SKRIPSI
DiajukanOleh :
ANISA DWI ANGGRAENI
0813015013 / FE / EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBENGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
PERBANKAN DI BURSA EFEK SURABAYA
SKRIPSI
DiajukanUntukMemenuhiSebagianPersyaratan
DalamMemprosesGelarSarjanaEkonomi
Program StudiAkuntansi
DiajukanOleh :
ANISA DWI ANGGRAENI
0813015013 / FE / EA
FAKULTAS EKONOMI
PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA”
yang diajukan
ANISA DWI ANGGRAENI 0813015013/FE/EA
telah disetujui untuk diseminarkan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Tituk Diah W, M.Aks Tanggal:………
NIP. 19670123 199303 2001
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Untuk Menyusun Skripsi S-1 Program Studi Akuntansi
Oleh :
ANISA DWI ANGGRAENI 0813015013/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL " VETERAN"
yang diajukan
ANISA DWI ANGGRAENI 0813015013/FE/EA
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh :
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Tituk Diah W, M.Aks Tanggal:………
NIP.19670123 199303 2001
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Kepada Per syaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi J ur usan Akuntansi
Diajukan Oleh :
ANISA DWI ANGGRAENI 0813015013/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL " VETERAN" J AWA TIMUR
yang diajukan
ANISA DWI ANGGRAENI 0813015013/FE/EA
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Tituk Diah W, M.Aks Tanggal:………
NIP.19670123 199303 2001
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh :
Anisa Dwi Anggr aeni 0813015013/FE/EA
Telah Diper tahankan dan Diter ima Oleh
Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada tanggal 03 Mei 2013
Pembimbing : Tim Penguji
Pembimbing Utama Ketua
Dr a. Ec. Tituk Diah W, M.Aks Dr s. Ec. Saiful Anwar , Msi Sekretar is
Dr a. Ec. Tituk Diah W, M.Aks Anggota
Dr a. Ec. Sar i Andayani, M.Aks
Mengetahui Dekan Fa kultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran J awa Timur
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
berkat dan rahmatnya yang dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi berjudul “Analisis Faktor -faktor Fundamental Terhadap
Pengungkapan Sukar ela Laporan Keuangan pada Perusahaan Perbankan di
Bur sa Efek Indonesia”.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadar bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka
akan sulit bagi penulis untuk menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu,
maka dalam kesempatan istimewa ini mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam mendukung
kelancaran penulisan skripsi baik berupa dukungan, doa maupun bimbingan yang
telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang mendalam
mengucapkan terimakasi kepada:
1. Bapak Prof. Dr.Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Hero Priono M.Si Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
4. Ibu Dra. Ec Tituk Diah W. Aks, selaku Dosen Pembimbing yang
meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan.
Terimakasih atas segala saran, motivasi, dan bimbingannya selama
penyusunan skripsi ini.
5. Semua keluargaku, kedua orang tuaku, Subardan dan Sulainah serta
Saudaraku Arif dan motivator terbesarku Alam yang selalu memotivasi,
meluangkan waktu dan mendorong serta bersabar demi terselesaikannya
skripsi ini
6. Semua teman-temanku, Invony, Dwi, mbak Apriyana, Wiko, Nia,
Ayunda yang selalu membantu aku dalam setiap permasalahan yang aku
hadapi dalam penyusunan skripsi ini.
7. Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh Karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis
harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga
berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Surabaya, Maret 2013
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR... ... viii
DAFTAR TABEL... ... ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 7
2.2. Landasan Teori ... 12
2.2.1. Laporan Keuangan ... 12
2.2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan... 12
2.2.1.2. Arti Pentingnya Laporan Keuangan ... 13
2.2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan ... 14
2.2.1.4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan ... 16
2.2.2.1. Pengertian Pengungkapan ... 19
2.2.2.2. Tujuan Pengungkapan ... 20
2.2.2.3. Luas Pengungkapan ... 21
2.2.2.4. Metode Pengungkapan ... 23
2.2.3. Rasio Likuiditas ... 24
2.2.3.1. Definisi Rasio Likuiditas ... 24
2.2.4. Rasio Leverage ... 26
2.2.4.1. Definisi Rasio Leverage ... 26
2.2.5. Rasio Profitabilitas ... 29
2.2.6. Umur Perusahaan ... 31
2.3. Kerangka Pemikiran ... 31
2.4. Hipotesis ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34
3.2. Teknik Penetuan Sampel ... 37
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.3.1. Jenis Data ... 39
3.3.2. Sumber Data ... 39
3.3.3. Metode pengumpulan data ... 40
3.4.3. Uji Outlier ... 42
3.4.4. Teknik Analisis ... 44
3.4.5. Uji Hipotesis ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 47
4.1.1. Sejarah Singkat ICB Bumiputera Indonesia, Tbk (BABP) 47 4.1.2. Sejarah Singkat PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk (BAEK) 48 4.1.3. Sejarah Singkat PT. Bank Central Asia, Tbk (BBCA) ... 48
4.1.4. Sejarah Singkat PT. Bank Bukopin, Tbk (BBKP) ... 49
4.1.5. Sejarah Singkat PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk (BBNP) ... 50
4.1.6. Sejarah Singkat PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk (BDMN) ... 51
4.1.7. Sejarah Singkat PT. Bank Pundi, Tbk (BEKS) ... 51
4.1.8. Sejarah Singkat PT. QNB Kesawan, Tbk (BKSW) ... 52
4.1.9. Sejarah Singkat PT. Bank Bumi Arta, Tbk (BNBA) ... 53
4.1.10. Sejarah Singkat PT. Bank CIMB Niaga, Tbk (BNGA) .. 54
4.1.11. Sejarah Singkat PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BNII) ... 54
4.1.12. Sejarah Singkat PT. Bank Permata, Tbk (BNLI) ... 55
4.1.13. Sejarah Singkat PT. Bank Swadesi, Tbk (BSWD) ... 56
International, Tbk (BVIC) ... 56
4.1.15. Sejarah Singkat PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk (INPC) ... 57
4.1.16. Sejarah Singkat PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk (MAYA) ... 58
4.1.17. Sejarah Singkat PT. Bank Windu Kentjana International, Tbk (MCOR) ... 58
4.1.18. Sejarah Singkat PT. Bank Mega, Tbk (MEGA) ... 59
4.1.19. Sejarah Singkat PT. Bank OCBC NISP, Tbk (NISP) ... 60
4.1.20. Sejarah Singkat PT. Bank Pan Indonesia, Tbk (PNBN) . 60 4.1.21. Sejarah Singkat PT. Himpunan Saudara 1906, Tbk (SDRA) ... 61
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 62
4.3. Analisis Dan Uji Hipotesis ... 69
4.3.1. Uji Normalitas ... 69
4.3.2. Uji Outliers ... 70
4.3.3. Asumsi Klasik ... 71
4.3.4. Teknik Analisis ... 75
4.3.5. Uji Hipotesis ... 77
4.4. Pembahasan ... 79
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Data Likuiditas Perbankan Tahun 2009-2011 ... 62
Tabel 4.2 Data Leverage Perbankan Tahun 2009-2011 ... 63
Tabel 4.3. Data Profitabilitas Perbankan Tahun 2009-2011 ... 64
Tabel 4.4. Data Umur Perusahaan Perbankan Tahun 2009-2011... 65
Tabel 4.5. Normalitas Data Masing-masing Variabel ... 67
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Multikolinieritas... 68
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 69
Tabel 4.8. Data Autokorelasi ... 70
Tabel 4.9. Koefisien Regresi ... 71
Tabel 4.10: Hasil Uji F ... 73
Anisa Dwi Anggraeni
Abstraksi
Pengungkapan laporan keuangan merupakan media utama penyampaian informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Laporan keuangan mengkomunikasikan kondisi keuangan dan informasi lainnya kepada pemegang saham, kreditor dan stakeholder serta calon stakeholder. Dari seluruh perusahaan perbankan tidak semuanya melakukan pengungkapan secara lengkap dan jelas. Untuk pengungkapan wajib , seluruh perusahaan telah melakukannya, tetapi dalam hal pengungkapan sukarela belum semua perusahaan melakukannya. Atas dasar permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio Likuiditas, rasio Leverage, rasio Profitabilitas, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.
