• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SISTEM UPAH KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. GARUDA MAS SEMESTA (GAMATEX) CIMAHI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SISTEM UPAH KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. GARUDA MAS SEMESTA (GAMATEX) CIMAHI."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

NO DAFTAR FPEB: 164/UN40.FPEB.1.PL/2013

PENGARUH SISTEM UPAH KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. GARUDA

MAS SEMESTA (GAMATEX) CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh:

ANGGA DITANUGRAHA

0907061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

(2)
(3)

Pengaruh Sistem Upah Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Pada Bagian Produksi Di

PT Garuda Mas Semesta (GAMATEX)

Cimahi

Oleh Angga Ditanugraha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Angga Ditanugraha 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

(4)
(5)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH SISTEM UPAH KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT GARUDA

MAS SEMESTA (GAMATEX) CIMAHI

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dra. Hj. Nani Sutarni, M.Pd. NIP. 19611108 198601 2 003

Pembimbing II

Hady Siti Hadijah, S.Pd, M.Si. NIP. 19720127 200604 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran Universitas Pendidikan Indonesia

(6)
(7)

ABSTRAK

PENGARUH SISTEM UPAH KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. GARUDA MAS SEMESTA

(GAMATEX) CIMAHI

Oleh:

Angga Ditanugraha NIM. 0907061

Skripsi ini dibimbing oleh

Dra. Hj. Nani Sutarni, M.Pd. dan Hady Siti Hadijah, S.Pd, M.Si.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah menurunnya kinerja karyawan bagian produksi di perusahaan tekstil PT Gamatex Cimahi. Penelitian ini dilakukan pada karyawan PT. Gamatex Cimahi, bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh sistem upah kerja terhadap kinerja karyawan pada bagian produksi di PT. Gamatex Cimahi. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran tingkat sistem upah kerja, gambaran tingkat kinerja karyawan pada bagian produksi di PT. Gamatex Cimahi, adakah pengaruh sistem upah kerja terhadap kinerja karyawan pada bagian produksi di PT. Gamatex Cimahi.

Aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah sistem upah kerja dan kinerja. Indikator yang digunakan untuk sistem upah kerja ini adalah, sistem pengupahan, kondisi perusahaan, keterampilan tenaga kerja, standar hidup, dan jenis pekerjaan. Sedangkan indikator kinerja adalah, kuantitas kerja, kualitas kerja, kreatifitas, kerjasama, kesadaran, inisiatif, dan kualitas diri.

Penelitian ini menggunakan metode survey penjelasan, teknik pengumpulan datanya dengan cara penyebaran angket. Instrumen yang digunakan adalah angket model skala Likert. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi. Jumlah anggota populasil 476, sehingga sampel diambil seluruhnya sebesar 83 orang.

Analisis data diketahui bahwa koefisien korelasi antara variabel X (sistem upah kerja) terhadap variabel Y (kinerja) dalam kategori sedang. Koefisien Determinasi (KD) menunjukan bahwa kinerja dipengaruhi oleh sistem upah kerja. Koefisien regresi antara variabel X (sistem upah kerja) dan variabel Y (kinerja) nyata adanya. Jika dikonfirmasikan dengan kriteria penolakan hipotesis menunjukan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima.

(8)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF SYSTEM OF PAY TO THE PERFORMANCE OF PRODUCTION EMPLOYEES IN PT. GARUDA MAS

SEMESTA (GAMATEX) CIMAHI

By:

Angga Ditanugraha NIM. 0907061

This skripsi is guided by

Dra. Hj. Nani Sutarni, M.Pd. and Hady Siti Hadijah, S.Pd, M.Si.

This research raises the issue about the declining performance of the production employees at the textile company PT Gamatex Cimahi. The research is conducted on the employees of PT. Gamatex Cimahi which aims to determine how the influence of the system of pay to the performance of production employees in PT. Gamatex, Cimahi. In this research, the writer analyzes the data to know the representation of system of pay level, and the representation of production employees performance employee performance in PT. Gamatex,Cimahi. Thus, the writer also wants to know the effect of system of pay to employees performance in division of production at PT Gamatex, Cimahi.

The aspects which studied in this research are the system of pay and the performance. The indicator that is used to analyze the system of pay are: the wage system, condition of company, employment skills, standard of living, and the types of job. In addition, performance indicators are: quantity of work, quality of work, creativity, cooperation, awareness, initiative, and the self-person quality.

This research uses survey description method. The data is collected by distributing questionnaires. The writer uses the instrument of questionnaire through Likert scale models. The analysis of data uses regression analysis. Number of population member is 476, and the sample that is taken is 83 person.

Analysis of the data finds that the correlation coefficient between variables X (system of pay) to variable Y (performance) is in the medium category. Coefficient of Determination (KD) shows that the system of performance is affected by the minimum rates of pay. Regression coefficient between variables X (system of pay) and the Y variable (performance) is real. If this result confirms to the criteria of rejection hyphothesis so it will show hat H0 is rejected and H1 is accepted.

(9)
(10)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KERANGKA TEORETIS... Error! Bookmark not defined. 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Sistem Upah Kerja ... Error! Bookmark not defined.

(11)

2.1.3 Pengaruh Sistem Upah Kerja Terhadap Kinerja Karyawan . Error!

Bookmark not defined.

2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III DESAIN PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.8 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.9 Pengujian Persyaratan Analisis Data... Error! Bookmark not defined.

3.10 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2 Gambaran Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(12)

4.4 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu perusahaan di era globalisasi saat ini adalah berkaitan dengan kinerja karyawan. Dalam era globalisasi, persaingan perusahaan memberikan dampak bagi suatu perusahaan untuk

meningkatkan kinerja karyawan dan sumber daya manusia yang lebih baik, agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.

Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk mempertahankan dan mengembangkan perusahaannya dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu

mengelola sumber daya manusia sebaik mungkin, agar perusahaan tersebut dapat berkembang dan mampu bertahan dalam persaingan bisnisnya. Salah satu upaya yang

harus dilakukan oleh perusahaan dalam mengelola sumber daya manusia agar dapat berkembang yaitu dengan meningkatkan kinerja sumber daya manusia tersebut.

Karyawan yang memiliki kinerja tinggi dapat dilihat dari kualitas hasil kerja,

(14)

penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan atau organisasi harus dapat mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia dengan kinerja

yang memuaskan.

Salah satu perusahaan swasta yang dituntut untuk meningkatkan kinerja

karyawannya agar dapat bersaing dalam dunia usaha adalah perusahaan industri tekstil. Saat ini jumlah perusahaan industri tekstil diberbagai wilayah Jawa Barat cukup banyak, hal tersebut membuat perusahaan industri tekstil harus mampu

bersaing. Salah satu upaya yang harus dilakukan oleh perusahaan tersebut agar mampu bersaing yaitu dengan meningkatkan kinerja karyawannya tersebut.

Dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan dapat memberikan upah sebagai motivator peningkatan kinerja karyawannya. Menurut Gibson (1996),

mengemukakan bahwa “salah satu yang mempengaruhi kinerja individu yang sangat kuat adalah sistem balas jasa/upah organisasi atau perusahaan”. Perusahaan dapat menggunakan balas jasa/upah untuk meningkatkan kinerja saat ini, juga untuk

menarik pekerja yang terampil untuk bergabung dalam organisasi atau perusahaan. Untuk itu perusahaan dituntut agar dapat menetapkan upah minimum yang sesuai

dengan kebutuhan dan tidak terbatas pada jumlahnya.

Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti masalah sistem upah kerja dan kinerja karyawan pada PT Garuda Mas Tekstil (Gamatex). PT Garuda Mas Semesta

(15)

kain denim. Dalam menjalankan usahanya PT. Garuda Mas Semesta menjual produk denimnya terutama ke sejumlah sentra perdagangan kain di kota-kota besar di

Indonesia dan keluar negeri. Hal tersebut membuat PT Garuda Mas Semesta harus mampu bersaing dengan perusahaan lainnya yang berada di Indonesia maupun di luar

negri, sehingga pihak perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan kinerja karyawannya. Akan tetapi, pada saat ini kinerja karyawan pada PT Gamatex masih kurang optimal, dimana jumlah target produksi, tingkat kehadiran, dan pelanggaran

dalam bekerja masih jauh dari yang diharapkan. Banyak hal yang menyebabkan kurang optimalnya kinerja yang dilakukan para karyawannya tersebut. Berdasarkan

hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan Manajer Personalia PT Gamatex, beliau mengatakan,”kinerja karyawan dari tahun ke tahun semakin

berkurang, kemungkinan ada beberapa faktor, yang mempengaruhi kurangnya kinerja tersebut, diantaranya pemberian kompensasi serta tingkat kenaikan upah minimum yang dari tahun ke tahunnya semakin berkurang”.

Fenomena masih kurang optimalnya kinerja karyawan, sesuai dengan pernyataan menurut Manajer Personalia serta hasil observasi yang dilakukan penulis,

menunjukan rendahnya kinerja karyawan yaitu:

1. Kecerobohan dalam bekerja oleh karyawan yang menyebabkan alat-alat rusak, kurang teliti dan lalai dalam melaksanakan tugas, tidak menuruti peraturan

(16)

ditinjau lebih dalam apabila karyawan sering melakukan hal-hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa kinerja karyawan di perusahaan tersebut mengalami

penurunan. Hal ini diperkuat dari daftar Personal Track Record sebagai berikut:

Tabel 1.1

Personal Track Record Tahun 2009-2012

No. Jenis Pelanggaran Persentase Pelanggaran Per Tahun

2009 2010 2011 2012

1 Kecerobohan yang

mengakibatkan alat rusak 3.34 % 2.97 % 3.14 % 3.48 %

2

Kurang teliti dan lalai dalam

melaksanakan pekerjaan 7.72 % 5.72 % 4.93 % 8.18 %

3 Tidak menuruti aturan

perusahaan 2.51 % 1.83 % 2.24 % 2.86 %

4 Terlambat masuk kerja 2.71 % 2.52 % 2.69 % 3.27 %

Total Pelanggaran Per Tahun 16.28 % 13.04 % 13.00 % 17.79 % Sumber: Manajer Personalia PT Gamatex Cimahi Tahun 2013

2. Begitu juga Karyawan yang tidak hadir. Hal ini diperkuat dari data hasil absensi sebagai berikut:

Tabel 1.2

Persentase Absensi Ketidakhadiran Karyawan Tanpa Alasan Tahun 2010 – 2012

Bulan

2010 2011 2012

Jml. Karyawan Produksi Tidak Masuk Kerja Tanpa Alasan Persenta se (%) Jml. Karyawan Produksi Tidak Masuk Kerja Tanpa Alasan Persenta se (%) Jml. Karyawan Produksi Tidak Masuk Kerja Tanpa Alasan Persenta se (%)

Januari 477 35 7% 421 16 4% 403 38 9%

Februari 475 29 6% 418 23 6% 409 41 10%

Maret 472 38 8% 429 36 8% 434 35 8%

(17)

Mei 466 32 7% 420 29 7% 440 37 8%

Juni 465 37 8% 415 31 7% 448 48 11%

Juli 461 33 7% 409 37 9% 456 43 9%

Agustus 458 27 6% 403 29 7% 453 45 10%

September 453 30 7% 401 36 9% 448 50 11%

Oktober 446 24 5% 406 38 9% 444 46 10%

November 437 19 4% 424 35 8% 448 44 10%

Desember 430 22 5% 430 46 11% 454 39 9%

Sumber: Manajer Personalia PT Gamatex Cimahi Tahun 2012

Sumber: Manajer Personalia PT Gamatex Cimahi Tahun 2013

Gambar 1.1

Grafik Ketidakhadiran Karyawan Tahun 2009-2012

Melihat tabel dan grafik di atas dapat kita lihat bahwa tingkat ketidakhadiran karyawan tanpa alasan cukup signifikan. Ketidakhadiran karyawan tanpa

alasan terbanyak tercatat pada tahun 2012.

0% 2% 4% 6% 8% 10% 12%

(18)

3. Adanya beberapa target pencapaian produksi yang tidak tercapai secara maksimal, terutama pada tahun 2011 hingga tahun 2012 terjadi penurunan.

Data terget produksi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.3

Target Produksi Kain Denim PT Gamatex Tahun 2009-Tahun 2012

No. Tahun Target Perusahaan (yds) Realisasi (yds) Persentase

Terealisasi

1 2009 11.000.000 11.204.961 102%

2 2010 11.000.000 11.290.140 103%

3 2011 10.000.000 9.526.700 95%

4 2012 10.000.000 8.416.011 84%

Sumber: Manajer Personalia PT Gamatex Cimahi Tahun 2013

Tabel 1.4

Target Produksi Kain Denim PT Gamatex Periode (Januari 2012-Desember 2012)

Bulan Target Produksi

(Yard) Realisasi (Yard)

Persentase Terealisasi

Januari 830,000 628,103 76%

Februari 830,000 698,426 84%

Maret 830,000 977,482 118%

April 850,000 861,659 101%

Mei 830,000 784,852 95%

Juni 830,000 639,175.50 77%

Juli 830,000 584,575 70%

Agustus 830,000 393,859 47%

September 830,000 431,459 52%

Oktober 830,000 593,534 72%

November 830,000 879,032.50 106%

Desember 850,000 943,854.50 111%

(19)

Dari data di atas terlihat bahwa pada tahun 2009 dan tahun 2010 target produksi terealisasi, akan tetapi pada 2 tahun berikutnya 2011 dan 2012, target

produksi tidak terealisasi. Menurut Bapak Syarif selaku manajer personalia PT Gamatex pada tanggal 30 Januari 2013, mengungkapkan bahwa hal tersebut

diduga karena, di saat jam kerja ada karyawan yang sering lalai dalam bekerja, seperti salah memasukan pewarna kain, tertidur di ruang kerja dan menunda pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya yang seharusnya dikerjakan, serta

masih ada sebagian Karyawan yang melanggar jam istirahat, seperti jam istirahat yang seharusnya selesai pukul 12.30 WIB, karyawan tersebut melebihi

jam istirahat yang telah ditentukan. Hal tersebut merupakan salah satu gambaran masih terasa rendahnya tanggung jawab karyawan di perusahaan

tersebut. Serta mengingat jumlah karyawan yang banyak mengakibatkan kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. Jika penurunan produksi tersebut dibiarkan tentu dapat merugikan perusahaan

karena keuntungan yang didapat tidak sesuai dengan target yang diharapkan oleh perusahaan.

