• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proyeksi Angka Kelahiran Dan Kematian Bayi Di Kotamadya Medan Tahun 2012 Dengan Menggunkan Metode Eksponensial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Proyeksi Angka Kelahiran Dan Kematian Bayi Di Kotamadya Medan Tahun 2012 Dengan Menggunkan Metode Eksponensial"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DI KOTAMADYAMEDAN TAHUN 2012 DENGAN

MENGGUNKAN METODE EKSPONENSIAL

TUGAS AKHIR

ANDRY MURHASTOMO

092407073

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI

DI KOTAMADYA MEDAN TAHUN 2012DENGAN

MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

ANDRY MURHASTOMO

092407073

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN

KEMATIAN BAYI DI KOTAMADYA MEDAN

TAHUN 2012 DENGAN MENGGUNKAN METODE

EKSPONENSIAL

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : ANDRY MURHASTOMO

Nomor Induk Mahasiswa : 092407073

Program Studi : DIII STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA)

Diluluskan di

Medan, Juni 2012

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua Pembimbing

(4)

PERNYATAAN

PROYEKSI ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DI KOTAMADYA MEDAN TAHUN 2012 DENGAN MENGGUNKAN METODE EKSPONENSIAL

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2012

(5)

PENGHARGAAN

Dengan mengucap puji dan syukur kepada ALLAH S.W.T karena dengan berkat, rahmat dan Karunia-Nya penulis masih diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyeselesaikan pendidikan Diploma 3 Program Studi Statistika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Sumatera Utara. Pada Kesempatan Ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang senantiasa memberikan bantuan dan dukungannya kepada penulis baik berupa informasi, data, sumbangsih pemikiran, arahan, kritikan, dan dorongan semangat. Ucapan terima kasih itu kepada :

1. Bapak Dr. Sutarman, M.Sc selaku Dekan FMIPA USU beserta Pembantu Dekan FMIPA USU.

2. Bapak Prof. Dr. Tulus, M.Si selaku Ketua Departemen Matematika FMIPA USU dan Dra. Mardiningsih, M.Si selaku Sekretraris Departemen Matematika FMIPA USU Beserta seluruh dosen dan pegawai pada Departemen Matematika FMIPA USU.

3. Bapak Drs. Faigiziduhu Bu’ulölö, M.Si selaku Ketua Program Studi D3 Statistika FMIPA USU dan Bapak Drs. Suwarno Ariswoyo, M.Si selaku Sekretaris Program Studi D III Statistika FMIPA USU.

4. Bapak Drs. Djenda Djudjur Ginting, M.Si selaku Pembimbing saya pada penyelesaian Tugas Akhir ini yang telah memberikan panduan dan kepercayaan penuh kepada saya untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini. Panduan ringkas, padat dan profesional yang diberikan begitu bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Ucapan Terima kasih Penulis Yang teristimewa Untuk kedua Orang Tua Penulis, Bapak dan Ibu tercinta Yang selalu memberikan Curahan kasih sayang dan Doa untuk Anaknya. Dan adik-adik serta seluruh keluarga yang telah mendukung penulis.

6. Buat seluruh teman – teman D3 Statistika khususnya pada Kelas STATISTIKA C 2009 yang telah memberikan dukungannya kepada penulis Sehingga Tugas Akhir ini dapat Terselesaikan.

.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis sudah berupaya semaksimal mungkin. Dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki maka penulispun menyadari apabila terdapat kesalahan baik yang di sengaja maupun tidak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang demi penyempurnaan Tugas Akhir ini. Sedikit harapan atau asa dari penulis semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.

Medan, Juni 2012

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

PENGHARGAAN iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Maksud Penelitian 3

1.5 Tujuan Penelitian 3

1.6 Manfaat Penelitian 4

1.7 Lokasi Penelitian 4

1.8 Metodologi Penelitian 5

1.9 Sistematika Penulisan 6

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian-pengertian 8

2.2 Fertilitas 9

2.3 Mortalitas 11

2.4 Proyeksi 13

2.5 Peranan Proyeksi 13

2.6 Rumus Yang Digunakan 14

BAB 3 TINJAUAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

3.1 Sejarah Singkat Kota Medan 15

(7)

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang 19

3.1.3 Masa Kemerdekaan 20

3.1.4 Kondisi Wilayah 22

3.1.5 Iklim 23

3.2 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS) 24 3.3 Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik (BPS) 28

3.4 Visi dan Misi Badan Pusat Stistik (BPS) 29

3.3.1 Visi Badan Pusat Stistik (BPS) 29

3.3.2 Misi Badan Pusat Stistik (BPS) 29

3.5 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik (BPS) 30 3.6 Tugas dan Wewenang Setiap Bagian di Badan Pusat Statistik 32

BAB 4 ANALISA DATA

4.1 Pengertian Analisa Data 38

4.2 Angka Kelahiran Bayi (TFR) 40

4.3 Proyeksi Angka Kelahiran Bayi (TFR) Pada Tahun 2012

dengan Rumus Eksponensial 42

4.4 Angka Kematian Bayi (IMR) 44

4.5 Proyeksi Angka Kematian Bayi (IMR) Pada Tahun 2012

dengan Rumus Eksponensial 48

4.6 Angka Harapan Hidup (AHH) 48

4.7 Mekanisme Angka Kematian Bayi 48

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem 52

5.2 Tujuan Implementasi Sistem 52

5.3 Pengertian Microsoft Excel 53

5.4 Struktur Microsoft Excel 53

5.5 Pengaktifan Microsoft Excel 54

5.6 Jendela Lembar Kerja Microsoft Excel 55

5.7 Pengisian Data 56

(8)

BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan 60

6.2 Saran 61

DAFTAR PUSTAKA 62

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Banyaknya Angka Kelahiran bayi (TFR) dan Angka

Kematian Bayi Pada Periode tahun 1999-2008 di Kotamadya Medan

39

Tabel 4.2 Banyaknya Wanita Usia 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Menggunakan Alat/Cara KB

43

Tabel 4.3 Tingkat Infant Mortality (IMR) Tahun 1999-2008 di Kotamadya Medan

45

Tabel 4.4 Banyaknya Tenaga Kesehtan/Penolong Persalinan di Kotamadya Medan

49

Tabel 4.5 Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnya Menurut Kecamatan Tahun 2010

50

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Banyaknya Angka Kelahiran Bayi (TFR) dan Angka

Kematian Bayi (IMR) Pada Periode Tahun 1999-2009 di Kotamadya Medan

40

Gambar 4.2 Tingkat Infant Mortality (IMR) Tahun 1999-2008 di Kotamadya Medan

46

Gambar 5.1 Pengaktifan Excel 54

Gambar 5.2 Jendela Lembar Kerja Excel 56

Gambar 5.3 Pengisian Data 57

Gambar 5.4 Tampilan Saat Pemblokan Data 57

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesejahteraan penduduk merupakan suatu tujuan penting yang ingin dicapai setiap negara. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah berusaha membuat suatu kebijakan-kebijakan penting dan berusaha memenuhi sarana dan fasilitas yang dapat menunjang bagi kesejahteraan penduduk.

