• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4.2. Analisis Data

4.2.1. Uji Outlier

Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara mengkonversi nilai data penelitian ke dalam standar score atau yang biasa disebut dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang standar (z-score), maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk sampel besar (diatas 80 observasi), pedomana evaluasi adalah nilai ambang batas dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk, 1995 dalam Augusty, 2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada observasi-observasi yang memiliki z-score > 3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.

3.4.2.2. Uji Outlier Multivariat

Evaluasi terhadap multivariat ouliers perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak Mahalanobis (the Mahalanobis distance) untuk tiap observasi dapat dihitung dan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat ρ < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat dievaluasi dengan menggunakan nilai χ2 pada derajat kebebasan sebesar jumlah item yang digunakan dalam penelitian. Apabila nilai Jarak Mahalanobisnya lebih besar dari nilai χ2Tabel adalah Outlier Multivariat.

33

3.4.3. Uji Normalitas Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan uji critical ratio dari Skewness dan Kurtosis dengan ketentuan sebagai berikut :

Kriteria Pengujian :

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

1. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang + 2,58 maka distribusi adalah tidak normal.

2. Jika nilai critical yang diperoleh berada pada rentang + 2,58 maka distribusi adalah normal.

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling)

Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari Measurement Model dan Structural Model. Measurement Model atau Model Pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasikan sebuah dimensi atau faktor berdasarkan indikator-indikator empirisnya. Structural Model adalah model mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara faktor. (Augusty, 2002 : 34). Untuk membuat pemodelan yang lengkap beberapa langkah berikut ini yang perlu dilakukan :

a. Pengembangan model berbasis teori.

Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat. Setelah itu, model tersebut divalidasi secara empirik melalui program SEM.

b. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas.

Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama akan digambarkan dalam path diagram. Path diagram tersebut memudahkan peneliti melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diujinya.

c. Konversi diagram alur kedalam persamaan.

Setelah teori / model dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram alur, spesifikasi model dikonversikan kedalam rangkaian persamaan.

d. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model.

Perbedaan SEM dengan teknik multivariat lainnya adalah dalam input data yang akan digunakan dalam pemodelan dan estimasinya. SEM hanya menggunakan matriks varians kovarians atau matriks korelasi sebagai data input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukannya.

e. Menilai Problem Identifikasi.

Problem identifikasi prinsipnya adalah problem mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik. Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala-gejala berikut ini : 1. Standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat besar. 2. Program tidak mampu menghasilkan matrik informasi yang disajikan. 3. Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif. 4. Muncul korelasi yang sangat tinggi antar korelasi estimasi yang didapat

35

f. Evaluasi Model.

Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap bebagai kriteria goodness-of-fit. Kriteria-kriteria tersebut adalah :

1. Ukuran sampel yang digunakan adalah minimal berjumlah 100 dan dengan perbandingan 5 observasi untuk setiap astimated parameter.

2. Normalitas dan Linieritas. 3. Outliers.

4. Multicolinierity and Singularity.

3.4.5. Uji Hipotesis

Dalam analisis SEM umumnya berbagai jenis fit index yang digunakan untuk mengukur derajad kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan data yang disajikan. Berikut ini adalah index kesesuaian dan cut-off valuenya untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak. a. χ2(Chi Square Statistic).

Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood ratio Chi-Square Statistic. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan apabila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai χ2 semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar ρ > 0,05 atau ρ > 0,10.

b. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation)

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi

of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan index untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degree of freedom.

c. GFI (Goodness of Fit Index).

Indeks keseusaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi yang terestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit.

d. AGFI (Adjusted Goodness-of-Fit Index).

GFI adalah analog dari R2 dalam regresi linier berganda yaitu suatu koefisien yang mengukur ketepatan sebuah model yang digunakan. Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks kovarians sampel.

e. CMIN/DF.

The Minimum Sample Discrepancy Function (CMIN) dibagi dengan degree of freedomnya akan menghasilkan indeks CMIN/DF, yang umumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya sebuah model. Nilai χ2 relatif kurang dari 2.0 atau bahkan kadang kurang dari 3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data.

