• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Uji Reliabilitas

Pengukuran yang menghasilkan data yang reliabel merupakan pengukuran yang memiliki realibilitas tinggi. Pengujian ini dilakukan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan instrumen handal, konsisten dan stabil, sehingga bila digunakan berulang kali hasilnya akan tetap sama. Uji realibilitas dilakukan dengan cara menghitung Cronbach Alpha.

H. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif diperlukan untuk memberikan sebuah deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan maksimum-minimum. Mean digunakan untuk memprediksi besaran rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai dispersi rata-rata dari sampel. Nilai maksimum-minimum diperlukan untuk melihat nilai maksimum-minimum dan maksimum dari populasi agar dapat melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan.

I. Pengujian Asumsi Binari Logistik

Regresi logistik merupakan pendekatan untuk membuat model prediksi seperti pada regresi linear atau Ordinary Least Squares (OLS) regression. Namun pada regresi logistik, peneliti memprediksi probabilitas variabel (Y) yang berskala dikotomi. Skala dikotomi yang dimaksud ialah skala data nominal dengan dua kategori, misalnya: Ya dan Tidak.

Regersi Logistik dibedakan menjadi 2, yaitu Regresi Binari Logistik dan Regresi Multinominal Logistik.Regresi Binari Logistik digunakan apabila hanya terdapat 2 kategori pada variabel (Y), misalnya Ya Bersedia dan Tidak Bersedia.Sedangkan Regresi Multinominal Logistik digunakan apabila terdapat lebih dari 2 kategori pada variabel (Y).

Regresi Binari Logistik tidak memerlukan uji normalitas untuk menganalisis hasil pada variabel bebasnya karena variabel terikatnya adalah variabel dummy. Residual Regresi Binari Logistik dapat diartikan sebagai selisih antara nilai prediksi dengan nilai sebenarnya yang tidak perlu lagi dilakukan uji normalitas. Regresi Binari Logistik juga tidak memerlukan heteroscedasticity, sehingga variabel dependen tidak memerlukan homoscedasticity untuk masing-masing variabel independennya (Gujarati, 2003). Perumusan model binary logistik regresi yang digunakan adalah:

β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + e + i Dimana:

X1 = Usia

37 X3 = Pendidikan Terakhir X4 = Pendapatan X5 = Kepercayaan Masyarakat β1,.. β5 = Koefisien regresi e = error term

i = data yang digunakan adalah data cross section J. Uji Kelayakan Regresi

Uji kelayakan Regresi atau disebut dengan Uji Wald (Uji W) dinilai menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Test yang diukur dengan nilai Chi-square. Hosmer and Lemeshow’s Test digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan cocok dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit) atau sebaliknya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Test ≤ 0.05, maka H0 diterima

sehingga H1 ditolak menandakan bahwa adanya ketidak cocokan antara model dengan data observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test ≥ 0.05, maka H0 ditolak sehingga H1 diterima yang menandakan bahwa model cocok dengan data observasinya. K. Uji Keseluruhan Model

Uji Keseluruhan Model atau yang disebut dengan Uji G. Uji ini dinilai menggunakan Overall Model Test Fit. Uji keseluruhan model digunakan untuk menilai model telah fit atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal (block number = 0) dengan nilai -2 log likelihood pada akhir (block number

= 1). Cara membandingkan antara nilai -2 log likelihood (block number=1) dengan –2 log likelihood (block number=2) adalah dengan mengurangi nilai antara -2LL awal (block number=0) dengan nilai -2LL (block number=1). Hasil dari pengurangan ini menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data. Apabila nilai -2LL (block number =0) > -2LL (block number 1), menunjukan bahwa nilai model regresi baik (Ghozali,2013). L. Uji Koefisien

Uji Koefisien atau yang disebut dengan R Square merupakan pengujian dengan koefisien determinasi regersi logistik dengan menggunakan Nagelkerke’s R square. Tujuan dari pengujian ini dilakukan agar mengetahui seberapa besar komponen variabel independen menjelaskan variabel dependen. Namun dalam uji binary logistik, hasil dari interpretasi Nagelkerke’s R square hanya nilai pendekatannya saja.