Penelitian kuantitatif ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) untuk perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia dengan purposive sampling maka sampel penelitian ini berjumlah 21 perusahaan dengan tahun pengamatan 3 tahun yaitu selama periode 2009-2011. Penelitian ini diuji menggunakan regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh rasio Likuiditas, rasio Leverage, rasio Profitabilitas, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan.
Berdasarkan hasil pengujian dengan F test, menunjukkan bahwa rasio Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan umur perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan, hal ini dapat disimpulkan jika penggunaan model regresi dalam penelitian ini adalah cocok. Berdasarkan hasil pengujian dengan t test, variabel Likuiditas, Profitabilitas dan umur perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan, sementara variabel Leverage mempunyai pengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela laporan keuangan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berubahnya kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh terhadap
dunia usaha.Apalagi dalam menghadapi perekonomian pasar bebas yang
membuka area pemasaran, pasar-pasar baru dengan diikuti berbagai peluang
dan tantangan baru sehingga diharapkan para pelaku bisnis dapat
mempertahankan usahanya.
Globalisasi ekonomi dapat dikatakan mendunianya kegiatan dan
keterikatan perekonomian.Dengan adanya globalisasi ekonomi tersebut
memacu badan usaha dalam meningkatkan berbagai upaya untuk
mengembangkan usahanya.Upaya pengembangan usaha tersebut tidak sedikit
yang disalahgunakan beberapa pihak-pihak tertentu dalam hal
pengungkapan.Kasus yang saat ini marak masih hangat diperbincangkan
adalah Raihan Jewellry. Perusahaan yang bergerak dalam hal investasi emas
yang juga bergerak dalam hal perdagangan emas ini memberikan informasi
yang tidak akurat mengenai pengungkapan kondisi keuangan perusahaan
serta rincian mengenai bunga dari investasi yang dinilai tinggi (2,5%)
sehingga banyak calon nasabah yang tergiur dan tidak sedikit pula yang
Kasus lainnya yang terjadi pada bank Century, anggota bursa efek
marak diperbincangkan pada November 2008. Saat itu bank Century
dikabarkan mengalami kesulitan likuiditas dan banyak nasabah yang
mengeluh akibat kesulitan mencairkan investasinya, hingga akhirnya
mendapat talangan dari LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) dan kedudukan
bank Century diambil alih LPS itu sendiri bersama Bapepam yang kemudian
saat ini beralih nama menjadi bank Mutiara.
Pengungkapan laporan keuangan merupakan media utama
penyampaian informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak diluar
perusahaan.Laporan keuangan mengkomunikasikan kondisi keuangan dan
informasi lainnya kepada pemegang saham, kreditor dan stakeholder serta
calon stakeholder. Laporan keuangan tersebut menjadi alat utama manajer
untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan untuk melaksanakan fungsi
pertanggungjawaban atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya dalam
sebuah organisasi (Suripto, 1999 : 1).
Pencapaian efisiensi dan sarana akuntabilitas publik, pengungkapan
laporan keuangan menjadi faktor yang signifikan. Kelengkapan
pengungkapan informasi akuntansi yang memadai dalam laporan keuangan
akan menciptakan suatu transparansi serta akuntabilitas bagi suatu perusahaan
dalam rangka menuju GCG (Good Corporate Governance)sangat diharapkan
dengan pengungkapan yang memadai sehigga dapat bermanfaat bagi pemakai
laporan keuangan karena laporan keuangan tahunan akan dapat menjadi dasar
yang berguna dalam pengambilan keputusan dengan cara membuat kriteria
pengungkapan informasi.
Menurut Darrough (1993) dalam Simanjuntak dan Widiastuti (2004)
mengemukakakn bahwa pengngkapan informasi laporan keuangan dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu Pengungkapan wajib (Mandatory
Disclosure) dan Pengungkapan Sukarela (Volutary
Disclosure).Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclosure) merupakan
pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang
berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi
secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk
mengungkapkannya. Pengungkapan Sukarela (Volutary Disclosure)
merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan sukarela oleh
perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Healy dan Palepu
dalam Simanjuntak dan Widiastuti (2004) mengemukakakn meskipun semua
perusahaan publik diwajibkan untuk memenuhi pengungkapan minimum,
mereka berbeda secara substansial dalam hal jumlah tambahan informasi
yang diungkap ke pasar modal. Salah satu cara meningkatkan kredibilitas
perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas dan
Penelitian ini, peneliti lebih memilih perusahaan perbankan yang telah
go publik dan terdaftar di BEI karena kebanyakan perusahaan jenis ini yang
lebih disoroti oleh masyarakat sebagai lembaga keuangan. Dari seluruh
perusahaan perbankan tidak semuanya melakukan pengungkapan secara
lengkap dan jela, sementara pengungkapan sukarela itu sendiri diperlukan
untuk menarik investor dalam penanaman modalnya.
