• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kondisi masing-masing variabel, apakah berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas digunakan tes Shapiro Wilk. Dalam perhitungan ini dibantu dengan bantuan komputer SPSS versi 16.0.

Kriteria pengujian normalitas yaitu bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikan 5% berarti

sebaran data variabel tidak normal. Sebaliknya bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikan 5% berarti sebaran data variabel normal.

Tabel V.9

Uji Normalitas Omset Penjualan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Omset

penjualan .107 42 .200

* .961 42 .159

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan tabel Shapiro-Wilk Test di atas bahwa Sig untuk variabel Omset penjualan sebesar 0,159 Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa variabel omset penjualan berdistribusi normal, karena probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikan 5%.

Tabel V.10

Uji Normalitas Jumlah Tenaga Kerja

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Jumlah

tenaga kerja .163 42 .006 .952 42 .078

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan tabel Shapiro-Wilk Test di atas bahwa Sig untuk variabel jumlah tenaga kerja sebesar 0,078 Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah tenaga kerja berdistribusi normal, karena probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikan 5%.

Tabel V.11

Uji Normalitas Biaya Produksi

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Biaya produksi .079 42 .200* .962 42 .174

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan tabel Shapiro-Wilk Test di atas bahwa Sig untuk variabel jumlah biaya produksi sebesar 0,174 Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa variabel biaya produksi berdistribusi normal, karena probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikan 5%

Tabel V.12

Uji Normalitas Keuntungan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Keuntungan .082 42 .200* .975 42 .476

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan tabel Shapiro-Wilk Test di atas bahwa Sig untuk variabel keuntungan sebesar 0,476 Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa variabel keuntungan berdistribusi normal, karena probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikan 5%.

2. Uji Hipotesis

Dari uraian berikut ini, peneliti akan menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap 21 pelaku usaha kecil sebagai sampel penelitian. Penulis akan menyajikan analisis perbandingan

mengenai perbedaan omset penjualan, jumlah tenaga kerja, biaya produksi dan keuntungan sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari Koperasi.

Untuk lebih jelasnya peneliti akan menjelaskan jawaban-jawaban dari permasalahan yang ada sebagai berikut ini:

a. Omset Penjualan

Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama mengenai perbedaan omset penjualan sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi digunakan uji t sampel berpasangan (paired-sample t-test). Yang dimaksud omset adalah banyaknya barang yang terjual dikalikan dengan harga jual.

Tabel V.13

Statistik Deskriptif Omset Penjualan Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Omset penjualan

sebelum mendapat kredit

5.7624E6 21 1.84547E6 4.02715E5 Omset penjualan

sesudah mendapat kredit

7.0067E6 21 2.14579E6 4.68249E5

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Omset penjualan sebelum mendapatkan kredit rata-rata RP 5.762.400,00 per bulan, dengan standar deviasi 1.845.470 dan

standar eror 402.715. Omzet penjualan sesudah mendapatkan kredit rata-rata Rp 7.006.700,00 per bulan, dengan standar deviasi 2.145.790 dan standar eror 468.249. Dibanding sebelumnya, terjadi kenaikan rata-rata omset penjualan sesudah mendapatkan kredit dari Koperasi.

Tabel V.14

Paired Samples Test Omset Penjualan

Paired Differences t Df Sig. (2-taile d) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Omset penjualan sebelum mendapat kredit – Omset penjualan sesudah mendapat kredit

-1.24429E6 5.34973E5 1.16741E5 -1.48780E6 -1.0007 7E6

-10.659 20 .000

Sumber: Data primer yang diolah, 2012 Hipotesis adalah sebagai berikut:

Ho = tidak terdapat perbedaan omset penjualan sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi

Ha = terdapat terdapat perbedaan omset penjualan sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melihat signifikansi dua sisi, yaitu dengan kriteria:

P > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan omset penjualan sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi.

P < 0,05, maka terdapat perbedaan omset penjualan sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi

Hasilnya menunjukan nilai t hitung sebesar -10.659 atau 10.659. Dengan signifikansi untuk dua sisi 0,00. Oleh Karena P value (0,00) < α

(0,05) maka Ho ditolak atau terdapat terdapat perbedaan omset penjualan sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi.

Selain dengan melihat signifikan dua sisi, pengujian hipotesis

dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

t

hitung dengan

t

tabel. Pengujian hiotesis berdasarkanpada kriteria sebagai berikut:

Tolak Ho jika statistik hitung > statistik tabel (tn1; / 2 )

Terima Ho jika statistik hitung < statistik tabel (tn1; / 2 )

Diperoleh

t

hitung = 10.659 dan

t

tabel pada tabel distribusi t, yaitu pada

taraf kepercayaan 95% dan derajat bebas (df) 20, sehingga harga

tabel

t

= (tn1; / 2 ) = 2,086.

t

hitung sebesar 10.659 >

t

tabel sebesar 2,086,

maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat terdapat perbedaan omset penjualan sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi. Bila dilihat dari rata-rata omset penjualan mengalami kenaikan sebesar (X2X1) = Rp 7.006.700,00 – 5.762.400,00 = Rp 1.244.300,00 . Hal ini desebabkan karena dengan tambahan modal para produsen menambah bahan baku dan investasi peralatan produksi untuk meningkatkan volume produksi. Penambahan volume produksi ini menyebabkan hasil produksi yang terjual tiap bulannya bertambah sehingga omset penjualan mengalami kenaikan.

b. Jumlah Tenaga Kerja

Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua mengenai perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah mendapat kredit digunakan uji t sampel berpasangan (paired-sample t-test). Yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi.

