• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

KETEBALAN ETIKET PADA KEMASAN INDOMIE

INSTAN GORENG SPESIAL DAN INDOMIE INSTAN

GORENG SPESIAL JUMBO DI PT INDOFOOD CBP

SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG

SEMARANG

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

Belinda Nurariany Hapsari NIM : 14.I1.0210

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(2)

i

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat, karunia -Nya, Penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “KETEBALAN ETIKET PADA KEMASAN INDOMIE INSTAN GORENG SPESIAL DAN INDOMIE INSTAN GORENG SPESIAL JUMBO DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG”. Penyelesaian laporan kerja praktek ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

Dalam usaha penulisan laporan kerja praktek ini, tentunya Penulis tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan. Namun, berkat dukungan dari berbagai pihak, maka Penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Maka dari itu, pada kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr.V. Kristina Ananingsih, ST, MSc. selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah memberikan kesempatan dan dukungan kepada Penulis untuk dapat melakukan Kerja Praktek di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang.

2. Bapak Dr. R. Probo Y. Nugrahedi, STP, MSc. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran dan membimbing Penulis dalam penyusunan laporan Kerja Praktek ini.

3. Ibu Dea Nathania Hendryanti, STP. selaku Dosen Koordinator Kerja Praktek Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah membantu Penulis dalam penyusunan proposal dan pelaksanaan Kerja Praktek. 4. Bapak Adi Wiratno selaku HRD yang telah memberikan izin kepada Penulis untuk

dapat melakukan Kerja Praktek.

5. Bapak Despan Rajagukguk selaku BPDQCM yang telah membimbing dan memberikan kesempatan pada Penulis selama kegiatan Kerja Praktek.

6. Ibu Kartikarini DP selaku QC Process Supervisor dan Pembimbing Lapangan yang telah membimbing dan menerima Penulis selama kegiatan Kerja Praktek di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle cabang Semarang.

(4)

iii

iii

7. Bapak Bangun selaku QC RM Sect. Supervisor yang telah membimbing dan mendampingi Penulis selama kegiatan Kerja Praktek.

8. Bapak Widi, Mas Dharu, Bapak Marno, Mas Radit, Bapak Asmuni, Bapak Amal, Bapak Budi, Bapak Himawan, dan Bapak Ardito selaku QC RM, QC Process, QC

Finished Good, dan QC Shelf Life yang telah membimbing dan memberikan

pengetahuan mengenai pengawasan mutu bahan baku, proses produksi, hingga produk jadi (finished good).

9. Bapak Marno, Bapak Nathan, Bapak Usman, Bapak Aris, dan Bapak Boshido selaku QC Analis laboratorium yang telah membimbing dan mengajarkan Penulis tentang metode analisis.

10. Segenap keluarga QC PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang yang telah membagikan berbagai informasi kepada Penulis selama kegiatan Kerja Praktek.

11. Segenap teman perjuangan Kerja Praktek saya yaitu Della, Geo, Matthew, Joy, Lia, dan adik – adik dari SMK Boja yang telah dengan semangat dan selalu menemani penulis dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dilaksanakan pada saat kerja praktek ini.

12. Staff TU Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata yang telah membantu proses administrasi Penulis dari awal Kerja Praktek hingga akhir Kerja Praktek.

13. Orang tua Penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada Penulis hingga terselesaikannya laporan Kerja Praktek ini.

14. Semua pihak yang telah membantu Penulis selama kegiatan maupun penulisan laporan Kerja Praktek yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu.

Dalam penulisan dan penyusunan laporan Kerja Praktek ini, Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna serta masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan adanya berbagai kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca dan semua pihak. Akhir kata, Penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.

(5)

iv

Semarang, 8 Juni 2017

(6)

v

v

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang………1

1.2. Tujuan……….2

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan……….2

1.4. Metode Kerja Praktek……….2

2.1. SEJARAH UMUM PERUSAHAAN ... 3

2.1.1. Sejarah Perusahaan ... 3

2.2. Lokasi Perusahaan ... 3

2.3. Ketenagakerjaan ... 4

2.4. Visi dan Misi Perusahaan ... 5

2.4.1. Visi Perusahaan ... 5 2.4.2. Misi perusahaan ... 5 2.5. Logo perusahaan ... 5 2.6. Struktur Organisasi……….6 3. SPESIFIKASI PRODUK ... 8 3.1. Jenis Produk………8 3.2. Kode Produksi………13 3.2.1. Etiket……….13 3.2.2. Karton………14 4. PROSES PRODUKSI ... 15

4.1. Bahan Baku dan Bahan Pengemas ... 15

4.2. Proses Produksi Mie Instan ... 16

5. Ketebalan fisik etiket pada kemasan Indomie GSS dan GSSJ ... 21

5.1. Jenis Pengemas Etiket pada Kemasan Indomie GSS dan GSSJ………..22

(7)

vi

5.3. Prinsip Kerja Digital Thickness Gauge……….25 5.4. Uji Ketebalan Fisik Etiket pada Kemasan Indomie GSSJ………26 5.5.Perbandingan Uji Ketebalan fisik Etiket pada Kemasan Indomie GSS dan GSSJ………27 6.Kesimpulan... 29 7. Daftar Pustaka ... 30

(8)

vii

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk... 5

Gambar 2. Produk Mi Instan Merek Indomie... 8

Gambar 3. Produk Mi Instan Merek Supermi ... 9

Gambar 4. Produk Mi Instan Merek Sarimi ... 10

Gambar 5. Produk Mi Instan Merek Sakura... ... 10

Gambar 6. Produk Bihun Instan Merek Pop Bihun ... 11

Gambar 7. Produk Mi Instan Merek Pop Mie ... 11

Gambar 8. Produk Mi Telur Merek Cap 3 Ayam ... 12

Gambar 9. Kode Produksi Mi Instan Merek Intermie ... 12

Gambar 10. Kode Produksi Etiket PT Indofood ... 13

Gambar 11. Kode Produksi Karton PT Indofood ... 20

Gambar 12. Diagram Alir Proses Produksi Mie Instan ... 12

Gambar 13. Kode Jenis Plastik ... 12

(9)
(10)

1

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Selama kami selaku mahasiswa Fakultas Teknologi Pangan berkuliah di Unika Soegijapranata, mahasiswa telah dibekali dengan ilmu pengetahuan yang terkait dalam dunia pangan. Dalam hal ini, mahasiswa juga dituntut menciptakan inovasi – inovasi yang dapat memajukan teknologi bidang pangan. Oleh sebab itu, maka Unika Soejijapranata memberikan bekalan kepada mahasiswa agar dapat lebih mengembangkan ilmu dalam bidang pangan dengan praktek kerja sesungguhnya yaitu Kerja Praktek. Kesempatan yang penulis peroleh pada saat Kerja Praktek ini berlangsung pada bulan Januari. Tepat tanggal 2 Januari 2017 penulis mulai bekerja dan diakhiri pada tanggal 31 Januari 2017. Jam kerja yang diberlakukan bagi penulis sama dengan jam bekerja yang diberlakukan bagi pekerja Indofood yaitu adalah jam 08.00 hingga jam 16.00 untuk hari Senin hingga Jumat, dan jam 07.00 hingga jam 12.30 untuk hari Sabtu.

