• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802011071 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802011071 Full text"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA LOCUS OF CONTROL DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW ANGKATAN

2011-2012

Oleh:

FENNI RUSLIE OCTAVIA 802011071

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan

untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

HUBUNGAN ANTARA

LOCUS OF CONTROL

DENGAN

KEMATANGAN KARIR PADA MAHASISWA FAKULTAS

PSIKOLOGI UKSW ANGKATAN 2011-2012

Fenni Ruslie Octavia Berta Esti Ari Prasetya

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(8)

i Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara locus of

control dengan kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Satya Wacana angakatan 2011-2012. Penelitian ini dilakukan di Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana dengan subjek mahasiswa angkatan

2011-2012 yang sedang mengambil proposal skripsi/mengerjakan skripsi. Teknik

pengambilan sampel dengan menggunakan teknik convinience sampling. Sampel yang

digunakan 100 orang mahasiswa yang memenuhi syarat yang diajukan oleh peneliti.

Untuk mengukur locus of control berdasarkan teori Rotter (dalam Friedman &

Schustack, 2006). Sementara untuk mengukur kematangan karir berdasarkan teori Super

(dalam Sharf, 2006). Dari penelitian ini diperoleh korelasi r = 0,577 (p > 0,05). Hal ini

menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara locus of control dengan

kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

angakatan 2011-2012. Sumbangan efektif locus of control terhadap kematangan karir

sebesar 33,29%, sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sebesar 66,71%.

(9)

ii Abstract

The purpose of this study was to find a significant relationship between locus of control

with career maturity on students of the Faculty of Psychology Christian University

Satya angakatan 2011-2012. This research was conducted at the Faculty of Psychology

Christian University Satya with the subject of 2011-2012 generation students who are

taking the proposal thesis/thesis work. The sampling technique using the technique of

sampling convinience. Samples used 100 students who qualify submitted by researchers.

To measure locus of control is based on the theory of Rotter (in Friedman & Schustack,

2006). Meanwhile, to measure career maturity based on the theory of Super (in Sharf,

2006). This study found a correlation of r = 0,577 (p > 0,05). This indicates a positive

and significant relationship between locus of control with career maturity on students of

the Faculty of Psychology Christian University Satya angakatan 2011-2012. Effective

contribution locus of control on career maturity amounted to 33,29%, the rest is

influenced by other factors amounted to 66,71%.

(10)

PENDAHULUAN

Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi.

Peserta perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik perguruan

tinggi disebut dosen (Wikipedia). Tujuan mahasiswa adalah lulus tepat waktu

(4-5tahun) dengan mendapatkan nilai yang memuaskan, dan segera mendapatkan

pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan keilmuan. Namun, peran dan tanggung jawab

seorang mahasiswa tidak hanya dihadapkan pada pencapaian keberhasilan akademik

saja, tetapi juga mampu menunjukkan perilaku untuk mengeksplorasi berbagai

nilai-nilai kehidupan. Dengan kata lain, usia mahasiswa adalah tahap penyesuaian diri

terhadap pola-pola kehidupan dan harapan-harapan sosial yang baru sebagai orang

dewasa (Pinasti, 2011). Super (dalam Savickas, 2002) menyatakan bahwa mahasiswa

berkisar antara usia 18-21 tahun, masa ini dapat digolongkan sebagai masa transisi.

Pemilihan dan persiapan diri untuk menjalankan suatu pekerjaan atau karir merupakan

salah satu tugas penting dalam tahap perkembangannya, sebab karir atau pekerjaan

seseorang menentukan berbagai hal dalam kehidupan. Oleh karena itu, mahasiswa harus

memilih bidang pekerjaan yang akan ditekuni. Jenis pekerjaan yang akan ditekuni

menyebabkan mahasiswa harus menyelesaikan pendidikannya sampai taraf yang

dibutuhkan oleh bidang pekerjaan yang diinginkan. Menurut Arnett (dalam Santrock,

2012) transisi dari masa remaja ke dewasa yang terjadi dari usia 18 sampai 25 tahun.

Masa ini ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. Pada titik ini dalam perkembangan

mereka, banyak individu masih mengeksplorasi jalur karier yang ingin mereka ambil,

ingin menjadi individu seperti apa, dan gaya hidup seperti apa yang mereka inginkan.

Menurut Havighurst (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas

(11)

2

mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab

sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan

melakukan suatu pekerjaan. Menurut Havighurst, (1953) usia menyelesaikan pendidikan

formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda tugas

perkembangan berikutnya adalah memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan

keahliannya. Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang

dimiliki, serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa

cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat

kerja. Sebaliknya, bila tidak atau belum cocok antara minat/bakat dengan jenis

pekerjaan, mereka akan berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera.

Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilmu,

pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak (baik), mereka akan bertahan

dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan

dapat membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan.

Kemandirian ekonomi merupakan salah satu pertanda dari status kedewasaan, namun

untuk mencapainya dibutuhkan proses yang panjang.

Dalam menjalankan proses yang panjang tersebut dibutuhkan langkah

selanjutnya untuk mendapatkan kemandirian ekonomi adalah pemilihan karir. Agar

dapat memilih karir yang tepat, dalam hal ini memerlukan tingkat kematangan karir

yang baik, karena tingkat kematangan karir akan mempengaruhi kualitas pemilihan

karir. Kematangan karir menurut Seligman (1994) adalah kesiapan untuk memilih karir

yang tepat sesuai dengan usia dan tingkat perkembangannya. Menurut Super (dalam

Brown & Associates, 2002) pada tahap perkembangan karir, seseorang dituntut untuk

