HASIL DAN PEMBAHASAN
6) Pengaruh STI (X 6 ) terhadap IHSG (Y)
5.3.2 Uji koefisien determinasi (R 2 )
Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan besarnya variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variasi dari variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikatnya. Nilai koefisien R square dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut.
Tabel 5.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary .978a .957 .953 152.29725 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), STI, KLSE, SETI, PSEI
a.
Dependent Variable: IHSG b. ANOVAb 28144898 4 7036224.409 303.358 .000a 1275695 55 23194.451 29420592 59 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), STI, KLSE, SETI, PSEI a.
Dependent Variable: IHSG b.
Berdasarkan Tabel 5.7 yang didapat dari perhitungan regresi, dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0,924. Hal ini berarti 92,4 persen variasi variabel IHSG dapat
xlvi
dijelaskan oleh variabel DJI (X1), FTSE100 (X2), N225 (X3), ASX (X4) SSE (X5) dan STI (X6), sedangkan sisanya sebesar 7,6 persen diterangkan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini.
5.4 Pembahasan Pengaruh Masing-masing Variabel 5.4.1 Pengaruh DJI terhadap IHSG
Hasil uji pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa indeks Dow Jones (DJI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG periode Januari 2010 -Desember 2014. Berdasarkan perhitungan tersebut, telah menunjukkan bahwa hipotesis 1 yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu “Indeks Dow Jones berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG” terbukti.
Indeks Dow Jones merupakan rata-rata indeks harga saham terbesar di dunia yang berada di Pasar Modal Amerika, oleh karena itu pergerakan indeks Dow Jones dapat mempengaruhi hampir seluruh indeks harga saham dunia termasuk IHSG di Indonesia. Pengaruh indeks Dow Jones terhadap IHSG adalah positif, yang dapat diartikan bahwa kenaikan indeks Dow Jones akan mengakibatkan pula pada kenaikan IHSG, begitu juga sebaliknya jika indeks Dow Jones mengalami penurunan akan mengakibatkan penurunan terhadap IHSG. Krisis yang terjadi di Amerika mengakibatkan jatuhnya indeks Dow Jones telah memberikan sentimen negatif dari para investor terhadap IHSG Indonesia yang pada saat itu juga mengalami penurunan. Beberapa bulan setelah dikeluarkannya kebijakan oleh The FED, indeks Dow Jones telah mengalami kenaikan yang diikuti kenaikan beberapa indeks pasar modal di dunia termasuk Indonesia. Hal tersebut terjadi karena adanya sentimen positif dari para investor terhadap kondisi ekonomi dunia. Signifikansi yang ditunjukkan pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa investor di Indonesia sangat mempertimbangkan pergerakan DJI sebagai dasar acuan keputusan investasi. Pengaruh perubahan indeks Dow Jones terhadap IHSG telah menunjukkan bahwa pasar modal Amerika dan Indonesia terintegrasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks Dow Jones (DJI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG yang mengkonfirmasi dan sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Wijayanti (2013), Budi dkk. (2013), Chabachib dan Ardian (2011) yang menyatakan bahwa DJI berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG.
xlvii
Hasil uji pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa indeks FTSE100 berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap IHSG periode September 2008-Desember 2013. Berdasarkan perhitungan tersebut, telah menunjukkan bahwa hipotesis 2 yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu “Indeks FTSE100 berpengaruh signifikan terhadap IHSG” tidak terbukti. Hasil penelitian ini telah mengkonfirmasi penelitian yang dilakukan oleh Ludovicus (2006) bahwa FTSE100 berpengaruh negatif terhadap IHSG dan penelitian oleh Mansur (2005) bahwa FTSE100 memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap IHSG, namun hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Ioana dan Claudia (2011), Panagiotis (2008), Darshan, et al. (2011), Srikanth dan Aparna (2012) yang menemukan bahwa FTSE100 berpengaruh terhadap pasar modal negara lainnya.
