TUGAS
KEUANGAN INTERNASIONAL
Disusun oleh Kelompok 7 :
Elva Megarani
025130042
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat dan perkenan-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Keuangan Internasional
ini dapat diselesaikan sesuai dengan harapan. Makalah ini dibuat
dengan materi yang telah diberika oleh dosen pembimbing yaitu
mengenai “RISK EXPOSURE ON FOREIGN EXCHANGE” yang dimana
terdapat 3 pembahasan yaitu :
1. Type of Risk Exposure
2. The Case of Corporate Risk Exposure
3. The Case of Banking Risk Exposure
Makalah ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas dan
memperdalam pemahaman masalah Risiko Eksposure Kurs.
Secara garis besar makalah ini kami rangkum degan sebaik
mungkin,ari berbagai sumber terpercaya. Dan kami harapkn
makalah ini dapat dijadikan sarana pengetahuan bagi seluruh
lapisan masyarakat.
Kami menyadari bahwa masih kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca
untuk memberikan kritk dan sarana yang bersifat
membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan yang kami
buat dalam makalah ini.
Jakarta,November 2014
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...i
Daftar isi...ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...iii
1.2 Rumusan Masalah...iiii
1.3 Tujuan dan Manfaat...iiiii
Bab 2 Pembahasan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Eksposure Risiko Kurs
Resiko nilai tukar adalah resiko yang diakibatkan karena adanya perubahan nilai tukar mata uang asing. Pada umumnya, transaksi-transaksi bisnis yang berhubungan dengan mata uang asing (valuta asing) biasanya akan menghadapi masalah perubahan nilai kurs mata uang tersebut.
Kurs adalah nilai suatu mata uang relati terhadap mata uang lainnya. Mata uang suatu negara merupakan cerminan kondisi ekonomi suatu negara. Apabila perekonomian suatu negara membaik, maka mata uang negara tersebut akan menguat terhadap mata uang negara lain. Jika suatu negara menetapkan kurs mata uangnya terhadap mata uang lain, maka perubahan kurs tdak lagi terjadi melalui mekanisme pasar.
Pada sistem kurs bebas, apabila mata uang menguat disebut dengan apresiasi dan jika mata uang melemah disebut depresiasi. Sedangkan pada sistem kurs tetap, apabila mata uang menguat disebut revaluasi dan jika mata uang melemah disebut devaluasi.
Berikut akan disajikan contoh perhitungan apresiasi dan depresiasi mata uang rupiah (Rp) terhadap Dolar ($).
Keterangan
Rupiah melemah terhadap $
Rupiah menguat terhadap $ Kurs awal tahun
Rp. 9000
Rp. 9000
Kurs akhir tahun
Rp. 7000
Persentase pelemahan/penguatan $ terhadap Rp
(11000-9000)/(9000) x 100% = 22.22%
(7000-9000)/(9000) x 100 % = -22.22%
Persentase pelemahan/penguatan Rp terhadap $
(9000-11000)/(11000) x 100% = -18.18%
(9000-7000)/(7000) x 100 % = 28.57%
Penjelasan :
Pada kolom kedua, disajikan situasi Rupiah melemah dari Rp. 9000/$ pada awal tahun menjadi Rp 11000/$ pada akhir tahun. Berart dolar mengalami apresiasi terhadap rupiah sebesar 22,22%. Apabila dipandang dari sudut rupiah, berart Rupiah mengalami depresiasi terhadap dolar sebesar 18,18%. Sedangkan pada kolom ketga, disajikan bahwa pada awal tahun rupiah menguat dari Rp. 9000/$ menjadi Rp. 7000/$ pada akhir tahun. Berart dolar mengalami depresiasi terhadap rupiah sebesar 22.22% dan dari sudut pandang rupiah, berart rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar sebesar 28.57%
B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perubahan Kurs
1. Perbedaan Infasi
et / e0 = (1+ih)t / (1+ii)t
keterangan :
et = kurs pada priode t e0 = kurs pada awal priode
ih = infasi yang terjadi pada negara domestc (home) ii = infasi yang terjadi pada negara asing
t = waktu
contoh :
kurs awal adalah Rp.10000$. Infasi di Indonesia 20% dan Amerika Serikat 5%. Kurs Rp/$ satu tahun mendatang menurut rumus di atas adalah :
e1 = 10000 (1+0,2)1/(1+0,05)1 = Rp. 11.429/$
Dari hasil ini dapat diketahui bahwa kurs di akhir tahun adalah Rp. 11.429/$ dan berart rupiah mengalami depresiasi terhadap Dolar ($).