Dari seluruh perusahaan perbankan tidak semuanya melakukan
pengungkapan secara lengkap dan jelas.Untuk pengungkapan wajib, seluruh
perusahaan telah melakukannya tetapi dalam hal pengungkapan sukarela
belum semua perusahaan melakukannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa
kemungkinan diantaranya : perusahaan telah melakukan pengungkapan pada
periode sebelumnya sehingga merasa tidak perlu mengungkapkan lagi,
laporan tahunan dibuat untuk keperluan shareholder sehingga informasi yang
dibutuhkan shareholder laintidak perlu diungkapkan. Perusahaan memilih
media lain untuk mengungkapkan selain kepada pemegang saham. Selain itu
rendahnya tingkat pengungkapan juga terjadi karena faktor kepedulian sosial
yang dimiliki oleh perusahaan memang terbilang masih rendah dengan
demikian maka terdapat kesenjangan aktivitas social dalam pengungkapan
laporan tahunan.Artinya perusahaan belum sepenuhnya memanfaatkan
laporan keuangan sebagai sarana komunikasi antara pihak manajemen dengan
stakeholder diluar pemegang saham.Perusahaan menganggap laporan
Berdasarkan praktek yang terjadi keragaman kualitas pengungkapan
dalam laporan emiten.Keragaman tersebut terjadi karena perusahaan dikelola
oleh manajemen yang memiliki filosofi manajerial yang berbeda-beda dan
adanya keleluasaan yang luas dalam kaitannya dengan pengungkapan
informasi kepada masyarakat.Suatu perusahaan melakukan pengungkapan
sukarela adalah dengan pertimbangan antara biaya yang dikeluarkan dengan
manfaat yang diperoleh akibat melakukan pengungkapan tersebut. Dengan
kata lain manajer tidak akan melakukan pengngkapan laporan apabila dengan
melakukannya akan lebih merugikan daripada kerugian karena tidak
mengungkapkannya.
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini mengambil judul:
“Analisis Faktor-faktor Fundamental Ter hadap PengungkapanSukarela
Laporan Keuangan pada Perusahaan Per bankan di Bur sa Efek
Indonesia ”.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalahberdasarkan masalah diatasdapat ditarik suatu
rumusan masalah yaitu: Apakah terdapat antara pengaruh rasio likuiditas,
rasio leverage, rasio profitabilitas, dan umur perusahaan terhadap
kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan perusahaan perbankan
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan pada bagian sebelumnya,
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan
membuktikan apakah rasio likuiditas, leverage, profitabilitas serta umur
piutang mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan sukarela laporan
keuangan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Penelitian ini sangat berguna karena memberikan gambaran,
memperluas wawasan serta untuk dapat membandingkan antara teori
akuntansi tentang pengungkapan sukarela dalam laporan keuangan yang
telah diterima dengan yang terjadi dalam praktek.
2. Bagi universitas
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi dan
tambahan referensi penelitian lain tentang materi yang berhubungan
dengan pengungkapan sukarela dalam laporan keuangan.
3. Bagi perusahaan
Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi manajemen
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Ter dahulu
Berikut adalah penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak
lain yang dapat dipakai sebagai masukan serta bahan pengkajian:
A.Simanjuntak dan Widiastuti (2004)
1. Judul Penelitian
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan
Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta”.
2. Permasalahan yang dikemukakan :
Apakah terdapat pengaruh antara Leverage, likuiditas,
profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan?
3. Variabel Penelitian
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan, sedangkan variabel bebas (X1)
Leverage, (X2) Likuiditas, (X3) Profitabilitas, (X4) Porsi saham publik,
dan (X5) Umur perusahaan.
4. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Leverage,
mampu mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Sedangkan secara parsial, variabel profitabilitas dan porsi kepemilikan
saham oleh publik secara signifikan positif mempengaruhi kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan.
B.Andi Kartika (2009)
1. Judul Penelitian
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan
Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”.
2. Permasalahan yang dikemukakan :
Apakah terdapat pengaruh antara Leverage, likuiditas,
profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan?
3. Variabel Penelitian
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan, sedangkan variabel bebas (X1)
Leverage, (X2) Likuiditas, (X3) Profitabilitas, (X4) Porsi saham publik,
dan (X5) Umur perusahaan.
4. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Leverage memiliki
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pengungkapan laporan
umur perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
pengungkapan laporan keuangan pada periode 2004 hingga 2006.
C. Ade J ahroh (2010)
1. Judul Penelitian
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan
Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”.
2. Permasalahan yang dikemukakan :
Apakah terdapat pengaruh antara Leverage, likuiditas,
profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan?
3. Variabel Penelitian
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan, sedangkan variabel bebas (X1)
Leverage, (X2) Likuiditas, (X3) Profitabilitas, (X4) Porsi saham publik,
dan (X5) Umur perusahaan.
4. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima variabel Leverage,
likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan
dalam berpengaruh secara positif terhadap kelengkapan pengungkapan
D.David Effendi (2010)
1. Judul Penelitian
“Analisis Faktor-faktor Fundamental Serta pengaruhnya
Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada
Perusahaan yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia”.
2. Permasalahan yang dikemukakan :
Apakah terdapat pengaruh antara Leverage, likuiditas,
profitabilitas, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan
pengungkapan sukarela laporan keuangan?
3. Variabel Penelitian
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan, sedangkan variabel bebas (X1)
Leverage, (X2) Likuiditas, (X3) Profitabilitas, dan (X4) Umur
perusahaan.
4. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima variabel Leverage,
likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan tidak
mempengaruhi dalam mempengaruhi kelengkapan pengungkapan
sukarela laporan keuangan pada periode 2005 hingga 2008.
Tahun Nama Var iabel Alat Uji Objek
2009 Andi Kartika Variabel terikat (Y)
Y = Kelengkapan
2010 Ade Jahroh Variabel terikat (Y)
Y = Kelengkapan
2010 David Effendi Variabel terikat (Y)
X3 = Profitabilitas
X4 = Porsi saham publik
Sumber : Dari berbagai Jurnal penelitian
Setelah menelaah penelitian terdahulu, dapat diambil kesimpulan bahwa
penelitian tersebut mempunyai persamaan dengan penelitian ini yang
membahas mengenai luas pengungkapan sukarela laporan tahunan dan
beberapa karakteristik perusahaan yang mempengaruhinya. Hanya saja
terdapat perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini, yaitu
dalam hal perusahaan, obyek, tahun pengamatan, dan waktu penelitian. Jadi
penelitian ini bukan merupakan replikasi penelitian terdahulu.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Laporan Keuangan
2.2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu
perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan dapat diketahui dari laporan
keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan berisi
informasi tentang prestasi perusahaan di masa lampau dan dapat
memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan perusahaan dimasa
datang .
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses
data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, merupakan suatu ringkasan-ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan
inidibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan.
(Baridwan, 2000:17).
Sedangkan menurut Munawir ( 2002:5 ), laporan keuangan adalah
dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu
perusahaan. Kedua daftar tersebut adalah daftar neraca atau daftar posisi
keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (laporan arus kas), catatn
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan ( Standar Akuntansi Keuangan IAI, 2009:2 ).
