• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengawasan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik Di Smk Bisnis Manajemen Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pengawasan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik Di Smk Bisnis Manajemen Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam Chapter III V"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Menurut tujuan penelitian pada skripsi ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survey. Singarimbun (2000) mendefinisikan penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Menurut tingkat eksplanasinya jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Survey adalah suatu desain yang digunakan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi. Pada survey tidak ada intervensi, survey mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang, pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku, dan nilai. Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara, observasi maupun data dokumen.

Dengan demikian penelitian ini akan menjelaskan pengaruh pengawasan dan lingkungan kerja terhadap efektivitas kerja tenaga pendidik di SMK Bisnis Manajemen Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

(2)

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional variabel dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel Independen (X) terdiri dari Pengawasan (X1) dan Lingkungan Kerja (X2)

2. Variabel Dependen (Y), adalah Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik SMK Bisnis Manajemen Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam.

3.4. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, maka definisi operasional masing-masing variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan (X1

Pengawasan adalah proses pengamatan yang dilakukan pimpinan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan pekerjaan dari tenaga pendidik yang menjadi bawahannya agar pelaksanaan pekerjaan tersebut bisa sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga jika terjadi kesalahan dapat diperbaiki dengan segera. Schermerhorn (dalam Ernie dan Saefullah, 2005:317) mendifinisikan pengawasan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan tersebut.

)

2. Lingkungan Kerja (X2

(3)

lingkungan kerja adalah sebagai berikut: Lingkungan kerja dapat berbentuk kondisi fisik (kondisi kerja) dan non fisik (iklim kerja). Kondisi fisik (kondisi kerja) adalah kemampuan mengatur dan memelihara ruang kerja agar selalu rapi, sehat dan bersih sehingga menjadi tempat kerja yang menyenangkan dan membetahkan. Sedangkan kondisi kerja non fisik (iklim kerja) berkenaan dengan suatu keadaan yang terbentuk berdasarkan hubungan kerja antara atasan dengan bawahan dan bawahan dengan bawahan yang dirasakan menyenangkan.

3. Efektivitas Kerja (Y)

Efektivitas kerja adalah sejauh mana organisasi mencapai berbagai sasaran (jangka pendek) dan tujuan (jangka panjang) yang telah ditetapkan, dimana penetapan sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan itu mencerminkan konstituen strategis, kepentingan subjektif penilai, dan tahap pertumbuhan organisasi, (Kusdi 2009:94).

(4)

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Defenisi Dimensi Indikator Skala

Pengawasan Pengawasan adalah proses dalam

6. Adanya solusi yang diberikan pimpinan Lingkungan Segala sesuatu yang

ada di sekitar

(5)

yang telah

Kuantitas Kerja 15.Pencapain target 16.Hasil kerja yang

sesuai dengan Sumber : Griffin, (2004 : 167), Sedarmayanti (2001:21), diolah peneliti.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Penggunaan penelitian yang sering menggunakan skala ini adalah bila penelitian menggunakan jenis penelitian survei deskriptif.

(6)

Tabel 3.2. Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono, (2008)

3.6 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Tenaga Pendidik di SMK Bisnis Manajemen Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam yang berjumlah 30 orang. Dari jumlah keseluruhan 30 tenaga pendidik itu semuanya diambil sebagai responden penelitian.

Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Senada dengan itu, Sudjana (2005:6) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Sampling jenuh ini akan dilakukan apabila populasinya kurang dari 30 orang.

(7)

3.7 Sumber Data

Sumber data merupakan subyek dari mana data-data diperoleh (Arikunto, 2002:107). Berdasarkan pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa yang dimaksud dengan sumber data adalah dari mana peneliti akan mendapatkan dan menggali informasi berupa data-data yang diperlukan dalam penelitian. Sumber data merupakan subyek dari mana data dapat diperoleh Sumber data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data skunder.

Menurut Umar (2003 : 56), “data primer merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan”. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari tanggapan responden terhadap kuesioner atau menjawab pertanyaan – pertanyaan tentang Pengawasan ,Lingkungan Kerja, dan Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik.

Menurut Sugiyono (2005 : 62), data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan – catatan yang berhubungan dengan penelitian, selain itu peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari internet.

3.8 Metode Pengumpulan Data

(8)

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu model pertanyaan dimana pertanyaan tersebut telah tersedia jawaban, sehingga responden hanya memilih dari alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat atau pilihannya. Pertanyaan tertutup tersebut menerangkan tanggapan responden terhadap variabel pengawasan, lingkungan kerja, dan efektivitas kerja tenaga pendidik.

