• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMA BEKERJA

3. Uji Koefisien Determinasi (R 2

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X

)

1,X2,) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R² semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2

Tabel 4.11. Pengujian Koefisien Determinasi

,) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat.

Model Summary

Model

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

dimension0 1 .817a .668 .643 2.09276

a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Pengawasan

Sumber : Hasil Pengujian SPSS

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat terlihat bahwa :

1. Nilai R = 0,817 yang berarti hubungan antara Pengawasan dan Lingkungan Kerja Terhadap Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik sebesar 81,7% artinya hubungannya sangat erat. Semakin besar R berarti hubungan semakin erat. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut

Table 4.12. Hubungan antar variabel Nilai Interpretasi 0.0 – 0.19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0.39 Tidak Erat 0.4 – 0.59 Cukup Erat 0.6 – 0.79 Erat 0.8 – 0.99 Sangat Erat Sumber : Syafrizal dkk (2010:145)

2. R Square sebesar 0,668 berarti 66,8% faktor – faktor Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik dapat dijelaskan oleh Pengawasan dan Lingkungan Kerja, sedangkan sisanya 33,2% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Adjusted R Square sebesar 0,634 berarti 63,4% faktor-faktor Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik dapat dijelaskan oleh Pengawasan dan Lingkungan Kerja. Sedangkan sisanya 36,6% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Variabel Pengawasan (X1

Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai, melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Pengawasan ) terhadap Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik (Y)

juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.

Menurut Wursanto (2002: 270) menyatakan bahwa, pengawasan atau controlling bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan tugas/pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan menyangkut kegiatan membandingkan antara hasil nyata yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan, dan apabila pelaksanaannya menyimpang dari rencana maka perlu diadakan koreksi seperlunya. Konsep pengawasan demikian menunjukkan pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak di bawahnya. Dari segi manajerial, pengawasan dapat diartikan sebagai suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya

Dari penelitian terdahulu yang berjudul “ Pengaruh Pengawasan terhadap Efektivitas Kerja Karyawan pada kantor dinas PT. Angkasa Pura II (PERSERO) Medan “, diperoleh hasil penelitian bahwa pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan. Menurut (Maisyarah (2012) apabila pengawasan berkurang maka efektivitas kerja karyawan akan menurun, sebaliknya apabila pengawasan terhadap kinerja karyawan dilakukan dengan baik maka efektivitas kerja karyawan akan meningkat.

bekerja dan menghasilkan kerja yang baik pula, terlebih apabila menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat yang baik. Itu artinya, jika pengawasan terhadap kurang maka tidak dapat di pungkiri efektivitas kerja tenaga pendidik akan menurun dan apa bila efektivitas kerja tenaga pendidik menurun, maka sasaran yang hendak dicapai organisasi juga akan menurun.

Hasil perhitungan secara parsial menunjukkan bahwa pengawasan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja tenaga pendidik, artinya jika pengawasan ditingkatkan maka efektivitas kerja tenaga pendidik juga akan meningkat, sebaliknya jika pengawasan berkurang maka efektivitas kerja tenaga pendidik juga akan menurun, dan apa bila efektivitas kerja menurun, maka sasaran yang hendak dicapai sekolah juga akan menurun.

4.4.2 Pengaruh Variabel Lingkungan Kerja (X2

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan”. (Nitisemito, 2000:183). Situasi kerja yang menyenangkan dapat

mendorong seseorang bekerja secara optimal. Tidak jarang kekecewaan dan

kegagalan dialami seseorang di tempat ia bekerja. Lingkungan kerja yang dimaksud

di sini adalah situasi kerja, rasa aman, gaji yang memadai, kesempatan untuk

mengembangan karir, dan rekan kerja yang kologial.

) terhadap Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik (Y)

Hasil pengamatan di SMK Bisnis Manajemen Trisakti Lubuk Pakam menunjukkan suasana lingkungan kerja yang nyaman, dimana sarana dan prasana serta fasilitas guru untuk mengajar sudah sangat memadai dan lengkap, serta hubungan antara guru dan kepala sekolah maupun hubungan antara sesama guru terjalin dengan harmonis. Hal ini sejalan dengan pendapat Rusyan (2005: 45)

mengatakan bahwa: “Lingkungan kerja yang dapat mendukung guru dalam melaksanakan tugas secara efektif dan efisien adalah lingkungan sosial psikologis dan lingkungan fisik. Adapun pun yang masih menjadi kendala yang dapat mengganggu kinerja guru adalah lingkungan eksternal sekolah yang berada dekat area pemukiman penduduk yang banyak memelihara ternak, sehingga terkadang menimbulkan aroma bau yang tidak sedap di sekitar sekolah yang dapat mempengaruhi kinerja guru.

Hasil perhitungan secara parsial menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap efektivitas kerja tenaga pendidik SMK Bisnis Manajemen Trisakti Lubuk Pakam, artinya lingkungan kerja berpengaruh postif terhadap efektivitas kerja guru, namun tidak signifikan untuk meningkatkan efektivitas kerja tenaga pendidik. Hal itu dapat dipahami mengingat tenaga pendidik adalah pekerja profesional yang harus mampu mengemban tugas sekalipun dengan lingkungan yang kurang memadai, karena yang paling utama adalah bagaimana guru mampu menyampaikan ilmu yang berguna buat anak didiknya.

4.4.3 Pengaruh Variabel Pengawasan (X1) dan Lingkungan Kerja (X2

Tinggi rendahnya efektivitas kerja tenaga tergantung pada faktor yang mempengaruhinya, pengawasan dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap efektivitas kerja. Jones (2002:92) menjelaskan bahwa banyak hal yang menyebabkan terjadinya kinerja yang buruk, diantaranya adalah kemampuan dan

)

Dokumen terkait