Indeks FTSE100 merupakan rata-rata indeks harga saham100 perusahaan yang terdapat di Pasar Modal Inggris. The National Institute of Economic and Social Research (NIESR) dalam risetnya melihat pertumbuhan ekonomi Inggris tahun 2012 berada di kisaran 0,7% (Santoso, 2013). Perekonomian Inggris yang dikenal sebagai negara adidaya sejak dahulu, pada saat ini memasuki masa yang suram. Mata uang Inggris pound telah mengalami penurunan selama tiga bulan terakhir (Anonim, 2013). Pada Tahun 2012, Poundsterling Inggris mengalami tekanan yang semakin tinggi akibat dari semakin memburuknya outlook ekonomi sekaligus dilanda beberapa permasalahan pokok internal. GBP (Gross Bruto Product) Inggris jatuh lebih dalam lagi dengan dikeluarkannya data retail sales yang menjadi negatif. Retail sales yang sebelumnya diharapkan berkembang menjadi 0.2% seiring dengan libur penutupan tahun berubah menjadi negatif yaitu -0.1%. Data ini dijadikan acuan rasa was-was para investor akan mundurnya perekonomian Inggris yang membuat pound serentak turun ke harga terendah 8 minggu (Anonim, 2012). Situasi yang buruk tersebut berbeda dengan kondisi ekonomi Indonesia yang mengalami peningkatan dimana IHSG terus menunjukkan tren kenaikan. Krisis tersebut tidak digunakan investor di Indonesia sebagai dasar acuan keputusan investasi, karena pada hasil penelitian ini indeks FTSE100 berpengaruh terhadap IHSG namun tidak signifikan.
5.4.3 Pengaruh N225 terhadap IHSG
Hasil uji pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa indeks Nikkei 225 (N225) berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap IHSG periode Januari 2010-Desember 2014. Berdasarkan perhitungan tersebut, telah menunjukkan bahwa hipotesis 3 yang diajukan
xlviii
dalam penelitian ini, yaitu “Indeks Nikkei 225 berpengaruh signifikan terhadap IHSG” tidak terbukti. Penelitian ini telah mengkonfirmasi hasil penelitian yang dilakukan oleh Ludovicus (2006), Chabachib dan Ardian (2011) dan Wijayanti (2013), namun hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Budi dkk. (2013) dan Alkhairani (2012).
Pada tahun 2011, Kantor Kabinet Jepang merilis produk domestik bruto negara Jepang turun 0,9 persen pada kuartal pertama dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya. Ekonomi Jepang menyusut pada tingkat tahunan sebesar 3,7 persen pada kuartal pertama tahun 2011. Hal ini mengakibatkan ekonomi Jepang mengalami resesi (Erwin, 2011). Pada tahun itu juga disaat perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, perekonomian Jepang menghadapi cobaan berat menyusul bencana alam bertubi-tubi, yakni gempa dan tsunami sekaligus ledakan reaktor nuklir. Bencana yang berturut-turut itu juga telah meluluhlantakkan bursa saham Jepang. Indeks Nikkei 225 mengalami penurunan yang drastis hingga 1.232,78 poin (12,81%) ke level 8.387,71 (Nurul, 2011). Situasi yang buruk ini tidak digunakan investor di Indonesia sebagai dasar acuan keputusan investasi, karena pada hasil penelitian ini indeks Nikkei 225 berpengaruh terhadap IHSG namun tidak signifikan.
5.4.4 Pengaruh ASX200 terhadap IHSG
Hasil uji pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa indeks ASX200 berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap IHSG periode Januari 2010-Desember 2014. Berdasarkan perhitungan tersebut, telah menunjukkan bahwa hipotesis 4 yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu “Indeks ASX200 berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG” tidak terbukti. Penelitian ini memperoleh hasil yang sama dengan Johan (2007), namun hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Mansur (2005) dan Bisyria (2010).
