• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WILLINGNESS TO PAY (WTP) IURAN PESERTA BPJS KESEHATAN KELAS II DI KABUPATEN SLEMAN ANALISIS CONTINGENT VALUATION METHOD (CVM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WILLINGNESS TO PAY (WTP) IURAN PESERTA BPJS KESEHATAN KELAS II DI KABUPATEN SLEMAN ANALISIS CONTINGENT VALUATION METHOD (CVM)"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

FACTORS INFLUENCING WILLINGNESS TO PAY (WTP) OF BPJS KESEHATAN PARTICIPANTS CLASS II IN SLEMAN REGENCY

AN ANALYSIS CONTINGENT VALUATION METHOD (CVM)

Disusun Oleh : FADILA ROBBY

20130430079

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WILLINGNESS TO PAY (WTP) IURAN PESERTA BPJS KESEHATAN KELAS II DI KABUPATEN

SLEMAN ANALISIS CONTINGENT VALUATION METHOD (CVM)

FACTORS INFLUENCING WILLINGNESS TO PAY (WTP) OF BPJS KESEHATAN PARTICIPANTS CLASS II N SLEMAN REGENCY

AN ANALYSIS CONTINGENT VALUATION METHOD (CVM)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Ilmu Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : FADILA ROBBY

20130430079

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)
(4)
(5)
(6)

v MOTTO

Man Jadda Wajada

“siapa yang bersungguh-sungguh maka akan behasil”

“If you still look cute in the end of ur workout, u didn’t train hard enough”

Janganlah engkau berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita. [QS At-Taubah:40]

Perjalanan yang tersulit akan membawamu ketempat tujuan yang indah. Yakinlah!

“If it doesn’t challenge you, it wont change you.”

(7)

vi

Dengan segenap rasa syukur, skripisi ini Lala persembahkan untuk

Mama tercinta dan terkasih, Ibu Siti Suryani yang selalu setia menemani dan memberikan support yang luar biasa untuk menyelesaikan tanggung jawab kecilku dan Bapak saya tercinta alm. H. Mustofa Sholihi, BA yang sudah tiada tapi Lala yakin sampai hari ini dimana Lala sudah menyelesaikan tanggung jawab kecilnya Lala engkau tetep bersama kami. Bapak, kini gadis kecilmu sudah menjadi sarjana. Semoga, apa yang Lala berikan untuk kalian bisa memberikan senyuman kecil di hati kalian..

Segenap keluarga dan sahabat-sahabat tercinta yang selalu menghibur disaat sedang dalam keadaan stress hehe

(8)

vii INTISARI

Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap willingness to pay (WTP) peserta BPJS Kesehatan Kelas II di Kabupaten Sleman dengan menggunakan analisis contingent valuation method (CVM). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah usia, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan terakhir, tingkat penghasilan, dan kepercayaan masyarakat dengan menggunakan data primer dan wawancara sebanyak 125 orang responden. Hasil analisis penelitian ini, menunujukan bahwa variabel usia berpengaruh signifikan terhadap WTP, variabel jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap WTP, variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap WTP, variabel tingkat penghasilan berpengaruh signifikan terhadap WTP, dan variabel kepercayaan masyarakat tidak berpengaruh signifikan terhadap WTP.

(9)

viii

of BPJS Kesehatan class II participants in Sleman Regency by using Contingent Valuation Method (CVM) analysis. The variables used in this study were : age, total family members, education background level, total income background level, and society trust, using primary data and interview permorfed to 125 respondents. The analysis showed that: age variable significantly influencing WTP; total family background variable does not significantly influencing WTP; education background level does not significantly influencing WTP; total income background does not significantly influencing WTP; society trust variable does not significantly influencing WTP.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabil alamin, segala puji dan syukur bagi ALLAH SWT yang menciptakan semesta alam, segala nikmat dan rahmatnya serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir sebagai kelengkapan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan judul skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Willingness To Pay Iuran Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Di Kabupaten Sleman Analisis Contingent Valuation Method. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammadiyah SAW, serta kerabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, banyak sekali mendapat bimbingan , bantuan, serta dorongan dari berbagi pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak dr. Nano Prawoto, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta serta Dosen Pembimbing Skipsi yang selalu memberikan kemudahan, petunjuk, serta bimbingannya hingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

(11)

x

memberikan banyak ilmu kepada penulis tanpa mengenal jam kerja.

5. Mama tercinta, Ibu Siti Suryani yang selalu siap sedia dan setia menemani

mulai dari proses hingga terselesaikannya studi ini. Bapak saya, alm. H. Mustofa Sholihi, BA yang sudah memberikan doa dari sana, Terimakasih atas doa dan dorongannya untuk penulis.

6. Keluarga saya tercinta, yang sudah memberikan dorongan dan doa bagi penulis.

7. Sahabat-sahabat penulis selama di dunia perkuliahan hingga terselesaikan studi ini : Aprilia Wahyuningsih, Lainun Hulwana, Dwi Arini Miswanda, Nita Annisa, Rahayu Wulandari, Nurul Azizah, dan Khaulah Rihan Fasyir. Terimakasih untuk semangat, energi positif yang sudah kalian berikan untuk penulis.

8. Sahabat-sahabat penulis mulai dari SD hingga SMA yang sampai detik ini selalu mendukung dan mengingatkan untuk terus semangat dalam menyelesaikan studi ini : Rikhmanda, Risqi Tri Palupi, Sarah Uswatun, Annisa Karina, Dayu Irma, Putri Permata, Farera Eva Kostna, Apristia Jun, Shasa Permatasari, Noorma Anggun.

(12)

xi

10. Teman-teman panitia PROMNIGHT ILMU EKONOMI, terimakasih atas motivasi dan gebrakannya.

11. Teman travelling, penyemangat disaat stress : Astuti Rismawati, Hanung

Pramesti, Imam Setya Budi, Moch. Andika Syafiq. Terimakasih keceriaan kalian sangat berarti bagi penulis.

12. Teman-teman KKN 158 yang selalu meramaikan group dan memotivasi satu sama lainnya : Anggi, Elly, Salma, Dewo, Adi, Abu, Dodot, Enny, Kiki, Fikri, Zefry, Angga.

13. Teman-teman prodi Ilmu Ekonomi angkatan 2013 yang sudah wisuda atau yang belum wisuda, terimakasih.

14. Teman-teman yang selalu mendoakan , terimakasih untuk selalu mengingat penulis dan menyebut nama penulis di setiap doa kalian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang besifat membangun sangat diharapkan demi kebaikan peneliti selanjutnya.Meskipun demikian, penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis ataupun pihak-pihak yang membaca.Dengan kerendahan hati, penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam skripsi ini. Semoga Allah memberkahi dan membalas atas apa yang telah diberikan kepada penulis.

Yogyakarta, 7 Maret 2017 Penulis

(13)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

2. Contingent Valuation Method (CVM) ... 13

3. Jaminan Kesehatan ... 19

B. Penelitian Terdahulu ... 24

C. Kerangka Pemikiran ... 27

D. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian ... 30

B. Lokasi Penelitian ... 30

C. Jenis Data... 30

D. Teknik Pengambilan Sampel ... 30

E. Definisi Operasional Penelitian ... 31

F. Alat Analisis ... 33

G. Uji Kualitas Data ... 35

H. Analisis Statistik Deskriptif ... 35

I. Pengujian Asumsi Binari Logistik... 36

(14)

xiii

K. Uji Keseluruhan Model ... 37

L. Uji KoefisienR2 ... 38

M. Interpretasi Odds Ratio ... 38

N. Uji Simultan... 39

O. Uji Hipotesis ... 39

BAB IVGAMBARAN UMUM A. Karakteristik Responden ... 40

B. Presepsi Responden terhadap Atribut Pelayanan ... 49

BAB VHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data ... 54

1. Uji Validitas ... 54

2. Uji Reliabilitas ... 55

B. Analisis Statistik Deskriptif ... 55

C. Hasil Regresi Uji Binary Logistik ... 59

1. Variabel Usia ... 60

2. Variabel Jumlah Anggota Keluarga ... 61

3. Variabel Edukasi (Tingkat Pendidikan Terakhir) ... 61

4. Variabel Income (Tingkat Penghasilan) ... 62

5. Variabel Kepercayaan Masyarakat ... 63

D. Uji Wald/Uji W (Kelayakan Regresi) ... 63

E. Uji G (Uji Model Fit) ... 64

F. Uji Koefisien DeterminasiR2 ... 65

G. Uji Simultan... 65

H. Interpretasi Odd Ratio ... 66

I. Pembuktian Hipotesis ... 67

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 76

(15)

xiv

Tabel 1.1 Klasifikasi Jenis Kepesertaan BPJS Kesehatan ... 4

Tabel 1.2 Perubahan Iuran JKN ... 5

Tabel 1.3 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Peserta BPJS Kabupaten Sleman ... 7