Fenomena mengenai kinerja karyawan yang telah disebutkan di atas menunjukkan masih rendahnya tanggung jawab karyawan tersebut. Faktor yang menunjukkan rendahnya kinerja karyawan diduga disebabkan upah minimum yang

(20)

2012 tingkat kenaikan upah minimum kota Cimahi (UMK) semakin menurun. Daftar UMK kota Cimahi pada tahun 2008 hingga 2012 dapat dilihat seperti pada tabel

berikut ini:

Tabel 1.5

Persentase Tingkat Kenaikan Upah Minimum Kota Cimahi Tahun 2008 – Tahun 2012

No. Tahun Nila UMR Kenaikan

(Rupiah) Rupiah Persentase

1 2007 840.655 - -

2 2008 910.894 70.239 8,36%

3 2009 1.019.000 108.106 11,87%

4 2010 1.107.330 88.33 8,67%

5 2011 1.172.485 65.155 5,88%

6 2012 1.224.442 51.957 4,43%

Sumber: Manajer Personalia PT Gamatex Cimahi Tahun 2013

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kenaikan upah minimum

dari tahun 2007 hingga tahun 2012 cenderung menurun, padahal upah kerja yang diberikan perusahaan dapat mendorong atau memotivasi para karyawannya untuk

bekerja lebih giat dan semangat.

Berdasarkan informasi di atas, dapat diketahui situasi yang terjadi adalah upah kerja minimum kurang mendapat perhatian sehingga hal ini berdampak terhadap

kinerja Karyawan, meskipun banyak faktor yang turut berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT Gamatex di Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat, namun salah satu

(21)

Setiap perusahaan pasti menginginkan agar karyawannya mau bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku dan disiplin dalam bekerja, sehingga perusahaan dituntut

untuk mampu memberikan motivasi, salah satunya dengan cara memberikan upah yang cukup kepada para karyawannya dan memenuhi standar hidupnya agar

karyawan dapat memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Pemberian upah yang benar dan baik dapat menarik dan mempertahankan pekerja yang berkualitas tinggi agar tetap bekerja diperusahaan. Pekerja akan lebih terpuaskan dan termotivasi untuk

mencapai sasaran-sasaran perusahaan, sehingga pekerja akan bekerja dengan semangat tinggi dan prestasi kerja pekerja akan ikut tinggi pula, dimana pekerja akan

mampu menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan lebih baik seperti yang diharapkan perusahaan. Namun jika pekerja memandang upah tidak mamadai, maka

kinerja, motivasi dan kepuasan kerja mereka bisa turun secara dramatis, dan itu dapat mempengaruhi prestasi kerja pekerja yang pada akhirnya memperburuk keadaan perusahaan dan sasaran-sasaran perusahaan tidak tercapai.

Beberapa faktor pendorong sehingga upah dapat menjadi motivator peningkatan kinerja pekerja, antara lain yaitu pemenuhan upah terhadap kebutuhan

hidup layak, tingkat keadilan secara internal dalam pemberian upah, dan tingkat keadilan secara eksternal dalam pemberian upah. Perusahaan dapat menggunakan balas jasa berupa upah untuk meningkatkan kinerja saat ini, juga untuk menarik

(22)

Oleh karena itu, upah sebaiknya dilihat sebagai investasi atau human investment. Sebagai human investment, kenaikan upah atau kesejahteraan tenaga

kerja dapat dilihat sebagai perbaikan atau peningkatan kualitas sumberdaya manusia atau pekerja, yang hasilnya akan diperoleh kemudian. Apabila perusahaan melakukan

perbaikan atau peningkatan upah, maka akan mendorong naiknya produktivitas dan kinerja pekerja, yang tentunya akan menguntungkan perusahaan.

Dalam upaya memahami dan memecahkan masalah fenomena belum

optimalnya kinerja karyawan pada PT. Gamatex Cimahi yang dipengaruhi oleh sistem upah kerja, maka diperlukan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah

tersebut, dan berdasarkan permasalahan yang dikaji maka dalam penelitian ini menggunakan pendekatan perilaku organisasi.

Luthans (2006) dan Gibson, et al. (1996), mengungkapkan bahwa konsep dasar psikologi pada dasarnya dilandasi oleh proses-proses psikis pada diri individu atau organisme di dalam lingkungan tertentu. Dimana perilaku tergantung pada

individu dan lingkungan yang dihadapinya. Artinya, individu dan lingkungan akan selalu berada dalam satu hubungan yang tidak terpisah. Satu hal yang perlu

dikemukakan, perilaku yang muncul sebagai akibat interaksi antara stimulus dan organisme.

Dalam penelitian ini, sistem upah kerja mewakili situasi yang menyediakan

(23)

melahirkan persepsi atau interpretasi terhadap stimulus yang pada akhirnya melahirkan perilaku tertentu. Selanjutnya perilaku yang ditampilkan individu akan

menimbulkan perubahan di lingkungannya berupa hasil perilaku. Dengan demikian berdasarkan model teori perilaku organisasi ini, sistem upah kerja dapat memberikan

pengaruh terhadap perilaku atau perilaku karyawan dalam bekerja.

Mengacu kepada keseluruhan paparan di atas, dan dalam upaya memahami dan memecahkan masalah belum optimalnya kinerja karyawan pada PT Gamatex

Kota Cimahi, maka perlu dan penting dilakukan penelitian tentang pengaruh sistem upah kerja terhadap kinerja karyawan. Inilah yang menarik penulis untuk

mengadakan penelitian, dan selanjutnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi

dengan judul: “Pengaruh Sistem Upah Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada

Bagian Produksi Di PT Garuda Mas Semesta Cimahi”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah kinerja karyawan pada bagian

produksi di PT Gamatex Cimahi. Aspek tersebut diduga sebagai kekuatan strategis yang perlu dibina dan dikembangkan secara simultan oleh perusahaan, agar mampu

(24)

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, diantaranya motivasi, kompetensi Karyawan, kepemimpinan, budaya kerja, pengawasan kerja, upah kerja

yang diterima Karyawan, kompensasi yang diberikan perusahaan dan lain sebagainya. Dan berdasarkan hasil kajian secara empirik terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja karyawan PT Gamatex Cimahi, diduga faktor determinan yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah masalah upah kerja minimum yang diberikan perusahaan kepada karyawannya. Oleh karena itu masalah kinerja

karyawan dalam penelitian ini akan dikaji dalam perspektif sistem upah kerja.

Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam

pernyataan masalah (problem statements) sebagai berikut: “berdasarkan hasil kajian secara empirik, upah kerja yang diberikan kepada karyawan tingkat kenaikan

pertahunnya semakin menurun, dan hal ini diduga menyebabkan kinerja karyawan di perusahaan tersebut semakin menurun”. Kondisi seperti ini harus segera ditindak

lanjuti oleh perusahaan tersebut bila tidak, perusahaan tersebut tidak dapat bersaing

secara optimal dan kinerja karyawannya semakin rendah.

