• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengatuhi Tingkat Kematian Bayi Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengatuhi Tingkat Kematian Bayi Di Kota Medan"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMATIAN BAYI DI KOTA MEDAN

SKRIPSI OLEH YESI LIDYA

060501050

EKONOMI PEMBANGUNAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

BERITA ACARA UJIAN

Hari :

Tanggal :

Nama : YESI LIDYA

Nim : 060501050

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentarsi : Perencanaan

Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGATUHI TINGKAT KEMATIAN BAYI DI KOTA MEDAN.

Ketua Departemen Pembimbing Sripsi

(Wahyu Ario Pratomo,SE,M.Ec) (Drs.Rujiman,MA) 195304081998021001 195104211982031002

Penguji I Penguji II

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : YESI LIDYA

Nim : 060501050

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentarsi : Perencanaan

Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGATUHI TINGKAT KEMATIAN BAYI DI KOTA MEDAN.

Tanggal : Ketua Departemen

(Wahyu Ario Pratomo,SE,M.Ec)

195304081998021001

Tanggal : Dekan

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

Nama : Yesi Lidya

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nim : 060501050

Departemen : Ekonomi Pembangunan

Judul skripsi : Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat kematian bayi di kota Medan

Tanggal :

Pembimbing Sripsi

(Drs.Rujiman,MA)

(5)

ABSTRAC

The purpose of this study is to analyze the factors that affect infant mortality rates in Medan for a period of 20 years, from 1988-200., As for the independent variables in this study were health personnel (X1) and GDP per capita (X2), while the bound variable is the number of infant deaths (Y).

Research methods used in this analysis is the Ordinary Least Squared (OLS), using analytical tools to process the data using Eviews 5.1.

Based on the estimation result show that, the variable medical personnel (X1) and GDP per capita (X2) have an influence on infant mortality rates in the city of Medan and both are statistically significance at 5% and 1%.

Then mortality is also a demographic component, in addition to fertility and migration beside that mortality can also be used as a benchmark of success in the development of a State.

Keyword : Mortality rate,GDP percapita, Healt personnel

(6)

ABSRTAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kematian bayi di Kota Medan kurun waktu selama 20 tahun, mulai dari 1988-2007. adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan (X1) dan PDRB perkapita (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah kematian bayi (Y).

Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah Ordinary Least Squared (OLS), dengan menggunakan alat anlisis untuk mengolah data yaitu menggunakan Eviews 5,1.

Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa, variabel tenaga kesehatan (X1) dan PDRB perkapita (X2) mempunyai pengaruh terhadap tingkat kematian bayi di Kota Medan. dan keduanya signifikansi secara statistik pada 5% dan 1%.

Kemudian mortalitas juga merupakan komponen demografi, selain fertilitas dan juga migrasi. selain itu mortalitas juga dapat dipergunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pembangunan di suatu Negara.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kematian Bayi di Kota Medan”. Isi dan materi skripsi ini di dasarkan pada penelitian perpustakaan serta perkembangan dan data sekunder yang terkai dengan hal yang diteliti.

Adapun skripsi ini diselesaikan sebagai tugas akhir penulis untuk menlengkapai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit tantangan yang harus dihadapai oleh penulis baik materil maupun moril, oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak yang terkait sehingga skripsi ini dapat diselesaikan, khususnya kepada :

1. Dengan rasa hormat kepada ayahku Syofian,ST dan mamaku Yusnina, lubis yang telah mendukung dengan do’a dan kasih sayang yang ternilai.

(8)

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Kepala Departemen Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs.Rujiman, MA selaku dosen pembimbing saya yang tlah banyak membantu dan mengarahkan penulisan dan penyempurnaan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Arifin Siregar, MSP selaku dosen penguji I dan Ibu Inggrita Gusti Sari, SE, MSI selaku dosen penguji II yang telah banyak memberi saran dan kritik dalaam penyusunan skripsi.

6. Ibu DRA.Raina Linda Sari, MSI selaku dosen wali, serta dosen pengajar mata kiliah di FE -USU yang sudah membantu, membimbing, mengarahkan dan membuka wawasan penulis selama mengikuti perkuliahan

7. Staf administrasi FE-USU yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan urusan-urusan administrasi selama perkulian .

8. Pegawai BPS Medan yang telah membantu penulis dalam memperoleh data yang duperlukan penulis.

9. Kepada adikku Andry Ichsan atas do’anya dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Kepada sahabat-sahabatku Prieska,Wirda, Yeni, dan Titah dan juga anak-anak EP’06 terima kasih atas sarannya dan juga dukungannya kepadaku.

(9)

Medan, Februari 2010

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian bayi ... 17

2.1.5 Tolak Ukur Kesehatan ... 21

2.2 Tenaga Kesehatan ... 22

2..2.1 Masalah Tenaga Kesehatan ... 24

(10)

2.3.1 Pendapatan Regional ... 24

2.3.2 PDRB Aas Dasar Harga Berlaku. ... 24

2.3.3 PDRB Atas Dasar Harga Konstan ... 25

2.3.4 Pendapatan perkapita ... 25

2.3.5 Metode Perhitungan pendapatan Regional ... 25

2.4 penelitian Terdahulu ... 28

2.5 Kerangka Konseptual ... 29

2.5.1 Kerangka Penelitian Konseptual ... 29

2.6 Teori Transisi Demografi ... 30

3.6.2 Uji Penyesuaian Asumsi Klasik ... ... 38

3.6.2.1 Uji Multikolonieritas ... . 38

3.6.2.1 Uji Autokorelasi ... .. 39

3.7 Defenisi Operasional ... 41

BAB IV 4.1 Lokasi ... ... ... 42

4.1.1 Letak Geografis ... ... 43

4.1.2 Kondisi Iklim ... .. ... 44

(11)

4.1.4 Perkembangan Jumlah Penduduk ... ... 47

4.1.5 Perkembangan Belanja APBD Untuk Sektor Kesehatan ... ... 51

4.1.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kota Medan ... ... 52

4.1.7 Hubungan Variabel Demografi dengan Pembangunan Ekonomi ... 54

4.2 Hasil Estimasi ... ... 54

4.3 Interpretasi Model ... .. 54

4.4 Test of Goodness of Fit (uji kesesuaian) ... .. 56

4.5 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... .. 60

BAB V 5.1 Kesimpulan ... ... 62

5.2 Saran ... ... .. 63

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penyebab kematian Anak ... 3

Tabel 2.1 Angka Kematian Bayi di Kota Medan ... 8

Tabel 2.2 Tahap-tahap transisi Demografi ... 15

Tabel 2.3 Jumlah tenga Kesehatan di Kota Medan 2000-2007 ... 23

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Medan ... 43

Tabel 4.2 Jumlah, Laju Pertumbuhan dan Kepatadan penduduk di Kota Medan tahun 2001-2007 ... 48

Tabel 4.3 Persentase Jumlah Penduduk di Kota Medan Menurut Kelompok Umur tahun 2007 ... 49

(13)

Tabel 4.5 Hasil Regresi ... 56

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kematian Bayi ... 9

Gambar 2.2 Diagram Penolong Kelahiran ... 10

Gambar 2.3 Grafik Pola Kemaatian ... 13

Gambar 2.4 Model Transisi Demogafi ... 16

Gambar 2.5 Pengaruh Sosio-Ekonomi Terhadap Mortalitas Bayi ... 20

Gambar 2.6 Perkembangan Tenaga Kesehtan ... 24

Gambar 3.1 Kurva Uji t- statistik ... 36

Gambar 3.2 Kurva Uji F- statistik ... 37

Gambar 3.3 Kurva Durbin – Waston ... 40

Gambar 4.1 Hubungan variabel demografi dengan variabel demografi dan hubungan variabel demografi dan variabel non demogfrafi ... 46

Gambar 4.2 Piramida Penduduk di Kota Medan ... 50

Gambar 4.3 Kurva Uji t – statistik variabel tenaga kesehatan ... 58

Gambar 4.4 Kurva Uji t – statistik variabel PDRB perkapita ... 59

(14)

ABSTRAC

The purpose of this study is to analyze the factors that affect infant mortality rates in Medan for a period of 20 years, from 1988-200., As for the independent variables in this study were health personnel (X1) and GDP per capita (X2), while the bound variable is the number of infant deaths (Y).

