• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3. Analisis Dan Uji Hipotesis

4.3.1. Uji Normalitas

Dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan uji

Kolmogorof-Smirnov dengan menggunakan program SPSS, dimana

apabila nilai signifikansi (probabilitas) yang diproleh lebih besar dari nilai

signifikansi yang telah ditetapkan dalam penelitian (5%) maka data

tersebut telah terdistribusi normal. (Santoso, 2001 : 97)

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data

mengikuti distribusi normal adalah :

• Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

• Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal.

Tabel 4.5. Nor malitas Data Masing-masing Variabel

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 58

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .06076418

Most Extreme Differences Absolute .110

Positive .110

Negative -.071

Kolmogorov-Smirnov Z .835

Asymp. Sig. (2-tailed) .489

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Lampiran

Menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan uji

ini diperoleh hasil analisis bahwa tidak semua variable yang diteliti

memiliki distribusi yang normal, hanya pada variable ROA, ROA dan EPS

yang memiliki distribusi normal dimana nilai Asymp. Sig (signifikansi)

lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan sebagian data tersebut

tidak memenuhi asumsi berdistribusi normal.

4.3.2. Uji Outlier

Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik

yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan

muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal

batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan cara

mengkonversi nilai data ke dalam skor standardized atau yang biasa

disebut z-score, yang memiliki nilai means (rata-rata) sama dengan nol

dan standar deviasi sama dengan satu (Ghozali, 2007:36). Menurut Hair

(1998) untuk kasus sampel kecil (kurang dari 80), maka standar skor

dengan nilai ≥ 2,5 dinyatakan outlier.

Tabel 4.2. Nilai Skor outlier

Observasi ZSQR Observasi ZSQR

7 6.83037 28 6.45011

29 3.40931 41 7.81114

49 2.76860

4.3.3. Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan model regresi yang menghasilkan estimasi

linear tidak bias yang baik (Best Linier Unbiased Estimator / BLUE)

yang artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut linear dan tidak

bias, perlu dipenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi klasik.

Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah :

4.3.2.1. Uji Multikolinieritas

Multikoliniertas artinya antara variabel bebas yang satu dengan

variabel bebas yang lain dalam regresi berhubungan secara sempurna atau

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 : Hasil Pengujian Multikolinieritas

Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa pada bagian colliniearity statistics, nilai VIF pada seluruh variabel bebas lebih kecil dari 10, yang artinya seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak ada gejala multikolinier.

4.3.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Penyimpangan asumsi model klasik yang lain adalah adanya heteroskedastisitas. Artinya, varians variabel dalam model tidak sama (konstan). Hal ini bisa diindentifikasi dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas.

Tabel 4.7 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel X1, X2, X3 dan X4 TIDAK mempunyai korelasi yang signifikan antara residual dengan variabel bebasnya,(nilai Sig lebih besar dari 0,05) maka hasil analisis ini

dapat disimpulkan seluruh variabel penelitian tidak terjadi

Heteroskedastisitas

4.3.2.3 Uji Autokorelasi

Untuk asumsi klasik yang mendeteksi adanya autokorelasi di sini dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan hasil bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1.608, hal ini menunjukkan adanya tidak ada gejala autokorelasi, tetapi tidak menjadi masalah yang serius karena data penelitian ini merupakan data pooling (gabungan data time series) :

Tabel 4.8. Data Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,472a ,223 ,164 ,06302 2,500

a. Predictors: (Constant), Umur Perusahaan, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas, Rasio Likuiditas

b. Dependent Variable: Pengungkapan Sukarela

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel Durbin Watson dengan jumlah variabel bebas (k) dan

jumlah data (n) sehingga diketahui dL dan dU maka dapat diperoleh

distribusi daerah keputusan ada tidaknya autokorelasi.

k = 4 n = 63

dL = 1,4607 dU = 1,7296 (Lampiran 4)

d = 2,500

Gambar 4.2 : Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi

Ada aut okorel asi positif Daerah keragu- raguan Daerah keragu- raguan Ada aut okorel asi negat if