37

f. TLI (Tucker Lewis Indeks)

TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan > 0.95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit.

g. CFI (Comparative Fit Index).

Merupakan besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (a very good fit). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI > 0,95

38 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Tanggapan responden tentang pengaruh kualitas pelayanan (X) terhadap kepuasan pelanggan (Y) yang menggunakan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya, dimana kuisioner disebarkan pada 114 orang. Untuk jawaban kuisioner dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing-masing skala, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 7 menunjukkan nilai tertinggi.

Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin dan usia responden. Berikut karakteristik responden yang disajikan dalam tabel frekuensi berikut :

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari 114 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Pria 65 57,02

2 Wanita 49 42,98

Total 114 100,00

39

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden pria sebanyak 65 orang (57,02 %) dan responden wanita sebanyak 49 orang (42,98 %).

2. Berdasarkan Usia

Dari 114 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui usia para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase (%)

1 17-30 tahun 31 27,19

2 31-45 tahun 47 41,23

3 ≥ 45 tahun 36 31,58

Total 114 100,00

Sumber: Data diolah

Dari tabel 4.2 diketahui responden berusia 17-30 tahun sebanyak 31 orang (27,19 %), usia 31-45 tahun sebanyak 47 orang (41,23 %), usia dan usia 45 tahun lebih sebanyak 36 orang (31,58 %).

4.1.2. Deskripsi Kualitas layanan (X)

Kualitas layanan (X) adalah persepsi pelanggan terhadap keunggulan suatu layanan. Kualitas layanan (X) dibentuk oleh 5 dimensi antara lain: Berwujud (X1),

Keandalan (X2), Daya tanggap (X3), Jaminan (X4) dan Empati (X5).

Penjelasan masing-masing dimensi pembentuk kualitas layanan (X) adalah sebagai berikut :

4.1.2.1. Berwujud / Tangible (X1)

Berwujud (X1) yaitu berupa penampilan fisik, peralatan, dan sebagai

materi komunikasi. Hasil tanggapan responden terhadap berwujud (X1) dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Berwujud (X1)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor 1 2 3 4 5 6 7 1

Jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya memiliki kantor yang besar dan bagus

0 0 8 31 39 19 17 5,05

2

Kondisi pesawat “Sriwijaya Air” yang akan diterbangkan cukup baik dan sudah memenuhi standar yang telah ditentukan

0 0 8 23 21 29 33 5,49

3

Media komunikasi yang disediakan oleh pihak jasa penerbangan “Sriwijaya Air” untuk menjalin komunikasi dengan pelanggan cukup lengkap

0 0 7 26 41 35 5 5,04

Mean Skor Keseluruhan 5,20

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa pernyataan “Kondisi pesawat “Sriwijaya Air” yang akan diterbangkan cukup baik dan sudah memenuhi standar yang telah ditentukan” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,49, yang berarti responden setuju bahwa kondisi pesawat “Sriwijaya Air” yang akan diterbangkan cukup baik dan sudah memenuhi standar yang telah ditentukan. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel berwujud (X1)

sebesar 5,20, yang berarti responden setuju bahwa penampilan fisik pesawat “Sriwijaya Air” cukup bagus dengan kualitas mesin yag bagus juga.

41

4.1.2.2. Keandalan / Realibility (X2)

Keandalan (X2) yaitu kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa

pelayanan yang sesuai dengan apa yang dijanjikan sehingga mampu memberikan rasa percaya atas kekuatan informasi apa yang disampaikan kepada pelanggan. Hasil tanggapan responden terhadap keandalan (X2) dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.4.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Keandalan (X2)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor 1 2 3 4 5 6 7

1

Pelayanan yang diberikan oleh karyawan pada jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya kepada pelanggan cukup sesuai dengan janji yang diberikan

0 0 1 14 20 53 26 5,78

2

Tingkat konsistensi pada pelayanan yang diberikan oleh jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya cukup tinggi

0 0 9 24 55 16 10 4,95

3

Karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya dalam memberikan pelayanan cukup tepat dan cermat