Research methods used in this analysis is the Ordinary Least Squared (OLS), using analytical tools to process the data using Eviews 5.1.

Based on the estimation result show that, the variable medical personnel (X1) and GDP per capita (X2) have an influence on infant mortality rates in the city of Medan and both are statistically significance at 5% and 1%.

Then mortality is also a demographic component, in addition to fertility and migration beside that mortality can also be used as a benchmark of success in the development of a State.

Keyword : Mortality rate,GDP percapita, Healt personnel

(15)

ABSRTAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kematian bayi di Kota Medan kurun waktu selama 20 tahun, mulai dari 1988-2007. adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan (X1) dan PDRB perkapita (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah kematian bayi (Y).

Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah Ordinary Least Squared (OLS), dengan menggunakan alat anlisis untuk mengolah data yaitu menggunakan Eviews 5,1.

Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa, variabel tenaga kesehatan (X1) dan PDRB perkapita (X2) mempunyai pengaruh terhadap tingkat kematian bayi di Kota Medan. dan keduanya signifikansi secara statistik pada 5% dan 1%.

Kemudian mortalitas juga merupakan komponen demografi, selain fertilitas dan juga migrasi. selain itu mortalitas juga dapat dipergunakan sebagai tolak ukur keberhasilan pembangunan di suatu Negara.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Mortalitas atau kematian adalah merupakan keadaan hilangnya semua

tanda - tanda kehidupan secara permanen yang dapat terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (World Health Organization). Kematian dapat menimpa siapa saja, tua, muda, kapan saja dan dimana saja. Kasus kematian terutama dalam jumlah banyak berkaitan dengaan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Salah satu yang termasuk dalam komponen demografi adalah mortalitas karena dapat memepengaruhi perubahan penduduk. Dua komponen demografi lainnya adalah fertilitas (kelahiran) dan migrasi.

(17)

Sekitar 37,3 juta penduduk di Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, setengah dari total rumah tangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari, lima juta balita berstatus gizi kurang, lebih dari 100 juta penduduk beresiko terhadap berbagai masalah kurang gizi.

Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDG’s) untuk mengurangi jumlah penduduk yang miskin dan kelaparan serta menurunkan angka kematian balita menjadi tinggal setengah dari keadaan pada tahun 2000 (Syarief,Hidayat.2004).

Sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu Negara. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat penting adalah terpenuhinya kebutuhan pangan yang bergizi.

Rendahnya konsumsi pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja.

(18)

Tingginya angka kematian bayi pada saat ini sudah dapat diminimalisasi hal ini karena setiap tahunnya angka kematian bayi sudah semakin berkurang. Pada tahun 2006, terdapat 16 kematian per seribu kelahiran hidup di Kota Medan. Hal ini juga didukung dengan semakin banyaknya jumlah tenaga kesehatan setiap tahunnya, dan juga penyuluhan yang gencar dilakukan oleh pemerintah.Sebab kematian bayi sangat erat hubungannya dengan tingkat sosial ekonomi, keadaan gizi dan pelayanan kesehatan. Disamping itu adanya perbedaan sebab kematian pada tahap tumbuh kembang dan juga antara Negara berkembang dan Negara maju seperti yang terlihat pada tabel 1.1 di bawah ini :

Tabel 1.1

Penyebab Utama Kematian anak

Klasifikasi Negara maju Negara berkembang

Bayi Trauma, kelahiran

cacat,influenza,

(19)

Informasi mengenai kematian sangatlah penting, tidak hanya bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan.

Data kematian sangat diperlukan antara lain untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka harapan hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk pemberantasan kemiskinan. Selain itu data kesehatan juga berfungsi untuk proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan. Misalnya perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan , jasa – jasa dan lainnya untuk kepentingan masyarakat . Data kematian juga sangat penting untuk kepentingan evaluasi terhadap program – program kebijaksanaan penduduk.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana pengaruh, jumlah tenaga kesehatan dan juga PDRB percapita dapat mempengaruhi tingkat kematian bayi di Kota Medan. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisi Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kematian Bayi di Kota Medan”.

1.2. Perumusan Masalah

(20)

perumusan masalah diperlukan sebagai suatu cara untuk mengambil keputusan akhir penulisan skripsi.

Adapun rumusan masalah yang penulis ambil adalah sebagai berikut :

1. Apakah jumlah tenaga kesehatan berpengaruh terhadap jumlah kematian bayi di Kota Medan ?

2. Apakah PDRB percapita berpengaruh terhadap jumlah kematian bayi di Kota Medan?

1.3. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan perumusan masalah dan uraian teoritis di atas, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :

1. Tenaga kesehatan berpengaruh negatif terhadap jumlah kematian bayi di Kota Medan.

2. PDRB perkapita berpengaruh negatif terhadap jumlah kematian bayi di Kota Medan.

(21)

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahuai apakah ada pengaruh tenaga kesehatan terhadap jumlah kematian bayi di Kota Medan.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubunhan income perkapita terhadap jumlah kematian bayi di Kota Medan.

1.5. Manfaat penilitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari penilitian ini adalah ;

1. Memberikan gambaran yang jelas kepada masyarakat mengenai faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi jumlah peningkatan angka kematian bayi di Kota Medan.

2. Sebagai informasi dan bahan masukan bagi instansi terkait, untuk dapat terus menekan angka kematian bayi di Kota Medan.

3. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis dan juga pelengkap sekaligus pembanding hasil – hasil penelitian yang sudah ada dan menyangkut topik yang sama.

4. Sebagai bahan pembelajaran dan tambahan ilmu pengetahuan bagi Mahasiswa bangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.

(22)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Kematian Bayi

Angka kematian bayi ( Infrant Mortality Rate) merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat karena dapat menggambarkan kesehatan penduduk secara umum. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Angka kematian bayi tersebut dapat didefenisikan sebagai kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun (BPS). Sedangkan untuk menghitung angka kematian bayi dapat dihitung dengan cara :

AKB

(23)

hidup, kemudian di tahun 2002 terdapat 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup dan terakhir data dari Badan Pusat Statistik tahun 2007 menunjukkan 14 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk Indonesia pada tahun 2000 telah berhasil mencapai target yang telah ditetapkan oleh World Summit for Children (WSC), yaitu 65 per 1.000 kelahiran hidup. Indonesia juga sudah mengalami kemajuan yang signifikan dalam upaya penurunan AKB dalam beberapa dekade terakhir. Namun walaupun telah mencapai target namun, dibandingkan Negara-negara ASEAN lainnya tingkat kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi. Adapun penurunan kematian bayi di Kota Medan dari tahun ke tahun dapat dilihat pada table 2.1 di bawah ini :

Tabel 2.1

Angka Kematian Bayi di Kota Medan

Tahun Kematian Bayi

(24)

56

Untuk dapat terus meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya Kota Medan, maka perlu peningkatan mutu pelayanan kesehatan khususnya dibidang pelayanan bayi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Gambar 2.1 Kematian Bayi

(25)

mutu SDM penduduk, oleh sebab itu program – program kesehtan seharusnya lebih dipusatkan kepada calon – calon generasi penerus bangsa ini. Khususnya pada bayi dan anak dibawah usia lima tahun (balita).

