PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, KUALITAS PELAYANAN, SANKSI PAJAK DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DI DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN KLUNGKUNG
SKRIPSI
Oleh:
IDA BAGUS ADINATA KUSUMA NIM: 1215351076
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, KUALITAS PELAYANAN, SANKSI PAJAK DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DI DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN KLUNGKUNG
SKRIPSI
Oleh:
IDA BAGUS ADINATA KUSUMA NIM: 1215351076
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal: 20 April 2016
Tim Penguji: Tanda Tangan
1. Ketua : Ni Gusti Putu Wirawati,SE.,Msi ...
2. Sekretaris : Ni Luh Supadmi,SE.,Msi.,Ak ...
3. Anggota : I Ketut. Jati,SE.,Msi.,Ak ...
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing
Dr. A.A.G.P.Widanaputra, SE., M.Si., Ak. Ni Luh Supadmi, SE., M.Si., Ak. NIP. 196503231991031004 NIP.196609081992032001
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 2 Maret 2016 Mahasiswa
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Sanksi Pajak dan Pemahaman Peraturan Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak Hotel di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Klungkung” dapat diselesaikan dalam tenggang waktu yang telah direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.Si., sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Bapak Dr. A.A.G.P Widanaputra, SE., M.Si, Ak., dan Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera SE., M.Si., masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4. Bapak Drs. I Ketut Suardhika Natha, M.Si., sebagai Ketua Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
5. Ibu Ni Gusti Putu Wirawati, SE, M.Si, Ak., sebagai Koordinator Jurusan Akuntansi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
6. Ibu Ni Luh Supadmi, SE., M.Si., Ak., sebagai Pembimbing Akademik dan Pembimbing Skripsi yang telah membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan dan penyelesaian skripsi di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
7. Bapak I Ketut Jati, SE., M.si, Ak, sebagai tim penguji atas masukan-masukan yang diberikan untuk membuat skripsi ini menjadi semakin sempurna.
9. Semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi dukungan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggungjawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Judul : Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Sanksi Pajak dan Pemahaman Peraturan Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak Hotel di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Klungkung.
Nama : Ida Bagus Adinata Kusuma NIM : 1215351076
Abstrak
Kepatuhan wajib pajak merupakan suatu sikap atau perilaku seorang wajib pajak yang melaksanakan semua kewajiban perpajakannya dan menikmati semua hak perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepatuhan wajib pajak menjadi aspek penting karena di Indonesia pajak merupakan sumber pendapatan negara yang memberikan kontribusi cukup tinggi. Agar tingkat kepatuhan wajib pajak meningkat, kita perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, sanksi pajak dan pemahaman peraturan perpajakan pada kepatuhan wajib pajak.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Klungkung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak hotel yang efektif di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Klungkung. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 responden, dengan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, sanksi pajak dan pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh positif dan signifikan pada kepatuhan wajib pajak hotel di Kabupaten Klungkung.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS... iii
KATA PENGANTAR... iv
ABSTRAK... v
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 7
1.3 Tujuan Penelitian... 7
1.4 Kegunaan Penelitian... 8
1.5 Sistematika Penulisan... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep... 11
2.1.1 Teori legitimasi... 11
2.1.2 Pengertian pajak ... 12
2.1.3 Fungsi Pajak... 13
2.1.4 Syarat Pemungutan Pajak... 14
2.1.5 Sistem Pemungutan Pajak... 15
2.1.6 Pajak Daerah... 16
2.1.7 Jenis Pajak Daerah... 16
2.1.8 Pajak Hotel... 17
2.1.9 Obyek Pajak Hotel... 17
2.1.10 Subyek dan Wajib Pajak Hotel ... 18
2.1.11 Kesadaran Wajib Pajak... 18
2.1.12 Kualitas Pelayanan... 19
2.1.13 Sanksi Pajak... 21
2.1.14 Pemahaman Peraturan Perpajakan... 21
2.1.15 Kepatuhan Perpajakan... 22
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya... 23
2.3 Hipotesis Penelitian... 29
2.3.1 Pengaruh kesadaran wajib pajak pada kepatuhan wajib pajak... 29
2.3.2 Pengaruh kualitas pelayanan pada kepatuhan wajib pajak... 30
2.3.3 Pengaruh sanksi pajak pada kepatuhan wajib pajak... 31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian... 33
3.2 Lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian... 33
3.3 Obyek Penelitian... 34
3.4 Identifikasi Variabel... 34
3.5 Definisi Operasional Variabel... 35
3.6 Jenis dan Sumber Data... 40
3.7 Populasi, Sampel dan Metode Pemilihan Sampel. 41 3.8 Metode Pengumpulan Data... 42
