BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis
4.3.2 Uji Outlier
Evaluasi terhadap multivariate outliers perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outlier bila sudah dikombinasikan. Multivariate outliers diuji menggunakan uji Mahalanobis Distance pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanobis Distance itu
Ferdinand 2002;102-103).Berikut ini hasil Uji Outlier
Tabel 7 : Uji Outlier Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value -.77 35.34 18.50 7.487 36 Std. Predicted Value -2.573 2.249 .000 1.000 36 Standard Error of Predicted
Value 1.591 6.158 3.016 1.277 36 Adjusted Predicted Value -12.25 36.73 17.74 9.009 36 Residual -13.857 18.339 .000 7.412 36 Std. Residual -1.731 2.291 .000 .926 36 Stud. Residual -1.787 3.264 .039 1.046 36 Deleted Residual -14.779 37.245 .757 9.837 36 Stud. Deleted Residual -1.859 3.997 .056 1.125 36 Mahal. Distance .410 19.731 4.861 5.085 36 Cook's Distance .000 1.831 .068 .303 36 Centered Leverage Value .012 .564 .139 .145 36
a. Dependent Variable: DATAKE Sumber : Lampiran 1
Terdapat outlier apabila Mahal. Distance Maximum > Prob. & Jumlah variabel [=CHIINV(0,001;5) : dicari melalui Excel] =20,515
-Tidak terdapat nilai Mahal. Distance Maximum 19,731 yang lebih KECIL dari 20,515
data ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diolah lebih lanjut.
4.3.3 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik ini perlu dilakukan untuk mngetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan betul – betul terbebas dari adanya gejala multikolinearitas, gejala auto korelasi dan gejala heterokedastisitas. Hasil pengujian disajikan sebagai berikut :
1. Uji Autokorelasi
Adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya).Jika data di atas
15
Catatan: Autokorelasi pada sebagian besar data time series. Deteksi Autokorelasi:
a. Besarnya Angka Durbin Watson
Patokan : Angka D-W di bawah –2 ada autokorelasi (positif)
Angka D-W di atas +2 ada autokorelasi (negatif) Angka Berada diantara –2 sampai +2 Tidak ada Autokorelasi
Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada
autokorelasi negatif dL dU 4 - dU 4 - dL 4 0 ada a ut o kore la si pos it if daerah keragu raguan ada a ut o kore la si ne ga ti f daerah keragu raguan
a. Koefisien determinasi berganda (R square) tinggi
b. Koefisien korelasi sederhananya tinggi.
c. Nilai F hitung tinggi (signifikan)
d. Tapi tak satupun (atau sedikit sekali) diantara variabel bebas yang
signifikan.
Tabel 8: Uji Autokorelasi
Sumber : lampiran 4 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .459a .211 .109 .926188 .692
a. Predictors: (Constant), PBV, PER, BVS, ROE b. Dependent Variable: RETURN SAHAM
dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan hasil bahwa nilai Durbin Watson sebesar 0,620 hal ini menunjukkan adanya gejala autokorelasi.(positif),
Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda yang diperoleh pada penelitian ini telah memenuhi asumsi klasiknya yaitu tidak memenuhi autokorelasi
2. Uji Multikolinieritas
Adanya korelasi variabel independen dalam regresi berganda.
Deteksi adanya Multikolinier :
a. Besarnya VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance
- Jika VIF melebihi angka 10, maka variabel tersebut
mengindikasikan adanya multikolinieritas. (Gujarati)
b. Nilai Eigenvalue mendekati 0 (Singgih Santoso)
c. Condition Index melebihi angka 15 (Singgih Santoso)
Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier berganda ini menyatakan bahwa hasil analisis penelitian ini menunjukkan tidak adanya gejala multikolinieritas pada semua variabel bebas dimana nilai VIF pada semua variabel (lebih kecil dari 10). Syarat terjadi
Tabel 9 : Uji Multikolinieritas
Sumber : Lampiran 2
3. Uji Heterokedastisitas
Varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain mempunyai varian yang berbeda. Jika sama namanya Homoskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mempunyai Heteroskedastisitas.
