• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH TINGGI FARMASI YPIB CIREBON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEKOLAH TINGGI FARMASI YPIB CIREBON"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

1

UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L.)

TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN ANAK AYAM

Laporan Hasil Penelitian

Disusun Oleh :

Soni Suharmono.,S.Pt.,M.M Elah Nurlaelah.,S.KM.,M.Kes

Fitri Wulandari Abdul Qodir Zaelani

Nur Nubuwati

SEKOLAH TINGGI FARMASI YPIB CIREBON

SK. Mendiknas RI No. 1840/D/2004

Jl. Perjuangan-Majasem-Cirebon Telp./Fax. (0231) 488759

CIREBON

(2)

2

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN HASIL

PENELITIAN STF YPIB

1. Judul Penelitian UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L.) TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN ANAK AYAM

2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. NIDN c. Jenis Kelamin 3. Anggota 1 a. Nama Lengkap b.NIDN c. Jenis Kelamin 4. Anggota 2 a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin 5. Anggota 3 a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin 6. Anggota 4 a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin 5. Alamat Soni Suharmono.,S.Pt.,M.M 0420047804 Laki-laki Elah Nurlaelah.,S.KM.,M.Kes 8807011019 Perempuan Fitri Wulandari Perempuan

Abdul Qodir Zaelani Laki-laki

Nur Nubuwati Perempuan

Sekolah Tinggi Farmasi (STF) YPIB Cirebon Jl. Perjuangan Majasem Cirebon

6. Lama Penelitian 6 Bulan (Februari 2018 – Juli 2019) 7. Biaya Rp. 10.000.000.,00

8. Sumber Dana Yayasan Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon

Cirebon, Februari 2019

Mengetahui Ketua LPPM

Fitri Zakiah S.Si M.Farm.,Apt

Ketua STF YPIB Cirebon

(3)

3

RINCIAN ANGGARAN PENELITIAN

UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L.)

TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN ANAK AYAM

NO Uraian Satuan Total Harga

1 Pembentukan tim penelitian

- kordinator (1orang) 500.000 500.000

- Peneliti (1orang) 1.200.000 1.200.000

- Pembantu peneliti (3orang) 500.000 1.500.000

2 Pengumpulan Data dan Studi Literatur 1.000.000 1.000.000

3 Percobaan Laboratorium

- Belanja Bahan Baku 2.100.000 2.100.000

4 Penerapan

- pengujian laboratorium 3.000.000 3.000.000

5 Evaluasi dan Pembuatan Laporan

- Atk 500.000 500.000

- Penjilidan dan Penggadaan Laporan 200.000 200.000

(4)

4

ABSTRAK

Uji Efektivitas Infusa Tongkol Jagung (Zea mays L.) Terhadap Peningkatan Berat Badan anak Ayam.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium STF YPIB Cirebon dengan pembimbing utama Bambang Karsidinm,.M.SI. Dan pembimbing serta Siti Pandanwangi., MM, Apt

Tongkol jagung merupakan salah satu sumber karbohidrat potensial yang mempunyai banyak keunggulan. Tongkol jagung mengandung vitamin B2, protein 2,94% xylan 31.1%, selulosa 34.3%, lignin 17.7%, dan abu 16.9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui efektitas infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada konsentrasi tertentu berkhasiat sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam dan untuk mengetahui konsentrasi infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada konsentrasi tertentu berkhasiat sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam.

Metode penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan penelitian eksperimental. Sampel yang digunakan yaitu tongkol jagung (Zea mays L.) yang didapat dari subang dan anak ayam. Dengan konsentrasi yang diberikan yaitu infusa tongkol jagung (Zea mays L) 10%, 20%, 30%, Curvit sirup sebagai kontrol positif dan aquadest sebagai kontrol negatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa infusa tongkol jagung (Zea mays L) memiliki efektivitas sebagai peningkatan berat badan anak ayam . infusa tongkol jagung konsentrasi 30% memiliki kemampuan yang paling baik sebagai peningkat berat badan anak ayam.

Kata kunci : Infusa, Tongkol jagung (Zea mays L), peningkatan berat badan, dan Anak ayam.

(5)

5 ABSTRACT

Effectiveness Test of Corn Cow Corn (Zea mays L.) on Chicken Weight Improvement.

This research was conducted at YPIB Cirebon STF Laboratory with the main supervisor of Bambang Karsidinm, .M.SI. And counselor and Siti Pandanwangi., MM, Apt

Corncob is one source of potential carbohydrates that have many advantages. Corncob contains vitamin B2, protein 2.94% xylan 31.1%, cellulose 34.3%, lignin 17.7%, and ash 16.9%. The aim of this research is to know the effectiveness of corn tuna infested (Zea mays L) at certain concentration of nutritious as Chicken Weight Increase and to know the concentration of corn tuna infusa (Zea mays L) at certain concentration efficacious as Chicken Louse Increase.

The research method is using experimental research. Samples used were corncobs (Zea mays L.) obtained from subang and chicks. the given concentration is, corn tuna infusa (Zea mays L) 10%, 20%, 30%, Curvit syrup as positive control and aquadest as negative control.

The results showed that corn tuna infusa (Zea mays L) had effectiveness as weight gain of chicks. a 30% cob root infected infant has the best ability as a chicken weight enhancer.

(6)

6

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan lancar.

Penyusunan proposal penelitian ini bertujuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam mendapatkan suatu alternative bahan alam sebagai produk yang dapat dijadikan pengobatan dan memotifasi mahasiswa. Dalam hal ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang mendengarkan dan mengabulkan doa penulis

2. Bapak H. Satmaja., BA, sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Imam Bonjol

3. Bapak H. Ahmad Azrul Zuniarto., M.Farm., Apt, selaku Ketua Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon

Akhirnya pada Allah lah penulis memohon perlindungan, mudah-mudahan proposal penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan pertimbangan dan pengkajian ilmu pengetahuan yang lebih luas bagi penulis, mahasiswa dan semua pihak yang membaca.

Wasalam,

(7)

7

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ANGGARAN BIAYA ...ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Pembatasan Masalah ... 2 1.3 Pembatasan Masalah ...2 1.4 Identifikasi Masalah ... 2 1.5 Rumusan Masalah ... 3

1.6 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.7 Manfaat penelitian ... 3

1.8 Waktu dan Tempat Penelitian ... 3

1.9 Hipotesis ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Tanaman jagung (Zea mays L) ... 5

2.1.1 Klasifikasi Tanaman jagung (Zea mays L) ... 5

2.1.2 Morfologi Tanaman jagung (Zea mays L) ... 6

2.1.3 Jenis jagung ... 7

(8)

8

2.1.5 Manfaat Jagung bagi Kesehatan ... 11

2.2 Simplisia ... 12

2.2.1 Definisi Simplisia ... 12

2.2.2 Cara Pembuatan Simplisia ... 13

2.3 Metode penyarian ... 14

2.3.1 Penyarian Cara Dingin ... 14

2.3.2 Penyarian Cara Panas ... 15

2.4 Penambah nafsu makan ... 16

2.5 Curvit sirup ... 16

2.6 Hewan percobaan ... 18

2.6.1 Definisi Hewan Percobaan ... 18

2.6.2 Syarat Hewan Percobaan ... 18

2.7 Ayam ... 19

2.7.1 Klasifikasi Ayam ... 19

2.7.2 Jenis Ayam ... 19

2.8 Meningkatkan nafsu makan ... 21

2.8.1 Kebtuhan gizi bagi ayam ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

3.1 Objek Penelitian ... 26

3.1.1 Populasi ... 26

3.1.2 Sampel dan Penarikan Sampel ... 26

3.1.3 Variabel dan Operasional Variabel Penelitian ... 26

3.2 Metode Penelitian ... 27

3.3 Desain Penelitian ... 28

(9)

9

3.4.1 Alat-alat Penelitian ... 28

3.4.2 Bahan Penelitian ... 29

3.5 Prosedur Penelitian ... 29

3.5.1 Determinasi Tanaman jagung (Zea mays L)... 29

3.5.2 Pengumpulan Bahan ... 29

3.5.3 Pembuatan Simplisia ... 30

3.5.4 Pembuatan Infusa Tongkol jagung (Zea mays L) ... 30

3.5.5 Konversi dosis Infusa Tongkol jagung (Zea mays L)... 30

3.5.6 Persiapan Hewan Uji ... 30

3.5.7 Pengujian terhadap Hewan Uji ... 31

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 31

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.6.2 Analisi Data ... 31

3.7 Format dan Data Hasil Pengamatan ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 53

4.1 Hasil Penelitian ... 53

4.1.1 Hasil Determinasi Tanaman ... 53

4.1.2 Data Hasil Pengamatan Kenaikan Berat Badan ... 53

4.2 ANALISIS DATA ... 56

1.2.1 Data Berat Badan ... 56

1.2.2 Data Hasil Pengamatan konsumsi Pakan Anak Ayam . 56 4.3 PEMBAHASAN ... 74

BAB V PENUTUP ... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

(10)

10

DAFTAR PUSTAKA ... 82 Lampiran ...