2.2.1.2 Arti Pentingnya Laporan Keuangan
Mulanya laporan keuangan bagi perusahaan hanyalah sebagai “alat
penguji” dari pekerjaan bagan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya
laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja melainkan juga
sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan
perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak
Laporan keuangan memberikan input atau informasi yang bisa
dipakai untuk mengambil keputusan. Banyak pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, mulai dari investor atau
calon investor sampai dengan manajemen perusahaan itu sendiri.
Laporan keuangan menyediakan alat utama bagi para manajer untuk
mengkomunikasikan kondisi keuangan perusahaan kepada pihak luar.
Informasi substansial disampaikan oleh laporan keuangan tentang
kekuatan dan kinerja perusahaan sekarang. Manajer dan sejumlah pihak
luar secara teratur memakai laporan keuangan perusahaan untuk
mengevaluasi kinerja operasi dan finansial perusahaan (Simamora, 2002 :
381 )
Melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, struktur modal perusahaan,
keefektifan penggunaan aktiva. Hasil usaha/pendapatan yang telah dicapai,
bahan-bahan tetap yang harus dibayar, serta nilai-nilai buku tiap lembar
saham perusahaan yang bersangkutan. (Munawir, 2002:5).
2.2.1.3 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan umum laporan keuangan menurut Suwaldiman (2005 : 48)
terdiri dari lima tujuan, antara lain:
1. Untuk memberikan informasi laporan keuangan yang dapat
dipercaya mengenai aktivitas dan kewajiban serta modal suatu
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam aktiva neto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu
perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka
memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para
pemakai laporan keuangan dalam menaksir potensi perusahaan
dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam aktivitas dan kewajiban suatu perusahaan.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk
kebutuhan pemakai laporan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:3) tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pegguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Pengguna laporan keuangan tersebut antara lain:
1. Investor
2. Karyawan
3. Pemberi pinjaman
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
6. Pemerintah
7. Masyarakat
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen atau pertanggungjawaban manajemne atas sumber daya
yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang
telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian
agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.
2.2.1.4 J enis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Warren (2005:24) laporan akuntansi yang menghasilkan
informasi disebut laporan keuangan. Laporan keuangan yang utama
bagi perusahaan perorangan adalah laporan laba rugi, laporan ekuitas
pemilik, neraca dan laporan arus kas. Seluruh laporan keuangan harus
diidentifikasi dengan nama perusahaan, jenis laporan keuangan, tanggal
atau periode waktu laporan keuangan tersebut. Data yang terdapat
dalam laporan keuangan tersebut digunakan untuk suatu periode waktu
tertentu. Urut-urutan penyusunan dan sifat data yang terdapat dalam
laporan-laporan tersebut adalah sebagai berikut
1. Laporan laba rugi
Suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu
tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan laba rugi
Konsep ini diterapkan dengan menandingkan atau mengaitkan beban
dengan pendapatan yang dihailkan selama periode terjadinya beban
tersebut. (Warren, 2005:25)
Bentuk laporan laba rugi (Warren, 2005:291) yang sering
digunakan ada dua macam, yaitu bentuk bertahap (Multiple-Step)
dan bentuk langsung (Singgle-Step).
2. Laporan ekuitas pemilik
Suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama
periode wajib tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan
ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama
jangka waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan
laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus
dilaporkan dalam laporan ini. Demikian juga, laporan ekuitas
pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca. Oleh karena itu,
laporan ekuitas pemilik seringkali dipandang sebagai penghubung
antara laporan laba rugi dengan neraca. (Warren, 2005:25).
3. Neraca
Menurut Munawir (2002:20), bentuk atau susunan dari neraca
tidak ada keseragaman diantara perusahaan-perusahaan tergantung
pada tujuan-tujuan yang akan dicapai, tetapi bentuk neraca yang
umum digunakan (tradisionil atau convensional) adalah sebagai
a. Bentuk Skonto (Account Form) dimana semua aktiva tercantum
sebelah kiri/debet dan hutang serta modal tercantum sebelah
kanan/kredit.
b. Bentuk vertical (Report Form), dalam bentuk ini semua aktiva
nampak dibagian atas yang selanjutnya diikuti dengan hutang
jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal.
c. Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi
keuangan perusahaan, bentuk ini bertujuan agar kedudukan atau
posisi keuangan yang dikehendaki nampak dengan jelas ,
misalnya modal kerja netto (net working capital) atau jumlah
modal perusahaan.
4. Laporan arus kas
Laporan arus kas (Warren 2005:27) terdiri dari tiga bagian:
Arus Kas dari Aktiva Operasi Bagian ini melaporkan iktisar
penerimaan dan pembayaran kas yang menyangkut operasi
perusahaan.
Arus Kas dari Aktiva Investasi Bagian ini melaporkan transaksi
kas untuk pembelian dan penjualan aktiva tetap atau permanent.
Arus Kas dari Pendanaan Bagian ini melaporkan transaksi kas
yang berhubungan dengan investasi pemilik, peminjaman dana, dan
2.2.2 Pengungkapan
2.2.2.1 Pengertian Pengungkapan
Bagi pihak-pihak diluar manajemen suatu perusahaan, laporan
keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan mereka
mengetahui kondisi perusahaan tersebut. Salah satu tujuan pelaporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi guna pengambilan keputusan.
Sejauh mana informasi yang dapat diperoleh akan sangat tergantung pada
sejauh mana pengungkapan dari laporan keunagan perusahaan yang
bersangkutan.
Pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akhir dari
proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam seperangkat penuh
statemen keuangan. Pengungkapan dalam laporan keuangan merupakan
penyajian informasi yang diperlukan untuk berlangsungnya pasar modal yang
efisien secara optimum. (Suwadjono, 2006: 578 ).
Menurut Tuanakota (1986:220), pengungkapan dalam laporan
keuangan merupakan penyajian informasi yang diperlukan untuk
berlangsungnya pasar modal yang efisiwn secara optimum. Akan tetapi
disamping itu adanya perusahaan pesaing menyebabkan masih ada beberapa
perusahaan yang keberatan dalam menambah pengungkapan, salah satu
keberatan yang diajukan perusahaanuntuk menambah pengungkapan adalah
bahwa pengungkapan hanyalah akan membantu competitor dan merugikan
Dalam pengertian terluas kata tersebut, pengungkapan hanya
berarti penyampaian (release) informasi. Para akuntan cenderung
menggunakan kata ini dalam pengertian yang agak terbatas, yaitu
penyampaian informasi keuangan tentang suatu perusahaan didalam laporan
keuangan, biasanya laporan tahunan. (Hendrisen & Breda, 2002:428).
Pengungkapan merupakan hal yang vital bagi pengambilan
keputusan optimal para investor dan untuk pasar modal yang stabil.
