• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.6 Model dan Analisis Data

3.6.2 Uji Penyesuaian Asumsi Klasik

3.6.2.1 Uji Multikolonieritas

Multikolonieritas adalah tidak adanya hubungan linier antara variabel independen dalam suatu model regresi. Suatu model regresi dikatakan terkena multikolonieritas bila terjadi hubungan linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel bebas dari suatu model regresi. Akibatnya akan

kesulitan untuk dapat melihat penguh variabel idependen terdapat variabel dependennya.

Adanya multikolonieritas dapat ditandai dengan :

• Satndar error yang tidak terhingga

• R2 sangat tinggi akan tetapi t-satistik berubah tanda dan tidak signifikan

• Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α =1%,α =5%, α =10%

• Terjadinya perubahan tanda atau ketidaksesuain teori.

Masalah multikolieritas juga dapat dideteksi dengan 2 (dua) cara lainnya, yaitu:

•Korelasi antar variabel

•Menggunakan korelasi parsial (Wahyu Ario dan Paidi Hidayat, 2007 : 88)

3.6.2.2. Uji autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi antara anggota – anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series). Autokorelasi ini menunjukkan hubungan antara nilai – nilai yang berurutan dari variabel – variabel yang sama.

Autokorelasi dapat terjadi apabila kesalahan pengganggu suatu periode korelasi dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Ada beberapa cara untuk menguji autokorelasi, yaitu :

• Dengan memplot grafik

• Dengan D-W Test (Uji Durbin Waston) Uji D-W dapat dirumuskan sebagai berikut :

D- hitung =

− − 2 2 ) 1 ( et et et

Dengan hipotesis sebagai berikut :

H0 : ῥ = 0, artinya tidak ada autokorelasi

Ha : ῥ = 0, artinya ada autokorelasi

Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah varibel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam table distribusi Durbin-Waston untuk nilai α. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

Inconclusive Inconclusive

Daerah kritis Tidak menolak Ho Daerah kritis

Tolak Ho Tidak ada autokorelasi Tolak Ho

0 dl du 2 4 - du 4 - dl Gambar 3.3 Kurva Durbin – Waston

Keterangan :

DW˂dl : Tolak H0 (ada korelasi positif)

Dw˃4-dl : Tolak H0 (ada korelasi positif)

du˂DW˂ 4 -du : Terima H0 (Ada autokorelasi)

dl≤DW˂ 4-du : Tidak bisa disimpulkan (Inconclusive)

(4-du) ≤ DW ≤ (4-dl) : Tidak bisa disimpulkan (Inconclusive)

3.7. Defenisi Variabel Operasional

Adapun defenisi variabel – variabel operasional yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kematian bayi adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi yang berumur di bawah satu tahun per 1000 kelahiran dalam satu tahun (satuan orang). 2. Tenaga kesehatan adalah orang yang dapat memberikan bantuan medis, dalam hal

ini dapat membantu dalam hal persalinan (satuan orang).

3. PDRB per kapita adalah merupakan pendapatan yang dipergunakan secara langsung sebagai suatu ukuran pemerataan (satuan juta rupiah).

BAB IV

DESKRIPTIF DAERAH PENELITIAN

Gambaran Umum Wilyah Kota Medan

4.1 Lokasi

Letak Kota Medan memang strategis, Kota ini dilalui Sungai Deli dan Sungai Babura Keduanya merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai. Keberadaan Pelabuhan Belawan di jalur di Selat Malaka yang cukup modern sebagai pintu gerbang atau pintu masuk wisatawan dari perdagangan barang dan jasa baik perdagangan domestik maupun luar negri (ekspor-impor), menjadikan Medan sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat. Diproyeksikan penduduk Kota Medan Tahun 2006 mencapai 2.067.288 jiwa. Dibanding sensus pada Tahun 2000 terjadi pertambahan penduduk sebesar 163.015 jiwa (0,92 persen)

Dengan luas wilayahi mencapai 265,10 km2

dengan kepadatan penduduk mencapai 7798 jiwa/km yang secara administrative dibagi atas 21 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan. Sebagai sebuah kota, Medan mewadahi berbagai fungsi ,

yaitu sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat pelayanan jasa keuangan, pusat komunikasi , pusat akomodasi kepariwisataan, serta berbagai pusat perdagangan regional dan internasional. Serta Kota Medan juga didukung dengan berbagai infrastruktur yang cukup memadai yang dapat dipergunakan untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat Kota Medan. Berikut ini adalah luas wilayah Kota Medan yang dapat dijadikan sebagai potensi dan keunggulan daerah.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kota Medan