2. Perbedaan Tingkat Bunga Tingkat bunga ada 2 yaitu : a. Tingkat bunga nominal
Yaitu tngkat bunga yang bisa diobservasi. Misalnya jika ada iniormasi tngkat bunga deposito sebesar 14% perrtahun maka itu merupakan tngkat bunga nominal. Negara yang tngkat bunga nominalnya tnggi maka mata uangnya cendrung mengalami depresiasi. Hal ini dijelaskan melalui persamaan kondisi paritas internatonal fisher efect sepert berikut ini:
et / e0 = (1 + rh)t / (1 + ri)t Keterangan :
e0 = kurs pada awal priode
rh = tngkat bunga nominal di negara domestc (home) ri = tngkat bunga nominal pada negara asing
t = waktu
contoh : kurs awal adalah Rp.10000$. Infasi di Indonesia 20% dan Amerika Serikat 5%. Kurs Rp/$ satu tahun mendatang menurut rumus di atas adalah
e1 = 10000 (1+0,2)1/(1+0,05)1 = Rp. 11.429/$
Berart menurut prediksi internatonal fisher efect rupiah melemah menjadi Rp. 11.429/$
b. Tingkat bunga riil
yaitu tngkat bunga yang tdak dapat diobservasi secara langsung. Tingkat bunga riil berpengaruh positi terhadap nilai mata uang. Negara yang mempunyai tngkat bunga riil biasanya mata uang negara tersebut akan cendrung menguat karena uang akan mengalir ke negara dengan tngkat keuntungan yang lebih tnggi. Tingkat bunga riil dapat dihitung secara tdak langsung dengan persamaan :
(1 + R) = (1 + a) (1 + i)
Keterangan : R = tngkat bunga nominal a = tngkat bunga riil i = infasi
persamaan tersebut disederhanakan menjadi :
R = a + i
3. Independensi bank sentral
Independensi adalah kemampuan bertahan dari tekanan (biasanya) pemerintah yang sedang berkuasa. Misalnya untuk mengatasi masalah pengangguran. Secara pintas adalah dengan menambah jumlah uang yang beredar sehingga akan menimbulkan infasi. Jika tngkat infasi lebih tnggi dari pada pertumbuhan ekonomi maka pertumbuhan ekonomi riil negara tersebut akan negati . Negara yang mempunyai bank Sentral yang independen akan bertahan terhadap tekanan dan bisa mengendalikan infasi sehingga mata uang negara tersebut cendrung menguat. Sebaliknya, negara yang mempunyai bank sentral yang kurang independen akan mudah ditekan dan mendorong terjadi infasi sehingga menurunkan mata uang negara tersebut.
4. Pertumbuhan Ekonomi
Investor akan tertarik untuk menanamkan modalnya di negara yang memiliki tngkat pertumbuhan ekonomi yang tnggi, sehingga menyebabkan naiknya permintaan terhadap mata uang negara tersebut. Dengan tngginya permintaan terhadap mata uang itu maka nilai dari mata uang tersebut akan meningkat.
5. Ekspektasi
Mata uang bisa dilihat sebagai sekuritas sehingga bisa digunakan sebagai alat investasi. Pengaharapan masa mendatang cukup menentukan nilai suatu sekuritas. Jika pengharapan terhadap suatu mata uang positi, maka mata uang negara tersebut akan menguat dan begitu sebaliknya.
Berikut ini adalah ringkasan mengenai pengaruh iaktor-iaktor tersebut terhadap kurs.
Faktor
Pengaruh terhadap kurs Infasi tnggi
Tingkat bunga nominal tnggi
Depresiasi
Tingkat bunga riil tnggi
Apresiasi
Pertumbuhan ekonomi tnggi
Apresiasi
Independensi bank sentral tnggi
Apresiasi
Ekspektasi positi (negati)
Apresiasi (Depresiasi)
C. Eksposur Terhadap Perubahan Kurs
Ada 3 eksposur yang dihadapi oleh perusahaan yang berhubungan dengan perubahan kurs yaitu :
1. Eksposur transaksi 2. Eksposur akuntansi 3. Eksposur operasi
1. Eksposur Transaksi
banyak. Sebaliknya jika kurs Rp/$ menguat pada 3 bulan mendatang, maka importr tersebut akan memperoleh keuntungan.