Berdasarkan pernyataan masalah (problem statement) di atas, masalah dalam

penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pernyataan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran tingkat efektivitas sistem upah kerja pada bagian produksi

(25)

2. Bagaimana gambaran tingkat kinerja karyawan pada bagian produksi di PT Gamatex Cimahi.

3. Adakah pengaruh sistem upah kerja terhadap kinerja karryawan pada bagian produksi di PT Gamatex Cimahi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan melakukan kajian secara ilmiah tentang sistem upah kerja terhadap kinerja karyawan

pada bagian produksi di PT Gamatex. Analisis tersebut diperlukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh sistem upah kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Gamatex.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebegai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat efektifitas sistem upah kerja pada perusahaan PT Gamatex Cimahi.

2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat kinerja karyawan pada

perusahaan PT Gamatex Cimahi.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh sistem upah kerja terhadap kinerja karryawan

pada PT Gamatex Cimahi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Jika tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dicapai, penelitian ini

(26)

akan memberikan dua macam kegunaan, yaitu kegunaan teoretis dan kegunaan praktis. Kegunaan secara teoretis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukan dalam pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia serta memperluas wawasan yang berkaitan dengan pengaruh sistem upah kerja

terhadap kinerja karyawan pada bagian produksi di PT Gamatex Cimahi.

Secara praktis, hasil penelitian ini diantaranya berguna: (1) bagi penulis, memperdalam dan menambah pengetahuan serta wawasan dalam bidang manajemen

sumber daya manusia khususnya mengenai sistem upah kerja dan kinerja karyawan; (2) untuk memberikan informasi bagi perusahaan PT Gamatex khususnya untuk

pengambilan keputusan, yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia, guna untuk meningkatkan kinerja karyawannya; (3) sebagai sumbangan bagi para

karyawan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas kerja individu dan perusahaan sehingga tercapai tujuan perusahaan tersebut; (4) sebagai bahan bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan informasi dan data yang relevan dari hasil penelitian,

(27)

BAB III

DESAIN PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian mengenai pengaruh sistem upah kerja terhadap kinerja yaitu

pada karyawan bagian produksi PT Garuda Mas Semesta (Gamatex) Cimahi. Adapun yang menjadi variabel bebasnya (independent variable), yaitu sistem upah

kerja sebagai variabel X, sedangkan variabel terikatnya (dependent variable) adalah kinerja karyawan sebagai variabel Y.

Penelitian ini dilakukan di PT Gamatex yang beralamat di jalan Industri II no

2 Cimahi Selatan. PT Gamatex adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industry pembuatan kain denim. Dalam menjalankan usahanya PT. Garuda Mas

Semesta (Gamatex) menjual produk denimnya terutama ke sejumlah sentra perdagangan kain di kota-kota besar di Indonesia dan keluar negeri.

Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan January 2012 sampai dengan

penelitian ini berakhir. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini yaitu sampel dari seluruh karyawan PT Gamatex Cimahi.

3.2 Metode Penelitian

(28)

pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari sampel dari populasi tersebut, sehingga ditemukan deskripsi dan

hubungan-hubungan antar variabel. Metode ini dibatasi pada pengertian survey sampel yang bertujuan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (testing

research). Walaupun uraiannya juga mengandung deskripsi, tetapi sebagai penelitian

relational fokusnya terletak pada penjelasan hubungan-hubungan antar variabel. Menurut Sanapiah Faisal (2007:18) menjelaskan bahwa :

Penelitian eksplanasi yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk menemukan dan mengembangkan teori, sehingga hasil atau produk penelitiannya dapat menjelaskan kenapa atau mengapa (variabel anteseden apa saja yang mempengaruhi) terjadinya suatu gejala atau kenyataan sosial tertentu.

Konsekuensi metode survey eksplanasi ini adalah diperlukannya operasionalisasi variabel-variabel yang lebih mendasar kepada indikator-indikatornya

(ciri-cirinya). Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian ini akan digunakan statistika yang tepat untuk tujuan hubungan sebab akibat, yaitu dengan menggunakan Model Struktural. Menurut Harun Al Rasyid, (dalam Ating dan

Sambas, 2006:161) model ini akan mengungkapkan besarnya pengaruh variabel-variabel penyebab terhadap variabel-variabel akibat.

(29)

kerja terhadap kinerja karyawan dan seberapa besar pengaruh sistem upah kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Garuda Mas Semesta (Gamatex) Cimahi.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel yaitu : a). sistem upah kerja

sebagai variabel bebas (X); b). kinerja karyawan sebagai variabel terikat (Y).

3.3.1 Operasionalisasi Veriabel Sistem Upah Kerja

Indikator untuk variabel ini yaitu sistem pengupahan, kondisi perusahaan,

keterampilan tenaga kerja, standar hidup, dan jenis pekerjaan. Untuk lebih jelasnya, maka penulis menggambarkan secara lebih rinci variabel, konsep dan indikator

(30)
[image:30.612.112.593.190.666.2]

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Sistem Upah Kerja

Vaiabel Indikator Ukuran Skala No.

Item Sistem Upah

Kerja (variabel

X), “Sistem upah kerja adalah sistem balas jasa

yang adil dan layak diberikan

kepada para pekerja atas

jasa-jasanya dalam mencapai tujuan organisasi

(perusahaan).

Sistem pengupahan

1. Tingkat kesesuaian upah berdasarkan banyaknya produksi

Ordinal

1 2. Tingkat kesesuaian upah

berdasarkan lamanya jam kerja 2

3. Tingkat kesesuaian upah

berdasarkan senioritas 3

4. Tingkat kesesuaian upah

berdasarkan kebutuhan 4

Kondisi perusahaan

1. Tingkat kesesuaian upah berdasarkan kriteria perusahaan

Ordinal 5 2. Ketepatan waktu pemberian

upah 6

Keterampilan Tenaga Kerja

1. Tingkat kesesuaian upah berdasarkan kemampuan tenaga kerja

Ordinal

7 2. Tingkat kesesuaian upah

berdasarkan pengalaman tenaga

kerja 8

3. Tingkat kesesuaian upah berdasarkan pendidikan tenaga

kerja 9

Standar hidup 1. Tingkat kesesuaian upah dengan kebutuhan akan jaminan sosial

Ordinal 10 2. Tingkat kesesuaian upah

dengan kebutuhan akan jaminan kesehatan

(31)

Jenis pekerjaan 1. Tingkat upah berdasarkan

jenis pekerjaan Ordinal 12

3.3.2 Operasionalisasi Variabel Kinerja

Kinerja karyawan merupakan hasil kerja atau karya yang dihasilkan baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya untuk mambantu mencapai dan mewujudkan tujuan organisasi atau perusahaan. Indikator variabel ini

(32)
[image:32.612.111.580.198.654.2]

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Kinerja

Variabel Indikator Ukuran Skala No.

Item Kinerja (variabel

Y), kinerja adalah

hasil dari prestasi kerja yang telah

dicapai seorang karyawan sesuai dengan fungsi

tugasnya pada periode tertentu.