Tabel 5.1 Uji Validitas Variabel ... 54

Tabel 5.2 Uji Realibilitas Variabel ... 55

Tabel 5.3 Deskriptif Statistik Variabel ... 56

Tabel 5.4 Signifikansi dan Koefisien Regresi ... 60

Tabel 5.5 Uji Kelayakan Regresi ... 63

Tabel 5.6 Uji Keseluruhan Model ... 64

Tabel 5.7 R Square ... 65

Tabel 5.8 Uji Simultan ... 65

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kelompok PBI dan Non PBI ... 3

Gambar 2.1 Surplus Konsumen ... 13

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Model Penelitian ... 27

(17)

xvi

Kabupaten SlemanBerdasarkan Rentan Usia ... 41 Bagan 4.2 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II

Kabupaten SlemanBerdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ... 42 Bagan 4.3 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II

Kabupaten SlemanBerdasarkan Tingkat Pendidikan

Terakhir ... 43 Bagan 4.4 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II

Kabupaten SlemanBerdasarkan Tingkat Penghasilan ... 44 Bagan 4.5 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II

Kabupaten SlemanBerdasarkan Kepercayaan

Masyarakat ... 45 Bagan 4.6 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II

Kabupaten SlemanBerdasarkan Besarnya Willingness

to Pay ... 46 Bagan 4.7 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II

Kabupaten SlemanBerdasarkan Ketidak Sediaan

Membayar Iuran Peserta BPJS Kesehatan kelas II ... 46 Bagan 4.8 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II

Kabupaten SlemanBerdasarkan Jenis Pekerjaan ... 48 Bagan 4.9 Jumlah Responden Peserta BPJS Kelas II Kabupaten

SlemanBerdasarkan Jarak Rumah dengan Puskesmas/

Rumah Sakit Terdekat ... 49 Bagan 4.10 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II

Kabupaten SlemanBerdasarkan Keteserdiaan Fasilitas ... 50 Bagan 4.11 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II

Kabupaten SlemanBerdasarkan Ketersediaan Informasi ... 51 Bagan 4.12 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II

Kabupaten SlemanBerdasarkan Sikap Pelayanan

Dokter/Suster ... 52 Bagan 4.13 Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II

Kabupaten SlemanBerdasarkan Kulitas Layanan

(18)
(19)

vii

di Kabupaten Sleman dengan menggunakan analisis contingent valuation method (CVM). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah usia, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan terakhir, tingkat penghasilan, dan kepercayaan masyarakat dengan menggunakan data primer dan wawancara sebanyak 125 orang responden. Hasil analisis penelitian ini, menunujukan bahwa variabel usia berpengaruh signifikan terhadap WTP, variabel jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap WTP, variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap WTP, variabel tingkat penghasilan berpengaruh signifikan terhadap WTP, dan variabel kepercayaan masyarakat tidak berpengaruh signifikan terhadap WTP.

(20)

viii ABSTRACT

The study was permorfed to identify the factors influencing the willingness to pay of BPJS Kesehatan class II participants in Sleman Regency by using Contingent Valuation Method (CVM) analysis. The variables used in this study were : age, total family members, education background level, total income background level, and society trust, using primary data and interview permorfed to 125 respondents. The analysis showed that: age variable significantly influencing WTP; total family background variable does not significantly influencing WTP; education background level does not significantly influencing WTP; total income background does not significantly influencing WTP; society trust variable does not significantly influencing WTP.

(21)

1 A. Latar Belakang

Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang sangat penting bagi setiap Negara di belahan dunia mana saja, baik Negara maju maupun Negara berkembang. Kesejahteraan masyarakat di setiap Negara merupakan hal yang sangat diperhatikan bagi tiap-tiap stake holder di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan masyarakat meliputi sejahtera jasmani, rohani, serta sosial. Salah satu bentuk kesejahteraan yang bisa di rasakan adalah kesehatan. Kesehatan akan sangat mempengaruhi tingkat produktifitas seseorang. Ketika kesehatan masyarakat di suatu Negara memburuk, maka secara otomatis akan mengurangi tingkat produktifitas. Menurunnya tingkat produktifitas menyebabkan berkurangnya pendapatan, sedangkan semua kebutuhan mengalami kenaikan, termasuk kenaikan biaya pelayanan kesehatan.

(22)

2

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh

pelayanan kesehatan” Dalam menyelenggarakan jaminan kesehatan

diperlukan instansi atau badan hukum khusus yang dibentuk untuk menjamin kesejahteraan jaminan kesehatan.

(23)

Sumber :BPJS, Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional & BPJS Kesehatan. *Bagi pekerja penerima upah dan pekerja bukan penerima upah : termasuk Warga Negeri Asing yang bekerja di Indonesia paling singkat minimal 6 bulan.

(24)

4

Seluruh peserta JKN telah di klasifikasikan berdasakan jenis pekerjaan dan membayar iuran sesuai dengan kelas pilihan yang dipilihnya. Terdapat 3 kelas pilihan bagi peserta JKN yaitu, kelas 1, 2, dan 3.Peserta JKN dihimbau agar membayar iuran sesuai dengan jenis pilihan kelas yang dipilihnya. Namun, terdapat pengecualian untuk kelompok PBI khusus berada di kelas 3. Iuran untuk kelompok PBI dibayarkan oleh pemerintah yang sesuai dengan Perpres 111/2013.

Tabel 1.1

Klasifikasi Jenis Kepesertaan BPJS Kesehatan

Peserta Bentuk Iuran Besaran Iuran Ket

PBI Nilai Nominal

Sumber : pasien sehat,data diolah

(25)

besar menjadi tidak sepadan. Hal ini menyebabkan kinerja para tim medis menurun drastis.

Menanggapi hal tersebut, Fachmi Idris selaku Direktur Utama BPJS Kesehatan mengatakan :

“Setiap program yang digulirkan pemerintah, selalu menimbulkan

pro-kontra.Begitu juga Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS (Badan Pengelola Jaminan Sosial) Kesehatan.Namun ketidaksepahaman tentang JKN dari berbagai pihak oleh BPJS Kesehatan, dijadikan semangat untuk membuat program ini lebih baik lagi.Bahkan, jajaran BPJS Kesehatan, senantiasa mengajak semua pihak untuk melakukan evaluasi demi sempurnanya program yang mulai dioperasionalkan pada awal Januari dalam tahun ini.Misalnya, perbaikan tarif dan masalah klaim, senantiasa dicarikan solusi agar program ini tidak rapuh.Selain itu, berbagai pihak yang semula khawatir JKN yang dikelola

BPJS Kesehatan tidak akan berjalan baik lambat laun bisa ditepis”.

“Selama ini, Program JKN melalui BPJS Kesehatan yang diluncurkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Bogor, pada 31 Desember 2013 itu, sudah pasti sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Program ini pun, merupakan jasa atau track record pemerintahan sekarang, yang akan dirasakan terus oleh masyarakat. Karena

itu, semua pihak harus membantu agar Program JKN, berjalan baik.“ Ketua

DJSN, Chazali H Situmoran

Mulai 1 April 2016, Presiden Jokowi memutuskan menaikan iuran peserta JKN. Kenaikan iuran peserta berlaku bagi kelas 1 dan kelas 2, sedangkan kelas 3 tetap seperti dahulu.Ketentuan kenaikan iuran JKN dapat dilihat melalui gambar berikut.

