• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.3 Analisis Data

4.4.2 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Uji multikolonieritas dilakukan dengan memperhatikan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai tolerance. Apabila nilai VIF <

10 dan nilai tolerance > 0,1 maka dinyatakan tidak terjadi multikolonieritas.

Uji multikolonieritas pada penelitian ini menggunakan program SPPS versi 16.0, hasil dari uji multikolonieritas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolonieritas

a.Dependent Variable: minat penggunaan uang elektronik Sumber: data primer diolah 2020.

Berdasarkan hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.10 diatas, disimpulkan bahwa peneletian ini semua variabel bebas nya tidak terjadi multikolonieritas karena nilai VIF dari semua variabel bebas kurang dari 10, yaitu Variabel tingkat pemahaman sebesar (1,085) dan persepsi kemudahan sebesar (1,085). Selain itu nilai tolerance dalam penelitian ini juga bernilai lebih dari 0,1 yaitu variabel tingkat pemahaman (0,554) dan persepsi kemudahan (0,554).

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

tingkat pemahaman ,554 1,085

persepsi kemudahan ,554 1,085

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan metode uji glejser dengan bantuan program SPSS 16.0. Berikut adalah hasil dari uji heteroskedastisitas:

Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas Glejser

Sumber: data primer diolah, 2020

Dari tabel 4.11 diatas, diketahui hasil uji glejser masing-masing variabel independent yaitu tingkat pemahaman (0,239) dan persepsi kemudahan (0,238) ternyata lebih dari 0,05. Dari hasil uji glejser diatas bisa disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.5 Uji Kelayakan Model

Uji kelayakan model digunakan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual. Pengujian yang dilakukan dalam uji kelayakan model adalah:

Coefficientsa

65

4.5.1 Uji Determinasi (R2)

Uji determinasi R2 digunakan untuk mengatahui kemampuan dari variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Besarnya pengaruh pemahaman dan kemudahan terhadap minat penggunaan uang elektronik untuk pembayaran zakat, infaq dan sedekah dapat dilihat dari besaranya nilai uji adjusted R2 sebagai berikut:

Tabel 4.12 Hasil Uji R2

Sumber: data primer diolah, 2020

Berdasarkan uji R2 diatas, dapat diketahui besaran nilai dari koefisien determinasi (R2) atau Adjusted R Square 0,539 dapat diartikan bahwa variasi dari variabel bebas yaitu tingkat pemahaman dan persepsi kemudahan dapat menerangkan variabel minat penggunaan uang elektronik untuk zakat, infaq dan sedekah sebesar 53,9 %. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

4.6 Uji Simultan 4.6.1 Uji F

Uji F atau anova digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama sama terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini uji F dibantu dengan program SPSS versi 16.0. Kriteria pengambialn keputusan uji F dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan antara nilai F hitung dengan nilai F tabel. Jika F hitung lebih besar dari F tabel maka dapat dikatakan hipotesis diterima. Nilai F tabel dapat diketahui dari:

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .741a .549 .539 1.195

a. Predictors: (Constant), persepsi kemudahan, tingkat pemahaman

F ( k ; n-k ) = F ( 2 ; 100-2) = F ( 2 ; 98) = 3,09.

Berikut adalah hasil dari uji F untuk penelitian ini:

Tabel 4. 13 Hasil Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 168.254 2 84.127 58.921 .000a

Residual 138.496 97 1.428

Total 306.750 99

a. Predictors: (Constant), persepsi kemudahan, tingkat pemahaman b. Dependent Variable: minat penggunaan uang elektronik Sumber: data primer diolah, 2020

Dari hasil uji F diatas didapat nilai F hitung sebesar 58,921 dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai F tabel sebesar 3,09.

Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikansi dan simultan dari variabel tingkat pemahaman dan persepsi kemudahan terhadap minat penggunaan uang elektronik untuk pembayaran zakat, infaq dan sedekah.