(12)

menyelesaikan tugas pada setiap tahap perkembangan karirnya akan membawanya pada

kesuksesan dalam perjalanan karirnya. Salah satu tugas perkembangan karir adalah

kematangan karir dan kemampuannya dalam membuat keputusan mengenai pilihan

karir yang diinginkannya, ini semua terjadi pada tahap eksplorasi. Hami, (2006)

mengatakan bahwa tahun-tahun sekolah lanjutan dan perguruan tinggi

dikonseptualisasikan sebagai suatu masa dimana para siswa/mahasiswa mengumpulkan

informasi mengenai diri mereka dan dunia kerja melalui suatu proses eksplorasi yang

efektif untuk merelasasikan dan menetapkan suatu pilihan karir yang bijaksana dan

memulai persiapan yang tepat untuk menuju kematangan karir. Pinasti (2011)

merangkum dari beberapa sumber bacaan bahwa kematangan karir terdiri dari career

planning (perencanaan karir), career exploration (eksplorasi karir), world of work

(informasi dunia kerja), knowledge of the preferred occupational group (pengetahuan

mengenai pekerjaan yang diminati). Kematangan karir akan berdampak pada kesiapan

sesorang untuk membuat pilihan karir. Penelitian yang lain mengenai kematangan karir

pada mahasiswa sebelumnya juga pernah diteliti oleh Peterson (dalam Pinasti, 2011)

yang hasilnya membuktikan lebih dari setengah sampelnya menunjukkan skor

kematangan karir yang rendah sehingga dapat dikatakan belum matang dalam karir.

Oleh sebab itu, mahasiswa perlu memiliki kesiapan untuk menghadapi tantangan dan

kesulitan dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungannya, khususnya kesiapan diri

memasuki dunia pekerjaan.

Menurut berita resmi statistik dari Badan Pusat Statistik, 30 Maret 2015

disebutkan bahwa pada Februari 2014, tingkat pengangguran terbuka menurut

pendidikan tertinggi yang ditamatkan mencapai 398.298 orang dan pada bulan Agustus

(13)

4

dan tidak terisinya lowongan kerja dikarenakan tidak terpenuhinya tuntutan kualifikasi

yang dipersyaratkan oleh dunia kerja (http:/www.bps.go.id, 30 Maret 2015). Rendahnya

kualitas tenaga kerja yang tersedia hal tersebut terjadi dimungkinkan karena mahasiwa

belum memiliki kematangan karir untuk memasuki dunia kerja. Penulis mengamati

bahwa keberadaan mahasiswa dalam menyiapkan diri untuk memasuki dunia kerja

masih diabaikan karena merasa mengalami hambatan dalam memilih pekerjaan sesuai

bakat/minat yang mereka sukai.

Wawancara singkat yang telah dilakukan oleh El Hani, dkk (dalam Pinasti,

2011) dengan para mahasiswa pada salah satu universitas di Indonesia yang sedang

menyusun skripsi atau tugas akhir. Mereka mengaku belum mengetahui bidang

pekerjaan yang akan dijalaninya sebagai karir dengan pendidikan yang ditempuhnya.

Selain itu penelitian yang lain hasil wawancara Lestari, (2012) terhadap

beberapa Mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad

Dahlan, menemukan bahwa saat ditanya setelah lulus kuliah akan melanjutkan

pendidikannya atau bekerja di mana, sebagian besar mahasiswa memberikan jawaban

belum tahu. Wawancara lain yang dilakukan pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas

Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan, mereka mengaku bingung. Ini disebabkan mereka

merasa ilmu didapatkan belum cukup untuk bekal mencari pekerjaan setelah lulus dari

bangku kuliah. Ada juga yang berpendapat bahwa mencari pekerjaan itu tidak harus

terpaku pada pendidikan yang ditempuhnya. Dengan kata lain seperti air mengalir.

Rachmawati (2012) menyebutkan bahwa ketidaksesuaian mencari pekerjaan

setelah lulus dari bangku kuliah ini disebabkan oleh adanya faktor sosial yang

mempengaruhi seseorang ketika ia memilih suatu pekerjaan. Hal ini dapat menciptakan

(14)

prestasi kerja. Selain itu, terdapat banyak mahasiswa yang masih bingung tentang apa

yang akan mereka kerjakan dalam hidupnya setelah dari perguruan tinggi. Kondisi yang

suram ini disebabkan oleh kurangnya bekal ilmu, ketrampilan dan pengalaman yang

dimiliki oleh seseorang mahasiswa ketika ia akan memasuki dunia kerja. Oleh sebab itu

banyak yang harus dipersiapkan oleh seorang mahasiswa ketika hendak memasuki

dunia kerja.

Menurut Suryanti, Yusuf, dan Priyatama (2011) siswa dalam proses mencapai

kematangan karir tidak lepas dari berbagai kondisi yang dimungkinkan berpengaruh

dalam proses mencapai kematangan karir. Hasan dalam (Suryanti, dkk, 2011)

menyebutkan bahwa konsep diri, vocational aspiration, dan gender merupakan

sejumlah variasi komponen pada kematangan karir. Pernyataan ini juga sesuai dengan

teori Holland (dalam Coertse & Schrpers, 2004) yang menjelaskan bahwa faktor

individu (personal) dan lingkungan dimungkinkan berpengaruh terhadap kematangan

karir.

Faktor individu (personal) adalah salah satu dimensi yang ada di locus of

control. Locus of control menurut Rotter (1966) adalah sebuah kecenderungan individu

untuk melihat kejadian yang terjadi berdasarkan kontrol dari dalam atau dari luar

individu tersebut. Rotter (1966) membagi locus of control menjadi dua dimensi yaitu

internal locus of control dan external locus of control. Internal locus of control adalah

cara pandang individu bahwa segala sesuatu yang terjadi berasal dari perilaku mereka

sendiri. Menurut Wulan (dalam Aji, 2009) siswa dalam usahanya untuk mencapai karir

yang diinginkan sering mengalami hambatan, sehingga diperlukan usaha dari siswa

untuk mengatasi hambatan tersebut. Tingkat usaha siswa untuk mengatasi hambatan

(15)

6

of control merupakan keyakinan individu dalam memandang faktor penyebab

keberhasilan maupun kegagalan yang dialami, termasuk hadiah dan hukuman yang

diterimanya.