Pada dekade ini, pemerintah memerlukan proyeksi penduduk sehubungan dengan tujuan dan tanggung jawabnya untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi masyarakat melalui pengadaan pembangunan yang terencana. Mengingat semua rencana-rencana pembangunan, baik ekonomi maupun sosial, menyangkut pertimbangan tentang jumlah serta karekteristik dari pada penduduk dianggap sebagai persyaratan minimum untuk proses perencanaan pembangunan.

(12)

Fertilitas ( kelahiran ) juga adalah salah satu komponen yang penting dalam pertumbuhan jumlah penduduk. Bila jumlah kelahiran tinggi maka pertumbuhan penduduk akan tinggi. Apabila tingginya angka kelahiran tidak diperhatikan perkembangannya, maka akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan masyrakat dari suatu wilayah atau negara baik dalam tingkat kesehatan, sosial maupun ekonomi.

Dari hal di atas, maka penulis mengadakan penelitian terhadap pertumbuhan angka kelahiran dan kematian bayi di kota medan tahun 1999 sampai dengan 2008 sebagai bahan dasar penulisan tugas akhir dengan judul “PROYEKSI ANGKA

KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DI KOTAMADYA MEDAN TAHUN 2012 DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL”. Dengan tujuan agar dapat diketahui sebesar apa pertumbuhan kelahiran dan kematian bayi dan memproyeksikannya pada tahun-tahun berikutnya.

1.2Rumusan Masalah

Bagaimana proyeksi angka kelahiran dan kematian bayi pada tahun 2012 dengan metode eksponensial ?

1.3 Batasan Masalah

(13)

dalam mengambil keputusan. Sebagai pembatasan masalah ini adalah hanya terbatas pada analisa untuk mengetahui tingkat kenaikan / penurunan angka kelahiran dan kematian bayi serta memperkirakan jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun 2012 di Kotamadya Medan.

1.4 Maksud Penelitian

Maksud dari penulisan ini adalah untuk mengamati dan memberikkan penyajiaan data yang diharapkan dapat dipergunakan seefisien mungkin bagi pihak yang membutuhkannya untuk dapat mengambil suatu keputusan atau kebijakan yang dapat membangun kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kotamadya Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang proyeksi pertumbuhan angka kelahiran dan kematian bayi di Kotamadya Medan.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam Penulisan Tugas Akhir adalah :

a. Bagaimana penggunaan metode eksponensial untuk menghitung jumlah kelahiran dan kematian bayi di kota medan ?

(14)

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat Penulisan Tugas Akhir ini adalah : a. Bagi Jurusan

Agar dapat dijadikan sebagai acuan bagi mahasiswa serta dapat memberikan bahan refrensi bagi pihak perpustakaan sebagai sebagai bahan bacaan yang dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca dalam hal ini.

b. Bagi Pemerintah Sumatera Utara

Sebagai bahan pertimbangan atau masukan dalam mengambil suatu keputusan yang tepat. Dan sebagai sumbangan dalam pemikiran untuk peramalan.

1.7Lokasi Penelitian

Dalam melakukan peninjauan penulis mengambil data yang sudah ada pada Badan Pusat Statistikan (BPS) Propinsi Sumatera Utara. Penulis mengambil data dari tahun yang lampau sampai tahun tertentu guna melakukan analisa.

1.8 Metodologi Penelitian

(15)

1. Penelitian Kepustakaan

Yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perputakaan, dengan membaca buku–buku, refrensi dan bahan–bahan yang bersifat teoritis yang ada kaitanya dengan kependudukan di Kota Medan yang mendukung penulisan Tugas Akhir ini.

2. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data untuk keperluaan riset ini penulis lakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Medan. Data yang dikumpulkan tersebut , kemudiaan diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka–angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.

3. Teknik dan Analisa Data

Data penelitian dianalisis dengan menggunakan metode proyeksi dan fenomena yang bersifat tumbuh secara eksponensial. Eksponensial adalah pertumbuhan penduduk secara terus menerus (continous).

Adapun rumus proyeksi eksponensiak tersebut adalah sebagai berikut :

=

Dengan :

= Jumlah kelahiran dan kemtian bayi pada tahun t

= Jumlah kelahiran bayi pada tahun awal e = Angka eksponensial (2.718282)

(16)

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematika diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, maksud dan tujuan, rumusan masalah, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan. Dan juga dijelaskan model yang akan digunakan untuk proyeksi ( ramalan ) serta atribut yang mendukung perhitungan dalam kependudukan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. Dan juga dijelaskan model yang akan digunakan untuk proyeksi ( ramalan ) serta atribut yang mendukung perhitungan dalam kependudukan.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Bab ini menguraikan tentang sejarah berdirinya Badan Pusat Statistik ( BPS ) dan struktur organisasinya.

BAB 4 : ANALISIS PEMBAHASAN

(17)

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini dijelaskan tentang cara pengaktifan jendela excel, pengisian data dan cara pembuatan grafik.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

(18)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian-pengertian

Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Demografi sendri berasal dari bahasa Yunani yaitu “Demos” yang berarti rakyat atau penduduk dan “Grafein” yang

berarti menulis. Jadi Demografi adalah tulisan – tulisan mengenai rakyat atau penduduk.

Berdasarkan : Multilingual Demographic Ditionary (IUSSP,1982) adalah :

Demography is the scientic study of human population in primarily

with the respect to their size, their structure (compotition) and their

development (change).

Dalam bahasa Indonesia terjemahannya adalah :

Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).

(19)

Demography is the study of the size, territorial distribution and

compotition, changes there in and the components of such changes which

maybe identified as natality, territorial movement (migration) and social

mobility (change of states).

Dalam bahasa Indonesia terjemahannya adalah :

Demografi mempelajari jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan–perubahannya dan sebab–sebab perubahan itu yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak territorial (migrasi) dan mobilitas social (perubahan status).

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Demografi mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk ini selalu berubah – ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk.

2.2 Fertilitas

Fertilitas adalah suatu istilah yang di gunakan didalam bidang demografi untuk menggambarkan jumlah anak yang benar-benar dilahirkan hidup. Atau dengan kata lain fertilitas adalah suatu ukuran yang diterapkan untuk mengukur hasil reproduksi dari wanita, yang di peroleh dari data statistik kelahiran anak.

(20)

kebutuhan tumbuh kembang bayi tersebut, termasuk pemenuhan gizi, kecukupan kalori dan perawatan kesehatan. Pada gilirannya, bayi ini akan tumbuh menjadi anak usia sekolah yang menurut pendidikan, lalu masuk angkatan kerja dan mencari pekerjaan. Bayi perempuan akan tumbuh menjadi remaja perempuan dan usia subur yang akan menikah dan melahirkan bayi.

Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya angka kelahiran, yaitu faktor demografi dan faktor non demografi. Faktor demografi diantaranya struktur umum, status perkawinan, umur kawin. Sedangkan faktor non demografi meliputi keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita dan lain-lain. Variabel – variabel ini sangat berpengaruh secara langsung terhadap angka kelahiran.

Angka kelahiran atau angka kesuburan di pengaruhi oleh: 1. Umur memulai hubungan

2. Peningkatan pelayanan kesehatan pada umumnya 3. Kematian janin baik disengaja atau tidak disengaja 4. Keluarga berencana pada khususnya

(21)

penulis menggunakan metode eksponensial untuk memproyeksikan kelahiran dimasa yang akan datang.

2.3 Mortalitas

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Komponen ini bukan saja bagi pemerintah secara keseleruhan melainkan perlu juga bagi pihak swasta, terutam yang berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan. Perlunya data ini dapat menunjang proyeksi penduduk guna perencanaan pambangunan.

Yang dimaksud dengan kematian adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Budi Utomo, 1985). Dari defenisi diatas terlihat bahwa keadaan mati hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup. Dengan kata lain mati tidak pernah ada apabila kehidupan tidak ada, sedang kehidupan selalu dimulai dengan lahir hidup (live birth).

Lahir hidup menurut badan UN (United Nation) dan WHO (World Health Organization) yaitu:

(22)

2. Lahir mati yaitu peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil pembuahan sebelum hasil pembuahan tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya.

Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan kematian bayi. Secara garis besar peneybabnya, kematian bayi dibedakan atas dua jenis yaitu:

1. Kematian bayi endogen

Kematian bayi yang disebabkan oleh faktor-faktor anak yang dibawa sejak lahir, diwarisi ooleh orang tuanya pada saat pembuahan atau didapat dari ibunya sejak kehamilan

2. Kematian bayi eksogen

Kematian bayi yang disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan.

Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesehatan masyrakat. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.

Angka kematian perlu diketahui melalui: 1. Pelayanan kesehatan yang lebih baik. 2. Peningkatan gizi keluarga.

(23)

2.4 Proyeksi

Proyeksi adalah suatu perkiraan atau taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian yang akan datang, dimana hasil proyeksi tersebut menggambarkan tingkat kemampuan di masa yang akan datang (J. supranto). Kualitas hasil proyeksi sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan sekecil mungkin atau mendekati nol. Bila dirumuskan:

Error=hasil ramalan-kenyataan

Pengertian lain mengenai proyeksi adalah perhitungan dengan meramalkan atau menduga kejadian-kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi baik itu mengenai kependudukan, ketenagakerjaan maupun pembangunan dengan menggunakan beberapa asumsi yang didasarkan atas data pada tahun dasar.

2.5Peranan Proyeksi

(24)

2.6 Rumus yang Digunakan

Eksponensial adalah pertumbuhan penduduk secara terus-menerus (continous). Ukuran

penduduk secara eksponensial ini lebih tepat, karena dalam kenyataan pertumbuhan penduduk

juga berlangsung terus-menerus (LD,FE,UI,19980).

Adapun rumus proyeksi eksponensial tersebut adalah sebagai berikut :

=

Dengan :

= Jumlah kelahiran dan kemtian bayi pada tahun t = Jumlah kelahiran bayi pada tahun awal

e = Angka eksponensial (2.718282)

(25)

BAB 3

GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN DAN BADAN PUSAT STATISTIK

3.1 Sejarah Singkat Kota Medan

Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus, lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular.

(26)

Mengenai curah hujan di Tanah Deli digolongkan dua macam yakni : Maksima Utama dan Maksima Tambahan. Maksima Utama terjadi pada bulan-bulan Oktober s/d bulan Desember sedang Maksima Tambahan antara bulan Januari s/d September. Secara rinci curah hujan di Medan rata-rata 2000 pertahun dengan intensitas rata-rata 4,4 mm/jam. Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan di sana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada tahun 1863 orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.

Pada awal perkembangannya merupakan sebuah kampung kecil bernama "Medan Putri". Perkembangan Kampung "Medan Putri" tidak terlepas dari posisinya yang strategis karena terletak di pertemuan sungai Deli dan sungai Babura, tidak jauh dari jalan Putri Hijau sekarang. Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan demikian Kampung "Medan Putri" yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting.

(27)

lama kemudian lahirlah anak kedua Guru Patimpus dan anak inipun laki-laki dinamai si Kecik.

Pada zamannya Guru Patimpus merupakan tergolong orang yang berfikiran maju. Hal ini terbukti dengan menyuruh anaknya berguru (menuntut ilmu) membaca Al-Qur'an kepada Datuk Kota Bangun dan kemudian memperdalam tentang agama Islam ke Aceh. Keterangan yang menguatkan bahwa adanya Kampung Medan ini adalah keterangan H. Muhammad Said yang mengutip melalui buku Deli: In Woord en Beeld ditulis oleh N. ten Cate. Keterangan tersebut mengatakan bahwa dahulu kala Kampung Medan ini merupakan Benteng dan sisanya masih ada terdiri dari dinding dua lapis berbentuk bundaran yang terdapat dipertemuan antara dua sungai yakni Sungai Deli dan sungai Babura. Rumah Administrateur terletak di seberang sungai dari kampung Medan. Kalau kita lihat bahwa letak dari Kampung Medan ini adalah di Wisma Benteng sekarang dan rumah Administrateur tersebut adalah kantor PTP IX Tembakau Deli yang sekarang ini

.

3.1.1 Masa Pemerintahan Belanda

(28)

Jadi untuk menguasai Tanah Deli Belanda hanya kurang lebih 78 tahun mulai dari tahun 1864 sampai 1942. Setelah perang Jawa berakhir barulah Gubernur Jenderal Belanda Johannes van den Bosch mengerahkan pasukannya ke Sumatera dan dia memperkirakan untuk menguasai Sumatera secara keseluruhan diperlukan waktu 25 tahun. Penaklukan Belanda atas Sumatera ini terhenti di tengah jalan karena Menteri Jajahan Belanda waktu itu Jean Chrétien Baud menyuruh mundur pasukan Belanda di Sumatera walaupun mereka telah mengalahkan Minangkabau yang dikenal dengan nama Perang Paderi (1821-1837).

Sultan Ismail yang berkuasa di Riau secara tiba-tiba diserang oleh gerombolan Inggeris dengan pimpinannya bernama Adam Wilson. Berhubung pada waktu itu kekuatannya terbatas maka Sultan Ismail meminta perlindungan pada Belanda. Sejak saat itu terbukalah kesempatan bagi Belanda untuk menguasai Kesultanan Siak Sri Indrapura yang rajanya adalah Sultan Ismail. Pada tanggal 1 Februari 1858 Belanda mendesak Sultan Ismail untuk menandatangani perjanjian agar daerah taklukan kerajaan Siak Sri Indrapura termasuk Deli, Langkat dan Serdang di Sumatera Timur masuk kekuasaan Belanda. Karena daerah Deli telah masuk kekuasaan Belanda otomatislah Kampung Medan menjadi jajahan Belanda, tapi kehadiran Belanda belum secara fisik menguasai Tanah Deli.

