• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Struktur Organisasi Brastagi Supermarket

2. Model Glejser

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

4.5.2 Uji Parsial (Uji-t)

Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial variabel bebas yang terdiri dari citra merek (brand image) (X1), pelayanan (retail service) (X2), dan produk (merchandise) (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikat (Y) berupa keputusan pembelian

Model hipotesis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. H

0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari citra merek

(brand image) (X1), pelayanan (retail service) (X2), dan produk (merchandise)(X3) tidak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap variabel terikat (Y) berupa keputusan pembelian secara parsial. 2. H

0 : b1 ≠ b2 ≠ b3 = 0, artinya variabel bebas yang terdiri dari citra merek

(brand image) (X1), pelayanan (retail service) (X2), dan produk

(merchandise) (X3) secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) sebagai variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan:

1. H

0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

2. H

Nilai t

hitung akan diperoleh dengan menggunakan software SPSS 16,0 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai t

tabel pada tingkat α = 5%

yakni yang diperoleh dengan derajat bebas = df – k (df = jumlah sampel dan k = jumlah variabel keseluruhan) yaitu df1 = 4-1 = 3, dan df2 = 100-4 = 96. Uji t

hitung

yang dilakukan adalah uji dua arah maka t

tabel yang digunakan adalah t 5% atau

t 0,05 (94) = 1,984. Tabel 4.16 Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.362 1.303 1.045 .299 CitraMerek .132 .062 .188 2.108 .038 Pelayanan .174 .040 .373 4.355 .000 Produk .209 .061 .292 3.406 .001

a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS versi 17.00, Juli 2013)

Hasil pengujian:

1. Citra merek berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,038) < 0,05 dan nilai t

hitung

(2,108) > t

tabel(1,984), artinya jika citra merek ditingkatkan maka keputusan

pembelian juga akan meningkat.

2. Pelayanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) < 0,05 dan nilai t

(4,355) > t

tabel (1,984) artinya jika pelayanan ditingkatkan maka keputusan

pembelian (Y) juga akan meningkat.

3. Produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,001) < 0,05 dan nilai t

hitung

(3,406) > t

tabel (1,984) artinya jika produk ditingkatkan maka keputusan

pembelian (Y) juga akan meningkat. 4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinan (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Koefisien determinasi, dalam output SPSS terletak pada tabel Model Summarybdan tertulis R Square berkisar nol sampai satu.

Tabel 4.17

Tabel Hubungan Antar Variabel

Nilai Interpretasi

0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat 0,2 – 0,39 Tidak Erat 0,4 – 0,59 Cukup Erat

0,6 – 0,79 Erat

0,8 – 0,99 Sangat Erat

Sumber: Situmorang dan Lufti, 2012.

Tabel 4.17 menjelaskan mengenai tipe hubungan antar variabel, semakin besar nilai R berarti hubungan semakin erat. Koefisiensi determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilainya adalah 0 – 1. Semakin mendekati nol berarti tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati

satu model berarti akan semakin baik. Hasil instrumen koefisiensi determinan (R2) dapat dilihat pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .657a .431 .414 .83638

a. Predictors: (Constant), Produk, Pelayanan, CitraMerek b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer (Kuesioner, SPSS versi 17.00, Juli 2013)

Pada Tabel 4.18 menunjukkan bahwa R sebesar 0,657 berarti hubungan antara citra merek (X1), pelayanan (X2), dan produk (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) sebesar 65,7%. Hal ini berarti hubungannya adalah erat. Angka

Adjusted R Square sebesar 0,414 berarti 41,4% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh citra merek (X1), pelayanan (X2), dan produk (X3), sedangkan

sisanya 58,6% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

4.6 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif responden ditemukan bahwa responden dengan kategori usia 33-38 tahun merupakan responden terbanyak dalam penelitian ini. Menurut pengamatan peneliti, responden dengan rentang usia 33-38 tahun cenderung telah berkeluarga sehingga mereka berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari keluarga mereka. Pada rentang usia ini juga konsumen cenderung telah mempunyai penghasilan sendiri sehingga memungkinkan mereka untuk memiliki daya beli.

Berdasarkan pembagian responden menurut jenis kelamin, ditemukan bahwa responden dengan kategori jenis kelamin wanita merupakan responden terbanyak dalam penelitian ini. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen wanita lebih gemar berbelanja dan memiliki kebutuhan lebih besar dibandingkan dengan konsumen pria.

Berdasarkan pembagian responden menurut kuantitas kunjungan per bulan, ditemukan bahwa responden dengan kategori kunjungan lebih dari dua kali per bulan merupakan responden terbanyak dalam penelitian ini. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen Brastagi Supermarket cenderung berbelanja untuk kebutuhan mingguan dibandingkan bulanan.

Berdasarkan analisis deskriptif variabel, pada distribusi jawaban responden terhadap variabel citra merek (brand image) (X1) ditemukan bahwa untuk pernyataan pertama, mayoritas responden menyatakan sangat setuju dengan Brastagi Supemarket dikenal menjual produk yang berkualitas. Untuk pernyataan kedua, mayoritas responden menyatakan setuju dengan merek Brastagi Supermarket yang mudah diingat. Untuk pernyataan ketiga, mayoritas responden menyatakan setuju dengan citra merek Brastagi Supermarket yang menggambarkan daerah wisata yang terkenal dengan buah dan sayur yang segar. Untuk pernyataan keempat, mayoritas responden setuju dengan tidak pernah mendengar kabar negatif tentang Brastagi Supermarket. Untuk pernyataan kelima, mayoritas responden setuju dengan Brastagi Supermarket merupakan tempat berbelanja yang berkelas.

