• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Linearitas

Dalam dokumen T1 802011071 Full text (Halaman 27-33)

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi

2. Uji Linearitas

Tabel 1.2

Hasil Uji Linearitas antara Locus Of Control dengan Kematangan Karir ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. KK * LOC Between Groups (Combined) 2813.928 26 108.228 3.785 .000 Linearity 1632.950 1 1632.950 57.106 .000 Deviation from Linearity 1180.979 25 47.239 1.652 .051 Within Groups 2087.432 73 28.595 Total 4901.360 99

Dari uji linearitas, maka diperoleh nilai Fbeda sebesar 1,652 (p > 0,05) dengan sig.= 0,051 yang menunjukkan hubungan antar locus of control dengan kematangan karir adalah linear.

Uji Korelasi

Tabel 1.3

Hasil Uji Korelasi antara Locus Of Control dengan Kematangan Karir Correlations LOC KK LOC Pearson Correlation 1 .577 ** Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 KK Pearson Correlation .577 ** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil pengujian uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara locus of control dengan kematangan karir sebesar 0,577 dengan sig. = 0,000 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan yang positif signifikan antara locus of control dengan kematangan karir.

Analisis Deskriptif

a. Locus Of Control

Kategori locus of control dibuat berdasarkan nilai tertinggi yaitu 34 x 4 = 136 dan nilai terendah yaitu 34 x 1 = 34, dengan 4 kategori yaitu sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi, dan diperoleh interval sebesar 25,5. Kategorisasi locus of control sebagai berikut:

20

Tabel 1.4

Kategorisasi Hasil Pengukuran Skala Locus Of Control

No Interval Kategori Mean N Presentase (%)

1. 34 ≤ x < 59,5 Sangat Eksternal 0 0% 2. 59,5 ≤ x < 85 Eksternal 79,51 81 81% 3. 85 ≤ x < 110,5 Internal 19 19% 4. 110,5 ≤ x ≤ 136 Sangat Internal 0 0% Jumlah 100 100% SD = 6,263 Min = 65 Max = 99

x = Skor Locus Of Control

Berdasarkan tabel 1.4 di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada mahasiswa yang memiliki skor locus of control yang berada pada kategori sangat internal, mahasiswa yang memiliki locus of control yang berada pada kategori internal dengan jumlah 19 mahasiswa dan presentase 19%, mahasiswa yang memiliki locus of control yang berada pada kategori eksternal dengan jumlah 81 mahasiswa dan presentase 81%, dan pada kategori sangat eksternal tidak ada mahasiswa yang memiliki locus of control yang berada pada kategori sangat eksternal. Berdasarkan presentase diatas bahwa rata-rata mahasiswa yang memiliki locus of control pada kategori eksternal, dengan mean = 79,51.

b. Kematangan Karir

Kategori kematangan karirdibuat berdasarkan nilai tertinggi yaitu 30 x 4 = 120 dan nilai terendah yaitu 30 x 1 = 30, dengan 5 kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi, dan diperoleh interval sebesar 18. Kategorisasi kematangan karirsebagai berikut:

Tabel 1.5

Kategorisasi Hasil Pengukuran Skala Kematangan Karir

No Interval Kategori Mean N Presentase (%)

1. 30 ≤ x < 48 Sangat Rendah 0 0% 2. 48 ≤ x < 66 Rendah 12 12% 3. 66 ≤ x < 84 Sedang 73,92 80 80% 4. 84 ≤ x < 102 Tinggi 8 8% 5. 102 ≤ x ≤ 120 Sangat Tinggi 0 0% Jumlah 100 100% SD = 7,036 Min = 61 Max = 96

x = Skor Kematangan Karir

Berdasarkan tabel 1.5 di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada mahasiswa yang memiliki skor kematangan karir yang berada pada kategori sangat tinggi, mahasiswa yang memiliki kematangan karir yang berada pada kategori tinggi dengan jumlah 8 mahasiswa dan presentase 8%, mahasiswa memiliki kematangan kariryang berada pada kategori sedang dengan jumlah 80 mahasiswa dan presentase 80%, mahasiswa memiliki kematangan karir yang berada pada kategori rendah dengan jumlah 12 mahasiswa dan presentase 12%, dan tidak ada mahasiswa memiliki kematangan kariryang berada pada kategori sangat rendah. Berdasarkan presentase di atas bahwa rata-rata mahasiswa yang memiliki kematangan karirpada kategori sedang, dengan mean = 73,92.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian uji korelasi Pearson menunjukkan koefisien korelasi (r) = 0,577 dengan sig. = 0,000 (p < 0,05), yang berarti ada hubungan yang positif signifikan antara locus of control dengan kematangan karir pada mahasiswa

22

Fakultas Psikologi di Universitas Kristen Satya Wacana pada angkatan 2011-2012. Hal ini menunjukkan bahwa ketika individu memiliki internal locus of control tinggi maka semakin tinggi juga kematangan karirnya, namun begitu juga sebaliknya apabila individu memiliki eksternal locus of control tinggi (berarti memiliki internal locus of control yang rendah) maka semakin rendah kematangan karirnya. Adapun temuan ini dimungkinkan terjadi, karena pada masa dewasa awal dimana pertumbuhan pada masa puncaknya. Berbagai keputusan yang penting yang mempengaruhi kematangan karir, dan hubungan antar internal dan eksternal locus of control pada dewasa awal.

