• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan : studi kasus pada karyawan/ti Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan : studi kasus pada karyawan/ti Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta."

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Studi kasus pada Karyawan/ti Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

Devi Endah Novita Sari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. Sampel dalam penelitian ini adalah Karyawan/ti Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta yang berjumlah 50 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil lain menujukkan bahwa secara parsial kepuasan kerja dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja karawan, sedangkan usia secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

(2)

THE INFLUENCE OF AGE, JOB SATISFACTION AND ORGANIZATION COMMITMENT TOWARDS EMPLOYEE PERFORMANCE

A Case study at Madukismo Sugar Factory Yogyakarta

Devi Endah Novita Sari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This research aims to know the partial and simultant influence of age, job satisfacion and organization commitment towards employee performance. The sample of this research is 50 sugar factory employees of Madukismo Yogyakarta chosen under purposive sampling. The data was collected using questionnaires. The data analysis technique used was multiple linear regression analysis. The result of this study shows that age, job satisfacion and organizational commitment simultan eously influenced the employee performance. The result also shows that partialy, only job satisfacion and organization commitment influenced the employees performance, whereas age did not influence the employees performance.

(3)

i

PENGARUH USIA, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP

KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan/ti Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

Skripsi

Diajukan dalam Rangka Menulis Skripsi Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Oleh:

Devi Endah Novita Sari NIM: 102214104

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Kebanyakan orang gagal adalah orang yang

tidak menyadari betapa dekatnya mereka

ketitik sukses saat mereka memutuskan

untuk menyerah

Skripsi ini saya persembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai

Kepada kedua orang tuaku yang tak pernah henti-hentinya mendoakan, memberi

semangat dan nasehat-nasehatnya

Kepada keluarga besar dan sahabat-sahabatku tercinta yang selalu memberikan

(7)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Devi Endah Novita Sari

Nomor Mahasiswa : 102214104

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang berjudul :

Pengaruh Usia, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organissi terhadap Kinerja Karyawan. Studi kasus pada Karyawan/ti Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan ,mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya, sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 16 Desember 2014

Yang menyatakan

Devi Endah Novita Sari

(8)

vi

PENGARUH USIA, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADP KINERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan/ti Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 16 Desember 2014 adalah hasil karya saya. Sayajuga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diprotes sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 16 Desember 2014

Yang membuat pernyataan,

Devi Endah Novita Sari

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PengaruhUsia, Kepuasan

Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan :Studi Kasus pada

Karyawan/ti Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi

manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.

Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, selaku dosen pembimbing akademik

yang selama ini telah membimbing penuli ssampai diposisi saat ini, dan selaku

dosen pembimbing I yang telah mengarahkan dan membimbing penulis

dengan kesungguhan hati.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Th. Sutadi, MBA selaku dosen pembimbing II yang juga telah

mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih

lengkap.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi

Manajemen, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal ilmu

(10)

viii

5. Seluruh karyawan Sekretariat Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

yang telah banyak memberikan bantuan administrasi selama penulis berada di

bangku kuliah.

6. Bagian Personalia dan Pabrikasi Pabrik Gula Madukismo yang memberikan

ijin untuk melakukan penelitian. Segenap karyawan/ti pabrik Gula

Madukismo yang telah banyak membantu sehingga penulis dapat melakukan

penelitian perusahaan untuk melengkapi data.

7. Kedua orang tua, mbah, dan seluruh keluarga besarku yang senantiasa selalu

memberikandoa, kasih sayang, semangat, dukungan, kenyamanan, dan

memberikan penghidupan layakbagiku. Terimakasih juga telah

menjadikanaku orang yang kuat dan tegar dalam menghadapi hidup ini,

sehingga membuatku semakin dewasa dalam menyikapi hidup.

8. Orang terdekatku Yohanes Setiawan Purba beserta keluarga, yang selalu

menemaniku, memberi semangat, mengingatkanku ketika aku mulai lelah dan

malas.

9. Sahabat-sahabat terdekatku Derani, Astrid, Suci, Tita, Yanti, Monik yang

selalu memberikan semangat, bantuan di saat kesulitan, yang setia menjadi

sahabat dari semester awal hingga sekarang.

10.Semua teman-teman Manajemen angkatan 2010, teman-temankos, yang tidak

bisaku sebutkan satu persatu, terimakasih atas kerjasama dan persaudaraan

selama ini.

11.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

(11)

ix

Penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak kekurangan karena keterbatasan dan

pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadikan masukan bagi rekan-rekan

dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 16 Desember 2014

Penulis

Devi Endah Novita Sari

(12)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

HALAMAN ABSTRAK... xvii

ABSTRACT... xviii

BAB I. PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Pembatasan Masalah... 5

(13)

xi

E. Manfaat Penelitian... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori... 7

1. Usia ... 7

2. Kepuasan Kerja... 8

3. Komitmen Organisasi... 13

4. Kinerja Karyawan... 17

B. Penelitian Terdahulu... 23

C. Kerangka Konseptual... 25

D. Rumusan Hipotesis... 26

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 27

B. Subjek dan Objek Penelitian... 27

C. Waktu dan Lokasi Penelitian... 27

D. Variabel Penelitian... 27

E. PengukuranVariabel... 28

F. Definisi Operasional... 29

G. Populasi dan Sampel... 30

H. Teknik Pengambilan Sampel... 30

I. Teknik Pengumpulan Data... 31

(14)

xii

K. Teknik Analisis Data... 34

L. Uji Asumsi Klasik... 35

M. Uji Hipotesis dan Koefisien Determinasi... 36

BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan... 39

B. Lokasi Perusahaan... 41

C. Visi dan Misi Perusahaan... 41

D. Struktur Organisasi... 42

E. Sumber Daya Manusia... 46

F. Proses Produksi... 48

G. Bagian Pemasaran... 52

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Responden... 53

1. Jenis Kelamin... 53

2. Usia………... 54

3. Pendidikan... 55

4. Pendapatan………...………. 56

B. Hasil Uji Instrumen... 57

1. Hasil Uji Validitas... 57

(15)