(29)

daerah taklukan Kesultanan Siak yakni Deli yang di dalamnya termasuk Kampung Medan Putri.

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang

Tahun 1942 penjajahan Belanda berakhir di Sumatera yang ketika itu Jepang mendarat dibeberapa wilayah seperti Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan khusus di Sumatera Jepang mendarat di Sumatera Timur.

Tentara Jepang yang mendarat di Sumatera adalah tentara XXV yang berpangkalan di Shonanto yang lebih dikenal dengan nama Singapura, tepatnya mereka mendarat tanggal 11 malam 12 Maret 1942. Pasukan ini terdiri dari Divisi Garda Kemaharajaan ke-2 ditambah dengan Divisi ke-18 dipimpin langsung oleh Letjend. Nishimura. Ada empat tempat pendaratan mereka ini yakni Sabang, Ulele, Kuala Bugak (dekat Peureulak, Aceh Timur sekarang) dan Tanjung Tiram (kawasan Batubara sekarang).

(30)

Dengan masuknya Jepang di Kota Medan keadaan segera berubah terutama pemerintahan sipilnya yang zaman Belanda disebut gemeentebestuur oleh Jepang dirobah menjadi Medan Sico (Pemerintahan Kotapraja). Yang menjabat pemerintahan sipil di tingkat Kotapraja Kota Medan ketika itu hingga berakhirnya kekuasaan Jepang bernama Hoyasakhi. Untuk tingkat keresidenan di Sumatera Timur karena masyarakatnya heterogen disebut Syucokan yang ketika itu dijabat oleh T.Nakashima, pembantu Residen disebut dengan Gunseibu.

Penguasaan Jepang semakin merajalela di Kota Medan mereka membuat masyarakat semakin papa, karena dengan kondisi demikianlah menurut mereka semakin mudah menguasai seluruh Nusantara, semboyan saudara Tua hanyalah semboyan saja. Di sebelah Timur Kota Medan yakni Marindal sekarang dibangun Kengrohositai sejenis pertanian kolektif. Di kawasan Titi Kuning Medan Johor sekarang tidak jauh dari lapangan terbang Polonia sekarang mereka membangun landasan pesawat tempur Jepang.

3.1.3 Masa Kemerdekaan

(31)

Khususnya di kawasan kota Medan dan sekitarnya, ketika penguasa Jepang menyadari kekalahannya segera menghentikan segala kegiatannya, terutama yang berhubungan dengan pembinaan dan pengerahan pemuda. Apa yang selama ini mereka lakukan untuk merekrut massa pemuda seperti Heiho, Romusha, Gyu Gun dan Talapeta mereka bubarkan atau kembali kepada masyarakat. Secara resmi kegiatan ini dibubarkan pada tanggal 20 Agustus 1945 karena pada hari itu pula penguasa Jepang di Sumatera Timur yang disebut Tetsuzo Nakashima mengumumkan kekalahan Jepang. Ia juga menyampaikan bahwa tugas pasukan mereka dibekas pendudukan untuk menjaga status quo sebelum diserah terimakan pada pasukan sekutu. Sebagian besar anggota pasukan bekas Heiho, Romusha, Talapeta dan latihan Gyu Gun merasa bingung karena kehidupan mereka terhimpit dimana mereka hanya diberikan uang saku yang terbatas, sehingga mereka kelihatan berlalu lalang dengan seragam coklat di tengah kota.

Beberapa tokoh pemuda melihat hal demikian mengambil inisiatif untuk menanggulanginya. Terutama bekas perwira Gyu Gun di antaranya Letnan Achmad Tahir mendirikan suatu kepanitiaan untuk menanggulangi para bekas Heiho, Romusha yang famili/saudaranya tidak ada di kota Medan. Panitia ini dinamai dengan “Panitia Penolong Pengangguran Eks Gyu Gun“ yang berkantor di Jl. Istana No.17 (Gedung

Pemuda sekarang).

Tanggal 17 Agustus 1945 gema kemerdekaan telah sampai ke kota Medan walupun dengan agak tersendat-sendat karena keadaan komunikasi pada waktu itu sangat sederhana sekali. Kantor Berita Jepang “Domei" sudah ada perwakilannya di

(32)

masyarakat tambah bingung. Sekelompok kecil tentara sekutu tepatnya tanggal 1 September 1945 yang dipimpin Letnan I Pelaut Brondgeest tiba di kota Medan dan berkantor di Hotel De Boer (sekarang Hotel Dharma Deli). Tugasnya adalah mempersiapkan pengambilalihan kekuasaan dari Jepang. Pada ketika itu pula tentara Belanda yang dipimpin oleh Westerling didampingi perwira penghubung sekutu bernama Mayor Yacobs dan Letnan Brondgeest berhasil membentuk kepolisian Belanda untuk kawasan Sumatera Timur yang anggotanya diambil dari eks KNIL dan Polisi Jepang yang pro Belanda.

Akhirnya dengan perjalanan yang berliku-liku para pemuda mengadakan berbagai aksi agar bagaimanapun kemerdekaan harus ditegakkan di Indonesia demikian juga di kota Medan yang menjadi bagiannya. Mereka itu adalah Achmad Tahir, Amir Bachrum Nasution, Edisaputra, Rustam Efendy, Gazali Ibrahim, Roos Lila, A.malik Munir, Bahrum Djamil, Marzuki Lubis dan Muhammad Kasim Jusni.

3.1.4 Kondisi Wilayah

(33)

Utara Selat Malaka

Selatan Kabupaten Deli Serdang Barat Kabupaten Deli Serdang Timur Kabupaten Deli Serdang

Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

3.1.5 Iklim

Iklim di wilayah Kota Medan termasuk tropis dengan indikator iklim sebagai berikut :

(34)

4. Suhu rata-rata 28 derajat celcius - 30 derajat celcius

3.2Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS)

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran – ukuran lainnya. Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu:

1. Masa pemerintahan Hindia Belanda

Pada bulan Februari 1920, kantor statistik pertama kali didirikan oleh direktur pertanian, kerajinan dan perdagangan (Directeur Van Landbouw Nijverheid en Hendle) dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan

(35)

2. Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu gunseikanbu.

3. Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik diganti oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.

Berdasarkan surat edaran Kementerian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 No.219/S.C;KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah Kementrian Kemakmuran. Dengan surat Menteri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P/44, lembaga KPS berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Mentri Perekonomian, dan pada tanggal 24 Desember 1953 dengan surat Mentri Perekonomian No. 18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A, dan bagian penyelenggaraan dan tatausaha yang disebut Afdeling B.