Diantara kelima pernyataan tersebut, pernyataan pertama mengenai Brastagi Supermarket dikenal sebagai supermarket yang menjual produk berkualitas memiliki distribusi jawaban sangat setuju terbanyak. Hal ini mengindikasikan bahwa Brastagi Supermarket selaras dengan motto-nya yaitu “Brastagi Bicara Quality”. Brastagi Supermarket telah berhasil membentuk

positioning yang kuat di benak konsumennya (Rangkuti, 2004:5) sehingga mempengaruhi persepsi mereka (Ailawadi dan Keller, 2004).

Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel pelayanan (retail service) (X2) ditemukan bahwa untuk pernyataan pertama, mayoritas responden menyatakan setuju dengan tersedianya pusat informasi yang memadai. Untuk pernyataan kedua, mayoritas responden menyatakan setuju atas jumlah pramuniaga yang cukup untuk melayani konsumen. Untuk pernyataan ketiga, mayoritas responden menyatakan setuju atas pramuniaga yang cekatan melayani konsumen. Untuk pernyataan keempat, mayoritas responden menyatakan setuju atas jumlah konter kasir yang cukup. Untuk pernyataan kelima, mayoritas responden setuju dengan petugas konter kasir yang cekatan melayani konsumen. Untuk pernyataan keenam, mayoritas responden menyatakan setuju dengan Brastagi Supermarket memiliki jam buka (operasional) yang panjang. Untuk pernyataan ketujuh, mayoritas responden setuju dengan lahan parkir yang cukup memadai.

Diantara ketujuh pernyataan tersebut, pernyataan pertama, kedua, ketiga, dan keenam memiliki distribusi jawaban setuju terbanyak jika dibandingkan dengan pernyataan lainnya. Pernyataan pertama adalah mengenai pusat informasi

yang tersedia cukup memadai, pernyataan kerdua mengenai jumlah pramuniaga yang cukup dalam melayani konsumen, pernyataan ketiga mengenai pramuniaga yang cekatan, dan pernyataan keenam mengenai jam operasional Brastagi Supermarket yang panjang. Pernyataan keempat, kelima dan ketujuh memang memiliki distribusi jawaban mayoritas setuju, namun jumlahnya tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan jawaban kurang setuju. Keempat pernyataan ini mengenai jumlah konter kasir yang cukup, petugas konter kasir yang cekatan, dan lahan parkir yang memadai. Hal ini berarti Brastagi Supermarket harus mempertahankan sambil terus meningkatkan performa perlayanan mereka, baik yang berhubungan dengan customer service maupun fasilitas fisik (Simamora, 2001:172).

Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel produk (merchandise) (X3) ditemukan bahwa untuk pernyataan pertama, mayoritas

responden menyatakan setuju atas jenis produk Brastagi Supermarket yang lengkap. Untuk pernyataan kedua, mayoritas responden menyatakan setuju atas keragaman merek produk yang disediakan baik lokal dan impor. Untuk pernyataaan ketiga, mayoritas responden menyatakan setuju atas kualitas produk Brastagi Supermarket. Untuk pernyataan keempat, mayoritas responden setuju atas persediaan produk selalu ada. Hal ini menunjukkan bahwa Brastagi Supermarket mengelola produknya atau memiliki manajemen merchandise yang baik (Ma’ruf 2005:138).

Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap variabel keputusan pembelian (Y) ditemukan bahwa untuk pertanyaan pertama, mayoritas responden menyatakan setuju atas informasi produk yang didapat konsumen mengenai produk yang dijual di Brastagi Supermarket memenuhi harapan. Untuk pernyataan kedua, mayoritas responden menyatakan setuju atas kesesuaian produk yang dijual dengan kebutuhan mereka. Untuk pernyataan ketiga, mayoritas responden menyatakan setuju atas lebih memilih berbelanja di Brastagi Supermarket dibandingkan pusat perbelanjaan lain.

Berdasarkan hasil uji F dapat diketahui bahwa citra merek (brand image), pelayanan (retail service) dan produk (merchandise) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan nilai F

hitung > Ftabel (24,280 > 2,70). Hal ini mendukung

teori yang dinyatakan oleh Ailawadi dan Keller (2004) yang menyatakan bahwa praktek branding sangat penting dalam mempengaruhi persepsi konsumen dan keputusan pembelian. Teori lain dikemukakan oleh Ma’ruf (2005) yang menyatakan bahwa peritel yang mampu menggabungkan elemen bauran pemasaran ritel dengan strategi pemasaran yang baik akan menarik konsumen potensial untuk berbelanja.

Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa citra merek (brand image), pelayanan (retail service) dan produk (merchandise) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, dimana nilai t

hitung >

t

Hasil uji t juga menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah pelayanan (retail service) dengan nilai Standardized Coefficients sebesar 0,373. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ini merupakan variabel yang dianggap paling memiliki pengaruh dan dirasakan secara nyata manfaatnya bagi responden.

Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa hubungan antara citra merek (brand image), pelayanan (retail service), dan produk (merchandise) terhadap keputusan pembelian memiliki hubungan yang positif dan erat. Nilai Adjusted R Square = 0,414, berarti 41,4% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu citra merek (brand image), pelayanan (retail service), dan produk (merchandise), sedangkan sisanya 58,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

BAB V

Dokumen terkait