Persalinan oleh dokter, bidan tentunya akan lebih aman jika dibandingkan dengan dukun atau tenaga non medis lainnya. Karena hal ini juga akan berpengaruh terhadap tingkat kematian bayi. Penolong persalinan bayi dapat dijadikan sebagai salah satu indikator kesehatan, terutama dalam hubungannya dengan kesejahteraan ibu dan pelayanan kesehatan secara umum.. Pada tahun 2002 penolonh kelahiran dengan dokter (8,01%) menggunakan tenaga bidan (74,78%) dan tenaga lainnya (0,14%) Oleh sebab itu pemerintah pada saat sekarang ini sedang berusaha meningkatkan pembangunan puskesmas, rumah bersalin dan fasilitas air bersih. Dan dalam pembangunan yang sedang ditingkatkan pemerintah diharapkan dapat membawa dampak positif. Untuk dapat lebih jelas seberapa besar penolong kelahiran yang dilakukan oleh dokter, bidan dan yang lainnya dapat dilihat pada diangram di bawah ini :

Gambar 2.2

Diagram penolong kelahiran

dokter; 8,01

bidan; 74,78 lainnya

(26)

2.1.1. Konsep mati

Konsep mati perlu diketahui guna untuk mendapatkan data kematian yang benar. Dengan kemajuan ilmu kedokteran, kadang – kadang sulit untuk memberikan keadaan mati dan keadaan hidup secara klinik. Menurut konsepnya, terdapat 3 keadaan vital yang masing – masing bersifat mutually exclusive, artinya keadaanyang satu tidak mungkin terjadi bersamaan dengan salah satu keadaan lainnya. Tiga keadaan vital tersebut ialah :

1. Lahir hidup ( live birth)

Lahir hidup yaitu, peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi, hasil konsepsi bernafas dam mempunyai tanda – tanda kehidupan lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan – gerakan otot, tanpa memandang tali pusat sudah dipotong atau belum (Utomo,Budi. 2007 : 84)

2. Mati (death)

Mati adalah hilangnya semua tanda – tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Utomo,Budi. 2007 : 84).

3. mati (fetal death)

Lahir mati yaitu menghilangnya tanda – tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya (Utomo, Budi. 2007 : 84).

(27)

anak sejak lahir, yang duperoleh dari orang tuanya selama dalam kandungan (Badan Pusat Statistik)

Sedangkan kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan pengaruh lingkungan sekitar (Badan Pusat Statistik).

2.1.2 Ukuran Kematian

1. Crude Death Rate (CDR=Angka Kematian Kasar)

Angka kematian kasar ialah jumlah kematian pada tahun tertentu dibgi dengan jumlah pendudukpada pertengehan tahun tersebut, agar lebih jelas maka dapat dituliskan dengan rumus :

2. Age Spasific Death Rate (ASDR=Angka Kematian Menurut Umur)

(28)

Resiko

Kematian

0

umur

Gambar 2.3

Grafik Pola Kematian

Diantara angka-angka kematian spesifik, yang paling digunakan adalah Age Spasific Rate (ASDR). ASDR atau yang lebih dikenal dengan Angka Kematian

Menurut Umur dapat dirumuskan sebagai berikut :

3. Infrant Mortality Rate (IMR=Angka Kematian Bayi)

(29)

IMR =

Dimana hal inilah yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel lainnya seperti tenaga kesehatan dan PDRB perkapita dapat mempengaruhi tingkat keatian bayi di kota Medan.

2.1.3. Transisi Demografi

Pada abad ke -20, nampaknya mortalitas telah turun di banyak Negara baik di Negara maju atapun di Negara berkembang, termasuk Indonesia di dalamnya yang khususnya dalam hal ini Kota Medan. Kemudia penurunan pada mortalitas juga dibarengi dengan penurunan pada fertilitas, hal ini mengakibatkan adanya transisi demografi, sehingga disebut dengan teori “ transisi –demografi”.

Pada dasarnya teori ini menjelaskan tentang perubahan dari suatu situasi stasioner di mana pertumbuhan penduduk nol atau pun sangat rendah sekali karena, baik tingkat fertilitas maupun mortalitas sama-sama tinggi, menjurus ke keadaan di mana tingkatfertilitas dan mortalitas sama – sama tinggi, sehingga pertumbuhan pendudukkembali nol atau sangat rendah.

(30)

Tabel 2.2

Tahap –tahap Transisi demografi

Tahap Tingkat

kelahiran

Tingkat Kematian Pertambahan Alami

(31)

Untuk melihat lebih jelas tentang proses transisi demografi itu dapat dilihat dari dari gambar di bawah ini :

Tingkat

Sumber : Mantra, Ida Bagoes :42 Gambar 2.4

Model Transisi Demografi

Dari gambar 2.4 diatas dapat dilihat bahwa transisi demografi di bagi atas tiga tahap yaitu I,II dan III. Pada transisi pertama (pre-transitional) yaitu dari A ke B di mana tingkat kelahiran dan tingkat kematian masih sama –sama tinggi, sedangkan angka perumbuhan penduduk sangat rendah.dilanjutkan pada transisi ke dua (transitional) yaitu dari B ke E, dimana tingkat kematian dan kelahiran menurun,

kematian lebih rendah dari kelahiran, mengakibatkan tingkat pertumbuhan sedang atau tinggi. Pada transisi ke dua ini dibagi lagi menjadi tiga tahap yaitu :

Tingkat Kematian

I II III

Tingkat Kematian

(32)

a) permulaan transisi (early transitional), yakni dari B ke C , ditandai dengan tingkat kematian menurun, tetapi tingkat kelahiran semakin meninggi, malah cenderung meningkat.

b) Pertengahan transisi (mid-transitional), yakni dari C ke D dimana tingkat kelahiran dan kematian sama –sama menurun, tetpi penurunan kematian lebih cepat dari tingkat kelahiran.

c) Akhir transisi (late transitional), yakni dari D ke E di mana tingkat kematian rendahdan tidak berubah atau menurunnya hanya sedikit, sedangkan angka kelahiran cenderung menurun, hal ini dapat diakibatkan karena sudah banyaknya masyarakat yang mengetahui bagaimana cara mencegah kehamilan.

Sedangkan pada transisi ke tiga (post transitional), yaitu dari E ke F dimana tingkat kelahiran dan kematian rendah. Di tingkat inilah kelahiran dan kematian mendekati keseimbangan pertumbuhan penduduk, yang kemudian akan kembali lagi ke transisi yang pertama.

2.1.4. Faktor – faktor yang mempengaruhi kematian bayi

a. Sarana pelayanan kesehatan

(33)

Sedangkan balai pengobatan umum (BPU) terdapat 421 buah posyandu sekitar 1.396 unit.

b. Tenaga medis

Semakin banyaknya tenaga medis maka tentunya dapat membantu peningkatan kualitas kesehatan di Kota Medan. Untuk Kota Medan sendiri tenga medis sudah cukup memadai. Jumlaah dokter umum pada tahun 2007 terdapat sebanyak 97 orang. Sedangkan tenga medis untuk bidan tersedia sebanyak 448 orang dan perawat 470 orang.

c. Asupan gizi

Untuk memeiliki tubuh yang sehat maka seharusnya asupan gizi dalam tubuh harus memadai. Mulai anak dalam kandungan sampai dengan terlahir kedunia asupan gizinya haruslah diperhatikan,karena salah satu faktor yang dapat mengakibatkan kematian bayi adalah gizi buruk.

d. Lingkungan

Yang dimaksud dengan pencemaran adalah suatu proses yang terjadi dalam lingkungan yang sifatnya membahayakan kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan dan hal-hal yang berhubungan dengan ini, yang dihasilkan oleh tingkah laku manusia (Sukarni,Mariyati.1989:71). Pencemaran dibedakan atas 3 macam pencemaran :

(34)

Di kota medan untuk dapat mengurangi daerah yang kumuh telah diupayakan dengan cara bersosialisasi dan juga melaksanakan kampaye hidup sehat. Berdasarkan data yang ada daerah di kota medan yang kumuh mencapai 15-20 persen atau 403 hektar dengan tingkat pertumbuhan mencapai 1.5 persen pertahun dari total keseluruhan wilayah tersebut. Untuk itu sangat diharapkan kepada masyarakat kota medan utuk dapat mejga lingkungannya untuk dapat menciptkan Kota medan yang hijau dan bersih.

e. Pencemaran Udara

Yang dimaksud dengan pencemaran ialah terdapatnya segala sesuatu yang sifatnya membahayakan segala sesuatu yang membahayakan kelangsungan hidup manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan itu pada udara yang berada di luar rumah, sebagai tingkah laku manusia ataupun yang terjadi secara alamiyah (Sukarni,Mariyati.1989:71).