xiii

C. Analisis Data... 59

D. Uji Asumsi Klasik... 60

1. Uji Normalitas... 60

2. Uji Multikolinearitas... 61

3. Uji Heteroskedastisitas... 62

E. Uji Hipotesis dan Koefisien Determinasi... 63

1. Uji F………... 63

2. Uji t... 65

3. Koefisien Determinasi... 67

F. Pembahasan... 68

BAB VI. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan... 72

B. Keterbatasan... 73

C. Saran………... 73

DAFTAR REFERENSI... 75

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Skala Likert... 28

Tabel V.2 Distribusi Jawaban Responden pada Jenis kelamin... 53

Tabel V.3 Distribusi Jawaban Responden pada Usia………... 54

Tabel V.4 Distribusi Jawaban Responden pada Pendidikan Terakhir.. 55

Tabel V.5 Distribusi Jawaban Responden pada Pendapatan………… 56

Tabel V.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian... 57

Tabel V.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 58

Tabel V.8 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 59

Tabel V.9 Hasil Uji Multikolinearitas... 61

Tabel V.10 Hasil Uji F... 64

Tabel V.11 Hasil Uji t ... 65

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Konseptual... 25

Gambar IV.2 Struktur Organisasi PT Madu Baru….……….... 43

Gambar IV.3 Tahap Pengolahan………... 50

Gambar V.4 Normality Probability Plot Distribusi Normal... 60

(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian... 77

Lampiran 2. Lembar Kuesioner... 79

Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas... 85

Lampiran 4. Uji Asumsi Klasik... 91

Lampiran 5. Analisis Data... 93

(19)

xvii ABSTRAK

PENGARUH USIA, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP

KINERJA KARYAWAN

Studi kasus pada Karyawan/ti Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta

Devi Endah Novita Sari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. Sampel dalam penelitian ini adalah Karyawan/ti Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta yang berjumlah 50 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil lain menujukkan bahwa secara parsial kepuasan kerja dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja karawan, sedangkan usia secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

(20)

xviii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF AGE, JOB SATISFACTION AND ORGANIZATION COMMITMENT TOWARDS EMPLOYEE

PERFORMANCE

A Case study at Madukismo Sugar Factory Yogyakarta

Devi Endah Novita Sari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

This research aims to know the partial and simultant influence of age, job satisfacion and organization commitment towards employee performance. The sample of this research is 50 sugar factory employees of Madukismo Yogyakarta chosen under purposive sampling. The data was collected using questionnaires. The data analysis technique used was multiple linear regression analysis. The result of this study shows that age, job satisfacion and organizational commitment simultaneously influenced the employee performance. The result also shows that partialy, only job satisfacion and organization commitment influenced the employees performance, whereas age did not influence the employees performance.

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin ketat persaingan bisnis dan dengan dipengaruhinya oleh keadaan

ekonomi yang tengah mengalami krisis, maka mendorong perusahaan semakin

memberdayakan serta mengoptimalkan segenap sumber daya yang dimiliki

untuk mempertahankan kelangsungan hidup dari perusahaan tersebut.

Walaupun ada tiga jenis sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu:

Sumber Daya Modal, Sumber Daya Teknologi, dan Sumber Daya Manusia

tetap merupakan sumber daya yang paling penting karena tanpa adanya

manusia tidak akan mungkin suatu perusahaan memiliki kegiatan dan tanpa

adanya kegiatan tidak mungkin perusahaan dapat mencapai tujuan.

Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh penempatan tenaga kerja

dari department Sumber Daya Manusia. Secara umum dapat dikatakan bahwa

setiap organisasi menginginkan para pegawainya terus bekerja pada organisasi

yang bersangkutan selama masa kerjanya. Oleh karena itu dalam penempatan

tenaga kerja, department Sumber Daya Manusia harus berhati-hati dalam

memilih tenaga kerja yang benar-benar sesuai dengan pekerjaan yang

diberikan. Apabila tenaga kerja yang ditempatkan dapat bekerja dengan baik

maka kinerja perusahaan secara keseluruhan akan menjadi optimal..Pada

umumnya semakin tua umur karyawan, mereka cenderung lebih terpuaskan

(22)

karyawan yang lebih muda, cenderung kurang terpuaskan, karena berbagai

pengharapan yang lebih tinggi. Seseorang yang berpengalaman akan mampu

melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga dapat meningkatkan prestasi

kerja.

Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan

kerja karyawan.Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional

karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa

kerja karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa

yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan.Setiap individu

memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda sesuai dengan system nilai-nilai

yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam

masing-masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang

sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat

kepuasan yang dirasakannya dan sebaliknya. Menurut pendapat Robbins

(2001:170) kepuasan kerja adalah merujuk ke sikap umum seseorang individu

terhadap pekerjaan seseorang yang tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan

sikap yang positif pada pekerjaannya dan sebaliknya seseorang yang tidak

puas dengan pekerjaannya menunjukan sikap yang negative terhadap

pekerjaannya.

Menurut Dessler (1986) dalam Setyawan (2005) suatu organisasi

sangat membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan tinggi

dalam melaksanakan tugas dan memiliki komitmen yang tinggi pula sebagai

(23)

tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut akan mudah dicapai melalui

komitmen pegawainya.

Mas’ud (2002:176) menyatakan bahwa loyalitas atau komitmen

karyawan terhadap perusahaan dipandang sangat penting dalam bisnis.

Karyawan yang memiliki loyalitas atau komitmen yang tinggi akan bersedia

untuk mendahulukan kepentingan perusahaan dari pada kepentingan dirinya

sendiri.Seseorang yang bergabung dengan suatu organisasi tentunya

membawa keinginan - keinginan, kebutuhan dan pengalaman masa lalu yang

membentuk harapan kerja baginya, dan bersama sama dengan organisasinya

berusaha mencapai tujuan bersama. Untuk dapat bekerja sama dan berprestasi

kerja dengan baik, seorang karyawan harus mempunyai komitmen yang tinggi

pada organisasinya. Komitmen organisasional dapat tumbuh manakala

harapan kerja dapat terpenuhi oleh organisasi dengan baik. Selanjutnya

dengan terpenuhinya harapan kerja ini akan menimbulkan kepuasan kerja

(Suparwati, 2005).

Komitmen akan mencerminkan tingkat kesungguhan pegawai dalam

menjalankan tugas dan fungsinya Sebab, adanya komitmen yang tinggi akan

memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai. Menurut

Setyawan (2005:15) ketika komitmen seorang pegawai telah tinggi maka

kepuasan kerja pegawai secara umum akan meningkat. Karena komitmen

organisasi merupakan bagian kunci dalam manajemen sumber daya manusia.

Sehingga dapat memberikan efek positif terhadap kepuasan kerja secara

(24)

Komitmen organisasi dan kepuasan kerja memiliki korelasi positif. Hal

ini berarti untuk memenuhi dan meningkatkan kepuasan pegawai, organisasi

harus mampu meningkatkan komitmen pegawai. Komitmen organisasi dibagi

menjadi tiga bentuk komitmen, yaitu komitmen afektif, komitmen normatif,

dan komitmen kontinuen. Sedangkan Mathis dan Jackson (dalam Sopiah,

2008:155) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai derajad dimana

karyawan percaya dan mau menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap

tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasinya. Sedangkan karyawan

dengan komitmen kontinuen yang tinggi akan tetap tinggal dalam organisasi

karena mereka membutuhkannya, dan karyawan yang memiliki komitmen

normatif yang tinggi tetap bekerja untuk suatu organisasi karena mereka

merasa secara moral dan kepercayaan mereka seharusnya tetap tinggal.

