• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN

KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO

DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

( Pada Mahasiswa Tingkat III Tahun 2015/2016 Departemen Pendidikan Bahasa Jepang UPI )

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

oleh

Lola Nurlaelasari 1100006

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Kemampuan

Penggunaan Keishikimeishi Mono dan Koto Dalam Kalimat Bahasa Jepang” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya oranglain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada Saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015

Yang membuat pernyataan,

(3)
(4)

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Lola Nurlaelasari 1100006

ABSTRAK

Kata “mono” dan “koto sering ditemukan saat menggunakan bahasa Jepang. Kata mono dan koto termasuk bagian dari meishi (kata benda), yang lebih dikenal dengan keishikimeishi. Pada kenyataannya masih banyak mahasiswa yang keliru dalam penggunaan keishikimeishi mono dan koto. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan bagaimana tingkat kemampuan penggunaan keishikimeishi mono dan koto dalam kalimat bahasa Jepang oleh mahasiswa Departemen Pendidikan bahasa Jepang tingkat III (2015/2016). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Degan begitu terlihat bagaimana kemampuan dari mahasiswa dalam penggunaan keishikimeishi mono dan koto. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa tingkat III sangat rendah dalam penggunaan keishikimeishi mono dan koto dengan nilai rata-rata 34,03. Namun penggunaan keishikimeishi koto lebih tinggi dengan rata-rata 24,75, sedangkan kemampuan penggunaan keishikimeishi mono lebih rendah yaitu 15,65.

(5)

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

ANALYSIS OF ABILITY TO USE KEISHIKIMEISHI MONO AND KOTO IN JAPANESE SENTENCE

Lola Nurlaelasari 1100006

Abstracts

“mono” and “koto” usually found in oral or written of Japanese. The words mono and koto including parts of meishi (noun) known as keishikimeishi. In actually many of university student were mistaken when use keishikimeishi mono and koto. This Research aims to determine how the level of ability to use keishikimeishi mono and koto in Japanese sentence by third student who learn Japanese in Department of Japanese Education Indonesia University of Education 2015/2016. The method used in this research is descriptive research method. Descriptive method visible how the ability of students to use keishikimeishi mono and koto. Result from this study indicate the ability to use keishikimeishi mono and koto of third students is very low with average value of 34.03. however, ability of usage keishikimeishi koto higher whit average 24.75, while ability of usagekeishikimeishi mono lower at 15.65.

(6)

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Pengertian Keishikimeshi ... 7

B. Keishikimeishi Mono ... 8

C. Keishikimeishi Koto ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Desain Penelitian ... 33

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 34

1. Partisipan ... 34

2. Tempat Penelitian... 35

C. Pengumpulan Data ... 35

1. Teknik Pengumpulan Data ... 35

2. Instrumen Penelitian... 36

D. Analisis Data ... 39

1. Pengolahan Data Tes ... 39

(7)

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Pengympulan Data ... 43

B. Analisis Data Tes ... 43

C. Analisis Jawabab Tes ... 47

D. Analisis Data Angket ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Rekomendasi ... 85 DAFTAR PUSTAKA

(8)

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Pengelompokkan keishikimeishi mono dan koto ... 30

Tabel 3.1 Kisi-kisi penulisan soal tes ... 37

Tabel 3.2 Kisi-kisi penulisan soal angket ... 38

Tabel 3.3 Pedoman tingkat kemampuan penggunaan keishikimeishi mono dan koto ... 41

Tabel 3.4 Klasifikasi persentase jawaban angket ... 42

(9)

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

(10)

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(11)

1

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Saat kita membaca sebuah bacaan atau artikel dalam bahasa Jepang, sering kita temui kata Mono dan Koto pada awal, tengah maupun akhir kalimat dari bacaan tersebut. Pada pembelajar bahasa Jepang tingkat dasar, kata mono lebih dikaitkan dengan kata benda.

Contoh:

1) 食べ物も一番大切なも す

Tabemono mo ichiban taisetsuna mono desu.

(Makanan juga merupakan hal yang terpenting di Kota Bandung)

2) 今 ろ 一番人気 あるも Factory Outlet

Ima goro, ichiban ninki ga aru mono wa, Factory Outlet desu

(Sekarang ini yang paling terkenal di Bandung adalah Factory Outlet).