Perbedaan locus of control pada seseorang ternyata dapat menimbulkan

perbedaan pada aspek-aspek kepribadian yang lain. Mahasiswa yang memiliki locus of

control internal memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat mengatur dan mengarahkan

hidupnya serta bertanggungjawab terhadap pencapaian penguat apapun yang

diterimanya. Mahasiswa yang mempunyai locus of control internal, ketika dihadapkan

pada pemilihan karir, maka ia akan melakukan usaha untuk mengenali diri, mencari

tahu tentang pekerjaan dan langkah-langkah pendidikan serta berusaha mengatasi

masalah berkaitan dengan pemilihan karir (Wulan dalam Aji, 2009).

Menurut Zulkaida (dalam Aji, 2009), siswa dengan locus of control internal

cenderung menganggap bahwa ketrampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha

(efforts) lebih menentukan pencapaian dalam hidup mereka, termasuk pencapaian

karirnya. Siswa akan mengembangkan usahanya untuk meningkatkan ketrampilan kerja

dan kemampuan akademik yang mereka miliki dalam rangka meraih karir yang mereka

inginkan, serta berusaha mengatasi hambatan yang mereka hadapi dalam rangka

pencapaian karir. Kemampuan akademik dan ketrampilan kerja yang tinggi akan

membuat siswa membentuk aspirasi karir yang mantap. Aspirasi karir yang mantap,

akan membuat individu lebih serius dalam mencari informasi mengenai karir dan

menyesuaikan antara kemampuan dan minat yang dimiliki dengan pemahaman

mengenai karir, sehingga akhirnya mampu membuat keputusan karir yang tepat.

Kesesuaian antara kemampuan dengan karir yang diinginkan merupakan salah satu

(16)

Menurut Pinasti, (2011) Individu yang mampu memilih karir dengan tepat

adalah individu yang memiliki kematangan karir. Salah satu indikasi bahwa individu

telah matang dalam karirnya ialah ketika ia memiliki keyakinan penuh pada dirinya atas

kemampuannya mencapai karir. Faktor yang mempengaruhi kematangan karir individu

adalah locus of control. Locus of control merupakan cara pandang individu dalam

menanamkan keyakinan dirinya terhadap usaha yang dilakukannya untuk mencapai

karir. Individu yang matang dalam karir cenderung memiliki keyakinan dalam dirinya

bahwa untuk mencapai karir diperlukan usahanya sendiri kecenderungan internal locus

of control. Artinya, jika setiap individu ingin mencapai keberhasilan dalam karir, maka

hal itu dapat tercapai karena usahanya sendiri, bukan karena nasib, keberuntungan

ataupun orang lain. Semakin internal kecenderungan locus of control seseorang, maka ia

akan semakin matang dalam karirnya.

Sedangkan definisi external locus of control menurut Rotter, (1966) adalah cara

pandang individu segala sesuatu yang terjadi pada dirinya bukan berasal dari tindakan

mereka sendiri, melainkan dari tindakan orang lain, nasib, keberuntungan atau

kesempatan. Wulan (dalam Aji, (2009) remaja yang memiliki locus ofcontrol eksternal

memiliki keyakinan bahwa pengendali dari segala aspek dalam kehidupannya dan

penguat yang diterimanya adalah keberuntungan, nasib, atau orang lain di luar dirinya.

Zulkaida, (2007) mengatakan bahwa individu yang memiliki external locus of

control cenderung menganggap bahwa hidup mereka terutama ditentukan oleh kekuatan

dari luar diri mereka, seperti nasib, takdir, keberuntungan dan orang lain yang berkuasa.

Maka ketika dihadapkan dengan karir, maka individu tersebut karena merasa hidupnya

tergantung pada nasib, takdir, keberuntungan dan orang lain yang berkuasa atas individu

(17)

8

tahu tentang perkerjaan yang mereka sukai. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara locus of control dengan

kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

angkatan 2011-2012. Manfaat penelitian ini yaitu penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi psikologi dan pemahaman bagi para mahasiswa untuk lebih

meningkatkan internal locus of control dalam meningkatkan kematangan karirnya.

Rumusan Masalah

Mengingat hal-hal diatas maka peneliti bermaksud meneliti apakah ada

hubungan antara locus of control dengan kematangan karir pada mahasiswa?

Berdasarkan permasalahan ini, maka judul penelitian ini adalah hubungan antara locus

of control dengan kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW

angkatan 2011-2012.

TINJAUAN PUSTAKA Kematangan Karir

Definisi kematangan karir dikemukakan oleh Fatimah (2006) bahwa karir

merupakan sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan dan pekerjaan yang dijalani oleh

seseorang. Karir memiliki makna sebagai jalannya peristiwa kehidupan, konsekuensi

okupasi, dan peranan kehidupan lainnya yang keseluruhan menyatakan tanggung jawab

seseorang kepada pekerjaan dalam pola pengembangan dirinya.

Super (Winkel, 2004) mendefinisikan kematangan karir sebagai kesiapan

individu untuk membuat keputusan karir dengan didukung oleh informasi yang kuat

(18)

Crites (dalam Brown, 2002) mendefinisikan kematangan karir sebagai tingkat di

mana individu telah menguasai tugas perkembangan karirnya, baik komponen

pengetahuan maupun sikap, yang sesuai dengan tahap perkembangan karir.

Dari uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kematangan karir

kesiapan dan kemampuan individu untuk merencanakan dan mencari informasi

mengenai pilihan karir yang sesuai dengan dirinya, dan akhirnya mampu memilih

keputusan mengenai karir yang akan dijalanninya.