Berdasarkan pada uraian mengenai usia, kepuasan kerja dan komitmen

organisasi diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang

kemudian akan dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah (skripsi) yang berjudul

“Pengaruh Usia, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap

(25)

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini masalah dirumuskan

sebagai berikut:

1. Apakah usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara

bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan?

2. Apakah usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara parsial

berpengaruh terhadap kepuasan karyawan?

C. Pembatasan Masalah

1. Karakteristik responden yang meliputi: Karyawan/ti Pabrik Gula

Madukismo.

2. Variabel yang akan diteliti adalah usia, kepuasan kerja dan komitmen

organisai.

3. Kinerja karyawan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penilaian

kinerja karyawan/ti Pabrik Gula Madukismo.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh bersama-sama usia, kepuasan kerja dan

komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan Pabrik Gula Madukismo.

2. Untuk mengetahui pengaruh parsial terhadap kinerja karyawan Pabrik

(26)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan atau

sumbangan pemikiran bagi perusahaan untuk menentukan

langkah-langkah selanjutnya dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan

dengan pengaruh usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap

kinerja karyawan.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi kepustakaan sehingga

dapat digunakan sebagai wahana untuk menggali ilmu pengatahuan.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan salah satu latihan dan sarana tepat untuk

mengembangkan serta menerapkan ilmu pengetahuan teoritis ke dalam

praktek nyata dan untuk menambah pengetahuan di bidang personalia.

4. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang

membutuhkan serta diharapkan dapat menambah informasi dan

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasn Teori

1. Usia

Mereka yang mempunyai usia lanjut, tenaga fisiknya relatif

terbatas, meskipun mereka ini pada umumnya banyak pengalaman, karena

pengalaman juga berkaitan erat dengan usia. Sebaiknya mereka yang

berusia muda, mungkin memiliki vitalitas fisik yang cukup kuat, labour

turnover pada mereka relatif lebih besar, namun pada umumnya rasa

tanggung jawabnya relatif kurang, di banding usia lanjut.

Persoalan berapa sebaiknya usia pegawai agar dapat memberikan

prestasi yang maksimal pada organisasi, merupakan suatu persoalan yang

perlu mendapatkan perhatian tersendiri. Pada umumnya suatu perusahaan

menolak mempekerjakan mereka yang sudah berusia lanjut, karena

alasan-alasan berikut:

a. Terlalu lambat bekerja

b. Kurang kreatif dibandingkan dengan usia yang muda

c. Sukar mendidiknya

d. Sering mangkir

e. Sering sakit atau relatif kurang sehat disbanding dengan yang usia

(28)

Semakin tua para pekerja, makin sedikit kesempatan alternatif

pekerjaan bagi mereka. Pekerja yang lebih tua, kecil kemungkinan akan

berhenti karena masa kerja mereka yang lebih panjang cenderung

memberikan kepada mereka tingkat upah yang lebih tinggi. Umumnya

karyawan tua mempunyai tingkat kemangkiran yang dapat dihindari lebih

rendah dibanding karyawan muda (Robbins, 2001:43).

Namun demikian, ada juga hasil survei di Amerika Serikat

terhadapmereka yang usia lanjut, ternyata 93% sama baiknya dengan usia

muda(Hasil survei di amerika serikat dalam Supriyono, 2012:57). Oleh

karenaitu, memang boleh dikatakan belum tentu mereka yang berusia

lanjutkurang produktif dibandingkan yang usia muda. Maryono (dalam

Supriyono, 2012:57) mengatakan bahwa mereka yang berusia

lanjutumumnya : lebih bertanggungjawab, lebih disiplin, lebih tertib,

lebihteliti, lebih berhati–hati, lebih bermoral, dan lebih loyal daripada

yangberusia muda. Semakin tua umur karyawan, biasanya mereka

terpuaskandengan pekerjaan mereka sedangkan untuk karyawan yang

lebih mudacenderung kurang terpuaskan, karena harapan–harapannya

terlalu tinggitidak cepat terwujud, kurang penyesuaian dan sebagainya.

2. Kepuasan Kerja

Kepuasan menunjukan kemampuan organisasi dalam memenuhi

kebutuhan karyawannya. Pengertian kepuasan telah dikemukakan oleh

beberapa ahli. Menurut Kreitner dan Kinicki (2005:271) kepuasan kerja

(29)

pekerjaan, seseorang dapat relative puas dengan suatu aspek dari

pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau lebih aspek yang lain.

Menurut Sondang (2003:295) kepuasan kerja seorang karyawan belum

tentu terdorong untuk berprestasi tidak terletak pada motivasinya tetapi

dapat terletak pada aspek-aspek lain sebagai contoh, seorang karyawan

puas karena imbalan yang diterima. Pemahaman kepuasan kerja dapat

terwujud apabila analisis tentang kepuasan kerja dikaitkan dengan prestasi

kerja, tingkat kemangkiran, keinginan pindah, usia pekerja, tingkat jabatan

dan besar kecilnya organisasi.

Organisasi yang karyawannya mendapatkan kepuasan di tempat

kerja maka cendrung lebih efektif daripada organisasi yang karyawannya

kurang mendapatkan kepuasan kerja. Menurut Handoko (2000:193)

Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan bagaimana para karyawan

memandang pekerjaan mereka.

Dari beberapa pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap

pekerjaannya dan semangat tergantung pada terpenuhinya

harapan-harapan para karyawan pada umumnya.

a. Teori Kepuasan Kerja

Menurut As’ad (2001:105) ada beberapa teori tentang kepuasan kerja,

(30)

1) Teori Penentangan (Discrepancy Theory)

Teori ini pertama kali dipelopori oleh Porter. Porter mengukur

kepuasan seseorang dengan kerja menghitung selisih antara apa

yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Kepuasan kerja

seseorang tergantung pada discrepancy antara should be

(expectation, need atau values) dengan apa yang menurut perasaan

atau persepasinya telah diperoleh atau dicapai melalui pekerjaan.

Dengan demikian, orang akan merasa puas bila tidak ada

perbedaan antara yang diinginkan dengan persepsinya atas

kenyataan karena batas minimum yang diinginkan telah

terpenuhi.apabila yang didapat ternyata lebih besar dari pada yang

diinginkan maka orang akan menjadi lebih puas lagi, walaupun

terdapat discrepancy tetapi merupakan discrepancy yang positif.

Sebaliknya, semakin jauh kenyataan yang dirasakan itu di bawah

setandart minimum, maka makin besar pula ketidakpuasan

seseorang terhadap pekerjaan.