(11)

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Tanaman Jagung Dan Tongkol Jagung ... 5

Gambar 2.2 Gambar Produk Curvit Sirup ... 17

Gambar 2.3 Gambar Anak Ayam Bolier ... 20

(12)

12 DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Kegitan Penelitian ...

Tabel 2.1 Konsentrasi Jenis Pakan Ayam ... 24

Tabel 2.2 Konsumsi Pakan Dan Berat Ayam Standar ... 24

Tabel 3.1 Alat-Alat Penelitian ... 28

Tabel 3.2 Bahan-Bahan Penelitian ... 29

Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan Kenaikan Berat Badan Anak Ayam ... 54

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data ... 57

Tabel 4.3 Hasil Analisis Uji Homogenitas ... 58

Tabel 4.4 Data Hasil Uji Kruskal-Wallis Test ... 59

Tabel 4.5 Data Hasil Uji Mann- Whitney Infusa Tongkol Jagung 10% ... 61

Tabel 4.6 Data Hasil Uji Mann- Whitney Infusa Tongkol Jagung 20% ... 62

Tabel 4.7 Data Hasil Uji Mann- Whitney Infusa Tongkol Jagung 30% ... 63

Tabel 4.8 Data Hasil Pengamatan Konsumsi Pakan Per Hari Anak Ayam ... 64

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data ... 66

Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Homogenitas ... 67

Tabel 4.11 Data Hasil Uji Kruskal-Wallis Test ... 69

Tabel 4.12 Data Hasil Uji Mann-Whitney Konsumsi Pakan Infusa Tongkol Jagung Konsentrasi 10% Dengan Kontrol Posotif ... 71

Tabel 4.13 Data Hasil Uji Mann-Whitney Konsumsi Pakan Infusa Tongkol Jagung Konsentrasi 20% Dengan Kontrol Posotif ... 72

Tabel 4.14 Data Hasil Uji Mann-Whitney Konsumsi Pakan Infusa Tongkol Jagung Konsentrasi 30% Dengan Kontrol Posotif ... 72

(13)

13 DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Operasional Variabel ... 27 Bagan 3.2 Desain Penelitian ... 28

(14)

14

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Penimbangan Berat Badan Anak Ayam ... 56 Grafik 4.2 Data Hasil Pengamatan Konsumsi Pakan Per Hari Anak Ayam . 65

(15)

15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sehat adalah keadaan dimana tubuh dapat beraktifitas kembali dengan normal. Kesehatan itu sangat mahal sekali harganya. Untuk mendapatkan tubuh yang sehat dibutuhkan sarana – sarana penunjang kesehatan. Selain itu tubuh yang sering mengalami aktifitas, ini akan lebih banyak membutuhkan seplemen makanan, terutama vitamin agar tidak terjadi sakit. Sedangkan kebnyakan manusia memperoleh vitamin dari bahan kimia dengan harga yang mahal bila di bandingkan dengan bahan alami.

Obat tradisonal (OT) merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang telah digunakan selama berabad-abad untuk pemeliharaan atau meningkatkan kesehatan serta pencegahan dan pengobatan penyakit, berdasarkan bukti secara turun-menurun dan pengalaman, OT hingga kini masih digunakan oleh masyarakat di Indonesia dan negara lain, sebagai warisan budaya bangsa yang telah terbukti banyak member kontribusi pada pemeliharaan kesehatan, jamu sebagai OT asli Indonesia perlu terus dilestarikan dan dikembangkan. Jamu adalah OT Indonesia yang digunakan secara turun-temurun berdasarkan pengalaman menggunakan bahan belum terstandar (Menkes, 2009).

Kurangnya nafsu makan salah satu menunjukan adanya gejala tidak sehat pada jaringan organ tubuh baik manusia maupun hewan yang dapat di sebabkan gangguan cacing yang dapat berupa gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare dan konstipasi dapat berakibat gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion). Keadaan yang serius, bila cacing menggumpal dalam usus sehingga terjadi penyumbatan pada usus (lleusobstructive ) (mardiana, 2013).

Di Indonesia, masyarakat sebenarnya telah mengenal obat tradisional yang bisa digunakan untuk menghindari berkurangnya nafsu makan . Banyak penelitian memperoleh manfaat dari berbagai tanaman obat yang ada, salah satunya adalah tanaman jagung (Zea mays L). Tanaman jagung ini dari daun, biji, tongkol, sampai rambut banyak bermanfaat bagi kesehatan termasuk untuk menambah nafsu makan. Akan tetapi penelitian-penelitian

(16)

16

sebelumnya belum sampai memmbandingkan bagaimana dari tanaman jagung terutama tongkol jagung yang memiliki daya penambah nafsu makan.

Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kelebot jagung diindikasikan sebagai peningkatan penampilan pada produksi domba jantan.Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan oleh purwanto Pada tahun 2010 dengan konsentrasi kelobot jagung 70%.

Jagung(Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Maduradan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok.Selain sebagai sumber karbohidrat, Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.

Tongkol jagung merupakan limbah tanaman yang setelah diambil bijinya tongkol jagung tersebut umumnya dibuang begitu saja, sehingga hanya akan meningkatkan jumlah sampah (Hidayati,D.2006).

Tongkol jagung dan biji jagung merupakan sumber karbohidrat potensial untuk dijadikan bahan pangan, sayuran, dan bahan baku sebagai industri makanan. Tongkol jagung mengandung vitamin B2, protein 2,94% xylan 31.1%, selulosa 34.3%, lignin 17.7%, dan abu 16.9%. (Shofiyanto, 2008)

Dari paparan tersebut penulis bermaksud melakukan penelitian tentang “ Uji Efektifitas Infusa Tongkol Jagung (Zea mays L) terhadap Peningkatan Berat Badan Anak Ayam.

1.2 Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Hewan percobaan yang digunakan anak ayam boiler dengan usia yang sama. 2) Infusa tongkol jagung yang digunakan dari tananman jenis jagung manis

3) Infusa tongkol jagung (Zea mays L) yang dibuat dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%.

1.3 Identifikasi Masalah

(17)

17

1) Menguji efektifitas infusa tongkol janggung (Zea mays L) sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam.

2) Infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada konsentrasi tertentu berkhasiat sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Apakah infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada konsentrasi tertentu efektif sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam ?

2) Berapakah konsentrasi infusa tongkol jagung (Zea mays L) yang efektif sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam ?

1.5 Maksud dan TujuanPenelitian

Penelitian ini di maksudkan untuk mengetahui efektitas infusa tongkol jagung (Zea mays L) sebagai amara bagi anak ayam.

Adapun tujuan dari penelitian ini seebagai berikut :

1) Untuk mengetahui efektitas infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada konsentrasi tertentu berkhasiat sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam.

2) Untuk mengetahui konsentrasi infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada konsentrasi tertentu berkhasiat sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam.

1.6 Manfaat Penelitian

1) Dapat mengatahui secara pasti efek infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada konsentrasi tertentu berkhasiat sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam.

2) Mengembangkan khasiat tanaman jagung (Zea mays L) dan pemberdayaan tanaman yang tersedia dan mudah diperoleh di masyarakat.

1.8 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan bulan September sampai dengan bulan Maret 2018 di Laboratorium Farmakognosi dan Farmakologi STF YPIB Cirebon.

(18)

18

1.9 Hipotesis

H0 : Tidak terdapat efektivitas Infusa tongkol jagung (Zea mays L) sebagai amara terhadap

anak ayam.

H1 : Terdapat efektivitas Infusa tongkol jagung (Zea mays L) sebagai amara terhadap anak

(19)

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Janggung (Zea mays L)

Gambar tanaman jagung (Zea mays L) dan tongkol jagung dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut :

Gambar 2.1 Tanaman Jagung dan tongkol jagung

(Rudi H. Paeru, S.P., dkk. 2017) (Koleksi pribadi. 2017)

Tanaman jagung, yang dalam bahasa ilmiahnya di sebut Zea mays L. Merupakan salah satu jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan (Graminaceae) yang sudah populer di seluruh dunia.

Menurut sejarahnya, tanaman jagung berasal dari Amerika. Pada waktu orang-orang Eropa datang ke Amerika dan melihat orang-orang india menanam jagung. Cukup banyak yang terkesima kerna ada sejenis rerumputan (Graminae) yang buah (bijinya) cukup besar.