(36)

Indonesia No.172 tahun 1957 KPS diubah menjadi BPS, dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang Menteri Perekonomian dialihkan menjadi dibawah dan bertanggungjawab kepada Perdana Menteri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara formal nama BPS dipergunakan.

Memenuhi anjuran PBB agar setiap negara anggota menyelenggarakan sensus penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah diundangkan UU No. 6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volk Stelling Ordonnantie 1930. Dalam rangka memperhatikan kebutuhan data bagi perencanaan pembangunan semesta berencana dan mengingat materi statistiek ordonnantie 1934 dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan – kemajuan yang cepat dicapai oleh Negara kita, maka tanggal 26 September 1960 telah diundangkan UU No. 7 tahun 1960 tentang Statistik.

Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI No. Aa/C/9 tahun 1965, maka tiap-tiap daerah Tingkat I dan Tingkat 2 dibentuk kantor-kantor cabang BPS dengan nama Kantor Sensus Statistik Daerah (KKS) yang mempunyai tugas menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Disetiap daerah administrasi kecamatan, dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KKS ditingkat 2 dan dibawah pengawasan Kepala Kecamatan.

4. Masa Orde Baru sampai sekarang

Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam

(37)

BPS. Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1969 tentang organisasi Biro Pusat Statistik.

2. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik.

3. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan, Reorganisasi dan tata kerja Biro Pusat Statistik.

4. Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik.

5. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik.

6. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPS.

7. PP No. tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.

(38)

dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur BPS yang baru.

3.3Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik (BPS)

Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di daerah.

1. Tugas

BPS memunyai tugas pemerintahan di bidang kegiatan statistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik. 2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional.

3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.

4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statistik; dan

5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.

(39)

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS mempunyai kewenangan:

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro.

3. Penetapan sistem informasi di bidangnya.

4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional.

5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kegiatan statistik serta Penyusunan pedoman penyelenggaraan survei statistik sektoral.

3.4 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik (BPS)

3.3.1. Visi

Pelopor data statistik terpercaya untuk semua.

3.3.2. Misi

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.

(40)

3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.

3.5 Strukutur Organisasi Badan Pusat Statistik (BPS)

Sehubungan dengan semakin meningkatnya beban tugas dan pentingnya peranan BPS dalam menunjang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan maka diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari masingmasing bagian. Surat keputusan kepala BPS No. 104 tahun 1999 yang mengatur tentang uraian tugas, bagian bidang, subbagian dan seksi perwakilan BPS di daerah dipandang perlu untuk menetapkan perincian tugas setiap bidang, subbagian, dan seksi di lingkungan perwakilan dan cabang perwakilan BPS.

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu – individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(41)

ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai / staf tersebut.

Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur – unsur spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja. Adapun tujuan dari struktur organisasi lini dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara adalah :

1. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai departemen dan kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain. 2. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi

manajemen.

3. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan – keputusan dan mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.

Sebagaimana dalam lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara dipimpin seorang Kepala Kantor. Kepala Kantor dibantu bagian tata usaha yang terdiri dari :

(42)

Sedangkan Bidang Penunjang Statistik Terdiri dari Lima (5) bidang yaitu : 1. Bidang Statistik Produksi

Bidang statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan Statistik Pertanian, Industri, Konstruksi pertambangan dan energi.

2. Bidang Statistik Distrubusi

Bidang Statistik ditribusi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik konsumen dan perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta niaga dan jasa.

3. Bidang Statistik Sosial

Bidang Statistik kependudukan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, serta statistik kesejahteraan. 4. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statitik (IPDS)

Penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan komputer.

5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Mempunyai tugas untuk penyusunan Neraca Produksi, Neraca konsumsi, dan Akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.

3.5 Tugas dan Wewenang Setiap Bagian di Badan Pusat Statistik

(43)

kewajiban untuk melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Contoh: sekretaris yang mengarsip surat, membuat notulen rapat.

1. Bagian Tata Usaha

a. Menyusun program kerja tahun bidang.

b. Mengatur dan melaksanakan penghimpunan barang dan penyusunan program kerja tahunan baik rutin maupun proyek kantor statistik propinsi dan menyampaikan ke Badan Pusat Statistik.

c. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi surat – surat penggandaan atau percetakan kearsipan, rumah tangga dan pemeliharaan gedung keamanan dan lingkungan serta perjalanan dinas maupun luar negeri.

d. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan perbekalan yang meliputi penyusunan, penyimpanan atau penggudangan, inventarisasi dan penghapusan serta pemeliharaan perlengkapan.

e. Mengatur dan melaksanakan urusan dan keuangan yang meliputi tata usaha keuangan, perbankan, administrasi dan pembukuan.

f. Mengatur dan melaksanakan urusan dan mutasi pegawai, pembinaan pegawai, kesejahteraan pegawai, administrasi jabatan dan fungsional, hukum, organisasi tata laksana serta penyajian.

g. Menyusun laporan kegiatan bagian secara berkala dan sewaktu – waktu.

(44)

2. Bidang Statistik Produksi

a. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi kegiatan statistik pertanian, industri, konstruksi energi dan statistik produksi lainnya yang ditentukan.

b. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik produksi.

c. Mengatur dan mengkordinasikan penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan dipusat pelatihan serta mengatur pencatahan pelatihannya. d. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik Propinsi atau pimpinan

bagian proyek untuk menyiapkan program pelatihan petugas lapangan. e. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dan pengawasan lapangan

terhadap pelaksanaan lapangan produksi.

f. Mengatur dan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik produksi.

g. Bersama-sama dengan bidang pengolahan data, mengatur dan menyiapkan data statistik produksi melalui komputer sesuai yang diterapkan.

h. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil kerja kegiatan statistik produksi.

i. Mengatur dan menyiapkan hasil pengolahan statistik produksi yang akan dikirim ke pusat melalui komputer sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

(45)

pengumpulan data statistik produksi, kabupaten, kotamadya, maupun dikecamatan.

3. Bidang Statistik Distribusi

a. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi pelaksanaan kegiatan statistik pertanian, industri pertambangan, energi dan satistik distribusi lainnya yang ditentukan.

b. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat dibidang statistik distribusi.

c. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik memimpin proyek untuk menyiapkan proyek tugas lapangan.

d. Mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan petugas lapangan di pusat pelatihan serta mengatur pelatihan.

e. Mengatur dan melaksanakan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan lapangan, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan statistik distribusi.

f. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut, dan pengawasan lapangan terhadap pelaksanaan kegiatan statistik distribusi.

g. Mengatur dan melaksananakan penerimaan dan pemeriksaan dokumen hasil pengumpulan data statistik distribusi.

h. Mengatur dan melaksanakan pengolahan data statistik distribusi secara sederhana sesuai yang diterapkan oleh pusat.