0 0 7 23 37 35 12 5,19

Mean Skor Keseluruhan 5,31

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.4, diketahui bahwa pernyataan “Pelayanan yang diberikan oleh karyawan pada jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya kepada cukup sesuai dengan janji yang diberikan” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,78, yang berarti responden setuju bahwa pelayanan yang diberikan oleh karyawan pada jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya

kepada pelanggan cukup sesuai dengan janji yang diberikan. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel keandalan (X2)

sebesar 5,31, yang berarti responden setuju bahwa perusahaan mampu memberikan jasa pelayanan yang sesuai dengan apa yang dijanjikan sehingga mampu memberikan rasa percaya atas kekuatan informasi apa yang disampaikan kepada pelanggan.

4.1.2.3. Daya Tanggap / Responsiveness (X3)

Daya tanggap (X3) yaitu kemauan karyawan memahami memberikan

pelayanan yang cepat dan tepat, menanggapi dan mengatasi keluhan yang diajukan para pelanggan. Hasil tanggapan responden terhadap daya tanggap (X3)

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Daya Tanggap (X3)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor 1 2 3 4 5 6 7

1

Kemauan karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya untuk membantu pelanggan cukup tinggi

0 0 9 22 39 34 10 5,12

2

Karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya selalu cepat dan tanggap dalam

mengatasi masalah yang dihadapi pelanggan

0 0 9 23 44 23 15 5,11

3

Karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya sanggup untuk menyelesaikan keluhan dari pelanggan

0 0 7 29 39 31 8 5,04

Mean Skor Keseluruhan 5,09

43

Berdasarkan tabel 4.5, diketahui bahwa pernyataan “Kemauan karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya untuk membantu pelanggan cukup tinggi” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,12, yang berarti responden setuju bahwa kemauan karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya untuk membantu pelanggan cukup tinggi. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel daya tanggap (X3) sebesar 5,09, yang

berarti responden setuju bahwa karyawan dapat memberikan pelayanan yang cepat dan tepat serta menanggapi dan mengatasi keluhan yang diajukan para pelanggan dengan baik.

4.1.2.4. Jaminan / Assurance (X4)

Jaminan (X4) yaitu berupa kemampuan karyawan untuk menimbulkan

keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan oleh pelanggan. Hasil tanggapan responden terhadap jaminan (X4) dapat dilihat pada

Tabel 4.6.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Jaminan (X4)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor 1 2 3 4 5 6 7

1

Karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya memiliki kemampuan yang baik dalam menyakinkan pelanggan

0 0 3 23 28 34 26 5,50

2

Pengetahuan dan kecakapan karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan cukup baik

0 0 3 21 28 34 28 5,55

3

Karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya mampu berkomunikasi secara efektif dengan pelanggan

0 0 20 10 26 36 22 5,26

Mean Skor Keseluruhan 5,44

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa pernyataan “Pengetahuan dan kecakapan karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan cukup baik” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,55, yang berarti responden setuju bahwa Pengetahuan dan kecakapan karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan cukup baik. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel jaminan (X4) sebesar

5,44, yang berarti responden setuju bahwa kemampuan karyawan untuk menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan oleh pelanggan cukup bagus.

45

4.1.2.5. Empati / Empathy (X5)

Empati (X5) yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk lebih peduli

dalam memberikan perhatian pribadi kepada pelanggan. Hasil tanggapan responden terhadap empati (X5) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Empati (X5)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor 1 2 3 4 5 6 7

1

Karyawan “Sriwijaya Air” di Surabaya selalu peduli dengan kebutuhan pelanggan yang berhubungan dengan jasa penerbangan

0 0 5 21 26 34 28 5,52

2

Karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya memberikan perhatian kepada semua pelanggan tanpa ada pembedaan

0 0 9 14 27 36 28 5,53

3

Karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya selalu perhatian terhadap keluhan yang disampaikan pelanggan

0 0 10 13 21 38 32 5,61

Mean Skor Keseluruhan 5,55

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.7, diketahui bahwa pernyataan “Karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya selalu perhatian terhadap keluhan yang disampaikan pelanggan” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,61, yang berarti responden setuju bahwa karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya selalu perhatian terhadap keluhan yang disampaikan pelanggan. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel empati (X5) sebesar 5,55, yang berarti responden setuju bahwa perhatian dan

kepedulian yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggannya secara individual cukup besar.