Dalam kegiatan Kerja Praktek ini penulis memilih PT. Indofood (CBP) Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang selaku tempat yang akan menaungi penulis pada saat penulis melakukan Kerja Praktek. Industri pangan tersebut telah mengembangkan banyak hal positif dalam bidang pangan seperti sebagai inovator pembuat bumbu sambal rica – rica, sambal matah dan lain sebagainya. Sehingga, perusahaan tersebut telah memiliki nama besar di Indonesia bahkan mancanegara. Produk yang dihasilkan dalam industri pangan tersebut tidak hanya bakmi, tetapi kecap, bumbu, bahkan snack. Selain itu, teknologi modern selalu mengacu pada perusahaan ini, standar yang tinggi akan menghasilkan produk yang tinggi pula. Sama halnya seperti perusahaan ini yang memiliki standar higienitas yang tinggi, kualitas, serta keamanan pangan yang senantiasa selalu diutamakan.

(11)

2

1.2. Tujuan

Tujuan dilakukannya kerja praktek ini adalah untuk mempelajari proses produksi mie instan, mengetahui bahan dasar yang digunakan pada kemasan mie instan serta mengetahui ketebalan fisik yang menjadi pembeda antara Indomie Goreng Spesial (GSS) dan Indomie Goreng Spesial Jumbo (GSSJ).

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat dilaksanakannya Kerja Praktek ini berlokasi di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang, Jalan Tambak Aji II/8, Ngaliyan, Semarang. Waktu pelaksanaan kerja praktek ini adalah selama hari kerja, yang dimulai Tepat tanggal 2 Januari dan diakhiri pada tanggal 31 Januari. Jam kerja yang diberlakukan bagi penulis sama dengan jam bekerja yang diberlakukan bagi pekerja Indofood yaitu adalah jam 08.00 hingga jam 16.00 untuk hari Senin hingga Jumat, dan jam 07.00 hingga jam 12.30 untuk hari Sabtu.

1.4. Metode Kerja Praktek

Kerja Praktek dilakukan dengan metode pengamatan secara langsung, diskusi dengan para pegawai, wawancara, dan tanya jawab berkaitan dengan kegiatan kerja praktek. Kegiatan yang dilakukan selama Kerja Praktek ini adalah :

• Orientasi pabrik pada saat pertama masuk kerja dengan bapak Adi selaku HRD. Orientasi meliputi pengenalan tentang pabrik, peraturan dan tata tertib, dan hak kewajiban yang diterapkan pada pabrik untuk para pegawai serta penulis.

• Diskusi dengan pembimbing lapangan mengenai jadwal kegiatan selama kegiatan Kerja Praktek.

• Diskusi dan praktek langsung dengan QC RM, QC Process, dan QC Finished Good mengenai proses pengawasan mutu mie instan dari bahan baku hingga produk jadi. • Pengamatan dan praktek secara langsung pada proses pengawasan mutu bahan

baku hingga produk jadi.

• Studi pustaka (mengumpulkan hasil pengamatan dan data yang kemudian dibandingkan dengan literatur).

(12)

3

2.1. SEJARAH UMUM PERUSAHAAN 2.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang pada awalnya berdiri dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd yang berlokasi di Jakarta pada tanggal 27 April 1970. Kemudian pada tanggal 31 Oktober 1987 perusahaan ini mendirikan cabang di Semarang yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian Ir. Hartarto bersama dengan Menteri Tenaga Kerja Soedomo. Kemudian, pada tanggal 1 Maret 1994 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd bergabung dengan cabang perusahaan Indofood group dan berubah nama menjadi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. yang secara spesifik merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang mi instan. Kemudian perusahaan ini beralih nama menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dan nama ini digunakan hingga sekarang.

2.2. Lokasi Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle adalah divisi terbesar yang ada pada Indofood. Pabrik PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle telah tersebar di 17 kota. Dimulai dengan dibangunnya satu pabrik yang berlokasi di daerah Ancol, Jakarta yang merupakan pusat dari perusahaan tersebut, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi noodle dewasa ini telah memiliki beberapa cabang perusahaan di dalam negeri yaitu meliputi Palembang, Medan, Pekanbaru, Lampung, Cibitung, Tangerang, Bandung, Surabaya, Semarang, Pontianak, Banjarmasin, Makasar, Jambi, dan Manado. Beberapa cabang perusahaan di luar negeri adalah Filipina, Beijing, Saudi Arabia, Siria, Malaysia, dan Afrika Selatan.

Pada salah satu cabang PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle yang berada di Semarang, perusahaan ini terletak di kawasan industri Tambak Aji, tepatnya berada di Jalan Tambak Aji II No. 08, Kelurahan Tambak Aji, Kecamatan Ngaliyan, Semarang Barat. Luas bangunan pabriknya mencapai 19.695 m2 dan luas tanahnya sebesar 33.015 m2. Bangunan dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

(13)

4

dengan pengemas dan bumbu serta minyaknya. Produk yang dihasilkan didistribusikan ke wilayah DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan Jawa Tengah, meliputi Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, dan Nikimiku dengan varian flavor yang beragam.

Ditinjau dari segi geografisnya, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divsi Noodle Cabang Semarang ini dibatasi oleh perusahaan-perusahaan lain, seperti :

Sebelah Utara : PT. Lautan Luas Sebelah Selatan : PT. WOI

Sebelah Timur : PT. Guna Mekar Industri Sebelah Barat : PT. Apollo.

2.3. Ketenagakerjaan

Jumlah karyawan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang kurang lebih sebanyak 800 orang, namun jumlah tersebut dapat berubah-ubah setiap bulan bergantung pada turn over karyawan. Waktu kerjanya dibagi menjadi 2 macam, yakni 5 hari kerja dan 6 hari kerja. Karyawan dengan waktu kerja 5 hari, dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 17.00 WIB untuk hari Senin hingga Jumat. Karyawan dengan waktu kerja 6 hari dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.00 WIB untuk hari Senin hingga Jumat. Sedangkan untuk hari Sabtu dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 12.30 WIB. Pada karyawan bagian produksi, waktu kerjanya dibagi menjadi menjadi 3 shift untuk hari Senin hingga Jumat yakni shift pertama pada pukul 07.00 – 14.30 WIB, shift kedua pada pukul 14.30 - 22.00 WIB, dan shift ketiga pada pukul 22.00 – 07.00 WIB. Sedangkan untuk hari Sabtu, waktu kerja dibagi menjadi 2 shift, yaitu shift pertama pada pukul 07.00 – 12.00 WIB dan shift kedua pada pukul 12.00 – 17.00 WIB

(14)

5

2.4. Visi dan Misi Perusahaan

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle Cabang Semarang mempunyai visi dan misi yang realistik, spesifik, dan meyakinkan. Visi dan misi tersebut merupakan penggambaran citra, nilai, arah dan tujuan untuk masa depan perusahaan.