(46)

j. Mengatur dan mengevaluasi hasil kegiatan statistik distribusi sebagai bahan masukan untuk peyempurnaan selanjutnya.

k. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi melakukan pembinaan secara teratur petugas pencacah, pengawas dan pemeriksaan penyimpulan data statistik produksi, kabupaten, kotamadya ataupun di kecamatan.

4. Bidang Statistik Sosial

a. Menyusun program kerja tahunan bidang-bidang yang utama ruang lingkup bidang statistik kependudukan adalah meliputi pelaksanaan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga dan statistik kepedudukan lainnya.

b. Mengatur keikutsertaan program lainnya yang akan diselenggrakan oleh statistik bidang penduduk.

c. Membantu kepala kantor Badan Pusat Statistik propinsi atau pimpinan bagian proyek untuk menyiapkan pengolahan latihan tugas lapangan. d. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaran latihan tugas lapangan

dipusat serta mengatur penjatahan pelatihannya.

e. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen untuk melaksanakan tugas lapangan.

f. Melakukan pembinaan dan pengawasan lapangan terhadap pengawasan kegiatan statistik kependudukan.

(47)

h. Mengatur dan melaksanakan penerimaan dokumen hasil dari pengumpulan data statistik kependudukan.

i. Mengatur dan menyiapkan pengolahan data statistik kependudukan yang akan dikirim kepusat sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. j. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil pengolahan statistik

kependudukan sebagai bahan untuk penyempurnaan . 5. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

a. Menyusun program kerja tahunan.

b. Melaksanakan penyusunan, pemeliharaan, penyelesaian permasalahan dan pengembangan sistem jaringan komunikasi data sesuai dengan aturan yang ditetapkan serta membantu penyerapan teknologi informasi.

c. Mengatur dan melaksanakan keikutsertaan dalam program latihan yang diselenggarakan oleh badan pusat statistik dalam bidang pengolahan, penyajian dan pelayanan statistik.

d. Melaksanakan koordinasi pengolahan dan pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak serta menyusun sistem pengolahan data. e. Mengatur integrasi penggunaan sistem dan program aplikasi

pengolahan data statistik seperti data statistik kependudukan, data statistik produksi dan data statistik distribusi termasuk sarana pendukungnya.

(48)

BAB 4

ANALISA DATA

4.1 Pengertian Analisa Data

Analisa data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut :

1. Membandingkan dua hal atau lebih variabel untuk mengetahui selisih atau rasionya kemudian diambil kesimpulannya.

2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian – bagian atau komponen – komponen yang lebih kecil agar dapat :

a) Mengetahui komponen yang menonjol,

b) Membandingkan antara komponen yang satu dengan yang lainnya,

c) Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhannya. 3. Memperkirakan atau memperhitungkan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari

suatu kejadian lainnya serta memperkirakan/meramalkan kejadian lainnya yang dapat dinyatakan dengan perubahan nilai suatu variabelnya.

(49)

Tabel 4.1 Banyaknya Angka Kelahiran Bayi (TFR) dan Angka Kematian Bayi

(IMR) Pada Periode Tahun 1999-2008 di Kotamadya Medan

Tahun

Angka Kelahiran Bayi (TFR)

Angka Kematian Bayi (IMR)

1999 2,44 24,2

2000 2,49 30

2001 2,49 29

2002 2,43 24,5

2003 2,39 23,6

2004 2,37 23

2005 2,27 15,84

2006 2,23 15,09

2007 2,13 13,8

2008 2,08 11,4

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara ; Kotamadya Medan Dalam angka

[image:49.595.107.469.142.450.2]
(50)
[image:50.595.110.520.83.415.2]

Gambar 4.1 Banyaknya Angka Kelahiran Bayi (TFR) dan Angka Kematian Bayi

(IMR) Pada Periode Tahun 1999-2009 di Kotamadya Medan

4.2 Angka Kelahiran Bayi (TFR)

Data yang digunakan untuk analisa fertilitas adalah tingkat fertilitas total (TFR), yaitu rata-rata bayi yang dilahirkan oleh wanita dalam masa usia subur. Sebelum memproyeksikan TFR maka harus lebih dahulu diketahui tingkat pertumbuhan TFR pada setiap tahun, disingkat dengan (r). Untuk mencari r dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

0 5 10 15 20 25 30 35

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

(51)

Tingkat pertumbuhan fertilitas (r) dengan menggunakan rumus proyeksi kependudukan secara eksponensial:

Rumus : =

Dengan : = 2,08

= 2,44 t = 10 tahun

r = ... ?

penyelesaian : =

=

2,08 = 2,44 .

=

= 0,8524

10r . ln 2,718282 = ln 0.8524 10r . 1 = -0,1596

r =

r = -0,01596

r = -0,01596 . 100% r = -1,59%

(52)

4.3 Proyeksi Angka Kelahiran Bayi (TFR) Pada Tahun 2012 dengan Rumus

Eksponensial

Rumus : =

Dengan : = = ... ? = = 2,083 t = 5 tahun r = -0,01596 penyelesaian : =

= 2,08

= 2,08 . = 2,08 . 0,9233

= 1,92

Dari hasil proyeksi diperoleh bahwa pada tahun 2012 diperkirakan angka kelahiran bayi (TFR) mengalami penurunan menjadi 1,92 kelahiran tiap 1000 wanita usia subur.

(53)

Adapun faktor lain yang mempengaruhi tingkat fertilitas adalah: 1. Usia Perkawinan Pertama

Usia perkawinan pertama adalah salah satu faktor yang mempengaruhi cukup besar terhadap perkembangan penduduk, karena berpengaruh langsung terhadap perkembangan fertilitas. Wanita berumur 10 tahun ke atas yang melangsungkan perkawinan akan melalui suatu proses biologis, yaitu melahirkan berulang kali sampai dengan masa menopause. Oleh karena itu umur perkawinan pertama dianggap mempengaruhi panjangnya masa reproduksi. Semakin muda seorang wanita menikah, maka semakin panjang masa reproduksinya dan semakin besar pula kemungkinan untuk melahirkan anak.

2. Pengguanaan Alat/Cara KB

Pengguanaan KB juga sanagat berpengaruh terhadap angka pertumbuhan bayi dan pertumbuhan pertumbuhan penduduk masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2 banyaknya persentase pada penggunaan KB.

Tabel 4.2 Banyaknya Wanita Usia 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang

Menggunakan Alat/Cara KB

Alat/cara KB yang diganakan

Penggunaan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir

2008 2009 2010

Pil KB 67.205 68.218 70.126

IUD 27.723 28.182 29.156

Suntik 13.044 8.901 10.705

[image:53.595.108.472.580.683.2]
(54)

Dari tabel diatas diketahui bahwa wanita yang berstatus kawin di Kotamadya Medan lebih banyak menggunakan Pil KB dari pada alat/cara KB yang lain. Terbukti bahwa tahun 2008 penggunaan mencapai 67.205 dan pada tahun 2010 mengalami peningkatan hingga mencapai 70.126 pengguna.