Untuk penskoran dari tiap jawaban yang diberikan oleh responden, peneliti menentukan sebagai berikut:

1. Untuk jawaban Sangat Setuju responden diberi skor 5 2. Untuk jawaban Setuju responden diberi skor 4

3. Untuk jawaban Cukup Setuju responden diberi skor 3 4. Untuk jawaban Tidak Setuju diberi skor 2

5. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

Menurut Arikunto (2006:158), “Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya.” Dalam hal ini peneliti menerapkan studi dokumentasi dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data dari buku – buku dan internet yang berkaitan dengan penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

(9)

Uji validitas ini dilakukan kepada 25 responden diluar sampel, yaknik Tenaga Pendidik SMK. 1 (TR) Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam. Alasan memilih SMK. 1 (TR) Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk adalah karena sekolah tersebut masih bagian dari Yayasan Trisakti Lubuk Pakam dan juga berada dalam Lingkungan Kerja yang sama dengan SMK Bisnis Manajemen Trisakti.

“Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat validitas tinggi apabila r ≥ 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total ≤ 0,3 maka butir dalam instrument tersebut dinyatakan tidak valid atau tidak sahih” (Sugiyono, 2006:188) b. Uji Reliabilitas

Uji realiabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2001). Suatu konstruk atau variable dikatakan reliable jika memberikan nilai croncbach > 0,60. Nunally (dalam Imam Ghozali, 2001). Lebih lanjut ntuk mengetahui tinggi rendahnya realibilitas dapat digunakan pedoman menurut Arikunto (2006:75)

a. Antara 0,80 sampai 1,00 = sangat tinggi b. Antara 0,60 sampai 0,79 = tinggi

c. Antara 0,40 sampai 0,59 = cukup d. Antara 0,20 sampai 0,39 = rendah

e. Antara 0,00 sampai 0,19 = sangat rendah

(10)

Tabel 3.3. Hasil analisis Validitas

Tabel 3.4. Hasil analisis Reliabilitas

Variabel Alpha Kriteria

Pengawasan 0,750 Reliabel

Lingkungan Kerja 0,718 Reliabel Efektivitas kerja tenaga pendidik 0,920 Reliabel

3.10 Teknik Analisis Data

(11)

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Menurut Gujarati (2006) agar model regresi tidak bias atau agar model regresi BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi linear berganda sebelum data dianalisis adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2 – tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal. b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinearitas

(12)

variabel independen dalam model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF (Variance inflation factor) melalui program SPSS.

2. Analisis Regresi Linear berganda

Model ini merupakan model regresi berganda dimana untuk mengetahui persamaan regresi Pengawasan dan Lingkungan Kerja terhadap Efektivitas Kerja. Modelnya adalah terdiri dari dua persamaan yaitu dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 3.1. Model Regresi Berganda

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2

Dimana :

X2 + e

Y = Efektivitas Kerja. a = Konstanta. b1b2 =

X1 = Pengawasan.

Koefisien Regresi Berganda.

X2 = Lingkungan Kerja. e = standar error

Pengawasan (X1)

Lingkungan kerja (X2)

Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik

(13)

3. Uji Hipotesis

a. Uji F (Uji serentak/Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (Pengawasan dan lingkungan kerja) mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel terikat (Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik) secara simultan atau bersama – sama.

Nilai F statistik akan dibandingkan dengan nilai F table dengan tingkat

kesalahan (α) = 0,05. Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

H0 diterima bila Fhitung < Ftabel

Uji ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel Pengawasan (X1) dan Lingkungan Kerja (X2) terhadap Efektivitas Kerja (Y) secara individual (parsial).

Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance). Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.

H0 diterima bila thitung < ttabel H

pada α = 0,05

a diterima bila thitung > ttabel

c. Perhitungan Nilai Koefisien Determinasi (R

pada α = 0,05

2

Untuk mengukur seberapa besar variabel-variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat, digunakan koefisien dterminasi (R

)

(14)
(15)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat SMK Bisnis Manajemen Trisakti Lubuk Pakam

SMK Bisnis Manajemen Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam merupakan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta yang bernaung di dalam Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam. SMK Bisnis Manajemen di dirikan oleh B.W. Sibarani, B.A pada tahun 1983 bersamaan dengan didirikannya STM Trisakti yang sekarang menjadi SMK Teknik Rekayasa. Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam saat ini di Pimpin Oleh Ny. P Hutape yang merupakan istri dari bapak B.W. Sibarani, dan seiring dengan perkembangan Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam kini terdiri dari dua lokasi, yaitu :

-Lokasi I : SMK Bisnis manajemen, SMK Teknik Rekayasa, SMK TIK, SMA, SD, SMP

-Lokasi II : SMK pariwisata (Jurusan Perhotelan), SMK Kesehatan (Jurusan keperawatan)

SMK Bisnis Manajemen Trisakti terdiri atas tiga kelas dan dua Jurusan yaitu Jurusan Akuntansi dan Administrasi Perkantoran.

4.1.2 Lokasi SMK Bisnis Manajemen Trisakti Lubuk Pakam

(16)

4.1.3 Visi, Misi dan Motto SMK Bisnis Manajemen Trisakti Lubuk Pakam Visi : Terwujudnya Sekolah menengah kejuruan yang berstandar

nasional dan Internasional

Misi : 1. Mengembangkan sistem pendidikan menengah kejuruan yang adaftif, fleksibel dan berorientasi masa depan.