4.1.3. Kepuasan Pelanggan (Y)

Kepuasan pelanggan (Y) adalah keseluruhan sikap yang ditunjukkan pelanggan atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya. Hasil tanggapan responden terhadap kepuasan pelanggan (Y) dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.8.

Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Pelanggan (Y)

No Pertanyaan Skor Jawaban Mean

Skor 1 2 3 4 5 6 7

1

Pihak “Sriwijaya Air” di Surabaya akan memberikan penawaran kepada pelanggan untuk

menguangkan tiket pesawatnya jika pesawat mengalami keterlambatan

0 0 2 21 27 36 28 5,59

2

Pihak “Sriwijaya Air” di Surabaya akan memberikan penawaran kepada pelanggan untuk

menguangkan tiket pesawatnya jika pesawat mengalami keterlambatan

0 0 13 13 26 37 25 5,42

3

Penanganan terhadap keluhan pelanggan oleh jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya cukup baik

0 0 10 17 26 39 22 5,40

4

Kemampuan karyawan jasa penerbangan “Sriwijaya Air” di Surabaya dalam membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi pelanggan cukup baik

0 0 10 26 37 28 13 5,07

Mean Skor Keseluruhan 5,37

47

Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa pernyataan “Pihak “Sriwijaya Air” di Surabaya akan memberikan penawaran kepada pelanggan untuk menguangkan tiket pesawatnya jika pesawat mengalami keterlambatan” memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 5,59, yang berarti responden setuju bahwa pihak “Sriwijaya Air” di Surabaya akan memberikan penawaran kepada pelanggan untuk menguangkan tiket pesawatnya jika pesawat mengalami keterlambatan. Sedangkan secara keseluruhan rata-rata tanggapan responden terhadap variabel kepuasan pelanggan (Y) merek sebesar 5,37, yang berarti responden setuju bahwa pihak “Sriwijaya Air” di Surabaya akan memberikan penawaran kepada pelanggan untuk menguangkan tiket pesawatnya jika pesawat mengalami keterlambatan.

4.2. Analisis Data 4.2.1. Uji Outlier

Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau

mutivariate (Hair, 1998). Evaluasi terhadap outlier multivariate (antar variabel) perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada

outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick & Fidel, 1996).

Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari uji outliers tampak pada tabel berikut ini :

Tabel 4.9. Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std.

Deviation N

Predicted Value 21.391 76.844 57.500 9.751 114

Std. Predicted Value -3.703 1.984 0.000 1.000 114

Standard Error of Predicted

Value 9.720 25.687 14.261 2.652 114

Adjusted Predicted Value 8.287 109.704 58.193 13.145 114

Residual -59.242 69.427 0.000 31.582 114

Std. Residual -1.711 2.005 0.000 0.912 114

Stud. Residual -2.086 2.317 -0.008 1.019 114

Deleted Residual -107.704 92.713 -0.693 39.714 114

Stud. Deleted Residual -2.124 2.373 -0.008 1.025 114

Mahalanobis Distance [MD] 7.912 61.193 18.833 8.084 114

Cook's Distance 0.000 0.266 0.014 0.028 114

Centered Leverage Value 0.070 0.542 0.167 0.072 114

(a) Dependent Variable : NO. RESP

Sumber : Lampiran 3

Deteksi terhadap multivariat outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat p < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan χ2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Bila kasus yang mempunyai Jarak Mahalanobis lebih besar dari nilai chi-square pada tingkat signifikansi 0,001 maka terjadi

multivariate outliers. Nilai χ20.001 dengan jumlah indikator 19 adalah sebesar

43,820. Hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai 61,193 yang lebih besar dari

χ2

49

data terkena outliers antara lain: case 2: 61,734 dan 20: 59,73. Kedua case outlier ini harus dieliminasi sehingga N pada analisis selanjutnya tinggal 114 – 2 = 112.

Dokumen terkait