• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Normalitas

Dalam dokumen SEKOLAH TINGGI FARMASI YPIB CIREBON (Halaman 59-72)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengatahui bentuk distribusi data. Kriteria sebagai berikut :

H0 : Tidak berdistribusi normal dengan nilai sig < (0,05) H1 : Berdistribusi normal dengan nilai sig > (0.05)

97,5 98 98,5 99 99,5 100 100,5

hari ke 1 hari ke 2 hari ke 3 hari ke 4 hari ke 5 hari ke 6 hari ke 7

X1 infusa 10% X2 infusa 20% X3 infusa 30% kontrol positif kontrol negatif

60

Hasil olah data statistik uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data

Tests of Normality

Perlakuanpakan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. hasilperlakuan infusa 10% ,317 21 ,000 ,684 21 ,000

infusa 20% ,539 21 ,000 ,228 21 ,000

infusa 30% ,229 21 ,005 ,812 21 ,001

K+ ,205 21 ,021 ,887 21 ,020

K- ,405 21 ,000 ,424 21 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan dari hasil data perhitungan uji normalitas diperoleh nilai (sig) > 0,05 (0,000> 0,05), (0,000> 0,05), (0.005> 0.05), (0.021> 0,05), dan (0,000> 0,05) hal ini menyatakan bahwa data yang diperoleh berditribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah simpangan baku (varians) peningkatan berat badan yang diukur pada kelompok perlakuan memiliki penyebaran bahan uji yang homogen atau tidak. Kriterinya sebagai berikut :

H0 : Tidak memiliki varians yang sama, dengan nilai sig < (0,05) H1 : memiliki varians yang sama, dengan nilai sig > (0.05)

61

Hasil pengolahan data uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut :

Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil data dari perhitungan uji homogenitas diperoleh nilai (sig) > 0,05 (0,002 > 0,05), dengan demikian data yang diperoleh tidak homogen. Data yang diperoleh tidak terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji kruskal wallis dan mann whitney.

3) Uji Kruskal-wallis test

Metode ini dipilih karena data terdistribusi tidak normal, dengan hipotesis : Ho = Tidak terdapat efektivitas Infusa tongkol jagung (Zea mays L)

sebagai amara terhadap anak ayam.

H1 = Terdapat efektivitas Infusa tongkol jagung (Zea mays L) sebagai amara terhadap anak ayam.

Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak (Purnomo dan Syamsul, 2017)

Test of Homogeneity of Variances

Hasilperlakuan Levene

Statistic df1 df2 Sig.

62

Hasil pengolahan data Uji Kruskal-wallis testdapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut :

Tabel 4.11 Data

Hasil Uji

Kruskal- wallis

test

Nilai sig yang didapat 0,000 (< dari 0,05) maka Ho ditolak, H1 diterima. Terdapat efektivitas pemberian pakan sebagai terhadap anak ayam.

Kemudian dilakukan uji Mann Whitney dengan melihat ada tidaknya perbedaan konsumsi pakan terhadap anak ayam.pada konsentrasi 10%, 20%, dan 30% dibandingkan dengan kontrol positif

4) Uji Mann-Whitney Test

Metode ini bertujuan untuk menguji perbedaan bermakna dua sampel

independen dengan hipotesis

Ranks perlakuanpakan N Mean Rank Hasilperlakuan infusa 10% 21 44,79 infusa 20% 21 60,26 infusa 30% 21 60,69 K+ 21 76,43 K- 21 22,83 Total 105

Test Statisticsa,b

Hasilperlakuan

Chi-square 37,274

df 4

Asymp. Sig. ,000

a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: perlakuanpakan

63

Ho = Kedua populasi identik (sama) atau tidak berbeda secara signifikan. H1 = Kedua populasi tidak identik atau berbeda signifikan.

