BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.2 Hasil Analisis Data
Uji kualitas data dimaksudkan agar keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan terbebas dari bias secara statistik. Pengujian kualitas data dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Apabila hasil pengujian menjumpai data penelitian valid dan reliabel secara statistik, maka dapat disimpulkan kualitas data yang digunakan cukup baik.
5.2.1.1. Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar daripada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid. Pengujian kualitas data dilakukan dengan sampel uji coba sebanyak 30 orang. Angka kritik pada penelitian ini adalah N-2=30-2 =28 dengan taraf signifikan α = 5%, maka r tabel untuk angka kritik dalam penelitian ini adalah 0,374. Berdasarkan pengujian validitas instrumen, dapat diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5.7. Uji Validitas Variabel Penelitian Instrumen Penelitian Butir
Instrumen r Hitung r Tabel Keterangan
Kinerja Auditor 1 0.477 0.374 Valid
(Y) 2 0.612 0.374 Valid 3 0.429 0.374 Valid 4 0.478 0.374 Valid 5 6 7 0.482 0.396 0.393 0.374 0.374 0.374 Valid Valid Valid
Kualitas Sumber 1 0.476 0.374 Valid
Daya Manusia 2 0.759 0.374 Valid
(X1) 3 0.614 0.374 Valid 4 0.451 0.374 Valid 5 6 7 0.524 0.541 0.578 0.374 0.374 0.374 Valid Valid Valid
Komitmen Organisasi 1 0.421 0.374 Valid
(X2) 2 0.553 0.374 Valid 3 0.426 0.374 Valid 4 0.611 0.374 Valid 5 6 7 0.666 0.687 0.421 0.374 0.374 0.374 Valid Valid Valid
Motivasi Kerja 1 0.632 0.374 Valid
(X3) 2 0.603 0.374 Valid 3 0.453 0.374 Valid 4 0.528 0.374 Valid 5 6 7 0.641 0.527 0.395 0.374 0.374 0.374 Valid Valid Valid
Tindakan Supervisi 1 0.577 0.374 Valid
(X4) 2 0.421 0.374 Valid 3 0.734 0.374 Valid 4 0.691 0.374 Valid 5 6 7 0.475 0.764 0.619 0.374 0.374 0.374 Valid Valid Valid
Sumber : Data Olahan SPSS
Dari 7 butir pernyataan yang diuji coba untuk variabel kinerja auditor (Y) semua butir dinyatakan valid selanjutnya untuk variabel kualitas sumber daya manusia (X1), komitmen organisasi (X2), motivasi kerja (X3) serta tindakan supervisi (X4) yang masing-masing 7 butir pertanyaan dinyatakan valid karena memiliki r hitung lebih tinggi dari r tabel pada taraf signifikansi α = 5 % yaitu 0,374.
5.2.1.2. Uji Realibilitas
Pengujian Reliabilitas adalah pengujian yang bertujuan untuk mengukur konsistensi alat ukur yang digunakan untuk suatu objek yang diteliti. Uji Reliabilitas dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60.
Tabel 5.8. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Variabel Cronbach’s Alpha
Batas
Reliabilitas Keterangan Kinerja Auditor (Y) 0.723 0.60 Reliabel Kualitas Sumber Daya Manusia
(X1)
0.819 0.60 Reliabel Komitmen Organisasi (X2) 0.798 0.60 Reliabel Motivasi Kerja (X3) 0.799 0.60 Reliabel Tindakan Supervisi (X4) 0.847 0.60 Reliabel Sumber : Data Olahan SPSS
Dari Tabel 5.8 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan Uji Reliabilitas menunjukkan angka Cronbach’s Alpha pada masing-masing kolom variabel tersebut lebih besar dari 0,60 (Batas Reliabilitas) maka dapat dinyatakan instrumen tersebut reliable.
5.2.2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi linear berganda dan untuk menginterprestasikan data agar lebih relevan dalam menganalisis. Pengujian asumsi klasik ini meliputi : Uji Normalitas, Uji Multikolineritas, dan Uji Heteroskedastisitas.