Jadi, apabila nilai rupiah melemah, maka importr akan mengalami kerugian, semakin besar pelemahannya, maka semakin besar kerugian yang diderita. Akan tetapi apabila nilai rupiah menguat maka importr tersebut akan memeperoleh keuntungan karena menyediakan rupiah dalam jumlah yang lebih sedikit.
Dari sisi eksportr, jika rupiah melemah, maka eksportr akan memperoleh keuntungan karena memperoleh banyak rupiah. Sebaliknya apabila rupiah menguat, eksportr tersebut akan mengalami kerugian karena memperoleh rupiah dalam jumlah yang lebih sedikit.
2. Eksposur Akuntansi
Eksposur akuntansi terjadi karena laporan keuangan dengan mata uang tertentu kemudian dikonversikan kelaporan keuangan dengan mata uang lain, rentan terhadap perubahan kurs. Dengan adanya perubahan kurs, maka proses konversi tersebut bisa menghasilkan
keuntungan ataupun kerugian. Misalnya suatu perusahaan multnasional Jepang memiliki anak perusahaan di Indonesia, berikut neraca anak perusahaan pada awal tahun :
Dalam Rp.
Awal tahun (¥) Kurs = Rp. 80/¥
Akhir tahun (¥) Kurs = Rp.100/¥ Kas
1.000.000
12.500
10.000
2.000.000
25.000
20.000 Persediaan
2.000.000
25.000
20.000 Aktva tetap
5.000.000
62.500
50.000 Total Aset
10.000.000
125.000
100.000
Hutang dagang
25.000
20.000
Hutang jangka panjang
2.000.000
25.000
20.000 Modal saham
6.000.000
75.000
60.000 Total pasiva
10.000.000
125.000
100.000
Total aset adalah Rp.10.000.000. Karena perusahaan ini adalah perusahaan Jepang, maka harus dikonversikan ke dalam ¥ jepang. Misalkan pada awal tahun kurs adalah Rp 80/¥. Maka akan terlihat bahwa total aset ¥125.000 dan modal saham ¥ 75.000.
saham menunjukan perusahaan mengalami kerugian sehingga modal sahamnya berkurang nilainya. Namun nilai ekonomis perusahaan tetap sama antara awal tahun dan akhir tahun karena kerugian ini semata-mata disebabkan oleh perubahan kurs bukan karena perubahan nilai ekonomis.
3. Eksposur Operasi
yaitu operasi perusahaan yang rentan terhadap perubahan kurs. Misalnya, Jepang menjual sepeda motor Honda ke Indonesia. Jika nilai Yen menguat terhadap Rupiah, maka harga sepeda motor Honda di Indonesia menjadi lebih mahal dibanding sebelumnya. Sehingga terjadi penurunan daya saing sepeda motor Honda di Indonesia .
Harga Honda (dalam ¥)
Harga Honda (dalam Rp) Kurs = ¥ 0.0125/Rp
Harga Honda (dalam Rp) Kurs = ¥ 0.01/Rp
100.000
Rp. 8.000.000
Rp. 10.000.000
Misalkan harga sepeda motor tersebut adalah ¥ 100.000. jika kurs yen/Rp adalah
Honda dari penjualan di pasar Indonesia, sedangkan Honda tetap melakukan pengeluaran input dan tenaga kerja. Maka operasi Honda akan terganggu karena pemasukan menjadi lebih sedikit dengan pengeluaran yang tetap sama.
4. Eksposur Ekonomi
Yaitu nilai perusahaan yang rentan terhadap perubahan kurs.
Eksposur ekonomi = eksposur operasi + eksposur transaksi
Berhubungan dengan contoh diatas, karena penjualan Honda terus berkurang,
mengakibatkan turunnya aliran kas Honda. Menurunnya aliran kas menyebabkan harga saham Honda akan turun. Dengan demikian berart harga saham Honda rentan terhadap perubahan kurs.
D. Manajemen Perubahan Kurs
1. Manajemen Eksposur Transaksi
a) Derivati
Misalkan importr Indonesia melakukan transaksi pembelian dari eksportr Amerika Serikat. Dalam hal ini importr membayar $1 juta untuk 3 bulan mendatang. Keadaan ini sangat rentan terhadap perubahan kurs, apabila rupiah melemah maka ia akan menderita kerugian. Oleh karena itu dilakukan hedging dengan derivati dan instrumen money-market.