4.7 Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu kesimpulan yang bersifat sementara dan masih perlu dibuktikan kebenarannya. Sebagian besar penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis untuk menentukan penelitiannya. Pengujian hipotesis digunakan untuk menentukan apakah hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima atau di tolak, hasil tersebut harus sesuai dengan keadaan data yang sebenarnya.61

61 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan, Jakarta:

Prenadamedia Group, 2014, h. 130 dan 320.

67

4.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman (X1) dan persepsi kemudahan (X2) . Variabel terikatnya adalah minat penggunaan uang elektronik (Y) untuk pembayaran zakat, infaq dan sedekah. Nilai koefisien regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.14 Koefisien Regresi Berganda

Coefficientsa

a. Dependent Variable: minat penggunaan uang elektronik

Sumber: data primer diolah, 2020

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel diatas, dapat dirumuskan model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = α - b1x1 + b2x2 + e

Y = 2.453 - 0,99 X1 + 0,760 X2 + e

Berdasarkan persamaan regresi diatas mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi minat penggunaan uang elektronik untuk pembayaran zakat, infaq dan sedekah, memiliki nilai konstanta sebesar 2.453 yang menyatakan bahwa jika tingkat pemahaman dan

persepsi kemudahan diabaikan atau sama dengan nol, maka akan berpengaruh terhadap minat penggunaan uang elektronik sebesar 2.543.

Koefisien pada X1 bernilai negatif (-0,99) artinya pemahaman masyarakat mengenai uang elektronik memiliki arah yang berlawanan terhadap minat penggunaan uang elektronik untuk pembayaran zakat,infaq dan sedekah. Sehingga tingkat pemahaman yang meningkat justru menurunkan minat penggunaan uang elektronik untuk pembayaran zakat, infaq dan sedekah di masayarakat.

Sedangkan pada koefisien X2 bernilai positif (0,760) artinya variabel persepsi kemudahan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan uang elektronik untuk pembayaran zakat, infaq dan sedekah. Jika kemudahan meningkat maka keputusan penggunaan uang elektronik juga akan meningkat.

4.7.2 Uji t

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis dan menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Uji T dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0.

Kriteria penilaian pada uji t ini menggunakan nilai t tabel, apabila t hitung > t tabel artinya terdapat pengaruh variabel X terhadap Y. Jika t tabel < t hitung, maka tidak terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y. Hasil dari pengujuan Uji t dapat dilihat pada tabel berikut ini:

69

a. Dependent Variable: minat penggunaan uang elektronik

Sumber: data primer diolah, 2020

Berdasarkan hasil uji t diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Hasil analisis regresi tersebut diketahui nilai constanta sebesar 2.440 dengan nilai signifikansi sebesar 0,016. Temuan diatas menyatakan bahwa minat masyarakat Kecamatan Genuk Kota Semarang dalam menggunakan uang elektronik untuk pembayaran zakat, infaq dan sedekah sebelum adanya faktor tingkat pemahaman dan kemudahan sudah tinggi.

2. Pengaruh variabel tingkat pemahaman (X1) terhadap minat penggunaan uang elektronik (Y) untuk pembayaran zakat, infaq dan sedekah memperoleh nilai alpha sebesar (– 0.099) dengan signifikansi lebih besar dari level of signifikansi yaitu 0,239 >

0,05, dan nilai t hitung -1.184 < 1.984. Hasil tersebut menyatakan jika variabel tingkat pemahaman (X1) uang elektronik untuk pembayaran zakat, infaq dan sedekah naik, justru menurunkan minat penggunaan uang elektronik untuk pembayaran zakat,infaq dan sedekah. Karena hasil variabel tingkat pemahaman tidak signifikan dengan begitu hipotesis pertama (H1) ditolak.

3. Pengaruh variabel persepsi kemudahan (X2) terhadap minat penggunaan uang elektronik (Y) untuk pembayaran zakat, infaq dan sedekah memperoleh hasil alpha sebesar 0,760 dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 8.822 > 1.984. Hasil tersebut menyatakan saat kemudahan penggunaan uang elektronik meningkat maka minat penggunaan uang elektronik untuk pembayaran zakat,infaq dan sedekah juga meningkat. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H2) yang menyatakan persepsi kemudahan diterima.

Dokumen terkait