• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti

diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Jika

ditemukan adanya multikolinieritas, maka koefisien regresi variabel tidak

tentu dan kesalahan menjadi tidak terhingga. Salah satu metode untuk

tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Tolerance

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah

sama dengan nilai VIF tinggi, karena VIF = 1/ Tolerance. Nilai yang

umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di

atas 10. tingkat kolinieritas yang dapat ditolerir adalah nilai tolerance 0,10

sama dengan tingkat multikolinieritas 0,95 (Ghozali, 2006 ).

3. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang

homoskesdastisitas, yakni variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain bersifat tetap.

M. Uji Hipotesis dan Koefisien Determinasi

1. Uji F

Pengujian pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan)

terhadap perubahan nilai variabel dependen, dilakukan melalui pengujian

terhadap besarnya perubahan nilai variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh perubahan nilai semua variabel independen, untuk itu perlu

dilakukan uji F. Uji F atau ANOVA dilakukan dengan membandingkan

tingkat signifikasi yang ditetapkan untuk penelitian dengan probability

value dari hasil penelitian (Ghozali, 2006).

H0 : Usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja.

Ha : Usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara

bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja.

Menentukan tingkat signifikansi (α)

Tingkat signifikansi α = 5% (signifikansi 5% atau 0,005 adalah ukuran

yang standar yang sering digunakan dalam penelitian).

b. Menentukan F hitung dengan menggunakan SPSS atau rumus F

hitung:

Keterangan:

R2 : Koefisien determinasi

k : banyaknya variabel independent

n : Jumlah anggota sampel

2. Uji ketepatan Parameter Penduga ( Uji t )

Menurut Kuncoro, uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan

variasi variabel terikat (dalam Purnomo, 2008:34). Uji t ini

digunakanstatistik t yang dihitung dengan formula sebagai berikut :

Keterangan :

Th : nilai t hitung :koefisien regresi

SE ( : standar error dalam koefisien regresi

Jika nilai ≥ , maka hipotesis alternatif (Ha) diterima,sehingga ada pengaruh kompensasi, gaya kepemimpinan, dan usia secaraparsial

terhadap kinerja karyawan. Jika nilai < , makahipotesis

alternatif (Ha) ditolak, sehingga tidak ada pengaruh usia, kepuasan kerja,

dan komitmen organisasi secara parsial terhadap kinerja karyawan.

3. Koefisien Determinasi ( )

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan

modeldalam, menerangkan variabel terikat formula untuk menghitung

koefisiendeterminasi adalah sebagai berikut:

= = 1 - = 1

-Keterangan :

ESS : Jumlah kuadrat dari regresi

TSS : Total jumlah kuadrat

RSS : Jumlah kuadrat kesalahan pengganggu

Persamaan tersebut menunjukkan proporsi total jumlah kuadrat (TSS)yang

diterangkan oleh variabel independen dalam model. Sisanyadijelaskan

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Pabrik gula Madukismo mulai dibangun pada pertengahan tahun 1955,

tepatnya pada tanggal 14 Juni 1955 dengan kontraktor utama Machine Fabric

Sangerhousen dari Jerman Timur. Pada tahun 1942 dengan masuknya tentara

Jepang ke wilayah RI, seluruh pabrik gula dikuasai oleh Pemerintah Jepang,

namun Pemerintah Jepang tidak dapat mengelola pabrik sepanuhnya, sehingga

perkembangan pabrik semakin merosot.

Pabrik yang semula ada 17 buah hanya tersisa 12 pabrik saja yang

masih produktif. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya areal tanaman tebu yang

dialih fungsikan sebagai areal tanaman palawija dan areal persawahan padi

untuk kepentingan bala tentara Jepang. Keadaan ini berlangsung sampai

proklamasi kemerdekaan Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945.

Perkembangan dan pertumbuhan pabrik gula ini mulai menemui titik terang

setelah Sri Sultan Hamengku Buwono IX merintis prakarsa pembangunan

kembali pabrik-pabrik tersebut. Tujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX

membangun kembali pabri-pabrik tersebut adalah:

1. Untuk menampung para buruh bekas Pabrik Gula yang kehilangan

pekerjaannya.

2. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Pada waktu berdirinya pabrik ini merupakan perusahaan swasta yang

berbentuk perseroan terbatas. Saham-saham dari perusahaan ini merupakan

gabungan antara saham milik Sri Sultan Hamengku Biwono IX dengan milik

Pemerintah RI. Pada awal berdirinya, kepemilikan saham sebesar 75% milik

Sri Sultan Hamengku Biwono IX dan 25% milik Pemerintah RI. Saat ini

kepemilikan saham 65% milik Sri Sultan Hamengku Biwono IX dan 35%

milik pemerintah RI yang dikuasakan kepada PT Rajawali Nusantara

Indonesia, sebuah BUMN. Pada perkembangannya yaitu tanggal 3 September

1968 status pabrik kembali menjadi Perseroan Terbatas dan dinamakan PT.

Madu Baru yang memiliki dua unit usaha yakni Pabrik Gula Madukismo dan

Pabrik Alkohol Spirtus Madukismo, hal ini berjalan sampai tahun 1984.

Sejak tanggal 4 Mei 1984 dengan persetujuan Sri Sultan Hamengku

Biwono IX selaku pemilik saham terbesar PT. Madu Baru, pabrik gula

kembali dikelola oleh Pemerintah RI yakni PT. Rajawali Nusantara Indonesia

(PT. RNI), berdasarkan Contract Management yang ditandatangani pada

tanggal 4 Maret 1984 oleh Direktur Utama PT. Rajawali Nusantara Indonesia

(Muhamad Yusuf) dan Sri Sultan Hamengku Biwono IX. Lama kontrak

manajemen 10 tahun dan saat berakhirnya kontrak pada tahun 1994, kontrak

manajemen antara PT. Rajawali Nusantara Indonesia dengan PT. Madu Baru

di perpanjang 10 tahun kedua mulai 1 April 1994 sampai dengan 31 Maret

2004. Saat ini PT. Madu Baru adalah Perusahaan yang mandiri yang dikelola

B. Lokasi Perusahaan

Lokasi pabrik guka dan spiritus Madukismo terletak di jalan yang

dahulunya juga digunakan untuk pabrik gula Padokan Kelurahan

Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Kurang lebih 5 km disebelah selatan kota yogyakarta,

penentuan ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

1. Bahan baku

Areal penanaman tebu meliputi Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo,

Purworejo Dan Magelang

2. Transportasi

Lokasi pabrik yang dekat dengan kota sehingga mempermudah distribusi

3. Tenaga kerja

Sebagian besar karyawan PG Madukismo merupakan karyawan musiman

yang berasal dari penduduk sekitar

4. Areal tanah

Tanah disekitar pabrik sangat cocok untuk tanaman tebu

C. Visi dan Misi Perusahaan

1. PT. Madu Baru menjadi perusahaan argo industri yang unggul di

Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.

a. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi

permintaan masyarakat dan industri di Indonesia.

b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang

pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan

kemitraan dengan petani.

c. Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti.

d. Menempatkan karyawan dan stakeholders lainnya sebagai bagian

terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan

pencapaian share holders values.

D. Struktur Organisasi PT. Madu Baru

Struktur organisasi adalah suatu kegiatan yang diperlukan untuk

mengoperasikan perusahaan sehingga dapat menghasilkan produk yang

diinginkan. Tujuan dari struktur organisasi yaitu agar semua kegiatan yang

dilakukan sehari-hari untuk tugas, wewenang, serta tanggung jawab dari

semua unit kerja maupun dari setiap orang yang melakukan tugas-tugas

tertentu dapat terkoordinir sehingga masing-masing personil mengetahui

tanggungjawabnya sebagai penyelenggara organisasi. Dibawah manajemen

PT. Rajawali Nusantara Indonesia struktur organisasi PT.Madu Baru dapat

Gambar IV.2

Struktur Organisasi PT. Madu Baru Sumber: PT. Madu Baru

Berikut ini dijelaskan secara singkat mangenai fungsi, tugas, wewenang, dan

tanggung jawab dari berbagai tingkat manajerial PT. Madu Baru:

1. Dewan Komisaris

a. Membawahi langsung Direktur, kepala bagian dan staf-stafnya.

b. Menetapkan kebijakan-kebijakan yang ada dalam perusahaan.