2. Menginterogasikan pendidikan menengah kejuruan berorientasi mutu dan keunggulan, profesi dan berorientasi masa depan

3. Mewujudkan pelayanan prima dalam upaya memperbudayakan sekolah dan masyarakat

4. mengembangkan Iklim belajar yang berakar pada norma dan nilai budaya bangsa Indonesia

(17)

4.1.4 Struktur Organisasi SMK Bisnis Manajemen Trisakti

Uraian tugas (job description) setiap bagian adalah sebagai berikut Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

Kabupaten Deli Serdang

HJ. Sa’adah lubis, S.Pd. Map Pembina TK II NIP.195907161978012002

Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam KEPALA SEKOLAH

SMK BISNIS MANAJEMEN Enike pangaribuan, SH, S.Pd

WAKASEK

Tavip Rita Rajagukguk S.Pd

PKS E. Sipayung, S.Pd

BP/BK

Tavip Rita Rajagukguk S.Pd

KTU Tiarlin Sipayung

COORDINATOR PERPUSTAKAAN

DEWAN GURU

KAJUR AKUNTANSI KAJUR ADM.

PERKANTORAN

WALI KELAS

(18)

- Kepala Sekolah

a. Sebagai penanggung jawab untuk mengawasi seluruh kegiatan SMK Bisnis Manajemen Trisakti Lubuk Pakam/Perpanjangan tangan dari pemilik yayasan

b. Sebagai pengambil keputusan terhadap proses belajar mengajar yang di instruksikan oleh dinas pendidikan, dengan sepengetahuan dan seijin pemilik yayasan.

- Wakil Kepala Sekolah

a. Melaksanakan setiap program kerja yang telah disusun oleh pemilik yayasan dan kepala sekolah

b. Mewakili kepala sekolah dengan setiap urusan yang berhubungan dengan pembelajaran dan pengawasan secara langsung terhadap guru-guru yang mengajar.

- PKS ( Pelaksana Kerja Sekolah)

a. Perpanjangan tangan wakil kepala sekolah mengawasi proses pembelajaran setiap harinya

b. Melaksanakan tugas untuk mengutip uang buku, uang seragam, uang praktek yang nantinya akan disetor langsung ke bendahara sekolah setelah laporan pertanggung jawabannya ditandatangani oleh kepala sekolah/wakil kepala sekolah

- BP/BK

(19)

c. Memberikan layanan dan bimbingan kepada anak didik agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar

d. Memberi saran dan pertimabangan kepada anak didik dalam memproleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai - KTU

a. Menyusun program kegiatan ketata usahaan

b. Melaksanakan surat menyurat, kearsipan, kepegawaian dan keuangan. c. Merencanakan dan menyelesaikan kepangkatan guru dan pegawai. d. Melaksanakan rapat koordinasi.

e. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan Kepala Sekolah - Dewan Guru

a. Mengesahkan rencana program kerja Dewan/Komite Sekolah.

b. Melaksanakan keputusan hasil musyawarah yang ditetapkan oleh anggota melalui rapat.

c. Mengesahkan pemberian penghargaan Dewan/Komite Sekolah kepada Kepala Sakolah,guru,staf TU yang Berprestasi.

d. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

e. Memberikan sanksi kepada anggota pengurus yang tidak dapat menunaikan tugas dengan baik.

- Wali Kelas

a.Pengelola kelas

b.Mengenal dan memahami situasi kelasnya.

(20)

-Papan Absen siswa -Daftar Pelajaran di kelas -Daftar Piket Kelas, dll

d.Memberikan motivasi kepada siswa agar belajar sungguh-sungguh baik di sekolah maupun di luar sekolah.

e.Menangani/mengatasi hambatan dan gangguan terhadap kelancaran kegiatan kelas dan atau kegiatan sekolah pada umumnya.

- Guru

a. Membuat / menyusun Program Pembelajaran -Program Tahunan

-Program Semester -Menyusun Silabus

-Menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.

c. Menyusun alat penilaian dan melaksanakan penilaian hasil belajar d. Membuat dan mengisi daftar nilai siswa.

e. Melaksanakan Analisis Hasil Belajar

f. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan. g. Melaksanakan kegiaan bimbingan siswa dalam proses belajar mengajar 4.2 Deskripsi Data Penelitian

4.2.1 Gambaran Umum Responden

(21)

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Sumber: data primer diolah

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa tenaga pendidik SMK Bisnis Manajemen berada pada rentang usia produktif yaitu antara 25 sampai dengan 45 tahun dan mayoritas adalah tenaga pendidik wanita. Tenaga pendidik dalam usia ini seharusnya sedikit yang mengalami penurunan kinerja dan sudah memiliki kemampuan mengandalikan emosi yang baik sehingga akan sangat baik dalam melaksakan proses belajar mengajar di sekolah.

- Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Jenis

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa mayoritas tenaga pendidik yang berjenis kelamin wanita sudah bekerja antara 6 sampai 10 Tahun dan yang paling lama telah bekerja antara 16 – 20 tahun, sementara untuk tenaga pendidik pria mayoritas adalah guru yang baru bekerja antara 1 sampai 5 tahun.

(22)

a. Variabel Pengawasan (X1)

Tabel 4.3. Pendapat Responden terhadap Variabel Pengawasan (X1)

Sumber: Hasil pengolahan dengan SPSS 18.00

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 30 orang responden untuk Variabel Pengawasan pada Tabel 4.3, yaitu:

- Pada Pernyataan butir 1 (Guru selalu hadir tepat waktu sesuai jadwal dan jam kerjanya), tenaga pendidik menjawab kurang setuju 20%, menjawab setuju, 33%, menjawab sangat setuju 47%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tenaga pendidik selalu hadir tepat waktu sesuai jadwal dan jam kerjanya.

- Pada Pernyataan butir 2 (Selain mengajar, Guru juga selalu menyelesaikan tugasnya tepat waktu), tenaga pendidik menjawab setuju 50% dan menjawab sangat setuju 50%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tenaga pendidik selalu menyelesaikan tugasnya tepat waktu.

(23)

- Pada Pernyataan butir 4 (Guru selalu melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai intruksi dan tata tertib sekolah), tenaga pendidik menjawab kurang setuju 6,7%, setuju 63,3% dan menjawab sangat setuju 30% . Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tenaga pendidik selalu taat dan mengikuti aturan tata tertib sekolah

- Pada Pernyataan butir 5 (Kepala sekolah melakukan evaluasi terhadap kinerja guru apakah sesuai dengan rencana dan waktu yang telah di tentukan), tenaga pendidik menjawab setuju 83,3%, sangat setuju 16,7%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tenaga pendidik setuju jika kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap kinerja mereka.

- Pada Pernyataan butir 6 (Kepala sekolah melakukan koreksi dan perbaikan atas kesalahan yang dilakukan oleh guru), tenaga pendidik menjawab kurang setuju 6,7%, setuju 63,3% dan menjawab sangat setuju 30%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tenaga pendidik mengharapkan jika kepala sekolah melakukan koreksi dan perbaikan terhadap kinerja guru.

(24)

b. Variabel Lingkungan kerja

Tabel 4.4. Pendapat Responden terhadap Variabel Lingkungan Kerja (X2) Tanggapan Sumber: Hasil pengolahan dengan SPSS 18.00

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 30 orang responden untuk variabel Lingkungan kerja pada Tabel 4.4, yaitu:

- Pada Pernyataan butir 8 (Fasilitas di tempat kerja saya sangat memadai baik peralatan dan perlengkapan mengajarnya), tenaga pendidik menjawab tidak setuju 16,7%, kurang setuju, 40%, setuju 30% dan sangat setuju13,3%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian tenaga pendidik merasa fasilitas ditempat kerja masih kurang lengkap.

- Pada Pernyataan butir 9 (Bangunan dan ruang kelas tempat mengajar sangat baik dan nyaman), tenaga pendidik menjawab tidak setuju 10%, kurang setuju 16,7%, ssetuju 56,7% dan menjawab sangat setuju 16,6%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tenaga pendidik merasa bangunan dan ruang kelas tempat mengajar sudah baik.

(25)

23,3%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tenaga pendidik setuju jika suara bising dan getaran dari lalu lintas mempengaruhi kinerja guru.

- Pada Pernyataan butir 11 (Bau yang tidak sedap dari limbah ternak masyarakat di sekitar lingkungan sekolah mempengaruhi kinerja saya), tenaga pendidik menjawab tidak setuju 3,3%, kurang setuju 13,3%, setuju 36,7% dan menjawab sangat setuju 46,7%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tenaga pendidik setuju jika Bau yang tidak sedap dari limbah ternak masyarakat sangat mempengaruhi kinerja guru.

- Pada Pernyataan butir 12 (Saya selalu membangun hubungan baik dengan sesama rekan kerja dan saling memberikan solusi ketika ada masalah yang tidak terpecahkan dalam kegiatan internal) tenaga pendidik menjawab setuju 20% dan menjawab sangat setuju 80%. Hal ini menunjukkan bahwa tenaga pendidik mempunyai hubungan yang baik sesama guru dan selalu bekerja sama jika ada masalah yang harus diselesaikan di sekolah.

(26)

c. Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik

Tabel 4.5. Pendapat Responden terhadap Variabel Efektivitas kerja Tenaga pendidik (X2) Tanggapan Sumber: Hasil pengolahan dengan SPSS 18.00

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 30 orang responden untuk variabel Efektivitas Kerja tenaga pendidik pada Tabel 4.5, yaitu:

- Pada Pernyataan butir 14 (Guru memahami setiap tugas dan tanggung jawabnya serta berusaha melakukan yang terbaik untuk kemajuan Sekolah.), tenaga pendidik menjawab kurang setuju 3,3%, setuju 46,7% dan menjawab sangat setuju 50%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tenaga pendidik memahami tugas dan tanggung jawabnya untuk melakukan yang terbaik demi kemajuan sekolah.