Dilakukan pengambilan keputusan dengan propabilitas Jika propabilitas > 0,05 maka Ho diterima

Jika propabilitas < 0,05 maka Ho ditolak (Purnomo dan Syamsul, 2017)

a) Perbandingan efektivitas infusa 10% dengan kontrol positif

Hasil pengolahan data Uji Mann-Whitneytest dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut :

Tabel 4.12 Data Hasil Uji Mann-Whitney konsumsi pakan Konsentrasi 10% Dengan Kontrol Positif

Perlakuanpakan N Mean Rank Sum of Ranks Hasilperlakuan infusa 10% 21 14,86 312,00 K+ 21 28,14 591,00 Total 42 Test Statisticsa Hasilperlaku an Mann-Whitney U 81,000 Wilcoxon W 312,000 Z -3,524 Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 a. Grouping Variable: perlakuanpakan

64

Nilai (sig) (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak H1 diterima Kedua populasi tidak identik atau berbeda signifikan, konsumsi pakan pada konsentrasi 10% dan kontrol positif memiliki perbedaan.

b) Perbandingan konsumsi pakan pada konsentrasi 20% dengan kontrol positif. Hasil pengolahan data Uji Mann-Whitney dapat dilihat pada tabel 4.13 sebagai berikut :

Tabel 4.13 Data Hasil Uji Mann-Whitney konsumsi pakan pada Konsentrasi 20% Dengan Kontrol Positif

Ranks

Perlakuanpakan

N Mean Rank Sum of Ranks

hasilperlakuan infusa 20% 21 17,48 367,00 K+ 21 25,52 536,00 Total 42 Test Statisticsa Hasilperlak uan Mann-Whitney U 136,000 Wilcoxon W 367,000 Z -2,142 Asymp. Sig. (2-tailed) ,032 a. Grouping Variable:

65

Nilai (sig) (0,032 < 0,05) maka Ho ditolak H1 diterima Kedua populasi tidak identik atau berbeda signifikan, konsumsi pakan pada konsentrasi 20% dan kontrol positif memiliki perbedaan

c) Perbandingan efektivitas infusa 30% dengan kontrol positif

Hasil pengolahan data Uji Mann-Whitneydapat dilihat pada tabel 4.14 sebagai berikut :

Tabel 4.14 Data Hasil Uji Mann-Whitney konsumsi pakan pada Konsentrasi 30% Dengan Kontrol Positif

perlakuanpakan N Mean Rank Sum of Ranks Hasilperlakua

n

infusa 30% 21 18,19 382,00

K+ 21 24,81 521,00

Total 42

Nilai (sig) (0,077> 0,05) maka Ho diterima, maka konsumsi pakan pada konsentrasi 30% dengan kontrol positif tidak memiliki perbedaan efektivitas. 4.3 Pembahasan Test Statisticsa Hasilperlaku an Mann-Whitney U 151,000 Wilcoxon W 382,000 Z -1,767 Asymp. Sig. (2-tailed) ,077 a. Grouping Variable: perlakuanpakan

66

Penelitian ini Tujuan untuk mengetahui efektivitas infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada konsentrasi tertentu berkhasiat sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam.Untuk mengetahui konsentrasi infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada konsentrasi tertentu berkhasiat sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam.

Proses penelitian diawali dengan determinasi tanaman jagung (Zea mays L) yang bertujuan untuk membuktikan bahwa tanaman tersebut benar-benar merupakan tanaman jagung (Zea mays L) yang mengacu pada buku Flora C.G.G.J Vsn Stenis (1978) yang dilakukan dilaboratorium STF YPIB Cirebon.

Pembuatan simplisia tongkol jagung (Zea mays L) dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan baku terlebih dahulu dengan menggunakan tongkol jagung (Zea mays L) yang masih segar yang bertujuan untuk memperoleh kandungan serta kualitas mutunya dapat terjamin. Tongkol jagung (Zea mays L) yang di peroleh dicuci dengan air mengalir sampai bersih, tujuannya supaya kotoran yang menempel hilang. Kemudian Perajangan, Perajangan dapat dilakukan dengan pisau atau mesin perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran tertentu. Perajangan dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Kemudian Pengeringan yang bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak sehingga dapat disimpan untuk jangka waktu yang lebih lama. Dengan penurunan kadar air, hal tersebut dapat menghentikan reaksi enzimatik sehingga dapat dicegah terjadinya penurunan mutu atau perusakan simplisia.

Suhu pengeringan bergantung pada simplisia dan cara pengeringan, pengeringan dapat dilakukan antara suhu 30ᴼC-90ᴼC (terbaik 60ᴼC). jika simplisia mengandung bahan aktif tidak tahan panas atau mudah menguap, pengeringan dilakukan pada suhu serendah mungkin, misalnya 30ᴼC-40ᴼC atau dengan cara pengeringan vakum.