Kuantitas kerja 1. Jumlah pekerjaan

Ordinal 1

2. Tingkat ketepatan waktu 2

Kualitas kerja 1. Tingkat kualitas kerja Ordinal 3 Kreatifitas 1. Tingkat keaslian gagasan

Ordinal

4 2. Tindakan penyelesaian

pekerjaan 5

Kerjasama 1. Tingkat kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain

Ordinal

6 2. Tingkat kepercayaan dalam

bekerja terhadap orang lain 7

3. Tingkat penyesuaian diri

dengan lingkungan pekerjaan 8

Kesadaran

1. Tingkat kesadaran penyelesaian pekerjaan

Ordinal

9 2. Tingkat kepatuhan pada

peraturan perusahaan 10

3. Tingkat kepatuhan kepada

(33)

Inisiatif

1. Tingkat Semangat

melaksanakan tugas-tugas baru

Ordinal

12 2. Tingkat Semangat dalam

memperbesar tanggung jawab 13

3. Tingkat penyesuaian diri

terhadap pekerjaan 14

Kualitas diri 1. Tingkat disiplin kerja Ordinal 15

3.4 Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan

variabel X yaitu Sistem Upah Kerja dan variabel Y yaitu Kinerja Karyawan. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Sumber data primer

Data primer yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian. Dalam penelitian ini sumber data primer diperoleh dari Karyawan Bagian Produksi PT Gamatex Cimahi

2) Sumber data sekunder

Data sekunder yaitu data-data yang tidak langsung diperoleh dari objek penelitian, akan tetapi melalui bahan-bahan kepustakaan sebagai data

(34)

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, dimana subjek penelitian

tersebut berfungsi sebagai sumber data. Dalam suatu penelitian, populasi juga merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian yang dapat

berupa benda-benda, manusia atau pun peristiwa yang terjadi sebagai objek atau sasaran penelitian.

Sugiyono (2002:72) mengungkapkan bahwa “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan bagian produksi PT Gamatex cimahi yang berjumlah 476 orang. Dikarenakan objek yang diteliti

terlalu luas, sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti semua objek yang ada dalam populasi secara satu persatu, maka diambil sampel yang merupakan bagian atau wakil dari populasi yang diteliti, dengan harapan hasil yang diperoleh dapat

menggambarkan sifat dan karakteristik populasi secara keseluruhan, dengan demikian hasil tersebut mampu mewakili dan berlaku untuk seluruh populasi.

(35)

sampling (sampel acak sederhana) yaitu sebuah proses sampling yang dilakukan

sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling yang ada dalam populasi

mempunyai peluang yang sama untuk dipilih ke dalam sampel (Ating dan Sambas, 2006:71). Peneliti menggunakan teknik ini sebab sampelnya refresentatif atau

mewakili populasi, dan proporsional dengan prosesnya sederhana, serta disesuaikan dengan keadaan objek penelitian dalam penerimaan penyebaran sampel.

Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi yang ada, digunakan rumus

Slovin menurut Hussein Umar (2000:146) yaitu:

n =

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = tingkat kesalahan dalam memilih anggota sampel yang di tolerir (tingkat kesalahan yang diambil dalam sampling ini adalah sebesar 10%)

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel berikut:

n =

= 82,63 = 83 orang

Mengacu dari pemaparan di atas, maka dalam penelitian ini yang akan

(36)

3.6 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam membahas permasalahan

penelitian ini maka penulis menggunakan beberapa alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data sebagai berikut :

1. Wawancara (interview) yaitu teknik pengumpulan data secara lisan dengan mengadakan tanya jawab dengan pihak perusahaan untuk memperoleh data mengenai profil perusahaan, gambaran upah kerja minimum dan gambaran

kinerja karyawan di PT Gamatex Cimahi.

2. Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden yang terdiri dari pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengalaman dan opini responden terhadap upah kerja minimum dan kinerja karyawan yang berlangsung saat itu. Untuk memudahkan dalam menyusun alat

pengumpulan data yaitu instrumen berbentuk kuesioner, langkah-langkah yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

a) Menyusun indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang akan

(37)

c) Membuat kisi-kisi butir angket dalam bentuk matriks yang sesuai dengan indikator setiap variabel.

d) Menyusun pertanyaan-pertanyaan dengan disertai alternatif jawaban yang akan dipilih oleh responden dengan berpedoman pada kisi-kisi butir angket

yang telah dibuat.

Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban serta bobot penilaiannya. Dalam menetapkan cara penskoran, kedua instrumen yang

dipergunakan dalam penelitian dengan memakai skala likert, yang nilainya berkisar dari 1 sampai dengan 5. Sugiyono (2005:107) mengemukakan “Skala

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang/sekelompok orang tentang fenomena sosial.”

3. Studi Dokumentasi, yaitu peninjauan terhadap dokumen perusahaan dengan mengumpulkan, menelaah dan menganalisis dokumen-dokumen yang berkenaan dengan penelitian ini.

3.7 Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen sebagai alat pengumpulan data sangatlah perlu diuji kelayakannya, karena akan menjamin bahwa data yang dikumpulkan tidak bias. Pengujian instrumen

ini dilakukan sebelum penyebaran angket disebarkan melalui pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat

(38)

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Intrumen pengumpulan data yang layak adalah yang

telah memenuhi syarat valid dan reliabel. Adapun uji kelayakan instrumen tersebut yaitu melalui uji validitas dan uji reliabilitas seperti yang akan dijelaskan di bawah

ini.

3.7.1 Uji Validitas (Test of Validity)

Uji validitas adalah untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang tersebar. Arikunto (2002:158) memberikan definisi validitas adalah sebagai berikut “Suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”.

Adapun langkah-langkah dalam uji validitas instrumen angket yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

a) Memberikan nomor pada angket yang masuk

b) Memberikan skor pada setiap bulir sesuai dengan bobot yang telah ditentukan. c) Menjumlahkan skor setiap responden

d) Mengurutkan jumlah skor responden

e) Mencari koefisien korelasi skor tiap bulir item dengan skor total dengan rumus Product Moment Correlation yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

  

 

 

 2 2 2 2 XY Y -X -. X -XY N. r Y N X N Y
(39)

Keterangan :

f) Setelah rxy diperoleh, kemudian dicari thitung dengan menggunakan rumus:

t = 2

1

2

s s

r

n

r

g) Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada taraf kepercayaan () 5%. Jika

thitung > ttabel maka item tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya jika thitung < ttabel

maka item tersebut dinyatakan tidak valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas (Test of Reability)

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsistensi dari instrumen dalam mengungkapkan fenomena dari sekelompok individu meskipun dilakukan dalam waktu yang berbeda . Oleh karena instrumen yang dirancang tidak menggunakan pembobotan skala dikotomi (1 dan 0) maka teknik pengujian yang cocok adalah dengan menggunakan teknik alpha, sebagaimana dikemukakan oleh Suharsimi (2002;171) bahwa “teknik alpa digunakan untuk mecari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Dengan alpha

dilakukan untuk jenis data interval/essay. Sebagaimana diungkap oleh Suharsimi A rXY = Koefisien korelasi antara

variabel X dan variabel Y

Y = Jumlah skor Y

N = Jumlah Responden

2

X

= Kuadrat jumlah skor X

XY = Jumlah hasil kali skor X

dan Y

2

Y

= Kuadrat jumlah skor Y
(40)

(2002:171), Adapaun teknik alpha cronbach tersebut berbentuk rumus seperti berikut:

            

2

1 2 11 1 1  b k k r Keterangan : r11 = reliabilitas

k = banyaknya bulir pertanyaan Σσb2 = jumlah varians butir

σ12 = varians total

Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus tersebut adalah sebagai berikut:

a) Membuat daftar distribusi nilai untuk setiap item angket dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memberikan nomor pada setiap angket yang masuk,

2) Memberikan nomor pada setiap item sesuai dengan bobot yang telah ditentukan yakni kategori 5 skala Likert,

3) Menjumlahkan skor untuk setiap responden dan kemudian jumlah skor tersebut dikuadratkan,

4) Menjumlahkan skor yang ada pada setiap item dari setiap jawaban yang diberikan responden. Total dari setiap jumlah skor setiap item harus sama dengan total skor dari setiap responden,

5) Mengkuadratkan skor-skor jawaban dari tiap-tiap responden untuk setiap item, dan kemudian menjumlahkannya.