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia. Jagung sumber karbohidrat selain gandum dan padi dan dibeberapa daerah dijadikan sebagai makanan pokok. (Kanisius)

2.1.1 Klasifikasi

Klasifikasi tanaman jagung Kingdom : Planthae Divisi : Spermatiphyta

(20)

20 Subdivisi : Angiospermae Kelas :Monocotyledone Ordo : Graminae Famili : Graminaceae Genus : Zea

Spesies : Zea mays L

2.1.2 Morfologi Tanaman Jagung

1) Batang

Batang jagung tidak bercabang dan kaku. Bentuk batangnya silinder dan terdiri atas beberapa ruas serta buku. Adapun tingginya tergantung varietas penanaman, umumnya berkisar 60-250 cm.

2) Daun

Daun nya panjang dengan lebar agar seragam lebar daun berselang-

seling dan berbentuk seperti rumput. Tulang daun terlihat jelas dengan bentuk termasuk tulang daun sejajar. Jumlah daunnya terdiri atas 8-48 helai, tergantung varietas. Pelepah daunkeluar dari buku-buku batang. Daun terdiri atas tiga bagian yaitu, kelopak daun, lidah daun dan helaian daun.kelopak daun umumnya membungkus batang antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang berbulu dan berlemak (ligula). Fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang.

3) Bunga

Bunga jagung juga termasuk bungan tidak lengkap karena tidak memiliki petal dan sepal. Alat kelamin jantan dan betinanya juga berada pada bunga yang berbeda sehingga disebut bunga tidak sempurna. Bunga jantan terdapat di ujung batang. Adapun bunga betina terdapat di ketiak daun ke-6 atau ke-8dari bungan jantan.

4) Tongkol

Tanaman jagung menghasilkan satu atau beberapa tongkol. Tongkol muncul dari buku berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi tongkol. Pada tongkol tedapat biji jagung yang tersusun rapi. Dalam satu tongkol terdapat 200-400 biji. Biji jagung tunggal ini berbentuk pipih dengan permukaan atas yang cembung atau cekung dan dasar yang runcing. Bijinya terdiri atas tiga bagian, yaitu perikarp, endosperma, dan embrio. Perikarp atau kulitbagian paling luar sebagai lapisan paling luar. Endosperma merupakan bagian ataiu lapisan kedua sebagai cadangan biji. Endosperma tersebut mengelilingi embrio.

(21)

21

Sementara itu, Embrio merupakan bagian paling dalam yang disebut juga lembaga.(Rudi H. Paeru, S.P., Trias Qurnia Dewi, S.P, 2017).

2.1.3 jenis – jenis jagung

1) Jagung gigi kuda (Dent corn)

Banyak terdapat di Amerika Serikat dan Meksiko Utara, kemudian di Eropa. sebagian besar dijadikan makanan ternak. Di Indonesia jenis jagung ini jarang ditanam karena tidak tahan tarhadap hama bubuk dan cocok untuk dibuat tepung jagung

Ciri khas biji jagung kuda adalah adanya lekukan dibagian tengah atau atau bagian atas biji, batangnya tingi dan panjang tumbuhnya tegap dan umurnya lama .Setiap batang tumbuhnya 1-2 tongkol. Biji-bijian tanaman jagung kuda berukuran besar yang terbagi dalam beberapa baris, dan berwarna kuning, putih atau kadang-kadang berwarna lain ,beratnya per 1000 biji antara 300-500 gr. Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang dingin.

Bagian pati keras pada tipe biji dent berada di bagian sisi biji, sedangkan pati lunaknya di tengah sampai ke ujung biji. Pada waktu biji mengering, pati lunak kehilangan air lebih cepat dan lebih mengkerut dari pada pati keras, sehingga terjadi lekukan (dent) pada bagian atas biji. Tipe biji dent ini bentuknya besar, pipih dan berlekuk. Jagung hibrida tipe dent adalah tipe jagung yang populer di Amerika dan Eropa. Di Indonesia, terutama di Jawa, kira-kira 25% dari jagung yang ditanam bertipe biji semi dent (setengah gigi kuda).

2) Jagung mutiara (flint corn)

Biji jagung tipe mutiara berbentuk bulat, licin, mengkilap dan keras karena bagian pati yang keras terdapat di bagian atas dari biji. Pada waktu masak, bagian atas dari biji mengkerut bersama-sama, sehingga menyebabkan permukaan biji bagian atas licin dan bulat. Pada umumnya varietas lokal di Indonesia tergolong ke dalam tipe biji mutiara. Sekitar 75% dari areal pertanaman jagung di Pulau Jawa bertipe biji mutiara. Tipe biji ini disukai oleh petani karena tahan hama gudang.

Jagung ini banyak terdapat di dunia terutama di Amerika Serikat Argentina . sebagia digunakan untuk keperluan pakanternak . Kalau di Indonsia dimanfaatkan untuk konsumsi

(22)

22

manusia dan ternak. Tanaman jagung mutiara dapat beradaptasi baik didaerah tropis dan subtropis.

Umur tanaman jagung ini agak lama demikian juga jumalah dan tumbuhan janggel (tongkol bermacam-macam. beratnya per 1000 biji antara 100-700 gr. dan bentuknya agak bulat dan ukurannya lebih kecil dari pada biji jagung model gigi kuda , warnanya bervariasi , putih,kuning.dan juga agak merah. Permukaan biji cerah dan bersinar dan agak keras ( horny starch) kandungan zat tepung relatif sedikit dan terletak dibagian dalam (tengah).

Biji jagung mutiara tidak berkerut saat mengering sehingga lebih tahan terhadap serangan hama gudang dan gangguan gudang dan gangguan dari luar, seperti keadaan hujan tidak teratur, sedangkan biji jagung gigi kuda berkerut (perbedaannnya).

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang suhu yang stabil tidak terlalu dingin.

3) Jagung Manis ( Sweet Corn)

Jagung manis ( Z. var. Saccharata ) diusahakan secara besar besaran di AmerikaSerikat dan Meksiko. Produksi jagung manis digunakan bahan pembuatan sirup, karena mengandung zat gula yang sangat tinggi. sedangkan di Indonesia jagung manis baru mulai ditanam kurang lebih sekitar tahun 2000 dan dalam beberapa tahun terakhir ini jagung manis menjad mata dagangan ekspor ke pasar dunia.

Ciri khas jagung manis adalah biji-biji yang masih muda bercahaya dan berwarna jernih, biji yang telah masak dn kering berkeriput mengerut. untuk membedakan dapat dilihat dari rambut tongkol berwarna putih .jika rambutnya berwarna merah berarti jaung biasa. Apabila ada yang berminat menanam jagung manis ini terlebih kita melihat umur tanam yang berkisar antara 60-70 hari, namun didataran tinggi mencapai 80 hari.

Bentuk biji jagung manis pada waktu masak keriput dan transparan. Biji jagung manis yang belum masak mengandung kadar gula lebih tinggi dari pada pati. Sifat ini ditentukan oleh satu gen sugary (su) yang resesif. Jagung manis umumnya ditanam untuk dipanen muda pada saat masak susu (milking stage).

Jagung manis apabila ditanam satu tempat dengan jagung biasa maka akan berubah rasa manis, karena jagung ini tidak bisa mempertahankan sifat terhadap penyerbukan silang ,sebaiknya menanam jagung manis dan jagung biasa agak berjauhan (minimal 100 meter) atau pada batas petakan ditanam tanaman pelindung sebagai pembatas.

(23)

23

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang teduh dan dingin.

4) Jagung Brondong( Pop Corn)

Jagung Berondong (Z. var. Everta) diusahakan secara besar-besaran di Amerika terutama Iowa, Nebrazka dan Meksiko.

Ciri-cinya bijinya kecil-kecil seperti terdapat di Mall –Mall atau pertokoan hampir seluruh bentuk (endosperm) merupakan bagian yang keras, serta jika dipanaskan dapat mengembang 10-30 kali dri volume semula. Biji jagung berondong ini berwarnaa putih atau kekuning –kuningan dengan bentuk yang agak meruncing dan tongkolnya berukuran kecil . bila ditimbang bijinya yang 1000 biji maka beratnya mencapai antara 80 sampai 130 gr.jenis jagung ini ada dua tipe satu diberi nama rice pop corn bedanya bijijnya agak pipih dan meruncing, sedangkan yang satu lagi diberi nama pear pop corn bentuk bijinya bulat dan kompak.Jagung ini cocok untuk snack.

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang dingin. 5) Jagung Pod (Pod Corn)

Jenis Jagung Pod (Z. var. Tunicata) merupakan bentuk primitif yang dijumpai pertama kali di Amerika Selatan, terutama di Uruguay dan Paraguay.Di Indonesia tidak ada yang mengusahakan karena jagung ini kurang menguntungkan cirirkhas nya biji dan tongkolnya banyak diselubungi oleh kelobot bijiny seolah-olah tidak kelihatan. Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam, kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang dingin.