2. Penasehat

a. Sebagai Penasehat Dewan Komisaris.

b. Mendampingi langsung Dewan Komisaris terutama memberikan

masukan-masukan yang diperlukan oleh Dewan Komisaris untuk

kemajuan Perusahaan. Dewan Komisaris Penasehat Direktur Sek. Dekom SPI General Manager Kabag. Pabrik Spirtus Kabag. Pemasaran Kabag. Tanaman Kabag. Akt dan Keu Kabag. SDM dan Umum Kabag. Instalasi Kabag. Pabrikasi

3. Direktur Utama

a. Berfungsi mengelola Perusahaan secara keseluruhan untuk

melaksanakan kebijakan rapat umum pemegang saham.

b. Bertanggung jawab kepada rapat umum pemegang saham.

c. Merumuskan tujuan perusahaan, menetapkan strategi untuk mencapai

tujuan perusahaan dan menyusun rencana jangka panjang.

d. Berwenang mengangkat dan memberhentikan karyawan dan staf

perusahaan.

e. Bertanggung jawab atas tercapainya tujuan perusahaan dan efektifitas

strategi yang ditetapkan.

4. Kepala Bagian Tanaman

a. Bertanggung jawab kepada Direktur.

b. Mengkoordinasikan penyusunan rencana areal tanaman untuk tahun

yang akan dating.

c. Menyusun komposisi tanaman mengenai luas, letak, masa tanam dan

jenis sehingga penyediaan bahan baku giling yang telah ditentukan

dapat dijamin.

5. Kepala bagian Instalasi

a. Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bidang instalasi.

b. Meningkatkan efesiensi kerja alat produksi untuk kelangsungan proses

6. Kepala Bagian Pabrikan

a. Berfungsi melaksanakan kebijakan direksi dan ketentuan administrator

dalam pabrik gula dan spirtus, pemeliharaan, reparasi, peluasan

instalasi pabrik gula dan spirtus.

b. Membawahi langsung: Bagian instalasi pabrik gula dan pabrik spirtus,

bagian Pabrikasi Gula dan Seksi Pabrikasi Spirtus.

c. Bertugas menjalankan kebijaksanaan direksi dan ketentuan

administrasi dalam bidang produksi gula dan spirtus serta menyusun

rencana anggaran divisinya.

d. Berwenang menetapkan rencana anggaran bagian pabrik serta

menetapkan daftar bagi hasil gula petani yang dibuat oleh bagian

pabrikasi gula.

e. Bertanggung jawab atas proses produksi pemeliharaan, alat-alat

produksi, rehabilitasi peralatan pabrik.

7. Kepala Bagian Personalia

a. Bertanggung jawab kepada direktur.

b. Mengkoordinir dan memimpin kegiatan pengelola tenaga kerja dan

kesehatan karyawan.

c. Mengkoordinir kegiatan pendidikan karyawan.

8. Kepala Pengawasan (SPI)

a. Berfungsi melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang pengawasan

terhadap pengendalian intern perusahaan.

c. Bertugas melaksanakan pemeriksaan terhadap efektivitas pengendalian

intern akuntansi dan membuat rancangan anggaran bagiannya untuk

diajukan kepada Direksi.

d. Berwenang untuk meminta informasi yang dibutuhkan dalam rangka

tugas pemeriksaan dari administrator, semua kepala divisi, kepala

bagian, kepala seksi, dan seluruh karyawan perusahaan, serta

berwenang menentukan bagiannya yang akan diusulkan.

e. Bertanggung jawab atas ketepatan laporan hasil pemeriksaan kepada

Direksi.

E. Sumber Daya Manusia

1. Tenaga Kerja Pabrik

Berdasarkan peraturan pemerintahan yaitu surat keputusan kepala kantor

wilayah Departemen Tenaga Kerja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Nomor 075/WK/Tahun 1986 tentang Tenaga Kerja, maka Tenaga Kerja di

Pabrik Gula Madukismo dibedakan menjadi:

a. Tenaga Kerja Tetap

Tenaga kerja tetap yaitu karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan

secara kontinyu, tenaga kerja tetap ini dibedakan menjadi dua status

yaitu karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana. System

pengupahan diatur tersendiri antara Serikat Pekerja dan Direksi.

b. Tenaga Kerja Tidak Tetap

Tenaga kerja tidak tetap yaitu karyawan yang bekerja pada waktu

produksi) dan system pengupahan mengacu pada upah minimum

Propinsi yang berlaku, tenaga kerja ini dibedakan menjadi:

1) Karyawan Kerja Waktu Tertentu / KKWT atau tenaga kerja

kampanye.