Deteksi Adanya Heteroskedastisitas :
a. Dari Scatter Plot Residual: jika ada pola tertentu (seperti titik-titik
/point-point yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar kemudian menyempit)
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) -.181 .309 -.587 .561 ROE .005 .010 .102 .535 .597 .703 1.423 PER -.002 .003 -.125 -.741 .464 .895 1.117 BVS 9.105E-6 .000 .027 .159 .875 .867 1.154 1 PBV .278 .140 .354 1.985 .056 .798 1.253
sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
c. Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan
variabel X. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus rank Spearman adalah :
rs = 1 – 6
N 1
N d 2 2 i
Keterangan :di = perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas ke-i
N = banyaknya data
Pengujian Heteroskedastisitas di sini menggunakankorelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dengan hasil analisis sbb:
Tabel 10 : Uji Heterokedastisitas Correlations ROE PER BVS PBV Unstandardized Residual Correlation Coefficient 1.000 -.347* .494** .538** -.094 Sig. (2-tailed) . .038 .002 .001 .585 ROE N 36 36 36 36 36 Correlation Coefficient -.347* 1.000 -.076 .290 .023 Sig. (2-tailed) .038 . .661 .086 .893 PER N 36 36 36 36 36 Correlation Coefficient .494** -.076 1.000 .343* -.004 Sig. (2-tailed) .002 .661 . .041 .982 BVS N 36 36 36 36 36 Correlation Coefficient .538** .290 .343* 1.000 -.111 Sig. (2-tailed) .001 .086 .041 . .520 PBV N 36 36 36 36 36 Correlation Coefficient -.094 .023 -.004 -.111 1.000 Sig. (2-tailed) .585 .893 .982 .520 . Spearman's rho Unstanda rdized Residual N 36 36 36 36 36
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel X1, X2, X3 dan X4, TIDAK mempunyai korelasi yang signifikan antara residual dengan variabel bebasnya,(nilai Sig lebih besar dari 0,05) maka hasil analisis ini dapat disimpulkan seluruh variabel penelitian tidak terjadi Heteroskedastisitas.
4.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda ini dilakukan untuk menghitung besarnya pengaruh antara variable bebas yang terdiri dari ROE, PER, BVS, dan PBV terhadap variable terikat yaitu Return Saham. Dari hasil analisis perhitungan computer menggunakan program SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut :
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) -.181 .309 -.587 .561 ROE .005 .010 .102 .535 .597 .703 1.423 PER -.002 .003 -.125 -.741 .464 .895 1.117 BVS 9.105E-6 .000 .027 .159 .875 .867 1.154 1 PBV .278 .140 .354 1.985 .056 .798 1.253
a. Dependent Variable: R.SAHAM
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat diketahui persamaan regresi linier berganda sebagai berikutnya :
Y = βo + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
Y = (-0,181) + 0,005 X1 - 0,002 X2 + 9,105E-6 X3 + 0,278 X4
Dari persamaan regresi linier berganda di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Konstanta
Artinya tanpa pengaruh dari variable bebas ROE (X1), PER (X2), BVS
(X3), dan PBV (X4), maka nilai Return Saham (Y) adalah sebesar ( 0.181)
b. Koefisien regresi Return on Equity (β1) = 0,005
Artinya jika Return on Equity (X1) mengalami kenaikan 1% maka Return
saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,005 satu satuan rupiah dengan
asumsi variable Return on Equity (X1), Price Earning Ratio (X2),
BookValue Per Share (X3), serta Price to Book Value (X4) tetap.
c. Koefisien regresi Price Earning Ratio (β2) = ( 0,002)
Artinya Price Earning Ratio (X2) mengalami penurunan 1% maka Return
saham akan mengalami penurunan sebesar (0,002) satu satuan rupiah
dengan asumsi variabel Return on Equity (X1), Price Earning Ratio (X2),
BookValue Per Share (X3), serta Price to Book Value (X4) tetap.
d. Koefisien regresi BookValue Per Share(β3) = 9,105E-6
Artinya BookValue Per Share (X3) mengalami kenaikan 1% maka Return
saham akan mengalami kenaikan 9,105E-6 satu satuan rupiah dengan
asumsi variable Return on Equity (X1), Price Earning Ratio (X2),
BookValue Per Share (X3), serta Price to Book Value (X4) tetap.
e. Koefisien regresi Price to Book Value(β4) = 0,278
Artinya Price to Book Value (X4) mengalami kenaikan 1% maka Return
Share (X3), serta Price to Book Value (X4) tetap.
4.3.5 Koefisien Determinasi ( R2 )
Koefisien korelasi berganda (R) = 0,459 yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independent (X1) , (X2), (X3) dan (X4)
dengan (Y) adalah lemah. Koefisien determinasi (R2) = 0,211 berarti
variable (Y) dipengaruhi oleh variabel independent (X1) , (X2), (X3) dan (X4) sebesar 21,10 persen sedang sisanya sebesar 78,90 persen dipengaruhi oleh variabel lain selain ketiga variabel independen dalam model tersebut. Tabel 12 : Koefisien Determinasi Model Summaryb Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .459a .211 .109 .926188 .692
a. Predictors: (Constant), PBV, PER, BVS, ROE b.Dependent Variable: R.SAHAM
4.3.6 Uji F
Tabel 13 : Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 7.093 4 1.773 2.067 .109a
Residual 26.593 31 .858
1
Total 33.685 35
a. Predictors: (Constant), PBV, PER, BVS, ROE b. Dependent Variable:
R.SAHAM
signifikansi (Sig) = 0,109 lebih besar dari 0,10, hal ini dapat disimpulkan jika penggunaan model regresi dalam penelitian ini adalah kurang tepat.