Super (dalam Winkel, 2012) mengemukakan bahwa kematangan karir merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan, sifat-sifat kepribadian serta kemampuan intelektual, dan banyak faktor di luar individu, seperti taraf kehidupan sosial ekonomi keluarga, variasi tuntutan lingkungan kebudayaan, dan kesempatan atau kelonggaran yang muncul, namun titik beratnya terletak pada faktor-faktor dalam individu sendiri. Mahasiwa yang memiliki internal locus of control percaya bahwa peristiwa dalam hidupnya ditentukan oleh usaha dan perilakunya sendiri, begitu juga sebaliknya mahasiswa yang memiliki eksternal locus of control percaya bahwa peristiwa dalam hidupnya ditentukan oleh nasib, keberuntungan, dan kesempatan (Friedman, 2006).

Dalam penelitian Luzzo (dalam Akbulut, 2010) menemukan locus of control berpengaruh positif terhadap kematangan karir. Bagaimana individu menanamkan keyakinan dalam mencapai suatu karir pada dirinya. Orang yang matang dalam karir cenderung memiliki keyakinan bahwa untuk mencapai karir yang diinginkan, hanya bisa dilakukan oleh usahanya sendiri (locus of control internal), bukan karena keberuntungan, nasib atau bantuan orang lain. Orang-orang dengan kecenderungan

locus of control internal, akan lebih konsisten dalam pekerjaan, memiliki tingkat kepuasaan dan kinerja baik, serta lebih stabil dalam pekerjaan.

Menurut Suryanti, dkk (2011) pengaruh locus of control internal yang lebih besar terhadap kematangan karir dimungkinkan karena adanya fungsi evaluatif dalam diri individu. Evaluasi yang positif terhadap diri menjadikan individu mempunyai gambaran yang realitas. Melalui fungsi evaluatif tersebut, individu memahami kemampuan yang dimiliki. Kesadaran kemampuan diri memberikan pertimbangan individu dalam melakukan pilihan karir, sehingga kematangan karirnya tinggi. Rotter (dalam Krueger, 2005) menambahkan bahwa individu yang menjelaskan adanya internal locus of control mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk mengontrol peristiwa dalam hidupnya akan lebih cepat dalam belajar mengenali berbagai aspek dalam lingkungan sehingga membantu dirinya di masa depan, sehingga memungkinkan tercapainya kematangan karir.

Dalam kelompok yang diteliti oleh peneliti yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW angkatan 2011-2012 demikian bahwa locus of control subjek memiliki nilai rata-rata sebesar 79,51 sehingga dapat dikatakan bahwa locus of control pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan 2011-2012 termasuk individu yang memiliki kategori eksternal. Mungkin disebabkan karena mahasiswa menyakini bahwa kekuasaan orang lain seperti orang tua, teman, takdir, dan kesempatan adalah merupakan faktor utama yang memengaruhi apa yang dialami, dan individu tersebut belum bisa mengontrol perilakunya sendiri, merasa tidak yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil, kurang aktif mencari informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi.

24

Sementara itu, yang dimiliki oleh subjek dalam ini kematangan karir memiliki nilai rata-rata sebesar 73,92 sehingga dapat dikatakan bahwa kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan 2011-2012 individu yang termasuk dalam kategori sedang. Hal ini mungkin disebabkan beberapa faktor seperti belum mengetahui bakat dan minat yang sesuai dalam diri, kurangnya ketrampilan, pengalaman, dan kurangnya pengetahuan akan informasi kerja.

Sumbangan efektif locus of control terhadap kematangan karir sebesar 33,29%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sebesar 66,71%. Locus of control bukan hal yang mutlak mempengaruhi kematangan karir saja melainkan ada banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kematangan karir tersebut. Menurut Seligman (1994) kematangan karir faktor-faktor lain yang mempengaruhi adalah keluarga, latar belakang sosial ekonomi, gender, inteligensi dan bakat khusus, minat karir, harga diri, dan kepribadian.

Dalam dokumen T1 802011071 Full text (Halaman 27-33)

Dokumen terkait