Karyawan ini bekerja saat masa produksi saja. Jangka waktu

hubungan kerja adalah selama musim giling dari pabrik gula dan

spirtus.

2) Karyawan Musiman

Karyawan ini bekerja disekitar emplacementakan tetapi tidak

berhubungan dengan proses produksi. Jangka hubungan kerja

adalah selama musim giling pebrik gula dan spirtus.

3) Kerja Borongan

Karyawan ini bekerja bila ada pekerjaan borongan dan karyawan

diupah secara harian.

2. Jam Kerja dan Hari Kerja

Jam kerja karyawan Pabrik Gula Madukismo yaitu:

a. Regu kerja umum

1) HariSenin sampai Kamis

Jam Kerja : 06.30 – 15.00 Istirahat : 11.30 – 12.30 2) Hari Jumat dan Sabtu

Jam Kerja : 06.30 – 11.30 Istirahat : Tidak ada

b. Regu Kerja Khusus (hanya dalam masa giling)

1) Shift I : 06.00 – 14.00 2) Shift II : 14.00 – 22.00 3) Shift III : 22.00 – 06.00 F. Proses Produksi

1. Produksi yang dihasilkan

Pabrik Gula Madukismo memproduksi gula pasir dengan kualitas SHS IA

(Superior Head Sugar) atau sering disebut GKP ( Gula Kristal Putih).

Kualitas gula Pabrik Madukismo termasuk klasifikasi dengan standar.

2. Bahan Baku Utama

Bahan baku yang dipergunakan atau diolah dalam proses produksi pada

Pabrik Gula Madukismo adalah tebu. Tebu yang ditanam memiliki jenis

yang bermacam-macam, tetapi Pabrik Gula Madukismo mengusahakan

tebu yang unggul, dengan tujuan agar hasil yang didapat berkualitas tinggi.

Bahan baku tersebut akan menjadi hasil olahan yang baik apabila

memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Syarat-syarat tersebut misalnya

kadar zat, penggunaan ukuran, umur atau tingkat kemasakan, tingkat

rendemen (kadar gula) dan kemurnian, sehingga penebangan tebu

dilakukan pada saat yang tepat yaitu pada waktu tanamantebu sudah

mencapai optimal kemasakannya, dan tabu dengan kualitas baik bias

ditebang sebanyak 6 kali tebangan. Oleh karena itu sebelum penebangan,

3. Bahan Tambahan

Bahan pembantu proses produksi gula pasir adalah batu gamping sebesar 3

kg per 1000 kg tebu, belerang sebesar 70 kg per 1000 kg tebu, minyak

bakar (FO) sebesar 300 liter per 1000 kg tebu, soda api (Na OH) sebesar 3

kg / 1000 kg tebu, bahan tambahan lain seperti Flokulant sebesar 0,25 kg

per 1000 kg tebu. Flokulant adalah bahan pembantu untuk mempercepat

pengumpulan bahan-bahan terlarut dan kotoran halus agar proses

pengendapan dapat berjalan dengan cepat.

4. Proses Produksi

Proses pembuatan gula adalah sebagai berikut: tebu digiling, diperas

sampai keluar nira, kemudian dilakukan pemurnian, selanjutnya

diendapkan, diuapkan, dimasak (kristalkan), hingga akhirnya menjadi gula

(SHS) yang berwarna putih. Proses pengolahan gula di Pabrik Gula

Madukismo secara garis besar dibagi menjadi beberapa tahap seperti yang

Gambar IV.3 Tahap Pengolahan Gula Sumber : PT. Madu Baru

Proses pembuatan gula sebagai berikut:

1. Penggilingan Tebu

Tebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan untuk dipisahkan

antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula

(Nira mentah) melalui alat-alat berupa unigrator markIV dan Cane

Knife digabung dengan 5 gilingan.

2. Pemerahan Nira

Setelah digiling hasil nira mentah akan dikirim kebagian pemurnian

untuk proses lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula karna

bakteri dilakukan sanitasi distasiun gilingan.

