• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KORELASI

Dalam dokumen T1 802013163 Full text (Halaman 29-35)

21

Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan sebelumnya dapat diketahui bahwa data

berdistribusi normal dengan nilai sig. (p> 0,05) dan kedua variabel penelitian linier

(p>0,05), maka uji korelasi yang dilakukan menggunakan Pearson Correlation

Product Moment. Berdasarkan hasil uji korelasi antara kedua variabel dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara konflik peran ganda

dengan PWB yang berarti makin rendah konflik peran ganda, maka makin tinggi PWB

pada ibu yang bekerja sebagai KOWAD dan sebaliknya. Ditemukan pula bahwa

konflik peran ganda memberikan sumbangan sebesar 9,7% artinya 90,3% PWB ibu

yang bekerja sebagai KOWAD masih dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Tabel 3. Uji korelasi dengan Pearson Correlation Product Moment

Correlations PWB WFC PWB Pearson Correlation 1 -.311* Sig. (1-tailed) .012 N 53 53 WFC Pearson Correlation -.311* 1 Sig. (1-tailed) .012 N 53 53

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

PEMBAHASAN

Hasil uji korelasi menunjukan adanya korelasi negatif signifikan antara konflik

peran ganda dan PWB ibu yang bekerja sebagai KOWAD di mana r = -0,311, r2=

0,097 dengan nilai signifikansi 0,012 (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa makin

rendah konflik peran ganda, maka makin tinggi PWB pada ibu yang bekerja sebagai

KOWAD. Sebaliknya makin tinggi konflik peran ganda, maka makin rendah PWB

22

menunjukan bahwa rata-rata partisipan penelitian memiliki konflik peran ganda yang

rendah dan PWB yang tinggi.

Dalam penelitian sebelumnya dikemukakan bahwa terdapat hubungan yang

negatif antara konflik peran ganda dan PWB didukung dengan adanya dukungan sosial

dan dedikasi terhadap pekerjaan pada karyawan (Pratiwi, 2002). Hal ini berarti bahwa

dengan partisipan yang berbeda tetap menunjukan adanya hubungan antara kedua

variabel. Selain itu, perlunya menjalin hubungan keluarga serta lingkungan kerja dapat

memengaruhi cara individu berinteraksi, pengembangan potensi dalam diri yang akan

memengaruhi kinerja dan evaluasi diri. Putrianti (2007) berpendapat bahwa

perempuan yang bekerja cenderung mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dan

bervariasi, sehingga cenderung mempunyai pola pikir yang lebih terbuka, lebih

energik, mempunyai wawasan yang luas dan lebih dinamis.

Oleh karena itu, keberadaan istri/ibu dapat menjadi partner bagi suami, untuk

menjadi teman bertukar pikiran, serta saling membagi tanggung jawab, pandangan dan

harapan. Hasil penelitian membuktikan pentingnya dukungan suami dalam

mengurangi dilema antara keluarga dan pekerjaan bagi wanita. Hal ini diperkuat oleh

Putrianti (2007) yang berpendapat bahwa dukungan sosial (suami) akan dapat

memotivasi individu dalam bekerja dan beradaptasi dengan masyarakat sekitar. Lebih

lanjut dukungan yang dirasakan secara lebih konsisten akan mampu meningkatkan

kesehatan psikis dan melindungi psikis dalam kondisi stres. Frone, Russell dan Cooper

(1992) mengatakan bahwa konflik peran ganda merupakan salah satu sumber stres

yang dapat memengaruhi kondisi well-being seseorang. Seorang ibu yang memiliki

konflik peran ganda akan merasa kurang memiliki rasa penguasaan dan self-efficacy,

23

dalam hidup. Oleh karena itu ketika tuntutan dari keluarga tidak terpenuhi,

kemungkinan besar ibu akan menjadi stres. Kuatnya ekspektasi pada peran tradisional

(Ibu di rumah, Bapak bekerja) juga dapat membuat ibu merasakan konflik peran

ganda.