4.3.7 Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial masing –
masing variabel bebas ( Return on Equity, Price Earning Ratio, Book
Value PerShare, Price to Book Value) terhadap variabel terikat (Return
Saham). Pengujian ini dilakukan dengan uji dua arah dan menggunakan
tingkat signifikan 0,10 (10%) ; (df : 16) dengan nilai ttabel adalah sebesar =
2,120
Tabel 14 : Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) -.181 .309 -.587 .561 ROE .005 .010 .102 .535 .597 .703 1.423 PER -.002 .003 -.125 -.741 .464 .895 1.117 BVS 9.105E-6 .000 .027 .159 .875 .867 1.154 1 PBV .278 .140 .354 1.985 .056 .798 1.253
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) -.181 .309 -.587 .561 ROE .005 .010 .102 .535 .597 .703 1.423 PER -.002 .003 -.125 -.741 .464 .895 1.117 BVS 9.105E-6 .000 .027 .159 .875 .867 1.154 1 PBV .278 .140 .354 1.985 .056 .798 1.253
a. Dependent Variable: R.saham
Sumber : Lampiran 5
Adapun hasil pengujian hipotesis berdasarkan hasil pada tabel 12 di atas Adalah sebagai berikut :
1. ROE (X1) berpengaruh terhadap Return Saham (Y), tidak dapat diterima
dengan tingkat [Sig. ,0,597> 0,10 :Non signifikan [positif].
2. PER (X2) berpengaruh terhadap Return Saham (Y), tidak dapat diterima
dengan tingkat [Sig. 0,464> 0,10 :Non signifikan [negatif].
3. BVS (X3) berpengaruh terhadap Return Saham (Y), tidak dapat diterima
dengan tingkat [Sig. 0,875>0,10 : Non signifikan [positif].
4. PBV (X4) berpengaruh terhadap Return Saham (Y), dapat diterima dengan
tingkat [Sig. 0,056< 0,10 : signifikan [positif].
Saham Perusahaan Otomotif ( Tidak Berpengaruh ).
Variabel Return on Equity berpengaruh tidak signifikan positif
terhadap Return saham pada perusahaan otomotif yang go publik di BEI
tahun 2006 – 2009. Return on Equity pada Uji t didapatkan tingkat
signifikansi lebih besar dari α (0,10). Ini menunjukkan bila Return on
Equity naik maka Return saham Perusahaan Otomotif mengalami kenaikan
pula. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Jogiyanto (2003 : 105). Menurut, David Wijaya ROE tidak mempunyai pengaruh
signifikan dan positif terhadap Return Saham. Pengukuran pengaruh
Return on Equity terhadap Return saham menunjukkan pengaruh yang
tidak signifikan positif. Jika ROE mengalami penaikan atau penurunan
maka tidak ada pengaruh terhadap Return Saham. Sehingga tidak sesuai
dengan hipotesis yang ada.
2. Price Earning Ratio Tidak Signifikan negative Terhadap Return Saham Perusahaan Otomotif( Tidak Berpengaruh ).
Variabel Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan
negative terhadap Return saham pada perusahaan otomotif yang go
public di BEI tahun 2006 – 2009. Price Earning Ratio (PER) pada uji t
di dapatkan tingkat signifikan lebih besar dari α (0,10). Ini
menunjukkan bila Price Earning Ratio (PER) naik tapi Return saham
perusahaan otomotif mengalami penurunan.Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Capaul et al (1993), Fama and French
pengaruh terhadap Return Saham. Pengukuran pengaruh Price Earning
Ratio (PER) terhadap Return saham menunjukkan tidak mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan. Jika PER mengalami penaikan
atau penurunan maka tidak ada pengaruh terhadap Return Saham.
Sehingga tidak sesuai dengan hipotesis yang ada.
3. Book Value PerShare Berpengaruh Tidak Signifikan Positif Terhadap Return Saham Perusahaan Otomotif ( Tidak Berpengaruh ).