Gula SHS I A Penggilingan Penyelesaian Pemerahan Nira Pemurnian Nira Penguapan Nira Kristalisasi

3. Pemurnian Nira

PG Madukismo menggunakan system Sulfitasi. Nira mentah lalu

ditimbang, dipanaskan 70º - 75ºC, direaksikan dengan susu kapur

dalam defecator dan di beri gas SO2 dalam peti Sulfitasi sampai PH

7,00 kemudian dipanaskan lagi sampai suhu 100º - 105ºC. Kotoran

yang dihasilkan diendapkan dengan peti pengendap (Dorr Clarifier)

dan disaring menggunakan alat penapis hama (Rotary Vacum Filter).

Endapan padatnya digunakan sebagai pupuk organik. Nira jernihnya

dikirim ke stasiun penguapan.

4. Penguapan Nira

Nira jernih dipekatkan kedalam pesawat penguapan dengan sistem

multipleeffect yang disusun secara interchangeable agar dapat

dibersihkan secara bergantian. Nira encer dengan padatan terlarut 16%

dapat dinaikan menjadi 64% dan disebut nira kental, yang siap

dikristalkan di stasiun kristalisasi. Nira kental yang berwarna gelap ini

diberi gas SO2, sebagai bleaching atau pemucatan, dan siap untuk

dikristalkan.

5. Kristalisasi

Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam Pan

kristalisasi sampai lewat jenuh hingga timbul Kristal gula. Sistem yang

dipakai yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula produk, gula C dan D

dipakai sebagai bibit, serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak lagi.

dipisahkan di stasiun puteran, gula terlebuh dahulu di dinginkan di

dalam palung pendingin.

6. Penyelesaian

Dalam tahap ini gula dipisahkan dengan larutannya. Agar gula lebih

putih maka pemutaran gula dilakukan dua kali, sedangkan filtratnya

(sisa larutannya) terakhir yang sudah tidak bias dikristalkan lagu

disebut tetes, dan dimanfaatka untuk bahan baku pembuatan alkohol

dan spirtus. Dengan alat penyaring gula, gula SHS dari putaran SHS

dipisahkan antara gula halus, gula kasar dan gula normal, kemudian

dikirim ke gudang gula dan dikemas dalam katung plastik, kapasitas

50 kg netto.

G. Bagian Pemasaran

Sebelum pertengahan 1997, semua hasil produksi dari Pabrik Gula

Madukismo di beli semua secara monopoli oleh pemerintah melalui Badan

Urusan Logistik (Bulog) dengan harga yang ditentukan oleh pemerintah.

Namun pada saat Indonesia mengalami krisis moneter, ini membawa dampak

positif terhadap sistem penjualan gula yang dilakukan oleh perusahaan.

System pendistribusian gula tidak lagi dimonopoli oleh Bolog, sehingga

perusahaan dapat menjual langsung ke pasaran. Dengan demikian harga gula

ditentukan oleh tingkat keseimbangan antara permintaan pasar dan penawaran

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden

Dari kuesioner yang telah diisi oleh responden didapat data identitas

responden. Penyajian data mengenai identitas responden untuk memberikan

gambaran tentang keadaan diri dari pada responden.

1. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin secara umum dapat memberikan perbedaan pada perilaku

seseorang. Dalam suatu bidang kerja jenis kelamin seringkali dapat

menjadi pembeda aktivitas yang dilakukan oleh individu. Penyajian data

responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut ini:

Tabel V.2

Identitas Responden dilihat dari Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1 Laki-laki 35 orang 70 % 2 Perempuan 15 orang 30%

Jumlah 50 orang 100% Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel V.2 dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah

laki-laki yaitu sebanyak 35 orang (70%) dibanding perempuan yang hanya

15 orang (307%). Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki

sebagai proporsi yang lebih besar dibanding karyawan perempuan yang

pekerjaan yang memerlukan tenaga fisik, laki-laki secara umum dipandang

lebih baik dibanding perempuan.

