• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

15. PT Bank CIMB Niaga Tbk

4.2 Hasil Penelitian

4.2.4 Pengujian Hipotesis .1 Uji Serempak (Uji-F)

4.4.2.2 Uji Parsial (Uji- t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Tabel 4.8

Uji-t (Uji Secara Parsial)

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data diolah) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 17.591 2.001 8.792 .000 DER -.098 .084 -.181 -1.175 .247 ROE -5.687 15.664 -.083 -.363 .718 ROA -62.004 193.055 -.098 -.321 .750 EPS -.003 .006 -.120 -.516 .609

a. Variabel DER memiliki t hitung -1,175 sedangkan t tabel 1,65657 maka thitung < ttabel (-1,175 < 1,65657) dan taraf signifikansinya adalah 0,247 yang lebih besar dari α = 0,05. Sehingga secara parsial dapat dikatakan bahwa DER tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PER pada perusahaan perbankan di BEI.

b. Variabel ROE memiliki t hitung -0,363 sedangkan t tabel 1,65657 maka thitung > ttabel (-0,363 < 1,65657) dan taraf signifikansinya adalah 0,718 yang lebih besar dari α = 0,05. Sehingga secara parsial dapat dikatakan bahwa DER tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PER pada perusahaan perbankan di BEI.

c. Variabel ROA memiliki t hitung -0,321 sedangkan t tabel 1,65657 maka thitung > ttabel (-0,321 < 1,65657) dan taraf signifikansinya adalah 0,750 yang lebih besar dari α = 0,05. Sehingga secara parsial dapat dikatakan bahwa DER tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PER pada perusahaan perbankan di BEI.

d. Variabel EPS memiliki t hitung -0,516 sedangkan t tabel 1,65657 maka thitung > ttabel (-0516 < 1,65657) dan taraf signifikansinya adalah 0,608 yang lebih besar dari α = 0,05. Sehingga secara parsial dapat dikatakan bahwa DER tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PER pada perusahaan perbankan di BEI.

Untuk mengetahui seberapa baik model yang digunakan dalam penelitian, dapat diinterpretasikan dengan melihat nilai R2 atau koefisien determinasi. Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerapkan variasi variabel independen. Range nilai dari R2 adalah 0-1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik (Situmorang, 2012 : 154).

Tabel 4.9 Koefisien Determinasi Model Summary Model R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 318a .101 .011 5.250716

a. Predictors: (Constant), EPS, DER, ROE, ROA

Sumber : Hasil Penelitian, 2013(Data diolah)

Dari Tabel 4.8 dapat dilihat nilai R = 0,318 berarti hubungan antara

debt to equity, return on equity, return on asset, dan earning per share terhadap price earning ratio sebesar 31,8%. Artinya hubungan antara variabel independen terhadap variabel terikat adalah tidak erat. Nilai Adjusted R square sebesar 0,101 yang berarti variabel earning per share dapat dijelaskan oleh

debt to equity, return on equity, return on asset, dan earning per share sebesar 10,1%. Sedangkan sisanya sebesar 89,9% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini .

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil uji determinan (R2) yang dilakukan dalam penelitian ini, diperoleh hasil bahwa hubungan antara debt to equity, return on equity, return on asset, dan earning per share terhadap price earning ratio belum

cukup erat. Selain itu, pengaruh yang diberikan oleh debt to equity, return on equity, return on asset, dan earning per share terhadap price earning ratio juga sangat kecil. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya keterbatasan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian dimana penelitian ini hanya menggunakan empat variabel bebas. Sedangkan dalam teori-teori yang terkait dengan price earning ratio dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

price earning ratio perusahaan cukup banyak dan kompleks.