Tidak ada aut okorelasi posit if dan t idak ada

aut okorelasi negatif

Kurva ini di atas menunjukkan bahwa nilai d yang dihasilkan

berada diantara diantara dU (2,500) dan 4-dU (1,497) berada pada daerah

keragu-raguan, hal ini berarti asumsi autokorelasi belum terpenuhi. Berdasarkan analisis asumsi klasik di atas dapat disimpulkan

bahwa data penelitian ini tidak melanggar asumsi klasik

(multikolinieritas, heteroskedastisitas,dan autokorelasi), sehingga model regresi yang didapatkan adalah model regresi yang menghasilkan

estimasi linear dan tidak bias yang baik (Best Linier Unbiased Estimator

/ BLUE).

4.3.3. Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Persamaan

regresiberganda tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9 Koefisien Regresi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .546 .034 16.063 .000 Rasio Likuiditas .747 .772 .146 .968 .338 Rasio Leverage .008 .002 .430 3.453 .001 Rasio Profitabilitas .001 .001 .093 .622 .537 Umur Perusahaan .001 .001 .090 .715 .478

adalah sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e

Y = 0.546 + 0.747 X1 + 0.008X2 + 0.001X3 + 0.001X4

Dengan asumsi bahwa variabel X1, X2, X3 X4 adalah nol atau

konstan maka nilai Pengungkapan Sukarela adalah sebesar 0.600

Koefisien regresi untuk variabel likuiditas diperoleh nilai 0.747 mempunyai positif, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi semakin besar nilai likuiditas akan menaikkan nilai Pengungkapan Sukarela dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan.

Koefisien regresi untuk variabel leverage diperoleh nilai 0.008 mempunyai koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi semakin besar nilai leverage akan menaikkan nilai Pengungkapan Sukarela dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan.

Koefisien regresi untuk variabel profitabilitas diperoleh nilai 0.001 mempunyai koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan terjadinya

perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi semakin besar nilai profitabilitas akan menaikkan nilai Pengungkapan Sukarela dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan.

Koefisien regresi untuk variabel umur perusahaan diperoleh nilai 0.001 mempunyai koefisien regresi positif, hal ini menunjukkan

besar nilai umur perusahaan akan menaikkan nilai Pengungkapan Sukarela dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan.

4.3.4. Uji Hipotesis

4.3.4.1. Uji Kesesuaian Model

Uji F dapat digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh Rasio likuiditas, leverage, profitabilitas, dan umur perusahaan terhadap

pengungkapan sukarela laporan keuangan.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

a. Apabila tingkat signifikansi > 0,05 H0 diterima dan Hi ditolak.

b. Apabila tingkat signifikansi ≤ 0,05 H0 ditolak dan Hi diterima.

Berikut ini adalah hasil uji kesesuaian model untuk mengetahui pengaruh variabel rasio likuiditas, leverage, profitabilitas, dan umur

perusahaan terhadap pengugkapan sukarela laporan keuangan:

Tabel 4.10 : Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression ,060 4 ,015 3,797 ,009b

Residual ,210 53 ,004

Total ,271 57

a. Dependent Variable: Pengungkapan Sukarela

Berdasarkan hasil pengujai dengan F test, menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig) = 0.009 lebih kecil dari 0,05, hal ini dapat disimpulkan jika penggunaan model regresi dalam penelitian ini adalah cocok.

4.3.4. 2. Uji Hipotesis

Uji t digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh Rasio likuiditas, leverage, profitabilitas dan umur perusahaan terhadap

pengungkapan sukarela laporan keuangan.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

a. Apabila tingkat signifikansi ≥ 0,05 H 0 diterima dan Hi ditolak.

b. Apabila tingkat signifikansi < 0,05 H0 ditolak dan Hi diterima.