No Kecamatan Luas (km2) 1 Medan tuntungan 20,68 2 Medan selayang 12,81 3 Medan johor 14,58 4 Medan amplas 11,19 5 Medan denai 9,05 6 Medan tembung 7,99 7 Medan kota 5,27 8 Medan area 5,52 9 Medan baru 5,84 10 Medan polonia 9,01 11 Medan maimun 2,98 12 Medan sunggal 15,44 13 Medan helvetia 13,16 14 Medan barat 6,82 15 Medan petisah 5,33 16 Medan timur 7,76 17 Medan perjuangan 4,09 18 Medan deli 20,84 19 Medan labuhan 36,67 20 Medan marelan 23,82

21 Medan belawan 26,25

Total 265,1

Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2008

4.1.1. Letak Geografis

Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli maka secara .geografis, wilayah Kota Medan berada antara 2฀.27’ – 2฀.47’ LU dan 98฀35’ – 98฀.44’ BT dan Kota Medan sendiri berada 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut dengan luas wilayah 265,10 km2 dengan batas sebagai berikut:

• Batas Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka

• Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang

• Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang

• Batas Barat : Kabupaten Deli Sedang

4.1.2. Kondisi Iklim

Kondisi Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia pada tahun 2006 berkisar 23,00 C – 24,10 C dan suhu maksimum berkisar 30,60C – 33,10C . serta menurut Stasiun sampali suhu minimumnya berkisar antara 23,60C – 24,40C dan suhu maksimun berkisar antara 30,20C – 32,50C.

Selanjutnya mengenai kelembapan udara di wilayah kota Medan rata-rata 78%-82%. Dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec sedangkan total rata-rata laju penguapan tiap bulannya 100,6 mm. Hari hujan Kota Medan menurut Stasiun Sampali perbulannya 211,67 mm.

Menurut Philip M. Hauser dan Duncan (1959) mengatakaan defenisi dari demografi adalag sebagai berikut :

“Demography is the study of the size, territorial distribution and compotition, changes there in and the components of such changes which maybe indentified as natality, territorial movement(migration), and social mobility(change of states)”.

Yang terjemahannya dalam bahasa Indonesia kurang lebih sebagai berikut :

Demgrafi mempelajari jumlah,persebaran, territorial dan komposisi penduduk serta perubahan – perubahandan serta perubahan - perubahan itu yang biasanya timbul karena natalitas(fertilitas), mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran dan komposisi penduduk. Struktur ini selalu berubah – ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi, yaitu : kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk.

Program kependudukan di Kota Medan sama dengan kebanyakan program kependuduk an yang sedang dijalankan di daerah lainnya yang ada di Indonesia yaitu meliputi : pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi, perpanjangan usia harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang dan pengembangan potensi penduduk sebagai salah satu modal pembangunan kota Medan kedepannya.

Komponen kependudukan tentunya akan menggambarkan bagaimana kondisi masyarakat di daerah tersebut baik secara kultural ataupun secara sosial. Kebijaksanaan kependudukan yang diterapkan di Kota Medan juga harus melihat dari

segi kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan juga migrasi dimana ketiga komponen ini merupakan komponen demografi yang saling berhubungan.

Dalam perkembangan penduduk di suatu wilayah, termasuk di Kota Medan tentunya tidak hanya variabel demografi yang mempengaruhi pekmenbangan penduduk tersebut, namun ada juga dipengaruhi dengan faktor non demografi.

G

Hhht

ttvariabel dari disiplin lain

-sosiologi

-antropologi

-ekonomi -geografi -biologi Variabel Demografi Karakteristik Penduduk -jumlah -persebaran -komposisi penduduk Peoses Demografi : -kematian -kelahiran migrasi

Sumber : Mantra, Ida Bagoes :5

Gambar : 4.1

Hubungan variabel demografi dengan variabel demografi dan hubungan variabel demografi dan variabel non demogfrafi

Variabel demografi terletak pada lingkaran I dan variabel non demografi terletak pada lingkaran ke II. Variabel pertam menjelaskan mengenai varial demografi dan apabila bergabung dengan variabel non demgrafi maka akan menghasilkan masalah kependudukan.

Anak panah bermata dua, baik pada lingaran I dan lingkaran II, mengartikan adanya hubungn timbal balik antara variabel – variabel tersebut. Dengan adanya hubungan timbal balik, akan member kebebasan kepada pakar ilmu sosial untuk menganalisis lebih mendalam hubungan antara variabel demografi dan variabel non demografi yang akhirnya menimbulkaan kajian – kajian demogrfi ekonomi.