Yang menyebabkan pencemaran udara ialah :

1. Aerosol

Yang dimaksud dengan aerosol adalah suatu suspensi di udara yang bersifat cair (kabut, asap dan uap)dan bersifat padad dan (debu). 2. Gas

Yang dimaksud dengan gas adalah uap yang dihasilkan oleh zat padat ataupun zat cair, baik karena dipanaskan, ataupun karena proses penguapan.

(35)

Akibat banyaknya interaksi bahan kimia yang terjadi di udara menyebabkan terjadinya polusi udara yang dapat mengakibatkan terhambatnya tumbuh kembang bayi.

Selanjutnya lingkungan yang meliputi fisik dan biologis serta lingkungan sosial budaya mempengaruhi salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Lingkungan fisik dan biologis erat hubungannya dengan angka penyakit menular. Kemudian lingkungan sosial budaya berhubungan dengan tingkat pendidikan, penghasilan perkpita yang sangat renndah dan konsumsi perkapita. Masa balita adalah masa dimana tumbuh kembang anak harus sangat diperhatikan dan dibinana oleh karenanya lingkungan dapat tentunya sangat perlu untuk diperhatikan. Karena pembinaan tidak hanya dapat dilakukan dengan fisik dan kesehatan saja melainkan perlu adanya pembinaan dari segi lainnya seperti pembinaan mental, spiritual, intelektual, sosial prilaku dan yang lainnya. Dalam hal ini lingkuka ngan tentunya mempunyai peranan yang cukup penting dalam perkembangan anak tersebut.

pencegahaan

pengobatan

DETERMINAN SOSIAL-EKONOMI

Faktor Ibu Pencemaran

(36)

Sumber : Matra,Ida Bgoes : 111

Gambar 2.5

Pengaruh sosio-ekonomi Terhadap Motralitas Bayi

Faktor sosio-ekonomi merupakan faktor penentu mortalitas bayi dan anak. Namun faktor sosio – ekonomibersifat tidak langsung harus melalui mekanisme biologi tertentu(variabel antar) yang kemudian baru menimbulkan resiko morbiditas kemudian bayi akn sakit yang jika tidak dapat disembuhkan maka akan berujung pada kematian.

Penangan terhadap masalah kematian bayi dan anak menurut adanya kerangka konseptual pada gambar 2.5 tentang apa yang mengakibatkan bayi meninggal. Diman mortalitas merupakan masalah pokok pada kerangka tersebut dan hal – hal yang mempengaruhinya adalah faktor sosio-ekonomi.

2.1.5. Tolak ukur kesehatan

(37)

Untuk Kota medan sendiri penurunan angka kenatian bayi tersebut juga dirasakan sebagaimana yang telah penulis paparkan di bab pertama. Kemudian kematian bayi juga tidak lepas halnya dengan perawatan dalam hal ini orang tua baik dalam masa kandungan ataupun setelah bayi tersebut lahir.

Di Indonesia pengelompokan beberapa tolak ukur dapat dipertimbangkan sebagai berikut :

a.Tolak ukur yang berhubungan dengan status kesehatan baik perorangan ataupun maupun masyarakat di suatu daerah :

- Vital statistik (angka kelahiran dan angka kematian) - Angka kesakitan (morbidity), incidence, prevalence. - Life expectancy

- Angka yang menyangkut proses persalinan.

b.Tolak ukur yang berhubungan dengan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi status kesehatan umum, antara lain :

- Tingkat pendapatan penduduk rata-rata

- Angka pemilikan sarana sanitasi (jamban keluarga atu air bersih) dan lain-lain - Angka tentang perumahan sehat

- Angka yang menyangkut perkampungan sehat - Kepadatan penduduk

c.Tolak ukur yang berhubungan dengan aktivitas maupun dengan kelengkapan sarana kesehatan antara lain :

(38)

- Jumlah bidan per 1000 penduduk

- Jumlah rumah sakit jumlah tempat tidur rumah sakit

2.2. Tenaga kesehatan

Dalam penulisan skripsi ini tenaga kesehatan dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu : bidan, dokter dan perawat. Ternaga kesehatan yang dimaksud adalah tenaga kesehatan yang dapat membantu dalam proses persalinan agar berkurangnya tingkat kematian bayi. Untuk wilayah Sumatera Utara khususnya Medan jumlah tenaga kesehatan masih kurang dibandingkan dengan jumlah penduduk kota Medan yang sudah mencapa 2.067.288 juta jiwa. Di bawah ini merupaka tabel perkembangan Tenaga kesehatan di Kota Medan periode 2000-2007.

Tabel 2.3

Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Medan 2000-2007

Tahun Dokter Bidan Perawat

2000 64 264 5512

2001 334 254 5512 2002 225 146 5512

2003 767 337 390

2004 767 337 2737 2005 560 345 1229

2006 802 335 967

(39)

0

Dilihat dari tabel di atas tenaga kesehatan senantiasa meningkat jumlahnya, baik itu dokter, bidan dan perawat, walaupun pada perawat adanya kecenderungan penurunan di tahun 2003, namun mengalami kenaikan kembali di tahun 2004. Dan terakhir di tahun 2007 jumlah perawat berkurang drastik.

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Gambar 2.6

Perkembangan Tenaga Kesehatan

2.2.1. Masalah Tenaga Kesehatan

Masalah pokok dalam bidang tenaga kesehatan adalah kurang memadainya jumlah dan mutu tenaga kesehatan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Medan, dan juga beraneka ragamnya masalah kesehatan yang perlu diatasi.

(40)

Sedangkan masalah dalam hal sarana, masih kurangnya peralatan medis yang dapat menunjang kualitas fasilitas kesehatan di Kota Medan.

2.3. Konsep Produk Domestik Regional Bruto

2.3.1. Pendapatan regional

Pendapatan regional netto adalah produk domestik regional netto atas dasar biaya faktor dikurangi aliran dana yang keluar ditambah aliran dana yang masuk dan jumlah pendapatan yang benar-benar diterima (income receipta) oleh seluruh penduduk di daerah tersebut.

2.3.2. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Produk Domestik Redional bruto merupakan jumlah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh unui-unit produksi yang beropersasi pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. PDRB yang masih ada unsur inflasi dinalamakan PDRB atas dasar harga berlaku.

Dengan kata lain PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh nilai barang-barang jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi didalam suatuperiode tertentu, biasanya satu tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan.

2.3.3. PDRB Atas Dasar Harga Konstan

(41)

2.3.4. Pendapatan perkapita

Pendapatan perkapita merupakan gambaran dari rata-rata pendapatan yang digunakan secara langsung sebagai ukuran tingkat pemerataan pendapatan. Adanya peningkatan perekonomian dengan melambatnya perkembangan pertumbuhan penduduk,akan mengakibatkan terjadinya peningkatan PDRB perkapita.

PDRB perkapita diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun disuatu wilayah atau daerah.statistik ini dapat digunakan sebagai salah satu indikator kemakmuran, walaupun ukuran ini belum dapat diperoleh dari hasil bagi antara PDRB dengan penduduk pertengahan tahun bersangkutan. Jadi besarnya PDRB perkapita tersebut sangat dipengaruhi oleh kedua variabel di atas. Dengan disajikannya PDRB perkapita seluruh daerah kabupaten/ kota maupun antara satu tahun dengan tahun berikutnya.