M. Interpretasi Odds Ratio

Odds Ratio merupakan penafsiran hasil analisis keseluruhan yang dimana hasil dari analisis ratio ini menghitung atau mengukur seberapa besar risiko suatu kejadian. Untuk mengukur besar efek dari perubahan variabel x terhadap variabel y. Rumus untuk menghitung Odd Ratio adalah mencari antilog dari estimasi koefisien estimasi, menguranginya dengan 1, kemudian mengkalikannya dengan 100. Hasil dari rumus tersebut nantinya akan di dapatkan persentase perubahan dalam odd ratio setiap kenaikan 1 unit dari variabel independen.

39

N. Uji Simultan

Uji Simultan dengan menggunakan uji omnibus test dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, penulis menggunakan alpha 10 persen.Dalam uji ini, dapat dilihat variabel-variabel independen yang digunakan apakah berpengaruh signifikan atau tidak signifikan. Uji ini bisa dibuktikan dengan melihat H0 diterima pada tiap variabel yang berarti variabel yang digunakan tidak signifikan, atau H1 diterima pada tiap variabel independen yang berarti variabel yang digunakan signifikan.

O. Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai probabilitas (sig) dengan di dasarkan pada tingkat signifikansi (α). Untuk menentukan penerimaan dan penolakan H0 di dasarkan pada tingkat signifikansi (α) 10 persen dengan kriteria sebagai berikut :

1. H0 ditolak, apabila statistic wald hitung > Chi Square tabel, nilai

probabilitas (signifikan) < tingkat signifikansi (α). H1 diterima yang menyatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen diterima.

2. H0 diterima apabila statistic wald hitung < chi square tabel, nilai probabilitas (signifikansi) > tingkat signifikansi (α). H1 ditolak yang menyatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

40 A. Karakteristik Responden

Kabupaten Sleman merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk terbesar jika dibandingkan dengan Kabupaten lainnya yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta.Kesejahteraan masyarakat Sleman bisa dikatakan cukup bagus jika dibandingkan dengan kesejahteraan di Kabupaten lainnya yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta.Bentuk kesejahteraan masyarakat salah satunya adalah kesehatan.

Terkait masalah kesehatan yang setiap tahunnya mengalami kenaikan, maka pemerintah mengeluarkan jaminan kesehatan yang pada awalnya bernama ASKES menjadi BPJS Kesehatan.Pengguna BPJS Kesehatan di Kabupaten Sleman terbilang cukup banyak jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya.Pengguna BPJS Kesehatan hampir setengah dari jumlah penduduk di Kabupaten Sleman itu sendiri.Tahun 2016, jumlah pengguna BPJS Kesehatan kelas II di Kabupaten Sleman berjumlah 653.523 jiwa penduduk.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lakukan di Rumah Sakit dan Puskesmas yang berada di Kabupaten Sleman. Rumah Sakit dan Puskesmas yang dijadikan subyek untuk penelitian mewakili dari 3 Kecamatan yang berada di Kabupaten Sleman yaitu Kecamatan Godean, Kecamatan Seyegan dan Kecamatan Gamping.

41

Bagan 4.1

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Rentan Usia

Berdasarkan bagan 4.1 menerangkan bahwa bahwa dari 125 responden jumlah responden perempuan sebanyak 65 orang, sementara jumlah responden laki-laki berjumlah 60 orang. Dari 125 responden, sebanyak 23 responden atau 18 persen berada pada rentan usia tertinggi yaitu rentan usia antara 26-30 tahun. Sebanyak 21 responden atau sebanyak 17 persen berada pada rentan usia antara 31-35 tahun, sedangkan sebanyak 16 responden dengan persentase 13 persen berada pada rentan usia antara 51-55 tahun. Sebanyak 13 responden atau sebesar 10 persen berada pada rentan usia antara 41-45 tahun. Sebanyak 12 responden atau 10 persen dari 100 persen berada pada rentan usia antara 36-40 tahun dan sebanyak 12 responden atau persentase 10 persen pula berada pada rentan usia antara

20-10% 18% 17% 10% 10% 9% 13% 6% 3% 4%

Usia

20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 41-45 tahun 46-50 tahun 51-55 tahun 56-60 tahun 61-65 tahun >66 tahun

25 tahun. Sedangkan jumlah responden terendah dengan persentase 3% berada pada rentan usia yaitu antara 61-65 tahun.