Berikut ini hasil uji t antara variabel rasio likuiditas, leverage,

profitabilitas dan umur perusahaan terhadap pengungkapan sukarela

Tabel 4.11 : Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .546 .034 16.063 .000 Rasio Likuiditas .747 .772 .146 .968 .338 Rasio Leverage .008 .002 .430 3.453 .001 Rasio Profitabilitas .001 .001 .093 .622 .537 Umur Perusahaan .001 .001 .090 .715 .478

a. Dependent Variable: Pengungkapan Sukarela

Hasil uji t pada tabel di atas menunjukkan bahwa :

1. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela, tidak dapat

diterima dengan tingkat [Sig. ,0,338 > 0,05].

2. Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela, dapat diterima

dengan tingkat [Sig. 0,001 < 0,05].

3. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela, dapat

diterima dengan tingkat [Sig. 0,537 > 0,05].

4. Umur Perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela, tidak

dapat diterima dengan tingkat [Sig. 0,478 > 0,05].

4.4. Pembahasan

a. Likuiditas

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh bahwa likuiditas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi akan mencerminkan perusahaan tersebut juga memiliki modal kerja tersedia yang cukup sehingga perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi seperlunya saja. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki likuiditas rendah akan menyebabkan manajemen ingin menyampaikan informasi lain yang lebih banyak untuk menutupi likuiditasnya yang rendah tersebut, dimana semua tindakan manajemen perusahaan tersebut adalah dalam rangka untuk menjaga kelangsungan usaha perusahaan melalui pengungkapan laporan tahunan sebagai alat pengawasan bagi kinerja manajemen

Penelitian ini tidak mendukung teori (Cooke, 1989) yang menyatakan bahwa rasio likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Di satu sisi, rasio likuiditas yang tinggi menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini akan cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin menunjukkan bahwa perusahaan tersebut kredibel. Di pihak lain, likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini,

perusahaan dengan likuiditas rendah justru cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi kepada pihak eksternal sebagai upaya menjelaskan lemahnya kinerja manajemen (Wallace, 1994).

b. Leverage

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh

bahwa leverage mempunyai pengaruh signifikan terhadap

pengungkapan sukarela pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat diartikan bahwa Perusahaan yang

memiliki hutang atau leverage yang tinggi perlu pengawasan yang

tinggi pula. Biaya hutang tidak terlepas dari insentif bagi manajer sehingga perlu dilakukan pengawasan. Pengawasan terhadap perusahaan dapat dilakukan melalui luasnya pengungkapan yang dipublikasikan. Dengan demikian, perusahaan yang memiliki banyak hutang, kemungkinan akan melakukan pengungkapan yang lebih luas agar kinerjanya tetap dapat dipercaya oleh kreditor

Penelitian ini mendukung teori Wallace (1994) yang menyatakan bahwa Perusahaan yang mempunyai proporsi hutang yang lebih banyak dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang besar. Oleh karena itu perusahaan yang mempunyai komposisi hutang yang tinggi wajib memenuhi kebutuhan

c. Pr ofitabilitas

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh bahwa profitabilitas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat diartikan bahwa tinggi ataupun rendahnya profitabilitas suatu perusahaan, maka tidak mempengaruhi luas pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh perusahaan.

Penelitian ini tidak mendukung teori Shinghvi dan Desai (1997) dalam Binsar dan Lusy (2004) mengutarakan bahwa rentabilitas ekonomi dan profit margin yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap laba perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen

d. Umur Perusahaan

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh bahwa umur perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pengungkapan sukarela pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dapat diartikan bahwa lama atau barunya suatu perusahaan terdaftar di bursa efek Indonesia, tidak mempengaruhi informasi pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh perusahaan. Informasi pengungkapan sukarela memang perlu dilakukan oleh perusahaan, karena semakin mengetahui kebutuhan

informasi untuk para penggunanya atau semakin mengetahui kebutuhan informasi untuk para stakeholder perusahaan melalui pengungkapan informasi sukarela yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan sebagai alat untuk pengawasan kinerja perusahaan agar kelangsungan usaha perusahaan tetap terjaga.

Penelitian ini tidak mendukung teori (Marwata 2001) yang menyatakan bahwa umur perusahaan diperkirakan memiliki hubungan positif dengan kualitas ungkapan sukarela. Alasan yang mendasari adalah bahwa perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih mengetahui konstituennya akan informasi tentang perusahaan.