(Pemina, 2006, hlm. 39, 49)

Pada kalimat pertama, kata mono berkaitan dengan kata tabemono, begitu pula dengan kalimat kedua kata mono tersebut berkaitan dengan Factory Outlet yang tidak lain merupakan kata benda. Sedangkan kata

koto ini dikenal sebagai kata yang fungsinya untuk membendakan sebuah

kata kerja. Contoh:

3) し し せい う バンドン 経営する

ませ

Shikashi, seikou wa kichinto bandon wo keiei suru koto ga

(12)

2

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(tetapi pemerintah tidak sigap membenahi tata kota Bandung)

4) そ く 人 来る 好 す

Soko de takusan no hito ha kuru koto ga suki desu.

(Banyak orang yang berkunjung ke sana)

(Pemina, 2006, hlm. 42, 47)

Kata mono dan koto termasuk ke dalam jenis kelas kata meishi (kata benda/nomina) atau yang sering sebut sebagai keishikimeishi. Keishikimeishi yaitu nomina yang menerangkan fungsinya secara

formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina (Sudjianto dan Dahidi, 2012, hlm.160). Jika dilihat dari kamus umum bahasa Jepang memang mono dan koto memiliki arti, tetapi dalam keishikimeishi mono dan koto hanyalah sebuah formalitas yang harus

diikuti oleh kata kerja (verba) sebelum kata tersebut.

Pada penelitian-penelitian terdahulu mengenai keishikimeishi mono dan koto, selalu membahas mengenai persamaan atau sinonim dari dua kata tersebut. Memang jika dilihat secara umum terlihat persamaan dalam kedua keishikimeishi ini yaitu sama-sama memiliki fungsi untuk menguatkan arti, tetapi di dalam penelitian ini tidak membahas persamaan dan perbedanannya, tetapi meneliti mengenai kemampuan pembelajar bahasa Jepang terhadap penggunaan keishikimeishi mono dan koto dalam kalimat bahasa Jepang. Faktanya, dari tigapuluh angket yang disebar oleh penulis kepada tingkat II, III dan IV, masih banyak mahasiswa yang keliru dalam penggunaan keishikimeishi mono dan koto ini. Banyak faktor yang bisa menyebabkan kekeliruan dalam penggunaan keishikimeishi mono dan koto ini, diantaranya masih sedikit buku yang menerangkan keishikimeishi.

(13)

3

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3

familiar dengan pola kalimat yang dibentuk oleh keishikimeishi mono dan koto sehingga pola kalimat yang seharusnya menggunakan mono

sebaliknya menggunakan koto. Salah satu contohnya seperti berikut:

5) 一度 富士山 近く 見 い X

一度 富士山 近く 見 いも O

Ichido,Fujisan wo chikaku de mitai mono da.

(untuk sekali saja aku ingin melihat gunung Fuji dari dekat.) Nihongosou Matome Mondaishuu, 2004:8

Kalimat diatas menyatakan bahwa orang tersebut sangat ingin sekali melihat gunung Fuji dari dekat. Kata mono pada kalimat itu menyatakan suatu penegasan “sangat ingin” maka dari itu koto kurang tepat utuk kalimat itu. Selain itu keishikimeishi mono dan koto tidak mudah untuk diterjemahkan karena tidak memiliki padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti ingin membahas lebih lanjut mengenai tingkat kemampuan mahasiswa departemen pendidikan bahasa Jepang terhadap penggunaan keishikimeishi mono dan koto dalam kalimat bahasa Jepang dengan mengangkat judul “Analisis Tingkat Kemampuan Penggunaan Keishikimeishi Mono dan Koto Dalam Kalimat Bahasa Jepang”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah diantaranya:

(14)

4

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Apakah mahasiswa mengalami kesulitan dalam menggunakan keishikimeishi mono dan koto dan faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi kesulitan dalam menggunakan kedua keishikimeishi tersebut?

3. Apa solusi untuk memperbaiki kesulitan dalam menggunakan keishikimeishi monodan koto untuk mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini diantaranya:

a. Untuk mengetahui berapa besar presentase kesalahan penggunaan keishiki meishi mono dan koto dalam kalimat bahasa Jepang.

b. Untuk mengetahui kesulitan mahasiswa dalam menggunakan keishikimeishi mono dan koto dan faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi kesulitan dalam menggunakan kedua keishikimeishi tersebut.

c. Mencari solusi yang tepat untuk mengatasi kesulitan dalam penggunaan keishikimeishi monodan koto dalam kalimat bahasa jepang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

(15)

5

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5

b. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis yang didapat dari penelitian ini, diantaranya:

1) Bagi dosen, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai referensi bahan ajar untuk mengajarkan keishikimeishi mono dan koto.

2) Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk mempelajari keishikimeishi serta menambah pengetahuan mengenai penggunaan keishikimeishi mono dan koto.

3) Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan masukan pada peneliti dan penelitian selanjutnya mengenai penggunaan keishikimeishi mono dan koto dalam kalimat bahasa Jepang.

E. Struktur Organisasi Skripsi

1. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini dimulai dari Bab I adalah pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan. Lalu, Bab II yang merupakan landasan teoritis yang di dalamnya akan memaparkan seluruh teori yang relevan dari sudut pandang linguistik bahasa Jepang, pemaparan mengenai makna, penggunaan, perbedan dalam penggunaan keishikimeishi mono dan koto . Bab III adalah Metode Penelitian yang berisi pembahasan

(16)

6

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengenai analisis secara mendalam dari mulai analisis data tes, sampai kepada pembahasan kemampuan mahasiswa dalam penggunaan keishikimeishi mono dan koto. Terakhir Bab V adalah kesimpulan dan

rekomendasi, dalam bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian keishiki meishi mono dan koto yang akan menghasilkan sebuah

kesimpulan mengenai makna, penggunaan, dan perbedaan penggunaan keishikimeishi mono dan koto. Kemudian dari hasil tersebut,

(17)

33

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut Sutedi, D. (2011, hlm.58) penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Surakhmad, W. (1980, hlm.139) Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Suprapto (2013, hlm.13) menyatakan penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap status, sikap, pendapat kelompok individu, perangkat kondisi dan prosedur, suatu sistem pemikiran atau peristiwa dalam rangka membuat deskripsi atau gambaran secara sistematik dan analitik yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah aktual pada masa kini.

Dari tiga pengertian mengenai penelitian deskriptif diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian dengan bentuk penjabaran dalam kata-kata untuk menggambarkan sebuah keadaan serta dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada saat ini.Oleh sebab itu penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif untuk memecahkan masalah yang ada.

(18)

34

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Maksud dari memahami dari penelitian ini adalah kemampuan dari mahasiswa tingkat III Departemen Pendidikan Bahasa Jepang UPI dalam penggunaan keishikimeishi mono dan koto dalam kalimat bahasa Jepang.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini dibutuhkan partisipan sebagai pendukung penelitian. Partisipan berhubungan dengan apa atau siapa yang diteliti. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai tempat penelitian serta partisipan dari penelitian ini.

1. Partisipan

Satori, D & Komariah, A (2012, hlm.46) menyatakan bahwa “sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden tetapi nara sumber, atau partisipan, informan atau konsultan dalam penelitian”.

(19)

35

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengumpulkan partisipan yang nantinya tidak akan sesuai dengan tujuan awal pengambilan data yaitu enam puluh partisipan.

Teknik pengambilan partisipan yang dilakukan secara acak (random sampling). Pengambilan sampel secara acak adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, sehingga metode ini sering disebut sebagai prosedur terbaik (Djajasudarma, F., 2010, hlm. 82)

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia lantai 3 dengan jumlah kelas Tingkat III tahun 2015/2016 adalah tiga kelas, yaitu kelas A, B, dan C. Sampel yang diambil dari masing-masing kelas sebanyak dua puluh orang.

C. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2012, hlm. 24). Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Studi Pustaka

(20)

36

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

penelitian ini diantaranya adalah Japanese for foreigners Keishikimeishi, Nihongosou Matome Mondaishuu, Nihongo

Nouryoku Shiken N2, Gendai Nihongo Bunpou 1, pengantar

linguistik bahasa Jepang dan buku lainnya yang menjelaskan mengenai keishikimeishi. Selain itu penulis menggunakan kamus bahasa Jepang Aedict yang merupakan aplikasi dari android.

b. Studi Lapangan

Selain studi pustaka, penulis mengumpulkan data yang diambil dari mahasiswa tingkat III Departemen Pendidikan Bahasa Jepang dengan pendekatan satu kali pengambilan data. Pengambilan data ini dilakukan dengan cara memberikan tes tertulis mengenai keishikimeishi mono dan koto, bentuknya berupa tes pilihan dan tes benar salah, serta angket.

c. Wawancara (interview)