6) Jagung Berlilin ( Waxy Corn)

Jagung berlilin (Z. var. Ceratina)biasa disebut jagung pulen karena kadar amilopektinnya tinggi. dan cirinya lengket apabila dimasak bijinya kecil berwarna jernih dan mengkilap seperti lilin dan dan zat patinya seperti tepung tapioka dan memiliki ekonomis tinggi sebab dapat mengganti tepung 9tapioka dan bahan pengganti sagu serta dapat dijadikan bahn pakan ternak.Asalmula jagung ini adalh dari Asia . Endosperma pada tipe jagung waxy seluruhnya terdiri dari amylopectine, sedangkan jagung biasa

(24)

24

mengandung ± 70% amylopectine dan 30% amylose. Jagung waxy digunakan sebagai bahan perekat, selain sebagai bahan makanan.

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam, kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang dingin. 7) Jagung Tepung ( Flour Corn)

Jenis Jagung Tepung Flour Corn atau (Z. var. Amilacea) dikembang kan di Amerika Selatan bagian Peru, Bolivia dan Colombia serta Colombia serta di Afrika. Zat pati yang terdapat dalam endosperma jagung tepung semuanya pati lunak, kecuali di bagian sisi biji yang tipis adalah pati keras.

Ciri-ciri jagung tepung adalah hampir seluruh bijinya berisi pati yang berupa tepung dan lunak, serta apabila terkena panas akan mudah pecah panjang tongkolnya berkisar 25- 30 cm dan barisan bijinya berkisar 8- 12 baris. jagung jenis ini cocok untuk membuat tepung maezena.

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang namun sebelumnya dijemur dibawah sinar matahari selama 7 hari atau lebih hingga kadar air mencapai 18 % .Jagung disortir dengan memisahkan rabut,jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang dingin. Apabila jagung kering yang mau dipipil dengan menggunakan alat pemipil maka dikeringkan kembali sampai kadar airnya 12 % kemudian disimpan digudang yang sejuk dan kering serta berpentilasi baik. (Abdul Rahman Rianto, 2013)

2.1.4 Kandungan Kimia

Satu sesquiterpen bersama 15 senyawa lainnya diisolasi dari style Zea mays. Eksrak bijinya mengandung senyawa diterpen, orthosiphol Fdan ceriopsin C. Daunya nya mengandung pelipetida MBP-1, froctose-2, 6-biphosphate, dan poli sakarida yang berberan sebagai antikanker. Batangnya mengandung minyak lemak 2,5%, minyak esensial 0,12%, kandungan seperti gum 3,8%, resin 2,7%, glukosa pahit 1,15%, saponin 3,18%, alkaloid 0,05%, cryptoxanthin, vitamin C, asam pantotenat, inositol, vitamin K, sitosterol, stigmasterol, asam malik, asam sitrat, asam oksalat dan asam tartaric. Biji mengandung pati 61,2%, minyak lemak 4,2%, alakaloid 0,21%, vitamin B1, B2, B6 asam nikotinik dan asam pantotenat. Ekstrak rambut jagung di keringkan mengandung saponin, zat samak, flavonoid, minyak atsiri, minyak lemak, alatonin, dan zat pahit. Bunga mengandung stigmasterol. (Redaksi AgroMedia, 2008)

(25)

25

Tongkol jagung dan biji jagung merupakan sumber karbohidrat potensial untuk dijadikan bahan pangan, sayuran, dan bahan baku sebagai industri makanan. Tongkol jagung mengandung protein 2,94% xylan 31.1%, selulosa 34.3%, lignin 17.7%, dan abu 16.9%. (Shofiyanto, 2008)

2.1.5 Manfaat jagung untuk keshatan

Jagung mempunyai maanfat bagi untuk kesehatan (Iriany, R. Neni.2007) sebagai berikut: a. Melawan kanker

Jagung kaya akan asam fenolik, senyawa fenolik, agen anti kanker yang terbukti efektif memerangi tumor pada kanker payudara dan kanker hati.

b. Sebagai sumber asam linoleat

Asam linoleat adalah asam lemak esensial yang bersifat tidak jenuh dan sangat baik untuk kesehatan. Asam linoleat diperlukan untuk asupan dan transportasi vitamin D

c. Mencegah anemia dan sebagai kekebalan tubuh

Vitamin B12 pada jagung mampu mencegah anemia yang di sebabkan oleh kekurangan vitamin ini. Selain itu kandungan B2-nya berfungsi mempertahankan kekebalan tubuh.

d. Sumber kalium

Kaluim berperan penting sebagai elektrolit yang membantu tingkat cairan dan menjaga keseimbangan air dalam tubuh sehingga organ dalam tubuh dapat berfungsi dengan cepat. Kalium bersifat diuretik yang bisa melancarkan pembuangan air seni, sehingga bisa mengatasi infeksi saluran kemih, menurunkan kadar asam urat dan mencegah batu ginjal.

e. Sumber Vitamin C

Konsumsi kulit jagung dapat menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh. Vitamin C, karotenoid dan bioflavonoid yang terkandung dalama tubuh.

f. Sumber asam pentotenat

Vitamin B5 berperan penting dalam proses metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak untuk diubah menjadi energi.

g. Sumber asam folat

Ibu hamil butuh sekali asam folat. Karena jika kekurangan asam folat, bisa mempengarungaruhi pertumbuhan janin. Asam folat mencegah bayi kekurangan berat badan dan cacat lahir. Selain itu konsumsi jagung pada ibu hamil melancarkan ASI.

(26)

26

Beta karoten diperlukan untuk membentuk vitamin A dan dalam tubuh, penting untuk kesehatan mata dan kulit.

i. Sumber serat

Jagung adalah sumber serat yang sangat baik sehingga sehat untuk sistem pencernaan. Dalam satu cangkir jagung mengandung 18,4% serat dari jumlah harian yang dibutuhkan oleh tubuh. Karena kaya serat makan jagung dapat mencegah sembelit, easir, dan risiko kanker usus besar.

j. Sumber mineral

Mineral penting yang didapat dari jagung terutama fosfor yang sangat penting bagi kesehatan tulang dan gigi. Selain itu sember magnesium, besi, mangan, seng, dan tembaga. Megnesium menjaga kesehatan jantung.

Sumber kalori tertinggi dalam kelompok sereal yang rendah gula dan kadar Indeks Glikemiksnya. Sehingga baik dikonsumsi sebagai makanan pokok pengganti nasi atau beras, terutama pada penderita diabetes dan hipertensi.

k. Anti-aterogenik

Minyak jagung telah menunjukan sifat anti-aterogenikyang berefek pada kadar kolesterol, sehingga mencegah risiko penyakit kardiovaskular.

l. Sumber protein

Dalam 100 gram jagung atau tongkol jagung mengandung 9,2 gram protein. Protein membantu membentuk jaringan otot baru dan meningkatkan kerja sel dalam tubuh. Selain itu protein juga meningkatkan pelepasan insulin.

.

2.2 Simplisia 2.2.1Definisi

Menurut Farmakope Herbal Indonesia edisi I (2008), simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan. Kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan simplisia tidak lebih dari 60ᴼC. simplisia digolongkan menjadi tiga kategori, berupa simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelican (mineral).

1) Simplisia Nabati

Simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eskudat atau eskudat tanaman. Eskudat tanaman adalah isi sel yang spontan keluar dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati lainnya

(27)

27

yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.

2) Simplisia Hewani

Simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

3) Simplisia Pelikan (Mineral)

Simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni (Gunawan dan Mulyadi,2004).

2.2.2 Cara Pembuatan Simplisia

Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan. Adapun tahapan tersebut dimulai dari pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, penyarian, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan pemyimpanan serta pemeriksaan mutu.

1) Pengumpulan bahan baku

Kadar bahan aktif dalam simplisia bergantung pada : a. Bagian tanaman yang digunakan

b. Usia tanaman atau bagian tanaman saat panen c. Waktu panen

d. Lingkungan tumbuh 2) Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan cemaran (kotoran dan bahan asing lain) dari bahan simplisia. Pembersihan simplisia dari tanah dapat mengurangi jumlah kontaminasi mikrobiologi.

3) Pencucian

Pencucian dilakukan dengan air bersih (sumur, PAM, atau air dari mata air).Simplisia yang mengandung zat mudah larut dalam air mengalir, dicuci dalam waktu sesingkat mungkin. Dalam satu kali pencucian sayur-mayur akan dapat menghilangkan lebih kurang 25% jumlah mikroba awal, tiga kali pencucian, jumlah mikroba tertinggal 47% dari jumlah mikroba awal. Jadi, penting sekali diperhatikan kualitas dari pencucian yang digunakan.