(27)

- Pada Pernyataan butir 16 (Guru mampu mencapai target yang di tentukan untuk memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal siswa guna mencapai tingkat kelulusan siswa sesuai yang di inginkan sekolah ), tenaga pendidik menjawab kurang setuju 6,7%, setuju 63,7% dan menjawab sangat setuju 30%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tenaga pendidik mencapai target untuk memenuhi KKM siswa guna mencapai tingkat kelulusan siswa sesuai yang di inginkan sekolah.

- Pada Pernyataan butir 17 (Hasil kerja guru sesuai dengan rencana dan tujuan yang hendak di capai sekolah), tenaga pendidik menjawab kurang setuju 3,3%, setuju 53,4% dan menjawab sangat setuju 43,3%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tenaga pendidik bekerja sesuai dengan rencana dan tujuan yang di inginkan sekolah.

- Pada Pernyataan butir 18 (Dalam melaksanakan tugas, Guru menjalankan aturan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah), tenaga pendidik menjawab kurang setuju 6,7%, setuju 43,3% dan menjawab sangat setuju 50%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tenaga pendidik bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah.

- Pada Pernyataan butir 19 (Guru menunjukkan komitmennya dalam menjalankan tugas yang di emban agar hasil kerja dan dan waktu yang dibutuhkan sesuai dengan yang direncanakan), tenaga pendidik menjawab kurang setuju 3,3%, setuju 53,3% dan menjawab sangat setuju 43,3%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas tenaga pendidik mempunyai komitmen yang tinggi terhadap tugas-tugasnya.

(28)

menjawab sangat setuju 50%. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara sesama tenaga pendidik selalu terjalin dengan baik.

- Pada Pernyataan butir 21 (Kerjasama yang terjalin sesama guru mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap kinerja guru), tenaga pendidik menjawab setuju 50% dan menjawab sangat setuju 50%. Hal ini menunjukkan mayoritas tenaga pendidik setuju jika kerjasama yang terjalin sesama guru bisa memberikan kontribusi yang besar terhadap kinerja guru.

4.3 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan, yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis, yaitu

a. Uji Normalitas

(29)

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov, dengan menggunakan Program SPPS 18. Syarat normal dipenuhi apabila nilai Asymp.Sig (2-tailed) diatas nilai signifikan (0,05) dan Nilai kolmogrov-smirnov Z lebih kecil dari 1,97, berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik atau dengan kata lain data dikatakan normal (Syafrizal, 2012 : 107).

Berikut disajikan hasil analisis Uji normalitas dari variabel penelitian yang mana data selengkapnya dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas dengan kolmogrov-smirnov Unstandardiz

ed Residual

N 30

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 2.01930445 Most Extreme

Differences

Absolute .121

Positive .121

Negative -.077

Kolmogorov-Smirnov Z .661

Asymp. Sig. (2-tailed) .775

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(30)

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan kurva scatterplot nilai residual variabel dependen. Pengambilan kesimpulan diketahui dari memperlihatkan sebaran plot data.

Grafik scatterplot adalah grafik penyebaran dari residual regresi. Grafik ini digunakan untuk memeriksa linearitas dari hubungan antara variabel independent dan variabel dependent. Untuk melihat apa yang sesuai, kita dapat membuat diagram pencar antara Pengawasan (X1) dengan Lingkungan kerja (X2) dan Efektivitas Kerja Tenaga pendidik (Y)

Berikut gambar hasil analisis Uji heteroskedastisitas dari variabel penelitian:

(31)

Berdasarkan grafik Scatterplot yang disajikan terlihat bahwa sebaran data tidak mengumpul pada satu sudut/bagian saja melainkan sebaran data menyebar pada keseluruhan bagian. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada data, sehingga dapat dikatakan bahwa data penelitian ini homogen.

c. Uji Multikolinearitas.

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

a. Nilai VIF dari Pengawasan dan Lingkungan kerja lebih kecil dari 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terdapat multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi.

b. Nilai Tolerance dari Pengawasan dan Lingkungan kerja lebih besar dari 0,1, ini berarti tidak terdapat multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi.

Tabel 4.7. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

a. Dependent Variable: EFEKTIVITAS KERJA

(32)

besar dari 0,1 yaitu sebesar 0,830. Dari hasil output terlihat bahwa semua data (Variabel) tidak terkena multikolinearitas.

4.3.1 Metode Analisis Regresi Linear Berganda.

Metode analisis regresi linear berganda digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel terikat yaitu Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik dengan memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu Pengawasan dan Lingkungan kerja, sehingga dapat diketahui pengaruh diantara variabel-variabel tersebut.