2) Teori Keadilan (Equity Theory)

Teori ini dikembangkan oleh Adams tahun 1963. Prinsip dari teori

ini adalah bahwa orang akan merasa puas tergantung apabila ia

merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak adil atas suatu

(31)

3) Teori Dua Faktor (Two Factors Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Hezberg tahun 1996, prinsip dari teori

ini adalah kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja (job

dissatisfactions) itu merupakan dua hal yang berbeda. Artinya,

kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan ini merupakan

suatu variabel yang kontinuen.

b. Variabel Kepuasan Kerja

Banyak indikator yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

Indikator-indikator itu sendiri dalam peranannya memberikan

kepuasan pada karyawan tergantung pada pribadi masing-masing

karyawan. Menurut As’ad (2001:115) indikator yang mempengaruhi

kepuasan kerja yaitu:

1) Kepuasan finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan

jaminan serta kesejahteraan karyawan yang meliputi system dan

besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas

yang diberikan, promosi dan sebagainya.

2) Kepuasan fisik, yaitu indikator yang berhubungan dengan kondisi

fisik karyawan. Hal ini mencangkup jenis pekerjaan, pengaturan

waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan suhu atau

ruangan, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan, dan

umur karyawan.

3) Kepuasan sosial, yaitu indikator yang berhubungan dengan

(32)

antara karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya, dan dengan

lingkungan perusahaan.

Hubungan antar karyawan dalam sebuah organisasi (perusahaan)

merupakan aspek penting untuk memenuhi kebutuhan mereka yang

bersifat non materi (kejiwaan, spiritual). Jika kebutuhan spiritual

ini dapat terpenuhi, akan menolong dan memotivasi pegawai

(karyawan) untuk bekerja lebih optimal.

4) Kepuasan psikologi, yaitu indikator yang berhubungan dengan

kinerja karyawan. Hal ini mencangkup minat, ketentraman dalam

bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan ketrampilan.

c. Pentingnya Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja nampak dalam sikap positif karyawan terhadap

pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.

Menurut Handoko (2001:193) kepuasan kerja juga merupakan salah

satu variabel yang mempengaruhi prestasi kerja atau produktivitas para

karyawan selain motivasi, tingkat stress, kondisi fisik pekerjaan,

kopensasi, dan aspek-aspek ekonomis, teknis serta keperilakuan

lainnya.

Selain itu kepuasan kerja berperan penting dalam kemampuan

perusahaan untuk menarik dan memelihara karyawan yang berkualitas.

Kepuasan kerja juga berfungsi untuk meningkatkan semangat kerja

karyawan, menurunkan tingkat absensi, meningkatkan produktivitas,

(33)

untuk tatap bekerja di perusahaan terutama karyawan ahli/professional

yang sangat besar perannya dalam pengoprasian perusahaan.Karyawan

yang memperoleh kepuasan kerja biasanya mempunyai kehadiran dan

perputaran yang baik, kurang aktif dalam serikat kerja, dan terkadang

prestasi kerjanya lebih baik dari pada yang tidak memperoleh kepuasan

kerja.

Sebaliknya, apabila karyawan tidak mempunyai kepuasan kerja

maka konsekwesi-konsekwesi yang harus dihadapi perusahaan adalah

kemangkiran, kelambanan, perputaran kerja, pengunduran diri lebih

awal, aktif dalam serikat kerja, terganggunya kesehatan fisik dan

mental para karyawannya. Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai

arti penting bagi karyawan maupun perusahaan, terutama karena

menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan kerja atau

perusahaan

3. Komitmen Organisasi

a. Pengertian komitmen organisasi

Banyak para ahli yang mengemukakan definisi tentang

komitmen organisasional. Luthans (2006:249) berpendapat bahwa

komitmen organisasi merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas

karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota

organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan

keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan. Sedangkan Mathis

(34)

kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi

dan mempunyai keinginan untuk tetap ada dalam organisasi

tersebut.Meyer menjelaskan bahwa komitmen terhadap organisasi

didefinisikan sebagai sejauh mana keterlibatan seseorang dalam

organisasi dan kekuatan identifikasinya terhadap suatu organisasi

tertentu (Pareke, 2003).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

komitmen organisasional adalah sikap karyawan yang melibatkan

dirinya untuk tetap berada dalam suatu organisasi demi mencapai

tujuan dan kemajuan organisasi tersebut.

1) Dimensi Komitmen Organisasi

Menurut Luthans (2006:249-250) komitmen organisasi bersifat

multidimensional, maka terdapat perkembangan dukungan untuk

tiga model komponen yang diajukan oleh Mayer dan Aleen.

Dimensi tersebut adalah :

a) Komitmen Afektif

Komitmen afektif adalah keterikatan emosional karyawan,

identifikasi, dan keterlibatan dalam organisasi. Komitmen

afektif terdiri dari :

(1) Usia

Semakin tua para pekerja, makin sedikit kesempatan

alternatif pekerjaan bagi mereka. Pekerja yang lebih tua,

(35)

yang lebih panjang cenderung memberikan kepada mereka

tingkat upah yang lebih tinggi. Umumnya karyawan tua

mempunyai tingkat kemangkiran yang dapat dihindari lebih

rendah dibanding karyawan muda (Robbins, 2001:43).

(2) Kelompok Kerja

Tingkat kepaduan dalam suatu kelompok menerima dan

meresapkan tujuan organisasi melalui masing-masing

anggotanya, maka mungkin sekali perilaku itu akan

fungsional dilihat dari segi sistem itu keseluruhannya. Akan

tetapi, kelompok kerja yang berbeda tujuan dengan

organisasi akan memperlambat kerja.

(3) Jabatan / Jenjang Pekerjaan

Orang-orang dengan jenjang pekerjaan yang lebih tinggi

cenderung lebih mendapatkan kepuasan kerja. Mereka

biasanya memperoleh kompensasi lebih baik, kondisi kerja

yang lebih nyaman, dan pekerjaan-pekerjaan mereka

memungkinkan penggunaan segala kemampuan yang

mereka punyai sehingga mereka mempunyai alasan-alasan

untuk lebih terpuaskan (Handoko, 2000:199).

b) Komitmen Normatif

Komitmen normatif adalah perasaan wajib untuk tetap berada

dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan

(36)

Berdasarkan pengertian tersebut, komitmen normatif terdiri

dari

(1) Absensi

Kepuasan kerja mempengaruhi tingkat absensi. Kepuasan

kerja yang lebih rendah biasanya akan mengakibatkan

perputaran karyawan lebih tinggi. Mereka lebih mudah

meninggalkan perusahaan dan mencari kesempatan

diperusahaan lain. Para karyawan yang kurang

mendapatkan kepuasan kerja cenderung lebih sering absen

(Handoko, 2000:197).