4) Perajangan

Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru dipanen, sebelum dirajang, terlebih dahulu dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari.Perajangan dapat dilakukan dengan

(28)

28

pisau atau mesin perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran tertentu.

5) Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak sehingga dapat disimpan untuk jangka waktu yang lebih lama. Dengan penurunan kadar air, hal tersebut dapat menghentikan reaksi enzimatik sehingga dapat dicegah terjadinya penurunan mutu atau perusakan simplisia.

Suhu pengeringan bergantung pada simplisia dan cara pengeringan, pengeringan dapat dilakukan antara suhu 30ᴼC-90ᴼC (terbaik 60ᴼC). jika simplisia mengandung bahan aktif tidak tahan panas atau mudah menguap, pengeringan dilakukan pada suhu serendah mungkin, misalnya 30ᴼC-40ᴼC atau dengan cara pengeringan vakum.

6) Sortasi kering

Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses pengeringan. Tujuan sortasi adalah untuk memisahkan benda asing, seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor lain yang masih ada atau tertinggal pada simplisia kering. Proses ini sebaiknya dilakukan sebelum dilakukan pengemasan simplisia.

7) Pengepakan dan penyimpanan

Simplisia dapat rusak atau berubah mutunya karena factor internal atau eksternal simplisia yaitu cahaya, oksigen udara, dehidrasi, penguapan air, pengotoran, serangga dan kapang. Sedangkan persyaratan wadah yang digunakan sebagai pembungkus simplisia sebagai berikut :

a. Harus inert, artinya tidak mudah bereaksi dengan bahan lain.

b. Tidak beracun lagi bahan yang diwadahinya maupun bagi manusia yang menanganinya.

c. Mampu melindungi simplisia dari cemaran mikroba, kotoran dan serangga. d. Mampu melindungi bahan simplisia dari penguapan kandungan aktif.

e. Mampu melindungi bahan simplisia dari pengaruh cahaya, oksigen dan uap air (Agoes, 2007).

2.3 Metode Penyarian

2.3.1Penyarian Dengan Cara Dingin

Yang dimaksud dengan penyarian cara dingin adalah penyarian yang tidak memerlukan pemansan baik secara di atas api langsung atau tidak langsung, melainkan

(29)

29

hanya melarutkan zat aktif di dalam cairan penyari yang cocok, yang termasuk dalam penyarian cara dingin yaitu :

1) Maserasi

Proses maserasi merupakan proses sederhana untuk mendapatkan ekstrak, hanya dengan menggunakan pelarut simplisia. Sesudah mengatur waktu sehingga sesuai untuk tiap-tiap simplisia, ekstrak dikeluarkan dan ampas hasil ekstraksi dicuci dengan pelarut yang segar sampai didapat volume yang sesuai.

Sebetulnya cara ini tidak begitu berguna karena tidak dapat pernah menarik zat berkhasiat tanaman secara sempurna. Ampas menahan jumlah besar solute, untuk memperolehnya harus dilakukan proses pemerasan (penekanan).

Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan dan kerugian dari cara maserasi adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna.

2) Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang tealah dibasahi. Pelarut yang digunakan selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperature ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara tahap perkolasi sebenarnya (penampung ekstrak) terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Syamsuni, 2007).

2.3.2 Penyarian Dengan Cara Panas

Penyarian cara panas adalah penyarian yang memerlukan pemanasan baik dengan cara pemanasan diatas atas api langsung atau tidak langsung, yaitu termasuk dalam penyarian cara panas adalah :

1) Infundasi

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air panas pada suhu 90ᴼC selama 15 menit (Syamsuni, 2007).

Infusa adalah proses penyarian yang umum digunakan untuk menyari kandungan zar aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini mengahasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kapang. Sari yang diperoleh dengan metode infundasi tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam. Infusa adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 900C selama 15 menit. Pembuatan campran simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangan air selam 15 menit terhitung mulai

(30)

30

suhu mencapai 900C, sambil sesekali diaduk, serkai selagi panas dengan kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga di peroleh volume infusa infusa yang dikehendaki.

Pembutan infusa merupakan cara yang paling sederhana untuk membuat sediaan herbal dari bahan lunak seperti daun dan bunga. Dapat di minum panas atau dingin. Khasiat sediaan herbal umumnya kerena mengandung minyak atsiri, yang akan hilang apabila tidak menggunakan penutup pada pembuatan infusa, infusa disimpan dalam almari pendingin atau tempat teduh dan dibuat segar setiap hari (24 jam), kerena untuk sediaan infusa hanya bertahan dalam waktu satu hari dan selebihnya dikhawatirkan sediaan itu sudah terkontaminasi dengan jamur atau benda-benda lain.

Teknik infusa mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan teknik pembuatan ekstrak, kerena teknik infusa lebih murah, lebih c epat, dan alat serta caranya sederhana. (Anonim, 2005).

2) Soxhletasi

Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya ekstraksi secara berkesinambungan. Cairan penyari dipanaskan sampai mendidih. Uap penyari akan naik melalui pipa samping, kemudian diembunkan lagi oleh pendingin tegak.cairan penyari turun untuk menyari zat aktif dalam simplisia. Selanjutnya bila cairan penyari mencapai sifon, maka seluruh cairan akan turun ke labu alas bulat dan terjadi proses sirkulasi. Demikian seterusnya sampai zat aktif yang terdapat dalam simplisia tersari seluruhnya yang ditandai jernihnya cairan yang lewat pada tabung sifon.

3) Refluks

Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi berkesinambungan. Bahan yang di ekstraksi di rendam dengan cairan penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak, lalu dipanaskan sampai mendidih. Cairan penyari akan menguap, uap tersebut akan diembunkan dengan pendingin tegak dan akan kembali menyari zat aktif dalam simplisia tersebut, demikian seterusnya. Ekstraksi ini biasanya dilakukan 3 kali dan setiap kali ekstraksi selama 4 jam.

4) Destilasi

Penyulingan dapat dipertimbangkan untuk menyari serbuk simplisia yang mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih yang tinggi pada tekanan udara normal, yang pada pemanasan biasanya terjadi kerusakan zat aktifnya.Untuk mencegah hal tersebut, maka penyari dilakukan dengan penyulingan (Depkes RI, 2000).

(31)

31 5) Dekokta (Dekok)

Dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi sediaan herbal dengan air pada suhu 90ᴼC selama 30 menit (Acuan Sediaan Herbal, 2010).

2.4 Penambah Nafsu Makan (Amara)

Amara adalah istilah farmakologi yang berarti penambah nafsu makan (Farmakologi jilid I, 1974).Menurut iskandar (2004), selera dan kepuasan makan dikendalikan oleh pusat saraf pada otak yang disebut dengan hipotalamus. Melihat, mencium, bahkan memikirkan makanan saja akan meransang hipotalamus mengirimkan sinyal ke sistem pencernaan sehingga fungsi pencernaan menjadi aktif. Jika kita memaksakan diri untuk makan, sementara nafsu makan sedang tidak ada, sistem pencernaan tidak akan ada aktifitasnya, karena tidak memperoleh sinyal dari hipotalamus. Akibatnya makanan tidak akan tercerna sempurna sehingga menyebabkan masalah pada organ pencernaan.

Pencernaan juga biasa terganggu apabila kepuasan makanan kita tidak terpantau oleh saraf ini.Karena tubuh belum merasa kenyang, kita harus mengisinya dengan makanan sampai perut terasa sudah penuh. Penyebab hilangnya selera makan umumnya bersifat psikologis, seperti stress, tegang, emosi atau terlalu jenuh. Dalam hal ini, pola makan yang baik hanya bias mengatasi beban pencernaan, bukan mengatasi psikologinya (Iskandar, 2004).

2.5 Curvit Sirup

Dalam penelitian ini digunakan produk yang telah beredar di pasaran yaitu Curvit Sirup Sebagai pembanding. Adapun produk tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut:

Gambar 2.2. Gambar Produk Curvit

(32)

32

Curvit Sirup adalah obat yang digunakan untuk membantu memelihara kesehatan fungsi hati. Hati di dalam tubuh kita merupakan organ penting yang berfungsi untuk menetralisir racun dalam tubuh, mengatur sirkulasi hormon, mengatur komposisi darah yang mengandung lemak, gula, protein, dan zat lain. Hati juga membuat empedu, zat yang membantu pencernaan lemak. Curvit Sirup juga merupakan obat yang digunakan untuk membantu meningkatkan nafsu makan serta mengandung kalsium yang juga digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan kalsium dalam tubuh.

Indikasi : Curvit Sirup merupakan obat yang digunakan untuk membantu memelihara fungsi hati, menambah nafsu makan dan stamina, mencegah defisiensi kalsium.