Dimensi dalam Kematangan Karir

Super (dalam Sharf, 2006) mengukur kematangan karir yang mencakup lima

dimensi yaitu antara lain:

a. Perencanaan karir (career planning)

Pada dimensi ini mengukur mengenai seberapa sering individu mencari

beragam informasi mengenai pekerjaan dan seberapa jauh mereka mengetahui

mengenai beragam jenis pekerjaan. Seberapa banyak perencanaan yang

dilakukan individu adalah hal penting dalam konsep ini. Beberapa kegiatan

yang tercakup dalam konsep ini antara lain; mempelajari informasi terkait jenis

pekerjaan yang diminati, membicarakan perencanaan yang dibuat dengan

orang-orang dewasa (orang yang lebih berpengalaman), mengikuti kursus yang

dapat membantu membuat keputusan karir, ikut serta dalam kegiatan

ekstrakurikuler atau kerja magang/paruh waktu, dan mengikuti pelatihan atau

pendidikan yang berkenaan dengan jenis pekerjaan yang diminati. Konsep ini

juga berkaitan dengan pengetahuan mengenai kondisi pekerjaan, jenjang

pendidikan yang disyaratkan, prospek kerja, pendekatan lain untuk memasuki

(19)

10

karir mengacu pada seberapa banyak individu mengetahui mengenai hal-hal

yang harus dilakukan, bukan pada seberapa benar mereka tahu mengenai

pekerjaan yang diminatinya tersebut.

b. Eksplorasi karir (career exploration)

Pada dimensi ini mengukur mengenai keinginan untuk menjelajahi atau

mencari informasi mengenai pilihan karir. Pada dimensi ingin diketahui

seberapa besar keinginan individu untuk mencari informasi dari beragam sumber

seperti orang tua, kerabat lain, teman-teman, para guru, konselor, buku-buku, dan

bahkan film. Konsep eksplorasi karir berhubungan dengan seberapa banyak

informasi yang dapat diperoleh individu.

c. Pengambilan keputusan (decision making)

Pada dimensi ini mengukur mengenai pengambilan keputusan sangat

penting. Konsep ini berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan

dan membuat perencanaan karir. Dalam hal ini, individu diposisikan dalam

situasi di mana orang lain harus membuat keputusan karir yang terbaik. Jika

individu mengetahui bagaimana orang lain harus membuat keputusan karir,

maka mereka juga dapat membuat keputusan karir yang baik bagi diri mereka.

d. Informasi dunia kerja

Pada dimensi ini mengukur mengenai dua komponen dasar yaitu

pertama berkaitan dengan pengetahuan individu mengenai tugas-tugas

perkembangan yang penting, seperti kapan orang lain harus mengeksplorasi minat

dan kemampuan mereka, bagaimana orang lain mempelajari pekerjaan mereka,

dan mengapa orang berpindah kerja. Kedua, mencakup pengetahuan mengenai

(20)

penting bagi individu untuk mengetahui dunia kerja sebelum membuat keputusan

pilihan karir.

e. Pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati

Pada dimensi ini berhubungan dengan pengetahuan mengenai tugas kerja

(job desk) dari pekerjaan yang mereka minati, peralatan kerja, dan persyaratan

fisik yang dibutuhkan. Dimensi ini juga terkait kemampuan individu dalam

mengidentifikasi orang-orang yang ada pada pekerjaan yang mereka minati.

Kategori minat yang dapat mereka pilih mencakup verbal, numerik, clerical,

mekanis, keilmuan, seni, promosional, sosial, dan luar ruang atau pekerjaan

lapangan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kematangan Karir

Menurut Aji (2009) Kematangan karir dalam perkembangannya banyak

dipengaruhi oleh faktor dari dalam maupun luar diri individu. Faktor yang berasal dari

dalam diri individu disebut dengan faktor internal, meliputi inteligensi, bakat, minat,

kepribadian, harga diri, dan nilai. Faktor yang berasal dari luar diri individu disebut

faktor eksternal, meliputi keluarga, latar belakang sosial ekonomi, gender, teman

sebaya, lingkungan sekolah, faktor realitas, dan proses pendidikan. Menurut Fatimah

(2006) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan karir yaitu faktor

ekonomi, faktor lingkungan, faktor pandangan hidup.

Locus Of Control

Konsep locus of control menurut Rotter, (1966) adalah setiap individu memiliki

(21)

12

terjadi pada mereka, apakah pada diri mereka sendiri atau pada hal-hal yang berada

diluar diri mereka. Greenberg, (2006) mengatakan bahwa locus of control merupakan

persepsi atau keyakinan seseorang terhadap kontrol diri atas peristiwa yang

mempengaruhi kehidupannya.

Levenson, (1981) mengatakan bahwa locus of control merupakan suatu harapan

yang digeneralisasikan untuk mempersepsikan penguat sebagai kesatuan dari perilaku

dirinya sendiri (internal locus of control) atau sebagai hasil dari kekuatan yang berada

di luar kendali, seperti nasib, kebetulan, atau kekuatan lain (external locus of control).

Dari uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa locus of control adalah

bagaimana individu mempersepsikan reinforcement baik kegagalan atau keberhasilan

yang diraihnya apakah akibat faktor dari dalam (tingkah lakunya sendiri, usaha yang

dilakukan sendiri) atau dari luar dirinya (keberuntungan, nasib, atau kesempatan).