Bagan 4.2

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian, dijelaskan pada bagan 4.2 dari 125 responden BPJS Kesehatan Kelas II sebanyak 121 responden berstatus sudah menikah dan 14 responden lainnya berstatus belum menikah. Sebanyak 59 responden atau sebesar 47 persen, memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4-5 orang. Sebanyak 51 responden dengan persentase sebesar 41 persen memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak 2-3 orang. Persentase sebesar 10 persen dengan jumlah 13 responden memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak 1 orang. Serta, persentase terendah sebesar 2 persen atau 2 responden memiliki tanggungan anggota keluarga mencapai 6-7 orang,

10%

41% 47%

2%

Jumlah Anggota Keluarga

1 orang 2-3 orang 4-5 orang 6-7 orang

43

Bagan 4.3

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil penelitian pada bagan 4.3, dari 125 responden menyatakan bahwa 66 responden dengan persentase sebesar 53 persen memiliki pendidikan terakhir SMA SEDERAJAT. Sejumlah 44 responden atau 36 persen memiliki pendidikan terakhir Sarjana S1. Sejumlah 10 responden dengan persentase sebesar 8 persen memiliki pendidikan terakhir SMP SEDERAJAT. Sementara tingkat pendidikan terakhir yang paling rendah persentasenya adalah Sarjana S2 yaitu sebesar 3 persen dengan jumlah 4 responden. 8% 53% 36% 3%

Tingkat Pendidikan

SMP SEDERAJAT SMA SEDERAJAT SARJANA S1 SARJANA S2

Bagan 4.4

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Tingkat Penghasilan

Berdasarkan penelitian dengan menggunakan 125 responden, dapat diketahui dalam bagan 4.4 jumlah responden berdasarkan tingkat penghasilannya. Dengan responden sebanyak 125 orang didapatkan hasil sebanyak 55 responden atau dengan persentase sebesar 44 persen memiliki penghasilan antara Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00. Sebanyak 29 responden dengan persentase sebesar 23 persen memiliki penghasilan antara Rp 1.500.000-Rp 2.000.000. Sebanyak 26 responden dengan persentase sebanyak 23 persen memiliki penghasilan antara Rp 2.000.000-Rp 2.500.000. Sementara 15 responden lainnya atau sebesar 12 persen memiliki penghasilan pada tingkat Rp 2.500.000,00-Rp 3.000.000,00 berada pada persentase terendah. 44% 23% 21% 12%

Tingkat Penghasilan

Rp 1.000.000 - Rp 1.500.000 Rp1.500.000 - Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 - Rp 2.500.000 Rp 2.500.000 - Rp 3.000.000>

45

Bagan 4.5

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Kepercayaan Masyarakat

Pada bagan 4.5, dapat diketahui sebanyak 3 responden atau dengan persentase sebesar 2 persen tidak merasa bahwa kepercayaan masyarakat itu penting terhadap penilaian BPJS Kesehatan. Sedangkan 122 responden dengan persentase sebanyak 98 persen lainnya merasa bahwa kepercayaan masyarakat terhadap BPJS Kesehatan penting adanya. Karna apabila masyarakat tidak percaya dengan program BPJS Kesehatan, maka dapat dipastikan bahwa masyarakat enggan untuk membayar iuran peserta BPJS Kesehatan. 2% 98%

Kepercayaan Masyarakat

Tidak Penting Ya Penting

Bagan 4.6

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Besarnya Willingness to Pay

Bagan 4.7

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Ketidak Sediaan Membayar Iuran Peserta

BPJS Kesehatan kelas II 28% 72%

WTP

Tidak Bersedia Ya Bersedia 50% 50%

Tidak Bersedia Membayar Iuran Peserta BPJS

Kelas II

Rp 42.500,00 Rp 47.500,00

47

Selanjutnya berdasarkan bagan 4.6, dari 125 responden dapat diketahui bahwa sebesar 72 persen atau sebanyak 90 responden rela membayar iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II sebesar Rp 51.000,00. Responden yang tidak bersedia membayar iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II sebanyak 35 orang dengan persentase sebesar 28 persen.