2.3.5. Metode Perhitungan Pendapatan Regional

Metode tahap pertama dapai di bagi dalam dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung adalah perhitungan dengan menggunakan data daerah atau data asli yang menggambarkan kondisi daerah dan berasal dari sumber data yang ada di daerah itu sendiri. Metode langsung dapat dilakukan dengan menggunakan tiga macam cara, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Metode tidak langsung adalah perhitungan dengan mengalokasikan pendapatan nasional menjadi pendapatan regional memakai berbagai macam indicator antara lain jumlah produksi, luas areal sebagai aolokatornya.

(42)

1. Pendekatan produksi

Pendekatan produksi merupakan cara perhitungan nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari total produk bruto sektor atau subsektor di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.

Pendekatan ini banyak digunakan untuk memperkirakan nilai tambah dari sector produknya berbentuk fisik atau barang seperti :

a. Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan b. Pertambangan dan penggalian

c. Industri pengolahan d. Listrik, gas dan air bersih e. Bangunan

f. Perdagangan, hotel dan restoran g. Pengangkutan dan komunikasi

h. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan i. Jasa-jasa

j. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi (output) dan nilai biaya (intermediate cost), yaitu bahan baku dari luar yang dipakai dalam proses produksi. Nilai tambah itu sama dengan balas jasa atas ikut sertanya berbagai faktor produksi dalam proses produksi.

2. Pendekatan pendapatan

(43)

tersebut, maka NTB adalah jumlah dari upah dan gaji, sewa tanah, bungamodal, keuntungan, yang semuanya belum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB ini termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tidak langsung neto.

3. Pendekatan pengeluaran

Pendekatan dari segi pengeluaran adalah jumlah seluruh pengeluaran akhir yang dilakukan dari suatu barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri. Kalau dilihat dari segi penggunaan maka total penyedian produksi barang dan jasa yang digunakan untuk :

a. Konsumsi rumah tangga

b. Konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung c. Konsumsi pemerintah

d. Pembentukan modal tetap bruto atau investasi

e. Perubahan stok adalah selisih antara awal tahun dengan akhir tahun dari bahan yang ada dalam penyimpanan produsen ataupun dalam proses produksi.

f. Ekspor netto adalah total ekspor dikurang impor. Pendekatan pengeluaran juga menghitung apa yang diproduksi di wilayah tersebut tetapi hanya menjadi konsumsi atau pengguna akhir.

Metode Tidak Langsung

(44)

Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada data yang tersedia. Pada hakekatnya , pemakaian kedua metode tersebut akan saling menunjang satu sama lain, kareana metode langsung akan mendorong peningkatan kualitas data daerah, sedangkan metode tidak langsung akan merupakan koreksi dalam perbandingan bagi data mentah.

2.4. Penelitian Terdahulu

Dalam bagian ini peneliti memuat berbagai penelitian yang telah dilakukanh oleh beberapa peneliti sebelumnya mengenai permasalahan yang sama yaitu mengenai faktor-faktor yang memepengaruhi kematian bayi yang pernah diangkat oleh beberapa peneliti terdahulu melelui penelitian dalam bentuk jurnal ataupun artikel. Dimana penelitian-penelitian tersebut menjadi inspirasi bagi penulis untuk dalam penyusunan skripsi ini, sehingga penulis menjadikan penelitian terdahulu tersebut menjadi kajian yang digunakan penulis di daftar pustaka. Adapun para peneliti tersebut terdiri dari :

Penelitian yang dilakukan oleh Syarief Hidayat (2004) yang berjudul “Masalah Gizi di Indonesia: Kondisi Gizi Masyarakat Memprihatinkan”. Dalam penelitian ini dikatakan bahwa masih banyaknya penduduk Indonesia yang hidup dibawah garus kemiskinan, sehingga masarakat lebih dari 100 juta sangat beresiko terkena gizi buruk. Kemudian masalah gizi juga berhubungan dengan asupan makanan yang dimakan masyarakat sehingga dapat mencukupi satandar kalori dan protein yang diperlukan oleh tubuh. Rata-rata penduduk Indonesia tahun 2002 mengkonsulsi 202 kkl/kap/hari, sedangkan kecukupan gizi yang dianjurkan 2200 kkl/hari.

2.5. Kerangka Konseptual

(45)

Berdasarkan perumusan masalah, metode penelitian dan tujuan penelitian maka dapat dibuat kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :

Berdasarkan kerangka konseptual di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian bahwa independen yang terdiri dari Tenaga Kesehatan (X1) dan PDRB

perkapita (X2) mempengaruhi variabel dependen yaitu Kematian bayi (Y).

2.6. Teori Transisi Demografi

Landry adalah orang yang pertama mencoba menyusun gambaran mengenai demografis. Dia menyelidiki pengaruh faktor-faktor ekonomi terhadap penduduk, faktor yang paling penting adalah masalah produktivitas. Dimana faktor ekonomi akan mempengaruhi fertilitas dan juga mortalitas dan ini akan mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk biasanya cenderung bergerak kearah batas maksimum, kemudian karena faktor ekonomi yang tidak mencukupi mengakibatkan mortalitas cenderung meningkat, oleh sebab itu faktor ekonomi merupakan faktor penting dalam perkembangan jumlah pemduduk.

Tenaga Kesehatan (X1)

PDRB Perkapita (X2)

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur ilmiah yang dilakukan dalam mendapatkan data atau informasi untuk kegunaan atau tujuan tertentu. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan pendekatan ekonometrika dengan metode kuantitatif menggunakan model regresi linier berganda, hal ini dilakukan karena penelitian ini berusaha menjelaskan hubungan pengaruh variabel – variabel bebas terhadapa variabel terkaitnya.

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisa pengaruh gizi buruk, jumlah tenaga kesehatan dan PDRB perkapita terhadap tingkat kematian bayi di Kota Medan kurun waktu 1988 – 2007.

3.2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan ekonometrika menggunakan model regresi linier berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square), dimana peneliti berusaha menjelaskan hubungandan pengaruh variabel – variabel bebas (jumlah tenaga kesehatan, PDRB perkapita) terhadap variabel terikat (tingkat kematian bayi) yang dilengkapai dengan uji kesesuaian dan uji asumsi klasik.

(47)

Jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu variabel bebas dan variabel terikat, variabel bebasnya terdiri dari jumlah tenaga kesehatan dan PDRB perkapita sedangkan variabel terikanya adalah tingkat kematian bayi. Seluruh variabel bebas yang digunakan merupakan data sekunder yaitu data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), dalam bentuk time series.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu merupakan data yang diperoleh dari sumber informasi yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Sumatera Utara. Data yang akan digunakan dalam penelitian terdiri dari atas data jumlah tenaga kesehatan (satuan orang) dan PDRB perkapita (satuan juta rupiah) dan data tingkat kematian bayi (satuan orang).

Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan pengumpulan data melalui dua tahap. Tahap pertama yaitu melalui pengumpulan beberapa data penting seperti jurnal, artikel yang telah dipublikasikan. Tahap kedua yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data - data sekunder yang diperlukan dalam analisa penelitian.

(48)

3.5. Pengolahan data

Dalam pengelolahan data penulis menggunakan program komputer E – Views 5,1. Disamping itu juga digunakan aplikasi Microsoft World 2007 dalam

penulisan penelitian dan Microsoft Excel 2007 sebagai program pembantu, untuk dapat meminimalkan kesalahan dalam pencatatan data jika dibandingkan dengan pencatatan ulang secara manual.

3.6. Model Analisis Data

Dalam upaya pembuktian atas hipotesis yang telah dibuat maka harus dilakukan pengujian atas hipotesis itu sendiri dengan menggunakan metode ataupun pendekatan yang sesuai.