67

Kemuadian Sortasi kering atau pemilihan bahan setelah mengalami proses pengeringan. Tujuan sortasi adalah untuk memisahkan benda asing, seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor lain yang masih ada atau tertinggal pada simplisia kering. Proses ini sebaiknya dilakukan sebelum dilakukan pengemasan simplisia. Dan Pengepakan dan penyimpanan, Simplisia dapat rusak atau berubah mutunya karena factor internal atau eksternal simplisia yaitu cahaya, oksigen udara, dehidrasi, penguapan air, pengotoran, serangga dan kapang (Agoes, 2007).

Setelah sortasi kering kemudian tongkol jagung dihaluskan dengan mengguan alat lumpang dan alu sampai serbuk siap di ekstrak menggunakan metode penyarian infudasi. Tujuan dibuat infudasi untuk menyari kandungan zar aktif yang larut dalam air.

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air panas pada suhu 90ᴼC selama 15 menit (Syamsuni, 2007).

Infusa adalah proses penyarian yang umum digunakan untuk menyari kandungan zar aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini mengahasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kapang. Sari yang diperoleh dengan metode infundasi tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam. Infusa adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 900C selama 15 menit. Pembuatan campran simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangan air selam 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 900C, sambil sesekali diaduk, serkai selagi panas dengan kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga di peroleh volume infusa infusa yang dikehendaki.

Pembutan infusa merupakan cara yang paling sederhana untuk membuat sediaan herbal dari bahan lunak seperti daun dan bunga. Dapat diminum panas atau dingin. Khasiat sediaan herbal umumnya kerena mengandung minyak atsiri, yang akan hilang

68

apabila tidak menggunakan penutup pada pembuatan infusa, infusa disimpan dalam almari pendingin atau tempat teduh dan dibuat segar setiap hari (24 jam), kerena untuk sediaan infusa hanya bertahan dalam waktu satu hari dan selebihnya dikhawatirkan sediaan itu sudah terkontaminasi dengan jamur atau benda-benda lain. (Anonim, 2005)

Zat aktif pada tongkol jagung (Zea mays L) yang diduga sebagai penambah nafsu makan adalah vitamin B2 yang membantu sel dalam metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Berperan juga dalam proses produksi, pertumbuhan embrio dan daya tetas.

Kemudian dilakukannya uji efektivitas penambah nafsu makan melalui pengujian 25 ekor anak ayam boiler yang dibagi menjadi lima kelompok perlakuan yang berbeda. Masing-masing kelompok perlakuan menggunakan infusa tongkol jagung (Zea mays L) dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30%. Curvit sirup sebagai kontrol positif dan aquadest sebagai kontrol negatif.

Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Curvit Sirup yang mengandung curcuminoid, vit B1, vit B2, vit B6, vit B12, betacarotene 10%, asam pantotenat, dan kalsium. Curvit sirup digunakan karena mengandung vit B2 yang dapat membantu sel dalam metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat.

Dari hasil penelitian yang diperoleh adanya efektivitas infusa tongkol jagung (Zea mays L) sebagai peningkatan berat badan terhadap hewan uji anak ayam.

Analisis data diawali dengan melihat normalitas data. Kemudian dilanjutkan dengan metode untuk mengetahui efektivitas masing-masing sediaan kemudian membandingkannya dengan kontrol positif untuk mengetahui dosis yang paling efektif.

Untuk menganalisis normalitas data kenaikan berat badan pada setiap kelompok menggunakan metode kolmogorov smirnov dengan aplikasi spss 2018 dan didapatkan hasil signifikan infusa 10% (0,081), infusa 20% (0,073), infusa 30% (0,109), kontrol

69

positif (0,089), dan kontrol negatif (0,086 )Berarti data yang diperoleh berdistribusi normal karena data yang diperoleh menunjukan nilai (sig) > 0,05.

Kemudian dilanjutkan uji homogenitas, didapat hasil signifikan < 0,05. Karena berdistribusi tidak normal, maka metode analisis yang digunakan adalah Kruskal wallis dan Mann Whitney. Kruskal Wallis Test merupakan metode analisis data yang bertujuan untuk menguji perbedaan bermakna beberapa sampel dari populasi (>2 populasi) yang tidak berhubungan. Hasil analisis dengan metode ini menyatakan bahwa infusa tongkol jagung memiliki efektivitas pada dosis tertentu terhadap peningkatan berat badan anak ayam (nilai sig 0,000 < 0,05 (Ho ditolak).

