• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik dan Diastolik. Tekanan Darah sistolik pada manusia dikatakan normal jika kurang dari 140 mmHg dan tekanan diastolic kurang dari 90 mmHg. Pada penelitian ini menggunakan hewan coba tikus putih jantan galur Rattus novergicus dimana nilai normal tekanan darah sistolik tikus antara 116-145 mmHg dan diastolik antara 76-97 mmHg.20 Sumber lain menyebutkan bahwa hipertensi dicapai setelah tikus mengalami peningkatan tekanan darah >10 mmHg dari tekanan darah pada kelompok normal.21

Penelitian ini menggunakan tikus dengan jenis kelamin jantan karena memiliki sistem hormonal yang lebih stabil dibanding tikus betina sehingga dapat meminimalkan variasi biologi yang berkaitan dengan pengaruh hormonal yang berubah-ubah yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Dalam penelitian kali ini tikus diinduksi dengan menggunakan prednison 1,5 mg/kgbb dalam Nacl 2,5 % setiap hari selama 3 minggu dan tetap diberikan sampai perlakuan masing-masing kelompok selesai. Prednison merupakan obat golongan glukokortikoid sintetik dimana juga mempunyai efek mineralokortikoid yang berfungsi mengatur kadar elektrolit dan air, dengan cara penahanan garam di ginjal sehingga terjadi retensi garam yang dapat menarik cairan ke dalam pembuluh darah. Sedangkan Nacl 2,5 % merupakan jenis cairan hipertonik yaitu cairan infus yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Dalam penelitian ini, pemberian kombinasi prednison dengan Nacl 2,5 % selama 21 hari menyebabkan peningkatan tekanan darah rata-rata menjadi 156 mmHg. Berdasarkan handbook laboratory of animal dikatakan hipertensi ringan bila tekanan darah sistolik > 145 dan < 200 dan tekanan diastolik > 97 mmHg.20 Proses induksi hipertensi dengan metode yang sama selama 14 hari telah dilakukan penelitian terdahulu dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah rata-rata menjadi 148 mmHg (Yuliandra et al., 2007); 170 (Gusmelia et al., 2011); 191 mmHg (Charissa et al., 2012) dan 178 mmHg (Yuliandra et.al.,2013).22 Pada penelitian ini mekanisme induksi disesuaikan dengan mekanisme kerja dari ramuan – ramuan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan pemberian prednison1,5 mg/KgBB dan NaCl 2,5 % dapat meningkatkan tekanan darah pada tikus

26

normal melalui mekanisme sistem renin-angiotensin-aldosteron dan retensi cairan dapat membuktikan aktivitas ramuan jamu antihipertensi.

Menurut Thompson, suatu zat uji dikatakan mempunyai efek antihipertensi jika mampu menurunkan tekanan darah sistolik ≥ 20 mmHg.23 Jadi, dalam penelitian ini apabila terjadi penurunan tekanan darah sistolik ≥ 20 mmHg, maka sudah dapat dikatakan mempunyai efek antihipertensi. Pada kelompok kontrol (-) yang dibuat hipertensi tapi tidak diberikan perlakuan setelah diinduksi terjadi perubahan tekanan sistolik dari 130 mmHg menjadi 155 mmHg yang berarti tidak terdapat perubahan yang menunjukkan bahwa tidak terjadi kompensasi pada tikus yang dibuat hipertensi. Berat badan pada kelompok kontrol positif mengalami penurunan meski tidak signifikan sedangkan pada kelompok perlakuan jamu semua dosis mengalami peningkatan berat badan terutama dosis 2 dan 3 mengalami peningkatan berat badan yang bermakna dibanding kontrol negatif.

Setelah dianalisis, tekanan darah pada kelompok kontrol (+) berbeda signifikan dengan kelompok kontrol (-) dengan nilai p 0.01. Kelompok kontrol (+) berhasil menurunkan tekanan darah sistolik. Pada kelompok kontrol (+) diberikan kaptopril yang sudah diketahui merupakan golongan ACE-inhibitor yang sesuai dengan aktivitas yang dimiliki oleh pegagan dan daun salam, sehingga dapat digunakan sebagai pembanding dalam aktivitas ACEinhibitor. Kerja kaptopril ini sesuai digunakan untuk menurunkan tekanan darah tikus hipertensi yang diinduksi dengan prednison 1,5 mg/KgBB dan NaCl 2,5 % yang aktivitas renin-angiotensinya meningkat.24 Dosis kaptopril 2,5 mg/KgBB yang digunakan pada penelitian ini adalah dosis hasil konversi dari dosis efektif pada manusia ke tikus.25