4.4.1. Implikasi Penelitian

Implikasi yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil oenelitian ini adalah sebagai berikut :

Bagi perusahaan indicator-indikator statistika nonkeuangan penting (key non- financial statistics) dari pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan dalam penelitian ini dapat dipertimbangkan untuk dapat dimasukkan menjadi pengungkapan wajib dalam laporan tahunan perusahaan karena dapat digunakan sebagai alat pengawasan kinerja manajemen dalam rangka untuk menurunkan asimetri informasi sehingga kepentingan stakeholder dapat terpenuhi dan kelangsungan usaha perusahaan

Dari seluruh perusahaan perbankan tidak semuanya melakukan pengungkapan secara lengkap dan jelas. Untuk pengungkapan wajib, seluruh perusahaan telah melakukannya. Hal ini disebabka oleh beberapa kemungkinan diantaranya : perusahaan telah melakukan pengungkapan pada periode sebelumnya sehingga merasa tidak perlu mengungkapkan lagi, laporan thaunan dibuat untuk keperuan shareholder sehingga informasi yang dibutuhkan shareholder lain tidak perlu diungkapkan.

4.4.2. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel rasio likuiditas, leverage, profitabilitas dan umur perusahaan terhadap pengungkapan sukarela dengan model regresi yang telah digunakan. Penelitian sekarang dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2011.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sukarela. Hal ini dapat disebabkan karena faktor periode waktu penelitian yang dilakukan berbeda, jenis perusahaan yang bermacam-macam, dan jumlah sampel yang digunakan untuk melakukan penelitian sehingga hasil penelitiannya pun berbeda- beda.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada variabel likuiditas, leverage, profitabilitas dan umur perusahaan yang diduga

berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela teruji kebenarannya dan secara signifikan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Simanjuntak dan Widiastuti (2004) yang menyatakan bahwa variabel Leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan mampu

mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Sedangkan secara parsial, variabel profitabilitas dan porsi kepemilikan

saham oleh publik secara signifikan positif mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

4.4.3. Perbedaan dengan Penelitian Ter dahulu

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada :

Tahun Nama Var iabel Hasil

2004 Simanjuntak dan

Widiastuti

Variabel terikat (Y) Y = Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan Variabel bebas (X) X1 = Leverage X2 = Likuiditas X3 = Profitabilitas

X4 = Porsi saham publik

X5 = Umur perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel leverage, likuiditas,

profitabilitas, porsi saham publik dan

umur perusahaan mampu

mempengaruhi kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan . sedangkan secara parsial, variabel profitabilitas dan porsi kepemilikan saham oleh publik secara signifikan

positif mempengaruhi kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan

2009 Andi Kartika Variabel terikat (Y)

Y = Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan Variabel bebas (X) X1 = Leverage X2 = Likuiditas X = Profitabilitas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel leveragememiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

pengungkapan lapran keuangan ,

likuiditas memiliki pengaruh negative dan signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan, profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan

parsial, variabel profitabilitas dan porsi kepemilikan saham oleh publik secara

signifikan positif mempengaruhi

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada periode 2004 hingga 2006

2010 Ade Jahroh Variabel terikat (Y)

Y = Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan Variabel bebas (X) X1 = Leverage X2 = Likuiditas X3 = Profitabilitas

X4 = Porsi saham publik

X5 = Umur perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel leverage, likuiditas,

profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan mampu

mempengaruhi secara positif kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada periode 2008hingga 2009.

2010 David Effendi Variabel terikat (Y)

Y = Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan Variabel bebas (X) X1 = Leverage X2 = Likuiditas X3 = Profitabilitas

X4 = Porsi saham publik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel leverage, likuiditas,

profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada periode 2005 hingga 2008.

2012 Anisa Dwi

Anggraeni

Variabel terikat (Y) Y = Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan Variabel bebas (X) X1 = Leverage X2 = Likuiditas X3 = Profitabilitas X4 = Umur perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel, likuiditas, profitabilitas, umur perusahaan tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, sementara leverage mempengaruhi kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan pada periode 2009 hingga 2011.