2.4.1. Visi Perusahaan

Visi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah menjadi perusahaan penyedia makanan bermerek dan bermutu bagi jutaan konsumen di Indonesia dan juga di berbagai penjuru dunia.

2.4.2. Misi perusahaan

Misi dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah:

• Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan kami, proses produksi kami, dan teknologi kami.

• Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga terjangkau, yang merupakan pilihan pelanggan.

• Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun internasional. • Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa Indonesia,

khususnya dalam bidang nutrisi.

• Meningkatkan stakeholder’s value secara berkesinambungan.

2.5. Logo perusahaan

Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang

(15)

6

2.6. Struktur organisasi

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dipimpin oleh seorang Branch Manager yang bertugas untuk memimpin dan mengarahkan semua kegiatan perusahaan demi mencapai produk yang berkualitas tinggi dengan selalu menerapkan sistem penjaminan mutu. Branch manager tersebut membawahi 6 departemen yakni :

1. Branch Human Resources Manager (BHRM)

BHRM menaungi Departemen Human Resources yang memiliki tugas untuk, mengkoordinasi, merencanakan, mengendalikan, serta mengarahkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan sumber daya manusia, meliputi administrasi kepegawaian dan pengupahan, hubungan industrial, jaminan sosial, serta pelayanan umum demi mencapai sasaran perusahaan.

2. Purchasing Officer

Purchasing officer membawahi Departemen Purchasing yang memiliki tugas untuk

melakukan pengadaan barang-barang yang diperlukan oleh tiap departemen yang ada.

3. Factory Manager (FM)

Seorang factory manager membawahi Departemen Manufacturing yang memiliki tugas untuk merencanakan, mengkoordinasi, mengendalikan, serta mengarahkan kegiatan manufacturing yang meliputi :

a. Production Planning and Inventory Control (PPIC)

Departemen ini dipimpin oleh PPIC supervisor yang bertugas untuk merencanakan jadwal produksi berdasarkan Confirmed Weekly Order (CWO) dan mengendalikan tingkat kesediaan raw material dan finished goods sehingga standar buffer stock tetap terjaga.

b. Teknik

Departemen ini dipimpin oleh technical supervisor yang bertugas untuk merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan di bagian teknik, baik dalam hal perbaikan maupun perawatan mesin, demi menjamin kelancaran proses produksi.

(16)

7

7

c. Production

Departemen ini dipimpin oleh production SPV yang membawahi 3 production

shift supervisor sekaligus yang memiliki tugas untuk merencanakan,

mengkoordinasi, dan mengendalikan kegiatan produksi sesuai standar yang telah ditetapkan dan menjaga kelancaran proses produksi dengan tetap meminimalkan pemborosan Raw Material dan utilitas.

d. Warehouse

Departemen ini dipimpin oleh Warehouse Supervisor. Tugas dari warehouse

supervisor adalah untuk merencanakan, mengkoordinasi, dan mengendalikan

kegiatan pergudangan sehingga tercapai kesesuaian jumlah, keutuhan, dan keamanan barang.

4. Branch Process Development & Quality Control Manager (BPDQCM)

BPDQCM membawahi departemen PDQC yang bertugas untuk mengendalikan mutu (Incoming Quality Control, Process Quality Control, Outgoing Quality

Control) dan market audit.

5. Finance & Accounting Manager (FAM)

FAM membawahi Departemen Finance & Accounting yang bertugas untuk merencanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan keuangan, serta menyajikan laporan dan analisis keuangan sebagai pendukung operasional perusahaan.

6. Area Sales & Promotion Manager (ASPM)

ASPM membawahi Departemen Marketing yang bertugas untuk merencanakan dan mengkoordinir strategi kegiatan promosi dan penjualan produk.

(17)

8

3. SPESIFIKASI PRODUK 3.1. Jenis Produk

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang memproduksi beberapa jenis mie instan dalam berbagai merk dan varian rasa. Produk-produk tersebut meliputi :

1. Indomie

Indomie dikenalkan pertama kali pada tahun 1972 dengan varian rasa Indomie kuah rasa kaldu ayam, rasa tersebut disesuaikan dengan selera masyarakat Indonesia. Kemudian, pada tahun 1982, dikeluarkan varian rasa baru yaitu Indomie kuah rasa kari ayam. Lalu, pada tahun 1983, Indofood mulai meluncurkan produk Indomie goreng. Hingga sekarang, Indofood sudah memiliki beraneka ragam varian rasa produk Indomie, antara lain :

• Indomie kuah : rasa ayam bawang, ayam spesial, soto mie, kari ayam, dan lain-lain.

• Indomie goreng : rasa rendang, pedas, soto, ayam bawang, iga penyet, cabe ijo, dan lain-lain.

• Indomie goreng jumbo : mie goreng jumbo dan mie goreng jumbo rasa ayam panggang.

• Indomie Selera Nusantara : mie goreng cakalang, mie rasa empal gentong, mie rasa soto banjar limau kulit, dan lain-lain.

• Indomie kriting : mie kriting goreng rasa ayam panggang, mie kriting goreng rasa ayam cabe rawit, mie kriting goreng rasa spesial.

• Indomie kuliner Indonesia : mie kuah rasa soto lamongan dan mie goreng rasa dendeng balado.

Indomie ‘My Noodlez’ : rasa seaweed, rasa salmon teriyaki, rasa pizza cheese. Beberapa varian rasa produk Indomie dapat dilihat pada Gambar 2.

(18)

9

9

Gambar 2. Varian Rasa Produk Indomie

2. Supermi

Supermi mulai diproduksi pada tahun 1968 sebagai mie instan serbaguna. Supermi adalah produk yang diluncurkan sebelum Indomie sebagai mie instan serbaguna, namun sesudah Indomie sebagai mie instan berbumbu. Varian rasa Supermi meliputi Supermi rasa ayam bawang, Supermi rasa ayam spesial, Supermi rasa kaldu ayam, Supermi rasa sop buntut, dan lain-lain. Beberapa varian rasa produk Supermi dapat dilihat pada Gambar 3.

(19)

10 3. Sarimi

Varian rasa Sarimi meliputi, Sarimi rasa ayam bawang, Sarimi rasa soto koya, Sarimi rasa baso sapi, Sarimi goreng ayam kecap, Sarimi goreng ayam kremes, Sarimi goreng sate, Sarimi goreng pecel, dan lain-lain. Adapun Sarimi terbagi menjadi 2 pilihan yakni isi 1 (single) dan isi 2. Beberapa varian rasa produk Sarimi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Varian Rasa Produk Sarimi

4. Mie Sakura

Mie Sakura juga terdiri dari mie goreng serta mie kuah. Varian rasa Mie Sakura meliputi Sakura rasa ayam kecap pedas, Sakura rasa soto ayam, Sakura rasa baso sapi, Sakura mi goreng, dan lain-lain. Varian rasa produk Mie Sakura dapat dilihat pada Gambar 5.