Metode regresi berganda dirumuskan sebagai berikut: Y= a + b1X1+b2X

Tabel 4.8. Analisis Regresi Linear Berganda 2

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.213 4.650 .691 .496

Pengawasan 1.047 .156 .815 6.694 .000

LingkunganKerja .007 .148 .005 .044 .965

a. Dependent Variable: Efektivitas Kerja tenaga Pendidik

Tabel 4.8 menunjukkan data hasil regresi berganda yaitu persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 3,213 + 1,047 X1 + 0,007 X2 Dimana :

Y = Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik X1=Pengawasan

(33)

Interpretasi dari persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut : 1. Konstanta (a) = 3,213 ini menunjukkan nilai konstan, dimana jika variabel

Pengawasan (X1) dan Lingkungan Kerja (X2

2. Pengawasan berpengaruh positif terhadap Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik

dengan koefisien regresi sebesar 1,047. Artinya bahwa setiap penambahan sebesar satu satuan pada variabel pengawasan, maka pengawasan akan meningkat sebesar 1,047 satuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel pengawasan berpengaruh positif terhadap Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik. Tanda positif menerangkan bahwa terdapat hubungan yang searah antara variabel pengawasan dengan variabel Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik.

) = 0, maka Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik (Y) = 3,213

3. Lingkungan Kerja berpengaruh positif terhadap Efektivitas Kerja Tenaga

Pendidik dengan koefisien regresi sebesar 0,007. artinya bahwa setiap penambahan sebesar satu satuan pada variabel Lingkungan kerja, maka Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik akan meningkat sebesar 0,007 satuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel Lingkungan Kerja berpengaruh positif terhadap Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik. Tanda positif menerangkan bahwa terdapat hubungan yang searah antara variabel Pengawasan dengan variabel Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik.

4.3.2 Pengujian Hipotesis

(34)

1. Uji F (Uji serentak/Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (Pengawasan dan lingkungan kerja) mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel terikat (Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik) secara simultan atau bersama - sama.

Tabel 4.9. Hasil uji F (Uji serentak/Simultan)

ANOVA

Model

b

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 237.617 2 118.808 27.127 .000a

Residual 118.250 27 4.380

Total 355.867 29

a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Pengawasan

b. Dependent Variable: Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik

Sumber : Pengolahan data dengan SPSS

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 27,127 tingkat signifikansi 0,00. Sedangkan Ftable pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah 4,380. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu Fhitung > Ftable

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0,05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (Pengawasan dan Lingkungan Kerja) secara serempak adalah signifikan terhadap Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik.

Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara individual terhadap variabel terikat.

(35)

H0 : b1≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2

Kriteria pengambilan keputusan:

) yaitu berupa Pengawasan dan Lingkungan Kerja terhadap Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik sebagai variabel terikat(Y).

a. Dependent Variable: Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik Sumber : Diolah dengan SPSS

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Variabel Pengawasan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05, dan nilai thitung (6,694,) > ttabel

2. Variabel Lingkungan Kerja Tenaga Pendidik berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,965 lebih besar dari 0,05, dan nilai t

(1,697) artinya jika ditingkatkan variabel Pengawasan sebesar satu satuan (unit) maka Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik (Y) akan meningkat sebesar 1.047 satuan (unit)

(36)

satuan maka Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik (Y) tidak akan meningkat sebesar 0,007

3. Konstanta sebesar 3,213 artinya walaupun variabel bebas bernilai nol maka Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik tetap sebesar 3,213

3. Uji Koefisien Determinasi (R2

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R² semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X

)

1,X2,) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R² semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2

Tabel 4.11. Pengujian Koefisien Determinasi

,) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat.

Model Summary

Model

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

dimension0 1 .817a .668 .643 2.09276

a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja, Pengawasan

Sumber : Hasil Pengujian SPSS

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat terlihat bahwa :

(37)

Table 4.12. Hubungan antar variabel Nilai Interpretasi 0.0 – 0.19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0.39 Tidak Erat 0.4 – 0.59 Cukup Erat 0.6 – 0.79 Erat 0.8 – 0.99 Sangat Erat Sumber : Syafrizal dkk (2010:145)

2. R Square sebesar 0,668 berarti 66,8% faktor – faktor Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik dapat dijelaskan oleh Pengawasan dan Lingkungan Kerja, sedangkan sisanya 33,2% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Adjusted R Square sebesar 0,634 berarti 63,4% faktor-faktor Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik dapat dijelaskan oleh Pengawasan dan Lingkungan Kerja. Sedangkan sisanya 36,6% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Variabel Pengawasan (X1

(38)

juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.