Pengungkapan informasi yang relevan cenderung untuk mencegah kejutan
yang mungkin dapat mengubah secara total masa depan perusahaan yang
bersangkutan. Hal itu juga cenderung memberikan kepercayaan yang lebih
besar kepada para investor terhadap informasi keuangan yang disediakan bagi
mereka. ( Tuanakota, 1986: 211 ).
2.2.2.2 Tujuan Pengungkapan
Secara umum tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi
yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan
untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang
berbeda-beda. (Suwardjono, 2006:580).
Adapun tujuan pengungkapan menurut Belkaoui (2000:219) ada
enam antara lain:
1. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan
ukuran yang relevan bagi item-item tersebut selain ukuran dalam
2. Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk
menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut
3. Untuk menyediakan informasi dan membantu investor dan kreditur
dalam menentukan resiko dan item-item yang potensial untuk diakui
dan yang belum diakui
4. Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh
pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antar perusahaan
dan antar tahun.
5. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dank as
keluar dimasa mendatang
6. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan
investasinya.
2.2.2.3 Luas Pengungkapan
Banyaknya informasi yang harus diungkapkan bukan saja
tergantung kepada keahlian si pembaca tetapi juga pada standar yang
dibutuhkan. Ada tiga konsep pengungkapan menurut Suwardjono
(2006:581) yaitu:
1. Adequate disclosure (pengungkapan memadai)
Pengungkapan yang minimal harys ada sehingga ikhtisar-ikhtisar
keuangan menjadi tidak menyesatkan.
2. Fair disclosure (pengungkapan wajar)
Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung merupakan tujuan
laporan dengan menyediakan informasi yang layak terhadap
pembaca potensial.
3. Full disclosure (pengungkapan penuh)
Pengungkapan penuh menyangkut kelengkapan penyajian informasi
yang diungkapkna secara relevan.
Darrough (1993) dalam Simanjuntak (2004:354) mengemukakan
ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan
yang ditetapkan standar, yaitu:
1. Pengungkapan wajib (mandated disclosure)
Merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar
akuntansi yang berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk
mengungkapkan informasi secara sukarela, pengungkapan wajib
akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya.
2. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)
Merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan sukarela oleh
perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Healy dan
Palepu (1993) mengemukakan meskipun semua perusahaan public
diwajibkan untuk memenuhi pengungkapan minimum, mereka
berbeda secara substansial dalam hal jumlah tambahan informasi
yang diungkap ke pasar modal. Salah satu cara meningkatkan
kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela
2.2.2.4 Metode Pengungkapan
Pengungkapan melibatkan keseluruhan proses pelaporan.
Terdapat beberapa metode yang berbeda-beda untuk pengungkapan ini.
Menurut suwardjono (2006:591) metode yang biasanya dipergunakan
untuk melakukan pengungkapan antara lain sebagai berikut:
1. Bentuk dan susunan laporan yang formal
Informasi yang paling relevan dan signifikan harus selalu
tampak dalam batang tubuh utama dari salah satu laporan keuangan
atau lebih, jka hal itu memang perlu dimasukkan kedalamnya.
2. Istilah-istilah yang dipergunakan (terminologi) dan penyajian yang
terinci.
Istilah-istilah teknis teknis bisa bermanfaat jika memiliki
pengertian yang akurat yang pada umumnya telah dikenal dengan
baik oleh para pembaca lainnya.
3. Informasi selipan
Jika judul-judul pos dalam laporan tidak dapat dibuat
sedeskriptif mungkin tanpa panjang-lebar, penjelasan atau definisi
tambahan dapat disajikan dalam catatan selipan setelah judul dalam
laporan. Tetapi, catatan ini tidak boleh terlalu panjang sebab akan
mengganggu pembaca dalam usaha menyerap data lainnya dalam
4. Catatan kaki
Merupakan sarana untuk mengungkapkan informasi yang tidak
dapat disajikan dengan baik dalam batang tubuh suatu laporan tanpa
merusak sifat kejelasan laporan tersebut. Catatan kaki tidak boleh
bertentangan dengan ataupun mengulangi informasi dalam laporan.
5. Ikhtisar tambahan dan skedul pelengkap
Ikhtisar tambahan menunjukkan informasi tambahan
sedangkan skedul pelengkap merupakan perincian dari pos-pos
tertentu dalam ikhtisar keuangan dasar.
6. Sertifikat auditor
Sertifikat audit bukanlah tempat untuk mengungkapkan
informasi keuangan yang signifikan mengenai perusahaan, tetapi
berperan sebagai suatu metode untuk mengngkapkan jenis informasi
tertentu.
7. Surat direktur utama
Surat direktur utama berisi jenis-jenis informasi tertentu yang
dapat disajikan secara langsung oleh manajemen perusahaan yang
bersangkutan.
2.2.3 Rasio Likuiditas
2.2.3.1. Definisi Rasio Likuiditas
adalah aktiva yang diperdagangkan dalam suatu pasar yang aktif
sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan
menggunakan harga pasar yang berlaku, dan “posisi likuiditas” sebuah
perusahaan (Brigham & Houston, 2006: 95)
Menurut Bringham & Houston (2006: 95) Rasio Likuiditas
adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar
lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Salah satu
rasio likuiditas yang paling umum digunakan yaitu rasio lancar dihitung
dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
=
Aktiva lancar umumnya meliputi kas, sekuritas, piutang usaha,
dan persediaan. Kewajiban terdiri atas utang usaha, wesel tagih jangka
pendek, utang jatuh tempo yang kurang dari satu tahun, akrual pajak,
dan beban-beban akrual lainnya (terutama gaji). Jika rasio sebuah
perusahaan nilainya sangat jauh dari angka rata-rata industrinya,
seorang analis seharusnya mewaspadai tentang mengapa varians
sebesar itu dapat terjadi. Jadi, suatu deviasi dari rata-rata industri akan
menjadi pertanda bagi para analis (atau manajemen) untuk melakukan
pemeriksaan lebih jauh. Rasio likuiditas lainnya yang terkadang
digunakan adalah rasio cepat, atau acid test rasio, yang dinyatakan
sebagai berikut :
Rasio ini digunakan jika terdapat kekhawatiran bahwa persediaan
tidak akan dapat dijual sesuai dengan nilai bukunya. (Brigham &
Houston, 2006: 96).
2.2.3.2.Pengaruh Rasio Likuiditas Ter hadap Kualitas Pengungkapan
Sukarela
Rasio likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Di satu sisi, rasio
likuiditas yang tinggi menunjukkan kuatnya kondisi keuangan
perusahaan. Perusahaan semacam ini akan cenderung untuk melakukan
pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut kredibel (Cooke, 1989). Di
pihak lain, likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja
manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini,
perusahaan dengan likuiditas rendah justru cenderung mengungkapkan
lebih banyak informasi kepada pihak eksternal sebagai upaya
menjelaskan lemahnya kinerja manajemen (Wallace, 1994).