Secara Parsial (uji – t) didapat hasil untuk variabel Book Value
PerShare bahwa thitung> ttabel yang artinya rasio Book Value PerShare tidak mempunyai pengaruh yang tidak signifikan positif terhadap
Return saham Perusahaan Otomotif. Menurut David Wijaya BVS tidak
mempunyai pengaruh terhadap Return Saham. Jika BVS mengalami
penaikan atau penurunan maka tidak ada pengaruh terhadap Return
Saham. Sehingga tidak sesuai dengan hipotesis yang ada.
Hal ini mungkin disebabkan perusahaan sudah melakukan kinerja secara maksimal tetapi laba yang diperoleh tidak begitu besar.Di samping itu perusahaan juga menanggung beban hutang sehingga laba digunakan untuk membayarnya. Hal ini mengakibatkan perusahaan tidak dapat menghasilkan laba yang diharapkan oleh investor dan Return saham menjadi turun.
Return Saham Perusahaan Otomotif ( Berpengaruh ).
Secara Parsial (uji – t) didapat hasil untuk variabel Price to Book
Value bahwa thitung< ttabel yang artinya rasio Price to Book Value
mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap Return saham
Perusahaan Otomotif. Menurut David Wijaya Dalam Uji t koefisien korelasi untuk PBV mempunyai nilai positif. Ini berarti bahwa PBV
mempunyai pengaruh terhadap Return Saham. Jika PBV mengalami
penaikan atau penurunan maka Return Saham akan mengalami
penaikan atau penurunan juga karena mempunyai hubungan yang searah. Sehingga sesuai dengan hipotesis yang ada.
Karena setiap Investor pasti melihat PBV terlebih dahulu sebelum
investasi kepada perusahaan tersebut. Price to Book Value didapat
signifikansi lebih kecil α (0,10). Ini menunjukkan bahwa PBV
berpengaruh terhadap Return Saham.
Hasil Pengujian di atas tidak sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Moestika dan Adhaniwati (2002) dengan hasil analisis
secara parsial bahwa Price to Book Value berpengaruh secara nyata
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. ROE (X1) berpengaruh terhadap Return Saham (Y), tidak dapat diterima.
b. PER (X2) berpengaruh terhadap Return Saham (Y), tidak dapat diterima.
c. BVS (X3) berpengaruh terhadap Return Saham (Y), tidak dapat diterima.
d. PBV (X4) berpengaruh terhadap Return Saham (Y), dapat diterima.
5.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan peneliti berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan adalah sebagai berikut :
a. Dalam melakukan investasi (modal) hendaknya pada investor
memperhatikan Return on Equity, Price Earning Ratio, Book Value PerShare, Price to Book Value dalam suatu perusahaan. Tetapi juga harus
pertimbangan factor yang rasional.
b. Konsep Return saham sebagai konsep fundamental bagi pengembangan teori pasar modal sebaiknya lebih banyak dikupas lagi oleh para ahli.
c. Bagi peneliti yang berminat melakukan penelitian hal yang sama dapat menggunakan variabel – variabel lain yang diperkirakan akan berpengaruh signifikan terhadap Return saham.
Cahyono, Jaka E. 2000. Dua Puluh Dua (22) Straegi dan Teknik Meraih Untung di Bursa saham. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Darmadji, Tjiptono, dan Fakhruddin, Hendy. 2001. Pasar Modal di Indonesia (Pendekatan Tanya Jawab). Jakarta :Salemba Empat
.
Fuller, Russel J. and Farrel James L.Jr. 1987. Modern Investment and Security Analysis. Singapore : McGraw Hill.
Ghozali. 2001. Aplikasi Analisis Multivarrate dengan program SPSS. Edisi 11. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gitosudarmo. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Empat. Yogyakarta : BPFE.
Gujarati, D. 1999. Ekonometrika Dasar. Cetakan keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Penerbit Salemba Empat.
Hanafi, Mamduh M. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revisi. Yogyakarta : Penerbit UPP AMP YKPN.
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Analisa Kritis Atas laporan keuangan. Edisi satu. Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.
Hartono, M, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPFE.
Husnan, Suad. 1994. Dasar – Dasar Teori Portofolio. Edisi Ketiga. Yogyakarta : Penerbit UPP AMP YKPN.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Jumingan. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. Munawir. 1995. Analisis Laporan keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta.
Subardi, Agus. 1994. Manajemen keuangan Jilid Kedua. Yogyakarta. Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sunariyah. 2003. Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta
Tjiptono, Fandi. 1997. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi Jogyakarta
Ulupui, I.G.K.A. 2006. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Dan Probabilitas Terhadap Retrun Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan. Fakultas Ekonomi. Universitas Udayana.
Wijaya, David. 2008. Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap Return Saham Perusahaan – Perusahaan Telekomunikasi Go Publik di Indonesia Periode 2007. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.10, No.2. September 2008 : 136 – 152.