibutuhkan dalam pengecekan kemasan ini, mulai dari bahan baku

25

5.3. Prinsip kerja digital thickness gauge

Pada Gambar 14. Alat ukur digital thickness gauge

Alat ukur ketebalan yang digunakan dalam pengukuran di kemasan etiket dan tutup cup

noodle di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.

Menurut Sayer, (2000) digital thickness gauge memiliki prinsip kerja dengan cara yaitu menjepitkan objek yang akan diukur ketebalannya dan dengan otomatis hasil sudah keluar dalam layar secara digital sehingga memudahkan pengguna untuk membaca, dan yang dilakukan pengguna selanjutnya hanya mencatat angka yang dikeluarkan dari alat tersebut dan membandingkan ukuran antara kemasan indomie satu dan lainnya sesuai dengan standar yang telah ada.

Dalam pengukuran ini cukup diambil 8 pieces sampel. Jika ukuran terpaut sangat jauh dengan standar yang digunakan maka satu gulungan etiket tidak digunakan dan diganti dengan gulungan baru yang sesuai dengan standar. Biasanya dalam pengukuran tersebut barang yang diukur hanya terpaut selisih yang sangat kecil dengan standard yang digunakan dan masih masuk dalam ukuran standar yang digunakan. Akan tetapi, hal ini jarang terjadi mengingat betapa selektifnya dan ketatnya pihak PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dalam memilih dan mengontrol barang – barang yang akan digunakan. Hal ini menyebabkan kualitas dan kuantitas produk dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang selalu terjaga. Ukuran yang digunakan dalam alat tersebut adalah dengan menggunakan satuan 0,1 mm. Dalam quality control packaging alat tersebut tidak hanya digunakan dalam pengukuran kemasan etiket saja akan tetapi tutup dari cup noodle popmie yang juga membutuhkan pengukuran ketebalan agar sesuai dengan standar yang tertera.

5.4. Uji ketebalan fisik etiket pada kemasan Indomie GSSJ

Uji ketebalan ini memerlukan alat yang sama dengan cara mengukur ketebalan fisik etiket pada kemasan Indomie Goreng Spesial, akan tetapi standar yang diberikan pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur berbeda yaitu standar ketebalan etiket pada kemasan Indomie Goreng Spesial Jumbo.

Ketebalan etiket 38 - 42, berat lembaran etiket yaitu 19,50 - 21,50, panjang pitch yaitu 194 - 196, dan lebar kemasan etiket yaitu 359 - 361. Pengukuran menggunakan alat yang sama seperti halnya mengukur kemasan etiket Indomie Goreng Spesial. Ketebalan fisik etiket pada kemasan Indomie Goreng Spesial Jumbo memiliki ukuran yang relatif lebih tebal jika dibandingkan dengan ketebalan kemasan pada Indomie Goreng Spesial. Hal ini dipengaruhi oleh konten dalam kemasan tersebut. Blok mi pada Indomie Goreng Spesial Jumbo memiliki ukuran dua kali lipat jika dibandingkan dengan ukuran blok mi Indomie Goreng Spesial. Ukuran blok mi yang lebih besar menyebabkan kemasan pelindung yang digunakan harus lebih kuat dan tidak mudah robek. Maka dari itu, ketebalan etiket menjadi salah satu tolak ukur untuk kualitas produk. Umur simpan dari produk pun tergantung dengan kemasan yang digunakan. Jika kemasan yang digunakan lebih tebal maka akan semakin awet pula umur simpannya, sebaliknya jika kemasan yang digunakan tipis maka akan mempercepat umur simpan juga. Berat gulungan kemasan etiket produk Indomie GSSJ juga berbeda dengan berat gulungan kemasan etiket pada produk Indomie GSS hal ini dikarenakan ketebalan konten blok mi yang berbeda pula. Sehingga berat yang dihasilkan pun berbeda. Panjang pitch yang diukur pun memiliki perbedaan dikarenakan ukuran yang lebih besar dan juga lebih panjang bagi kemasan Indomie GSSJ.

Hal ini didukung oleh Nurminah, (2002) bahwa kemanan berbagai produk mkanan dapat dilihat dari cara pengemasan serta kemasan yang digunakan. Jika kemasan yang digunakan tidak sesuai standar maka dapat dipastikan bahwa konten produk makanan di dalam kemasan tersebut juga tidak layak konsumsi dan tidak baik untuk dikonsumsi.

27

5.5. Perbandingan uji ketebalan fisik etiket pada kemasan Indomie GSS dan GSSJ

Dapat dilihat dari data yang diperoleh di atas ketebalan fisik etiket Indomie Goreng Spesial dan Indomie Goreng Spesial Jumbo memiliki perbedaan yang cukup signifikan dari mulai ketebalan, berat etiket, panjang pitch, dan juga lebar. Standar yang dimiliki pun berbeda antara kemasan etiket Indomie Goreng Spesial dan Indomie Goreng Spesial Jumbo. Indomie Goreng Spesial memiliki ukuran blok mi yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan ukuran blok mi Indomie Goreng Spesial Jumbo maka dari itu, ketebalan yang diperlukan pun berbeda. Menurut Averus, (2008) ketebalan kemasan pelindung dari produk makanan memiliki pengaruh bagi produk makanan tersebut. Dari penelitian yang telah saya amati, semakin besar blok mi yang dihasilkan akan semakin tebal pula kemasan etiket yang digunakan.