2.2.4 Rasio Leverage
2.2.4.1. Definisi Rasio Lever age
Menurut Brigham & Houston, (2006: 101, leverage memiliki
tingkat implikasi penting :
Dengan memperoleh dana melalui hutang, para pemegang saham
Kreditor akan melihat pada ekuitas atau dana yang diperoleh
sendiri, sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi
proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka
semakin kecil risiko yang harus dihadapi oleh kreditur.
Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai
dengan dana hasil pinjaman lebih daripada bunga yang dibayarkan,
maka pengembalian dari pemilik diperbesar.
Menentukan jumlah utang yang optimal adalah suatu proses yang
rumit, dan untuk saat ini ada dua prosedur yang digunakan para analis
untuk memeriksa utang perusahaan : (1) memeriksa neraca untuk
menentukan proporsi dari total dana yang dicermikan oleh utang, (2)
meninjau laporan laba rugi untuk melihat seberapa baik beban tetap
tertutupi oleh keuntungan operasi. (Brigham & Houston, 2006: 103)
Menurut Van Horne & Wachowicz (2005: 209)Rasio Leverage
(utang) adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan
dibiayai oleh utang. Terdapat tiga rasio yang digunakan yaitu:
Rasio Utang terhadap Ekuitas. Agar dapat menilai sejauh mana
perusahaan menggunakan uang yang dipinjam, kita dapat menggunakan
beberapa rasio utang (debt ratio) yang berbeda. ‘Rasio utang terhadap
ekuitas’ (debt to equity ratio) dihitung hanya dengan membagi total
utang perusahaan (termasuk kewajiban jangka pendek) dengan ekuitas
pemegang saham. Dapat dirumuskan sebagai berikut:
Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan
perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham, dan semakin besar
perlindungan bagi kreditor (margin perlindungan) jika terjadi
penyusutan nilai aktiva atau kerugian besar.
Rasio Utang terhadap Total Aktiva. Rasio utang terhadap total
aktiva (debt to total asset ratio) didapat dari membagi total utang
perusahaan dengan total aktivanya. Raso ini berfungsi dengan tujuan
yang hamper sama dengan rasio debt-to-equity. Rasio ini menekankan
pada peran penting pendanaan utang bagi perusahaan dengan
menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh
pendanaan utang.
2.2.4.2. Pengaruh Rasio Leverage Ter hadap Kualitas Pengungkapan
Sukarela
Suatu perusahaan yang tingkat debt rasionya tinggi cenderung
untuk memenuhi informasi untuk krediturnya (Wallace: 1994).
Perusahaan yang mempunyai proporsi hutang yang lebih banyak dalam
struktur permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang besar.
Oleh karena itu perusahaan yang mempunyai komposisi hutang yang
tinggi wajib memenuhi kebutuhan informasi yang cukup memadai bagi
krediturnya.
2.2.5 Rasio Pr ofitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan gabungan
efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil
operasi. (Brigham & Houston, 2006: 107).
Menurut (Home & Wachowicz 2005: 222) rasio profitabilitas
adalah rasio yang menghubungkan laba penjualan dan investasi. Rasio
profitabilitas terdiri atas dua jenis rasio yang menunjukkan profitabilitas
dalam kaitannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan
profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi.
Profitabilitas dalam Kaitannya dengan Penjualan yaitu margin
laba kotor yang dinyatakan sebagai (Penjualanbersih – Harga pokok
penjualan) atau penjualan bersih. Rasio ini memberitahu kita laba dari
perusahaan yang berhubungan dengan penjualan, setelah kita
mengurangi biaya untuk memproduksi barang yang dijual.
Profitabilitas dalam Hubungannya dengan Investasi Salah satu
pengukurannya adalah dengan tingkat pengendalian atas investasi
(return on investment - ROI), atau tingkat pengembalian atas aktiva
(return on asset - ROA) dapat dihitung dengan membandingkan antara
laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.
Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity - ROE)
membandingkan antara laba bersih setelah pajak (dikuragi deviden
saham biasa) dengan ekuitas yang telah diinvestasikan pemegang saham
perusahaan:
Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba tas
investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan seringkali
digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan dalam
sebuah industry yang sama. ROE yang tinggi seringkali mencerminkan
penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan
manajemen biaya yang efektif. Akan tetapi, jika perusahaan tersebut
telah memilih untuk menerapkan tingkat utang yang tinggi berdasarkan
standar industry, ROE yang tinggi hanyalah merupakan hasil dari
asumsi risiko keuangan yang berlebihan. (Van Horne & Wachowicz,
2005:226).
2.2.5.2.Pengaruh Rasio Pr ofitabilitas Ter hadap Kualitas Pengungkapan
Sukarela
Shinghvi dan Desai (1997) dalam Binsar dan Lusy (2004)
mengutarakan bahwa rentabilitas ekonomi dan profit margin yang
tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang
lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap laba
perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen.
2.2.6 Umur Perusahaan
Umur perusahaan diperkirakan mempunyai hubungan positif
dengan kualitas ungkapan sukarela. Alas an yang mendasari adalah
bahwa perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih
banyak atau lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi
tentang perusahaan. (Marwata 2001).
2.2.6.2. Pengaruh Umur Perusahaan Ter hadap Kualitas Pengungkapan
Sukarela
Umur perusahaan diperkirakan memiliki hubungan positif dengan
kualitas ungkapan sukarela. Alasan yang mendasari adalah bahwa
perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih
banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang
memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih mengetahui
konstituennya akan informasi tentang perusahaan (Marwata 2001).
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan diatas, maka
dapat diambil premis-premis yang kemudian dari premis tersebut akan
disimpulkan sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengemukakan hipotesis.
Adapun premis-premis tersebut adalah sebagai berikut:
Premis 1 : Semakin tinggi rasio likuiditas, maka semakin luas
pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan
(Cooke, 1989 dalam Fitriani, 2001)
Premis 2 : Perusahaan yang tingkat debtrationya tinggi cenderung
(Wallace, 1994 dalam Yuniati, 2000)
Premis 3 : Semakin lama perusahaan tercatat di bursa semakin tinggi
kualitas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan
(Marwata, 2001)
Premis 4 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio leverage
dengan tingkat pengungkapan laporan tahunan (Yuniati, 2000)
Dari premis-premis di atas, maka dapat digambarkan dalam kerangka
piker sebagai berikut:
Gambar 1 : Diagram Kerangka Pikir
Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)
Analisis regresi linear berganda
2.4 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah”diduga ada pengaruh positif antara rasio
likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, dan umur perusahaan terhadap Rasio Likuidit as (X1)
Rasio Leverage (X2)
Rasio Profit abilit as (X3)
Um ur Perusahaan (X4)
Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan Tahunan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran variabel
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan atau
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut. Definisi operasional dan pengukuran setiap variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel dependent atau terikat (Y), adalah pengungkapan sukarela
laporan keuangan perusahaan
Pengungkapan laporan keuangan adalah penyediaan semua
informasi yang dianggap penting dalam mempengaruhi penilaian dan
keputusan yang diambil oleh pemakai laporan keuangan, diungkapkan
oleh perusahaan, baik yang bersifat wajib maupun sukarela.
