• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Uji Parsial(Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan hipotesis :

a. Ho : b

i = 0, artinya secara parsial Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Growth dan Collaterizable Assets berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel kebijakan dividen pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Ha : b

i ≠ 0, artinya secara parsial Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Growth dan Collaterizable Assets berpengaruh signifikan terhadap variabel kebijakan dividen.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. > 0,05 maka Ha

variabel terikat. Sebaliknya jika sig. < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga dapat dibandingkan dengan nilai ttabel.

Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:

1. H0 diterima jika –ttabel < - thitung atau thitung < ttabel pada α = 5%

2. Ha diterima jika –thitung < −ttabel atau thitung > ttabel pada α = 5%.

Tabel 4.9 Hasil Uji-t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,754 ,266 2,838 ,009 ROE ,060 ,489 ,024 ,122 ,903 DER -,170 ,058 -,498 -2,933 ,007 Growth -,136 ,308 -,080 -,443 ,661 ColAsset -,095 ,376 -,045 -,253 ,802 a. Dependent Variable: DPR

Sumber : Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah)

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 19 (03/12/2015)

Pada Tabel 4.13 dapat dilihat hasil uji signifikansi parsial masing-masing variabel sebagai berikut :

1. Return on Equity

Nilai thitung dari variabel ROE adalah sebesar 0,122 dan nilai ttabel adalah 1,701 sehinggga –ttabel < - thitung (-1,701 < -0,122) dan signifikansinya berada di atas nilai 0,05 (0,903 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel ROE berpengaruh tidak signifikan secara parsial terhadap DPR pada Perusahaan

2. Debt to Equity Ratio

Nilai thitung dari variabel DER adalah sebesar -2,933 dan nilai ttabel adalah 1,701 sehingga –thitung < −ttabel (-2,933 < -1,701 ) atau thitung > ttabel (2,933 > 1,701) dan signifikansinya berada di atas nilai 0,05 (0,007 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa variabel DER berpengaruh secara negatif dan signifikan secara parsial terhadap DPR pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

3. Growth

Nilai thitung dari variabel Growth adalah sebesar -0,443 dan nilai ttabel adalah 1,701, sehinggga –ttabel < -thitung (-1,701 > 0,443) dan signifikansinya berada di atas nilai 0,05 (0,661 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel Growth

berpengaruh tidak signifikan secara parsial terhadap DPR pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

4. Collaterizable Assets

Nilai thitung dari variabel Collaterizable Assets adalah sebesar -0,253 dan nilai ttabel adalah 1,701, sehinggga –ttabel < -thitung (-1,701 < -0,253) dan signifikansinya berada di atas nilai 0,05 (0,802 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel

Collaterizable Assets berpengaruh tidak signifikan secara parsial terhadap DPR pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Return on Equity terhadap Dividend Payout Ratio

Berdasarkan pengujian secara parsial (uji t), ROE berpengaruh tidak signifikan terhadap DPR. Tidak signifikannya variabel ROE terhadap DPR

menunjukkan ternyata makin meningkat ROE belum tentu akan menyebabkan makin tingginya DPR. Riyanto (2001) mengungkapkan dividen hanya dapat dibagikan apabila perusahaan telah memperhatikan kebutuhan dana termasuk investasi yang profitable. Hal ini juga sesuai dengan teori Sartono (2001 : 124) bahwa ROE digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan bahwa perusahaan akan lebih mengutamakan untuk menghasilkan keuntungan dengan berinvestasi yang profitable terlebih dahulu dibandingkan dengan membayarkan dividen. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Latiefasari (2010) yang menyatakan bahwa DER berpengaruh tidak signifikan terhadap

dividend payout ratio.

4.3.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (uji t), DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPR. Hal ini sesuai dengan teori Suitrisno (2010) yang menyatakan bahwa semakin tinggi DER maka dividen yang dibayarkan akan semakin sedikit. Jika perusahaan memutuskan untuk melunasi hutangnya, maka biasanya laba ditahan yang akan dipergunakan, hal ini mengurangi tingkat pembagian dividen. Semakin kecil rasio ini, maka semakin perusahaan tersebut dipercaya oleh oleh kreditur dalam memenuhi kewajibannya dalam membayar hutang, hal ini mengakibatkan perusahaan berkewajiban membayar hutang pokok dan bunga sehingga berimbas pula pada penurunan nilai DPR. Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian Fira (2009) yang menyatakan bahwa DER bepengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio.

4.3.3 Pengaruh Growth terhadap Dividend Payout Ratio

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (uji t), Growth berpengaruh tidak signifikan terhadap DPR. Tidak ditemukannya pengaruh yang signifikan dari variabel growth mungkin disebabkan karena perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang termasuk dalam kategori perusahaan besar. Perusahaan besar cenderung memiliki alternatif pendanaan yang lebih banyak, sehingga perusahaan menjadi kurang bergantung pada pendanaan internal. Ketika perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk membiayai pertumbuhannya, maka perusahaan tidak mengurangi porsi dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham melainkan akan mencari pendanaan eksternal di pasar modal. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh pada besar kecilnya dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Islamiyah (2012) dan Putri (2014) yang menyatakan bahwa growth berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.

4.3.4 Pengaruh Collaterizable Assets terhadap Dividend Payout Ratio

Berdasarkan hasil pengujian secara parsial (uji t), Collaterizable Assets

berpengaruh tidak signifikan terhadap DPR. Rendahnya tingkat hutang obligasi di Indonesia diduga menjadi penyebab tidak ditemukannya pengaruh yang signifikan dari variabel collaterizable assets. Hal ini dapat diartikan bahwa konflik antara pemegang saham dan pemegang obligasi di Indonesia relatif rendah atau dapat

dikatakan bahwa beberapa perusahaan sampel yang tercatat tidak memiliki hutang obligasi. Akibatnya, collaterizable assets sebagai faktor yang dapat menjembatani kepentingan kedua pihak tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam pengambilan keputusan pembayaran DPR pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Santoso dan Prastiwi (2012) yang menyatakan bahwa collaterizable assets berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan dividen.

BAB V

Dokumen terkait