5.2.2.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi antara variable dependen (terikat) dan variable independen (bebas) keduanya memiliki distribusi normal atau tidak yang dapat dilihat dengan menggunakan Normal P-P Plot dan Diagram Histogram yang tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar disekitar garis diagonal. Grafiknya sebagai berikut :
Hasil pengujian menunjukkan bahwa data Residual terdistribusi secara normal dimana titik-titik disekitar garis diagonal dan penyebarannya masih mengikuti garis diagonal.
Gambar 5.1. Uji Normalitas
Dari Gambar 5.1 dapat disimpulkan data terdistribusi dengan normal, data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal dan diagram histogram yang tidak condong ke kiri dan ke kanan sehingga dapat dikatakan data terdistribusi dengan normal.
5.2.2.2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolineritas adalah suatu keadaan dimana variabel lain (independen) saling berkorelasi satu dengan lainnya. Persamaan regresi linear berganda yang baik adalah persamaan yang bebas dari adanya multikolineritas antara variabel independen. Alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya variabel yang berkorelasi, maka digunakan alat uji atau deteksi Variance Inflation Factor (VIF). Dimana nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.
Tabel 5.9. Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
1 Kualitas Sumber Daya Manusia (X1) Komitmen Organisasi (X2) 0.924 0.748 1.083 1.336 Motivasi Kerja (X3) 0.727 1.376
Sumber : Data Olahan SPSS
Dari hasil Uji Multikolinearitas dengan melihat nilai VIF pada Tabel 5.9, dapat diketahui masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Maka dapat dinyatakan model regresi linear berganda terbebas dari masalah multikolinearitas.
5.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi perbedaan varian residual dari suatu periode pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual dari suatu periode pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homoskesdastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedasitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisis dapat dilakukan dengan melihat gambar berikut ini :
Gambar 5.2. Uji Heteroskedastisitas
Dengan menggunakan metode grafik, menunjukkan penyebaran titik-titik data yaitu : a. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau di sekitar angka 0.
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.
c. Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
d. Penyebaran titik-titik data tidak berpola.
Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.
5.2.3. Pengujian Hipotesis 5.2.3.1. Pengujian Hipotesis 1
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model telah dapat digunakan untuk dilakukan pengujian analisis regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis secara simultan dengan Uji F dan pengujian hipotesis secara parsial dengan Uji t. Pengujian untuk Hipotesis 1 (satu) dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1+ b2X2+ b3X3+e
Dimana :
Y = Kinerja Auditor
X1 = Kualitas Sumber Daya Manusia X2 = Komitmen Organisasi
X3 = Motivasi Kerja e = Error
Tabel 5.10. Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 5.651 3.466 1.631 .108
X1 .758 .094 .698 8.082 .000 .924 1.083
X2 -.147 .092 -.153 -1.597 .115 .748 1.336
X3 .189 .101 .181 1.862 .067 .727 1.376
Dependent Variable: Y
Variabel independen yang mempunyai nilai P Value (sig) lebih kecil dari pada 0,05 dalam nilai absolut pada taraf signifikansi α = 5% hanya variabel kualitas sumber daya manusia yaitu sebesar 0,000. Variabel kualitas sumber daya manusia
berpengaruh secara parsial terhadap kinerja auditor (H0 ditolak). Sedangkan variabel komitmen organisasi sebesar 0,115 lebih besar dari P Value (sig), artinya variabel komitmen organisasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja auditor pada taraf signifikansi α = 5% (H0 diterima). Selanjutnya variabel motivasi kerja sebesar 0,67 lebih besar dari P Value (sig), artinya variabel motivasi kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja auditor pada taraf signifikansi α= 5% (H0 diterima).