Indikator untuk mengukur tingkat pengungkapan laporan keuangan
menggunakan item voluntary disclosure yang ditetapkan BAPEPAM
dalam Tri Siwi Nugrahani (2007) sebanyak 33 item pengungkapan
(sumber: lampiran) . Variabel ini membahas tentang pengungkapan wajib
untuk mengukur berapa banyak butir yang material yang diungkapkan oleh
perusahaan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio.
Indeks pengungkapan untuk setiap perusahaan sampel diperoleh dengan
1) Pendekatan untuk penentuan skor pengungkapan pada dasarnya bersifat
dikotomi. Sebuah item diberi skor 1(satu) jika diungkapkan dan 0 (nol)
jika tidak diungkapkan. Dalam pemberian skor ini, item-item yang tidak
diberi bobot sehingga memberlakukan semua item pengungkapan
secara sama.
2) Skor yang diperoleh setiap perusahaan dijumlahkan untuk mendapatkan
skor total.
3) Kelengkapan pengungkapan relatif setiap perusahaan diukur dengan
indeks.
Digunakan indeks var iabel Wallace = 100%
Dimana:
= jum lah butir yang diungkap pada per usahaan = jum lah butir yang sehar usnya diungkap
b. Variabel independent atau bebas (X) :
Variabel independent (bebas) dalam penelitian ini meliputi : rasio
likuiditas (X1), rasio leverage (X2), rasio profitabilitas (X3), dan umur
perusahaan (X4)
1. Rasio Likuiditas (X1), adalah rasio yang menunjukkan hubungan
antara kas dan aktiva lancar lain dari sebuah perusahaan denga
kewajiban lancarnya.
kewajiban lancar. Ukuran yang digunakan adalah prosentase (%)
dengan skala pengukurannya adalah rasio.
=
2. Rasio Leverage (X2), adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana
perusahaan dibiayai oleh utang
Rasio Leverage (X2) dalam penelitian ini menggunakan debt to
equity ratio yang diukur berdasarkan total hutang terhadap total ekuitas.
Ukuran yang digunakan adalah prosentase (%) dengan skala
pengukurannya adalah rasio.
=
3. Rasio Pr ofitabilitas (X3), adalah rasio yang menghubungkan laba dari
penjualan atas investasi
Rasio profitabilitas (X3) dalam penelitian ini menggunakan
Return On Equity (ROE) yang diukur berdasarkan laba bersih setelah
dipotong pajak (EAT) terhadap modal sendiri. Ukuran yang digunakan
adalah prosentase (%) dengan skala pengukurannya adalah rasio.
=
4. Umur Perusahaan (X4), adalah merupakan waktu sejak perusahaan
first issue
Umur perusahaan (X4) diukur berdasarkan selisih antara tahun
Satuan yang digunakan adalah tahun dengan skala pengukurannya
adalah rasio. Dilambangkan dengan MUR
MUR = Tahun Pengamatan – Tahun First Issue
(Binsar & Lusy, 2004)
3.2 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 28
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 sampai
tahun 2011. Pemilihan tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 karena
jangka waktu tahun tersebut menjadi tolak ukur dalam melihat
perkembangan perusahaan yang aktual.
3.2.2 Sampel
Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah non-probabilitas dengan cara purposive sampling. Sampel
yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan go
publik di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai tahun 2011
yang berjumlah 21 perusahaan dari total keseluruhan yaitu 28
perusahaan.
Kriteria pemilihan sampel yang diambil sebagai berikut:
2. Perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan telah
mengeluarkan laporan keuangan tahunan yang valid, lengkap, dan
telah diaudit oleh pihak berwenang periode 2008-2011.
3. Perusahaan memiliki laba positif selama 4 tahun.
4. Perusahaan merupakan kategori perbankan konvensional milik
swasta.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka terdapat 21 perusahaan yang
diambil sebagai sampel dalam penelitian ini. Perusahaan-perusahaan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. PT. Bank ICB Bumiputera Tbk
2. PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk
3. PT. Bank Central Asia Tbk
4. PT. Bank Bukopin Tbk
5. PT. Nusantara Parahyangan Tbk
6. PT. Bank Danamon Tbk
7. PT. Bank Pundi Indonesia
8. PT. Bank Kesawan Tbk
9. PT. Bank Bumi Arta Tbk
10.PT. Bank CIMB Niaga Tbk
11.PT. Bank Internasional Indonesia Tbk
12.PT. Permata Tbk
13.PT. Bank India Indonesia Tbk
15.PT. Bank Arta Graha Internasional Tbk
16.PT. Bank Mayapada Internasional
17.PT. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk
18.PT. Bank Mega Tbk
19.PT. Bank OCB NISP
20.PT. Bank PAN Indonesia
21.PT. Bank Himpunan Saudara 1906
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 J enis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain dan berwujud data
dokumentasi atau laporan yang telah tersedia. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah berupa laporan keuangan perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI.
3.3.2 Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak
21 perusahaan dari tahun 2008 sampai tahun 2011, buku Indonesian
Capital Market Directory serta pusat referensi pasar modal di Bursa
3.3.3 Metode pengumpulan data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dokumentasi dan studi kepustakaan. Dokumentasi yaitu suatu teknik
pengumpulan data dengan mempelajari dan menggunakan laporan
keuangan pihak emiten yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Sedangkan studi kepustakaan dan literatur yang digunakan untuk
mencari danmendapatkan data, informasi, dan teori yang relevan
dengan bahasan buku-buku dari literatur.
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
1.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal digunakan metode Kolmogorov Smirnov.
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data
mengikuti distribusi normal adalah: (Sumarsono, 2004:40). Uji
Kolmogorov Smirnov merupakan uji goodness of fit yang berkaitan
dengan tingkat kesesuaian antara distribusi sample (skor observasi)
dan distribusi teoritisnya. Uji Kolmogorov Smirnov menentukan
apakah skor dalam sampel yang berasal dari populasi yang memiliki
distribusi teoritis adalah apa yang diharapkan sesuai dengan
hipotesis nol (H0).