Tabel 1.2

Perubahan Iuran JKN

Ruang Perawatan Iuran Lama Iuran Baru

Kelas III Rp 25.500 Rp 25.500

Kelas II Rp 42.500 Rp 51.000

Kelas I Rp 59.500 Rp 80.000

(26)

6

Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa kenaikan iuran hanya terjadi di kelas 1 dan 2. Hal ini disebabkan karena kelas 1 dan 2 merupakan kelompok non PBI, sedangkan kelas 3 yang merupakan kelompok PBI dikenakan tarif tetap. Kenaikan iuran peserta BPJS tidak serta merta menurunkan minat peserta BPJS untuk tetap menggunakan BPJS sebagai jaminan kesehatan seperti yang terkandung dalam PerPres nomor 111/2013 tentang Perubahan atas PerPres nomor 12/2013 tentang jaminan kesehatan pasal 6 ayat 1 yang berbunyi “Kepersertaan Jamninan Kesehatan yang

bersifat wajib dan mencakup seluruh penduduk Indonesia”. Dengan adanya

perubahan iuran BPJS, pelayanan, mutu obat, serta alat kesehatan yang diberikan juga sudah di tentukan.

(27)

Tabel 1.3

Fasilitas Pelayanan Kesehatan Peserta BPJS Kabupaten Sleman

No Jenis Pelayanan Jumlah

1 RS Umum 22

2 RS TNI Bhayangkara 1

3 Klinik Pratama 18

4 Klinik Pratama TNI 2

5 Klinik Pratama POLRI 1

6 Dokter Praktek Perorangan 52

7 Dokter Gigi Perorangan 18

8 Apotik 23

9 Puskesmas 25

Jumlah 162

Sumber : Pemkab Sleman, 2016, data diolah

Berdasarkan tabel 1.3 kesiapan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam mem fasilitasi peserta BPJS sangat matang. Terbukti dengan banyak nya pihak yang sudah bekerjasama dengan BPJS. Namun, yang masih menjadi kendala Pemerintah Kabupaten untuk mensukseskan progam ini adalah memastikan seluruh penduduk Kabupaten Sleman menjadi peserta BPJS. Ditambah dengan meningkatnya jumlah iuran peserta BPJS yang mungkin memberatkan bagi peserta dengan pendapatan rendah. Tingkat pendapatan peserta BPJS sangat menentukan jenis kelas yang akan dipilih. Pilihan kelas akan menentukan pula jumlah iuran yang akan dibayarkan, apakah jenis kelas 1, 2 yang merupakan kelompok non PBI.

(28)

8

B. Batasan Masalah

Permasalahan yang diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini dibatasi dengan berikut :

1. Dilakukan di Kabupaten Sleman.

2. Rumah Sakit dan Puskesmas yang berada di Kabupaten Sleman.

3. Responden peneliti yaitu peserta pengguna BPJS Kesehatan kelas II yang berada di Kabupaten Sleman.

C. Rumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan pada penelitian ini adalah pentingnya upaya perbaikan kualitas, penyesuaian harga guna menjadikan program BPJS Kesehatan yang diciptakan pemerintah sebagai bentuk pelayanan kesehatan yang secara keseluruhan akan dimiliki dan digunakan oleh seluruh warga Kabupaten Sleman. Oleh karena itu muncul pertanyaan faktor-faktor sebagai berikut :

1. Berapakah willingness to pay peserta pengguna BPJS Kesehatan Kelas II di Kabupaten Sleman ?

2. Apakah variabel usia berpengaruh terhadap willingness to pay peserta pengguna BPJS Kesehatan Kelas II di Kabupaten Sleman ?

3. Apakah variabel jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap willingness to pay peserta pengguna BPJS Kesehatan II di Kabupaten Sleman ?

(29)

5. Apakah variabel pendapatan berpengaruh terhadap willingness to pay peserta pengguna BPJS Kesehatan II di Kabupaten Sleman ?

6. Apakah Variabel kepercayaan masyarakat berpengaruh terhadap

willingness to pay peserta pengguna BPJS Kesehatan II di Kabupaten Sleman ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di kemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengukur besarnya willingness to pay peserta BPJS Kesehatan Kabupaten Sleman untuk perbaikan kualitas pelayanan.

2. Mengetahui pengaruh usia terhadap willingness to pay peserta pengguna BPJS Kesehatan Kabupaten Sleman untuk perbaikan kualitas pelayanan.

3. Mengetahui pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap willingness to pay peserta pengguna BPJS Kesehatan Kabupaten Sleman untuk perbaikan kualitas pelayanan.

4. Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh terhadap willingness to pay peerta penggunan BPJS Kesehatan Kabupaten Sleman untuk perbaikan kulitas pelayanan.

(30)

10

6. Mengetahui pengaruh kepercayaan masyarakat terhadap willingness to pay peserta pengguna BPJS Kesehatan Kabupaten Sleman untuk perbaikan kualitas pelayanan.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Empiris

Penelitian tentang willingness to pay peserta BPJS Kesehatan untuk perbaikan pelayanan kesehatan baru saja di canangkan belum seluruhnya diterima oleh masyarakat.Semoga penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pembacanya.

2. Manfaat Metodologis

Penelitian ini menggunakan motode contingent valuation, karena belum yang menggunakan metode ini untuk mengestimasi willingness to pay peserta BPJS Kesehatan.Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.

3. Manfaat Kebijakan

(31)
(32)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Willingness To Pay (WTP)

Willingness to pay ialah harga tertinggi seseorang (konsumen) yang rela dibayarkan untuk mendapatkan suatu manfaat baik berupa barang atau jasa, serta menjadikan tolak ukur seberapa besar calon konsumen menghargai barang atau jasa tersebut. (Amelia, 2016).

Willingness to pay merupakan nilai ekonomi yang diartikan sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang berkeinginan mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya. Konsep keinginan membayar seseorang terhadap barang atau jasa yang dihasilkan oleh sumber daya alam dan lingkungan ini secara formal disebut dengan willingness to pay (Kamal, 2014).

Willingness to pay merupakan harga maksimum dari suatu barang yang ingin dibeli oleh konsumen pada waktu tertentu (Zhao dan Kling, 2005). Willingness to pay sejatinya ialah harga yang dimana tingkat konsumen yang merefleksikan nilai, yaitu nilai barang dan jasa serta pengorbanan untuk mendapatkannya (Simonson & Drolet, 2003).

(33)

pay penting adanya untuk melindungi konsumen dari bahaya monopoli perusahaan yang berkaitan dengan harga serta penyediaan produk yang berkualitas (Grece L. dan Njo N., 2014).

Analisis WTP menggunakan pendekatan yang di dasarkan pada presepsi peserta pengguna tarif pelayanan kesehatan yaitu dalam permasalahan kesehatan. Tamin Ofyar Z., dkk (1999) menyatakan terdapat 3 Faktor yang mempengaruhi WTP, yaitu :

a. Dari pihak produsen, yaitu produksi jasa kesehatan yang diberikan

oleh Rumah Sakit,

b. dari pihak konsumen, yaitu utilitas peserta pengguna jasa kesehatan

terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit. Pendapatan peserta pengguna jasa kesehatan sangat menentukan pilihan kelas sesuai dengan tarif iuran,

c. datang dari sarana dan prasarana, yaitu kualitas serta kuantitas yang diberikan oleh Rumah Sakit.

(34)

13

Sumber : Penelitian terdahulu

Gambar 2.1 Surplus Konsumen

Keterangan :

0QοEP = willingness to pay

0EP = manfaat sosial bersih

PοEP = surplus konsumen

0EPο = surplus produsen

2. Contingent Valuation Method (CVM)

a. Konsep Contingent Valuation Method (CVM)

(35)

ekonomi lingkungan, dimana valuasi lingkungan ini bertujuan untuk memberikan nilai ekonomi pada lingkungan dan sumber daya. Nilai ekonomi yang dimaksud ialah pengukuran jumlah maksimum seseorang yang ingin memperoleh suatu barang atau jasa untuk memperoleh suatu barang atau jasa lainnya.

Secara teknis, pendekatan CVM dibedakan menjadi dua cara, yaitu yang pertama adalah dengan menggunakan teknik eksperimental. Teknik ini di lakukan melalui simulasi atau permainan. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan teknik survey (Manurung, 2008).

Prinsip yang mendasari metode CVM bahwasanya setiap orang mempunyai prefrensi terhadap barang ataupun jasa. Di asumsikan bahwa setiap orang akan melakukan apa yang ia katakan ketika di suguhkan sebuah hipotesis yang nantinya akan menjadi kenyataan di masa yang akan datang (Yakin, 1997).