Dari bagan 4.7 terdapat bagan ketidak sediaan masyarakat membayar iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II, dapat diketahui sebanyak 16 responden atau sebesar 50 persen dari jumlah yang tidak bersedia membayar iuran BPJS Kesehatan Kelas II rela membayar sebesar Rp 42.500,00 serta sebanyak 16 responden atau 50 persen dari jumlah yang tidak bersedia membayar iuran BPJS Kesehatan Kelas II rela membayar sebesar Rp 47.500,00. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan responden yang di dapat oleh peneliti, willingness to pay masyarakat yang bersedia membayar iuran BPJS Kesehatan kelas II sebesar Rp 42.500 mempunyai jumlah yang sama terhadap willingness to pay masyarakat yang bersedia membayar iuran BPJS Kesehatan kelas II sebesar Rp 47.500. Harga Rp 42.500 merupakan harga iuran lama peseta BPJS Kesehatan Kelas II, sedangkan harga 47.500 merupakan harga tengah-tengah antara Rp 42.500 dan Rp 51.000.

Bagan 4.8

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Berdasarkan tabel diatas, tabel 4.8 diketahui jumlah responden berdasarkan jenis pekerjaan. Hasil dari penelitian dengan 125 responden menjelaskan bahwa sebanyak 45 responden dengan persentase sebesar 36 persen didominasi oleh Pegawai Swasta. Jenis pekerjaan yang cukup mendominasi penelitian ini adalah wiraswasta dengan responden sebanyak 34 responden atau 27 persen. Jenis pekerjaan yang mempunyai persentase terbanyak ketiga adalah pekerja rumah tangga dengan jumlah 26 responden dengan persentase sebanyak 21 persen. Sebanyak 16 responden atau dengan persentase sebanyak 13 persen PNS/TNI/POLRI menjadi jenis pekerjaan keempat yang tidak banyak mendominasi dalam penelitian ini. Jenis pekerjaan yang memiliki persentase terendah adalah mahasiswa/pelajar dengan jumlah 4 responden atau sebesar 3 persen.

13% 3% 27% 36% 21%

Jenis Pekerjaan

PNS/TNI/POLRI Mahasiswa/Pelajar Wiraswasta Pegawai Swasta

49

B. Presepsi Responden terhadap Atribut Pelayanan

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan 125 responden peserta BPJS Kesehatan Kelas II, dapat di identifikasi pendapat responden terhadap atribut pelayanan, seperti jarak dari rumah ke rumahsakit/puskesmas, keteserdiaan informasi apakah transparansi atau tidak, tingkat kebersihan, sikap pelayanan dari dokter/suster yang menangani pasien BPJS Kesehatan, serta tingkat kualitas secara keseluruhan.

Bagan 4.9

Jumlah Responden Peserta BPJS Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Jarak Rumah dengan Puskesmas/Rumah Sakit Terdekat

Berdasarkan bagan 4.9 sebanyak 90 responden atau peresntase sebesar 78 persen di dominasi oleh responden yang memiliki jarak dari rumah dengan rumahsakit/puskesmas 0,5-2 km, sedangkan sebanyak 2 responden atau 2 persen memiliki jarak dari rumah dengan rumahsakit/puskesmas 6-8 km. 78% 11% 9% 2%

Jarak

0.5-2 km 2-4 km 4-6 km 6-8 km

Bagan 4.10

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Ketersediaan Fasilitas

Pada bagan 4.10, jumlah responden peserta BPJS Kesehatan mengenai atribut pelayanan, ketersediaan fasilitas pada rumahsakit/puskesmas merupakan hal penting. Berdasarkan hasil dari penelitian sebanyak 101 responden atau sebesar 81 persen berpendapat bahwa keterserdiaan fasilitas di rumahsakit/puskesmas terdekat sudah memadai, sementara 24 responden atau 19 persen berpendapat bahwa ketersediaan fasilitas di rumahsakit/puskesmas terdekat belum memadai. Ketersediaan fasilitas menjadi hal penting karena apabila ketersediaan fasilitas pada rumahsakit/puskesmas terdekat kurang memadai akibatnya banyak masyarakat yang mendorong untuk tidak menuju rumahsakit/puskesmas terdekat ketika masyarakat merasa tidak sehat.

19%

81%

Ketersediaan Fasilitas

Kurang Memadai Memadai

51

Bagan 4.11

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Ketersediaan Informasi

Berdasarkan tabel 4.11 menjelaskan bahwa sebanyak 104 responden atau dengan persentase sebesar 83 persen beranggapan bahwa ketersediaan informasi di rumahsakit/puskesmas terdekat sudah memadai. Sebanyak 21 responden dengan persentase sebanyak 17 persen beranggapan bahwa belum memadai ketersediaan fasilitas yang ada di rumahsakit/puskesmas terdekat. Selain ketersediaan fasilitas, ketersediaan informasi meliputi transparasi informasi pembayaran, jadwal pelayanan, informasi dokter yang menangani merupakan hal penting pula yang harus diperhatikan.