(2) Persyaratan Kerja

Perusahaan menawarkan sebuah pekerjaan dengan imbalan

dan persyaratan tertentu, dan memiliki ekspektasi tertentu

pula mengenai tipe orang orang yang sedang dicari. Akan

terjadi kecocokan antara perusahaan dan karyawan

manakala ada kaitan yang memadai dari kemampuan dan

minat dari karyawan dan kebutuhan.

c) Komitmen Kontinuen

Komitmen kontinuen adalah komitmen berdasarkan kerugian

yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi

(37)

(1) Gaji / Upah

Gaji/ upah merupakan suatu imbalan unik yang dapat

memenuhi aneka macam kebutuhan yang berbeda beda.

Gaji/ upah dalam bentuk gaji pokok dapat mencegah

timbulnya ketidakpuasan.

(2) Tingkat Pendidikan

Makin tingginya tingkat pendidikan formal berakibat pada

peningkatan harapan dalam hal karier dan perolehan

pekerjaan serta penghasilan.

4. Kinerja Karyawan

Kinerja mengacu pada prestasi karyawan yang diukur berdasarkan

standar atau kriteria yang ditetapkan perusahan. Pengertian kinerja atau

prestasi kerja diberi batasan oleh Maier (dalam As’ad, 2003) sebagai

kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Lebih tegas

lagi Lawler and Poter menyatakan bahwa kinerja adalah "succesfull role

achievement" yang diperoleh seseorang dari perbuatan-perbuatannya

(As’ad, 2003). Dari batasan tersebut Moh As’ad menyimpulkan bahwa

kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku

untuk pekerjaan yang bersangkutan.

Kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan

mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Menurut Byars dan Rue

(dalam Prasetyo Utomo, 2006), kinerja merupakan derajat penyusunan

(38)

seseorang atau kelompok orang untuk melakukan kegiatan atau

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil

seperti yang diharapkan.

a. Penilaian Kinerja Karyawan

Yang dimaksud dengan sistem penilaian kinerja ialah proses yang

mengukur kinerja karyawan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

penilaian kinerja karyawan adalah:

1) Karakteristik situasi,

2) Deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan standar kinerja

pekerjaan,

3) Tujuan-tujuan penilaian kinerja,

4) Sikap para karyawan dan manajer terhadap evaluasi.

b. Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan diadakannya penilaian kinerja bagi para karyawan dapat kita

ketahui dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Tujuan evaluasi

Seorang manajer menilai kinerja dari masa lalu seorang karyawan

dengan menggunakan rating deskriptif untuk menilai kinerja dan

dengan data tersebut berguna dalam keputusan-keputusan promosi.

demosi, terminasi dan kompensasi.

2) Tujuan pengembangan

Seorang manajer mencoba untuk meningkatkan kinerja seorang

(39)

sistem penilaian kinerja karyawan adalah: sesuatu yang

menghasilkan informasi yang akurat dan valid berkenaan dengan

prilaku dan kinerja anggota organisasi atau perusahaan.

c. Manfaat penilaian kinerja karyawan

Pada umumnya orang-orang yang berkecimpung dalam

manajemen sumber daya manusia sependapat bahwa penilaian ini

merupakan bagian penting dari seluruh proses kekaryaan karyawan

yang bersangkutan. Hal ini penting juga bagi perusahaan dimana

karyawan tersebut bekerja. Bagi karyawan, penilaian tersebut berperan

sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan,

kelebihan, kekurangan, dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat

untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karir.

Dan bagi organisasi atau perusahaan sendiri, hasil penilaian

tersebut sangat penting artinya dan peranannya dalam pengambilan

keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program

pendidikan dan pelatihan, rekruitmen, seleksi, program pengenalan,

penempatan, promosi, sistem imbalan dan berbagai aspek lain dari

proses dari manajemen sumber daya manusia secara efektif.

d. Pengukuran Kinerja karyawan

Secara teoretikal berbagai metode dan teknik mempunyai

sasaran yang sama, yaitu menilai prestasi kerja para karyawan secara

obyektif untuk suatu kurun waktu tertentu dimasa lalu yang hasilnya

(40)

mutasi pegawai maupun bagi pegawai yang bersangkutan sendiri

dalam rangka pengembangan karirnya. Untuk mencapai kedua sasaran

tersebut maka digunakanlah berbagai metode pengukuran kinerja

karyawan:

1) Rangking, adalah dengan cara membandingkan karyawan yang

satu dengan karyawan yang lain untuk menentukan siapa yang

lebih baik.

2) Perbandingan karyawan dengan karyawan, adalah suatu cara untuk

memisahkan penilaian seseorang ke dalam berbagai faktor.

3) Grading, adalah suatu cara pengukuran kinerja karyawan dari tiap

karyawan yang kemudian diperbandingkan dengan definisi

masing- masing kategori untuk dimasukkan kedalam salah satu

kategori yang telah ditentukan.

4) Skala grafis, adalah metode yang menilai baik tidaknya pekerjaan

seorang karyawan berdasarkan faktor-faktor yang dianggap penting

bagi pelaksanaan pekerjaan tersebut. Masing-masing faktor

tersebut, seperti misalnya kualitas dan kuantitas kerja, keterampilan

kerja, tanggung jawab kerja, kerja sama dan sebagainya.

5) Checklists, adalah metode penilaian yang bukan sebagai penilai

karyawan tetapi hanya sekedar melaporkan tingkah laku karyawan.

Menurut Gomez (dalam Utomo, 2006) dalam melakukan

(41)

(judgement performance evaluation) ini maka ada delapan dimensi

yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain:

1) Quality of Work (kualitas kerja)

Kualitas ini akan dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan

kesiapan.

2) Quantity of Work (kuantitas kerja)

Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang

ditentukan.

3) Job Knowledge (pengetahuan pekerjaan)

Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan ketrampilan.

4) Creativeness (kreatifitas)

Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan

tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

5) Cooperative (kerjasama)

Kesadaran untuk bekerja sama dengan orang lain.

6) Initiative (inisiatif)

Keaslian ide-ide yang disampaikan sebagai program organisasi

dimasa yang mendatang.

7) Dependerability (ketergantungan)

Kesadaran dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penjelasan

(42)

8) Personal Quality (kualitas personil)

Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, kemampuan dan

integritas pribadi.

Bernardin dalam Novitasari (2003) mengatakan bahwa terdapat

enam kriteria yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kinerja

secara individu.

1) Kualitas

Tingkat dimana hasil aktivitas yang dilakukan mendekati sempurna

dalam arti menyelesaikan beberapa cara ideal dan penampilan

aktivitas ataupun memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu

aktivitas.