Tingkat pengangguran di Australia naik tipis menjadi 5,8 persen pada Agustus 2013, level yang tidak pernah terlihat sejak krisis keuangan global, dengan ekonomi lesu hanya
menambah 10.800 pekerjaan.
Dilansir dari AFP, Kamis (12/9/2013), Biro Statistik Australia mengatakan, disesuaikan musiman angka pengangguran meningkat 0,1 persen, naik dari 5,7 persen pada Juli. Hasil dari kerugian kerja penuh dan paruh waktu tersebut merupakan yang tertinggi dalam 4 tahun
xlix
Tingkat lapangan kerja, sejalan dengan perkiraan analis, bahwa ekonomi menciptakan 10.000 pekerjaan. Sedangkan proporsi penduduk yang mencari pekerjaan jatuh, pertanda bahwa
orang-orang menyerah mencari pekerjaan.
Perlambatan pertumbuhan di pasar ekspor utama China dan anjloknya harga komoditas telah memukul sektor pertambangan utama Australia
Inflasi di Australia melesat jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sebesar 1,2 persen pada kuartal ketiga (Q3) 2013, dari 0,4 persen pada kuartal sebelumnya. Data tersebut terjadi sebagian karena lonjakan harga BBM. Dilansir dari The West, Rabu (23/10/2013), data Australia datang seminggu setelah Selandia Baru, India dan China melaporkan inflasi berjalan lebih panas dari yang diperkirakan
Kebijakan pelonggaran moneter di Barat telah memicu spekulatif aliran "uang panas " ke Asia, dimana tekanan harga mengancam tercipta gelembung aset tidak stabil di beberapa negara. Permintaan domestik yang kuat juga mendorong harga dari sektor makanan dan bahan bakar. India, Indonesia dan Malaysia telah memotong subsidi BBM negara dalam beberapa bulan terakhir dalam upaya mengurangi beban utang mereka, membuat biaya hidup lebih tinggi.
Situasi yang tidak baik di Australia ini tidak digunakan investor di Indonesia sebagai dasar acuan keputusan investasi, karena pada hasil penelitian ini indeks ASX berpengaruh terhadap IHSG namun tidak signifikan.
5.4.5 Pengaruh SSE terhadap IHSG
Hasil uji pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa indeks SSE berpengaruh negatif signifikan terhadap IHSG periode Januari 2010-Desember 2014. Berdasarkan perhitungan tersebut, telah menunjukkan bahwa hipotesis 5 yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu “Indeks SSE berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG” tidak terbukti. Hasil penelitian ini telah mengkonfirmasi penelitian Tamara (2013) dan Endri (2009:136)
Shanghai Stock Exchange Composite Index secara langsung berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Hal ini dikarenakan hubungan perdagangan antara Indonesia-Cina telah semakin berkembang seiring penandatanganan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) namun tidak diikuti dengan semakin menguatnya hubungan pasar modal antar keduanegara. Hal ini mendukung
l
penelitian yang menyatakan bahwa derajat integrasi baik pasar saham antara negara ASEAN-5, termasuk termasuk
Indonesia dengan Cina masih rendah.
Pertumbuhan ekonomi China sepanjang kuartal akhir 2013 tumbuh diatas prediksi sejumlah analis. Data BPS China, National Bureau of Statistics, melaporkan ekonomi China sepanjang September-Desember 2013 tumbuh 7,7%, atau melebihi prediksi sejumlah analis. Hasil survei Reuters terhadap sejumlah analis memperkirakan perekonomian China hanya akan tumbuh sekitar 7,6%.
Mengutip CNBC, Senin (20/1/2014), China mengalami pertumbuhan sebesar 1,8% setiap kuartalnya. Dengan pertumbuhan tersebut, China tercatat mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 7,7% sepanjang 2013. Padahal pemerintah menargetkan ekonomi China hanya akan tumbuh 7,5%.