a. Pengaruh debt to equity terhadap price earning ratio

Debt to equity merupakan rasio mengukur tinggkat penggunaan hutang terhadap ekuitas yang dimiliki perusahaan, meningkatnya hutang berarti risiko yang dihadapi perusahaan akan meningkat. Penambahan hutang memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian (return) yang diharapkan (Sawir, 2001:86). Hal sebaliknya akan terjadi rasio DER yang tinggi menunjukkan semakin tinggi resiko perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap laba usaha terlihat Variabel DER memiliki t hitung -1,175 sedangkan t tabel 1,65657 maka thitung < ttabel (-1,175 < 1,65657) dan taraf signifikansinya adalah 0,247 yang lebih besar dari α = 0,05. Sehingga secara

parsial dapat dikatakan bahwa DER tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PER pada perusahaan perbankan di BEI. Koefisien regresi DER sebesar -0,098 menunjukkan bahwa kenaikan DER sebesar 1 satuan akan di ikuti oleh penurunan harga saham sbesar -0,098 dengan asumsi variable lain tetap. Hasil

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan putri yumettasari (2005) bahwa secara parsial DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tetapi sejalan dengan penelitian sukamdiani (2007) yang menyatakan ROE secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap PER.

b. Pengaruh return to equity terhadap price earning ratio

Kemampuan perusahaan mampu megelola modal sendiri secara efektif dapat di tunjukan oleh Return on equity ratio, Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat kembalian yang lebih besar pada pemegang saham. Sebagai pembanding untuk rasio ini adalah tingkat suku bunga bebas risiko misalkan suku bunga sertifikat bank indonesia (Darsono, 2005:57). Rasio ROE yang meningkat menunjukkan peningkatan pada pemegang saham sehingga ini dapat meningkatkan return saham.

Hasil uji signifikan parsial (t) ROE memiliki t hitung -0,363 sedangkan t tabel 1,65657 maka thitung > ttabel (-0,363 < 1,65657) dan taraf signifikansinya

adalah 0,718 yang lebih besar dari α = 0,05. Sehingga secara parsial dapat

dikatakan bahwa DER tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PER pada perusahaan perbankan di BEI. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Putri Yumettasari (2005) dan Nur Hayati (2010) bahwa secara parsial ROE berpengaruh signifikan terhadap PER. Tetapi sejalan dengan penelitian Fitria Agustin (2012) yang menyatakan ROE secara parsial berpengaruh signifikan terhadap PER.

Kasmir (2003:129) menunjukkan bahwa semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dapat dicapai dan semakin baik pula posisi perusahaan itu dari segi penggunaan aset dan akirnya mendorong peningkatan nilai PER. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor sehingga menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau deviden akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan dan nilai perusahaan

Dari hasil penelitian ini ROA memiliki t hitung -0,321 sedangkan t tabel 1,65657 maka thitung > ttabel (-0,321 < 1,65657) dan taraf signifikansinya adalah

0,750 yang lebih besar dari α = 0,05. Sehingga secara parsial dapat dikatakan

bahwa DER tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PER pada perusahaan perbankan di BEI. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nur Hayati (2010) dan Fitria Agustin (2013) bahwa secara parsial ROA berpengaruh signifikan terhadap PER, tetapi sejalan dengan penelitian Putri Yumettasari (2007) menyatakan bahwa secara parsial ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap PER.

d. Pengaruh earning per share terhadap price earning ratio

Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan EPS, karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar Menurut Darmadji (2001:233), semakin

tinggi nilai EPS suatu perusahaan, akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk dibagikan kepada para pemegang saham.

`Dari hasil penelitian ini EPS memiliki t hitung -0,516 sedangkan t tabel 1,65657 maka thitung > ttabel (-0516 < 1,65657) dan taraf signifikansinya adalah 0,608 yang lebih besar dari α = 0,05. Sehingga secara parsial dapat dikatakan bahwa DER tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap PER pada perusahaan perbankan di BEI. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nur Hayati (2010) dan Fitria Agustin (2013) bahwa secara parsial EPS berpengaruh signifikan terhadap PER.

BAB V

Dokumen terkait