17%

83%

Ketersediaan Informasi

Kurang Memadai Memadai

Bagan 4.12

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Sikap Pelayanan Dokter/Suster

Dari hasil penelitian dengan 125 responden dapat dilihat melalui bagan 4.12 sebanyak 106 responden dengan persentase 85 persen berpendapat bahwa sikap pelayanan dari dokter/suster yang menangangi ramah. Sedangkan sisanya, sebanyak 19 responden dengan persentase 15 persen berpendapat bahwa sikap pelayanan dari dokter/suster yang menangangi kurang ramah. Dalam atribut pelayanan, poin ini merupakan hal yang perlu diperhatikan pula seperti sikap pelayanan dari dokter/suster yang menangani. Masyarakat akan terasa lebih nyaman ketika berobat dan ditangani oleh dokter/suster yang ramah.

15%

85%

Sikap Pelayanan

Kurang Ramah Ramah

53

Bagan 4.13

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Kualitas Layanan Keseluruhan

Berdasarkan bagan 4.13 di dapatkan hasil bahwa sebanyak 107 responden dengan persentase sebanyak 86 berpendapat bahwa kualitas layanan keseluruhan memadai. Sisanya, sebanyak 18 responden yaitu dengan persentase sebesar 14 persen berpendapat bahwa kualitas pelayanan keseluruhan tidak memadai. Kualitas pelayanan secara keseluruhan merupakan hal penting karena apabila seseorang merasa tidak sehat jika kualitas pelayanan secara keseluruhan rumahsakit/puskesmas terdekat tidak memadai, maka akan mengurangi keinginan seseorang untuk datang ke rumahsakit/puskesmas terdekat.

14%

86%

Kualitas Layanan secara keseluruhan

Kurang Memadai Memadai

54 A. Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

Tabel 5.1 Uji Validitas Variabel

Sumber : data primer diolah (Lampiran 1)

Berdasarkan Tabel diatas, tabel 5.1 diketahui bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini 4 variabel yang dilakukan pengujian, sedangkan variabel kepercayaan masyarakat dan variabel willingness to pay (WTP) tidak dilakukan pengujian. Variabel kepercayaan masyarakat dan willingness to pay (WTP) tidak dilakukan pengujian karena merupakan variabel dummy. Nilai rata-rata seluruh variabel dalam penelitian ini adalah diatas 0.10, dapat diartikan bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini valid.

Usia JAK Edu Income

Usia Pearson Correlation 1 0.202* -0.365** 0.56 Sig. (2-tailed) 0.024 0.000 0.536 N 125 125 125 125 JAK Pearson Correlation 0.202* 1 0.044 0.195* Sig. (2-tailed) 0.024 0.628 0.029 N 125 125 125 125 Edu Pearson Correlation -0.365** 0.044 1 0.272** Sig. (2-tailed) 0.000 0.628 0.002 N 125 125 125 125 Income Pearson Correlation 0.056 0.195* 0.272** 1 Sig. (2-tailed) 0.536 0.029 0.002 N 125 125 125 125

55

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui kestabilan alat ukur. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila memberikan hasil yang sama bila digunakan untuk mengukur ulang obyek yang sama. Uji reliabilitas digunakan dengan menggunakan uji Alpha Cronbach. Jika Alpha Cronbach yang dianggap reliabel jika > 0.06 (Nurgiyanto, 2009).

Tabel 5.2

Uji Realibilitas Variabel

Sumber : data primer diolah (Lampiran 2)

Berdasarkan tabel diatas, menandakan hasil dari uji Alpha Cronbach adalah 0.033, yang menandakan bahwa seluruh instrument variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak memiliki realibilitas moderat.

B. Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terkait dengan willingness to pay (WTP) peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman untuk peningkatan kualitas pelayanan BPJS Kesehatan. Dibawah ini dapat diketahui deskriptif statistik variabel yang dilakukan oleh peneliti, secara rinci akan bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Cronbach's Alpha N of Items

Tabel 5.3

Deskriptif Statistik Variabel

Sumber : data primer diolah (Lampiran 3)

Berdasarkan tabel 5.3 hasil dari penelitian dapat diketahui bahwa dari 125 responden nilai tertinggi variabel willingness to pay adalah1 dan nilai terendah willingness to pay adalah 0. Hal ini menunjukan responden di dominasi oleh responden yang bersedia membayar iuran BPJS Kesehatan sebesar Rp 51.000.