2) Kuantitas

Jumlah yang dihasilkan, dinyatakan dalam istilah sejumlah unit,

jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

3) Ketepatan waktu

Tingkat suatu aktivitas yang diselesaikan pada waktu awal yang

diinginkan dilihat dari sudut koordinasi yang dengan hasil output

serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

4) Efektivitas

Tingkat penggunaan sumber daya organisasi dimaksimalkan

dengan maksud menghasilkan keuntungan dan mengurangi

(43)

5) Kemandirian

Tingkat dimana seorang karyawan dapat melakukan fungsi

kerjanya tanpa minta bantuan, bimbingan dan pengawasan atau

meminta turut campurnya pengawas atau meminta turut campurnya

pengawas.

6) Komitmen kerja

Tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan

perusahaan dan tanggung jawab kerja terhadap perusahaan .

Menurut Soeprihanto dalam Utomo (2006) ada beberapa aspek

yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan yaitu: prestasi

kerja, rasa tanggung jawab, kesetiaan dan pengabdian, kejujuran,

kedisiplinan, kerja sama dan kepemimpinan.

B. Penelitian Terdahulu

Untuk melanjutkan skripsi yang dibuat saat ini didapatkan sebuah data

mengenai peneliti terdahulu. Berikut ini akan dijelaskan penelitian terdahulu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh R.A. Supriyono tahun 2006 dengan judul

Pengaruh Usia, Keinginan Sosial, Kecukupan Anggaran, dan Partisipasi

Penganggaran terhadap Kinerja Manajer Di Indonesia”. Metode yang di

pakai dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik

deskriptif, analisis korelasi dan analisis regresi. Hasil penelitian yaitu: 1)

usia mempunyai pengaruh positif dan secara statistika signifikan terhadap

kinerja manajer; 2) usia mempunyai berpengaruh positif dan secara

(44)

amempunyai pengaruh positif dan secara statistika signifikan terhadap

kecukupan anggaran.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Kunartinah tahun 2010 dengan judul

“Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan, Pembelajaran Organisasi terhadap

Kinerja Dengan Kopensasi Sebagai Mediasi”. Metode yang di gunakan

dalam penelitian ini menggunakan metode statistic deskriptif, metode

analisis regresi. Hasil penelitian yaitu: 1) Pendidikan dan pelatihan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kopetensi guru. 2)

Pembelajaran organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kopetensi guru. 3) Pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja guru. 4) Pembelajaran organisasi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja guru. 5) Kopetensi berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja guru.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Mutiara S. Panggabean tahun 2006 dengan

judul “Pengaruh Keterlibatkan Kerja, Kepuasan Kerja dan Komitmen

Organisasi terhadap Prestasi Kerja”. Metode yang di gunakan dalam

penelitian ini menggunakan metode analisis Structural Equation Model

(SEM). Hasil penelitian yaitu: 1) Keterlibatan kerja berpengaruh positif

dan signifikan dengan kepuasan terhadap pekerjaan, komitmen afektif,

komitmen berlanjut dan kinerja karyawan. 2) Kepuasan terhadap keryawan

berpengaruh positif dan signifikan dengan komitmen afektif namun tidak

(45)

Komitmen afektif berpengaruh positif dan tidak signifikan dengan kinerja

karyawan.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Untuk mempermudah memahami proposal penelitian ini, maka penulis

merumuskan ke dalam kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar II.1

Kerangka Konseptual

Keterangan:

Usia (X1), Kepuasan Kerja (X2) dan Komitmen Organisasi (X3) diduga

berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja (Y).

: Pengujian variabel (X) terhadap variabel (Y) secara

bersama-sama.

: Pengaruh variabel (X) terhadap variabel (Y) secara parsial. Usia (X1)

Kinerja Karyawan Kepuasan Kerja

(X2)

Komitmen

(46)

D. Hipotesis

Keterkaitan antara umur, kepuasan kerja dan komitmen organisasi

terhadap kepuasan kerja karyawan akan mempengaruhi tercapai atau tidaknya

tujuan organisasi. Dalam suatu organisasi jika dilihat dari semakin tua umur

karyawan, biasanya mereka terpuaskan dengan pekerjaan mereka. Para

karyawan yang lebih muda cenderung kurang terpuaskan, karena

harapan-harapannya terlalu tinggi tidak cepat terwujud, kurang penyesuaian dan

sebagainya. Menurut Sondang (2003:295) kepuasan kerja seorang karyawan

belum tentu terdorong untuk berprestasi tidak terletak pada motivasinya tetapi

dapat terletak pada aspek-aspek lain. Seseorang yang bergabung dengan suatu

organisasi tentunya membawa keinginan, kebutuhan dan pengalaman masa

lalu yang membentuk harapan kerja baginya, dan bersama sama dengan

organisasinya berusaha mencapai tujuan bersama. Untuk dapat bekerja sama

dan berprestasi kerja dengan baik, seorang karyawan harus mempunyai

komitmen yang tinggi pada organisasinya.

Berdasarkan uraian diatas, usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi

diduga memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Maka dalam penelitian ini

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

H2: Usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara parsial berpengaruh

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian studi kasus dilakukan di Pabrik Gula Madukismo. Dan

langkah awal, studi pustaka dilakukan dengan menggunakan data sehubungan

dengan topik menggunakan buku-buku yang dijadikan sumber referensi

memperoleh data landasan teori dan cara mengolah data.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah pihak-pihak yang di jadikan sampel dalam

sebuah penelitian. Subjek dari penelitian ini adalah karyawan/ti Pabrik

Gula Madukismo.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel yang dapat diukur dan akan diteliti oleh

penulis. Objek dari penelitian ini yaitu: usia, kepuasan kerja dan komitmen

organisasi.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Juli 2014 dan lokasi

penelitian di Pabrik Gula Madukismo.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah hal-hal yang dapat membedakan atau membawa

(48)

(dependent variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya, dan

variabel bebas (independent variable) atau variabel yang tidak tergantung

pada variabel lainnya. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Variabel terikat (dependent variable) dari penelitian ini adalah kinerja

karyawan.

b. Variabel bebas (independent variable) dari penelitian ini adalah usia,

kepuasan kerja dan komitmen organisasi.

