• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Pakan secara Fisik

Dalam dokumen Kelas XI Smk Budidaya Ikan Gusrina (Halaman 159-163)

Gambar 6.2. Hammer Mill

6.4. UJI COBA PAKAN IKANIKAN

6.4.2. Uji Pakan secara Fisik

Uji coba yang kedua adalah uji coba pakan secara fisik. Uji coba pakan secara fisik bertujuan untuk mengetahui stabilitas pellet didalam air (Water Stability Feed) yaitu daya tahan pakan buatan didalam air. Selain itu uji fisik dapat dilakukan dengan melihat kehalusan dan kekerasan bahan baku pakan yang akan sangat berpengaruh terhadap

kekompakan pakan didalam air. Hal ini dapat dideteksi dengan daya tahan pakan buatan didalam air. Dengan mengetahui daya tahan pakan buatan didalam air akan sangat membantu para praktisi perikanan dalam memberikan pakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh ikan untuk mengejar pakan dikaitkan dengan lama waktu pakan itu bertahan didalam air sebelum dimakan oleh ikan.

Oleh karena itu dalam membuat pakan buatan, bahan baku yang digunakan harus dalam bentuk tepung, dengan semakin halusnya bahan baku yang digunakan maka bentuk fisik akan semakin baik, dan seluruh bahan baku akan tercampur secara sempurna. Hal ini akan menghasilkan dampak terhadap pakan buatan yang dibentuk menjadi lebih kompak dan stabil. Dengan pakan buatan yang kompak dan stabil maka pakan buatan akan mudah dicerna oleh ikan. Pakan buatan yang mudah dicerna oleh ikan akan mengakibatkan efisiensi pakan yang sangat baik dan sangat menguntungkan pemakai/petani ikan. Adapun pengukuran pakan secara fisik dapat dilakukan sebagai berikut :

Pengukuran Water Stability

Daya tahan pakan ikan didalam air harus diperhatikan karena hal ini sangat diperlukan bagi pakan yang akan dikonsumsi oleh ikan. Ikan yang hidup didasar perairan membutuhkan pakan yang lebih tahan lama didalam air dibandingkan pakan ikan yang akan dibuat untuk ikan yang hidup dipermukaan atau ditengah perairan. Semakin lama pakan terendam dalam air dan tidak cepat hancur maka ikan dapat dengan mudah memakan pakan buatan tersebut. Oleh karena itu water stability dari pakan ikan ini sangat bergantung pada peruntukkan pakan tersebut. Water

stability pakan menurut Millamenena et al (2000) dapat dilakukan

pengukuran dengan prosedur sebagai berikut :

1. Masukkan keranjang kawat ke dalam oven untuk dikeringkan pada suhu 100 oC selama 1 – 3 jam. Kemudian simpan di dalam desikator dan timbanglah keranjang tersebut sampai diperoleh berat yang konstant. 2. Masukkan sebanyak 5 gram

pakan yang telah diketahui kadar airnya kedalam keranjang kawat tersebut.

3. Masukkan keranjang kawat yang telah berisi pakan kedalam air pada kondisi perairan yang dibuat sama dengan kondisi pakan ikan tersebut akan diberikan dan dibuat eksperiment penelitian dengan desain waktu selama 2, 4, 6 dan 8 jam.

4. Lakukan pengeringan keranjang basket yang telah direndam dalam air kedalam oven, kemudian simpan dalam desikator dan timbang beratnya sampai diperoleh berat yang konstan.

5. Persentase berat kering yang hilang dihitung setelah dikurangi dengan berat keranjang.

6. Nilai water stability dalam persen dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Fo

% Water stability = X 100 Io

Dimana :

Io : adalah berat awal pakan kering

Fo: adalah berat akhir pakan kering

Sebagai contoh dalam pengukuran

water stability adalah sebagai

berikut:

Misalnya, berat pakan adalah 5,26 gram, berat kering pakan adalah 95% maka berat kering pakan adalah berat pakan X % berat kering dibagi 100.

% berat kering Berat kering pakan = berat pakan X

100

95 Maka Io = 5,26 gram X 100

Io = 5,0 gram

Dari hasil perlakuan pencelupan tadi diperoleh data sebagai berikut : Berat pakan dan keranjang = 12,5 gram

Berat keranjang kosong= 8,0 gram Maka berat akhir pakan kering adalah berat keranjang dan pakan dikurangi dengan berat keranjang yaitu : Fo = 12,5 gram – 8,0 gram Fo = 4,5 gram Fo % Water Stability = X 100 Io 4,5 = X 100 5,0 = 90%

Pengukuran water stability yang

paling mudah dilakukan dengan menghitung lama waktu yang dibutuhkan oleh pakan tersebut sampai hancur di dalam wadah

budidaya. Biasanya pakan untuk udang sebagai organisme air yang hidup di dasar perairan maka pakan yang direndam di dalam air minimal membutuhkan waktu selama 30 menit, sedangkan untuk ikan yang hidup dipermukaan air lebih cepat menangkap pakan sehingga waktu yang dibutuhkan sampai pakan hancur lebih cepat. Daya tahan pakan di dalam air ini sangat bergantung pada jumlah bahan baku yang digunakan sebagi perekat (binder) dan prosesing pembuatan pakan.