(20)

11

11 5. Pop Bihun

Pop Bihun merupakan salah satu produk bihun instan yang terbuat dari bahan baku beras. Varian rasa Pop Bihun meliputi Pop Bihun spesial rasa kari ayam pedas, Pop Bihun spesial rasa ayam bawang, Pop Bihun spesial rasa soto ayam, Pop Bihun spesial goreng spesial, Pop Bihun regular rasa soto ayam, dan lain-lain. Varian rasa produk Pop Bihun dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Varian Rasa Pop Bihun

6. Pop Mie

Pop Mie merupakan jenis mie instan yang dikemas dalam bentuk cup. Pop Mie mulai diproduksi pada tahun 1987. Varian rasa Pop Mie juga beraneka ragam, yaitu Pop Mie rasa ayam, Pop Mie rasa ayam bawang, Pop Mie rasa baso, Pop Mie rasa soto ayam, Pop Mie goreng spesial, Pop Mie goreng pedas, dan lain-lain. Adapun Pop Mie terbagi menjadi 2 pilihan porsi, yaitu porsi mini dan porsi jumbo. Beberapa varian rasa produk Pop Mie dapat dilihat pada Gambar 7.

(21)

12 7. Mie Telur Cap 3 Ayam

Mie Telur Cap 3 Ayam adalah produk mie yang mudah diolah menjadi masakan utama dengan berbagai kreasi. Mie Telur Cap 3 Ayam terbagi menjadi 2 jenis yaitu Mie Telur keriting dan Mie Telur bulat. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Produk Mie Telur Cap 3 Ayam

8. Intermi

Intermi merupakan produk mie instan yang terbagi menjadi 2 jenis yaitu mie kuah dan mie goreng. Varian rasa Intermi meliputi Intermi goreng, Intermi rasa baso sapi, Intermi rasa kaldu ayam, Intermi rasa ayam bawang, dan lain-lain. Varian rasa produk Intermi dapat dilihat pada Gambar 9.

(22)

13

13

3.2. Kode produksi

Setiap kemasan produk mie instan yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang memiliki kode produksi yang berbeda. Tujuan dari adanya kode produksi tersebut adalah untuk mengetahui expired date (tanggal kadaluwarsa), tempat produksi, umur simpan, shift pembuatan, dan juga mesin pengemas dari produk mie tersebut.

3.2.1. Etiket

Gambar 10. Kode produksi etiket PT Indofood

Keterangan:

1. Tempat produksi

Pada gambar tertera tulisan “SMG” yang artinya tempat produksinya di semarang. 2. Expired date

Format penulisannya yaitu “ddmmyy” artinya tanggal, bulan, dan tahun. Contoh: 021117

3. Umur simpan

Umur simpan pada mie instan adalah 8 bulan, sedangkan pop mie adalah 6 bulan. 4. Shift pembuatan

Dalam gambar tertera “B1” yang artinya produk ini dibuat oleh grup B pada waktu

shift 1.

(23)

14

3.2.2. Karton

Gambar 11. Kode produksi karton yang digunakan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK. Divisi Noodle Cabang Semarang.

Keterangan:

1. Tempat produksi

Pada gambar tertera tulisan “SMG” yang artinya tempat produksinya di semarang. 2. Expired date

Format penulisannya sedikit berbeda dibandingkan dengan format penulisan expired

date di etiket.

3. Shift pembuatan

Dalam gambar tertera “A3” yang artinya produk ini dibuat oleh grup A pada waktu

shift 3.

(24)

15

4. PROSES PRODUKSI

4.1. Bahan Baku dan Bahan Pengemas

Produk mie instan dibuat dengan bahan baku tepung terigu, air alkali, dan minyak. Berikut ini merupakan bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam proses produksi mie instan :

1. Tepung terigu

Tepung terigu yang digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

Noodle Cabang Semarang merupakan produk dari PT. Bogasari Flour Mills

Surabaya yang termasuk ke dalam Indofood Group. Tepung terigu adalah bahan baku paling utama dalam proses pembuatan mie instan. Tepung terigu berasal dari biji gandum (Triticum vulgare) yang telah mengalami proses penggilingan (Astawan, 2008). Penggunaan tepung terigu sebagai bahan baku mie adalah karena tepung terigu memiliki kemampuan untuk dapat membentuk gluten ketika bercampur dengan air. Menurut Astawan, (2008). Sifat elastis dari gluten tersebut menyebabkan mie tidak mudah putus dalam proses pencetakan maupun pemasakan. Hal ini diperkuat oleh Nitasari, (2003) bahwa, kandungan gluten membentuk struktur tiga dimensi yang berfungsi sebagai kerangka mie sehingga akan menyebabkan mie menjadi lebih kuat

2. Air alkali

Air alkali juga merupakan bahan baku yang tidak kalah penting dalam pembuatan mie instan. Air alkali ini terdiri dari campuran beberapa ingredient dengan air. Menurut (Suyanti, 2008). Penggunaan air alkali memiliki fungsi untuk mengubah sifat pati tepung terigu dan menyebabkan mie menjadi lebih kenyal, menguatkan struktur gluten sehingga mie menjadi lebih lentur, serta mengubah zat warna (pigmen) dalam terigu sehingga lebih cerah.

3. Minyak goreng kelapa sawit

Minyak merupakan medium penggorengan suatu produk pangan. Minyak memiliki fungsi sebagai penambah rasa gurih dan kalori bahan pangan serta medium penghantar panas (Ketaren, 2008). Jenis minyak yang digunakan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tblk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah minyak goreng kelapa sawit. Minyak kelapa sawit adalah minyak yang dihasilkan dari inti kelapa

(25)

16

sawit (palm kernel oil). Minyak ini mengandung pro vitamin A yang murah dan sumber vitamin E yang berperan sebagai antioksidan.

Selain itu, menurut Ketaren, (2008), minyak kelapa sawit juga mengandung perbandingan asam lemak tidak jenuh yang hampir sama, yaitu 40 % asam oleat dan 44 % asam palmitate.

4. Bahan pengemas

Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi bahan pangan dari kerusakan fisik akibat tekanan dan cemaran, memudahkan penyimpanan, pengangkutan, dan distribusi, serta meningkatkan umur simpan produk Suyanti, (2008). Untuk mempertahankan mutu produknya, jenis kemasan yang digunakan untuk mengemas produk mie instan oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tblk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah etiket dan karton. Kemasan etiket digunakan sebagai kemasan primer, etiket terdiri dari campuran plastik OPP dan plastik PP. Plastik OPP (Oriented Polypropylene) berfungsi sebagai bagian yang akan dicetak.

Menurut Sampurno, (2006). Plastik OPP memiliki sifat barrier / penghalang yang sangat baik terhadap uap air, sangat transparan, harga lebih murah dari film lain, dan memiliki ketahanan terhadap suhu yang cukup baik. Untuk plastik PP, menurut Suyanti, (2008), sifatnya adalah ringan, memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak, daya tembus uap rendah, dan stabil terhadap suhu tinggi. Sedangkan kemasan karton berfungsi sebagai kemasan sekunder setelah kemasan plastik etiket.