Dimensi dalam Locus Of Control

Rotter, (dalam Friedman & Schustack, 2006) mengatakan bahwa locus of control

dibagi menjadi dua dimensi sebagai berikut:

a. Internal Locus of Control

Cara pandang individu bahwa segala sesuatu yang terjadi berasal dari

perilaku mereka sendiri. Individu dengan kecenderungan internal locus of

control memiliki keyakinan indvidu bahwa kejadian yang dialami merupakan

akibat dari perilaku dan tindakannya sendiri, memiliki kendali yang baik

terhadap perilakunya sendiri, cenderung dapat mempengaruhi orang lain, yakin

bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil, aktif mencari informasi dan

(22)

b. External Locus of Control

Cara pandang individu segala sesuatu yang terjadi pada dirinya bukan

berasal dari tindakan mereka sendiri, melainkan dari tindakan orang lain, nasib,

keberuntungan atau kesempatan. Individu dengan eksternal locus of control

memiliki keyakinan bahwa tindakan mereka memiliki sedikit dampak bagi

keberhasilan/kegagalan mereka, dan sedikit yang dapat mereka lakukan untuk

merubahnya. Individu dengan eksternal locus of control menyakini bahwa

kekuasaan orang lain, takdir, dan kesempatan merupakan faktor utama yang

memengaruhi apa yang dialami, memiliki kendali yang kurang baik terhadap

perilakunya sendiri, cenderung dipengaruhi oleh orang lain, seringkali tidak

yakin bahwa usaha yang dilakukannya dapat berhasil, kurang aktif mencari

informasi dan pengetahuan terkait situasi yang sedang dihadapi.

Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara locus of

control dengan kematangan karir pada mahasiswa Faklutas Psikologi UKSW angkatan

2011-2012. Maka ketika individu memiliki internal locus of control tinggi maka

semakin tinggi juga kematangan karirnya, namun begitu juga sebaliknya apabila

individu memiliki eksternal locus of control tinggi (berarti memiliki internal locus of

(23)

14

METODE PENELITIAN Variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (X) : Locus Of Control

2. Variabel Terikat (Y) : Kematangan Karir

Partisipan

Populasi dalam penelitian ini 220 mahasiswa. Sampel dalam penelitian ini 100

mahasiswa. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Satya Wacana angkatan 2011-2012 dengan kriteria mahasiswa yang sudah memasuki

semester akhir yang sedanga mengerjakan proposal skripsi atau sedang mengerjakan

skripsi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan convinience sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel dimana peneliti mengambil subjek karena aksebilitas

yang nyaman dan kedekatan antara subjek dengan peneliti dan paling mudah untuk

ditemui.

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif.

Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu korelai antara locus of control dengan

kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

(24)

Alat Ukur

Metode yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data penelitian ini

adalah dengan menggunakan alat ukur skala psikologi. Untuk memperoleh data dalam

penelitian ini peneliti menggunakan metode skala. Skala adalah usaha mengumpulkan

informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara

tertulis oleh subjek penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan try out terpakai.

Dimana subjek yang digunakan untuk try out digunakan sekaligus untuk penelitian.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan

SPSS versi 16.0 for windows.

Terdapat 2 skala yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala kematangan

karir dan skala locus of control yaitu:

1. Untuk mengukur internal locus of control dan external locus of control,

menggunakan skala milik Rotter (dalam Friedman & Schustack, 2006). Jumlah

aitem pada skala ini adalah 34 aitem. Pada skala ini terdapat 2 dimensi, yaitu

internal dan external. Dengan 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS),

Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Sistem

pemberian nilai pada skala ini, aitem favourable, jawaban Sangat Setuju (SS)

diberi nilai 4, Setuju (S) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, dan

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. Sedangkan pada aitem

unfavourable, jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1, Setuju (S) diberi

nilai 2, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS)

diberi nilai 4. Penilaian skala ini adalah makin tinggi skor yang diperoleh,

maka iternalnya semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah

(25)

16

peneliti menggunakan try out terpakai. Saat penelitian dilakukan peneliti

mendapatkan 100 responden untuk mengisi angket. Setelah melakukan

penelitian didapatkan realiabel sebesar 0,816, menurut Aswar (2000) jika

realibilitas antara 0.8 < α < 0.9 dikatagorikan bagus. Dari 34 item yang

diujikan 9 item yang gugur. Nilai r hitung item total correlation bergerak

antara 0,254-0,547.

2. Skala Kematangan karir mengunakan skala yang mengacu yang disusun oleh

Super (dalam Sharf, 2006) mengungkapkan bahwa kematangan karir

memiliki 30 aitem-aitem pernyataan, mencakup 5 dimensi yaitu perencanaan

karir (career planning), ekplorasi karir (career exexploration), pengambilan

keputusan (decision making), informasi dunia kerja (worl of work

information), pengetahuan mengenai pekerjaan yang diminati (knowledge of

the preferred). Dengan 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju

(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Sistem pemberian

nilai pada skala ini, aitem favourable, jawaban Sangat Setuju (SS) diberi

nilai 4, Setuju (S) diberi nilai 3, Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2, dan Sangat

Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. Sedangkan pada aitem unfavourable,

jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 1, Setuju (S) diberi nilai 2, Tidak

Setuju (TS) diberi nilai 3, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 4.

Dalam hal ini peneliti menggunakan try out terpakai. Saat penelitian

dilakukan peneliti mendapatkan 100 responden untuk mengisi angket.

Setelah melakukan penelitian didapatkan realiabel sebesar 0,856, menurut

(26)

30 item yang diujikan 5 item yang gugur. Nilai r hitung item total correlation

Hasil Uji Normalitas Locus Of Control dengan Kematangan Karir One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LOC KK

N 100 100

Normal Parametersa Mean 79.51 73.92

Std. Deviation 6.263 7.036

Berdasarkan uji hasil pengujian normalitas pada tabel 1.1 di atas, kedua variabel

memiliki signifikansi p > 0,05. Variabel locus of control memiliki nilai K-S-Z sebesar

0,860 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,451 (p > 0,05). Oleh karena

nilai signifikansi p > 0,05, maka distribusi data locus of control berdistribusi normal.