E. Pengukuran Variabel

Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. SkalaLikert

digunakan untuk mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau

tidaksetujunya terhadap subjek, objek atau kejadian (Indriantoro dan

Supomo,dalam Novitasari, 2009:49). Skala Likert digunakan untuk

menjawabpertanyaan atau pernyataan yang ada dalam angket. Setiap

responden diberipilihan jawaban untuk menunjukkan tingkat kesetujuannya

dalammemberikan penilaian setiap pertanyaan atau pernyataan angket. Setiap

pilihan jawaban memiliki skor masing-masing seperti tabel di bawah ini:

(49)

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah meletakkan arti pada suatu variabel dengan

caramenetapkan keinginan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variabel

itu.Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan menjadi

indikatorempiris yang meliputi :

1. Indikator Variabel

a. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Kinerja Karyawan (Y)

Kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang

belaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Indikator yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kualitas, kuantitas, ketepatan waktu,

ketrampilan dan tingkat pengetahuan karyawan dan standar

professional kerja.

b. Variable bebas(Independent Variable)

1) Usia (X1)

Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usia karyawan/ti pada

Pabrik Gula Madukismo sampai dengan ulang tahun terakhirnya.

Dalam penelitian ini penulis menggolongkan menjadi usia dari

16-22 tahun, 23-29 tahun, 30-36 tahun, 37-43 tahun dan 44-50 tahun.

2) Kepuasan Kerja (X2)

Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan

atau tidak menyenangkan dimana para karyawan/tiPabrik Gula

(50)

mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Indikator yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kepuasan

financial, kepuasan fisik, kepuasan sosial dan kepuasan psikologi.

3) Komitmen Organisasi (X3)

Sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan

proses berkelanjutan dimana anggota organisasi mengekspresikan

perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan

yang berkelanjutan dengan indikator :komitmen afektif, komitmen

normatif, komitmen kontinuen.

G. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya

berupa orang, obyek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103).

Berdasarkan informasi yang didapat sangat sulit karena data pasti karyawan

tidak dapat diketahui maka populasi yang diambil adalah keseluruhan

karyawan/ti Pabrik Gula Madukismo.Sampel adalah suatu himpunan atau

bagian dari unit populasi, dimana cara pengambilan sampel dilakukan melalui

teknik tertentu (Kuncoro, 2003:103).

H. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

dengan non random sampling atau non probability sampling. Non probability

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau

(51)

menjadi sampel (Sugiyono 2007:61). Peneliti menggunakan salah satu darinon

probabilitysampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2007:61).

Pengambilan sampel harus sesuai dengan kriteria tersebut, karena akan

berpengaruh pada variabel yang akan diteliti. Penentuan jumlah sampel dapat

dihitung dari populasi tertentu yang sudah diketahui jumlahnya. Menurut

Yamane (Ferdinand, 2006) jumlah sampel dapat diketahui dengan rumus

sebagai berikut:

n =

Keterangan:

n = Jumlah Sampel

N = Populasi

D = Margin of Error Maximum, yaitu tingkat kesalahan maksimum

yang masih bias ditolerir (ditentukan 10%).

I. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2009: 69). Dilihat dari segi

cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data yang akan

dipergunakan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan

atau langsung melalui obyeknya. Pengumpulan data ini biasanya

(52)

diisi secara langsung oleh responden. Adapun data yang diperoleh dengan

cara penelitian meliputi:

a) Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002:128). Dalam

hal ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan memberikan

daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi dan untuk mengetahui

jawaban atau informasi mengenai umur, tingkat pendidikan, kepuasan

kerja, komitmen organisasi.

b) Pengamatan (observasi)

Pengamatan adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau

koalabolatornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka

saksikan dalam penelitian (Gulo, 2007:116)

c) Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang –

barang tertulis (Arikunto, 2002:135). Data yang diperoleh dan yang

digunakan adalah data kehadiran pegawai, arsip kepegawaian, jurnal,

dan literatur-literatur.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara acak tidak langsung atau

melalui media perantara. Data yang didapatkan dari arsip yang dimiliki

(53)

yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Data sekunder

berupa jumlah karyawan, tingkat absensi dan profil perusahaan

J. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrument diperlukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang

digunakan dalam penelitian layak atau tidak.

1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dalam mengukur

yang ingin diukur (Umar, 2003: 89). Cara yang dipakai dalam menguji

tingkat validitas adalah menguji kesesuaian bagian instrumen secara

menyeluruh. Pengujian validitas menggunakan teknik korelasi product

moment. Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut:

rxy =

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi product moment

n : Jumlah responden

∑x : Jumlah skor x

∑y : Jumlah y

∑xy : Jumlah hasil kali antara x dan y

2. Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat

pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003:95 ). Untuk

mengetahui tingkat realibilitas, dalam penelitian ini menggunakan

(54)

CA=

Keterangan:

CA : Koefisien Cronbach’s Alpha

K : Banyaknya pertanyaan dalam butir

∑ : Varians butir

∑ : Varian total

K. Teknik Analisis Data

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau

lebih variable independent (X1, X2, X3) dengan variable dependent (Y).

Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen

dengan variabel independen berhubungan positif atau negativ dan untuk

memprediksi nilai dari variabel independen mengalami kenaikan atau

penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Dalam

penelitian ini, teknik analisis linier berganda digunakan untuk mengukur

pengaruh usia, tingkat pendidikan, kepuasan kerja dan komitmen organisasi

terhadap kinerja karyawan. Rumus persamaan regresi linier berganda sebagai

berikut:

Y’ = a +b1X1 + b2X2 + b3X3

Keterangan:

Y’ : Kinerja karyawan

a : Konstanta regresi

(55)

b2 : Koefisien regresi kepuasan kerja

b3: Koefisien regresi komitmen organisasi

X1 : Usia

X2 : Kepuasan kerja

X3 : Komitmen organisasi

L. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan

pengujian terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik. Dalam asumsi

klasik terdapat beberapa pengujian yang harus dilakukan, yakni Uji

Normalitas, Uji Multikolonieritas, dan Uji Heterosdastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti

diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Jika

ditemukan adanya multikolinieritas, maka koefisien regresi variabel tidak

tentu dan kesalahan menjadi tidak terhingga. Salah satu metode untuk

(56)

tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Tolerance

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah

sama dengan nilai VIF tinggi, karena VIF = 1/ Tolerance. Nilai yang

umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di

atas 10. tingkat kolinieritas yang dapat ditolerir adalah nilai tolerance 0,10

sama dengan tingkat multikolinieritas 0,95 (Ghozali, 2006 ).

3. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang

homoskesdastisitas, yakni variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain bersifat tetap.

M. Uji Hipotesis dan Koefisien Determinasi

1. Uji F

Pengujian pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan)

terhadap perubahan nilai variabel dependen, dilakukan melalui pengujian

terhadap besarnya perubahan nilai variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh perubahan nilai semua variabel independen, untuk itu perlu

dilakukan uji F. Uji F atau ANOVA dilakukan dengan membandingkan

tingkat signifikasi yang ditetapkan untuk penelitian dengan probability

value dari hasil penelitian (Ghozali, 2006).

(57)

H0 : Usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja.