4.2. Proses Produksi Mie Instan

Tahap-tahap proses produksi mie instan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Semarang adalah sebagai berikut :

1. Pengayakan tepung

Pada proses ini, tepung yang terlebih dahulu telah dianalisa oleh QC field dan juga QC analis, dituangkan ke dalam screw yang telah dilengkapi penyaring / ram. Tujuan dari adanya penyaring / ram sendiri adalah supaya dapat menahan kotoran / cemaran seperti sekam, serangga, kutu, dan bahan asing lain sehingga tidak membahayakan produk mie instan yang dihasilkan. Proses pengayakan tepung ini merupakan salah satu titik kritis dalam tahap produksi mie instan. Hal ini disebabkan karena apabila dalam tahapan ini tidak dilakukan dengan tepat, maka

(26)

17

17

seluruh produk yang dihasilkan akan ditolak karena dapat membahayakan konsumen sehingga dapat menyebabkan kerugian pula bagi perusahaan. Selain secara fisik, seorang QC akan memastikan bahwa parameter-parameter kimiawi seperti kadar air, iron’s spot dan kadar abu sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kemudian, tepung yang sudah diayak dan bebas dari cemaran dialirkan / dihisap melalui pipa menuju ke mixer.

2. Pencampuran (Mixing)

Setelah tahap screw, tepung dialirkan menuju ke mixer sehingga terjadi pencampuran antara tepung dan larutan alkali hingga adonan menjadi homogen. Waktu yang dibutuhkan untuk mencampur berbeda-beda tergantung ukuran mi instan yang diproduksi, sekitar 10 hingga 15 menit. Proses pencampuran dilakukan di lantai 2. Setelah itu adonan diturunkan menuju ke Feeder Press. Pihak QC akan melakukan pemeriksaan terhadap adonan yang terbentuk setelah mixing seperti pengujian fisik dan organoleptik serta analisa kimiawi. Pengamatan terhadap fisik di antaranya adalah mengamati ada tidaknya cemaran dalam larutan alkali yang dapat mengganggu produk akhir, lama pengadukan dan jumlah larutan alkali yang ditambahkan ke adonan. Sedangkan analisa kimiawi meliputi analisa kadar air adonan.

3. Pembentukan lembaran adonan / Pressing / Rolling

Setelah adonan tercampur rata, adonan mie ditampung di dalam feeder. Kemudian, adonan tersebut dilewatkan pada mesin roll press sehingga akan diperoleh lembaran adonan mie. Pada tahapan ini, dilakukan pengecekan terhadap ketebalan lembaran adonan mie. Apabila ketebalan adonan tidak sesuai dengan standar, maka akan dilakukan penolakan sehingga mesin akan dimatikan dan dilakukan pemrosesan ulang sehingga ketebalan mie dapat sesuai dengan yang diinginkan.

4. Slitting & Waving

Selanjutnya adoanan yang sudah berbentuk lembaran-lembaran tadi masuk ke dalam mesin slitting. Pada proses slitting ini mesin bekerja dengan prinsip seperti sisir rambut. Lembaran adonan yang sudah tipis dipotong menjadi untaian yang panjang. Selain itu setelah adonan mie juga masuk tahap waving yang bertujuan

(27)

18

menghasilkan untaian mie yang berbentuk menggelombang. Untaian mi membentuk gelombang-gelombang karena perbedaan kecepatan antara conveyor slitter dengan

conveyor steaming box. Kecepatan pada conveyor slitter lebih cepat daripada conveyor steaming box, sehingga untaian mi yang ada di conveyor slitting menjadi

menumpuk dan akibatnya untaian mi menjadi bergelombang.

5. Pengukusan (Steaming)

Setelah adonan mie berbentuk untaian dan bergelombang, kemudian adonan mie dilewatkan ke dalam steam box yang dialiri uap yang bersuhu ± 100ºC. Pada tahapan ini, dilakukan pengontrolan pada tekanan uap masuk dan keluar yang digunakan. Hal ini disebabkan karena jika tekanan uap yang masuk maupun keluar tidak sesuai maka dapat menyebabkan adonan mie masih mentah. Apabila diperoleh adonan mie yang masih mentah, maka proses dihentikan dan adonan mie yang masih mentah disingkirkan / dibuang.

6. Pemotongan (Cutting) dan pelipatan

Setelah untaian mie dikukus, kemudian dilakukan pemotongan untaian mie dan pelipatan sehingga untaian mie menjadi dua tumpuk. Alat yang digunakan pada tahapan ini adalah cutter dan folder. Fungsi cutter sendiri adalah untuk memotong untaian mie. Sedangkan fungsi folder adalah untuk melipat mie.

7. Penggorengan (Frying)

Pada tahapan ini, dilakukan penggorengan pada potongan mie basah menggunakan minyak dengan suhu ± 120ºC – 160 ºC. Penggorengan ini bertujuan untuk menurunkan kadar air mie dari 32 – 35 % menjadi ± 3,5% sehingga mie dapat bertahan selama 8 bulan. Selain itu, dengan penggorengan ini mie menjadi matang. Pada proses ini, dilakukan pengontrolan pada suhu minyak goreng yang digunakan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya case hardening, yaitu bagian luar dari mie telah matang namun bagian dalam mie masih mentah karena adanya pemanasan secara tiba-tiba. Selain pengontrolan suhu minyak, kadar FFA minyak juga diukur oleh QC analis supaya mencegah terjadinya ketengikan pada produk mie yang dihasilkan.

(28)

19

19 8. Pendinginan (Cooling)

Setelah mie digoreng dan ditiriskan, kemudian dilakukan pendinginan pada cooling

box, yakni lorong kotak pendinginan yang dilengkapi dengan kipas angin atau fan.

Untuk menarik udara panas dari proses pendinginan mie, cooling box dilengkapi dengan adanya exhauster berupa blower sehingga udara panas dapat keluar dan proses pendinginan berlangsung lebih cepat dan efektif.

9. Pengemasan (Packaging)

Tahapan akhir dari proses produksi mie adalah pengemasan, yakni pengemasan mie dengan bumbu, bubuk cabe atau saus sambal, minyak, kecap, ataupun sayuran kering menggunakan kemasan etiket. Pengemasan mie bertujuan untuk melindungi mie dari kemungkinan rusak atau tercemar sehingga kualitas mie dapat dipertahankan. Kemudian, bungkus mie dimasukkan ke dalam karton untuk memudahkan proses distribusi produk. Setelah itu, setiap karton mie dilewatkan ke

conveyor dan disimpan di gudang serta siap untuk didistribusikan. Diagram alir

(29)

20 Pengayakan Pencampuran Pengepresan Slitting Pengukusan

Pemotongan dan pelipatan

Penggorengan

Pendinginan

Pengemasan

Produk Mie Instan

Tepung Terigu Larutan Alkali

Penyaringan

Minyak Goreng

Bahan Pelengkap Pengemas

Gambar 12. Diagram Alir Proses Produksi Mie Instan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.