(41)

1) Untuk mendapatkan koefisien reliabilitas instrumen terlebih dahulu setiap item tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah varians item.

2

b

dengan rumus:

 

n n

x x

2 2

2

 

Sumber : Suharsimi (2002:171)

2) Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk mendapatkan varians total.

Mengkonsultasikan nilai r dengan r product moment untuk mengetahui apakah instrumen angket yang digunakan reliabel atau tidak. Dengan kriteria pengujian

Hasil perhitungan r11 dibandingkan dengan rtabel pada taraf nyata α = 5 %.

Kriteria adalah sebagai berikut: 1. r11 > rtabel berarti reliabel

2. r11 < rtabel berarti tidak reliabel

Prosedur pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Editing, dalam hal ini menghitung jumlah angket yang kembali dan memeriksa kelengkapan pengisian angket.

[image:41.612.112.533.149.676.2]

b) Coding (Pengkodean), dalam hal ini adalah pembobotan bulir angket. Adapun pola pembobotan untuk coding tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Skor Kategori Skala Likert

ALTERNATIF JAWABAN Nilai

(42)

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

[image:42.612.112.529.152.561.2]

c) Tabulating, yaitu memasukkan hasil coding ke dalam tabel rekapitulasi yang telah disediakan. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Skoring Angket

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ... N 1 2 3 N

Setelah menyelesaikan proses pengolahan data di atas dan terkumpul sesuai

dengan jumlah yang diinginkan, selanjutnya adalah melakukan analisis deskriptif dan analisis parametrik.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Deskriptif

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no.1, maka

teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat efektifitas sistem upah kerja pada PT

(43)

mengetahui bagaimana gambaran kinerja karyawan pada bagian produksi di PT Gamatex Cimahi.

Berkaitan dengan analisis data deskriptif yaitu dengan penyajian data melalui tabel dan grafik, sehingga terlihat gambaran mengenai sistem upah kerja pada PT

Gamatex dan gambaran kinerja karyawan pada bagian produksi di PT Gamatex, Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau

modus.

Untuk mempermudah dalam mendeskripsikan variabel penelitian, digunakan

kriteria tertentu yang mengacu pada rata-rata skor kategori angket yang diperoleh dari responden. Penggunaan skor kategori ini digunakan sesuai dengan lima kategori

(skala Likert), adapun kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Kriteria Analisis Deskripsi

Rentang

Penafsiran

X Y

1,00 – 1,79 Sangat Tidak Efektif Sangat Rendah 1,80 – 2,59 Tidak Efektif Rendah

[image:43.612.114.529.199.657.2]
(44)

3,40 – 4,19 Efektif Tinggi

4,20 – 5,00 Sangat Efektif Sangat Tinggi

Sumber : Diadaptasi dari skor kategori Likert skala 5 (dalam Sambas dan Maman, 2007:146 )

3.8.2 Analisis Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametris yang digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang digunakan untuk data nominal

dan ordinal. Dalam penelitian ini menggunakan analisis parametris karena data yang digunakan adalah data interval. Ciri analisis data inferensial adalah digunakan rumus statistik tertentu (misalnya uji t, uji F, dan lain sebagainya).

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan no. 3 yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi, yaitu “seberapa besar pengaruh sistem upah kerja terhada

kinerja karyawan pada bagian produksi di PT Gamatex”.

Adapun langkah yang penulis gunakan dalam analisis regresi (Ating Somantri

dan Sambas Ali M, 2006:243), yaitu :

1) Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris.

2) Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel indevenden.

3) Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak.

4) Melihat apakah tanda dan magnitud dari estimasi parameter cocok dengan teori.

(45)

Keterangan: Ŷ = variabel tak bebas (nilai duga) X = variabel bebas

a = penduga bagi intersap (α)

b = penduga bagi koefisien regresi (β)

α dan β parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistika sampel.

Mengingat data veriabel penelitian seluruhnya diukur dalam bentuk skala ordinal, sementara pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval. Dengan

demikian semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasikan menjadi skala interval.

Pola pengubahan di atas digunakan untuk setiap item dari seluruh item instrumen, secara teknis operasional pengubahan data dari ordinal ke interval

menggunakan bantuan Software Excel 2010 melalui MSI (Method of Succesive Interval). Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel.

2. Klik “Analize” pada Menu Bar.

3. Klik “Succesive Interval” pada menu Analize, hingga muncul kotak dialog Method Of Succesive Interval”.

(46)

5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ ) Input Label in first now. 6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 da Max Value isikan/pilih 5.

7. Masih pada Option, check list (√ ) Display Summary.

8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”.

Setelah data ditransformasikan dari skala ordinal ke skala interval hipotesis dapat langsung diuji dengan menggunakan uji persyaratan regresi yang meliputi uji

mormalitas, linieritas dan homogenitas, setelah itu dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui signifikansinya.

3.9 Pengujian Persyaratan Analisis Data

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi

sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa pengujian yaitu Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Linieritas.

3.9.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. hal ini penting, diketahui berkaitan dengan ketetapan pemilihan uji staistik yang akan dipergunakan. Pengujian normalitas ini harus dilakukan apabila belum ada teori yang menyatakan bahwa variabel yang diteliti adalah normal.