Komposisi : Vitamin B1 3 mg, Vitamin B2 2 mg, vitamin B6 5 mg, vitamin B12 5 mcg, Beta carotene 4 mg, Dexpanthenol 3 mg, Curcuminoid 2 mg, Calcium gluconate 300 mg. Kontraindikasi : Hipersensitiv terhadap komponen

Dosis : Dewasa 1 sendok takar 3 kali sehari. Anak 6-12 tahun : 1 sendok takar 2 kali sehari. Anak 1-6 tahun : 1 sendok takar 1 kali sehari. Anak 6 bulan-1 tahun : ½ sendok takar 1 kali sehari. diberikan sesudah makan. (iso vol 48 2014)

2.6 Hewan Percobaan 2.6.1 Definisi

Hewan laboratorium atau hewan coba adalah hewan yang sengaja dipelihara dan diternakan untuk dipakai sebagai hewan model guna mempelajari dan mengembangkan bebagai macan bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamat laboratorik. Hewan model adalah objek hewan sebagai imitasi (peniruan) manusia atau spesies lain, yang digunakan untuk menyelidiki fenomena biologis atau patologis (Hau & Hosier, 2003).

2.6.2 Syarat Hewan Percobaan

Banyak hewan percobaan yang digunakan untuk penelitian dan uji coba serta untuk pendidikan dan pelatihan. Dalam hal menggunakan hewan percobaan tersebut sering kali masih kurang diperhatikan aspek etik penggunaan hewan percobaan seperti antara lain disebutkan dalam Deklarasi Helsinki, undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 dan Pedoman Nasional Etik Penelitian Kesehatan: suplemen II etik penggunaan hewan percobaan, Departemen kesehatan. Dalam undang-undang Nomor 18 tahun2009 tentang

(33)

33

peternakan dan kesehatan hewan (keswan) pada pasal 66 ayat 1 dinyatakan bahwa untuk kepentingan kesejahteraan hewan dilakukan tindakan yang berkaitan dengan penangkapan dan penangan; penempatan dan pengandangan; pemeliharaan dan perawatan; pengakutan; pemotongan dan pembunuhan; serta perlakuan dan pengayoman yang wajar terhadap hewan, sedangkan ayat 2 menyatakan ketentuan mengenai kesejahteraan hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara manusiawi. Hal ini menjadi perhatian terutama disebabkan karena para pengguna hewan percobaan masih kurang sadar tentang aspek etik penelitian (Batan, 2011)

2.7 Ayam

2.7.1 Klasifikasi

Menurut sejarahnya, ayam jinak yang dipelihara manusia adalah berasal dari ayam liar. Keturunan ayam yang telah menjadi jinak kemudian disilang-silangkan atau dikawin-kawinkan oleh manusia. Konon, menurut teori, ayam liar ini adalah ayam hutam atau Gallus.

Hirarki klasifikasi ayam adalam sebagai berikut : Kingdom : Animalia Sunkingdom : Metazoa Phylum : Chordata Subphylum : Vetebrata Divisi : Carinathae Kelas : Aves Ordo : Galliformes Famili : Phasianidae Genus : Gallus

Spesies : Gallus gallus domestica sp (rahayu,2011).

2.7.2 Jenis Ayam

1. Ayam Boiler

(34)

34

Gambar 2.2 Ayam Boiler/Pedaging (Ferry Tamalluddin. 2014)

Ayam pedaging atau boiler adalah ayam jantan atau betina muda yang di bawah umur 8 minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada lebar dengan timbunan daging yang banyak. Jadi ayam yang pertumbuhanya cepat itulah yang dimasukan dalam katagori ayam pedaging atau boiler (Rasyaf, 2006).

Ayam boiler adalah istilah yang dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karakter ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan cepat, pengasil daging dengan konversi pakan irit dan siap dipotong pada usia 35-45 hari. Ayam boiler dan ayam pedaging dapat menghasilakan relative banyak daging dalam waktu yang singkat.

Ciri-cirinya adalah :

1) Ukuran badan ayam pedaging relatif besar, padat, kompak, dan bedaging penuh, sehingga disebut tipe berat.

2) Jumlah telur relatif sedikit 3) Bergerak lambat dan tenang

4) Biasanya lebih lambat mengalami dewasa kelamin

5) Beberapa jenis ayam pedaging, mempunyai bulu kaki dan masih mengeram (Rahayu, 2011).

2. Ayam Kampung

(35)

35

Gambar 2.3 Anak Ayam Kampung

(http://syarifhidayat1986.blogspot.co.id/2012/12/cara-memelihara-anak-ayam-kampung.html)

Ayam kamung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah memasyarakat dan telah tersebar di seluruh pelosok nusantara. Bagi masyarakat indonesia, ayam kampung sudah bukan hal yang asing. Untuk membedakannya, kini dikenak dengan istilah ayam buras (singkatan dari “ ayam bukan ras”)

Keunggulan ayam kampung diantaranya:

1) Ayam kampung yang dilepas bebas biasanya memiliki tingkat kekebalan tubuh yang tinggi dan menghemat biaya makanan. 2) Umumnya ayam cukup diberi makan pagi hari saat akan dilepas berupa sisa-sisa makanan dan tambahan bekatul secukupnya.

3) Selebihnya ayam dianggap dapat mencari makan sendiri disekitar rumah.

Kelemahanya ayam kampung yaitu ayam kampung lambat untuk berkembang biak lebih banyak, karena tingkat kematian pada ayam relatif lebih tinggi. Waktu mengasuh terlalu lama yang berarti mengurangi produktifitas. (kholid, 2011)

2.8 Meningkatan Nafsu Makan

2.8.1 Kebutuhan Zat Gizi Bagi Ayam

Fungsi makan yang diberikan ke ayam prinsipnya adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok umtuk hidup, membentuk sel-sel dan jaringan tubuh, serta menggantikan bagian-bagian yang rusak. Selanjutnya makanan itu untuk keprluan berproduksi. Zat- zat gizi yang diperlukan ayam adalah karbohidrat, lemak dan protein akan membentuk energi sebagai hasil pembakarannya.

1) Karbohidrat adalah sumber tenaga untuk setiap aktivitasnya dalam tubuh dan gerak ayam.sumber karbohidrat antara lain jagung, beras, sorgum, dan dedak padi.

(36)

36

2) Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga. Selain itu lemak juga berfungsi sebagai pembawa vitamin A, D, E, dan K karena vitamin-vitamin tersebit larut didalamnya.kelebihan kerbohidrat ditimbun di bawah kulit tubuh sebagai lemak. 3) Protein, dibutuhkan untuk pertumbuhan bagian-bagian tubuh yang rusak, serta untuk

bereproduksi. Komposisi protein yang dianjurkan dalam penyusunan ransum adalah 1/3 bagian berupa protein hewani, dan 2/3 dari protein nabati. Pada ayam petelur, defisiensi protein atau asam amino yang ringan hanya dapat menyebabkan penurunanan besar telur. Bila defisiensi protein atau asam amino menjadi menghebat, produksi telur sangat menurun. Ayam menjadi kekurangan berat badan dan terjadi molting (luruh bulu). Defisiensi protein atau asam amino yang hebat menyeebkan luruh bulu keseluruhan dan produksi telur sama sekali terhenti di sertai jaringan rusak dan kehilangan berat badan. Kelebihan asam amino esensial atau proteinpun dapan memberikan efek negatif, yaitu terjadi penurunan pertumbuhan yang ringan.

4) Mineral, seperti hal nya protein, mineralpun merupakan zat pembangun pertumbuhan dan produksi. Walaupun kebutuhan mineral relative sedikit, tetapi kekurangan salah satu mineral akan memberikan efek yang tidak menguntungkan.

5) Beberapa mineral yang dibutuhkan ayam adalah sebagai berikut: A. Kalsium (Ca) dan fosfor (P) : Sumber Ca dan P antara lain

berasal dari tepung tulang, kapur, dan kulit kerang. Meneral berperan dalam pembentukan tulang dan kulit telur. Kekurangan mineral Ca, P, dan vitamin D akan menimbulkan gangguan antara lain: kaki ayam menjadi lemah, sendi-sendi bengkak, kulit telur tipis dan mudah pecah, pertumbuhan bulu berkerut-kerut.

B. Seng (Zn) : Kekurangan Zn akan mengakibatkan pertumbuhan ayam terganggu, nafsu makan hilang dan dalam keadaan kronis menyebabkan kamtian.