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
Daerah keputusan
Tingkat signifikan ˃ 5% maka H0 diterima dan H1 ditolak
Tingkat signifikan ˂ 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima
(Ghozali, 2002 : 36)
4.3.2. Uji Outlier
Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik
yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan
muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal
atau variabel kombinasi. Deteksi dapat dilakukan dengan menentukan nilai
batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan cara
mengkonversi nilai data ke dalam skor standardized atau yang biasa
disebut z-score, yang memiliki nilai means (rata-rata) sama dengan nol dan
standar deviasi sama dengan satu (Ghozali, 2007:36). Menurut Hair (1998)
untuk kasus sampel kecil (kurang dari 80), maka standar skor dengan nilai
˃ 2,5 dinyatakan outlier.
3.4.3 Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linear Unbiased
Estimator), yang artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak
terpenuhi. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus
dipenuhi asumsi dasaryang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier.
1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam
persamaan regeresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(Independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas. Deteksi adanya multikolinieritas dapat
dilihat dari besaran VIF (Varians InflationFactor) yang dapat dihitung
dengan (Ghozali, 2006:95):
VIF = 1
Tolerance
Kriteria pengujiannya:
1. Jika besaran VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
2. Jika besaran VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas
2. Uji Heteroskedasitas
Heteroskedastisitas adalah nilai varians residual dengan varians
setiap variabel bebas tidak sama atau E (u21) ≠ 0. Jika nilai varians
residual dengan varians setiap variabel bebas tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan korelasi rank
Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Ketentuannya
jika angka dari Rank Spearman lebih kecil dari 0,05 maka terjadi
lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati,
1995 : 188).
3. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linier terdapat kesalahan pengganggu pada periode
waktu dengan kesalahan pada peride waktu sebelumnya. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Jika
dalam suatu model regresi terdapat autokorelasi maka akan
menyebabkan varians sampel tidak dapat mengggambarkan varians
populasinya dan model regresi yang dihasilkan tidak dapat
digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen pada nilai
variabel independen tertentu.
Ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi
dapat dilakukan salah satunya dengan cara melakukan pengujian
terhadap nilai Uji Durbin Watson (Uji DW)
Tabel 3.1
Penentuan Nilai Durbin Watson
Kriteria DW tes berada di
Ada autokorelasi positif 0 < dW < dL
Tidak ada keputusan dL < dW < dU
Tidak ada autokorelasi dU < dW < 4 – dU
Sumber : Gujarati (1995 : 217-218)
3.4.4 Teknik Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. persamaan
regresi berganda tersebut adalah sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
Keterangan :
Y = Pengungkapan sukarela laporan keuangan
a = Konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel X1
b2 = Koefisien regresi variabel X2
b3 = Koefisien regresi variabel X3
b4 = Koefisien regresi variabel X4
X1 = Rasio Likuiditas
X2 = Rasio Leverage
X3 = Rasio Profitabilitas
X4 = Umur Perusahaan
e = Variabel Pengganggu
3.4.5.Uji Hipotesis
Uji F dapat digunakan untuk menguji cocok tidaknya model
regresi yang dihasilkan guna mengetahui pengaruh variabel-variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan prosedur sebagai
berikut:
Hipotesis
H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0 (Model regresi tidak cocok)
H1 : β1 = β2 = β3 = β4 ≠ 0 (Model regresi cocok)
Level of signifikan (α) = 0,05
Ketentuan pengujian :
Jika tingkat signifikan (p-value) > 0,05 maka H0 diterima dan H1
ditolak
Jika tingkat signifikan (p-value) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1
diterima
3.4.5.2 Uji Hipotesis (Uji t)
Hipotesis penelitian ini teruji atau tidak dapat dilihat dari hasil uji
t, karena uji t dapat digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya
pengaruh antara variabel independent secara parsial terhadap variabel
dependen digunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:
Hipotesis
H0 : β1 = 0 (secara parsial tidak terdapat pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat)
Level of signifikan (α) = 0,05
Ketentuan pengujian :
Jika tingkat signifikan (p-value) > 0,05 maka H0 diterima dan H1
ditolak
Jika tingkat signifikan (p-value) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1
4.1. Deskr ipsi Objek Penelitian
4.1.1. Sejar ah Singkat ICB Bumiputera Indonesia, Tbk (BABP)
Bank ICB Bumiputera mulai beroperasi sejak 12 januari 1990
dengan nama Bank Bumiputera, sebagai perusahaan yang dimiliki oleh
AJB Bumiputera 1912, perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia.
Pada tahun 2002 Bank mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia
dengan struktur pemegang saham adalah AJB Bumiputera (37,50%), PT.
Cipta Usaha Citra Dana (37,50%), dan Masyarakat (25,00%). Setahun
kemudian Bank mempertajam identitas perusahaan serta mempersingkat
penyebutannya menjadi “Bank BP” agar lebih mudah dikenal dan diingat
oleh masyarakat.
Pada tahun 2005 Bank melakukan peningkatan modal dasar dari
RP 500 milyar menjadi Rp 2 triliun dan modal disetor dari 200 milyar
menjadi Rp 500 milyar melalui penawaran umum terbatas. Pada tahun
2007 dan berdasarkan persetujuan Bank Indonesia No.
09/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 1 Mei 2007 telah dilakukan penjualan
4.1.2. Sejar ah Singkat PT. Bank Ekonomi Rahar ja, Tbk (BAEK)
PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk didirikan pada tanggal 15 Mei
1989 dengan nama awal PT Bank Mitra Raharja. Pada tahun yang sama
di bulan September, namanya diubah menjadi PT Bank Ekonomi Raharja
yang kemudian lebih dikenal sebagai Bank Ekonomi. Pada tanggal 16
September 1992, status Bank Ekonomi berubah menjadi bank devisa.
Sejak 22 Mei 2009, Bank Ekonomi menjadi bagian dari grup
institusi keuangan internasional, HSBC Holdings Plc., melalui anak
perusahaannya, HSBC Asia Pacific Holdings (UK) Limited. Sampai
dengan 31 Desember 2011, Bank Ekonomi memiliki 2.505 karyawan,
yang tersebar di 46 kantor cabang utama (termasuk kantor pusat), 38
kantor cabang pembantu, dan 11 kantor kas yang tersebar di seluruh
Indonesia.
Bank Ekonomi memfokuskan usaha perbankannya pada segmen
usaha kecil dan menengah. Untuk ini, Bank Ekonomi menyediakan 107
ATM yang bergabung dalam jaringan Prima dan ALTO. Dengan
menggunakan Kartu ATM Bank Ekonomi, para nasabah dapat
melakukan transaksi pada lebih dari 21.000 ATM berlogo Prima dan
ALTO.
4.1.3. Sejar ah Singkat PT. Bank Central Asia, Tbk (BBCA)
PT. Bank Central Asia, Tbk mulai beroperasi pada 21 Februari