Tabel V.15

Statistik Deskriptif Jumlah Tenaga Kerja

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Jumlah tenaga kerja sebelum mendapatkan kredit dari Koperasi rata-rata 1,8571 , dengan standar deviasi 0,91026 dan standar eror 0,19863. Jumlah tenaga kerja sesudah mendapatkan kredit dari Koperasi rata-rata 3.4286, dengan standar deviasi 1,56753 dan standar eror 0,34206. Dibanding sebelumnya, terjadi kenaikan rata-rata jumlah tenaga kerja sesudah mendapatkan kredit dari Koperasi.

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Jumlah tenaga kerja

sebelum mendapat kredit

1.8571 21 .91026 .19863 Jumlah tenaga kerja

sesudah mendapat kredit

Tabel V.16

Paired Samples Test Jumlah Tenaga Kerja

Paired Differences t df Sig. (2-taile d) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Jumlah tenaga kerja

sebelum mendapat kredit - Jumlah tenaga kerja sesudah mendapat kredit -1.57143 .97834 .21349 -2.01676 -1.12610 -7.361 20 .000

Sumber: Data primer yang diolah, 2012 Hipotesis adalah sebagai berikut:

Ho = tidak terdapat perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi

Ha = terdapat terdapat perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melihat signifikansi dua sisi, yaitu dengan kriteria:

P > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi

P < 0,05, maka terdapat perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi

Hasilnya menunjukan nilai t hitung sebesar -7.361 atau 7.361 . Dengan signifikansi untuk dua sisi 0,00. Oleh Karena P value (0,00) < α

(0,05) maka Ho ditolak atau terdapat terdapat perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah mendapat kredit.

Selain dengan melihat signifikan dua sisi, pengujian hipotesis

dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

t

hitung dengan

t

tabel. Pengujian hiotesis berdasarkanpada kriteria sebagai berikut:

Tolak Ho jika statistik hitung > statistik tabel (tn1; / 2 )

Terima Ho jika statistik hitung < statistik tabel (tn1; / 2 )

Diperoleh

t

hitung = 7.361 dan

t

tabel pada tabel distribusi t, yaitu pada

taraf kepercayaan 95% dan derajat bebas (df) 20, sehingga harga

t

tabel

= (tn1; / 2 ) = 2,086.

t

hitung sebesar 7.361 >

t

tabel sebesar 2,086, maka

Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat terdapat perbedaan jumlah tenaga kerja sebelum dan sesudah mendapat kredit. Bila dilihat dari rata-rata jumlah tenaga kerja mengalami kenaikan sebesar

2 1

(XX ) = 3,4286 – 1,8571 = 1,5715. Kenaikan jumlah tenaga kerja ini disebabkan karena untuk menambah hasil produksi dan mempercepat proses produksi maka pengusaha menambah tenaga kerjanya. Sehingga hasil produksi dapat meningkat dan waktu yang dibutuhkan untuk produksi dapat lebih efisien.

c. Biaya Produksi

Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua mengenai perbedaan biaya produksi sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi digunakan uji t sampel berpasangan (paired-sample t-test).

Yang dimaksud dengan biaya produksi atau biaya total adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

Tabel V.17

Statistik Deskriptif Biaya Produksi

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Biaya produksi sebelum

mendapat kredit 2.8067E6 21 1.04153E6 2.27281E5 Biaya produksi sesudah

mendapat kredit 3.5702E6 21 1.23211E6 2.68868E5

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Biaya produksi sebelum mendapatkan kredit dari Koperasi rata-rata Rp 2.806.700,00 , dengan standar deviasi 1.041.530,00 dan standar eror 227.281 Biaya produksi sesudah mendapatkan kredit dari Koperasi rata-rata Rp 3.570.200,00 dengan standar deviasi 2.688.680,00 dan standar eror 268.868 Dibanding sebelumnya, terjadi kenaikan rata-rata biaya produksi sesudah mendapatkan kredit dari Koperasi.

Tabel V.18

Paired Samples Test Biaya Produksi

Paired Differences t Df Sig. (2-taile d) Mean Std. Deviation S9td. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Biaya produksi

sebelum mendapat kredit – biaya produksi sesudah mendapat kredit

-7.63571E5 5.13079E5 1.11963E5 -9.97122E5 -5.300 21E5

-6.820 20 .000

Sumber: Data primer yang diolah, 2012 Hipotesis adalah sebagai berikut:

Ho = tidak terdapat perbedaan biaya produksi sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi

Ha = terdapat perbedaan biaya produksi sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melihat signifikansi dua sisi, yaitu dengan kriteria:

P > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan biaya produksi sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi

P < 0,05, maka terdapat perbedaan biaya produksi sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi

Hasilnya menunjukan nilai t hitung sebesar -6.820 atau 6.820. Dengan signifikansi untuk dua sisi 0,00. Oleh Karena P value (0,00) < α (0,05) maka Ho ditolak atau terdapat terdapat perbedaan biaya produksi sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi.

