• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2. Pembahasan

4.2.2. Uji Parsial dengan T – test

Uji T-test dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel tingkat pajak, kesulitan keuangan, kemampulabaan, ukuran perusahaan, likuiditas, pembayaran

dividen dan struktur aktiva berpengaruh secara parsial terhadap tax benefit dari

1. Tingkat Pajak (X1)

Berdasarkan hasil parameter X1 diperoleh nilai t hitung sebesar 6,048 sedangkan tingkat signifikansinya adalah 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan α = 0,05. Dengan demikian, variabel tingkat pajak secara parsial mempunyai pengaruh

signifikan dan berhubungan positif dan signifikan terhadap tax benefit dari

penggunaan hutang. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian Moh’d, et al

(1998) yang menemukan hubungan positif dan pengaruh signifikan tingkat pajak terhadap rasio hutang perusahaan. Hasil penelitian ini juga mendukung temuan penelitian yang dilakukan oleh Siahaan (2003) yang menyimpulkan bahwa

variabel tingkat pajak mempunyai pengaruh signifikan terhadap tax benefit dari

penggunaan hutang perusahaan. Variabel tingkat pajak memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,145 hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah), maka perubahan variabel

tingkat pajak sebesar 1% akan meningkatkan besarnya tax benefit dari

penggunaan hutang perusahaan sebesar 0,145. Hal ini sesuai dengan temuan Mackie (1990) dan Graham (2000) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pajak marginal yang tinggi cenderung menggunakan hutang daripada

perusahaan yang tingkat pajak marjinalnya rendah untuk memanfaatkan interest

2. Kesulitan Keuangan (X2)

Berdasarkan hasil parameter X2 diperoleh nilai t hitung sebesar 4,518 sedangkan tingkat signifikansinya adalah 0,000 lebih kecil dari taraf signifikan α = 0,05. Dengan demikian, secara parsial variabel kesulitan keuangan mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap besarnya tax benefit dari

penggunaan hutang. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian Siahaan (2003)

yang menemukan bahwa variabel Financial distress mempunyaihubungan positif

dan pengaruh signifikan terhadap tax benefit dari penggunaan hutang perusahaan.

Temuan ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Badhuri, Saumita (2002) dalam

Kurniawan (2004) yang menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi

struktur modal adalah growth, cash flow dan uniqueness, sementara variabel

assets strukture, non-debt tax shield, size, financial distress, profitabilitas tidak mempengaruhi terhadap struktur modal. Variabel kesulitan keuangan memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,0001, hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah), maka perubahan variabel kesulitan keuangan sebesar 1% akan meningkatkan besarnya

tax benefit dari penggunaan hutang perusahaan sebesar 0,0001.

3. Kemampulabaan (X3)

Berdasarkan hasil parameter X3 diperoleh nilai t hitung sebesar 1,544 sedangkan tingkat signifikansinya adalah 0,124 lebih besar dari taraf signifikan α = 0,05. Dengan demikian, secara parsial variabel kemampulabaan tidak mempunyai

Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian Siahaan (2003) yang menunjukkan bahwa profitabilitas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap besarnya tax benefit dari penggunaan hutang. Temuan ini mendukung penelitian Myers (2001) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan terbalik antara penggunaan hutang dan profitabilitas, karena perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi lebih memilih mendanai aktivitas bisnisnya melalui dana internal berupa laba ditahan. Variabel kemampulabaan memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,024, hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah), maka perubahan variabel kemampulabaan

sebesar 1% akan meningkatkan besarnya tax benefit dari penggunaan hutang

perusahaan sebesar 0,024.