Selain itu, adanya anak yang masih kecil, jumlah anak, urutan anak, faktor

sumber daya yang ada di rumah dapat memengaruhi dimensi dari PWB. Namun,

dilema yang dirasakan akan berbeda pada ibu bekerja yang baru memiliki satu anak

dengan ibu yang bekerja yang sudah berpengalaman yang memiliki dua anak. Hasil

wawancara dengan dua ibu yang bekerja sebagai KOWAD, usaha yang dilakukan

untuk mengurangi konflik peran ganda adalah memakai jasa pembantu dalam

mengurus keperluan rumah tangga, pengasuh anak, atau meminta bantuan orang tua

dari ibu bekerja tersebut untuk membantu memantau anak ketika ibu tidak ada di

rumah.

Salah satu ciri individu yang memiliki konflik peran ganda yang rendah dan

PWB yang tinggi adalah mengakui pekerjaan dan tanggung jawab sebagai ibu

merupakan bagian dari hidup, terkait dengan kepentingan dan pemenuhan dari dalam

diri. Hal ini berarti, ketegangan atau stres yang disebabkan oleh pertentangan antara

peran dirumah dan di tempat kerja memengaruhi PWB dalam diri individu. Dampak

dari kedua peran tersebut dapat berupa hal positif maupun hal negatif, namun dengan

memaknai pekerjaan dan peran sebagai ibu dapat meningkatkan semangat dan juga

dedikasi akan peran tersebut.

Ditemukan pula bahwa konflik peran ganda memberikan sumbangan sebesar

9,7% artinya 90,3% PWB ibu yang bekerja sebagai KOWAD masih dipengaruhi oleh

24

antara lima tipe kepribadian (the big five traits) dengan dimensi PWB dan hasilnya

menunjukan bahwa masing-masing kepribadian memiliki pengaruh terhadap dimensi

PWB (dalam Patma, 2016). Kedua, dapat dimungkinkan karena faktor kecerdasan

emosi. Hasil penelitian Gros dan John (2003), menunjukan bahwa terdapat perbedaan

individual dalam pengalaman dan ekspresi emosi yang berdampak secara berbeda

terhadap kebahagiaan (dalam Hutapea, 2011). Selain itu, faktor lainnya bisa

dikarenakan kepuasan hidup maupun gaya hidup. Kepuasan hidup seseorang dapat

membawanya mencapai kesejahteraan psikologis. Dengan demikian, terdapat banyak

faktor yang dapat memengaruhi PWB seseorang.

KESIMPULAN

1. Ada hubungan negatif signifikan antara konflik peran ganda dan PWB pada ibu

yang bekerja sebagai KOWAD dengan nilai koefisien korelasi (r) -0,311 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,012.

2. Konflik peran ganda memberikan sumbangan sebesar 9,7% artinya 90,3% PWB ibu

yang bekerja sebagai KOWAD masih dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti

kepribadian, kecerdasan emosi, kepuasan hidup dan lainya.

3. Berdasarkan statistik deskriptif sebagian partisipan (68%) memiliki konflik peran

ganda pada kategori rendah dan PWB pada kategori (47%) berada pada kategori

tinggi.

SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian sebagai

berikut:

25

a. Untuk meningkatkan PWB terutama terkait peningkatan pengevaluasian diri

dan penyesuaian lingkungan serta pembagian tugas dengan suami guna

pengembangan diri dalam bekerja dan kesejahteraan psikologis.

b. Diharapkan ibu yang bekerja sebagai KOWAD dapat lebih menyadari tugas

dan tanggung jawab dalam setiap peran yang dijalani, yaitu sebagai KOWAD

dan ibu rumah tangga, sehingga dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab

tersebut dengan seimbang serta dapat memposisikan diri sesuai dengan

masing-masing perannya supaya tidak mudah mengalami konflik peran ganda.

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Memperbanyak jumlah subjek, mencermati faktor-faktor lain yang dapat

memengaruhi proses penelitian seperti tempat penelitian yang sulit diakses

sehingga proses penelitian tidak berjalan persis sesuai kehendak peneliti.

b. Peneliti selanjutnya perlu untuk mengembangkan penelitian ini dengan

penggalian data yang lebih mendalam dengan menggunakan metode kualitatif

sehingga dapat melihat gambaran dari variabel yang ada.

c. Apabila akan menggunakan topik dan partisipan yang sama, dapat melakukan

perbandingan bagi KOWAD yang memiliki anak berusia <6 tahun dan yang

26

Dalam dokumen T1 802013163 Full text (Halaman 29-35)

Dokumen terkait