Hal ini juga terjadi pada variabel kematangan karir yang memiliki nilai K-S-Z sebesar

0,938 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,343 (p > 0,05). Dengan

(27)

18

2. Uji Linearitas

Tabel 1.2

Hasil Uji Linearitas antara Locus Of Control dengan Kematangan Karir ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

KK *

LOC

Between

Groups

(Combined) 2813.928 26 108.228 3.785 .000

Linearity 1632.950 1 1632.950 57.106 .000

Deviation from

Linearity 1180.979 25 47.239 1.652 .051

Within Groups 2087.432 73 28.595

Total 4901.360 99

Dari uji linearitas, maka diperoleh nilai Fbeda sebesar 1,652 (p > 0,05) dengan

sig.= 0,051 yang menunjukkan hubungan antar locus of control dengan kematangan

(28)

Uji Korelasi

Tabel 1.3

Hasil Uji Korelasi antara Locus Of Control dengan Kematangan Karir Correlations

**. Correlation is significant at the 0.01 level

(2-tailed).

Berdasarkan hasil pengujian uji korelasi diperoleh koefisien korelasi antara

locus of control dengan kematangan karir sebesar 0,577 dengan sig. = 0,000 (p < 0,05)

yang berarti ada hubungan yang positif signifikan antara locus of control dengan

kematangan karir.

Analisis Deskriptif

a. Locus Of Control

Kategori locus of control dibuat berdasarkan nilai tertinggi yaitu 34 x 4 = 136

dan nilai terendah yaitu 34 x 1 = 34, dengan 4 kategori yaitu sangat rendah, rendah,

tinggi, dan sangat tinggi, dan diperoleh interval sebesar 25,5. Kategorisasi locus of

(29)

20

Tabel 1.4

Kategorisasi Hasil Pengukuran Skala Locus Of Control

No Interval Kategori Mean N Presentase (%)

1. 34 ≤ x < 59,5 Sangat Eksternal 0 0%

2. 59,5 ≤ x < 85 Eksternal 79,51 81 81%

3. 85 ≤ x < 110,5 Internal 19 19%

4. 110,5 ≤ x ≤ 136 Sangat Internal 0 0%

Jumlah 100 100%

SD = 6,263 Min = 65 Max = 99

x = Skor Locus Of Control

Berdasarkan tabel 1.4 di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada mahasiswa yang

memiliki skor locus of control yang berada pada kategori sangat internal, mahasiswa

yang memiliki locus of control yang berada pada kategori internal dengan jumlah 19

mahasiswa dan presentase 19%, mahasiswa yang memiliki locus of control yang berada

pada kategori eksternal dengan jumlah 81 mahasiswa dan presentase 81%, dan pada

kategori sangat eksternal tidak ada mahasiswa yang memiliki locus of control yang

berada pada kategori sangat eksternal. Berdasarkan presentase diatas bahwa rata-rata

mahasiswa yang memiliki locus of control pada kategori eksternal, dengan mean =

79,51.

b. Kematangan Karir

Kategori kematangan karirdibuat berdasarkan nilai tertinggi yaitu 30 x 4 = 120

dan nilai terendah yaitu 30 x 1 = 30, dengan 5 kategori yaitu sangat rendah, rendah,

sedang, tinggi, dan sangat tinggi, dan diperoleh interval sebesar 18. Kategorisasi

(30)

Tabel 1.5

Kategorisasi Hasil Pengukuran Skala Kematangan Karir

No Interval Kategori Mean N Presentase (%)

1. 30 ≤ x < 48 Sangat Rendah 0 0%

2. 48 ≤ x < 66 Rendah 12 12%

3. 66 ≤ x < 84 Sedang 73,92 80 80%

4. 84 ≤ x < 102 Tinggi 8 8%

5. 102 ≤ x ≤ 120 Sangat Tinggi 0 0%

Jumlah 100 100%

SD = 7,036 Min = 61 Max = 96

x = Skor Kematangan Karir

Berdasarkan tabel 1.5 di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada mahasiswa yang

memiliki skor kematangan karir yang berada pada kategori sangat tinggi, mahasiswa

yang memiliki kematangan karir yang berada pada kategori tinggi dengan jumlah 8

mahasiswa dan presentase 8%, mahasiswa memiliki kematangan kariryang berada pada

kategori sedang dengan jumlah 80 mahasiswa dan presentase 80%, mahasiswa memiliki

kematangan karir yang berada pada kategori rendah dengan jumlah 12 mahasiswa dan

presentase 12%, dan tidak ada mahasiswa memiliki kematangan kariryang berada pada

kategori sangat rendah. Berdasarkan presentase di atas bahwa rata-rata mahasiswa yang

memiliki kematangan karirpada kategori sedang, dengan mean = 73,92.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian uji korelasi Pearson menunjukkan koefisien

korelasi (r) = 0,577 dengan sig. = 0,000 (p < 0,05), yang berarti ada hubungan yang

(31)

22

Fakultas Psikologi di Universitas Kristen Satya Wacana pada angkatan 2011-2012. Hal

ini menunjukkan bahwa ketika individu memiliki internal locus of control tinggi maka

semakin tinggi juga kematangan karirnya, namun begitu juga sebaliknya apabila

individu memiliki eksternal locus of control tinggi (berarti memiliki internal locus of

control yang rendah) maka semakin rendah kematangan karirnya. Adapun temuan ini

dimungkinkan terjadi, karena pada masa dewasa awal dimana pertumbuhan pada masa

puncaknya. Berbagai keputusan yang penting yang mempengaruhi kematangan karir,

dan hubungan antar internal dan eksternal locus of control pada dewasa awal.