(36)

15

b. Tahapan Contingent Valuation Method (CVM)

Menurut Irma Suryahani et.al, untuk menentukan nilai willingness to pay melalui pendekatan contingent valuation method (CVM) dapat dilakukan melalui lima tahapan, yaitu :

1) Pembangunan Hipotesis Pasar

Hipotesis pasar yang dimaksudkan disini ialah untuk memberikan gambaran kepada responden terhadap masalah yang sedang di hadapi. Responden diharapkan mampu mencermati masalah dengan baik sehingga mampu memberikan nilai WTP. Peneliti dapat membuat kuisioner yang lengkap beserta dengan informasi mengenai kondisi pelayanan kesehatan, serta kenaikan iuran BPJS yang dapat mempengaruhi keadaan ekonomi keluarga. Kuisioner dapat diujikan kepada kelompok kecil terlebih dahulu sebelum di ujikan kepada seluruh responden guna untuk mengetahui reaksi atas proyek yang akan di laksanakan (Kamal, 2013). 2) Mendapatkan Nilai Lelang/Penawaran (Bids) WTP

(37)

mendapatkan nilai WTP maksimum, dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

a) Bidding game. Responden diberi pertanyaan secara berulang mengenai jumlah pembayaran tertentu. Jumlah pembayaran dibatasi dengan nilai tertinggi dan terendah dari nilai WTP maksimum yang mampu dibayarkan.

b) Closed-Ended Refrerendum. Responden diberi nilai dalam bentuk rupiah, baik kepada responden yang setuju ataupun yang tidak setuju (jawaban hanya tersedia anatar ya dan tidak).

c) Payment Card. Menanyakan suatu kisaran nilai yang disajikan pada sebuah kartu kepada responden.

d) Open-ended Question. Responden diberi pertanyaan mengenai WTP maksimum yang bersedia dibayarkan, dengan catatan tidak adanya nilai tawaran lain yang diberikan. Sehingga responden diberikan kebebasan untuk menyatakan nilai yang ingin dibayarkan.

3) Menghitung Nilai Rata-Rata WTP

Menghitung nilai rata-rata WTP didasarkan pada nilai mean (rata-rata) dan nilai median (nilai tengah). Rata-rata ini dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :

(38)

17

Keterangan :

EWTP = Dugaan rata-rata nilai WTP Wi = Nilai WTP ke-i

n = Jumlah responden

i = Respinden ke-I yang bersedia membayar (1,2,……,n)

4) Memperkirakan Kurva Lelang (Bids)

Kurva Lelang diperoleh dengan meregresikan WTP sebagai variabel dependent/terikat dan independent/tidak terikata sebagai faktor-faktor yang mempengaruhinya. WTP sebagai variabel dependent dengan tingkat penghasilan, jumlah anggota keluarga, usia,pendidikan terakhir, kepercayaan masyarakat sebagai variabel independennya.

WTP = ƒ(Income, JAK, age, edu, kepmas)

Dimana,

WTP = Nilai WTP yang ingin dibayarkan (Rp) Income = Pendapatan per bulan (Rp)

JAK = Jumlah Anggota Keluarga (orang) Age = Usia (tahun)

Edu = Pendidikan terakhir yang ditempuh (tahun) Kepmas = Kepercayaan Masyarakat terhadap BPJS

(39)

5) Mengagregatkan Data

Tahap terakhir dalam metode CVM adalah mengagregatkan data. Penjumlahan data merupakan proses dimana nilai rata-rata dikonservasikan terhadap jumlah rumah tangga dalam populasi secara keseluruhan. Berikut rumus nilai total WTP :

TWTP = EWTP × Ni Keterangan :

TWTP = Total WTP EWTP = Rata-Rata WTP Ni = Jumlah populasi

c. Kelemahan Contingent Valuation Method (CVM)

Kelemahan yang paling sering terjadi dalam metode ini adalah adanya bias. Model CVM dapat mengalami bias apabila nilai WTP yang dihasilkan lebih tinggi ataupun lebih rendah dari nilai yang sebenarnya. Bias-bias tesebut dapat di sebabkan oleh beberpa hal yaitu

1) Bias strategi, kesalahan strategi dalam mengungkapkan informasi sehingga responden kurang tepat menjawab ats pertanyaan yang diajukan.

(40)

19

3) Bias mental account, kesalahan pemilihan responden yang rela menghabiskan seluruh pengeluarannya hanya untuk suatu benda pada periode tertentu, serta

4) Bias hipotesis pasar, kesalahan yang disebabkan karna 2 hal yaitu responden tidak pernah atau bahkan belum pernah merasakan apa yang sudah dijelaskan oleh pewawancara, yang ke dua yaitu responden yang tidak serius untuk menjawab pertanyaan dari pewawancara.

d. Kelebihan Contingent Valuation Method (CVM)

Menurut Amanda, (2008), CVM mempunyai kelebihan dalam memperkirakan nilai ekonomi suatu lingkungan yaitu sebagai berikut :

1) Menjadi satu-satunya teknik untuk mengestimasikan manfaat, serta dapat di aplikasikan pada konteks kebijakan lingkungan. 2) Dapat digunakan di berrbagai macam penilaian barang

lingkungan.

3) Dapat mengukur utilitas seseorang.

4) Hasil dari penelitian yang menggunakan metode ini tidak akan kesulitan jika di analisis dan dijabarkan.

3. Jaminan Kesehatan

a. Pengertian Jaminan Kesehatan

(41)

menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia untuk dapat hidup sehat. Seperti yang terkandung dalam UUD 1945 Perubahan, Pasal 34 ayat 2 bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan pemerintah mengeluarkan pasal perubahan ini guna memenuhi kebutuhan hidup yang layak menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Dalam UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan sistem asuransi kesehatan sosial dan bersifat wajib yang di dasarkan pada UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang diberikan kepada individu yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.

(42)

21

Kesehatan itu sendiri merupakan perubahan dari PT. Askes yang dimana hanya diperuntuk kan bagi pensiunan TNI/POLRI, pemengang kartu jaminan kesehatan PNS, serta perintis kemerdekaan dan veteran. Kurang luasnya jangkupan Askes, maka sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2014 tentang Badan Penyelenggaran Jaminan Kesehatan secara resmi menetapkan adanya BPJS Kesehatan. Tujuan diadakannya progam ini agar seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan pelayanan jamninan kesehatan.

Kesehatan seluruh penduduk Indonesia merupakan tanggung jawab pemerintah. Maka dari itu, seluruh penduduk Indonesia diwajibkan agar menjadi peserta jaminan kesehatan.Bagi siapa pun yang berada di Indonesia dengan status Warga Negara Indonesia (WNI) di himbau agar menjadi peseta BPJS Kesehatan, termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat selama enam bulan di Indonesia dan membayar iuran setaip bulannya. c. Kepesertaan BPJS Kesehatan

(43)

Kelompok penerima bantuan iuran (PBI) adalah peserta jaminan kesehatan bagi fakir miskin serta orang tidak mampu. Sebagaimana yang sudah di tetapkan dalam UU SJSN bahwa kelompok PBI merupakan kelompok yang segala tanggungan biayanya ditanggung dan ditetapkan oleh pemerintah. Tidak hanya fakir miskin dan orang tidak mampu saja yang masuk dalam kategori ini, melainkan adalah orang yang mengalami cacat total tetap dan tidak mampu.

Sedangkan kelompok bukan penerima bantuan iuran (non PBI) adalah peserta jaminan kesehatan bagi pekerja penerima upah dan anggotanya, bagi pekerja bukan penerima upah dan anggotanya, serta bukan pekerja. Pekerja penerima upah diartikan sebagai orang yang bekerja pada orang yang memberi kerja dengan menerima gaji, yang di klasifikasikan sebagai berikut :

1) Pegawai Negri Sipil (PNS) daerah dan pusat 2) Anggota TNI

3) Aanggota Polri 4) Pejabat Negara

5) Pegawai Pemerintah non PNS 6) Pegawai Swasta

(44)

23

Pekerja bukan penerima upah diartikan sebagai orang yang bekerja dan berusaha atas usahanya sendiri yang memenuhi kriteria pekerja bukan penerima upah. Klasifikasi dalam pekerja bukan penerima upah, sebagai berikut :

1) Pekerja Mandiri 2) Sektor Informal

Selanjutnya bukan pekerja di artikan sebagai orang yang tidak bekerja namun dianggap mampu untuk membayar iuran jaminana kesehatan yang terdiri sebagai berikut :

1) Investor 2) Pemberi Kerja 3) Pensiunan 4) Veteran

5) Perintis Kemerdekaan

6) Bukan pekerja yang termasuk dalam kategori diatas, namun

dianggap memenuhi kriteria bukan pekerja.