Nilai terendah atau usia termuda dari variabel usia adalah 23 dan nilai tertinggi atau usia tertua adalah 83. Nilai rata-rata dari variabel usia adalah 41.01 yang menandakan bahwa variabel usia di dominasi oleh responden yang berusia 41 tahun. Nilai standar deviasi usia sebesar 13.391 dimana lebih kecil daripada nilai rata-rata variabel usia maka dinyatakan bahwa sebaran sebanyak 125 responden terhadap variabel usia terindikasi baik.

Berdasarkan tabel 5.3 nilai terendah dari variabel JAK (jumlah anggota keluarga) adalah 1 orang dan nilai tertinggi variabel ini adalah 7 orang. Nilai rata-rata dari variabel jumlah anggota keluarga adalah 3.28 yang menandakan bahwa rata-rata dari variabel jumlah anggota keluarga di dominasi oleh responden yang mempunya jumlah anggota keluarga sebesar

N Min Max Mean Std. Deviation

WTP 125 0 1 0.72 0.451 Usia 125 23 83 41.01 13.391 JAK 125 1 7 3.28 1.267 Edu 125 1 4 2.33 0.657 Income 125 1 4 2.01 1.066 Kepmas 125 0 1 0.98 0.154

57

3-4 orang. Nilai standard deviasi variabel ini adalah 1.267 dimana kecil besar daripada nilai rata-rata variabel jumlah anggota keluarga maka dinyatakan bahwa sebaran sebanyak 125 responden terhadap variabel usia terindikasi baik.

Nilai terendah dari variabel edukasi atau tingkat pendidikan yang ditempuh adalah 1 dan nilai tertinggi variabel pendidikan adalah 4. Dalam variabel ini, digunakan fungsi skala agar memudahkan peneliti adapun skala 1 sampai dengan 4, dengan rincian dibawah ini :

1 = SMP SEDERAJAT 2 = SMA SEDERAJAT 3 = SARJANA S1 4 = SARJANA S2

Berdasarkan skala diatas, nilai rata-rata dari variabel pendidikan terakhir adalah 2.33 yang berarti sebanyak 125 responden di dominasi oleh responden yang pendidikan terakhir yang ditempuh adalah SMA SEDRAJAT dengan skala 2. Nilai standard deviasi variabel ini adalah 0.657 yang menandakan bahwa nilai standard deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata variabel pendidikan terakhir sehingga menunujkan bahwa sebaran sebayak 125 responden terhadap pendidikan terakhir terindikasi baik.

Dalam tabel 5.3 dapat diketahui bahwa nilai terendah dari income atau tingkat penghasilan adalah 1 dan nilai tertinggi dari variabel ini adalah 4. Dalam variabel tingkat penghasilan peneliti menggunakan skala agar

lebuh memudahkan penelitian, adapun skala yang digunakan adalah 1 sampai 4 dengan rincian dibawah ini :

1 = Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 2 = Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 3 = Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000 4 = Rp 2.500.000 – Rp 3.000.000

Berdasarkan skala diatas, nilai rata-rata dari variabel tingkat pengasilan adalah 2.01 yang menandakan bahwa penelitian ini di dominasi oleh responden yang berpenghasilan sebesar Rp 1.500.000 sampai Rp 2.000.000 . Nilai standard deviasi variabel tingkat penghasilan adalah 1.066 menandakan bahwa nilai rata-rata lebih besar daripada nilai standard deviasi variabel tingkat penghasilan. Hal ini menujukan bahwa jawaban sebanyak 125 responden terhadap variabel tingkat penghasilan baik.

Dari 125 responden yang terlihat pada tabel diatas, nilai terendah untuk variabel kepercayaan masyarakat adalah 0 dan nilai tertinggi pada variabel kepercayaan masyarakat adalah 1. Dimana nilai 0 untuk tidak penting dan 1 penting. Nilai rata-rata variabel ini adalah 0.98 yang menandakan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap BPJS Kesehatan penting. Nilai pada standar deviasi variabel ini adalah 0.154 hal ini menunujukan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata sehingga dapat dinyatakan bahwa sebaran sebanyak 125 responden terhadap variabel kepercayaan masyarakat dapat di indikasi baik.

59

Dokumen terkait