Analisis data dilanjutkan dengan metode Mann Whitney Test dengan tujuan untuk menguji perbedaan bermakna dua sampel independen, pada metode ini kontrol positif digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui pada dosis berapa infusa tongkol jagung memiliki efektivitas terhadap peningkatan berat badan anak ayam. Nilai signifikan yang didapat pada metode Mann Whitney menunjukan bahwa infusa tongkol jagung memiliki efektivitas terhadap peningkatan berat badan anak ayam.

Untuk menganalisis normalitas data konsumsi pakan per hari pada setiap kelompok menggunakan metode kolmogorov smirnov dengan aplikasi spss 2018 dan didapatkan hasil signifikan infusa 10% (0,000), infusa 20% (0,000), infusa 30% (0,005), kontrol positif (0,021), dan kontrol negatif (0,000 ) Berarti data yang diperoleh tidak berdistribusi normal karena karena hanya ada beberapa data yang menunjukan nilai (sig) < 0,05.

Karena berdistribusi tidak normal, maka metode analisis yang digunakan adalah Kruskal wallis dan Mann Whitney. Kruskal Wallis Test merupakan metode analisis data yang bertujuan untuk menguji perbedaan bermakna beberapa sampel dari populasi (>2 populasi) yang tidak berhubungan. Hasil analisis dengan metode ini menyatakan bahwa

70

infusa tongkol jagung memiliki efektivitas pada dosis tertentu terhadap peningkatan berat badan anak ayam (nilai sig 0,000 < 0,05 (Ho ditolak).

Analisis data dilanjutkan dengan metode Mann Whitney Test dengan tujuan untuk menguji perbedaan bermakna dua sampel independen, pada metode ini kontrol positif digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui pada dosis berapa infusa tongkol jagung memiliki efektivitas terhadap peningkatan berat badan anak ayam. Nilai signifikan yang didapat pada metode Mann Whitney menunjukan bahwa infusa tongkol jagung memiliki efektivitas terhadap peningkatan berat badan anak ayam.

Dalam melaksanakan penelitian ini, beberapa keadaan mungkin dapat mempengaruhi hasil atau data yang didapat, seperti keadaan fisiologis dan psikis tubuh anak ayam yang dapat dipastikan sama antar kelompok anak ayam karena hal tersebut dapat mempengaruhi nafsu makan. Keadaan lain yaitu kondisi kandang anak ayam yang kotor karena pakan yang tercampur dengan kotoran ayam juga mempengaruhi nafsu makan anak ayam ini. Jika ada penelitian yang akan dilakukan kembali mengenai efek Amara, beberapa hal diatas mungkin perlu diperhatikan lagi agar data yang diperoleh dari penelitian lebih akurat

71

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat di simpulkan bahwa:

1) Pemberian infusa tongkol jagung (Zea maysL.) dengan konsentrasi 10%, konsentrasi 20% dan konsentrasi 30% dapat memberikan efek penambah nafsu makan.

2) infusa tongkol jagung (Zea maysL.)yang paling efektif dalam meningkatkan nafsu makan adalah konsentrasi 30%

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis data, penulis menyadari bahwa masih banyak kekukarangan dalam penelitian ini, maka penulis menyarankan dan berharap ada penelitian kembali yang membahas tentang permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1) Membuat bentuk sediaan yang lebih baik dan menarik agar lebih banyak masyarakat yang mau mengkonsumsi obat-obatan herbal.

2) Membuat konsentrasi sediaan yang lebih kecil karena di khawatirkan bila konsentrasinya terlalu besar dapat membahayakan sistem percernaan manusia.

3) Melakukan pengujian toksisitas baik dalam infusa tongkol jagung (Zea mays L) maupun sirup tongkol jagung (Zea mays L) dengan tujuan untuk

72

mengetahui keamanan pemakaian secara jangka panjang untuk orang dewasa ataupun anak-anak.

Dalam dokumen SEKOLAH TINGGI FARMASI YPIB CIREBON (Halaman 59-72)

Dokumen terkait