Head of Strategy Research Asia di Mazquarie, Viktor Shvets, mengatakan, pertumbuhan itu tidak begitu penting dibandingkan proses penyeimbangan tingkat perekonomian yang perlu segera dicapai. Kepemimpinan di bawah revolusi baru yang dipimpin Presiden Xi Jinping mulai memperlihatkan toleransinya dengan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Sementara saat ini Xi masih berupaya untuk terus mengubah perekonomian China dalam jangka panjang.
Kinerja perekonomian Indonesia tahun 2013 tidak terlepas dari pengaruh perubahan pola siklus yang mewarnai dinamika ekonomi global. Perubahan pola siklus global tersebut memengaruhi kinerja perekonomian domestik tidak saja melalui jalur perdagangan (trade channel), namun juga melalui jalur pasar keuangan (financial market channel). Di samping pengaruh global, faktor domestik yang bersifat struktural juga menjadi salah satu akar permasalahan ekonomi.
Permasalahan struktural yang semakin mengemuka di tengah stabilitas yang terganggu, bersama-sama dengan tantangan global, menekan kinerja perekonomian domestik.Dinamika perekonomian global juga berpengaruh pada kinerja perekonomian berupa tren pertumbuhan ekonomi yang melambat sejak triwulan awal, sehingga untuk keseluruhan tahun tercatat 5,8%, melambat dari
pertumbuhan tahun 2012 sebesar 6,2%.
Pelemahan pertumbuhan ekonomi tersebut bersumber dari investasi yang melambat sejak awal tahun akibat menurunnya persepsi keyakinan pelaku bisnis terhadap perlambatan
li
ekonomi. Sementara ekspor masih tumbuh terbatas sejalan dengan masih lemahnya pertumbuhan ekonomi dunia dan penurunan harga komoditas global. Sebaliknya, konsumsi masih tumbuh stabil dan tidak banyak terpengaruh oleh kondisi global, serta masih menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks SSE berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG yang mengkonfirmasi dan sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Tamara (2013), yang menyatakan bahwa DJI berpengaruh nagatif dan signifikan terhadap IHSG.
5.4.6 Pengaruh STI terhadap IHSG
Hasil uji pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa indeks Straits Times (STI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG periode Januari 2010-Desember 2014. Berdasarkan perhitungan tersebut, telah menunjukkan bahwa hipotesis 6 yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu “Indeks Straits Times berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG” terbukti.
Indeks Straits Times (STI) merupakan rata-rata indeks harga saham di Pasar Modal Singapura. Indonesia dan Singapura merupakan negara anggota ASEAN yang memiliki perjanjian ekonomi yaitu AFTA, dimana AFTA merupakan perjanjian ekonomi perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara. Hal ini menyebakan ekonomi kedua negara memiliki hubungan. Hubungan ekonomi tersebut dapat dilihat dari pasar modal pada masing-masing negara, dimana dengan adanya kebebasan investor Indonesia untuk menginvestasikan dananya di Pasar Modal Singapura dan begitu juga sebaliknya, investor Singapura dapat berinvestasi di Pasar Modal Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa STI berpengaruh positif terhadap IHSG yang berarti setiap kenaikan STI mengakibatkan juga kenaikan terhadap IHSG. Kenaikan tersebut terjadi akibat perkembangan ekonomi di kedua negara. Kenaikan indeks Straits Times memberikan sentimen positif bagi para investor di Pasar Modal Indonesia yang mendorong kenaikan IHSG. Signifikansi yang ditunjukkan pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa investor di Indonesia sangat mempertimbangkan pergerakan STI sebagai dasar acuan keputusan investasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks Straits Times berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG yang mengkonfirmasi dan sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sidiq (2010) bawha STI berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG. Peneilitian yang dilakukan oleh Lailia dkk. (2014) dan Habsari (2014) juga telah
lii
menunjukkan bahwa Indeks Straits Times (STI) berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
liii
BAB 6