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang dibuat maka penelitian ini menetapkan metode analisa dan deskriftif kuantitatif dengan model regresi linier berganda . Penerapan metode ini akan menghasilkan tingkat hubungan antara variabel – variabel yang akan diteliti dengan demikian dapat ditunjukkan seberapa besar kontribusi variabel – variabel bebas terhadap variabel terkaitnya serta arah hubungan yang terjadi ( hubungan negatif atau positif ). Maka fungsi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

Y = f(X1,X2) ... (1)

(49)

Y = α - β1X1 - β2X2 + µ ... (2)

Dimana :

Y = Jumlah kematian bayi (orang)

X1 = Jumlah tenaga kesehatan (orang)

X2 = PDRB per kapita (rupiah)

β1β2 = Koefesien Regresi

α = Intercept

µ = Tingkat kesalahan (Term of Error)

Bentuk hipotesis secara matematis adalah sebagai berikut :

Artinya jika terjadi kenaikan pada X2 (tenaga kesehatan), maka Y

(kematian bayi), mengalami penurunan, cateris paribus.

Artinya jika terjadi kenaikan pada X3 (tenaga kesehatan), maka Y (PDRB perkapita), mengalami penurunan, cateris paribus.

3.6.1. Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit)

(50)

Untuk melakukan uji kesesuaian pada skripsi ini maka penulis melakukan beberapa pengujian sebagai berikut :

3.6.1.1. Uji Koefesien Determinasi (R-square/R2)

Pengujian koefesien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel – variabel bebas secara bersama – sama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel terikatnya.

Nilai R2 menunjukkan besarnya variabel – variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Nilai R2 berkisaran antara 0 dan 1 (0 ≤ R2 ≤1). Semakin bear nilai R2, maka semakin besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel – variabel independen. Sebaliknya jika R2 kecil, maka akan semakin kecil variasi variabel dependen yang dapat di jelaskan oleh variabel independen.

3.6.1.2. Uji t-Statistik

Uji t-statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing – masing koefesien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Nilai = nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :

(51)

b2 = nilai hipotesis nol

Se(bi) = simpangan baku dari variabel independent ke - i

H0 diterima

H0 ditolak H0 ditolak

t-hitung t-tabel 0 t-tabel t-hitung

Gambar : 3.1 Kurva Uji t- statistik

Dalam uji t ini digunakan perumusan bentuk hipotesis sebagai berikut :

Ho : b1 = 0

Ha : b1 ≠ 0

Pengujian dilakukan melalui uji-t dengan membandingkan t statistik dengan t tabel. Apabila hasil perhitungan menunjukkan :

a. Ho diterima dan Ha ditolak apabila t-hitung ˂ t -tabel dengan tingkat kepercayaan (α)

(52)

b. Ho ditolak dan Ha diterima apabila t-hitung ˃ t -tabel dengan tingkat kepercayaan (α).

Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat, dimana terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan sebesar (α).

3.6.1.3. Uji F-Statistik

Uji F- Statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel secara bersama – sama terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai F-hitung dengan nilai F-tabel pada tingkat

kepercayaan tertentu (α) secra bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.

Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus.

F-hitung =

R2 = koefesien determinasi

k = jumlah variabel independen ditambah intercep dari suatu model persamaan.

N = jumlah sampel

Ho diterima

(53)

0 F-tabel

Gambar : 3.2 Kurva Uji F statistik

Untuk uji F-statistik ini digunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 : b1 = b2 = bn ...bn = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : b1 ≠ 0...bi = 1 (ada pengaruh)

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 :β1 =β2 =0 H0 diterima (F-hitung < F-tabel) artinya variabel independen

secara parsial tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen.

Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0 Ha diterima (F-hitung > F-tabel) artinya variabel independen

secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

3.6.2. Uji penyesuaian asumsi klasik

Uji penyimpangan Asumsi Klasik adalah pengujian yang dilakukan terhadap :

3.6.2.1. Uji Multikolonieritas

(54)

kesulitan untuk dapat melihat penguh variabel idependen terdapat variabel dependennya.

Adanya multikolonieritas dapat ditandai dengan :

• Satndar error yang tidak terhingga

• R2 sangat tinggi akan tetapi t-satistik berubah tanda dan tidak signifikan

• Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α =1%,α =5%, α =10%

• Terjadinya perubahan tanda atau ketidaksesuain teori.

Masalah multikolieritas juga dapat dideteksi dengan 2 (dua) cara lainnya, yaitu:

•Korelasi antar variabel

•Menggunakan korelasi parsial (Wahyu Ario dan Paidi Hidayat, 2007 : 88)

3.6.2.2. Uji autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi (hubungan) yang terjadi antara anggota – anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu (time series). Autokorelasi ini menunjukkan hubungan antara nilai – nilai yang berurutan dari variabel – variabel yang sama.

Autokorelasi dapat terjadi apabila kesalahan pengganggu suatu periode korelasi dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Ada beberapa cara untuk menguji autokorelasi, yaitu :

• Dengan memplot grafik

• Dengan D-W Test (Uji Durbin Waston)

(55)

D- hitung =

Dengan hipotesis sebagai berikut :

H0 : ῥ = 0, artinya tidak ada autokorelasi

Ha : ῥ = 0, artinya ada autokorelasi

Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah varibel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam table distribusi Durbin-Waston untuk nilai α. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

Inconclusive Inconclusive

Daerah kritis Tidak menolak Ho Daerah kritis

Tolak Ho Tidak ada autokorelasi Tolak Ho

0 dl du 2 4 - du 4 - dl Gambar 3.3 Kurva Durbin – Waston

Keterangan :

(56)

DW˂dl : Tolak H0 (ada korelasi positif)

Dw˃4-dl : Tolak H0 (ada korelasi positif)

du˂DW˂ 4 -du : Terima H0 (Ada autokorelasi)

dl≤DW˂ 4-du : Tidak bisa disimpulkan (Inconclusive)

(4-du) ≤ DW ≤ (4-dl) : Tidak bisa disimpulkan (Inconclusive)

3.7. Defenisi Variabel Operasional

Adapun defenisi variabel – variabel operasional yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kematian bayi adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi yang berumur di bawah satu tahun per 1000 kelahiran dalam satu tahun (satuan orang).

2. Tenaga kesehatan adalah orang yang dapat memberikan bantuan medis, dalam hal ini dapat membantu dalam hal persalinan (satuan orang).

(57)

BAB IV

DESKRIPTIF DAERAH PENELITIAN

Gambaran Umum Wilyah Kota Medan

4.1 Lokasi

Letak Kota Medan memang strategis, Kota ini dilalui Sungai Deli dan Sungai Babura Keduanya merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai. Keberadaan Pelabuhan Belawan di jalur di Selat Malaka yang cukup modern sebagai pintu gerbang atau pintu masuk wisatawan dari perdagangan barang dan jasa baik perdagangan domestik maupun luar negri (ekspor-impor), menjadikan Medan sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat. Diproyeksikan penduduk Kota Medan Tahun 2006 mencapai 2.067.288 jiwa. Dibanding sensus pada Tahun 2000 terjadi pertambahan penduduk sebesar 163.015 jiwa (0,92 persen)

Dengan luas wilayahi mencapai 265,10 km2

(58)

yaitu sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat pelayanan jasa keuangan, pusat komunikasi , pusat akomodasi kepariwisataan, serta berbagai pusat perdagangan regional dan internasional. Serta Kota Medan juga didukung dengan berbagai infrastruktur yang cukup memadai yang dapat dipergunakan untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat Kota Medan. Berikut ini adalah luas wilayah Kota Medan yang dapat dijadikan sebagai potensi dan keunggulan daerah.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kota Medan

(59)

21 Medan belawan 26,25

Total 265,1

Sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2008

4.1.1. Letak Geografis

Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli maka secara .geografis, wilayah Kota Medan berada antara 2฀.27’ – 2฀.47’ LU dan 98฀35’ – 98฀.44’ BT dan Kota Medan sendiri berada 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut dengan luas wilayah 265,10 km2 dengan batas sebagai berikut:

• Batas Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka

• Batas Selatan : Kabupaten Deli Serdang

• Batas Timur : Kabupaten Deli Serdang

• Batas Barat : Kabupaten Deli Sedang

4.1.2. Kondisi Iklim

Kondisi Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia pada tahun 2006 berkisar 23,00 C – 24,10 C dan suhu maksimum berkisar 30,60C – 33,10C . serta menurut Stasiun sampali suhu minimumnya berkisar antara 23,60C – 24,40C dan suhu maksimun berkisar antara 30,20C – 32,50C.