C. Besi (Fe) : Kekurangan Fe akan menyebabkan berkurangnya butir-butir darah merah. D. Selenium (Se) : Fungsi selenium berhubungan dengan vitamin E

E. Iodium (I) : Berfungsi dalam pembentukan hormon pada kelenjar toroksin.

F. Kobalt (Co) : Mineral ini berfungsi dalam pembentukan asam nukleat bersama dengan vitamin B12

G. Tembaga (Cu) : Kekurangan Cu menganggu pembentukan tulang dan pigmentasi pada bulu-bulu yang berwarna.

H. Natrium dan Klor : Bersama sama dengan kalium, natriuum berfungsi sebagai homeostatik (manjaga tekanan dan keseimbangan asam basa), mengontrol pergerakan zat-zat makanan ke dalam sel, serta mengatur metabolisme dasar.

(37)

37

I. Mangan (Mn) : Kekurangan Mn menyebabkan perosis, yaitu pertumbuhan tulang abnormal. Sumber Mn yaitu makanan hijau dan makanan yang berasal dari hewan. J. Vitamin, berfungsi sebagai zat pengatur dalam tubuh. Peranannya antara lain

mempertahankan kesehatan tubuh dan meningkatkan produki. Vitamin dikelompokan menjadi vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak antara lain vitamin A, D, E, K.

a. Vitamin A berfungsi dalam metaabolisme seluler dan esensial untuk jaringan epitel normal yang melapisi saluran pencernaan, pernafasan, dan reproduksi. Sumber vitamin A adalah minyak ikan, susu, dan hati. Bahan vitamin A terdapat pada sayuran hijau dan jagung kuning.

b. Vitamin D sangat penting dalam metabolisme kalsium dan fosfor. Peranannya antara lain pembentukan tulang dan kulit telur

c. Vitamin E sangat pentuk untuk proses reproduksi, antioksidan, daya tetas telur, dan efektifitas dari inti sel. Sumber vitamin ini adalah kecambah, padi-padian, kacang-kacangan,dan susu. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan dalam fertilitas, pertumbuhan anak ayam yang lambat, dan gangguan otak yang menyababkan gila pada ayam.

d. Vitamin K berfungsi dalam proese pembekuan darah. Sumber vitamin K meliputi hampir semua bahan makanan ayam terutama tepung ikan dan hijauan.

Vitamin yang larut dalam air meliputi :

a. Vitamin B1 (tiamin) fungsinya merangsang nafsu makan dan memelihara susunana syaraf.

b. Vitamin B2 (Riboflavin) membantu sel dalam metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Berperan juga dalam proses produksi, pertumbuhan embrio dan daya tetas. Sumber vitamin B2 yaitu jagung, jagung bekatul kacang tanah, hijauan dan ragi.

c. Vitamin B6 (Piridoksin) berfungsi merangsang nafsu makan, memacu pertumbuhan ayam membantu proses perubahan asam amino triptofan menjadi niasin. Sumber vitamin B6 yaitu susu, tepung ikan, padi-padian, hijauan dan ragi.

d. Vitamin B12 (Cyanocobalamin) berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan dan membantu proses pembekuan darah

(38)

38

e. Vitamin C (Asam askorbat) dapat diproduksi oleh tubuh ayam melalui sintesis endogen dan sintesis pada ginjal. Vitamin C dapat digunakan untuk mengurangi stress (Rahayu,2011)

Konsentrasi jenis pakan pakan ayam dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut : Jenis pakan Ukuran (Gram) Konsentrasi/kadar (%)

Katul 400 40

Jagung 200 20

Daun papaya 300 30

Kosentrat 100 10

Jumlah 1000 100%

Tabel 2.1 konsentrasi jenis pakan ayam

Komsumsi Pakan Dan Berat Ayam Standar dapat dilihat sebagai berikut : Umur

(minggu)

Konsumsi pakan (g) Berat badan (g/ekor) Minggu Hari 1 50 7 80 2 90 13 120 3 160 23 210 4 260 37 280 5 260 37 350 6 290 41 460 7 340 49 520 8 390 56 590 9 440 63 640

(39)

39

10 480 69 700

11 530 76 760

≥12 590 84 810

Tabel 2.2Konsumsi Pakan dan Berat Ayam Standar

(40)

40

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Populsi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011).

Populasi penelitian ini adalah tanaman jagung (Zea mays L) dan anak ayam.

3.1.2 Sampel Dan Metode Penarikan Sampel

1) Sampel penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011).

Sampel penelitian ini adalah tongkol jagung (Zea mays L.) yang didapat dari cirebon dan anak ayam (Mus musculus).

2) Penarikan Sampel Penelitian

Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak atau random sampling.

3.1.3 Variabel dan Operasional Variabel A. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mampu mempunyai bermacam-macam nilai (M.Nazir, 1983).

Adapun jenis-jenis variabel adalah sebagai berikut: 1) Variabel bebas

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011).

Variabel bebas penelitian ini adalah infusa tongkol jagung (Zea mays L) dengan konsentrasi 10%, 20%, 30% dengan pelarut aquadest.

2) Variabel Terikat

Variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011).

Variabel terikat pada penelitian ini adalah bertambahnya nafsu makan pada anak ayam yang ditandai dengan bertambahnya berat badan.

(41)

41 3) Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh kontrol variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor yang tidak diteliti (Sugiyono, 2011).

Variabel kontrol penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu, kontrol positif dan kontrol negatif. Variabel kontrol positif digunakan sebagai pembanding adalah curvit sirup dan variabel kontrol negatif yang digunakan adalah aquadest

B. Operasional Varibel Penelitian

Operasional variabel penelitian dapan dilihat pada bagan 3.1 sebagai berikut :

Bagan 3.1 Operasional Variabel

Keterangan:

Uji Efektivitas infusa tongkol jagung : X1 = infusa tongkol jagung 10%

X2 = infusa tongkol jagung 20%

X3 = infusa tongkol jagung 30%

K+ = Curvit sirup K- = aquadest

Y = efek penambah nafsu makan pada anak ayam

3.2 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research).Penelitian ekperimen adalah suatu penelitian dengan melakukan

X1 K+ K- X2 Y X3

(42)

42

percobaan (experiment) yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut.Ciri khusus dari penelitian eksperimen adalah adanya percobaan atau trial atau intervensi.Percobaan itu berupa perlakuan atau intervensi terhadap suatu variabel.Dari perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap suatu variabel.Dari perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variabel yang lain (Notoatmodjo, 2012).

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian dapat dilihat pada bagan 3.2 sebagai berikut :

Bagan 3.2 Desain Penelitian

3.4 Alat dan Bahan Penelitian 3.4.1 Alat-alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1 Alat-alat Penelitian

No Alat No Alat

Kesimpulan Analisis data

Data hasil Uji efektivitas amara

Pembuatan infusa tongkol jagung Dengan konsentrasi (10%, , 20%, 30%)

Pembuatan simplisia Pengumpulan bahan Determinasi tanaman jagung

(43)

43

1 Panci infusa 9 Kaki tiga

2 Kain flanel 10 Spiritus

3 Batang Pengaduk 11 Kassa asbes

4 Corong 12 Ball Pipet

5 Beaker glass 13 Kandang ayam

6 Gunting 14 Sarung tangan

7 Gelas Ukur 15 Termometer

8 Pipet 16 Sonde

3.4.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Bahan-bahan Penelitian

No Bahan

1 Aquadest

2 serbuk tongkol

jagung

3 Curvit sirup

4 Anak ayam boiler

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Determinasi Tanaman Jagung (Zea Mays L)

Determinasi Tanaman Jagung (Zea Mays L.) dilakukan di Sekolah Tinggi Farmasi Yayasan Imam BonjolCirebon dengan menggunakan Buku Flora.

3.5.2 Pengumpulan Bahan

Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tanaman Jagung (Zea Mays L.) yang diambil dari daerah Subang.

(44)

44

3.5.3 Pembuatan Simplisia

Menurut (Nuriayu, D, 2013) langkah awal pembuatan simplisia adalah sebagai berikut:

1) Pengumpulan bahan baku

2) Sortasi basah bertujuan memisahkan kotoran yang masih tersisa. 3) pencucian

4) Perajangan dengan mengiris tipis.

5) Pengeringan dengan cara alami menggunakan sinar matahari secara tidak langsung. 6) Sortasi kering memisahkan bahan-bahan asing yang masih tersisa.

7) Penyimpanan.

3.5.4 Pembuatan infusa tongkol jagung

1) Timbang simplisia tongkol jagung (Zea mays L) sebanyak 10 gram (kosentrasi 10%), 20 gram (konsentrasi 20%), 30 gram (konsentrasi 30%)

2) Kemudian, masukan simplisia tonggkol jagung (Zea mays L) kedalam panci infusa dan tambahkan 100 ml aquadest

3) Panaskan diatas penagas air selama 15 menit terhitung suhu mulai mencapai 900C sambil sesekali diaduk.

4) Setelah 15 menit, serkai selagi panas melali kain flanel dan tampung dalam beacker glass.