Menurut Wursanto (2002: 270) menyatakan bahwa, pengawasan atau controlling bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan tugas/pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan menyangkut kegiatan membandingkan antara hasil nyata yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan, dan apabila pelaksanaannya menyimpang dari rencana maka perlu diadakan koreksi seperlunya. Konsep pengawasan demikian menunjukkan

pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak di bawahnya. Dari segi manajerial, pengawasan dapat diartikan sebagai suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya

Dari penelitian terdahulu yang berjudul “ Pengaruh Pengawasan terhadap Efektivitas Kerja Karyawan pada kantor dinas PT. Angkasa Pura II (PERSERO) Medan “, diperoleh hasil penelitian bahwa pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja karyawan. Menurut (Maisyarah (2012) apabila pengawasan berkurang maka efektivitas kerja karyawan akan menurun, sebaliknya apabila pengawasan terhadap kinerja karyawan dilakukan dengan baik maka efektivitas kerja karyawan akan meningkat.

(39)

bekerja dan menghasilkan kerja yang baik pula, terlebih apabila menyelesaikan pekerjaannya dengan semangat yang baik. Itu artinya, jika pengawasan terhadap kurang maka tidak dapat di pungkiri efektivitas kerja tenaga pendidik akan menurun dan apa bila efektivitas kerja tenaga pendidik menurun, maka sasaran yang hendak dicapai organisasi juga akan menurun.

Hasil perhitungan secara parsial menunjukkan bahwa pengawasan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap efektivitas kerja tenaga pendidik, artinya jika pengawasan ditingkatkan maka efektivitas kerja tenaga pendidik juga akan meningkat, sebaliknya jika pengawasan berkurang maka efektivitas kerja tenaga pendidik juga akan menurun, dan apa bila efektivitas kerja menurun, maka sasaran yang hendak dicapai sekolah juga akan menurun.

4.4.2 Pengaruh Variabel Lingkungan Kerja (X2

Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan”. (Nitisemito, 2000:183). Situasi kerja yang menyenangkan dapat

mendorong seseorang bekerja secara optimal. Tidak jarang kekecewaan dan

kegagalan dialami seseorang di tempat ia bekerja. Lingkungan kerja yang dimaksud

di sini adalah situasi kerja, rasa aman, gaji yang memadai, kesempatan untuk

mengembangan karir, dan rekan kerja yang kologial.

) terhadap Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik (Y)

(40)

mengatakan bahwa: “Lingkungan kerja yang dapat mendukung guru dalam melaksanakan tugas secara efektif dan efisien adalah lingkungan sosial psikologis dan lingkungan fisik. Adapun pun yang masih menjadi kendala yang dapat mengganggu kinerja guru adalah lingkungan eksternal sekolah yang berada dekat area pemukiman penduduk yang banyak memelihara ternak, sehingga terkadang menimbulkan aroma bau yang tidak sedap di sekitar sekolah yang dapat mempengaruhi kinerja guru.

Hasil perhitungan secara parsial menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap efektivitas kerja tenaga pendidik SMK Bisnis Manajemen Trisakti Lubuk Pakam, artinya lingkungan kerja berpengaruh postif terhadap efektivitas kerja guru, namun tidak signifikan untuk meningkatkan efektivitas kerja tenaga pendidik. Hal itu dapat dipahami mengingat tenaga pendidik adalah pekerja profesional yang harus mampu mengemban tugas sekalipun dengan lingkungan yang kurang memadai, karena yang paling utama adalah bagaimana guru mampu menyampaikan ilmu yang berguna buat anak didiknya.

4.4.3 Pengaruh Variabel Pengawasan (X1) dan Lingkungan Kerja (X2

Tinggi rendahnya efektivitas kerja tenaga tergantung pada faktor yang mempengaruhinya, pengawasan dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap efektivitas kerja. Jones (2002:92) menjelaskan bahwa banyak hal yang menyebabkan terjadinya kinerja yang buruk, diantaranya adalah kemampuan dan

(41)

Dari penelitian terdahulu yang berjudul “ Pengaruh Lingkungan Kerja dan Pengawasan terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen Tahun 2010”, menunjukkan Lingkungan Kerja dan Pengawasan berpengaruh signifikan terhadap Efektivitas Kerja. Hal ini sejalan dengan penelitian Sulistyorini (2007) yang berjudul “ Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik dan Pengawasan terhadap Efektivitas Kerja Pegawai pada Dinas Pekerjaan Umum dan lalu lintas angkutan jalan Kab. Karanganyar tahun 2006”, mununjukkan Lingkungan Kerja dan Pengawasan berpengaruh signifikan terhadap Efektivitas Kerja.

Hasil penelitian di SMK Bisnis Manajemen Trisakti Lubuk Pakam juga menunjukkan bahwa Pengawasan dan Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas Kerja Tenaga pendidik, ini dapat di lihat dari hasil uji serentak pada tabel 4.9 dan hasil uji koefisien determinasi (R2

Hasil uji diatas menunjukkan adanya Pengaruh Pengawasan dan Lingkungan Kerja Terhadap Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik, ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Burhanuddin (2005:34) dimana kinerja guru dapat dipengaruhi oleh; (1) Manajerial Kepala Sekolah (Perencanaan, Pengorganisasian dan Pengawasan), (2) Iklim/Lingkungan kerja yang kondusif, dimana tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, hubungan yang baik antara kepala sekolah, guru dan siswa, (3) Tingkat Pendidikan Guru, dan lain-lain.