(47)

membuktikan terlebih dahulu, apakah data yang akan dianalisis itu berdistribusi normal atau tidak. Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah rata-rata adalah sama, demikian juga simpangan bakunya (Sugiyono 2004 :69). Uji normalitas yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Liliefors Test, karena kelebihan Liliefors Test adalah penggunaan/penghitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power full) sekalipun ukuran sampel kecil (n=4) (Harun Al Rasyid 2005 dalam Ating dan Sambas). langkah kerjanya sebagai berikut:

a) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada

beberapa data :

b) Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus

ditulis).

c) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

d) Berdasarkan frekeunsi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi), , fki = fi + fkisebelumnya.

e) Hitung nilai z untuk mengetahui theoritical proportion pada tabel z : dimana

nilai z, Formula,

S

i _

   Dimana : n i  

_ dan

1 ) ( 2 2       n n x i S i

(48)

g) Bandingkanlah emphirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi antara kedua proporsi tadi. h) Carilah selisih terbesar di luar titik observasi

i) Apabila Dhitung  Dtabel dengan derajat kebebasan (dk) (0,05), maka H0 diterima

dan dapat dinyatakan bahwa sampel penelitian mengikuti distribusi normal. Langkah kerja sehubung denga uji normalitas ini adalah :

a. Menghitung nilai tengah interval yang bersangkutan

 

X1 .

b. Menghitung frekuensi (F) masing-masing kelas interval

c. Menghitung Cfi (frekuensi kumulatif yang ke-i, ke bawah) dari 1 s/d n (jumlah

responden).

d. Menghitung

S X Xi

Z   ; perhitungannya sebagai berikut:

e. MenghitungSn

 

Xi dilakukan dengan cara membagi Cfi dengan n

f. Menghitung Fo( Xi) dari tabel distribusi normal, dilakukan dengan cara

mengambil dua angka pertama dari besaran langkah 5 (z) dua angka pertama

yang dijadikan penyebut dan satu angka sisanya sebagai pembilang.

g. Menghitung Sn

 

Xifo

 

Xi , dilakukan dengan mencari selisih antara langkah

5 dan 6

h. Menghitung Sn

 

Xi1fo

 

X , dilakukan dengan cara mencari selisih antara fo
(49)
[image:49.612.111.529.151.586.2]

i. Memasukkan besaran seluruh langkah di atas ke dalam tabel distribus sebagai berikut :

Tabel 3.5

Distribusi Frekuensi Uji Kolmogorov-Smirnov Test

X Xi F CF Sn(Xi) Z Fo(Xi) Sn(Xi)-Fo(Xi) [Sn(Xi-1)-Fo(Xi)]

j. Memilih besaran Sn

 

Xifo

 

Xi dan besaran Sn

 

Xi1  fo

 

Xi yang paling

besar sebagai bahan untuk dibandingkan mencari nilai D dengan cara memilih skor/besaran yang lebih tinggi.

Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara

Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut :

 D hitung < D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi normal.

 D hitung ≥ D tabel, maka H0 ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal.

3.9.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas mengasumsikan bahwa setiap variabel memiliki varians yang homogen. Uji statistika yang akan dibahas dalam hal ini adalah uji

Burlett dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel. Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai hitung χ2 > nilai tabel, maka H0 menyatakan varians

(50)

 

 2 1 2 . 10

ln B dbLogS

X

Sumber : (Ating dan Sambas, 2006:294) Dimana :

S12 = varians tiap kelompok data

db1 = n – 1 = derajat kebebasan tiap kelompok

B = Nilai Barlett = ( Log S2gab) (∑db1)

S2gab = varians gabungan =

db S db

S gab i

2

2 .

Sambas Ali Muhidin, (2010:96) Langkah – langkah yang dapat dilakukan

dalam pengujian homogenitas varians ini adalah :

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

[image:50.612.112.528.180.646.2]

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan, dengan model tabel sebagai berikut

Tabel 3.6

Model Tabel Uji Bartlett

Sampel db = n-1 Si2 Log Si2 db.Log Si2 db. Si2

1 2 3 ... ... ... ∑

(51)

3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai barlett.

6. Menghitung nilai χ2.

7. Menentukan nilai dan titik kritis pada a = 0,05 dan db = k-1, dimana k adalah banyaknya indikator..

8. Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut :  Nilai χ2hitung < nilai χ2

tabel, artinya H0 diterima atau variasi data dinyatakan

homogen.

 Nilai χ2 hitung ≥ nilai χ2

tabel, artinya H0 ditolak atau variasi data dinyatakan

tidak homogen.

3.9.3 Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran

regresi. Sebelum menguji linieritas, harus diketahui rumus persamaan regresi sederhana. Persamaan umum regresi linier sederhana menurut Sugiyono (2007:244)

adalah :

Χ

+ =

Υ∧ a b

Keterangan :

(52)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel

independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan. X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Dengan ketentuan :

bX Y n X b Y

a

 

Sedangkan b dicari dengan menggunakan rumus:



2 2 Xi Xi n Yi Xi XiYi n b        

Selanjutnya model persamaan tersebut dilakukan uji linieritas dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y

2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus:

JKReg[a] =

 

n Y 2 

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[b\a]) dengan rumus:

JKReg[b\a] =

  

        n Y X XY

b. .

4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus:

JKRes = Y JKReg[b\a] JKReg[a]

2

(53)

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKReg[a]) dengan rumus:

RJKReg[a] = JKReg[a]

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKReg[b\a]) dengan rumus:

RJKReg[b\a] = JKReg[b\a]

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan rumus:

RJKRes =

2

Re 

n JK s

8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:

JKE =

 

      k n Y Y 2 2

Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai

data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:

JKTC = JKRes–JKE

10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:

RJKTC = k2

JKTC

11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:

RJKE = n k

JK

 

(54)

Fhitung =

[image:54.612.114.528.165.601.2]

 RJK RJKTC

Tabel 3.7

Tabel Ringkasan Anova Variabel X dan Y untuk Uji Linieritas

Sumber Variasi Derajat Kebebasasan (dk) Jumlah Kuadrat Rata-rata jumlah kuadrat (RJK)

Fhitung Ftabel

Total N

2

Y Linier Linier

Regresi (a) Regresi (b/a) Residu 1 1 n-2 JKreg(a)

JKreg (b/a)

JKRes

RJKreg(a)

RJKreg (b/a)

RJKRes Keterangan Tuna cocok Kesalahan (Error) k-2 n-k JKTC JKE RJKTC RJKE

13. Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau  = 5% menggunakan

rumus:

Ftabel = F (1-α) (dk TC, dk) dimana db TC = k-2 dan db E = n-k

14. Menentukan kriteria pengukuran

Jika Fhitung < Ftabel artinya data berpola linier

Jika Fhitung≥ Ftabel artinya data berpola tidak linier

15.Membandingkan nilai uji Fhitung dengan nilai Ftabel kemudian membuat

(55)

3.10 Pengujian Hipotesis

Meyakinkan adanya pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel

terikat (Y) perlu dilakukan uji hipotesis atau uji signifikansi. Uji hipotesis akan membawa pada kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis.

Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipotesis Statistik

H0 : β = 0 artinya tidak terdapat pengaruh positif dari sistem upah kerja terhadap

kinerja karyawan pada bagian produksi di PT Gamatex Cimahi.

H1 : β ≠ 0 artinya terdapat pengaruh positif dari sistem upah kerja terhadap

kinerja karyawan pada bagian produksi di PT Gamatex Cimahi.

b. Membuat Persamaan Regresi

Kegunaan analisis regresi sederhana adalah untuk meramalkan (memprediksi)

variabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Persamaan regresi sederhana dirumuskan: Ŷ = a + bX

(56)

Ŷ = Kinerja Karyawan

X = Sistem Upah Kerja

a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0

b = Nilai arah sebagai penentu nilai predikasi yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variabel Y

Dimana:



2 2 Xi Xi n Yi Xi XiYi n b        

Sedangkan a dicari dengan menggunakan rumus:

bX Y n X b Y

a

 

c. Uji Signifikansi

Kriteria pengujian keberartian persamaan regresi adalah tolak H0 jika probabilitas

lebih kecil daripada  = 0,05. Dapat disimpulkan koefisien regresi signifikan, atau

sistem upah kerja benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

(57)

Untuk mengetahui diterima atau ditolak hipotesis yang diajukan, dilakukan uji signifikansi. Menurut Riduwan (2008:149) uji signifikansi dapat dilakukan dengan

menggunakan uji F sebagai berikut:

Langkah 1. Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus:

 

 

n Y JK ga

2

Re

Langkah 2. Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[b│a]) dengan rumus:

JKReg[b│a] =

  

        n Y X XY

b. .