Selanjutnya mengenai kelembapan udara di wilayah kota Medan rata-rata 78%-82%. Dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec sedangkan total rata-rata laju penguapan tiap bulannya 100,6 mm. Hari hujan Kota Medan menurut Stasiun Sampali perbulannya 211,67 mm.

(60)

Menurut Philip M. Hauser dan Duncan (1959) mengatakaan defenisi dari demografi adalag sebagai berikut :

“Demography is the study of the size, territorial distribution and compotition,

changes there in and the components of such changes which maybe indentified as

natality, territorial movement(migration), and social mobility(change of states)”.

Yang terjemahannya dalam bahasa Indonesia kurang lebih sebagai berikut :

Demgrafi mempelajari jumlah,persebaran, territorial dan komposisi penduduk serta perubahan – perubahandan serta perubahan - perubahan itu yang biasanya timbul karena natalitas(fertilitas), mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran dan komposisi penduduk. Struktur ini selalu berubah – ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi, yaitu : kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk.

Program kependudukan di Kota Medan sama dengan kebanyakan program kependuduk an yang sedang dijalankan di daerah lainnya yang ada di Indonesia yaitu meliputi : pengendalian kelahiran, penurunan tingkat kematian bayi, perpanjangan usia harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang dan pengembangan potensi penduduk sebagai salah satu modal pembangunan kota Medan kedepannya.

(61)

segi kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas) dan juga migrasi dimana ketiga komponen ini merupakan komponen demografi yang saling berhubungan.

(62)

G

Hhht

ttvariabel dari disiplin lain

-sosiologi

-antropologi

-ekonomi -geografi -biologi Variabel Demografi

Karakteristik Penduduk

-jumlah

-persebaran

-komposisi penduduk

Peoses Demografi :

-kematian

-kelahiran

migrasi

Sumber : Mantra, Ida Bagoes :5

Gambar : 4.1

(63)

Variabel demografi terletak pada lingkaran I dan variabel non demografi terletak pada lingkaran ke II. Variabel pertam menjelaskan mengenai varial demografi dan apabila bergabung dengan variabel non demgrafi maka akan menghasilkan masalah kependudukan.

Anak panah bermata dua, baik pada lingaran I dan lingkaran II, mengartikan adanya hubungn timbal balik antara variabel – variabel tersebut. Dengan adanya hubungan timbal balik, akan member kebebasan kepada pakar ilmu sosial untuk menganalisis lebih mendalam hubungan antara variabel demografi dan variabel non demografi yang akhirnya menimbulkaan kajian – kajian demogrfi ekonomi.

4.1.4 Perkembangan Jumlah Penduduk

(64)

Tabel 4.2

Jumlah, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk di Kota Medan Tahun

2001 - 2007

(65)

Tabel 4.3

Persentase Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut Kelompok Umur Tahun 2007 GOLONGAN

UMUR

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

JIWA PERSEN(%) JIWA PERSEN (%) JIWA PERSEN (%)

0 - 4 89.206 8,62 92.853 8,86 182.059 8,74

5 - 9 96.559 9,33 91.885 8,76 188.444 9,05

10 - 14 98.519 9,52 100.590 9,59 199.109 9,56

15 - 19 111.263 10,75 105.426 10,06 216.689 10,40

20 - 24 116.164 11,23 121.385 11,58 237.549 11,40

25 - 29 99.499 9,62 102.041 9,73 201.540 9,67

30 - 34 83.325 8,05 75.926 7,24 159.251 7,64

35 - 39 75.482 7,30 83.180 7,93 158.662 7,62

40 - 44 70.091 6,77 75.926 7,24 146.017 7,01

45 - 49 57.837 5,59 53.680 5,12 111.517 5,35

50 - 54 47.054 4,55 47.393 4,52 94.447 4,53

55 - 59 30.879 2,98 31.434 3,00 62.313 2,99

60 - 64 26.468 2,56 22.246 2,12 48.714 2,34

65 + 32.350 3,13 44.493 4,24 76.845 3,69

JUMLAH 1.034.696 100,00 1.048.460 100,00 2.083.156 100,00

(66)

Adapun gambar piramida penduduk kota Medan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

12 % 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 %

Gambar 4.2

Piramida Penduduk di Kota Medan

Laki - laki UMUR Perempuan

65+

60 - 64

55 -59

50 - 54

45 - 49

40 - 44

35 - 39

30 - 34

25 - 29

20 - 24

16 - 19

10 - 14

5 - 9

(67)

Rasio jenis kelamin (sex ratio)

Perbandingan antara banyaknya jumlah penduduklaki-laki dengan banyaknya jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan kurun waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 jumlah penduduk perempuan. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

Dari rumus di atas maka kita dapat menghitung rasio jenis kelamin (sex ratio) di Kota Medan :

=

98,7 dibulatkan menjadi 99

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa rasio jenis kelamin penduduk di Kota Medan pada tahun 2007 adalah 99, berarti setiap 100 orang perempuan terdapat 99 orang laki-laki.

Angka beban tanggungan (Dependency Ratio)

Angka yang menyatakan perbandingan banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun atau di atas 65 tahun ke atas ). Adapun rumusnya dapat dituliskan sebagai berikut :

Dependency ratio =

(68)

Dari rumus di atas maka kita dapat menghitung angka beban tanggungan (dependency ratio). Di Kota Medan.

= 44,9 dibulatkan menjadi 45

Dari hasil di atas menunjukkan bahwa angka beban tanggungan penduduk di Kota Medan tahun 2007 adalah 45, ini berarti bahwa tiap 100 orang yang berusia produktif harus menanggung 45 orang yang berusia tidak produktif.

Secara kasar angka ini dapat digunakan sebagai indikator ekonomi dari suatu Negara apakah Negara tersebut tergolong maju atau tidak.

4.1.5. Perkembangan Belanja APBD Untuk Sektor Kesehatan

Pada sektor kesehatan pemko Medan juga sangat perduli dengan peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, terutama bagi kalangan yang kurang mampu. Sesuai dengan instruksi walikota Medan, maka setiap warga Kota Meadan yang tidak mampu akan memdapatkan pelayanan berobat secara gratis di seluruh puskesmas yang ada di Kota Medan.

(69)

4.1.6. Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kota Medan

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dibidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan gambaran tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatdengan cara memperluas lapangan kerja, pemerataan pembagian pendapan, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahan pergeseran sektor ekonomi dari sektor pertanian menjadi sektor sekunder dan tersier (BPS,2007:2). Dengan kata lain arah dan pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik secara real dan tingkat pemerataannya semakin baik sesuai dengan yang digariskan dalam GBHN dan UUD 1945 yaitu mencapai Masyarakat Adil dan Makmur.

Untuk melihat perkermbangan ekonomi tersebut secara rinci dari tahun ketahun, disajikan melalui PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha secara berkala pertumbuhannya. Jika terjadi pertumbuhan yang positif , hal ini menuknjukan adanya peningkatan perekonomian dibanding dengan tahun lalu. Sebaliknya apabila negtif , hal ini menujkukkan adanya penurunan perekonomian dibandingkan tahun lalu.