4.4 Angka Kematian Bayi (IMR)

Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan disuatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tua si bayi. Oleh karena itu angka kematian bayi merupakan tolak ukur yang sensitif dari semua upaya interfensi yang dilakukan pemerintah khusunya di bidang kesehatan.

(55)

Tabel 4.3 Tingkat Infant Mortality (IMR) Tahun 1999-2008 di Kotamadya

Medan

Tahun

Angka Kematian

Bayi (IMR)

Angka Harapan

Hidup

1999 24,2 73,1

2000 30 69,6

2001 29 69

2002 24,5 71

2003 23,6 71,7

2004 23 71,7

2005 15,84 70,7

2006 15,09 71,1

2007 13,8 71,36

2008 11,4 71,5

[image:55.595.107.491.137.479.2]
(56)

Gambar 4.2 Tingkat Infant Mortality (IMR) Tahun 1999-2008 di Kotamadya

Medan

Dari tabel dan grafik diatas dapat disimpulakan bahwa tingkat kematian di Kotamadya Medan mengalami penurunan. Ini menunjukan bahwa pemerintah Kotamadya Medan serius dalam menanggapi angka kematian bayi.

Untuk mencari proyeksi angka kematian bayi (IMR), maka terlebih dahulu harus diketahui tingkat pertumbuhan kematiannya. Untuk mencarinya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus eksponensial:

Rumus : =

Dengan : = 11,4

= 24,2

t = 10 tahun

r = ... ?

0 10 20 30 40 50 60 70 80

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Angka Kematian Bayi (IMR)

[image:56.595.124.522.82.360.2]
(57)

penyelesaian : =

=

11,4 = 24,2 .

=

= 0,4710

10r . ln 2,718282 = ln 0.4710

10r . 1 = -0,7528

r =

r = -0,07528

r = -0,07528 . 100%

r = -7,52%

Dari perhitungan diperoleh bahwa tingkat pertumbuhan IMR di Kotamadya Medan sebesar -7,52%. Hal ini berati bahwa TFR mengalami penurunan sebesar 7,52% setiap tahunnya.

4.5 Proyeksi Angka Kematian Bayi (IMR) Pada Tahun 2012 dengan Rumus

Eksponensial

Rumus : =

Dengan : = = ... ?

= = 11,4

t = 5 tahun

(58)

penyelesaian : =

= 11,4

= 11,4.

= 11,4. 0,6863

= 7,82

Dari hasil proyeksi diperoleh bahwa pada tahun 2012 diperkirakan angka kematian bayi (IMR) mengalami penurunan menjadi 7,82 kematian tiap 1000 kelahiran.

4.6 Angka Harapan Hidup (AHH)

Angka Harapan Hidup (AHH) pada suatu umur didefenisikan sebagai rata-rata jumlah tahun kehidupan yang masih dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakat.

Angka harapan hidup pada suatu usia merupakan indikator yang baik untuk menunjukan tingkat sosial-ekonomi secara umum. Indikator yang sering dipakai adalah angka harapan hidup waktu lahir (expection of live at birth) yang didefenisikan sebagai rata-rata kehidupan yang akan dijalani oleh si bayi yang baru lahir.

4.7 Mekanisme Angka Kematian Bayi

(59)

(variabel antara) yang kemudian menimbulkan resiko morbiditas dan selanjutnya bayi akan sakit dan apabila tidak sembuh akan mengalami cacat atau meninggal.

Dalam mekanisme ini, penyakit dan kurang gizi merupakan variabel antara pada angka kematian bayi karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan bayi itu sendiri. Faktor-faktor seperti material, lingkungan, penolong persalinan pertama, dan pelayanan kesehatan juga merupakan variabel antara yang berpengaruh cukup besar terhadap angka kematian bayi.

1. Tenaga Kesehatan/Penolong Persalinan Pertama

Tenaga Kesehatan/Penolong Persalinan Pertama dapat dijadikan salah satu faktor tingkat kematian bayi. Dilihat dari kesehatan ibu persalinan oleh tenaga medis seperti dokter atau bidan dalam hal ini lebih baik dari pada penolong persalinan lainnya.

Tabel 4.4 Banyaknya Tenaga Kesehtan/Penolong Persalinan di Kotamadya

Medan

Tahun Dokter Bidan

2005 134 345

2006 96 320

2007 97 448

2008 108 298

2009 121 298

2010 104 327

[image:59.595.108.420.512.711.2]
(60)

Dari data yang diperoleh pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pertambahan jumlah tenaga medis memungkinkan tingkat kesehatan di Kotamadya Medan akan mengalami peningkatan. Hal ini diketahui karena tenaga medis dapat membantu dalam pelaksanaan hidup dengan sehat dalam lingkungan yang bersih.

2. Pelayanan Kesehatan

[image:60.595.108.521.397.770.2]

Kotamadya Medan yang terdiri dari dari 22 kecamatan memberikan pelayanan kesehatan yang dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut

Tabel 4.5 Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnya Menurut

Kecamatan Tahun 2010

No Kecamatan Rumah

Sakit

Rumah

Bersalin Puskesmas posyandu

1 Medan Tuntungan 5 2 1 47

2 Medan Johor 3 9 2 59

3 Medan Amplas 0 7 1 69

4 Medan Denai 3 13 4 96

5 Medan Area 4 5 3 113

6 Medan Kota 7 4 3 95

7 Medan Maimun 2 2 1 43

8 Medan Polonia 2 3 1 32

9 Medan Baru 6 2 1 25

(61)

Sambungan tabel 4.5 Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat dan Sejenisnya Menurut Kecamatan Tahun 2010

11 Medan Sunggal 3 6 2 71

12 Medan Helvetia 3 4 1 55

13 Medan Petisah 5 2 3 59

14 Medan Barat 6 3 3 71

15 Medan Timur 5 1 1 81

16 Medan Perjuangan 1 3 1 63

17 Medan Tembung 4 11 2 71

18 Medan Deli 3 13 2 90

19 Medan Labuhan 3 5 3 86

20 Medan Marelan 2 5 1 61

21 Medan Belawan 3 6 1 79

Jumlah/Total 68 111 37 1359

Sumber : Dinas Kesehatan Kotamadya Medan

(62)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain sistem yang telah disetujui, menginstal dan memulai sistem baru atau sistem yang diperbaiki.

5.2 Tujuan Implementasi Sistem

Tujuan dari implementasi sistem adalah sebagai berikut :

1. Menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen sistem yang disetujui,

2. Menulis, menguji dan mendokumentasikan program – program dan prosedur – prosedur yang diperlukan oleh dokumen desain sistem yang disetujui,

3. Memastikan bahwa personal dapat mengoperasikan sistem baru, 4. Memperhitungkan bahwa sistem memenuhi permintaan pemakai,

(63)

Implementasi yang sudah selesai harus diuji coba kehandalannya sehingga dapat diketahui dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam pengolahan data pada tugas akhir ini penulis menggunakan suatu perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu program excel.