Super (dalam Winkel, 2012) mengemukakan bahwa kematangan karir

merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan,

sifat-sifat kepribadian serta kemampuan intelektual, dan banyak faktor di luar individu,

seperti taraf kehidupan sosial ekonomi keluarga, variasi tuntutan lingkungan

kebudayaan, dan kesempatan atau kelonggaran yang muncul, namun titik beratnya

terletak pada faktor-faktor dalam individu sendiri. Mahasiwa yang memiliki internal

locus of control percaya bahwa peristiwa dalam hidupnya ditentukan oleh usaha dan

perilakunya sendiri, begitu juga sebaliknya mahasiswa yang memiliki eksternal locus of

control percaya bahwa peristiwa dalam hidupnya ditentukan oleh nasib, keberuntungan,

dan kesempatan (Friedman, 2006).

Dalam penelitian Luzzo (dalam Akbulut, 2010) menemukan locus of control

berpengaruh positif terhadap kematangan karir. Bagaimana individu menanamkan

keyakinan dalam mencapai suatu karir pada dirinya. Orang yang matang dalam karir

cenderung memiliki keyakinan bahwa untuk mencapai karir yang diinginkan, hanya

bisa dilakukan oleh usahanya sendiri (locus of control internal), bukan karena

(32)

locus of control internal, akan lebih konsisten dalam pekerjaan, memiliki tingkat

kepuasaan dan kinerja baik, serta lebih stabil dalam pekerjaan.

Menurut Suryanti, dkk (2011) pengaruh locus of control internal yang lebih

besar terhadap kematangan karir dimungkinkan karena adanya fungsi evaluatif dalam

diri individu. Evaluasi yang positif terhadap diri menjadikan individu mempunyai

gambaran yang realitas. Melalui fungsi evaluatif tersebut, individu memahami

kemampuan yang dimiliki. Kesadaran kemampuan diri memberikan pertimbangan

individu dalam melakukan pilihan karir, sehingga kematangan karirnya tinggi. Rotter

(dalam Krueger, 2005) menambahkan bahwa individu yang menjelaskan adanya

internal locus of control mempunyai kepercayaan diri yang besar untuk mengontrol

peristiwa dalam hidupnya akan lebih cepat dalam belajar mengenali berbagai aspek

dalam lingkungan sehingga membantu dirinya di masa depan, sehingga

memungkinkan tercapainya kematangan karir.

Dalam kelompok yang diteliti oleh peneliti yaitu mahasiswa Fakultas Psikologi

UKSW angkatan 2011-2012 demikian bahwa locus of control subjek memiliki nilai

rata-rata sebesar 79,51 sehingga dapat dikatakan bahwa locus of control pada

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan 2011-2012

termasuk individu yang memiliki kategori eksternal. Mungkin disebabkan karena

mahasiswa menyakini bahwa kekuasaan orang lain seperti orang tua, teman, takdir, dan

kesempatan adalah merupakan faktor utama yang memengaruhi apa yang dialami, dan

individu tersebut belum bisa mengontrol perilakunya sendiri, merasa tidak yakin bahwa

usaha yang dilakukannya dapat berhasil, kurang aktif mencari informasi dan

(33)

24

Sementara itu, yang dimiliki oleh subjek dalam ini kematangan karir memiliki

nilai rata-rata sebesar 73,92 sehingga dapat dikatakan bahwa kematangan karir pada

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan 2011-2012

individu yang termasuk dalam kategori sedang. Hal ini mungkin disebabkan beberapa

faktor seperti belum mengetahui bakat dan minat yang sesuai dalam diri, kurangnya

ketrampilan, pengalaman, dan kurangnya pengetahuan akan informasi kerja.

Sumbangan efektif locus of control terhadap kematangan karir sebesar 33,29%,

sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sebesar 66,71%. Locus of control

bukan hal yang mutlak mempengaruhi kematangan karir saja melainkan ada banyak

faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kematangan karir tersebut. Menurut

Seligman (1994) kematangan karir faktor-faktor lain yang mempengaruhi adalah

keluarga, latar belakang sosial ekonomi, gender, inteligensi dan bakat khusus, minat

karir, harga diri, dan kepribadian.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentan hubungan antara locus of

control dengan kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Satya Wacana pada angkatan 2011-2012 maka dapat disimpulkan:

1. Ada hubungan positif yang signifikan antara locus of control dengan

kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya

Wacana pada angkatan 2011-2012. Hal tersebut berarti ketika individu memiliki

internal locus of control tinggi maka semakin tinggi juga kematangan karirnya,

namun begitu juga sebaliknya apabila individu memiliki eksternal locus of

(34)

semakin rendah kematangan karirnya di Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Satya Wacana pada angkatan 2011-2012.

2. Locus Of Control memiliki nilai rata-rata sebesar 79,51 sehingga dapat

dikatakan bahwa locus of control pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Satya Wacana angkatan 2011-2012 termasuk individu dalam

kategori eksternal.

3. Kematangan karir memiliki nilai rata-rata sebesar 73,92 sehingga dapat

dikatakan bahwa kematangan karir pada mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Satya Wacana angkatan 2011-2012 termasuk dalam kategori

sedang.

Saran

Dengan hasil penelitian di atas, maka peneliti mengajukan saran bagu beberapa

pihak sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa lebih meningkatkan internal locus of control supaya

individu memiliki keyakinan bahwa kejadian yang dialami merupakan usaha

sendiri, mempunyai percaya diri, mempunyai kontrol diri, dan mampu membuat

keputusan dengan sendiri tanpa memikirkan adanya nasib, keberuntungan.