Importr membutuhkan dolar untuk 3 bulan mendatang, sehingga disebut short $. Apabila rupiah melemah, maka pemegang Short $ akan mengalami kerugian dan sebaliknya. Sebagai hedge-nya, importr bisa membeli 3 bulan $ iorward. Sedangkan jika kurs rupiah melemah, maka pemegang posisi long $ akan memeperoleh keuntungan dan ia akan rugi di posisi spot-nya.
Hedging dengan money-market instrument dapat dilakukan apabila instrument derivati tdak ada. Contoh : seorang eksportr Indonesia akan memperoleh $1 juta pada 3 bulan mendatang. Keadaan ini tentu tdak terlepas dari resiko perubahan kurs, sehingga untuk menghilangkan resiko tersebut dapat dilakukan hedging sebagai berikut :
· Misalkan tngkat bunga dalam $ untuk 3 bulan mendatang adalah 5 % · T=0 (sekarang) à pinjam sebesar $1 juta / (1,05) = $ 952.381.
Dikonversikan ke rupiah dengan kurs spot Rp. 10.000/$, untuk memperoleh rupiah sekitar Rp. 9,52 M
· T=3 (3 bulan) à memperoleh $1 juta
Kas tersebut digunakan untuk melunasi hutangnya sehingga ia membayar sebesar $ 952.381 x (1,05) = $ 1 juta.
Ketka ia mengkonversikan $ ke rupiah, maka ia sudah terbebas dari resiko perubahan kurs. Apapun yang akan terjadi dengan kurs Rp/$ 3 bulan mendatang, tdak akan berpengaruh terhadap posisinya karena ia sudah menerima Rp. 9,52 M.
c) Risk shifing
Yaitu pengalihan/penggeseran resiko perubahan kurs dari produsen ke konsumen atau dari konsumen ke produsen. Apabila posisi tawar menawar perusahaan lebih kuat dibandingkan dengan konsumen (misal satu-satunya penjual atau semua penjual juga mengimpor produk dari luar negri), berart resiko telah digeser dari produsen ke konsumen. Sebaliknya apabila posisi konsumen lebih kuat dibanding produsen maka resiko dapat dialihkan dari konsumen ke produsen.
d) Netng Exposure
Cara ini dilakukan dengan menggabungkan eksposur yang berlawanan sehingga eksposur bersihnya adalah nol. Misalnya seseorang meminjam Dolar sekaligus menjual produk ke luar negri (ekspor), maka orang tersebut mempunyai dolar (long dolar) dan di sisi lain
membutuhkan dolar (short dolar). Gabungan antara kedua keadaan tersebut akan menhasilkan eksposur bersih nol (atau kecil)
2. Manajemen Eksposur Akuntansi
Eksposur akuntansi terjadi jika perusahaan multnasional mengkonversikan laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Proses konversi tersebut akan
dilakukan dengan menyesuaikan aset dan kewajiban tergantung prediksi kurs di masa mendatang.
Apabila kurs melemah, maka sebaiknya aset dikurangi dan kewajiban ditambah. Sebaliknya apabila kurs menguat maka aset ditambah dan kewajiban dikurangi. Namun cara sepert ini tdak sepenuhnya dapat menghilangkan resiko karena kita harus menebak kemana arah pergerakan kurs, jika tebakan salah maka kita akan menderita kerugian.
Alternati lain adalah dengan menggunakan derivati untuk mencegah kerugian akibat perubahan kurs. Misalkan perusahaan Amerika serikat mempunya anak perusahaan di Indonesia dan memiliki situasi sepert berikut ini :
Dalam Rp.
Awal tahun ($) Kurs = Rp. 5000/$
Akhir tahun ($) Kurs = Rp.10.000/$ Kas
1.000.000
200
100
Piutang Dagang
2.000.000
200
Persediaan
2.000.000
400
200
Aktva tetap
5.000.000
1.000
500 Total Aset
10.000.000
2.000
1.000
Hutang dagang
2.000.000
400
200
2.000.000
400
200
Modal saham
6.000.000
1.200
600
Total pasiva
10.000.000
2.000
1.000
Jika kurs rupiah melemah dari Rp. 5.000/$ menjadi Rp 10.000/$ maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Hedging yang bisa dilakukan adalah dengan menjual rupiah iorward. Apabila perusahaan bisa mendapatkan partner yang bersedia menjual dolar iorward 1 tahun dengan kurs Rp. 5000/$, maka perusahaan tersebut akan menjual rupiah iorward seharga Rp. 6 juta dengan kurs Rp. 5000/$. Tahun depan nilai modal saham dalam dolar adalah $1.200, karena perusahaan bisa menjual rupiah dengan kurs Rp. 5000/$ meskipun kurs spot-nya saat ini adalah Rp. 10.000/$.