Langkah 3. Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus:

) ( Re ) | ( Re 2

Res Yi JK gba JK ga

JK

 

Langkah 4. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[a]) dengan rumus :

RJKReg[a] = JKReg[a]

Langkah 5. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg[b│a]) dengan rumus:

RJKReg[b│a] = JKReg[b│a]

Langkah 6. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan rumus:

RJKRes =

2

Re 

n JK s

Langkah 7. Menguji Signifikansi dengan rumus:

Fhitung =

Res Reg(b/a)

(58)

Mencari Ftabel dengan rumus:

Ftabel = F (1-α) (dk reg b│a, dk res)

= F(1-0,05)(dk reg b│a = 1,dk res 33-2)

= F(0,95)(1,31)

Cara mencari = Ftabel, dkreg b│a = 1 sebagai angka pembilang

dkres =31 sebagai angka penyebut

Langkah 8. Membandingkan F hitung dengan F tabel . Kriteria yang digunakan yaitu:

1. H0 ditolak dan H1 diterima, apabila F hitung≥ F tabel dinyatakan signifikan

(diterima).

2. H0 dterima dan H1 ditolak, apabila F hitung ≤ F tabel dinyatakan tidak

signifikan (ditolak).

d. Menghitung Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui hubungan variabel X dengan Y dicari dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Pearson Product Moment, yaitu:

 

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy (Riduwan, 2008:136)

Sedangkan untuk mengetahui kadar pengaruh variabel X terhadap variabel Y

(59)
[image:59.612.116.527.177.598.2]

Tabel 3.8

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat

Sumber : Riduwan (2008:136) e. Menghitung Nilai Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan variabel yang diberikan variabel sistem upah kerja terhadap kinerja digunakan rumus koefisien

determinasi (KD) sebagai berikut.

Ating Somantri (2006:341)

Dengan r2 dicari dengan rumus sebagai berikut:

r2 =b

nXiYi (Xi)(Yi)

(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1) Gambaran secara umum sistem upah kerja yang diterapkan di bagian produksi PT

Gamatex Cimahi dapat dikatakan tinggi. Ukuran dengan kriteria sangat tinggi terdapat pada indikator sistem pengupahan yaitu tingkat kesesuaian upah berdasarkan lamanya jam kerja, sedangkan ukuran dengan kriteria rendah terdapat

pada indikator sistem pengupahan yaitu tingkat kesesuaian upah berdasarkan kebutuhan.

2) Gambaran secara umum kinerja karyawan di bagian produksi PT Gamatex Cimahi selama ini tinggi. Ukuran dengan kriteria sangat tinggi terdapat pada indikator kreatifitas yaitu tingkat penyelesaian pekerjaan, sedangkan ukuran

dengan kriteria rendah terdapat pada indikator kerjasama yaitu tingkat penyesuaian dengan lingkungan pekerjaan. Kinerja karyawan dinilai cukup tinggi

(61)

3) Hasil analisis data dan pengujian hipotesis dapat diperoleh kesimpulan bahwa sistem upah kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan

khususnya pada bagian produksi PT Gamatex Cimahi dapat terlihat bedasarkan hipotesis yang diterima, jadi sistem upah kerja berpengaruh terhadap kinerja

karyawan diterima kebenarannya.

5.2 Saran

Pada bagian ini penulis mengajukan beberapa saran yakni:

1) Salah satu indikator pada variabel X yang perlu ditingkatkan lagi yaitu indikator sistem pengupahan dengan ukuran tingkat kesesuaian upah dengan kebutuhan

karyawan. Perusahaan harus memberikan upah yang sesuai dengan kebutuhan karyawan agar karyawan dapat termotivasi dan dapat meningkatkan kinerjanya

dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaannya. Untuk itu maka perusahaan dituntut untuk mampu memberikan kebijakan kompensasi yang sesuai dengan kebutuhan dasar karyawan pada umumnya, serta sesuai dengan situasi dan

kondisi tempat, misalnya gaji di Bandung umumnya lebih tinggi, tetapi biaya hidup sehari-hari (makan, perumahan, pengangkutan umum, dan sebagainya) juga

jauh lebih mahal.

2) Variabel kinerja memang dinilai tinggi tapi masih terdapat kelemahan pada tingkat penyesuaian diri dengan lingkungan pekerjaan oleh karena itu sebaiknya

(62)

nyaman untuk karyawannya contohnya dengan melakukan komunikasi yang baik antara bawahan dengan atasan maupun sesama karyawan, perusahaan juga harus

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Proses. Jakarata: Rineka Cipta

Dessler, Gary. (1998). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenhallindo

Dharma, Surya. (2009). Manajemen Kinerja: Falsafah Teori dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bernardin, H. John. (2003). Human Resources Management. Jakarta: Elex Media Komputindo

Faisal, Sanapiah. (2007). Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo

Gibson, (1996). Perilaku organisasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Gibson, J.,L., Ivancevich, J.,M., Donnelly, J.,H. (1997). Organisasi: Perilaku Struktur, Proses. Jilid 1. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Gomes, F.C. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset Hasibuan, Malayu S.P. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gunung

Agung

Hasibuan, Malayu S.P.

Gambar

Tabel 1.1 Personal Track Record
Gambar 1.1 Grafik Ketidakhadiran Karyawan Tahun 2009-2012
Tabel 1.3 Target Produksi Kain Denim PT Gamatex  Tahun 2009-Tahun 2012
gambaran masih terasa rendahnya tanggung jawab karyawan di perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja karyawan adalah hasil kerja seseorang dimana seseorang memiliki tanggung jawab yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan

Untuk mencapai apa yang telah menjadi tujuan perusahaan yang telah ditetapkan, maka perusahaan harus mampu membentuk manusia yang bermotivasi kuat dan berani melihat perubahan

Agar dapat memberikan manfaat kepada perusahaan untuk mengambil langkah-langkah dalam mencapai kinerja karyawann yaitu dengan cara memotivasi kerja dan kemampuan

Kinerja merupakan hasil kerja yang telah dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan perusahaan.. Kinerja

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan

PENGARUH PELAKS ANAAN PROGRAM JAMINAN S OS IAL TENAGA KERJA (JAMS OS TEK) TERHADAP LOYALITAS KERJA KARYAWAN PADA BAGIAN PRODUKS I DI PT GARUDA MAS S EMES TA (GAMATEX)

Sejahtera Bersama Palembang telah menilai bahwa standar pemberian upah, prosedur yang diberlakukan, insentif, dan pemenuhan kebetuhan dan fasilitas yang diberikan oleh perusahaan dapat

Kinerja miliki kaitan yang erat dengan beban kerja sebab organisasi untuk memberikan tanggung jawab pada setiap karyawannya harus dapat melihat beban kerja nya terlebih dahulu, agar