Sesuai dengan Perpres nomor 12/2013 menyebutkan bahwa kepesertaaan BPJS terdapat 2 ketentuan, yaitu :

1) Jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh jaminan kesehatan maksimal berjumlah 5 orang, yang dimana menjadi keluarga inti.

(45)

Dalam kepersertaan BPJS, anggota keluarga yang dimaksud terdiri dari satu orang istri/suami yang sah yang berasal dari peserta, anak kandung/tiri/anak angkat yang sah dari peserta, dengan kriteria berikut :

1) Tidak atau belum pernah menikah dan tidak mempunyai

penghasilan sendiri.

2) Belum genap berusia 21 tahun atau 25 tahun yang berstatus masih melanjutkan pendidikan formal.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berisi tentang berbagai macam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, baik dalam bentuk skripsi, penelitian biasa, dan jurnal. Penelitian yang mendasari pemikiran penulis dalam penyusunan skripsi sebagai berikut :

Penelitian yang dilakukan oleh Sasmi, Novia Anisa (2016) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Willingness to Pay Pemgunjung Obyek Wisata Pantai Goa Cemara Menggunakan Contingent Valuation Method (CVM)”, menjelaskan bahwa variabel yang mempengaruhi WTP

(46)

25

Sementara penelitian yang dilakukan oleh Joko, Nugroho (2012) dengan judul “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Willingness to Pay Perbaikan Kualitas Lingkungan Desa-Desa Wisata di Kabupaten Sleman Paska Erupsi Merapi”, menjelaskan bahwa pada variabel usia dan tingkat

pendapatan signifikan dan berpengaruh positif terhadap WTP guna memperbaiki kualitas desa-desa wisata di Kabupaten Sleman. Sementara variabel tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negatif secara signifikan terhadap WTP guna memperbaiki kualitas desa-desa wisata di Kabupaten Sleman.

Penelitian yang dilakukan oleh Kamal,Mustofa (2014) yang berjudul “Faktor-Faktor yang mempengaruhi Willingness to Pay Penggunan Trans Jogja Analisis Contingent Valuation Method” menjelaskan bahwa variabel

usia, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan anak mempunyai pengaruh positif terhadap WTP untuk perbaikan kualitas Trans Jogja. Sementara variabel lama berjalan ke halte mempunyai pengaruh negatif terhadap WTP Trans Jogja. Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode wawancara yang di lakukan kepada 150 responden yang dipilih secara acak atau random.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kartika, Dyah Ayu (2014) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Willingness to Pay Pengunjung Keraton Yogyakarta Untuk Pelestarian Objek Wisata Heritage di Kota Yogyakarta” dengan menggunakan metode pendekatan Contingent

(47)

variabel tingkat penghasilan, biaya rekresi, dan frekuensi kunjungan berpengaruh positif terhadap WTP pengunjung Keraton Yogyakarta dalam upaya pelestarian objek wisata heritage. Sedangkan variabel usia berpengaruh negatif terhadap WTP pengunjung Keraton Yogyakarta dalam upaya pelestarian objek wisata heritage. Dalam penelitian ini, menggunakan data primer yang diperoleh dengan wawancara kepada 150 pengunjung Keraton Yogyakarta.

Jurnal yang dilakukan oleh Syahputra, Agus Diman 2015, dengan judul “Hubungan mutu pelayanan BPJS Kesehatan dengan kepuasan pasien di Instalisasi Rawat Inap kelas II Rumah Sakit umum daerah Sekayu” menjelaskan bahwa sebanyak 89 responden atau 61% responden

merasa tidak puas akan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit. Terdapat hubungan mutu pelayanan kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati dengan kepuasaan pasien di Instalisasi Rawat Inap Kelas II Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu Tahun 2015. Dalam penelitian ini, menggunakan data primer yang diperoleh dengan wawancara sebanyak 146 responden.

Penelitian yang dilakukan oleh Aryani, Maya Andita yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Willingness To Pay (WTP) Iuran

Peserta BPJS Kesehatan Kelas III di Yogyakarta Menggunakan Contingent Variable Method (CVM)”. Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini

(48)

27

syariah dengan menggunakan data primer. Penelitian ini menggunakan metode kuisioner dan wawancara kepada 144 orang responden.Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah random sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa usia, jumlah anggota keluarga, dan variabel syariah berpengaruh negatif terhadap WTP, variabel pendidikan dan pendapatan berpengaruh positif terhadap WTP.

C. Kerangka Pemikiran

(49)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada kerangka penelitian diatas, dapat dibangun hipotesis seperti dibawah ini :

1. Variabel Usia

H0 = Diduga variabel Usia tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel WTP

H1 = Diduga variabel Usia berpengaruh signifikan terhadap variabel WTP.

2. Variabel Jumlah Anggota Keluarga (JAK)

H0 = Diduga variabel JAK tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel WTP

H1 = Di duga variabel JAK berpengaruh signifikan terhadap variabel WTP

3. Variabel Edukasi (pendidikan terakhir)

H0 = Diduga variabel Edu tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel WTP

H1 = Di duga variabel Edu berpengaruh signifikan terhadap variabel WTP

4. Variabel Income (tingkat penghasilan)

H0 = Diduga variabel income tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel WTP

(50)

29

5. Variabel Kepercayaan Masyarakat

H0 = Diduga variabel kepercayaan mayarakat tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel WTP

H1 = Di duga variabel income berpengaruh signifikan terhadap variabel WTP

Syarat untuk Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jika nilai t-statistik > t-tabel maka H0 ditolak

(51)

30 A. Objek Penelitian

Objek yang dilakukan pada penelitian ini adalah peserta BPJS kelas II yang berada di Kabupaten Sleman.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sleman, tepatnya di Rumah Sakit At-Turrots Al-Islamy, PKU Muhammadiyah Gamping, Puskesmas Godean I.

C. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer. Dimana, data primer diperoleh dengan cara berinteraksi langsung kepada responden. Interaksi langsung yang dimaksud adalah interaksi dengan menggunakan sistem wawancara langsung yang dibantu dengan menggunakan kuisioner kepada para peserta BPJS kelas II yang berada di rumahsakit serta puskesmas Kabupaten Sleman.

D. Teknik Pengambilan Sampel

(52)

31

responden dalam penelitian ini, ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin berikut:

n =

Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Presentase kelongggaran karena kesalahan pengambilan sampel yang ditoleransi (10 persen)

Sehingga jumlah sampel dalam penlitian ini adalah :

N =

= 99, 98

Hasil dari perhitungan tersebut menjadi batas minimal jumlah sampel pada penelitian ini. Sampel ditambah 25 orang dari batas minimal yang dipilih berdasarkan populasi peserta BPJS Kesehatan di masing-masing rumahsakit dan puskesmas yang berada di Kabupaten Sleman. Sehingga jumlah total sampel yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 125 orang responden.

E. Definisi Operasional Penelitian 1. Willingness to Pay (WTP)

(53)

Nilai WTP dapat dihitung guna mengukur seberapa jauh kemampuan individu ataupun masyarakat untuk mengeluarkan uang dalam rangka untuk memperbaiki kualitas lingkungan yang di inginkan. WTP merupakan variabel dependen dan variabel dummy yang diantaranya 0 sebagai tidak bersedia, 1 sebagai ya bersedia.

2. Usia

Usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Dalam penelitian ini yang dimaksudkan ialah usia responden dalam satuan tahun.

3. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah Anggota Keluarga pada penelitian ini adalah jumlah anak dan suami/istri serta pembantu rumah tangga sekaligus yang berada dalam 1 keluarga yang dimana segala kebutuhan biaya hidupnya ditanggung oleh kepala keluarga responden.

4. Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan dalam penelitian ini ialah tingkat pendidikan terakhir yang di tempuh oleh para responden. Mulai dari Sekolah Dasar sampai Sarjana. Dalam penelitian ini, tingkat pendidikan diberikan skala agar lebih memudahkan peneliti dalam melakukan pengujian, adapun skala tigkat penghasilan antara lain :

(54)

33

5. Tingkat Penghasilan

Tingkat penghasilan pada penilitian ini ialah jumlah penghasilan tiap bulan peserta BPJS Kesehatan kelas II sebagai kepala keluarga. Bagi responden pelajar ataupun mahasiswa/mahasiswi tingkat penghasilan per bulan dapat di ukur sesuai dengan jumlah uang saku tiap bulannya. Dalam penelitian ini, tingkat penghasilan diberikan skala agar lebih memudahkan peneliti dalam melakukan pengujian, adapun skala tigkat penghasilan antara lain :

1 = Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 2 = Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 3 = Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000 4 = Rp 2.500.000 – Rp 3.000.000 6. Kepercayaan Masyarakat

Kepercayaan Masyarakat dalam penelitian ini ialah seberapa penting kepercayaan masyarakat terhadap program BPJS sebagai pertimbangan bagi pihak penyelenggara untuk selalu meningkatkan kualitas BPJS Kesehatan.Kepercayaan masyarakat merupakan variabel independen yang dummy yang dimana 0 sebagai tidak penting, 1 sebagai ya penting.

F. Alat Analisis

(55)

Selain menggunakan Contingent Valuation, pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang di olah menggunakan SPSS dengan regresi binari logistik, sehingga dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya willingness to pay peserta BPJS Kesehatan kelas II guna memperbaiki kualitas pelayanan BPJS Kesehatan.

Berdasarkan studi empiris, maka model regresi binary logistik dalam penelitian ini sebagai berikut :

WTP = ƒ(Income, JAK, Usia, Edu, Kepmas)

Fungsi-fungsi diatas dinyatakan dalam hubungan WTP dan Income, JAK, usia, edu, kepmas, maka :

WTP = βο + Income + JAK + usia + edu + kepmas + e + i Dimana :

WTP = Willingness to Pay (Dummy)

βο = Intersep

,… = Koef regresi

Income = Tingkat Pendapatan (Rp per bulan) JAK = Jumlah Anggota Keluarga (orang) Usia = Usia (tahun)

Edu = Pendidikan terkahir yang ditempuh (tahun) Kepmas = Pentingnya kepercayaan masyarakat (Dummy) e = errorterm

(56)

35

G. Uji Kualitas Data 1. Uji Validitas

Uji Validitas merupakan alat ukur yang menunjukkan tingkat ke validan suatu instrument. Pengujian validitas dapat di lakukan dengan cara mengkolerasi masing-masing skor butir pertanyaan pada kuisioner yang harus dihilangkan atau diganti.

2. Uji Reliabilitas

Pengukuran yang menghasilkan data yang reliabel merupakan pengukuran yang memiliki realibilitas tinggi. Pengujian ini dilakukan untuk menjamin instrumen yang digunakan merupakan instrumen handal, konsisten dan stabil, sehingga bila digunakan berulang kali hasilnya akan tetap sama. Uji realibilitas dilakukan dengan cara menghitung Cronbach Alpha.

H. Analisis Statistik Deskriptif

(57)

I. Pengujian Asumsi Binari Logistik

Regresi logistik merupakan pendekatan untuk membuat model prediksi seperti pada regresi linear atau Ordinary Least Squares (OLS) regression. Namun pada regresi logistik, peneliti memprediksi probabilitas variabel (Y) yang berskala dikotomi. Skala dikotomi yang dimaksud ialah skala data nominal dengan dua kategori, misalnya: Ya dan Tidak.

Regersi Logistik dibedakan menjadi 2, yaitu Regresi Binari Logistik dan Regresi Multinominal Logistik.Regresi Binari Logistik digunakan apabila hanya terdapat 2 kategori pada variabel (Y), misalnya Ya Bersedia dan Tidak Bersedia.Sedangkan Regresi Multinominal Logistik digunakan apabila terdapat lebih dari 2 kategori pada variabel (Y).

Regresi Binari Logistik tidak memerlukan uji normalitas untuk menganalisis hasil pada variabel bebasnya karena variabel terikatnya adalah variabel dummy. Residual Regresi Binari Logistik dapat diartikan sebagai selisih antara nilai prediksi dengan nilai sebenarnya yang tidak perlu lagi dilakukan uji normalitas. Regresi Binari Logistik juga tidak memerlukan heteroscedasticity, sehingga variabel dependen tidak memerlukan homoscedasticity untuk masing-masing variabel independennya (Gujarati, 2003). Perumusan model binary logistik regresi yang digunakan adalah:

β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + e + i Dimana:

X1 = Usia

(58)

37

X3 = Pendidikan Terakhir X4 = Pendapatan

X5 = Kepercayaan Masyarakat

β1,.. β5 = Koefisien regresi

e = error term

i = data yang digunakan adalah data cross section J. Uji Kelayakan Regresi

Uji kelayakan Regresi atau disebut dengan Uji Wald (Uji W) dinilai menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Test yang diukur dengan nilai Chi-square. Hosmer and Lemeshow’s Test digunakan untuk menguji apakah

data yang digunakan cocok dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit) atau sebaliknya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Test ≤ 0.05, maka H0 diterima sehingga H1 ditolak menandakan bahwa adanya ketidak cocokan antara model dengan data observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test ≥ 0.05, maka H0 ditolak sehingga H1

diterima yang menandakan bahwa model cocok dengan data observasinya. K. Uji Keseluruhan Model

(59)

= 1). Cara membandingkan antara nilai -2 log likelihood (block number=1) dengan –2 log likelihood (block number=2) adalah dengan mengurangi nilai antara -2LL awal (block number=0) dengan nilai -2LL (block number=1). Hasil dari pengurangan ini menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data. Apabila nilai -2LL (block number =0) > -2LL (block number 1), menunjukan bahwa nilai model regresi baik (Ghozali,2013).

L. Uji Koefisien

Uji Koefisien atau yang disebut dengan R Square merupakan pengujian dengan koefisien determinasi regersi logistik dengan menggunakan Nagelkerke’s R square. Tujuan dari pengujian ini dilakukan agar mengetahui seberapa besar komponen variabel independen menjelaskan variabel dependen. Namun dalam uji binary logistik, hasil dari interpretasi Nagelkerke’s R square hanya nilai pendekatannya saja.

M. Interpretasi Odds Ratio

(60)

39

N. Uji Simultan

Uji Simultan dengan menggunakan uji omnibus test dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, penulis menggunakan alpha 10 persen.Dalam uji ini, dapat dilihat variabel-variabel independen yang digunakan apakah berpengaruh signifikan atau tidak signifikan. Uji ini bisa dibuktikan dengan melihat H0 diterima pada tiap variabel yang berarti variabel yang digunakan tidak signifikan, atau H1 diterima pada tiap variabel independen yang berarti variabel yang digunakan signifikan.

O. Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai probabilitas (sig) dengan di dasarkan pada tingkat signifikansi (α). Untuk menentukan penerimaan dan penolakan H0 di dasarkan pada tingkat signifikansi (α) 10 persen dengan kriteria sebagai berikut :

1. H0 ditolak, apabila statistic wald hitung > Chi Square tabel, nilai

probabilitas (signifikan) < tingkat signifikansi (α). H1 diterima yang

menyatakan bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen diterima.

(61)

40 A. Karakteristik Responden

Kabupaten Sleman merupakan Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk terbesar jika dibandingkan dengan Kabupaten lainnya yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta.Kesejahteraan masyarakat Sleman bisa dikatakan cukup bagus jika dibandingkan dengan kesejahteraan di Kabupaten lainnya yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta.Bentuk kesejahteraan masyarakat salah satunya adalah kesehatan.

Terkait masalah kesehatan yang setiap tahunnya mengalami kenaikan, maka pemerintah mengeluarkan jaminan kesehatan yang pada awalnya bernama ASKES menjadi BPJS Kesehatan.Pengguna BPJS Kesehatan di Kabupaten Sleman terbilang cukup banyak jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya.Pengguna BPJS Kesehatan hampir setengah dari jumlah penduduk di Kabupaten Sleman itu sendiri.Tahun 2016, jumlah pengguna BPJS Kesehatan kelas II di Kabupaten Sleman berjumlah 653.523 jiwa penduduk.