4. Ukuran Perusahaan (X4)

Berdasarkan hasil parameter X4 diperoleh nilai t hitung sebesar -2,638 sedangkan tingkat signifikansinya adalah 0,009 lebih kecil dari taraf signifikan α = 0,05. Dengan demikian, secara parsial variabel ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap penentu besarnya tax benefit dari penggunaan hutang. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian Siahaan (2003)

yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (size) mempunyai pengaruh

signifikan terhadap besarnya tax benefit dari penggunaan hutang. Variabel

koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar -0,002, artinya apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah), maka perubahan variabel ukuran

hutang turun sebesar 0,002. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa perusahaan lebih cenderung memperbesar usahanya dengan menggunakan sumber dana intern dalam membiayai aktivitasnya ketimbang menggunakan sumber dana yang berasal dari pinjaman. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koefisien yang negatif terjadi dengan pemikiran bahwa perusahaan besar cenderung mengurangi komponen struktur hutangnya, hal ini terbukti dengan meningkatkan total asset rata-rata.

5. Pembiayaan Dividen (X5)

Berdasarkan hasil parameter X5 diperoleh nilai t hitung sebesar 2,988 sedangkan tingkat signifikansinya adalah 0,003 lebih kecil dari taraf signifikan α = 0,05. Dengan demikian, secara parsial variabel pembayaran dividen mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap besarnya tax benefit dari penggunaan

hutang. Temuan ini sesuai dengan pendapat Sharpe dan Nguyen (1995) dalam

Siahaan (2003) yang menyatakan bahwa perusahaan yang tidak membayar dividen menghadapi informasi asimetri besar yang menyebabkan perusahaan lebih memilih pendanaan melalui hutang daripada ekuitas. Crutchley dan Hansen (1989) menyatakan pembayaran dividen akan mengurangi aliran kas bebas perusahaan dan manajemen terpaksa mencari pendanaan dari luar untuk membiayai investasinya. Variabel pembayaran dividen memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,005 hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah), maka perubahan variabel

pembayaran dividen sebesar 1% akan meningkatkan besarnya tax benefit dari penggunaan hutang perusahaan sebesar 0,005.

Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan Myers dan Majluf (1984) yang berpendapat bahwa adanya informasi yang asimetri memberikan insentif

bagi manajer untuk mengeluarkan saham yang overvalued, akan tetapi pasar

(market) mengantisipasi hal ini dan bereaksi negatif terhadap pengeluaran saham. Untuk mengurangi reaksi pasar yang negatif perusahaan lebih memilih menggunakan sumber dana yang memiliki tingkat sensitivitas informasi yang sebaliknya: yaitu dana internal berupa laba ditahan, external debt dan pilihan terakhir adalah external equity.

6. Likuiditas (X6)

Berdasarkan hasil parameter X6 diperoleh nilai t hitung sebesar 1,714 sedangkan tingkat signifikansinya adalah 0,087 lebih besar dari taraf signifikan α = 0,05. Dengan demikian, secara parsial variabel likuiditas tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap penentu besarnya tax benefit dari penggunaan hutang.

Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian Siahaan (2003) yang menunjukkan

bahwa variabel likuiditas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap tax

benefit dari penggunaan hutang. Variabel likuiditas memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,022, hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah), maka perubahan variabel

likuiditas sebesar 1% akan meningkatkan besarnya tax benefit dari penggunaan

7. Struktur Aktiva (X7)

Berdasarkan hasil parameter X7 diperoleh nilai t hitung sebesar 0,679 sedangkan tingkat signifikansinya adalah 0,497 lebih besar dari taraf signifikan α = 0,05. Dengan demikian, secara parsial variabel struktur aktiva tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap penentu besarnya tax benefit dari penggunaan

hutang. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian Siahaan (2003) yang menunjukkan bahwa variabel struktur aktiva tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap tax benefit dari penggunaan hutang. Temuan ini kurang sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Namiko (2005), Mayangsari (2001) dan Susilawati (2004) yang menunjukkan bahwa secara parsial struktur aktiva mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Variabel struktur aktiva memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,011, hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah), maka

perubahan variabel struktur aktiva sebesar 1% akan menyebabkan besarnya tax

Dokumen terkait