2. Deskripsi responden berdasarkan usia

Pegawai dengan usia yang relatif muda akan cenderung memiliki

kemampuan fisik yang lebih prima bila dibandingkan dengan pegawai

yang telah berusia muda. Seorang pegawai yang telah memasuki usia tua

cenderung lebih memiliki pengalaman dibandingkan dengan pegawai yang

masih berusia muda. Organisasi yang baik akan memadukan antara

kemampuan fisik yang dimiliki pegawai muda dan pengalaman yang

dimiliki oleh pegawai tua untuk mencapai tujuannya. Data mengenai

responden berdasarkan usia dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel V.3

Identitas Responden dilihat dari usia

No Usia Frekuensi Persentase 1 16-22 tahun 3 6 % 2 23-29 tahun 4 8 % 3 30-36 tahun 7 14 % 4 37-43 tahun 12 24 % 5 ≥ 44 tahun 24 48 % Jumlah 50 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel V.3 dapat diketahui bahwa untuk umur responden yang

terbanyak adalah umur diatas ≥ 44 tahun yaitu sebanyak 24 orang atau 48%, diikuti dengan usia responden 37 - 43 tahun sebanyak 12 orang atau

orang atau 8%, 16 – 22 tahun sebanyak 3 orang atau 6%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan pada pabrik Gula Madukismo sebagian

besar sudah berusia lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia yang

sudah lanjut, memiliki pengalaman yang sangat banyak.

3. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan

Tingkat pendidikan terakhir sangat mempengaruhi kemampuan dan tingkat

kepercayaan diri seorang pegawai dalam melakukan pekerjaannya.

Pegawai dengan pendidikan yang tinggi akan lebih mampu menyelesaikan

pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi daripada pegawai

dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Tanggung jawab dari

pegawai dengan tingkat pendidikan yang tinggi biasanya juga jauh lebih

tinggi karena mereka lebih dipercaya untuk menangani tingkat pekerjaan

yang dianggap tidak mampu dikerjakan oleh pegawai yang kurang

pengalaman dan berpendidikan. Data mengenai responden menurut tingkat

pendidikan dapat dilihat pada tabel V.4 berikut ini:

Tabel V.4

Identitas Responden dilihat Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Persentase 1 SMA 30 orang 60% 2 D3 8 orang 16% 3 S1 12 orang 24% Jumlah 50 orang 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel V.4 menunjukkan bahwa jumlah responden yang

dari jumlah responden. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan pabrik Gula

Madukismo sebagian besar memiliki pendidikan menengah.

4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan

Rata-rata pendapatan per bulan karyawan pabrik Gula Madukismo sebagai

berikut :

Tabel V.5

Identitas Responden dilihat berdasarkan Pendapatan

Pendapatan per Bulan Jumlah Persentase Rp 1.000.000- Rp 1.499.000 10 20% Rp 1.500.000- Rp 1.999.000 14 28%

≥ Rp 2.000.000 26 52%

Total 50 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan dari data diatas di ketahui pendapatan responden per bulan

terbanyak ≥ Rp 2.000.000 yaitu sebanyak 26 orang atau 52% dari jumlah

responden. Hal ini menunjukkan bahwa pabrik Gula Madukismo memiliki

pendapatan yang cukup besar.

B. Hasil Uji Instrumen

Hasil uji instrumen penelitian meliputi uji validitas dan reliabilitas. Validitas

berkaitan dengan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi

dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti atau dengan kata lain merupakan

salah satu derajat ketepatan pengukuran instrument mengenai isi pernyataan.

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat kesamaan

berkaitan dengan pemahaman responden mengenai pernyataan dalam

instrument penelitian untuk menghindari beda interpretasi.

1. Hasil Uji Validitas

Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 20 semua item

penelitian pada variabel kepuasan kerja, komitmen organisasi dan kinerja

karyawan dinyatakan valid karena masing-masing item memiliki r hitung

lebih besar dari r tabel yaitu 0,273 untuk jumlah 50 responden dengan taraf

signifikansi 5%. Berikut disajikan tabel hasil perolehan r hitung

masing-masing indikator:

Tabel V.6

Rekapitulasi hasil uji validitas

Variabel Butir

Pernyataan

r hitung

r tabel sig Ket

USIA U1 1 0,273 0,000 Valid KEPUASAN KERJA KK 1 0,552 0,273 0,000 Valid KK 2 0,552 0,273 0,000 Valid KK 3 0,492 0,273 0,000 Valid KK 4 0,366 0,273 0,000 Valid KK 5 0,340 0,273 0,000 Valid KK 6 0,421 0,273 0,000 Valid KK 7 0,567 0,273 0,000 Valid KK 8 0,615 0,273 0,000 Valid KOMITMEN ORGANISASI KO 1 0,518 0,273 0,000 Valid KO 2 0,738 0,273 0,000 Valid

Dokumen terkait