(62)

41

Bagan 4.1

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Rentan Usia

Berdasarkan bagan 4.1 menerangkan bahwa bahwa dari 125 responden jumlah responden perempuan sebanyak 65 orang, sementara jumlah responden laki-laki berjumlah 60 orang. Dari 125 responden, sebanyak 23 responden atau 18 persen berada pada rentan usia tertinggi yaitu rentan usia antara 26-30 tahun. Sebanyak 21 responden atau sebanyak 17 persen berada pada rentan usia antara 31-35 tahun, sedangkan sebanyak 16 responden dengan persentase 13 persen berada pada rentan usia antara 51-55 tahun. Sebanyak 13 responden atau sebesar 10 persen berada pada rentan usia antara 41-45 tahun. Sebanyak 12 responden atau 10 persen dari 100 persen berada pada rentan usia antara 36-40 tahun dan sebanyak 12 responden atau persentase 10 persen pula berada pada rentan usia antara

(63)

25 tahun. Sedangkan jumlah responden terendah dengan persentase 3% berada pada rentan usia yaitu antara 61-65 tahun.

Bagan 4.2

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian, dijelaskan pada bagan 4.2 dari 125 responden BPJS Kesehatan Kelas II sebanyak 121 responden berstatus sudah menikah dan 14 responden lainnya berstatus belum menikah. Sebanyak 59 responden atau sebesar 47 persen, memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 4-5 orang. Sebanyak 51 responden dengan persentase sebesar 41 persen memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak 2-3 orang. Persentase sebesar 10 persen dengan jumlah 13 responden memiliki jumlah tanggungan keluarga sebanyak 1 orang. Serta, persentase terendah sebesar 2 persen atau 2 responden memiliki tanggungan anggota keluarga mencapai 6-7 orang,

10%

41% 47%

2%

Jumlah Anggota Keluarga

1 orang

2-3 orang

4-5 orang

(64)

43

Bagan 4.3

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Berdasarkan hasil penelitian pada bagan 4.3, dari 125 responden menyatakan bahwa 66 responden dengan persentase sebesar 53 persen memiliki pendidikan terakhir SMA SEDERAJAT. Sejumlah 44 responden atau 36 persen memiliki pendidikan terakhir Sarjana S1. Sejumlah 10 responden dengan persentase sebesar 8 persen memiliki pendidikan terakhir SMP SEDERAJAT. Sementara tingkat pendidikan terakhir yang paling rendah persentasenya adalah Sarjana S2 yaitu sebesar 3 persen dengan jumlah 4 responden.

8%

53%

36%

3%

Tingkat Pendidikan

(65)

Bagan 4.4

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Tingkat Penghasilan

Berdasarkan penelitian dengan menggunakan 125 responden, dapat diketahui dalam bagan 4.4 jumlah responden berdasarkan tingkat penghasilannya. Dengan responden sebanyak 125 orang didapatkan hasil sebanyak 55 responden atau dengan persentase sebesar 44 persen memiliki penghasilan antara Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00. Sebanyak 29 responden dengan persentase sebesar 23 persen memiliki penghasilan antara Rp 1.500.000-Rp 2.000.000. Sebanyak 26 responden dengan persentase sebanyak 23 persen memiliki penghasilan antara Rp 2.000.000-Rp 2.500.000. Sementara 15 responden lainnya atau sebesar 12 persen memiliki penghasilan pada tingkat Rp 2.500.000,00-Rp 3.000.000,00 berada pada persentase terendah.

44%

23% 21%

12%

Tingkat Penghasilan

Rp 1.000.000 - Rp 1.500.000

Rp1.500.000 - Rp 2.000.000

Rp 2.000.000 - Rp 2.500.000

(66)

45

Bagan 4.5

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Kepercayaan Masyarakat

Pada bagan 4.5, dapat diketahui sebanyak 3 responden atau dengan persentase sebesar 2 persen tidak merasa bahwa kepercayaan masyarakat itu penting terhadap penilaian BPJS Kesehatan. Sedangkan 122 responden dengan persentase sebanyak 98 persen lainnya merasa bahwa kepercayaan masyarakat terhadap BPJS Kesehatan penting adanya. Karna apabila masyarakat tidak percaya dengan program BPJS Kesehatan, maka dapat dipastikan bahwa masyarakat enggan untuk membayar iuran peserta BPJS Kesehatan.

2%

98%

Kepercayaan Masyarakat

Tidak Penting

(67)

Bagan 4.6

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Besarnya Willingness to Pay

Bagan 4.7

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Ketidak Sediaan Membayar Iuran Peserta

BPJS Kesehatan kelas II

28%

72%

WTP

Tidak Bersedia Ya Bersedia

50% 50%

Tidak Bersedia Membayar Iuran Peserta BPJS

Kelas II

(68)

47

Selanjutnya berdasarkan bagan 4.6, dari 125 responden dapat diketahui bahwa sebesar 72 persen atau sebanyak 90 responden rela membayar iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II sebesar Rp 51.000,00. Responden yang tidak bersedia membayar iuran peserta BPJS Kesehatan Kelas II sebanyak 35 orang dengan persentase sebesar 28 persen.

(69)

Bagan 4.8

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Berdasarkan tabel diatas, tabel 4.8 diketahui jumlah responden berdasarkan jenis pekerjaan. Hasil dari penelitian dengan 125 responden menjelaskan bahwa sebanyak 45 responden dengan persentase sebesar 36 persen didominasi oleh Pegawai Swasta. Jenis pekerjaan yang cukup mendominasi penelitian ini adalah wiraswasta dengan responden sebanyak 34 responden atau 27 persen. Jenis pekerjaan yang mempunyai persentase terbanyak ketiga adalah pekerja rumah tangga dengan jumlah 26 responden dengan persentase sebanyak 21 persen. Sebanyak 16 responden atau dengan persentase sebanyak 13 persen PNS/TNI/POLRI menjadi jenis pekerjaan keempat yang tidak banyak mendominasi dalam penelitian ini. Jenis pekerjaan yang memiliki persentase terendah adalah mahasiswa/pelajar dengan jumlah 4 responden atau sebesar 3 persen.

13% 3%

27%

36%

21%

Jenis Pekerjaan

PNS/TNI/POLRI

Mahasiswa/Pelajar

Wiraswasta

(70)

49

B. Presepsi Responden terhadap Atribut Pelayanan

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan 125 responden peserta BPJS Kesehatan Kelas II, dapat di identifikasi pendapat responden terhadap atribut pelayanan, seperti jarak dari rumah ke rumahsakit/puskesmas, keteserdiaan informasi apakah transparansi atau tidak, tingkat kebersihan, sikap pelayanan dari dokter/suster yang menangani pasien BPJS Kesehatan, serta tingkat kualitas secara keseluruhan.

Bagan 4.9

Jumlah Responden Peserta BPJS Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Jarak Rumah dengan Puskesmas/Rumah Sakit Terdekat

Berdasarkan bagan 4.9 sebanyak 90 responden atau peresntase sebesar 78 persen di dominasi oleh responden yang memiliki jarak dari rumah dengan rumahsakit/puskesmas 0,5-2 km, sedangkan sebanyak 2 responden atau 2 persen memiliki jarak dari rumah dengan rumahsakit/puskesmas 6-8 km.

78%

11% 9%

2%

Jarak

0.5-2 km 2-4 km 4-6 km

(71)

Bagan 4.10

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Ketersediaan Fasilitas

Pada bagan 4.10, jumlah responden peserta BPJS Kesehatan mengenai atribut pelayanan, ketersediaan fasilitas pada rumahsakit/puskesmas merupakan hal penting. Berdasarkan hasil dari penelitian sebanyak 101 responden atau sebesar 81 persen berpendapat bahwa keterserdiaan fasilitas di rumahsakit/puskesmas terdekat sudah memadai, sementara 24 responden atau 19 persen berpendapat bahwa ketersediaan fasilitas di rumahsakit/puskesmas terdekat belum memadai. Ketersediaan fasilitas menjadi hal penting karena apabila ketersediaan fasilitas pada rumahsakit/puskesmas terdekat kurang memadai akibatnya banyak masyarakat yang mendorong untuk tidak menuju rumahsakit/puskesmas terdekat ketika masyarakat merasa tidak sehat.

19%

81%

Ketersediaan Fasilitas

Kurang Memadai

(72)

51

Bagan 4.11

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Ketersediaan Informasi

Berdasarkan tabel 4.11 menjelaskan bahwa sebanyak 104 responden atau dengan persentase sebesar 83 persen beranggapan bahwa ketersediaan informasi di rumahsakit/puskesmas terdekat sudah memadai. Sebanyak 21 responden dengan persentase sebanyak 17 persen beranggapan bahwa belum memadai ketersediaan fasilitas yang ada di rumahsakit/puskesmas terdekat. Selain ketersediaan fasilitas, ketersediaan informasi meliputi transparasi informasi pembayaran, jadwal pelayanan, informasi dokter yang menangani merupakan hal penting pula yang harus diperhatikan.