Wawancara dilakukan untuk menambah informasi serta mengetahui hal-hal lebih mendalam. Ini dilakukan ketika jawaban dari angket dirasa kurang memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan. Wawancara dilakukan terhadap 12 orang dengan jenis wawancara bebas. Menurut Riduwan (2012, hlm. 30) kebaikan wawancara bebas adalah responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa Ia sedang di wawancarai

2. Instrumen Penelitian

(21)

37

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diwujudkan dalam benda. Pada Penelitian ini Instumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Tes

Tes dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan sekaligus pemahaman mahasiswa dalam penggunaan keishikimeishi mono dan koto pada kalimat bahasa Jepang. Pada tahap awal penulis mengumpulakan data mengenai keishikimeishi mono dan koto dari berbagai macam buku. Contoh-contoh kalimat yang telah terkumpul diklasifikasikan menjadi dua yaitu kalimat yang menggunakan mono dan kalimat yang menggunakan koto. Setelah itu penulis

melakukan seleksi dari kumpulan kalimat-kalimat tersebut sehingga menjadi 40 butir soal. Soal bagian I berupa kalimat yang tidak lengkap, jawabannya dapat dipilih antara mono atau koto (kanseihou) sebanyak 20 butir soal. Sudjianto (2010,

hlm.163) menyatakan bahwa “Dengan model soal tes ini dapat

dilihat kemampuan pembelajar dalam pemakaian pengetahuan dasar serta pemahaman suatu wacana tertulis yang lebih luas

secara komprehensif.” Selanjutnya soal bagian II berbentuk tes

betul-salah (shingihou) sebanyak 20 butir soal. Model tes ini biasanya dipakai untuk menguji kemampuan membaca pembelajar (Sudjianto, 2010, hlm.161).

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Penulisan Soal Tes

Keishikimeishi Soal Bagian No. Soal

Mono

I 1, 2, 3, 7, 9, 12, 13, 18, 19, 20

(22)

38

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Angket (Questionnaire) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan penggunaan (Riduwan, 2012, hlm.25-26). Tujuan dari penyebaran angket adalah untuk mencari informasi yang lengkap mengenai kemampuan penggunaan keishikimeishi mono dan koto dari partisipan atau mahasiswa tanpa merasa khawatir bila mahasiswa memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian.

Bentuk dari angket yang disebar berupa angket tertutup dan angket terbuka. Angket tertutup, yaitu angket yang alternatif jawabannya sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tidak memiliki keleluasaan untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepadanya (Sutedi, 2011, hlm.164). Sedangkan angket terbuka, yaitu angket yang memberikan keleluasaan bagi responden untuk menjawabnya (Sutedi, 2011, hlm.164) . Dalam angket ini terdapat 10 pertanyaan dimana 2 pertanyaan termasuk kedalam angket terbuka.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Penulisan Soal Angket

Aspek yang diamati No. Soal

Lamanya pengalaman belajar 1

(23)

39

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pengetahuan mengenai Keishikimeishi mono dan

koto 3, 4, 5, 9

Kesulitan mengenai Keishikimeishi mono dan

koto 6, 7, 8

Pelajaran khusus mengenai Keishikimeishi mono

dan koto 10

D. Analisis Data

1. Pengolahan Data Tes

Setelah mengumpulkan data dari tes yang terdiri dari 40 soal, 20 soal kanseihou dan 20 soal shingihou, data tersebut diolah, dianalisis dan diinterprestasikan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memeriksa jawaban yang benar dan salah. b. menghitung skor dengan menggunakan rumus:

Bagian I

(24)

40

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

� ��= Sk. Aktual

Sk. Ideal × 100

Keterangan:

Sk. Aktual : Skor yang diperoleh partisipan Sk. Ideal : Jumlah skor jika benar semua

(Sutedi, 2013, hlm.6-7)

d. Menyusun tabel distribusi frekuensi dan presentase jawaban dari tiap butir soal.

e. Menghitung presentase kemampuan mahasiswa dengan menggunakan rumus:

� =Sk. Aktual

N × 100

Keterangan:

P : Persentase kemampuan

Sk. Aktual : Skor yang diperoleh partisipan

N : Banyaknya Individu

f. Menghitung rata-rata kemampuan penggunaan keishikimeishi mono dan koto menggunakan rumus:

=∑Nilai N

Keterangan

M : Nilai rata-rata

∑Nilai : Jumlah dari keseluruhan nilai N : Jumlah seluruh partisipan

(25)

41

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

� = ∑Sk

Jml. Soal× 100%

Keterangan:

P : Persentase kemampuan

∑Sk : Jumlah keseluruhan yang menjawab benar dengan mono/koto

Jml. Soal : Jumlah soal mono/koto

h. Menginterpretasikan persentase rata-rata kemampuan berdasarkan pada kriteria di bawah ini:

Tabel 3.3

Pedoman Tingkat Kemampuan Penggunaan

Keishikimeishi Mono dan Koto

Nilai Penafsiran

0-54 Sangat kurang

55-64 Kurang

65-74 Cukup

75-84 Baik

85-100 Sangat baik

(dikutip dari Nurgiantono dalam Novianti, 2012, hlm.32)

2. Pengolahan Data Angket

Setelah data angket terkumpul kemudian diolah dengan cara sebagai berikut:

a. Menjumlahkan setiap jawaban dari angket yang disebar b. Menyusun frekuensi jawaban dari angket

c. Membuat table frekuensi dari setiap jawaban dari nomor pertanyaan

(26)

42

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

� = f

n× 100%

Keterangan:

P : Persentase frekuensi dari setiap jawaban dari pertanyaaan

f : Frekuensi dari setiap jawaban n : Jumlah responden

(Novianti, 2012, hlm.33)

Tabel 3.4

Klasifikasi Persentase Jawaban Angket

Besar Persentase Interpretasi

0% Tak seorang pun

1-5% Hampir tidak ada

6-25% Sebagian kecil

26-49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51-75% Lebih dari setengahnya

76-95% Sebagian besar

96-99% Hampir seluruhnya

(27)

84

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari instrumen tes dan angket, dapat disimpulkan bahwa:

1. Mahasiswa tingkat III Departemen Pendididkan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2015/2016 memiliki kemampuan yang sangat rendah dalam penggunaan keishikimeishi mono dan koto dengan nilai rata-rata secara keseluruhan 34,03. Namun kemampuan penggunaan keishikimeishi koto lebih tinggi dengan rata-rata yang diperoleh 24,75 (41,25%), sedangkan kemampuan penggunaan keishikimeishi mono lebih rendah yaitu 15,65 (26,08%).

2. Mahasiswa tingkat III Departemen Pendididkan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2015/2016 mengalami kesutitan saat menggunakan keishikimeishi mono dan koto, yang menjadi faktor dari kesulitan tersebut diantaranya karena tidak mengetahui perbedaa kedua keshikimesihi tersebut, tidak mengerti fungsi dari kedua keishikimeishi tersebut, sulitnya menemukan padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia untuk mengartikannya serta tidak mengerti pola kalimat yang dibentuk oleh keishikimeishi mono dan koto.

3. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penggunaan keishikimeishi mono dan koto, sebaiknya dalam perkuliahan lebih

dimunculkan lagi mengenai keishikimeishi ini terutama mengenai keishikimeishi mono karena kemampuan penggunaannya sangat

(28)

85

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

native language, melihat drama atau anime, dan berlatih dengan

menggunakan buku kumpulan soal.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian mengenai kemampuan penggunaan keishikimeishi mono dan koto pada mahasiswa ini masih terdapat

kekurangan oleh karena itu terdapat beberapa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, diantaranya:

1. Pada penelitian ini tes kemampuan dilakukan pada mahasiswa tingkat III dan telah diketahui bahwa hasil dari kemampuan penggunaan keishikimeishi mono dan koto sangat rendah. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan di tingkat yang lebih tinggi yaitu tingkat IV, karena kemampuan yang dimiliki tingkat IV adalah menengah keatas (jokyu). Dari hal tersebut dapat dilihat apakah semakin tinggi tingkatanya akan lebih baik atau tidak dalam penggunaan keishikimeishi mono dan koto.

2. Dalam penelitian ini tidak dikelompokkan dari masing-masing keishikimeishi, baik mono atau pun koto, sehingga partisipan cukup

kebingungan saat menggunakan kedua keishikimeishi tersebut. Alangkah baiknya jika dikelompokkan terlebih dahulu seperti keishikimeishi yang menunjukkan penegasan, masa lampau dan

sebagainya. Sehingga kelebihan dan kekurangan dalam kemampuan penggunaan kedua keishikimeishi tersebut dapat dilihat secara detail.

3. Kurangnya buku yang membahas mengenai keishikimeishi dalam bahasa Indonesia serta kurangnya materi pembelajaran mengenai keishikimeishi cukup membuat pembelajar bahasa Jepang kesulitan

(29)

86

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(30)

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

DAFTAR PUSTAKA

Djajasudarma, F. (2010). Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: PT Refika Aditama.