Eksposur operasi terjadi karena perubahan kurs yang mengakibatkan terganggunya operasi perusahaan. Manajemen eksposur operasi dapat dilakukan dengan cara :
a) Jangka Pendek
Yaitu dengan memaniaatkan situasi perubahan kurs untuk kepentngan perusahaan. b) Jangka Panjang
Yaitu dengan mengurangi sensitvitas operasi perusahaan terhadap perubahan kurs. Pengurangan sensitvitas tersebut dapat dilakukan dengan cara sepert berikut ini : ü Aspek Pemasaran, perusahaan harus membuat sensitvitas konsumen terhadap kurs menjadi berkurang , misalnya dengan melakukan diirensiasi terhadap produknya agar menarik konsumen untuk membeli.
ü Mendiversifikasikan pasar luar negri, yaitu menjual produk-produk perusahaan ke berbagai negara di dunia
ü Aspek Produksi, yaitu dengan mendiversifikasikan inputnya dan memindahkan iasilitas produksinya
ü Aspek lain, contohnya apabila perusahaan jepang menjual produknya ke Amerika Serikat dan menerima $. Perusahaan tersebut bisa meminjam dalam $, sehingga eksposur
bersihnya adalah 0
MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL (EKSPOSUR TRANSAKSI)
MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL EKSPOSUR TRANSAKSI
Eksposur valuta asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan pembayaran dan/ atau menerima pendapatan dalam valuta asing. Eksposur valuta asing timbul karena kurs valuta asing selalu berubah. Ditinjau dari dampaknya, terdapat 3 macam eksposur valuta asing, yaitu eksposur transaksi, eksposur operasi, dan eksposur akuntansi.
Jenis – jenis Eksposur Valuta Asing
Perbedaan konseptual antara eksposur transaksi, operasi, dan akuntansi, yaitu :
Eksposur transaksi mengukur perubahan pada nilai transaksi karena terdapat perbedaan antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan saat transaksi diselesaikan/dipenuhi. Jadi eksposur ini berhubungan dengan transaksi-transaksi yang sudah ada, tetapi belum jatuh tempo. Eksposur transaksi akan mempengaruhi aliran kas jangka pendek perusahaan.
Eksposur operasi disebut juga eksposur ekonomis, eksposur kompetatif atau eksposur strategis yaitu mengukur perubahan nilai sekarang perusahaan yang disebabkan oleh adanya perubahan pada aliran kas operasi di masa yang akan datang, karena terjadi perubahan yang tak terantisipasi pada kurs valuta asing.
Eksposur transaksi dan eksposur operasi berhubungan dengan perubahan pada aliran kas perusahaan. Perbedaannya adalah dampak eksposur transaksi memiliki jangkauan waktu yang lebih pendek, karena hanya melibatkan transaksi-transaksi yang belum jatuh tempo. Sebaliknya, eksposur transaksi mengukur kemungkinan penyimpangan aliran kas dari yang diharapkan, baik aliran kas jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
Eksposur akuntansi disebut juga eksposur translasi yaitu tidak menimbulkan perubahan pada aliran kas riil perusahaan. Eksposur ini timbul pada saat sebuah MNC membuat laporan keuangan konsolidasi dari seluruh anak perusahaannya yang tersebar di berbagai negara.
Apakah Pemagaran Risiko (Hedging) Perlu Dilakukan
Perubahan kurs valuta asing sesungguhnya hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi aliran kas perusahaan. Ada faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi aliran kas perusahaan, seperti harga produk dan tingkat bunga.
Berdasarkan teori keuangan, tujuan manajemen adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan ditujukan oleh jumlah nilai sekarang dari seluruh aliran kas yang diharapkan di masa yang akan datang.
Manajemen valuta asing (melalui hedging) memang dapat mengurangi risiko penyebaran aliran kas, tetapi ia tidak memberikan tambahan tingkat keuntungan.
Mereka yang tidak setuju terhadap upaya hedging umumnya berpendapat bahwa :
1. Pemegang saham jauh lebih mampu mendiversifikasikan risiko mata uang (currency
risk) dibanding manajemen perusahaan.