4.1.4 Perkembangan Jumlah Penduduk

Sejak tahun 1996, jumlah penduduk di Kota Medan terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan hingga tahun 2007. Pada tahun 1997, penduduk Kota Medan jumlahnya 1.730.725 jiwa, dan pada akhir tahun 2007 menjadi 2.083.156 jiwa. Pertumbuhan penduduk rata – rata adalah 0,77%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2002, yaitu sebesar 1,94% sedangkan pertumbuhan terendah sebesar 0,085 pada tahun 1999. Kepadatan penduduk rata – rata Kota Madan adalah 7.520 jiwa/km2. Kepadatan penduduk yang tertinggi terdapat di kecamatan Medan Perjuangan yaitu 22.813 jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk yang terendah terdapat di kecamatan Medan Labuhan 2.551 jiwa/km2.

Tabel 4.2

Jumlah, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk di Kota Medan Tahun

2001 - 2007 Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk (%) Luas Wilayah (KM2) Kepadatan Penduduk (Jiwa/KM2) 2001 1.926.052 1,17 265,10 7.267 2002 1.963.086 1,94 265,10 7.408 2003 1.993.060 1,51 265,10 7.520 2004 2.006.014 0,63 265,10 7.567 2005 2.036.018 1,50 265,10 7.681 2006 2.067.288 1,53 265,10 7.798 2007 2.083.156 0,77 265,10 7.858

Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2008

Komposisi penduduk Kota Medan pada akhir tahun 2003 terdiri dari laki – laki sebanyak 990.216 orang (49,67%) dan perempuan sebanyak 1.003.386 orang (50,33%). Penduduk dengan kelompok umur 15 - 64 tahun merupakan jumlah penduduk terbanyak yaitu 1.365.218 orang (68,48% dari jumlah penduduk). Hal ini perlu diperhatikan karena masih tergolong dalam usia produktif.

Tabel 4.3

Persentase Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Kelompok Umur Tahun 2007 GOLONGAN

UMUR

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

JIWA PERSEN(%) JIWA PERSEN (%) JIWA PERSEN (%)

0 - 4 89.206 8,62 92.853 8,86 182.059 8,74 5 - 9 96.559 9,33 91.885 8,76 188.444 9,05 10 - 14 98.519 9,52 100.590 9,59 199.109 9,56 15 - 19 111.263 10,75 105.426 10,06 216.689 10,40 20 - 24 116.164 11,23 121.385 11,58 237.549 11,40 25 - 29 99.499 9,62 102.041 9,73 201.540 9,67 30 - 34 83.325 8,05 75.926 7,24 159.251 7,64 35 - 39 75.482 7,30 83.180 7,93 158.662 7,62 40 - 44 70.091 6,77 75.926 7,24 146.017 7,01 45 - 49 57.837 5,59 53.680 5,12 111.517 5,35 50 - 54 47.054 4,55 47.393 4,52 94.447 4,53 55 - 59 30.879 2,98 31.434 3,00 62.313 2,99 60 - 64 26.468 2,56 22.246 2,12 48.714 2,34 65 + 32.350 3,13 44.493 4,24 76.845 3,69 JUMLAH 1.034.696 100,00 1.048.460 100,00 2.083.156 100,00

Adapun gambar piramida penduduk kota Medan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

12 % 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 %

Gambar 4.2

Piramida Penduduk di Kota Medan

Laki - laki UMUR Perempuan

65+ 60 - 64 55 -59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 16 - 19 10 - 14 5 - 9 0 - 4

Rasio jenis kelamin (sex ratio)

Perbandingan antara banyaknya jumlah penduduklaki-laki dengan banyaknya jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan kurun waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 jumlah penduduk perempuan. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

Dari rumus di atas maka kita dapat menghitung rasio jenis kelamin (sex ratio) di Kota Medan :

=

98,7 dibulatkan menjadi 99

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa rasio jenis kelamin penduduk di Kota Medan pada tahun 2007 adalah 99, berarti setiap 100 orang perempuan terdapat 99 orang laki-laki.

Angka beban tanggungan (Dependency Ratio)

Angka yang menyatakan perbandingan banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun atau di atas 65 tahun ke atas ). Adapun rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut :

Dependency ratio =

Dari rumus di atas maka kita dapat menghitung angka beban tanggungan (dependency ratio). Di Kota Medan.

= 44,9 dibulatkan menjadi 45

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa angka beban tanggungan penduduk di Kota Medan tahun 2007 adalah 45, ini berarti bahwa tiap 100 orang yang berusia produktif harus menanggung 45 orang yang berusia tidak produktif.

Secara kasar angka ini dapat digunakan sebagai indikator ekonomi dari suatu Negara apakah Negara tersebut tergolong maju atau tidak.