Terdapat perbedaan yang signifikan tekanan sistolik dan diastolik antara kelompok kontrol (-) dengan kelompok ramuan I ( dosis 0.08 gr ), ramuan II ( dosis 0.16 gr ) dan ramuan III ( dosis 0.32 gr ). Data tersebut menunjukkan bahwa ramuan jamu hipertensi dengan dari berbagai dosis mampu menurunkan tekanan darah secara signifikan dan menurunkan tekanan darah sistolik sampai ke nilai normal. Penurunan paling besar pada kelompok dosis 0.16 gr. Penurunannya mampu melebihi penurunan captopril (obat standar). Tekanan darah diastolik yang mengalami penurunan sampai nilai normal pada semua kelompok kecuali kelompok ramuan I (dosis 0.08). Penurunan tekanan diastolik paling besar terjadi pada kelompok ramuan II (0.16 gr) dan signifikan setelah dilakukan uji statistik.

27

ACE memegang peranan fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah dan dapat ditemui di pembuluh paru. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati, oleh hormon renin (diproduksi di ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I (dekapeptida yang tidak aktif). ACE yang terdapat pada paru-paru akan mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II (oktapeptida yang sangat aktif). Angiotensin II memiliki potensi besar meningkatkan tekanan darah karena memiliki sifat vasoconstrictor (senyawa yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah). 26 Daun salam mengandung senyawa flavonoid yang mempuyai efek hipotensi dengan mekanisme menghambat aktivitas ACE, serta sebagai diuretik.27 Pegagan juga mengandung senyawa kimia yang berperan menghambat enzim ACE. Pada penelitian sebelumnya didaptkan jus segar pegagan 24 dan 32 g/kg bb dapat menurunkan tekanan darah, menurunkan detak jantung, dan melancarkan aliran darah pada tikus hipertensi. Pemberian jus pegagan tidak berpengaruh terhadap tikus normal, berbeda dengan kaptopril yang memberikan efek nyata baik pada tikus hipertensi maupun tikus normal.13 Sedangkan pada penelitian ini kaptopril menunjukkan penurunan denyut jantung tapi tidak bermakna. Pada perlakuan dosis 2 terdapat kenaikan denyut jantung meski signifikan tapi masih dalam rentang normal sehingga ramuan jamu pada penelitian ini tidak mempengaruhi laju jantung secara signifikan karena rentang laju jantung normal pada tikus yaitu 330 – 480 kali/menit. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari eka Wahyu,2011 yang menunjukkan efek jus pegagan dalam menurunkan denyut jantung.

Pada peneltitian ini juga terdapat perbedaan yang bermakna tekanan arteri rata-rata (MAP) antara kelompok kontrol dan perlakuan. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan daun salam dapat menurunkan tekanan arteri rata-rata secara signifikan yang setara dengan nifedipin. Tekanan darah arteri menggambarkan kondisi tekanan darah yang ada pada darah saat keluar dari jantung. Tekanan yang rendah mengakibatkan suplai darah kurang ke jaringan. Sehingga oksigen dan sari – sari makanan tidak tersampaikan, dan akhirnya dapat terjadi penurunan metabolisme tubuh. Kondisi ini yang dinamakan denga hipoksia.

Rimpang alang-alang memiliki aktivitas sebagai diuretik yang efektif sehingga dapat ikut berperan dalam menurunkan tekanan darah. Biji pala dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan merangsang tidur. Keempat ramuan ini bekerja secara sinergis dalam menurunkan tekanan darah. Efek penurunan tekanan darah sama dengan obat standar bahkan untuk tekanan diastolik lebih baik dari obat standar.

28

Penurunan tekanan darah sebanyak 5-6 mmHg dapat mengurangi risiko terkena serangan stroke sampai 40%, penyakit jantung koroner 15-20% dan mengurangi kegagalan jantung.28 Hasil penelitian Bovet et al.29 terhadap volunter menunjukkan bahwa penurunan tekanan darah 7 mmHg terjadi setelah meminum obat antihipertensi 0-3 hari perminggu, dengan tekanan darah awal 158 mmHg. Bila mengkonsumsi obat 6-7 hari perminggu maka tekanan darah akan turun sampai 16 mmHg. Dari penggunaan obat antihipertensi terhadap pasien dapat mengurangi risiko terkena stroke sampai 18%, penyakit jantung koroner 16% dan kematian pecah pembuluh darah 21%. Penurunan tekanan darah rata rata 5-6 mmHg untuk diastolik dan 10-12 mmHg untuk sistolik.30 Penurunan tekanan darah sebaiknya tidak terlalu cepat tetapi secara perlahan. Dalam pengobatan hipertensi kronik, penurunan tekanan darah harus bertahap dan memerlukan pendekatan individual. Durasi penurunan tekanan darah untuk obat antihipertensi yang terbaik adalah yang tidak terlalu cepat dalam menurunkan tekanan darah setelah pemberiannya.31

Dokumen terkait