Tepung

(30)

21

5. Ketebalan fisik etiket pada kemasan Indomie GSS dan GSSJ 5.1. Jenis pengemas etiket pada kemasan Indomie GSS dan GSSJ

Kemasan etiket yang digunakan pada kemasan Indomie Goreng Spesial dan Indomie Goreng Spesial Jumbo memiliki bahan yang terdiri dari plastik jenis PP dan OPP. Pada setiap jenis kemasan plastik tertera kode-kode yang digunakan untuk memberi tanda bahan pembuatan kemasan plastik tersebut. The Society of Plastic Industry mengeluarkan kebijakan ini pada tahun 1998 di Amerika Serikat dan setelah itu kebijakan ini diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti (ISO). Angka-angka tersebut dikenal sebagai sistem kode identifikasi resin. Sistem kode resin ini dapat mengelompokkan botol dan kemasan plastik yang ditemukan pada limbah berdasarkan kandungan resinnya.

Menurut Majari magazine, (2009) Sistem kode ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan para penyedia jasa daur ulang dan juga memberikan konsistensi dan keseragaman sistem pada manufaktur plastik yang dapat diterapkan secara internasional. Pemberian kode tersebut dapat memudahkan para konsumen untuk mengenali keamanan dan bahaya kemasan plastik. Kode tersebut terdapat di bawah kemasan plastik berupa angka dan huruf sesuai dengan jenis kemasan yang dipakai dalam lingkaran segitiga atau logo daur ulang. Seperti dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 13. Kode Jenis Plastik

( Sumber : http://www.thesleuthjournal.com/ban-bpa-from-your-life-6-small-steps-that-will-help-you-live-toxin-free/)

(31)

A. PP 15 Mikron

Pada kemasan etiket digunakan plastik jenis PP 15 Mm, pada plastik jenis PP 15 Mm tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya dengan tulisan PP 15 Mm (polypropylene). PP 15 Mm adalah kemasan pilihan terbaik untuk bahan plastik, yang khususnya berhubungan dengan makanan dan juga minuman, contohnya jenis plastik PP 15 Mikron ini biasa digunakan sebagai tempat menyimpan makanan, botol minum dan botol minum untuk bayi. Plastik jenis PP 15 Mm memiliki karakteristik tidak berwarna yaitu transparan, tidak jernih ataupun berawan, memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak, lebih ringan dan juga kuat serta memiliki daya tembus uap yang rendah, mengkilap dan juga lebih stabil terhadap suhu tinggi. Sifat yang dimiliki antara lain keras tetapi fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya, tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak, melunak pada suhu 140ºC.

Dalam dunia industri makanan, PP 15 Mm bisa digunakan untuk pembungkus biskuit, kantong chips kentang, krat serealia, pita perekat kemasan dan sedotan (Heldi, 2008). Jenis plastik PP 15 Mm juga memiliki sifat thermoplastik yaitu dapat meleleh jika dipanaskan, dapat mengeras jika didinginkan, dan dapat mengalami proses pelunakan dan pengerasan beberapa kali. Oleh karena itu, blok mi yang sudah berada dalam kemasan etiket yang terdiri dari bahan plastik jenis PP 15 Mm tersebut dijauhkan dari sinar matahari, dan juga diawasi suhu ruangan yang menjadi tempat penyimpanan barang produk tersebut. Pada kerja praktek yang penulis lakukan, penulis membantu pegawai QC Packaging untuk mengecek dan mengontrol gudang etiket yang berisi gulungan kemasan – kemasan Indomie, Sarimi, Supermi, Intermi, dan Popmie dengan berbagai jenis flavor.

Pada saat pengecekan berlangsung, penulis mengamati bagian – bagian dari kemasan etiket yang berada di gudang etiket. Kemasan etiket cukup tebal dan juga tidak mudah robek. Hal ini bertujuan agar produk yang berada di dalam kemasan dapat tahan lama dan tidak mudah terkontaminasi oleh mikroorganisme, (Tim publikasi bersama, 2006). Kemasan etiket yang terdiri dari 2 lapisan jenis plastik yang berbeda yaitu jenis plastik PP dan OPP dapat dengan kuat melindungi blok mi yang terdapat di dalam kemasan

(32)

23

etiket tersebut. Kemasan etiket memiliki warna dan tulisan yang menarik yang dihasilkan dari printing antara lapisan PP 15 Mm dan OPP 20 Mm tersebut. Tujuan dari

printing adalah untuk memberi warna pada kemasan etiket agar terlihat lebih menarik

dan juga memberi informasi pada konsumen jenis flavor yang dipasarkan.

B. OPP 20 Mm

Kemasan etiket yang digunakan pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

Noodle Cabang Semarang, adalah plastik dengan jenis OPP 20 Mm. OPP atau Oriented Polystyrene memiliki fungsi sebagai protektor dari produk makanan yang berada di

dalam kemasan, meningkatkan nilai estetika pada kemasan, dan sebagai bahan promosi perusahaan.

Menurut Coles (2003) OPP 20 Mm juga memiliki fungsi ekstra yaitu sebagai pelindung produk makanan yang memiliki sensitivitas terhadap kelembaban. Seperti halnya blok mi yang telah dikeringkan dengan suhu tertentu dan memilik kadar AW yang harus dijaga agar selalu awet sesuai dengan tanggal kadaluarsa bagi masing – masing produk mi, produk ini memerlukan kemasan yang dapat melindungi dari kelembaban udara di luar ataupun di dalam kemasan.

Fungsi dan tujuan dari printing adalah sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu untuk memberi warna pada kemasan etiket agar terlihat lebih menarik dan juga memberi informasi pada konsumen apa jenis flavor yang dipasarkan. Penggunaan kemasan etiket pada produk mi ini menjadi salah satu daya tarik konsumen untuk membeli produk, semakin menarik dan semakin jelas warna dan jenis flavor yang tertera makan konsumen pun akan semakin penasaran dan akan membeli produk tersebut. Tidak luput dari pemasaran produk, kemasan etiket pun menjadi tolak ukur dari produk mi instan yang siap dipasarkan, jika kemasan etiket tidak baik maka konten blok mi tersebut juga dipastikan tidak baik dan tidak dapat dikonsumsi.

Hal ini dikemukakan oleh BPOM (2008) yaitu jika kemasan produk telah terbuka atau tidak rapat dan tidak tersegel maka produk makanan ataupun minuman di dalamnya sudah tidak layak dikonsumsi.

(33)

5.2. Uji ketebalan fisik etiket pada kemasan Indomie GSS

Pada uji ketebalan ini diperlukan alat pengukur yang bernama digital thickness gauge , alat tersebut dapat mengukur ketebalan plastik ataupun kertas pada ketebalan dalam satuan inch dan hasil yang tertera akan ditampilkan secara digital.