2. Manajemen risiko mata uang tidak menambah nilai perusahaan.
3. Manajemen tidaklah lebih pintar dari pasar.
Sementara itu, para pakar yang setuju dengan upaya hedging, mengajukan argumen-argumen sebagai berikut :
2. Manajemen risiko mata uang memang tidak menambah nilai perusahaan secara langsung.
3. Apabila perusahaan tidak mempunyai perencanaan yang akurat atas aliran kasnya,
perusahaan akan lebih mudah terjebak dalam posisi keuangan yang sulit, karena tidak likuid. 4. Kondisi keseimbangan seringkali sulit terjadi karena ketidak-sempurnaan struktural dan
institusional, serta “kejutan-kejutan” eksternal (misal: krisis energi atau perang). Mengukur Eksposur Transaksi
Eksposur transaksi antara lain dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
1. Pembelian atau penjualan barang atau jasa secara kredit, dimana harga dinyatakan dalam
mata uang asing.
2. Pinjam-meminjam dana yang pelunasannya dinyatakan dalam mata uang asing.
Eksposur transaksi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu eksposur kuotasi, eksposur pra pemenuhan pesanan dan eksposur penagihan. Eksposur transaksi pertama kali timbul saat penjual menyatakan harga dalam mata uang asing dan menyampaikannya kepada calon pembeli, baik secara verbal atau tertulis. Pada saat pembeli memesan barang atau jasa, eksposur potensial berubah menjadi eksposur transaksi aktual. Eksposur transaksi berakhir saat pembayaran diterima penjual.
Manajemen Eksposur Transaksi Melalui Kontrak Hedging Valuta Asing
Eksposur transaksi dapat dikelola dengan melakukan kontrak hedging valuta asing atau menempuh strategi operasi tertentu. Kontrak hedging valuta asing bisa dilakukan di pasar forward, pasar futures, pasar uang, dan pasar opsi. Selain itu, upaya hedging juga dapat ditempuh dengan mengadakan kesepakatan swap. Kesepakatan swap yang sering digunakan adalah back-to-back loans,currency swaps dan credit swaps.
Melakukan Kesepakatan Swap
Swap valuta asing adalah kesepakatan antara dua pihak untuk memperlancarkan sejumlah tertentu dana dalam mata uang yang berbeda, dan selang setelah periode tertentu, mengembalikan dana yang diterima dalam jumlah yang sama. Beberapa jenis swap yang umum dilakukan untuk mengelola eksposur transaksi dan eksposur operasi adalah back-to-back loan atau disebut juga parallel loan, currency swap, dan credit swap.
Back-to-back atau parallel loans
Jenis swap ini melibatkan dua pihak di negara yang berbeda, yang sepakat untuk saling meminjam sejumlah dana dalam mata uang kedua negara, selama periode waktu tertentu. Pada akhir periode waktu yang disepakati, masing – masing pihak mengembalikan dana yang dipinjam. Setiap pihak yang terlibat dalam back-to-back loan dapat menetapkan syarat tambahan untuk mengantisipasi perubahan kurs yang tidak sebanding.
Currency swap
Credit swap
Credit swap adalah pertukaran mata uang antara perusahaan dan bank (seringkali bank sentral) asing, yang berlangsung selama kurun waktu tertentu. Credit swap sebenarnya telah dipraktikkan antara bank-bank umum, dan antara bank umum dan bank sentral, untuk memenuhi kebutuhan akan valuta asing. Daya tarik dari credit swap adalah kemampuannya untuk mengurangi kebutuhan guna membelanjai kegiatan dengan mata uang lemah dari sumber mata uang kuat.
Manajemen Eksposur Transaksi dengan Memodifikasi Strategi Operasi
Eksposur transaksi juga dapat dikelola dengan menempuh strategi operasi tertentu yang bisa menetup eksposur valuta asing. Dibandingkan dengan strategi sebelumnya (dengan kontrak), biaya strategi operasi relatif lebih tidak pasti. Pada suatu saat, operasi dapat menjadi kurang efisien atau menyimpang dari rencana. Pada saat lain, penelahaan yang lebih cermat terhadap prosedur operasi dapat memberikan hasil yang diharapkan.
Strategi yang banyak ditempuh untuk mengelola eksposur transaksi yaitu : Leads dan Lags : Menentukan Ulang Saat Transfer Dana
Leads Dan Lags Antar Perusahaan Independen
Leads dan Lags Antar Perusahaan-Perusahaan dalam Satu Induk
Reinvoicing Centers