2. Bagi dosen

Dosen dapat meningkatkan internal locus of control mahasiswa dengan

cara memberikan konseling, perwalian, motivator supaya mahasiswa

mempunyai kontrol diri, bisa mengevaluasi dirinya sendiri, dan menumbuhkan

(35)

26

mengenai tujuan-tujuan karir mahasiswa ke depannya tidak hanya memberikan

pengajaran secara teori tetapi juga memberikan pengajaran secara

praktek/magang agar mahasiswa mengerti informasi dunia kerja dan selain itu

mahasiswa juga tahu arah dan tujuan kehidupannya di masa depan nanti. Dosen

juga dapat menyelenggarakan program pengembangan karir seperti seminar, talk

show, atau workshop yang menghadirkan orang-orang sukses dalam karir di

berbagai bidang.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut dapat

melihat faktor-faktor lain yang mempengaruhi kematangan karir. Faktor-faktor

yang lain seperti konsep diri, bakat minat, prestasi, intelegensi, gender, ras,

budaya, status sosial, status ekonomi yang mempengaruhi kematangan karir, dan

(36)

Daftar Pustaka

Akbulut, N. (2010). The relationship between vocational maturity and hopelessness among female and male twelfth grade students. Tesis. Universitas Middle East Technical.

Azwar, S. (2000). Reliabilitas dan Validitas (edisi ketiga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________ (2001). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________ (2011). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aji, R. (2009) . Hubungan antara Locus Of Control Internal dengan Kematangan Karir pada siswa kelas XII SMK N 4 Purworejo. Skripsi. Semarang: Fakultas

Psikologi Universitas Diponegoro.

Brown, D. (2002). Career Choice and Development. USA: A Wiley Imprint.

________ (2002). Career choice & Development (4th ed). San Fransisco: Jossey-Bass A Willey Company.

Coertse, S. & Schepers, JM. (2004). Some Personality and Cognitive Correlates of CareerMaturity.Journal of Industrial Psychology. Vol 30 (2), 56 – 73.

Fatimah, E. (2006). Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: CV.Pustaka Setia.

Friedman & Schustack. (2006). Psikologi Kepribadian: Teori Klasik dan Modern.

Jakarta: Erlangga.

______________ (2009). Kepribadian: Teori klasik dan riset modern. Jakarta: Erlangga.

Greenberg, J., S. (2006). Comprehensive Stress Management: ninth edition. San Francisco: McGrawHill.

Hami, A. E. (2006). Gambaran Kematangan Karir Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Di Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran. Skripsi. Lembang: Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Havighurst, R.J. (1953). Human Development and Education. New York: David McKey

Company Inc.

(37)

28

Maret 2015

Http://www.bps.go.id, Statistik Pengangguran. Diunduh 30 Maret 2015.

Monks,F.J., Knoers, A. M. P & Hadinoto, S. R. (2001). Psikologi

Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Krueger, C. B. (2005). The Relationship Between Internal and External Locus Of Control and Sefl Reported Frequency Of Atheletic Injury. Thesis. Texas: Texas A & MUniversity.

Lestari, W. T. (2012). Relationship Between Self Efficacy With Career Maturity At The End College Students. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dhalan.

Levenson, H. (1981). Differentiating among internality, powerful others, and chance. In H. M. Lefcourt (Ed.), Research with the locus of control construct. Vol (1), 15 63. New York: Academic Press.

Pinasti, W. (2011). Pengaruh Self Efficacy, Locus Of Control, dan Faktor Demografis terhadap Kematangan Karir Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi. Jakarta:Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri.

Rachmawati, Y. E. (2012). Hubungan antara Self Efficacy dengan Kematangan Karir pada mahasiswa tingkat awal dan tingkat akhir di Universitas Surabaya. Jurnal IlmiahMahasiswa Universitas Surabaya Vol (1) no 1. Surabaya: Universitas Surabaya.

Rotter, J. B. (1966). Generalized expectancies for internal versus external control of reinforcement. Psychological Monographs: General and Applied.

Sharf, R. S. (2006). Applying career development theory (4th ed). United States: Thomson Brooks/Cole.

Suryanti, Yusuf, Priyatama. (2011) . Hubungan antara Locus OfControl Internal dengan Konsep Diri dengan Kematangan Karir pada siswa kelas XISMK Negeri 2 Surakarta. Skripsi. Surakarta: Program Studi Psikologi Fakultas KodekteranUniversitas Sebelas Maret.

Santrock, J. W. (2012). Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup Ed 13 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

(38)

(4thEd).San Francisco: Jossey-Bass.

Seligman, L. (1994). Developmental career counseling and assessment. Thousand Oaks: Sage Publications.

Supraptono, E. (1994). Kontribusi Minat Kejuruan dan Aspirasi Kerja serta Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Kematangan Karir Siswa. Thesis. Bandung: PPS UPI Bandung.

Winkel, W. S. (2004). Bimbingan Karir di Institusi Pendidikan. Jakarta: Media Abadi

___________ (2012). Bimbingan dan Konseling Diinstitusi Pendidikan. Jogjakarta: Media Abadi

Zulkaida, A. (2007). Pengaruh Locus Of Control dan Efikasi Diri Terhadap

Gambar

Hasil Uji Normalitas Tabel 1.1 Locus Of Control dengan Kematangan Karir
Tabel 1.2
Tabel 1.3
Tabel 1.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Tuahta Aloysius Saragih S.H., M.Com.Law, selaku Direktur Pengawasan Lembaga Pembiayaan

ナリスト組織となった。 実験は2013年8月1日から10月31日までの3ヶ月間にかけて、「Back-packジャーナ

Artinya variabel penggunaan media sosial (X1), motivasi intrinsik (X2), dan pengetahuan kewirausahaan (X3) secara simultan berpengaruh terhadap minat berwirausaha

Rajah di bawah menunjukkan kawasan yang berlorek pada petak-petak yang sama besar... Syarikat Fairus telah masukkan gajinya sebanyak RM5 560 ke dalam akaun

Result of the research indicated that implementation of government service function especially in construction of road and educational and health infrastructure in district of City

Indomaret saat ini merupakan sebuah perusahaan yang banyak menyerap tenaga kerja dengan banyaknya membuka cabang, sehingga kebudayaan masyarakat Jember yang berada

[r]

Aplikasi perangkat lunak dibuat dengan menggunakan bahasa pemograman python yang memungkinkan user untuk dapat mengakses tombol dan webcam yang digunakan untuk