) pada tabel 4.11 menunjukkan hubungan antara pengawasan dan linkungan kerja terhadap efektivitas kerja tenaga pendidik adalah sangat erat sebesar 81,7%.

(42)
(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi Pengaruh Pengawasan dan Lingkungan Kerja Terhadap Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik di SMK Bisnis Manajemen Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam, maka peneliti menarik kesimpulan atas penelitian yang dilakukan dan memberikan saran yang bermanfaat bagi SMK Bisnis Manajemen Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam dan peneliti selanjutnya.

A. Kesimpulan

- Pengawasan dan Lingkungan Kerja secara serempak mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap Efektivitas Kerja Tenaga pendidik di SMK Bisnis Manajemen Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam, yang di tunjukkan dengan nilai signifikansi (0,000) < (0,05) dan Fhitung

- Secara Parsial Pengawasan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Efektivitas Kerja Tenaga pendidik di SMK Bisnis Manajemen Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam, dengan nilai t

(27,127)

hitung (6,694), sedangkan Lingkungan kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Efektivitas Kerja Tenaga pendidik di SMK Bisnis Manajemen Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam, dengan nilai thitung

- Efektivitas Kerja Tenaga pendidik di SMK Bisnis Manajemen Yayasan Perguruan Trisakti Lubuk Pakam sangat erat hubungannya dengan Pengawasan dan Lingkungan Kerja, yang di tunjukkan dengan nilai Koefisien Determinasi (R

(0,004)

2

(44)

B. Saran

Berdasarkan pembahasan, kesimpulan, di atas maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

- Meningkatkan pengawasan terhadap tenaga pendidik dengan cara memonitoring akan kehadiran guru serta mengevaluasi kompetensi kerja tenaga pendidik dan memberikan koreksi, perbaikan ataupun sanksi jika terdapat kesalahan yang dilakukan oleh tenaga pendidik guna meningkat kan efektivitas kerja tenaga pendidik.

- Meningkatkan karakteristik Lingkungan Kerja di SMK Bisnis Manajemen Trisakti Lubuk Pakam.

a. Lingkungan kerja fisik

Upaya yang harus dilakukan oleh pihak sekolah antara lain, tingkat pencahayaan diruang kelas harus ditingkatkan lagi, tingkat kelembapan ruangan kelas dan sirkulasi udara didalam kelas perlu lebih diperhatikan, dan harus bisa mengurangi tingkat kebisingan baik itu dari dalam maupun di luar lingkungan sekolah, kebersihan juga perlu ditingkatkan lagi, dan yang terakhir keamanan dilingkungan sekolah perlu lebih diperhatikan lagi, sehingga dengan adanya lingkungan kerja fisik yang sangat baik dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh para guru.

b. Lingkungan kerja non fisik

(45)

dilakukan dikarenakan semua saling berkaitan dan saling membutuhkan untuk mencapai tujuan bersama yang telah dibuat.

- Untuk meningkatkan Efektivitas Kerja Tenaga Pendidik dapat dilakukan dengan peningkatan secara bersama sama antara Pengawasan dan Lingkungan Kerja. Diharapkan dengan adanya Pengawasan yang baik dari pimpinan maka efektivitas kerja tenaga pendidik akan meningkat, begitu juga dengan Lingkungan Kerja. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi, jika tenaga pendidik menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai tersebut akan merasa nyaman di tempat kerjanya untuk melakukan berbagai aktivitas sehingga efektivitas kerja tenaga pendidik dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan Sekolah.

- Saran untuk penelitian selanjutnya

Gambar

Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 3.2. Instrumen Skala Likert
Tabel 3.4. Hasil analisis Reliabilitas
Gambar 3.1. Model Regresi Berganda
+7

Referensi

Dokumen terkait

(% drug content, hardness, wetting time, water uptake ratio, in vitro dispersion time, friability, dissolution).. RESULT

Dalam implementasinya perancangan sistem informasi diet makanan yang efektif dan efesien diperlukan suatu sistem aplikasi web yang menggunakan PHP, sms gateway dan

Aplikasi Media Pembelajaran Interaktif Matematika Dasar Kelas 1 SD Dengan Adobe Flash CS6..

Selanjutnya dilakukan pengukuran dengan skala laboratorium dan dilanjutkan analisis dengan menggunakan program, untuk itu dianalisis permasalahan yang meliputi:

Sedangkan rasio profitabilitasnya, menunjukkan keadaan yang baik karena selalu terjadi peningkatan angka rasio di setiap periode walaupun pada beberapa periode sempat terjadi

Dari penganalisaan diatas Mayan Excellent belum bisa menerapkan metode Just In Time dalam proses produksinya secara keseluruhan, yang baru bisa diterapkan hanya dalam hal tata

Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Hasil dari analisis diketahui bahwa penyebab turunnya cos phi adalah akibat jarak yang terlalu jauh antara trafo pada sumber pembangkit listrik pusat dengan Chiller