Kegiatan perekonomian di Kota Medan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, pada tahun 2007, pertumbuhan ekonomi Kota Medan mengalami kenaikan sebesar 7,78 persen,angka lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 7,76 persen

(70)

Tabel 4.4

Laju pertumbuhan Ekonomi Kota Medan periode 2003 – 2007 Menurut Sektor/ Lapangan Usaha Atas Dasar Berlaku (%)

Sektor/Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007

1.Pertanian 4,49 1,98 1,30 0,37 5,14

2.pertambangan 1,38 9,31 0,88 5,89 (10,30)

3.industri pengolahan 4,08 5,31 3,14 6,59 6,08

4.Lisstrik, Gas dan Air Bersih 7,98 6,52 2,27 5,39 2,81

5.Kontruksi 5,65 2,96 7,52 11,01 6,43

6.Perdagangan, Hotel & Restoran 3,61 5,65 10,45 6,15 5,94 7.Transportasi & telekomunikasi 7,24 5,63 10,45 13,34 10,61 8. Keuangan & jasa Perusahaan 5,32 3,88 12,11 5,08 12,82

9.jasa- jasa 4,42 4,98 8,00 6,34 6,83

PDRB 5,06 5,46 6,98 7,76 7,78

Sumber : BPS, Sumatera Utara Dalam Angka 2008

4.1.7. Hubungan Variabel Demografi dengan Pembangunan Ekonomi

(71)

penduduk terhadap mutu manusia yang dapat dicerminkan oleh kesehatan,pendidikan keamanan. Dari segi ekonomi penduduk dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu :

1) Economically active population yaitu : para pekerja yang memperoleh barang dan jasa dan mereka yang sedang aktif mencari nafkah. .(teori-teori kebijaksanaan penduduk,Lalu burhan,MSc)

2) Economically inactive population yaitu : bagi mereka yang tidak bekerja dan tidak sedang menvari pekerjaan, diman mereka ini hanya mengkonsumsi dan tidak memproduksi suatu barang dan jasa dilihat dari sudut pandang ekonomi.(teori-teori kebijaksanaan penduduk,Lalu burhan,MSc).

4.2. Hasil Estimasi

(72)

Tabel 4.5 Hasil Regresi

No Variabel Koefesien Standart error t- statistik

1 Interscept 5530671 4.348537 12.71846

2 Tenaga Kesehatan (X1) -0.002505 0.000984 -2.546999 3 PDRB perkapita (X2) -0.001495 0.000235 -6.357844

4 R2 0.727166

5 Adjust R2 0.695068

6 F-statistik 22.65451

7 DW-statistik 1.896584

Sumber : Dioalah dari Data Sekunder BPS Sumut *** signifikan pada derajat kepercayaan 1%

** signifikan pada derajat kepercayaan 5% *signifikan pada derajat kepercayaan 10%

4.3. Interpretasi Model

Model persamaan adalah sebagai berikut :

Y = α - β1X1 - β2X2 + µ ... (2)

(73)

Dari hasil estimasi di atas maka dapat dijelaskan pengaruh variabel dependen terhadap variabel dependen sebagai berikut :

a. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap Tingkat Kematian Bayi di Kota Medan dengan besarnya koefesien – 0.0025 yang artinya jika tenaga kesehatan meningkat sebesar 1 orang maka akan menyebabkan penurunan Kematian Bayi di Kota Medan sebesar 0,0025 orang per seribu per tahun, ceteruis paribu. dengan tingkat kepercayaan 95 %

b. PDRB perkapita

PDRB perkapita mempunyai pengaruh negatif terhadap Tingkat Kematian Bayi di Kota Medan dengan besarnya koefesien – 0,0014 yang artinya setiap kenaikan 1 juta PDRB perkapita maka akan menurunkan Kematian Bayi di Kota Medan sebesar 0,0014 per tahun,cateris paribus tingkat kepercayaan 99 %.

4.4. Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)

1. Koefesien Determinasi (R2)

(74)

2. Uji Parsial Test (t-stat)

Uji t-statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing – masing koefesien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan variabel yang konstan. Dalam uji ini dipergunakan hipotesis sebagai berikut :

Ho : bi = 0 (tidak signifikan) Ha : bi ≠ 0 (signifikan)

1. Variabel Tenaga Kesehatan (X1)

Dari hasil analisa diketahiu t-hitung -2,546 α 5 % = α, df = n – k – 1

= 20 – 2 – 1

= 17 maka t – table -2,110

Ha diterima Ha diterima

Ho diterima

-2,546 -2,110 0 2,110 2,546 Gambar 4.3 Kurva Uji t – statistik variabel tenaga kesehatan

(75)

dengan t-hitung < t-tabel ( -2,546 < -2,110 ) dengan demikian hipotesa Ha diterima

artinya variabel tenaga kesehatan berpengaruh nyata terhadap tingkat kematian bayi pada tingkat kepercayaan 95%.

2. Variabel PDRB perkapita

Dari hasil analisa diketahiu t-hitung -6,357 α 1 % = , df = n – k – 1

= 20 – 2 – 1

= 17 maka t – table –1,740

Ha diterima Ha diterima

Ho diterima

-6,357 -1,740 0 1,740 6,357 Gambar 4.4 Kurva Uji t – statistik variabel PDRB perkapia

Dari hasil estimasi diatas dapat diketahui bahwa variabel PDRB perkapita berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Kematian Bayi di Kota Medan pada α 1 % dengan t-hitung < t-tabel (-6,357 < -2,898) dengan demikian hipotesa Ha diterima artinya

(76)

3. Uji F-Statistik (Uji keseluruhan)

Uji F- statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (tenaga kesehatan, dan PDRB perkapita ) secara keseluruhan mampu mempengaruhi variabel dependen dalam hal ini kematian bayi.

Adapun cara pengambilan keputusan :

Ho diterima : jika (F-hitung < F-tabel) artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen.

Ha diterima : jika (F-hitung > F-tabel) artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Berdasarkan estimasi yang telah dilakukan, diperoleh nilai F-hitung sebesar 22.65451 dimana:

α =1 %, n = 20, k = 2 df = (k-1,n-k) = (2-1,20-2)

= (1,18) maka F-tabel = 8,28

Dapat ditarik kesimpulan bahwa Ha diterima, dimana Fhitung > Ftabel (22,65451

(77)

Ho diterima

Ho ditolak

0 22,65 28,87

Gambar : 4.5 Kurva Uji F statistik

4.5 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

1. Multikolonieritas

Untuk dapat mengetahui ada tidaknya multikolonieritas di dalam suatu model maka dapat dilakukan dengan menggunakan uji multikolonieritas, yaitu dengan meregres masing – masing variabek independen. Dalam penelitian ini tidak adanya multikolonieritas antara variabel independen. Hail ini dapat dilihat dari koefesien masing – masing variabel yang sesuai dengan hipotesa yang telah ditentukan. Kemudian multikolonieritas juga dapat dilihat melalui Rsquare. Jika R square lebih kecil dari R adjusted maka tidak ditemukan multikokonieritas, namun sebaliknya jika R square lebih besar daripada R adjusted, maka di dalam model terdapat multikolonieritas.

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 2.1
Gambar 2.1
Gambar 2.3 Grafik Pola Kematian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil regresi probit dengan menggunakan metode 2PLS diperoleh tiga variabel bebas yang berpengaruh negatif terhadap peluang rumah tangga menjadi miskin,

dirumuskan oleh undang-undang sebagai alat pembayaran yang sah. Berdasarkan fungsinya dalam kegiatan sehari-hari, uang adalah suatu benda yang dapat digunakan sebagai alat

ADANYA BREAKWATER YANG BERLUBANG, SAMPAH YANG BERASAL DARI PERAIRAN TELUK JAKARTA LELUASA MASUK KE ALUR DAN KOLAM PELABUHAN. Sum b e r Pe lind o

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa: (1) Terdapat pengaruh positif yang signifikan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar matematika;(2)

teknologi yang paling populer sekarang ini adalah internet karena dengan adanya internet banyak informasi berharga yang dapat kita ambil dengan mudah, internet merupakan salah

Hipotesis keempat merupakan hipotesis terakhir dalam penelitian yang berbunyi Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) lebih besar dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap

Sembrar plantas y árboles en zonas con pendiente Caficulturores en El Salvador y Costa Rica.. 15 Resumen correspondiente: 9.1 correspondiente: 9.1 Mantener cobertura verde sobre

89,33% responden setuju aplikasi ini membantu dalam melakukan perjalanan ibadah haji, 85,33% responden setuju aplikasi ini mudah digunakan, 84% responden setuju