5.3 Pengertian Microsoft Excel

Microsoft excel adalah gnerasi porpose electronic spreadsheet yang dapat digunakan untuk mengorganisir, menghitung, menyediakan maupun menganalisa data serta mempresentasikan ke dalam grafik atau diagram. Microsoft excel dapat membantu penyelesaian tugas-tugas dari penyiapan invoice sederhana atau budget, pembuatan grafik 3 dimensi sampai memanage buku besar akuntansi untuk sebuah perusahaan tingkat menengah.

5.4 Struktur Microsoft Excel

(64)

5.5 Pengaktifan Microsoft Excel

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan windows, pastikan Microsoft excel berada pada jaringan Microsoft windows. Lalu lanjutkan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Dari windows klik start pada taskbar, lalu ketik program. Tampil item menu program aplikasi yang telah diinstal.

[image:64.595.112.527.353.589.2]

2. Klik Microsoft Excel, secara akan tampil jendela utama Excel dan selanjutnya bisa digunakan langsung untuk memanipulasi angka atau data lainnya.

(65)

5.6 Jendela Lembar Kerja Microsoft Excel

Setelah pengaktifan, akan tampil lembar kerja Excel yang siap digunakan lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, di mana kolom berurutan dari atas ke bawah dan baris berurutan dari kiri ke kanan. Excel memiliki 256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja.

Pada setiap kolom dan baris terdapat sel. Sel ini di identifikasi dengan alamat yang merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris. Pada lembar kerja Excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi yang tersendiri.

Sel aktif memiliki border gelap disekelilingnya dan alamat sel aktif ditampilkan pada kotak di atas tepi kiri lembar kerja. Sewaktu mengetik teks atau rumus, karakter akan terlihat pada formula bar. Tanda + (plus) yang terlihat pada lembar kerja menandakan keberadaan mouse.

Untuk mengetik rumus maka dimulai dengan tanda “=” (sama dengan menjumlahkan). Misalnya, “ =sum (range) “ digunakan untuk menjumlahkan range

(66)
[image:66.595.110.525.83.317.2]

Gambar 5.2 Jendela Lembar Kerja Microsoft Excel

5.7Pengisian Data

Pengisian data ke dalam kerja Excel adalah sama dengan pemasukan atau pengetikan data ke dalamnya. Ada dua alternatif pengisian data, yakni menggunakan keyboard atau melalui sub menu yang terdapat pada menu Excel.

Dalam mengisi data ke dalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Letakkan pointer pada sel yang ingin di isi data, 2. Ketik data yang diinginkan,

(67)
[image:67.595.110.528.166.345.2]

Sedangkan alternative kedua dalam mengisi data adalah menggunakan sub menu pada menu edit di excel. Dengan alternative ini, maka memiliki banyak pilihan yaitu : down, up, right, left, dan series (autofill).

Gambar 5.3 Pengisian Data

5.8 Pembuatan Grafik

Langkah-langkah membuat grafik :

[image:67.595.109.526.505.744.2]
(68)
[image:68.595.109.526.140.377.2]

b. Klik menu Insert pada toolbar standar, lalu pilih Line pada kotak dialog Chart Wizard. Akan muncul tampilan seperti di bawah ini.

Gambar 5.5 Tampilan Pembuatan Grafik dengan Excel

c. Klik All chart types. Tampilan kotak dialog Chart Wizard berubah seperti berikut.

[image:68.595.110.526.497.734.2]
(69)

d. Pilih Line with Markers pada tab line.

[image:69.595.108.526.140.376.2]

e. Klik tombol OK. Akan muncul tampilan seperti di bawah ini.

(70)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pada bab–bab terdahulu dengan menggunakan metode eksponensial dengan rumus yang dipakai = , maka pada bab ini penulis mengambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Tingkat pertumbuhan (r) kelahiran bayi di Kotamadya Medan mengalami penurunan sebesar -1,59% setiap tahunnya.

2. Dari hasil analisa dengan menggunakan rumus eksponensial diperoleh hasil proyeksi angka kelahiran bayi (TFR) di Kotamadya medan untuk tahun 2012 sebesar 1,92 kelahiran tiap 1000 wanita usia subur.

3. Tingkat kematian (r) di Kotamadya Medan juga mengalami penurunan sebesar -7,52% setiap tahunnya.

(71)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2000. Sumatera Utara Dalam Angka. Kota Medan.

Badan Pusat Statistik. 2004. Sumatera Utara Dalam Angka. Kota Medan.

Badan Pusat Statistik. 2008. Sumatera Utara Dalam Angka. Kota Medan.

Badan Pusat Statistik. 2011. Sumatera Utara Dalam Angka. Kota Medan.

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Panduan Tatacara Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. 2008. Dokumen Nomor : Akad/05/2005. Medan : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Sudjana, Prof. DR. M.A.,M.Sc. 1992. Metoda Statistika. Bandung. Edisi ke-6 : Tarsito

Gambar

Tabel 4.1 Banyaknya Angka Kelahiran Bayi (TFR) dan Angka Kematian Bayi
Gambar 4.1 Banyaknya Angka Kelahiran Bayi (TFR) dan Angka Kematian Bayi
Tabel 4.2 Banyaknya Wanita Usia 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang
Tabel 4.3 Tingkat Infant Mortality (IMR) Tahun 1999-2008 di Kotamadya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teknik pemetaan cerita terdiri dari peta struktur teks naratif yang akan membantu siswa untuk memahami isi teks naratif dengan mudahg. Hasil penelitian menunjukkan

Salah satu media yang ada pada saat ini dan dapat digunakan sebagai perangkat pembelajaran membaca yang menarik adalah buku ceita bergambar yang merupakan

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Nomor 21/PNTP/PU/POKJA BJL/PDT/KDPDTT/ IX/2016, Bertempat di Ruang Sekretariat Kelompok Kerja (Pokja) Barang/ Jasa Lainnya Pada Unit

5.2.3 Pengaruh latihan abdominal stretching terhadap intensitas nyeri haid (dismenore) pada remaja putri di SMK Kesehatan BIM Jombang. Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan self regulated learning pada mahasiswa yang bersuku Batak Toba merantau dan

Komunitas Pustakawan Homogen Dalam Rangka Pemanfaatan Bersama Koleksi Antar Perguruan Tinggi: Prodi Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan Universitas Sebelas Maret

Bersamaan dengan ini Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi daftar pernyataan atas penelitian saya tentang “ Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Terhadap Efektivitas

Dengan nilai OR=6,1 (CI: 3,6-10,3) artinya responden yang menderita penyakit malaria 6,1 kali lebih besar risikonya ditemukan tempat perindukan nyamuk malaria dilingkungan