• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Multikolonearitas

Dalam dokumen T1 232007022 Full text (Halaman 40-46)

4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1 Proses Pengambilan Sampel

4.3 Uji Asumsi Klasik .1 Uji Normalitas

4.3.2 Uji Multikolonearitas

Kolmogorov-Smirnov Z .473

Asymp. Sig. (2-tailed) .979

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

4.3.2 Uji Multikolonearitas

Uji multikolonearitas dimaksudkan untuk menguji apakah pada model regresi berganda ditemukan adanya korelasi antar variabel independen Untuk mengetahui ada tidaknya multikolonearitas maka dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Jika VIF < 10 dan Tolerance > 0,1 maka dipastikan tidak ada multikolonearitas (Ghozali, 2006). Berikut ini adalah hasilnya :

Tabel 4. Uji Multikolinearitas

a Dependent Variable: CSR

Nilai tolerance variabel dalam penelitian ini 0,724 sebagai nilai terendah dan 0,928 sebagai nilai tertinggi. Kemudian nilai VIF terendah 1,078 dan nilai tertinggi 1,381. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa hasil perhitungan nilai tolance variabel independen tidak lebih dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 10.

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -.118 .128 -.923 .358 Ukuran .010 .005 .203 2.095 .039 .724 1.381 Umur .000 .002 .026 .298 .766 .890 1.123 Dewan .016 .004 .338 3.722 .000 .824 1.214 Profit .000 .000 .243 2.699 .008 .837 1.195 Leverage .002 .004 .039 .450 .653 .928 1.078

41 4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi tidak terdapat varians variabel yang sama. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Park. Jika sig.t < 0,05 maka persamaan regresi mengandung heteroskedastisitas, dan sebaliknya bila sig.t > 0,05 maka dalam persamaan regresi tidak mengandung heteroskedastisitas. Dari uji Park yang telah dilakukan, hasilnya menunjukan tidak adanya indikasi heteroskedastisitas, berikut ini adalah hasilnya :

Tabel 5. Uji Heterokedastisitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .046 .105 .442 .660 Ukuran .001 .004 .030 .240 .811 Umur .000 .001 -.078 -.675 .502 Dewan -.002 .003 -.064 -.519 .605 Profit 9.189E-6 .000 .042 .328 .744 Leverage .003 .003 .125 1.073 .287

Dependent Variable: lnU2i

Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas diketahui bahwa nilai signifikan yang dihasilkan untuk variabel ukuran perusahaan 0,811, umur perusahaan 0,736, dewan komisaris 0,605, profit 0,744 dan leverage 0,686 lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heterokedastisitas pada data yang diuji.

42 4.3.4 Uji Autokorelasi

Untuk menguji autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 10. Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .673a .453 .416 .07748 1.697

a. Predictors: (Constant), Leverage, Dewan, Umur, Ukuran, Profit b. Dependent Variable: CSR

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa koefisiensi Durbin-Watson adalah 1,697 < 2, maka dapat dikatakan bahwa data yang digunakan untuk penelitian ini bebas dari autokorelasi.

4.4 Uji Hipotesis

Uji regresi berganda dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, leverage

dan umur perusahaan. Berikut adalah hasil uji regresi:

Tabel 6. Hipotesis Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.493 .189 -2.611 .011 Ukuran .025 .007 .332 3.553 .001 Umur .000 .002 -.042 -.481 .632 Dewan .013 .006 .203 2.185 .032 Profit .000 .000 .372 3.893 .000 Leverage .005 .005 .083 .959 .341 a. Dependent Variable: CSR

43

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan

Dari hasil pengujian hipotesis tersebut ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis ukuran perusahaaan didukung. Hal ini berarti hipotesis penelitian ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

Perusahaan yang lebih besar melakukan aktivitas yang lebih banyak, menyebabkan dampak yang lebih terhadap lingkungan, memiliki lebih banyak pemegang saham yang mungkin berkepentingan dengan program sosial perusahaan dan laporan keuangannya menyediakan alat yang efisien dalam mengkomunikasikan informasi sosial perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Gunawan (2001), Rizal (2004), Hadi dan Sabeni (2002).

Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan

Dari hasil pengujian hipotesis tersebut profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis profitabilitas didukung.

Profitabilitas menunjukkan efektifitas manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi laba yang diperoleh maka akan semakin banyak dana yang bisa digunakan untuk aktifitas sosial. Laba perusahaan yang besar akan menuai banyak anggapan dari publik bahwa perusahaan hanya memperkaya para

44

pemegang saham saja tanpa memperhatikan kesenjangan sosial yang ada di masyarakat, dimana masalah kesenjangan sering menjadi perhatian masyarakat. Dengan pengungkapan lebih banyak aktivitas sosialnya maka akan menepis anggapan tersebut dan akan lebih meningkatkan image perusahaan di mata masyarakat.

Profitabilitas yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap perusahaan agar para investor berinvestasi diperusahaan tersebut.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil yang dilakukan oleh Kokuba

et.al (2001) dalam Sembiring (2003), Devina dan Zulaikha (2004) dan Simanjutak dan Widiastuti (2004).

Pengaruh leverage perusahaan terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan

Dari hasil pengujian hipotesis tersebut leverage perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai signifikan 0,341 lebih besar dari 0,05, maka hipotesis leverage tidak didukung.

Hal ini mungkin disebabkan karena perusahaan yang memiliki tingkat

leverage yang tinggi akan membuat keadaan keuangan perusahaan menjadi buruk, hal ini disebabkan semakin besarnya pendanaan perusahaan yang berasal

45

dari hutang, sehingga akan semakin tinggi pula risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan.

Setiawan (2005) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa leverage

tidak berpengaruh terhadap pelaporan tanggung jawab sosial. Manajemen akan berusaha seminimal mungkin untuk menunjukkan laporan sosialnya untuk menghindari tekanan dari para debtholder. Dan para debtholder dapat menekan pihak manajemen untuk mendahulukan kepentingan mereka daripada aktivitas sosial perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Murtanto dan Elvina (2005), dan Suripto (1999).

Pengaruh umur perusahaan terhadap tanggungjawab sosial perusahaan Dari hasil pengujian hipotesis umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan nilai signifikan 0,632 lebih besar dari 0,05, maka hipotesis umur perusahaan tidak didukung.

Hasil penelitian konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yularto dan Chariri (2003). Tidak signifikannya hipotesis umur perusahaan dikarenakan umur perusahaan yang tua namun tidak ditunjang dengan pertumbuhan kinerja yang baik akan menjadi tidak lebih baik dibandingkan umur perusahaan yang muda namun ditunjang dengan pertumbuhan yang baik. Jadi tidak hanya perusahaan yang sudah berumur tua yang transparan, namun perusahaan yang berumur muda pun juga transparan.

Dalam dokumen T1 232007022 Full text (Halaman 40-46)

Dokumen terkait