Langkah kerja dalam uji water

stability yang praktis adalah sebagai

berikut :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebelum melakukan uji fisik pakan (wadah budidaya, pakan ikan yang dibuat, aerator, stop watch, air).

2. Mengisi wadah uji dengan air dengan ketinggian minimal 50 cm. 3. Memasukkan selang aerasi

kedalam wadah uji.

4. Memasang aerator dengan kuat sehingga air didalam wadah uji

bergerak dan menimbulkan gelombang.

5. Memasukkan pakan buatan kedalam wadah uji dan catat waktu pertama pakan buatan dimasukkan kedalam wadah uji. 6. Memperhatikan kekompakan

pakan buatan didalam wadah uji dan catat waktu pakan tersebut mulai mengembang serta catat pula waktu pakan tersebut mulai hancur.

7. Pakan yang baik akan stabil didalam air selama 30 menit untuk pakan udang sedangkan untuk pakan ikan biasanya kurang dari tiga puluh menit.

Pengujian bau pakan (attractant)

Pakan ikan yang sudah dibuat harus mempunyai bau yng khas sesuai dengan keinginan ikan sehingga ikan yang mencium bau pakan ikan tersebut tertarik untuk mengkonsumsi pakan atau biasa disebut dengan daya terima ikan terhadap pakan ikan yang dibuat (pallatabilitas). Pakan ikan yang mempunyai bau yang enak akan menarik minat ikan untuk segera memakan pakan ikan tersebut. Oleh karena itu jika anda membuat pakan ikan ini harus dilakukan uji fisik tentang bau pakan tersebut apakah sudah dapat diterima oleh ikan. Adapun langkah kerja yang dapat dilakukan untuk mengetahui bau pakan dan daya terima ikan terhadap pakan dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

Langkah kerja :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebelum melakukan uji fisik pakan.

2. Mengisi wadah uji dengan air dengan ketinggian minimal 50 cm. 3. Memasukkan selang aerasi

kedalam wadah uji.

4. Memasang aerator dengan kuat sehingga air didalam wadah uji bergerak dan menimbulkan gelombang dan masukkan ikan kedalam wadah tersebut.

5. Memasukkan pakan buatan kedalam wadah uji dan perhatikan tingkah laku ikan dalam menangkap pakan dan perhatikan juga berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh ikan untuk mengkonsumsi pakan tersebut.

6. Melakukan uji fisik yang kedua yaitu bau pakan buatan dengan cara mencium pakan buatan yang telah dibuat dibandingkan dengan pakan buatan pabrik yang sudah biasa digunakan untuk pakan ikan.

7. Membandingkan hasilnya secara organoleptik dan juga amati daya terima ikan terhadap pakan buatan yang dibuat dengan cara mengamati respon ikan terhadap pakan buatan dan bandingkan pula respon ikan terhadap pakan pabrik.

8. Mencatat hasil perbandingan tersebut .

Pengujian tingkat kehalusan pakan

Pakan ikan yang dibuat biasanya tidak akan langsung dijual kepada konsumen, tetapi akan disimpan terlebih dahulu dalam ruang

penyimpanan pakan. Dalam ruang penyimpanan pakan, pakan ikan ini biasanya disimpan dalam tumpukan pakan yang berjumlah 6 karung dengan berat setiap karung adalah 50 kilogram maka jumlah beban pakan selama penyimpanan adalah 300 kilogram. Bagaimana anda membuat pakan yang tidak mudah hancur dengan beban berat selama penyimpanan. Hal ini sangat ditentukan pada saat pemilihan bahan baku dimana bahan baku yang digunakan untuk membuat pakan ikan harus dari bahan yang benar halus dalam bentuk tepung. Semakin halus ukuran tepung maka kekompokan pakan dalam komposisi pakan semakin bagus. Oleh karena itu untuk mengetahui tingkat kehalusan pakan dapat dilakukan uji coba secara fisik ini dengan cara sebagai berikut :

Langkah kerja :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sebelum melakukan uji fisik pakan.

2. Meletakkan pakan pada ruang penyimpanan pakan diatas kayu dengan jarak antara lantai dengan kayu sebaiknya 3 – 4 inci (1 inci = 2,54 cm) sebanyak enam tumpukan jika berat pakan perkarung adalah 50 kg.

3. Memasukkan tumpukan pakan buatan kedalam ruang uji sebanyak 350 kg dan catat waktu pertama pakan buatan dimasukkan kedalam ruang penyimpanan.

4. Perhatikan kekompakan pakan buatan didalam ruang penyimpanan dan perhatikan apakah pakan yang terdapat

pada bagian bawah terjadi kehancuran atau tidak.

5. Pakan yang baik tidak akan hancur jika dilakukan penumpukan pakan dalam ruang penyimpanan. Hal ini harus dilakukan karena pakan ikan yang dibuat akan disimpan maksimal tiga bulan setelah proses pembuatan pakan.

Dalam dokumen Kelas XI Smk Budidaya Ikan Gusrina (Halaman 159-163)

Dokumen terkait