4.4.4. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini mempunyai banyak kelemahan dan keterbatasan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :

1. Variabel yang digunakan hanya 4 (empat) variabel saja dalam menguji pengungkapan sukarela. Beberapa faktor lain yang mungkin memiliki

pengaruh terhadap pengungkapan sukarela adalah tingkat solvabilitas, jenis industri perusahaan, dan lain sebagainya.

2. Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder, data-data primer yang tidak dipublikasikan seperti luas audit yang dilakukan, tingkat pengendalian internal klien, kompleksitas EDP dan resiko audit tidak dimasukkan dalam penelitian.

3. Perusahaan yang dijadikan obyek penelitian adalah perusahaan perbankan umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 21 perusahaan dengan periode pengamatan yang relatif sedikit yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 sehingga dapat mempengaruhi generalisasi.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan hasil penelitian pada bab terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian dengan F test, menunjukkan bahwa rasio

likuiditas, leverage, profitabilitas dan umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan, hal ini dapat disimpulkan jika penggunaan model regresi dalam penelitian ini adalah cocok.

2. Berdasarkan hasil pengujian dengan t test. Variabel likuiditas tidak

berpengaruh terhadap pengungkap pengungkapan sukarela. Variabel Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Variabel Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Variabel umur perusahaan perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela.

5.2. Sar an

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maupun kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Lebih mengembangkan penelitian dengan melakukan penambahan

variabel-variabel baru seperti devidend payout, dan earning variability

yang mempengaruhi pengungkapan biaya social seperti kepemilikan

manajerial, solvabilitas dan lain-lain.

2. Dari hasil penelitian ini, disarankan pada penelitian yang akan datang

dapat menambah jumlah amatan dengan cara menambah periode pengamatan serta jenis perusahaan yang diteliti dan variable diluar penelitian

Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Belkaoui, Ahmed Riah, 2000, Teori Akuntansi, Edisi 4 Buku I Terjemahan

Marwata, Penerbit Salemba Empat

Brigham, Houston, 2006, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10.

Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Ferdinand, Augusty, 2002. Structural Equation Modelling dalam Penelitian

Manajemen, Edisi 2. Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro,

Semarang

Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Penerbit Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang Gujarati, Damador, 1995. Ekonometrika Dasar. Penerbit Eirlangga Jakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009. Standar Akuntansi Keuangan Per Juli 2009.

Penerbit Salemba Empat

Munawir, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi 4. Penerbit Liberty

Yogyakarta

Simamora, Henry, 2002. Akuntansi Manajemen. Penerbit Salemba Empat,

Jakarta

Suwaldiman, M, 2005, Tujuan Pelaporan Keuangan, Edisi I. Penerbit Ekonisia

Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Tuanakota, Theodorus M. 1986. Teori Akuntansi, Jilid 2. Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta

Van Horne, Wachowicz, 2005, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 12.

Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Warren, Reeve, 2005, Pengantar Akuntansi, Edisi 21. Penerbit Salemba Empat,

J ur nal Penelitian :

Ade Jahroh, 2010, Faktor-faktor yang Mempengar uhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Ter daftar di Bur sa Efek Indonesia FE Universitas Gunadarma

Andi Kartika, 2009, Faktor-faktor yang Mempengar uhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Ter daftar di Bursa Efek Indonesia Kajian Akuntansi Vol.1 No.1 Februari 2009

David Effendi, 2010, Analisis Faktor-faktor Fundamental Serta

pengar uhnya Ter hadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan

Keuangan Pada Perusahaan yang Go Publik di Bur sa Efek Indonesia Jurnal Strategi Akuntansi Vol.2 No. 1

Simanjuntak, Widiastuti, 2004, Faktor-faktor yang Mempengar uhi

Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Ter daftar di Bursa Efek J akarta Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.7 No. 3, September 2004

Tri Siwi Nugrahani, 2007, Perbedaan Karakteristik Perusahaan

Pada Likuiditas, Solvabilitas, Size, Pengungkapan Sukarela, Dan Tanggung J awab Sosial

Dokumen terkait