Standar kemasan Indomie GSS memiliki standar ketebalan etiket yaitu antara 33 – 37 , berat lembaran etiket yaitu 13,25 - 14,25 kg, panjang pitch yaitu 172 – 174 mm, dan lebar yaitu 279 – 281 mm. Hal ini semua sudah diatur dalam ukuran standar yang senantiasa digunakan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang. Pengukuran tidak hanya dengan mengukur ketebalan dari plastik etiket akan tetapi dengan mengukur panjang dari pitch tersebut menggunakan penggaris panjang.

Pitch adalah garis batas antara kemasan etiket yang memiliki warna hitam dari ujung

kanan ke ujung kiri dan diukur serta disesuaikan dengan standar yang ada. Lebar dari kemasan etiket juga diukur menggunakan penggaris panjang dan dibandingkan dengan ukuran standar yang telah tersedia.

Pada ketebalan fisik etiket pada kemasan Indomie Goreng Spesial memiliki tebal yang lebih tipis jika dibandingkan dengan kemasan indomie Goreng Spesial Jumbo. Hal ini disesuaikan dengan konten blok mi yang terbungkus di dalamnya, Indomie Goreng Spesial memiliki ukuran blok mi yang jauh lebih kecil apabila di bandingkan Indomie Goreng Spesial Jumbo. Maka dari itu, kemasan etiket yang digunakan pun memiliki standar yang berbeda pula dengan kemasan etiket Indomie Goreng Spesial. Menurut teori Khomsan, (2003) keamanan gizi dalam pangan yang terdapat pada mi instan tersebut dapat dipegaruhi oleh kemasan yang sesuai pula. Kemasan yang buruk dapat berdampak buruk pula pada konten dalam kemasan. Dalam hal ini, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang telah sangat mengontrol keamanan kemasan dan dampak yang akan ditimbulkan pada konten kemasan yaitu blok mi yang akan dipasarkan. Maka dari itu, peran penting QC atau Team Quality

Control sangat dibutuhkan dalam pengecekan kemasan ini, mulai dari bahan baku

(34)

25

5.3. Prinsip kerja digital thickness gauge

Pada Gambar 14. Alat ukur digital thickness gauge

Alat ukur ketebalan yang digunakan dalam pengukuran di kemasan etiket dan tutup cup

noodle di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.

Menurut Sayer, (2000) digital thickness gauge memiliki prinsip kerja dengan cara yaitu menjepitkan objek yang akan diukur ketebalannya dan dengan otomatis hasil sudah keluar dalam layar secara digital sehingga memudahkan pengguna untuk membaca, dan yang dilakukan pengguna selanjutnya hanya mencatat angka yang dikeluarkan dari alat tersebut dan membandingkan ukuran antara kemasan indomie satu dan lainnya sesuai dengan standar yang telah ada.

Dalam pengukuran ini cukup diambil 8 pieces sampel. Jika ukuran terpaut sangat jauh dengan standar yang digunakan maka satu gulungan etiket tidak digunakan dan diganti dengan gulungan baru yang sesuai dengan standar. Biasanya dalam pengukuran tersebut barang yang diukur hanya terpaut selisih yang sangat kecil dengan standard yang digunakan dan masih masuk dalam ukuran standar yang digunakan. Akan tetapi, hal ini jarang terjadi mengingat betapa selektifnya dan ketatnya pihak PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang dalam memilih dan mengontrol barang – barang yang akan digunakan. Hal ini menyebabkan kualitas dan kuantitas produk dari PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang selalu terjaga. Ukuran yang digunakan dalam alat tersebut adalah dengan menggunakan satuan 0,1 mm. Dalam quality control packaging alat tersebut tidak hanya digunakan dalam pengukuran kemasan etiket saja akan tetapi tutup dari cup noodle popmie yang juga membutuhkan pengukuran ketebalan agar sesuai dengan standar yang tertera.

(35)

5.4. Uji ketebalan fisik etiket pada kemasan Indomie GSSJ

Uji ketebalan ini memerlukan alat yang sama dengan cara mengukur ketebalan fisik etiket pada kemasan Indomie Goreng Spesial, akan tetapi standar yang diberikan pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur berbeda yaitu standar ketebalan etiket pada kemasan Indomie Goreng Spesial Jumbo.

Ketebalan etiket 38 - 42, berat lembaran etiket yaitu 19,50 - 21,50, panjang pitch yaitu 194 - 196, dan lebar kemasan etiket yaitu 359 - 361. Pengukuran menggunakan alat yang sama seperti halnya mengukur kemasan etiket Indomie Goreng Spesial. Ketebalan fisik etiket pada kemasan Indomie Goreng Spesial Jumbo memiliki ukuran yang relatif lebih tebal jika dibandingkan dengan ketebalan kemasan pada Indomie Goreng Spesial. Hal ini dipengaruhi oleh konten dalam kemasan tersebut. Blok mi pada Indomie Goreng Spesial Jumbo memiliki ukuran dua kali lipat jika dibandingkan dengan ukuran blok mi Indomie Goreng Spesial. Ukuran blok mi yang lebih besar menyebabkan kemasan pelindung yang digunakan harus lebih kuat dan tidak mudah robek. Maka dari itu, ketebalan etiket menjadi salah satu tolak ukur untuk kualitas produk. Umur simpan dari produk pun tergantung dengan kemasan yang digunakan. Jika kemasan yang digunakan lebih tebal maka akan semakin awet pula umur simpannya, sebaliknya jika kemasan yang digunakan tipis maka akan mempercepat umur simpan juga. Berat gulungan kemasan etiket produk Indomie GSSJ juga berbeda dengan berat gulungan kemasan etiket pada produk Indomie GSS hal ini dikarenakan ketebalan konten blok mi yang berbeda pula. Sehingga berat yang dihasilkan pun berbeda. Panjang pitch yang diukur pun memiliki perbedaan dikarenakan ukuran yang lebih besar dan juga lebih panjang bagi kemasan Indomie GSSJ.

Hal ini didukung oleh Nurminah, (2002) bahwa kemanan berbagai produk mkanan dapat dilihat dari cara pengemasan serta kemasan yang digunakan. Jika kemasan yang digunakan tidak sesuai standar maka dapat dipastikan bahwa konten produk makanan di dalam kemasan tersebut juga tidak layak konsumsi dan tidak baik untuk dikonsumsi.

(36)

27

5.5. Perbandingan uji ketebalan fisik etiket pada kemasan Indomie GSS dan GSSJ

Dapat dilihat dari data yang diperoleh di atas ketebalan fisik etiket Indomie Goreng Spesial dan Indomie Goreng Spesial Jumbo memiliki perbedaan yang cukup signifikan dari mulai ketebalan, berat etiket, panjang pitch, dan juga lebar. Standar yang dimiliki pun berbeda antara kemasan etiket Indomie Goreng Spesial dan Indomie Goreng Spesial Jumbo. Indomie Goreng Spesial memiliki ukuran blok mi yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan ukuran blok mi Indomie Goreng Spesial Jumbo maka dari itu, ketebalan yang diperlukan pun berbeda. Menurut Averus, (2008) ketebalan kemasan pelindung dari produk makanan memiliki pengaruh bagi produk makanan tersebut. Dari penelitian yang telah saya amati, semakin besar blok mi yang dihasilkan akan semakin tebal pula kemasan etiket yang digunakan.