Mueno, K. (1988). Dasar-dasar Metedologi Pengajaran Bahasa Jepang. Bandung : Percetakan Ekonomi.

Nagara, S. dkk. (1987). Gaikokujin no Tame no Nihongo Reibun to Mondai Shiri-zu 2 Kishikimeishi. Tokyo: Koutake Shuppan Kabushikigaisha

Novianti, A. (2012). Analisis Kemampuan Jootai Fukushi Shikkari Kichinto Dan Tadashiku. Sekolah Sarjana. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Ogawa, Y. (1982). Nihongo Kyouiku Dai Jiten.Tokyo: Kodansa

Pemina (2006). Analisis Tingkat Kesalahan Penggunaan Keishiki Meishi Koto dan Mono Dalam Karangan Bahasa Jepang. Sekolah Sarjana,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Riduwan. (2012). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sasaki, H & Noriko, M. (2004). Nihongosou Matome Mondaishuu. Tokyo: Kabushikigaisha Akusu.

Satori, D & Komariah, A.(2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Seiichi, M & Michio, T. (2003). A Dictionary of Basic Japanese Grammar. Tokyo: The Japan Times

Sri, T.A. (2010). Efektifitas Metode Subtitution Drill Dalam Pengajaran Keishiki Meishi Koto dan Mono Pada Mahasiswa Semester Delapan Jurusan

Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara [Online]. Diakses dari http://

http://library.binus.ac.id/Collections/ethesis_detail/2010-2-00332-JP Staf Pengajar. (1994). Analisis Nihongo Chuukyuu 1. Bandung: Program

Pendidikan B. Jepang FPBS IKIP.

(31)

Lola Nurlaelasari, 2015

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN PENGGUNAAN KEISHIKIMEISHI MONO DAN KOTO DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjianto. (2010). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Bahasa Jepang. Bekasi: Kesaint Blanc.

Suprapto. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Caps.

Surakhmad, W. (1980). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito

Sutedi, D. (2011) Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Press

Sutedi, D. (2013). Hand out, Pengantar Statiska. Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang.

Tatsuo, M. (2010). Gendai Nihongo Bunpou 1.Edisi ke-1. Tokyo: Kuroshio Shuppan

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim penyusun. (2014). Nihongo Nouryoku Shiken N3 Taisaku Kouza. Bandung: UPI

Tjhin, T, S. (2002). Kiat Sukses Ujian Kemampuan Bahasa Jepang Metode Gakushudo Level 2. Jakarta: Gakushudo

Tjhin, T, S. (2013). Kiat Sukses Mudah & Praktis Mencapai N3 Metode Gakushudo. Jakarta: Gakushudo

Uzawa K. (1998). Nihongo Sakubun to Supiichi no Ressun. Tokyo: Kabushikigaisha Aruku.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penulisan Soal Angket
Tabel 3.3
Tabel 3.4

Referensi

Dokumen terkait

Terutama partikel 「 de 」 dalam kalimat bahasa Jepang dipakai untuk menyatakan bentuk suatu aktivitas atau penggunaan

Kata し ( soshite ) dalam kalimat (7) menunjukkan bahwa kata tersebut merupakan setsuzokushi karena berfungsi sebagai penyambung kalimat inti dengan kalimat lain yang

a) Pada contoh kalimat di atas, shimeru dan tojiru dapat saling menggantikan. Verba tojiru dan shimeru dapat digunakan untuk menyatakan aktivitas menutup sesuatu

‘Kata benda abstrak yang menjelaskan bahwa kata-kata yang secara gramatikal mempunyai sifat yang sama seperti kata benda, misalnya jika dilekati dengan [ga]

Faktor penyebab mahasiswa melakukan kesalahan dalam penggunaan kata hajimewa, hajimete, dan hajimeni dalam kalimat bahasa Jepang adalah karena mahasiswa

Makna houkou ni kansuru mono untuk memberikan informasi secara sopan, penggunaan partikel ni dan e terhadap kata tunjuk berdasarkan kalimat nya menunjukkan tidak

keishikimeishi tokoro , koto dan mono serta struktur kalimat bahasa Jepang yang. mengandung keishikimeishi tokoro , koto dan

Setsuzokujoshi keredemo menunjukkan beberapa fungsi , yaitu digunakan untuk kalimat yang menyatakan hal tidak terduga, berlawanan dengan realita, bermakna