Selain dengan melihat signifikan dua sisi, pengujian hipotesis

dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

t

hitung dengan

t

tabel. Pengujian hiotesis berdasarkanpada kriteria sebagai berikut:

Tolak Ho jika statistik hitung > statistik tabel (tn1; / 2 )

Terima Ha jika statistik hitung < statistik tabel (tn1; / 2 )

Diperoleh

t

hitung = 6.820 dan

t

tabel pada tabel distribusi t, yaitu pada

taraf kepercayaan 95% dan derajat bebas (df) 20, sehingga harga

t

tabel

= (tn1; / 2 ) = 2,086.

t

hitung sebesar 6.820 >

t

tabel sebesar 2,086, maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat terdapat perbedaan

biaya produksi sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi. Bila dilihat dari rata-rata biaya produksi mengalami kenaikan sebesar

2 1

(XX ) = Rp 3.570.200,00 - Rp 2.806.700,00 = Rp 763.500,00. Kenaikan biaya produksi disebabkan karena adanya perubahan pada biaya variabel yaitu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Terdapat penambahan jumlah bahan baku yang harus diproduksi dan penambahan jumlah tenaga kerja.

d. Keuntungan

Untuk menjawab rumusan masalah yang keempat mengenai perbedaan keuntungan sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi digunakan uji t sampel berpasangan (paired-sample t-test). Yang dimaksud dengan keuntungan adalah pendapatan yang diterima, hasil dari selisih antara penerimaan total dan biaya total.

Tabel V.19

Statistik Deskriptif Keuntungan

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean Pair 1 Keuntungan sebelum

mendapat kredit 2.9557E6 21 1.32615E6 2.89390E5 Keuntungan sesudah

mendapat kredit 3.4364E6 21 1.56394E6 3.41279E5

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Keuntungan sebelum mendapatkan kredit dari Koperasi rata-rata Rp 2.955.700,00 , dengan standar deviasi 1.326.150,00 dan standar eror 289.390 Keuntungan sesudah mendapatkan kredit dari Koperasi rata-rata Rp 3.436.400,00 dengan standar deviasi 1.563.940,00 dan

standar eror 341.279 Dibanding sebelumnya, terjadi kenaikan rata-rata keuntungan sesudah mendapatkan kredit dari Koperasi.

Tabel V.20

Paired Samples Test Keuntungan

Paired Differences t df Sig. (2-taile d) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 Keuntungan sebelum mendapat kredit – keuntungan sesudah mendapat kredit -4.80714E5 4.54890E5 99265.040 67 -6.8777 8E5 -2.7365 1E5 -4.843 20 .000

Sumber: Data primer yang diolah, 2012 Hipotesis adalah sebagai berikut:

Ho = tidak terdapat perbedaan keuntungan sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi

Ha = terdapat perbedaan keuntungan sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melihat signifikansi dua sisi, yaitu dengan kriteria:

P > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan keuntungan sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi

P < 0,05, maka terdapat perbedaan keuntungan sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi

Hasilnya menunjukan nilai t hitung sebesar -4.843 atau 4.843. Dengan signifikansi untuk dua sisi 0,00. Oleh Karena P value (0,00) < α

(0,05) maka Ho ditolak atau terdapat terdapat perbedaan keuntungan sebelum dan sesudah mendapat kredit dari Koperasi.

Selain dengan melihat signifikan dua sisi, pengujian hipotesis dapat

dilakukan dengan membandingkan nilai

t

hitung dengan

t

tabel. Pengujian hiotesis berdasarkanpada kriteria sebagai berikut:

Tolak Ho jika statistik hitung > statistik tabel (tn1; / 2 )

Terima Ho jika statistik hitung < statistik tabel (tn1; / 2 )

Diperoleh

t

hitung = 4.843 dan

t

tabel pada tabel distribusi t, yaitu pada taraf

kepercayaan 95% dan derajat bebas (df) 20, sehingga harga

tabel

t

= (tn1; / 2 ) = 2,086.

t

hitung sebesar 4.843 >

t

tabel sebesar -2,086,

maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat terdapat perbedaan keuntungan sebelum dan sesudah mendapat kredit. Bila dilihat

dari rata-rata biaya produksi mengalami kenaikan sebesar

2 1

(XX ) = Rp 3.436.400,00 - Rp 2.955.700,00 = Rp 480.700,00. Kenaikan keuntungan yang diperoleh para pengusaha didapatkan dari meningkatnya omset penjualan yang didapatkan. Dan penambahan peralatan produksi yang menunjang proses produksi memberikan dampak positif yaitu meningkatnya produktifitas produk.

Dokumen terkait