17%

83%

Ketersediaan Informasi

Kurang Memadai

(73)

Bagan 4.12

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Sikap Pelayanan Dokter/Suster

Dari hasil penelitian dengan 125 responden dapat dilihat melalui bagan 4.12 sebanyak 106 responden dengan persentase 85 persen berpendapat bahwa sikap pelayanan dari dokter/suster yang menangangi ramah. Sedangkan sisanya, sebanyak 19 responden dengan persentase 15 persen berpendapat bahwa sikap pelayanan dari dokter/suster yang menangangi kurang ramah. Dalam atribut pelayanan, poin ini merupakan hal yang perlu diperhatikan pula seperti sikap pelayanan dari dokter/suster yang menangani. Masyarakat akan terasa lebih nyaman ketika berobat dan ditangani oleh dokter/suster yang ramah.

15%

85%

Sikap Pelayanan

Kurang Ramah

(74)

53

Bagan 4.13

Jumlah Responden Peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman Berdasarkan Kualitas Layanan Keseluruhan

Berdasarkan bagan 4.13 di dapatkan hasil bahwa sebanyak 107 responden dengan persentase sebanyak 86 berpendapat bahwa kualitas layanan keseluruhan memadai. Sisanya, sebanyak 18 responden yaitu dengan persentase sebesar 14 persen berpendapat bahwa kualitas pelayanan keseluruhan tidak memadai. Kualitas pelayanan secara keseluruhan merupakan hal penting karena apabila seseorang merasa tidak sehat jika kualitas pelayanan secara keseluruhan rumahsakit/puskesmas terdekat tidak memadai, maka akan mengurangi keinginan seseorang untuk datang ke rumahsakit/puskesmas terdekat.

14%

86%

Kualitas Layanan secara keseluruhan

(75)

54 A. Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

Tabel 5.1 Uji Validitas Variabel

Sumber : data primer diolah (Lampiran 1)

Berdasarkan Tabel diatas, tabel 5.1 diketahui bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini 4 variabel yang dilakukan pengujian, sedangkan variabel kepercayaan masyarakat dan variabel willingness to pay (WTP) tidak dilakukan pengujian. Variabel kepercayaan masyarakat dan willingness to pay (WTP) tidak dilakukan pengujian karena merupakan variabel dummy. Nilai rata-rata seluruh variabel dalam penelitian ini adalah diatas 0.10, dapat diartikan bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini valid.

(76)

55

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui kestabilan alat ukur. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila memberikan hasil yang sama bila digunakan untuk mengukur ulang obyek yang sama. Uji reliabilitas digunakan dengan menggunakan uji Alpha Cronbach. Jika Alpha Cronbach yang dianggap reliabel jika > 0.06 (Nurgiyanto, 2009).

Tabel 5.2

Uji Realibilitas Variabel

Sumber : data primer diolah (Lampiran 2)

Berdasarkan tabel diatas, menandakan hasil dari uji Alpha Cronbach adalah 0.033, yang menandakan bahwa seluruh instrument variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak memiliki realibilitas moderat.

B. Analisis Statistik Deskriptif

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terkait dengan willingness to pay (WTP) peserta BPJS Kesehatan Kelas II Kabupaten Sleman untuk peningkatan kualitas pelayanan BPJS Kesehatan. Dibawah ini dapat diketahui deskriptif statistik variabel yang dilakukan oleh peneliti, secara rinci akan bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Cronbach's Alpha N of Items

(77)

Tabel 5.3

Deskriptif Statistik Variabel

Sumber : data primer diolah (Lampiran 3)

Berdasarkan tabel 5.3 hasil dari penelitian dapat diketahui bahwa dari 125 responden nilai tertinggi variabel willingness to pay adalah1 dan nilai terendah willingness to pay adalah 0. Hal ini menunjukan responden di dominasi oleh responden yang bersedia membayar iuran BPJS Kesehatan sebesar Rp 51.000.

Nilai terendah atau usia termuda dari variabel usia adalah 23 dan nilai tertinggi atau usia tertua adalah 83. Nilai rata-rata dari variabel usia adalah 41.01 yang menandakan bahwa variabel usia di dominasi oleh responden yang berusia 41 tahun. Nilai standar deviasi usia sebesar 13.391 dimana lebih kecil daripada nilai rata-rata variabel usia maka dinyatakan bahwa sebaran sebanyak 125 responden terhadap variabel usia terindikasi baik.

Berdasarkan tabel 5.3 nilai terendah dari variabel JAK (jumlah anggota keluarga) adalah 1 orang dan nilai tertinggi variabel ini adalah 7 orang. Nilai rata-rata dari variabel jumlah anggota keluarga adalah 3.28 yang menandakan bahwa rata-rata dari variabel jumlah anggota keluarga di dominasi oleh responden yang mempunya jumlah anggota keluarga sebesar

(78)

57

3-4 orang. Nilai standard deviasi variabel ini adalah 1.267 dimana kecil besar daripada nilai rata-rata variabel jumlah anggota keluarga maka dinyatakan bahwa sebaran sebanyak 125 responden terhadap variabel usia terindikasi baik.

Nilai terendah dari variabel edukasi atau tingkat pendidikan yang ditempuh adalah 1 dan nilai tertinggi variabel pendidikan adalah 4. Dalam variabel ini, digunakan fungsi skala agar memudahkan peneliti adapun skala 1 sampai dengan 4, dengan rincian dibawah ini :

1 = SMP SEDERAJAT 2 = SMA SEDERAJAT 3 = SARJANA S1 4 = SARJANA S2

Berdasarkan skala diatas, nilai rata-rata dari variabel pendidikan terakhir adalah 2.33 yang berarti sebanyak 125 responden di dominasi oleh responden yang pendidikan terakhir yang ditempuh adalah SMA SEDRAJAT dengan skala 2. Nilai standard deviasi variabel ini adalah 0.657 yang menandakan bahwa nilai standard deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata variabel pendidikan terakhir sehingga menunujkan bahwa sebaran sebayak 125 responden terhadap pendidikan terakhir terindikasi baik.

(79)

lebuh memudahkan penelitian, adapun skala yang digunakan adalah 1 sampai 4 dengan rincian dibawah ini :

1 = Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 2 = Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 3 = Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000 4 = Rp 2.500.000 – Rp 3.000.000

Berdasarkan skala diatas, nilai rata-rata dari variabel tingkat pengasilan adalah 2.01 yang menandakan bahwa penelitian ini di dominasi oleh responden yang berpenghasilan sebesar Rp 1.500.000 sampai Rp 2.000.000 . Nilai standard deviasi variabel tingkat penghasilan adalah 1.066 menandakan bahwa nilai rata-rata lebih besar daripada nilai standard deviasi variabel tingkat penghasilan. Hal ini menujukan bahwa jawaban sebanyak 125 responden terhadap variabel tingkat penghasilan baik.

Gambar

Kelompok PBIdan Non PBIGambar 1.1
Tabel 1.1 Klasifikasi Jenis Kepesertaan BPJS Kesehatan
Tabel 1.2 Perubahan Iuran JKN
Tabel 1.3 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Peserta BPJS Kabupaten Sleman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai rata-rata kadar lemak kerupuk ikan yang dikeringkan dengan alat pengering efek rumah kaca (ERK) dengan penambahan exhaust fan disajikan pada Gambar 6.. Grafik

In this work, the formulation and implementation of solution methods to obtain the optimum solution of dynamic economic dispatch using PSO method and compared with the

PENERAPAN PEND EKATAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, D AN MENYENANGKAN D ALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA.. Universitas

[r]

[r]

- Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang siswa dan permasalahannya yang pada akhirnya terwujud suatu konsep pemecahan yang konstruktif

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya ingat siswa, penerapan media wayang kulit dalam pembelajaran Bahasa Indonesia serta membuktikan bahwa penerapan media

Sehingga guru pembimbing perlu melengkapi data yang diperoleh dari guru mata pelajaran, wali kelas dan sumber-sumber lain yang terkait yang akan dimasukkan ke