Ha : Usia, kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara

bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja.

Menentukan tingkat signifikansi (α)

Tingkat signifikansi α = 5% (signifikansi 5% atau 0,005 adalah ukuran

yang standar yang sering digunakan dalam penelitian).

b. Menentukan F hitung dengan menggunakan SPSS atau rumus F

hitung:

Keterangan:

R2 : Koefisien determinasi

k : banyaknya variabel independent

n : Jumlah anggota sampel

2. Uji ketepatan Parameter Penduga ( Uji t )

Menurut Kuncoro, uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan

variasi variabel terikat (dalam Purnomo, 2008:34). Uji t ini

digunakanstatistik t yang dihitung dengan formula sebagai berikut :

(58)

Keterangan :

Th : nilai t hitung

:koefisien regresi

SE ( : standar error dalam koefisien regresi

Jika nilai ≥ , maka hipotesis alternatif (Ha) diterima,sehingga

ada pengaruh kompensasi, gaya kepemimpinan, dan usia secaraparsial

terhadap kinerja karyawan. Jika nilai < , makahipotesis

alternatif (Ha) ditolak, sehingga tidak ada pengaruh usia, kepuasan kerja,

dan komitmen organisasi secara parsial terhadap kinerja karyawan.

3. Koefisien Determinasi ( )

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan

modeldalam, menerangkan variabel terikat formula untuk menghitung

koefisiendeterminasi adalah sebagai berikut:

=

= 1 -

= 1

-Keterangan :

ESS : Jumlah kuadrat dari regresi

TSS : Total jumlah kuadrat

RSS : Jumlah kuadrat kesalahan pengganggu

Persamaan tersebut menunjukkan proporsi total jumlah kuadrat (TSS)yang

diterangkan oleh variabel independen dalam model. Sisanyadijelaskan

(59)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Pabrik gula Madukismo mulai dibangun pada pertengahan tahun 1955,

tepatnya pada tanggal 14 Juni 1955 dengan kontraktor utama Machine Fabric

Sangerhousen dari Jerman Timur. Pada tahun 1942 dengan masuknya tentara

Jepang ke wilayah RI, seluruh pabrik gula dikuasai oleh Pemerintah Jepang,

namun Pemerintah Jepang tidak dapat mengelola pabrik sepanuhnya, sehingga

perkembangan pabrik semakin merosot.

Pabrik yang semula ada 17 buah hanya tersisa 12 pabrik saja yang

masih produktif. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya areal tanaman tebu yang

dialih fungsikan sebagai areal tanaman palawija dan areal persawahan padi

untuk kepentingan bala tentara Jepang. Keadaan ini berlangsung sampai

proklamasi kemerdekaan Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945.

Perkembangan dan pertumbuhan pabrik gula ini mulai menemui titik terang

setelah Sri Sultan Hamengku Buwono IX merintis prakarsa pembangunan

kembali pabrik-pabrik tersebut. Tujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX

membangun kembali pabri-pabrik tersebut adalah:

1. Untuk menampung para buruh bekas Pabrik Gula yang kehilangan

pekerjaannya.

2. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

(60)

Pada waktu berdirinya pabrik ini merupakan perusahaan swasta yang

berbentuk perseroan terbatas. Saham-saham dari perusahaan ini merupakan

gabungan antara saham milik Sri Sultan Hamengku Biwono IX dengan milik

Pemerintah RI. Pada awal berdirinya, kepemilikan saham sebesar 75% milik

Sri Sultan Hamengku Biwono IX dan 25% milik Pemerintah RI. Saat ini

kepemilikan saham 65% milik Sri Sultan Hamengku Biwono IX dan 35%

milik pemerintah RI yang dikuasakan kepada PT Rajawali Nusantara

Indonesia, sebuah BUMN. Pada perkembangannya yaitu tanggal 3 September

1968 status pabrik kembali menjadi Perseroan Terbatas dan dinamakan PT.

Madu Baru yang memiliki dua unit usaha yakni Pabrik Gula Madukismo dan

Pabrik Alkohol Spirtus Madukismo, hal ini berjalan sampai tahun 1984.

Sejak tanggal 4 Mei 1984 dengan persetujuan Sri Sultan Hamengku

Biwono IX selaku pemilik saham terbesar PT. Madu Baru, pabrik gula

kembali dikelola oleh Pemerintah RI yakni PT. Rajawali Nusantara Indonesia

(PT. RNI), berdasarkan Contract Management yang ditandatangani pada

tanggal 4 Maret 1984 oleh Direktur Utama PT. Rajawali Nusantara Indonesia

(Muhamad Yusuf) dan Sri Sultan Hamengku Biwono IX. Lama kontrak

manajemen 10 tahun dan saat berakhirnya kontrak pada tahun 1994, kontrak

manajemen antara PT. Rajawali Nusantara Indonesia dengan PT. Madu Baru

di perpanjang 10 tahun kedua mulai 1 April 1994 sampai dengan 31 Maret

2004. Saat ini PT. Madu Baru adalah Perusahaan yang mandiri yang dikelola

(61)

B. Lokasi Perusahaan

Lokasi pabrik guka dan spiritus Madukismo terletak di jalan yang

dahulunya juga digunakan untuk pabrik gula Padokan Kelurahan

Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Kurang lebih 5 km disebelah selatan kota yogyakarta,

penentuan ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

1. Bahan baku

Areal penanaman tebu meliputi Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo,

Purworejo Dan Magelang

2. Transportasi

Lokasi pabrik yang dekat dengan kota sehingga mempermudah distribusi

3. Tenaga kerja

Sebagian besar karyawan PG Madukismo merupakan karyawan musiman

yang berasal dari penduduk sekitar

4. Areal tanah

Tanah disekitar pabrik sangat cocok untuk tanaman tebu

C. Visi dan Misi Perusahaan

1. PT. Madu Baru menjadi perusahaan argo industri yang unggul di

Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.

a. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi

permintaan masyarakat dan industri di Indonesia.

b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang

Gambar

Gambar II.1 Kerangka Konseptual....................................................
Gambar II.1
Tabel III.1 Skala Likert
Gambar IV.2   Struktur Organisasi PT. Madu Baru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara parsial budaya organisasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap komitmen organisasi, kepemimpinan

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi organisasi, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan

Hasil penelitian berdasarkan uji hipotesis secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa variabel stres kerja dan komitmen organisasi secara signifikan berpengaruh terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian tugas, komitmen organisasi, dan budaya organisasi kerja secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kepuasan

Kompensasi, komitmen organisasi dan lingkungan kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara parsial budaya organisasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap komitmen organisasi, kepemimpinan

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi organisasi, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara kepuasan kerja dan komitmen organisasi secara parsial maupun secara simultan terhadap kinerja