Tabel 5.11. Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 428.189 3 142.730 26.085 .000a
Residual 366.600 67 5.472
Total 794.789 70
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y
Nilai P Value (sig) 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka (H0 ditolak), artinya semua variabel independen (kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi dan motivasi kerja) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen kinerja auditor pada taraf signifikansi α = 5%.
Tabel 5.12. Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .734a .539 .518 2.339
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat kemampuan model dalam menjelaskan variabel independen terhadap variabel dependen dari model yang dibangun. Berdasarkan tabel 5.12 koefisien determinasi dengan nilai Adjusted R Square sebesar 0,518 berarti variabel independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen hanya sebesar 51.8%, sisanya sebesar 48.2% diterangkan oleh variabel lain di luar model.
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, maka model penelitian adalah sebagai berikut: Y = 5,651 + 0,758 X1 – 0,147 X2 + 0,189 X3 + e
Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel Kualitas Sumber Daya Manusia menunjukkan nilai positif berarti bahwa hubungan antara Kualitas Sumber Daya Manusia dengan Kinerja Auditor adalah positif. Artinya bahwa semakin tinggi Kualitas Sumber Daya Manusia, maka semakin tinggi Kinerja Auditor.
Koefisien dari variabel Komitmen Organisasi menunjukkan angka negatif, berarti bahwa hubungan antara Komitmen Organisasi dengan Kinerja Auditor adalah negatif artinya bahwa semakin tinggi Komitmen Organisasi, maka semakin rendah Kinerja Auditor.
Koefisien dari variabel Motivasi Kerja menunjukkan nilai positif berarti bahwa hubungan antara Motivasi Kerja dengan Kinerja Auditor adalah positif. Artinya bahwa semakin tinggi Motivasi Kerja, maka semakin tinggi Kinerja Auditor.
5.2.3.2. Pengujian Hipotesis 2
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model telah dapat digunakan untuk dilakukan pengujian analisis regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah menguji apakah variabel Tindakan Supervisi merupakan variabel moderating digunakan uji residual dengan persamaan regresi :
X4= α + b1X1 + b2X2 + b3X3 +e ... (Persamaan-1) |e| = α + b1Y + e ... (Persamaan-2)
Dimana :
Y = Kinerja Auditor
X1 = Kualitas Sumber Daya Manusia X2 = Komitmen Organisasi
X3 = Motivasi Kerja X4 = Tindakan Supervisi
|e| = Nilai mutlak residual regresi X1, X2, X3 terhadap X4 b1, b2, b3 = Koefisien Regresi
α = Konstanta e = Error
Dari hasil pengujian residual adalah sebagai berikut :
Tabel 5.13. Pengujian Hipotesis-2 (Persamaan-1) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 14.236 5.013 2.840 .006 SDM .098 .136 .085 .726 .470 K .345 .133 .336 2.591 .012 M .069 .147 .062 .474 .637 a. Dependent Variable: TS
Berdasarkan hasil uji residual pada Tabel 5.13 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: X4 = 14,236 + 0,098 X1 + 0,345 X2 + 0,069 X3
Persamaan regresi di atas keseluruhan variabel tidak ada yang memiliki nilai signifikan lebih kecil dari α 0,05 dan tidak ada bernilai koefisien negatif, dengan demikian persamaan regresi tersebut menunjukkan adanya ketidakcocokkan (lack of fit) hubungan antara Kualitas Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi, dan Motivasi Kerja.
Tabel 5.14. Pengujian Hipotesis-2 (Persamaan-2) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.620 2.020 1.297 .199 KA .003 .068 .005 .039 .969
a. Dependent Variable: AbsRes_1
Pada Tabel 5.14. hasil uji residual menunjukkan nilai koefisien positif (0,003) dan nilai signifikan 0,969 lebih besar dari α 0,05 artinya Tindakan Supervisi bukan variabel moderating (tidak memperkuat hubungan antara Kualitas Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi, dan Motivasi Kerja). Tindakan Supervisi dapat menjadi variabel moderating jika nilai koefisien negatif dan nilai signifikan lebih kecil dari α 0,05.