4.1.5. Perkembangan Belanja APBD Untuk Sektor Kesehatan

Pada sektor kesehatan pemko Medan juga sangat perduli dengan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, terutama bagi kalangan yang kurang mampu. Sesuai dengan instruksi walikota Medan, maka setiap warga Kota Meadan yang tidak mampu akan memdapatkan pelayanan berobat secara gratis di seluruh puskesmas yang ada di Kota Medan.

Pemko Medann juga mengambill kebijakan untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat. Saat ini sudah terdapat 39 puskesmas, dan 40 puskesmas pembantu dan 27 puskesmas keliling yang beroperasi di Kota Medan. Selain itu, pemko Medan juga telah mendorong pembangunan gerung baru RSU dr Pringadi Medan yang berlantai delapan. Hal ini tentunya sangan diharapkan secara berkesinambungan untuk terus dapay meningkatkan pelayanan kesehatan di Kota Medan untuk dapat mewujudkan Kota Medan yang sehat.

4.1.6. Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kota Medan

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dibidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan gambaran tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatdengan cara memperluas lapangan kerja, pemerataan pembagian pendapan, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahan pergeseran sektor ekonomi dari sektor pertanian menjadi sektor sekunder dan tersier (BPS,2007:2). Dengan kata lain arah dan pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik secara real dan tingkat pemerataannya semakin baik sesuai dengan yang digariskan dalam GBHN dan UUD 1945 yaitu mencapai Masyarakat Adil dan Makmur.

Untuk melihat perkermbangan ekonomi tersebut secara rinci dari tahun ketahun, disajikan melalui PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha secara berkala pertumbuhannya. Jika terjadi pertumbuhan yang positif , hal ini menuknjukan adanya peningkatan perekonomian dibanding dengan tahun lalu. Sebaliknya apabila negtif , hal ini menujkukkan adanya penurunan perekonomian dibandingkan tahun lalu.

Kegiatan perekonomian di Kota Medan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, pada tahun 2007, pertumbuhan ekonomi Kota Medan mengalami kenaikan sebesar 7,78 persen,angka lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 7,76 persen

Adapun sektor yang mengalami kenaikan yaitu sektor pertanian yaitu 5,14 persen, sektor keuangan dan jasa perusahaan 12,82 persen serta sektor jasa – jasa 6,83 persen. Sedangkan sektor – sektor yang lainnya mengalami penurunan.

Tabel 4.4

Laju pertumbuhan Ekonomi Kota Medan periode 2003 – 2007 Menurut Sektor/ Lapangan Usaha Atas Dasar Berlaku (%)

Sektor/Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007

1.Pertanian 4,49 1,98 1,30 0,37 5,14

2.pertambangan 1,38 9,31 0,88 5,89 (10,30)

3.industri pengolahan 4,08 5,31 3,14 6,59 6,08

4.Lisstrik, Gas dan Air Bersih 7,98 6,52 2,27 5,39 2,81

5.Kontruksi 5,65 2,96 7,52 11,01 6,43

6.Perdagangan, Hotel & Restoran 3,61 5,65 10,45 6,15 5,94 7.Transportasi & telekomunikasi 7,24 5,63 10,45 13,34 10,61 8. Keuangan & jasa Perusahaan 5,32 3,88 12,11 5,08 12,82

9.jasa- jasa 4,42 4,98 8,00 6,34 6,83

PDRB 5,06 5,46 6,98 7,76 7,78

Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka 2008

4.1.7. Hubungan Variabel Demografi dengan Pembangunan Ekonomi

Variabel demografi yang terdiri dari fertilitas, mortalitas dan migrasi juga berhungan dengan pembanguna ekonomi adapun hubungan tersebut karena perubahan dalam angka kelahiran,kemtian dan juga perpindahan penduduk berdampak langsung pada dinamika kependudukan yaitu adanya perubahan jumlah komposisi penduduk. Kemudian jumlah, pertumbuhandan komposisi penduduk mempengaruhi kebutuhan

penduduk terhadap mutu manusia yang dapat dicerminkan oleh kesehatan,pendidikan keamanan. Dari segi ekonomi penduduk dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu :

1) Economically active population yaitu : para pekerja yang memperoleh barang dan jasa dan mereka yang sedang aktif mencari nafkah. .(teori-teori kebijaksanaan penduduk,Lalu burhan,MSc)

2) Economically inactive population yaitu : bagi mereka yang tidak bekerja dan tidak sedang menvari pekerjaan, diman mereka ini hanya mengkonsumsi dan tidak memproduksi suatu barang dan jasa dilihat dari sudut pandang ekonomi.(teori-teori kebijaksanaan penduduk,Lalu burhan,MSc).

Dokumen terkait