Hal ini menunjukkan pula bahwa PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

Noodle Cabang selalu memperhatikan kualitas dan kuantitas produk nya yang siap

dipasarkan dengan jumlah yang besar. Dari kedua produk yang telah dibandingkan sebenarnya memiliki kekuatan yang sama dan tidak mudah robek pula. Hanya berbeda ketebalan antara produk Indomie Goreng Spesial, dan Indomie Goreng Spesial Jumbo tidak mempengaruhi konten blok mi yang terdapat didalam kemasan, selagi kemasan etiket rapat dan tersegel produk Indomie tersebut aman untuk dikonsumsi. Perbedaan dari panjang pitch, berat gulungan etiket, ketebalan etiket, dan lebar etiket merupakan hal pokok yang harus dikontrol .

Disesuaikan pula ukuran ketebalan fisik etiket yang akan digunakan sebagai pelindung dari blok mi tersebut. Hal ini sesuai dengan Apriadji, (2007) yaitu bahwa pengemasan produk makanan dapat mempengaruhi kualitas produk makanan yang terdapat di dalam kemasan, jika kemasan yang digunakan baik dan tidak cacat maka begitu pula produk makanan yang terdapat didalamnya. Hal ini didukung oleh Nurminah, (2002) bahwa kemanan berbagai produk makanan dapat dilihat dari cara pengemasan serta kemasan yang digunakan. Jika kemasan yang digunakan tidak sesuai standard maka dapat dipastikan bahwa konten produk makanan di dalam kemasan tersebut juga tidak layak

konsumsi dan tidak baik untuk dikonsumsi. Akan tetapi, hal tersebut sangat dihindari oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang sangat memperhatikan keamanan pangan dan sangat teliti untuk mengontrol kemasan – kemasan yang akan digunakan dalam proses pengemasan hingga pemasaran dan diterima di tangan konsumen yang tidak hanya berasal dari Indonesia akan tetapi juga mancanegara.

29

6. Kesimpulan

• Kemasan etiket yang digunakan pada kemasan Indomie GSS dan Indomie GSSJ memiliki bahan yang terdiri dari plastik jenis PP dan OPP

• Plastik jenis PP 15 Mikron memiliki karakteristik tidak berwarna yaitu transparan, tidak jernih ataupun berawan, memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak, lebih ringan dan juga kuat serta memiliki daya tembus uap yang rendah, mengkilap dan juga lebih stabil terhadap suhu tinggi.

• Sifat lain yang dimiliki antara lain keras tetapi fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya, tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak, melunak pada suhu 140ºC.

• OPP 20 milimeter memiliki fungsi sebagai protektor dari produk makanan yang berada di dalam kemasan, meningkatkan nilai estetika pada kemasan, dan sebagai bahan promosi perusahaan.

• Parameter standar kemasan etiket pada kemasan Indomie GSS maupun Indomie GSSJ yakni ketebalan, berat, panjang pitch, dan lebar etiket sesuai dengan standar yang ditetapkan.

• Blok Indomie GSS memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan blok mi ukuran GSSJ, maka ketebalan yang diperlukan pun berbeda.

7. DAFTAR PUSTAKA

Ali Khomsan. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Apriadji, Wied Harry. 2007. Healthy Fast food. Jakarta: penertbit PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI

Astawan, M, dan Kasih, A.L. 2008. Khasiat Warna Warni Makanan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Avérous, L. 2008. Polylactic Acid: Synthesis, Properties and Applications, dalam Monomers, Polymers and Composites from Renewable Resources (Ed Mohamed Naceur Belgacem dan Alessandro Gandini), 1 st Editon, Chapter 21. Amsterdam: Elsevier Ltd

Coles, Richard, McDowell, Derek, Kirwan, Mark J,. 2003. Food Packaging Technology. Blackwell Publishing Ltd; London

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Materi Talkshow di RRI tentang Kemasan Pangan. 2008.

Heldi, 2008. Bahaya Pemakaian Plastik. http//heldi.net/2008/07/bahaya-pemakaian- plastik/. Diakses tanggal 16 Maret 2017.

http://majarimagazine.com/2009/02/simbol-daur-ulang-pada-botol-dan-kemasan-plastik/.

Ketaren, S. (2008). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Nitasari, L. (2003). Proses Produksi Mie Instan dan Evaluasi Perencanaan Sanitasi Perusahaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera. UGM. Yogyakarta.

31

Nurminah M. 2002. Penelitian sifat berbagai bahan kemasan plastik dan kertas serta pengaruhnya terhadap bahan yang dikemas. USU. Digital library.

Sampurno. S. dkk. 2007. Prosedur Analisa Bahan Makan dan Pertanian. Yogyakarta.

Sayer, Michael & Mansingh, Abhai. 2000. Measurement, Instrumentation and Experiment Design in Physics and Engineering, New Delhi: Prentice-Hall of India.

Suyanti. 2008. Membuat Mie Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tim Publikasi Bersama: Himpunan Polimer Indonesia, Inaplas, Federasi Pengemas Indonesia. Produk Plastik yang Aman Digunakan. 2006.

8. Lampiran 8.1. Plagscan

Dokumen terkait