Hal ini menunjukkan pula bahwa PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi

Noodle Cabang selalu memperhatikan kualitas dan kuantitas produk nya yang siap

dipasarkan dengan jumlah yang besar. Dari kedua produk yang telah dibandingkan sebenarnya memiliki kekuatan yang sama dan tidak mudah robek pula. Hanya berbeda ketebalan antara produk Indomie Goreng Spesial, dan Indomie Goreng Spesial Jumbo tidak mempengaruhi konten blok mi yang terdapat didalam kemasan, selagi kemasan etiket rapat dan tersegel produk Indomie tersebut aman untuk dikonsumsi. Perbedaan dari panjang pitch, berat gulungan etiket, ketebalan etiket, dan lebar etiket merupakan hal pokok yang harus dikontrol .

Disesuaikan pula ukuran ketebalan fisik etiket yang akan digunakan sebagai pelindung dari blok mi tersebut. Hal ini sesuai dengan Apriadji, (2007) yaitu bahwa pengemasan produk makanan dapat mempengaruhi kualitas produk makanan yang terdapat di dalam kemasan, jika kemasan yang digunakan baik dan tidak cacat maka begitu pula produk makanan yang terdapat didalamnya. Hal ini didukung oleh Nurminah, (2002) bahwa kemanan berbagai produk makanan dapat dilihat dari cara pengemasan serta kemasan yang digunakan. Jika kemasan yang digunakan tidak sesuai standard maka dapat dipastikan bahwa konten produk makanan di dalam kemasan tersebut juga tidak layak

(37)

konsumsi dan tidak baik untuk dikonsumsi. Akan tetapi, hal tersebut sangat dihindari oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang sangat memperhatikan keamanan pangan dan sangat teliti untuk mengontrol kemasan – kemasan yang akan digunakan dalam proses pengemasan hingga pemasaran dan diterima di tangan konsumen yang tidak hanya berasal dari Indonesia akan tetapi juga mancanegara.

(38)

29

6. Kesimpulan

• Kemasan etiket yang digunakan pada kemasan Indomie GSS dan Indomie GSSJ memiliki bahan yang terdiri dari plastik jenis PP dan OPP

• Plastik jenis PP 15 Mikron memiliki karakteristik tidak berwarna yaitu transparan, tidak jernih ataupun berawan, memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak, lebih ringan dan juga kuat serta memiliki daya tembus uap yang rendah, mengkilap dan juga lebih stabil terhadap suhu tinggi.

• Sifat lain yang dimiliki antara lain keras tetapi fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus cahaya, tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak, melunak pada suhu 140ºC.

• OPP 20 milimeter memiliki fungsi sebagai protektor dari produk makanan yang berada di dalam kemasan, meningkatkan nilai estetika pada kemasan, dan sebagai bahan promosi perusahaan.

• Parameter standar kemasan etiket pada kemasan Indomie GSS maupun Indomie GSSJ yakni ketebalan, berat, panjang pitch, dan lebar etiket sesuai dengan standar yang ditetapkan.

• Blok Indomie GSS memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan blok mi ukuran GSSJ, maka ketebalan yang diperlukan pun berbeda.

(39)

7. DAFTAR PUSTAKA

Ali Khomsan. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Apriadji, Wied Harry. 2007. Healthy Fast food. Jakarta: penertbit PT Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI

Astawan, M, dan Kasih, A.L. 2008. Khasiat Warna Warni Makanan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Avérous, L. 2008. Polylactic Acid: Synthesis, Properties and Applications, dalam Monomers, Polymers and Composites from Renewable Resources (Ed Mohamed Naceur Belgacem dan Alessandro Gandini), 1 st Editon, Chapter 21. Amsterdam: Elsevier Ltd

Coles, Richard, McDowell, Derek, Kirwan, Mark J,. 2003. Food Packaging Technology. Blackwell Publishing Ltd; London

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Materi Talkshow di RRI tentang Kemasan Pangan. 2008.

Heldi, 2008. Bahaya Pemakaian Plastik. http//heldi.net/2008/07/bahaya-pemakaian- plastik/. Diakses tanggal 16 Maret 2017.

http://majarimagazine.com/2009/02/simbol-daur-ulang-pada-botol-dan-kemasan-plastik/.

Ketaren, S. (2008). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Nitasari, L. (2003). Proses Produksi Mie Instan dan Evaluasi Perencanaan Sanitasi Perusahaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera. UGM. Yogyakarta.

(40)

31

Nurminah M. 2002. Penelitian sifat berbagai bahan kemasan plastik dan kertas serta pengaruhnya terhadap bahan yang dikemas. USU. Digital library.

Sampurno. S. dkk. 2007. Prosedur Analisa Bahan Makan dan Pertanian. Yogyakarta.

Sayer, Michael & Mansingh, Abhai. 2000. Measurement, Instrumentation and Experiment Design in Physics and Engineering, New Delhi: Prentice-Hall of India.

Suyanti. 2008. Membuat Mie Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tim Publikasi Bersama: Himpunan Polimer Indonesia, Inaplas, Federasi Pengemas Indonesia. Produk Plastik yang Aman Digunakan. 2006.

(41)

8. Lampiran 8.1. Plagscan

Gambar

Gambar  1. Logo PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle  Cabang  Semarang
Gambar 2. Varian Rasa Produk Indomie
Gambar 4. Varian Rasa Produk Sarimi
Gambar 6. Varian Rasa Pop Bihun
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui viabilitas Lactobacillus yang diisolasi dari asinan rebung kuning bambu betung dalam sari buah pepaya

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH (5, 6, dan 7) dan jenis substrat (jagung, kacang kedelai, dan kacang hijau) terhadap keberadaan lovastatin dan sitrinin

Mempawah yang membawa limbah padat non-B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) akan diperiksa oleh Satuan Pengamanan dan apabila sudah sesuai dengan ketentuan maka akan

Buah kopi yang memiliki kualitas baik akan tenggelam di dasar bak Syphon karena memiliki densitas yang lebih tinggi maka disebut kualitas Superior, sedangkan buah kopi yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kayu manis terhadap ketengikan minyak kelapa sawit selama penyimpanan dan membandingkannya dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh metode penggorengan vacuum frying terhadap kandungan quercetin dalam bawang merah yang dibedakan lapisan dalam dan

Limbah cair yang dihasilkan dapat berasal dari bahan baku, limbah limbah dari produk setengah jadi, limbah yang berasal dari produk jadi yang terbuang selama

Masing-masing bagian produksi dipimpin oleh CO Cake, CO Bakery, dan CO Basahan yang bertugas dalam merencanakan, mengkoordinasikan serta mengendalikan seluruh kegiatan pada