5) Jika volume kurang dari 100 ml. Maka tambahkan air panas hingga mencapai 100 ml melalui ampas pada kain flanel.

3.5.5 Konversi dosis infusa tongkol jagung

Menurut percobaan yang sudah dilakukan di lingkungan konsentrasi yang efektif tongkol jagung adalah konsentrasi 70% dengan menggunakan hewan uji domba. Setelah di konversikan maka didapat konsentrasi 20%. Maka konsentrasi yang diambil 10%, 20%, 30%. Dengan dua kali pemberian masing-masing konsentrasi yaitu pagi 3ml sore 3ml.

3.5.6 Penyipan Hewan Uji

Sebelum penelitian Uji Efektifitas Peningkatan Berat Badan Anak Ayam Infusa Tongkol Jagung (Zea Mays L) dilakukan, hewan uji yaitu ayam boiler ditempatkan di lahan pengujian sejak umur 1 hari, sebagai proses adaptasi yang di lakukan sampai berumur 1 minggu. ayam yang di uji cobakan dibagi 5 kelompok dan masing- masing kelompok terdiri atas 5 ekor ayam.`

(45)

45

3.5.7 Pengujian Efektivitas Infusa tongkol jagung Sebagai Amara Pada Anak Ayam

1) Sediakan anak ayam boiler dalam keadaan sehat dan tidak cacat sebanyak 25 ekor usia starter ± 1 hari

2) Tempatkan hewan uji di lahan uji (kandang) sampai berusia 1 minggu untuk beradaptasi.

3) Timbang berat ayam yang di pilih dengan ukuran berat badan sesuai standar ± 52 g sebanyak 25 ekor.

4) Bagi 25 ekor ayam 5 kelompok (X1, X2, X3, K+, K-) masing- masing kelompok terdiri dari 5 ekor ayam

5) Berikan perlakuan secara oral infusa tongkol jagung .

6) kelompok X1 diberikan infusa tongkol jagung dengan konsentrasi 10% dan kelompok X2 diberikan infusa tongkol jagung dengan konsentrasi 20%, kelompok X3 diberikan infusa tongkol jagung dengan konsentrasi 30%, Kelompok K+ di berikan perlakuan secara oral sirup penambah nafsu makan (curvut sirup), dan kelompok K-diberikan secara oral aquadest.

7) Berikan label kelompok menggunakan karton pada setiap kelompok kandang, dan tandai dengan nomor pada kaki hewan ujiuntuk membedakan setiap kelompok.

8) Respon diamati setiap hari selama 21 hari. Perameter yang di amati meliputi kanaikan berat badan ayam, dan jumlah pakan setelah diberi perlakuan

9) Lakukan pengumpulan data

10) Kemudian data yang diperoleh dianalisis dan dilakukan penarikan kesimpulan

3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan berdasarkan hasil pengamatan langsung terhadap objek yang dyang dilakukan dalam penelitian uji efektivitas infusa serbuk tongkol jagung melalui parameter kenaiakn rata-rata berat badan dalam mengukur peningkatan nafsu makan (amara) setelah di beri perlakuan.

3.6.2 Analisis Data

Teknik analisi data yang di lakukan pada penelitian ini adalah rancangan kelompok melalui pendekatan eksperimental dengan pengujian hipotesis menggunakan teknik

(46)

46

Kruskal Wallis Dan Mann Whitney untuk menguji efektivitas konsentrasi infusa serbuk tongkol jagungsebagai peningkatan berat badan pada anak ayam.

3.7 Format Data Hasil Pengamatan

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancang Acak Lengkap (RAL). Eksperimen dilakukan terhadap hewan anak ayam sebanyak 50 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu Infusa tongkol jagung (Zea maysL.) dengan konsentrasi 10%, Infusa tongkol jagung (Zea maysL.) dengan konsentrasi 20%, Infusa tongkol jagung (Zea maysL.) dengan konsentrasi 30%, Curvit sirup sebagai kontrol positif dan aquadest sebagai kontrol Negatif.

(47)

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman jagung (Zea mays L) bertujuan untuk memastikan kebenaran tumbuhan yang akan digunakan sebagai bahan uji dalam penelitian. Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium STF YPIB Cierebon, dengan cara mencocokan ciri morfologi yang ada pada tanaman jagung (Zea mays L) terhadap kepustakaan yaitu dengan menggunakan buku flora C.G.G.J. Van Steenis. Hasil determinasi tanaman dapat dilihat pada lampiran 2.

4.1.2 Data Hasil Pengamatan kenaikan Berat Badan Ayam

Data hasil pengamtan kanaikan berat badan ayam didapat dengan

menimbang satu per satu ayam setiap satu minggu sekali selama 21 hari. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan kenaikan Berat Badan Ayam

(48)

48 uji Awal (1 minggu) (g) minggu (g) 2 minggu 3 minggu 4 minggu X1 (Infusa 10%) 1 51,7 59,4 65,7 72,2 2 51,5 58,1 64,7 72,7 3 51,5 59,4 65,2 72,5 4 51,5 59,4 65,5 73,2 5 51,4 58,5 64,9 72,5 Rata-rata 51,5 58,9 65,2 72,6 X2 (Infusa 20%) 1 51,5 60,7 66.9 74,5 2 51,7 61,7 66,9 75,4 3 51,7 60,5 67,2 74,6 4 51,6 60,1 66,8 75,2 5 51,4 60,5 67,4 74,6 Rata-rata 51,6 60,7 67 74,9 X3 (Infusa 30%) 1 51,6 62,3 69,1 80,3 2 51,5 61,7 70,5 79,7 3 51,6 63,4 76,6 81,5 4 51,7 62,9 76,9 82,2 5 51,6 62,5 75,7 81,7 Rata-rata 51,6 62,6 73,8 81,1

(49)

49 K+ (Curvit sirup) 1 51,5 67,7 80,2 92,2 2 51,5 68,1 79,3 91.,2 3 51,7 67,6 79,5 89,2 4 51,6 66,8 78,9 91,5 5 51,6 66,3 79,7 92,7 Rata-rata 51,6 67,3 79,5 91,4 K- (aquadest) 1 51,6 59,1 63,7 70,4 2 51,5 58,5 62,7 71,3 3 51,6 58,5 62,5 69,9 4 51.6 54,6 62,8 68,7 5 51,6 58,6 62,5 70,3 Rata –rata 51,6 57,9 62,8 70,1

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hewan yang diujikan yaitu hewan ayam boiler sebanyak 25 ekor terbagi dalam 5 kelompok percobaan masing-masing sebanyak 5 ekor, diantaranya 5 kelompok perlakuan yaitu infusa tongkol jagung dengan konsentrasi 10%, infusa tongkol jagung dengan konsentrasi 20%, infusa tongkol jagung dengan konsentrasi 30%, curvit sirup, dan aquadest.

Data hasil pengamatan uji efektivitas secara umum kenaikan berat badan ayam paling banyak terjadi pada penimbangan minggu ke-3 yang terjadi pada semua kelompok ayam, kecuali kelompok ayan K-. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik hasil 4.1 sebagai berikut :

Gambar

Gambar tanaman jagung (Zea mays L) dan tongkol jagung dapat dilihat pada gambar  2.1 sebagai  berikut :
Gambar 2.2 Ayam Boiler/Pedaging  (Ferry Tamalluddin. 2014)
Gambar 2.3 Anak Ayam Kampung
Tabel 2.1 konsentrasi jenis pakan ayam
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Terlihat dari media Cetak atau Elektronika Keputusan Pengadilan yg dijatuhkan dirasa tidak sesuai dengan Tujuan Hukum untuk Kejahatan yg mengundang Perhatian Masyarakat

Meskipun keuntungan finansial yang diperoleh tidak begitu besar, dengan cara seperti ini para komikus underground sebagai seniman komik sedikit demi sedikit mulai

+eralaan yang se/ara l!as dienal seagai ool eyden... Da+a menyim+an dan mengosongan

Evaluasi kondisi eksisting dilakukan dengan membandingan hasil perhitungan debit eksisting dan debit limpasan air hujan. Kedua nilai tersebut dibandingkan untuk

Dari beberapa penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan Nina dkk (2014) dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Kualitas Layanan dan Kepuasan Pelanggan terhadap

Sumber : UEK-SP Sidomulyo, 2014 Tujuan didirikannya Usaha Ekonomi Kelurahan Simpan Pinjam (UEK-SP) ini adalah sebagai tindak lanjut dari kebijakan dan Program

Merupakan saldo persediaan barang dagangan per 30 Nopember 2008 dengan rincian sebagai berikut:. Nama Item Qty Harga/Unit Total Harga

maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Komunikasi dengan Kinerja pada Karyawan Dinas Kebersihan DKI Jakarta di Jakarta.. Uji