3.9 Teknik Analisis Data... 43
3.9.1 Uji instrumen penelitian... 43
3.9.2 Transformasi data... 44
3.9.3 Analisis deskriptif... 45
3.9.4 Uji kualitas data... 45
3.9.5 Uji asumsi klasik... 46
3.9.6 Analisis regresi berganda... 47
3.9.7 Kelayakan model (Uji F)... 48
3.9.8 Uji hipotesis (Uji t)... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Instansi... 50
4.1.1 Sejarah Kantor Dinas PPKA Kabupaten Klungkung... 50
4.1.2 Struktur Organisasi Dinas PPKA Kabupaten Klungkung... 51
4.2 Analisis Statistik Deskriptif... 66
4.3 Uji Instrumen Penelitian... 72
4.4.1 Uji Validitas... 73
4.4.2 Uji Reliabilitas... 74
4.4 Uji Asumsi Klasik... 75
4.5.1 Uji Normalitas... 75
4.5.2 Uji Multikolinearitas... 76
4.5.3 Uji Heteroskedastisitas... 77
4.5 Analisis Regresi Linear Berganda... 78
4.6 Uji Koefisien Determinasi (R2)... 80
4.7 Uji Kelayakan Model (Uji F)... 81
4.8 Uji Hipotesis (Uji t)... 81
4.9 Pembahasan Hasil Penelitian... 86
4.9.1 Pengaruh kesadaran wajib pajak pada kepatuhan wajib pajak hotel di Kabupaten Klungkung... 86
4.9.2 Pengaruh kualitas pelayanan pada kepatuhan wajib pajak hotel di Kabupaten Klungkung... 87
4.9.4 Pengaruh pemahaman peraturan
perpajakan pada kepatuhan wajib pajak
hotel di Kabupaten Klungkung... 89
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 90
5.2 Saran... 91
DAFTAR RUJUKAN... 92
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1.1 Penerimaan Pajak Hotel
Pada Dinas PPKA Kabupaten Klungkung
Tahun 2010-2014... 2
1.2 Tunggakan Pajak Hotel di Dinas PPKA Kabupaten Klungkung Tahun 2010-2014... 3
2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya... 27
4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 66
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif untuk Kesadaran Wajib Pajak (X1)... 66
4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif untuk Kualitas Pelayanan (X2)... 67
4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif untuk Sanksi Pajak (X3)... 70
4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif untuk Pemahaman Peraturan Perpajakan (X4)... 70
4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif untuk Kepatuhan Wajib Pajak (Y)... 72
4.7 Hasil Uji Validitas... 73
4.8 Hasil Uji Reliabilitas... 74
4.9 Hasil Uji Normalitas... 75
4.10 Hasil Uji Multikolinearitas... 76
4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 77
4.12 Hasil Analisis Regresi Berganda... 78
4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi... 80
4.14 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 81
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
3.1 Desain Penelitian 33
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1. Kuesioner Penelitian... 97
2. Tabulasi Data Penelitian (Ordinal)... 105
3. Tabulasi Data Penelitian (Interval)... 112
4. Statistik Deskriptif Data Uji... 118
5. Deskripsi Data Penelitian... 119
6. Uji Validitas... 121
7. Uji Reliabilitas... 128
8. Uji Normalitas... 133
9. Uji Multikolonearitas... 134
10. Uji Heteroskedastisitas... 135
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, pajak memiliki peran yang penting sebagai sumber
penerimaan negara. Pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk
membangun dan menjalankan pemerintahan. Sebagai salah satu unsur penerimaan
negara, pajak memiliki peran yang sangat besar dan semakin diandalkan untuk
kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintahan (Supadmi, 2009).
Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan
bahwa pengembangan otonomi pada daerah kabupaten dan kota diselenggarakan
dengan memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat,
pemerataan, dan keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman
Daerah. Tujuan dilaksanakannya otonomi daerah adalah untuk meningkatkan
kemandirian daerah dan mengurangi ketergantungan fiskal terhadap pemerintah
pusat. Dalam meningkatkan kemandirian suatu daerah, sangat besar kaitannya
dengan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) salah satunya dengan cara
mengelola PAD secara efektif, ekonomis dan efisien.
Kabupaten Klungkung adalah salah satu kabupaten di Bali yang memiliki
potensi pendapatan asli daerah yang cukup besar dari sektor pariwisata namun
kontribusinya masih rendah. Pemerintah kabupaten Klungkung saat ini tengah
berusaha meningkatkan Pendapatan Asli Daerah salah satunya melalui pajak
tentang pajak hotel pasal 1 ayat 6, pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang
disediakan oleh hotel. Pajak hotel merupakan salah satu sumber pendapatan
daerah yang penting guna membiayai pengeluaran pemerintah daerah. Pajak hotel
merupakan salah satu dari jenis pajak daerah yang memberikan kontribusi
terhadap penerimaan daerah di Kabupaten Klungkung. Penerimaan pajak hotel
dan kontribusinya terhadap pajak daerah di Kabupaten Klungkung dapat disajikan
[image:15.595.108.512.291.458.2]pada Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Penerimaan Pajak Hotel dan Kontribusinya terhadap Penerimaan Pajak Daerah Di Kabupaten Klungkung Tahun 2010-2014
Tahun Pajak Hotel (Dalam Rupiah)
Pajak Daerah (Dalam Rupiah)
Kontribusi (%)
Perkembangan Penerimaan Pajak Hotel
(%)
2010 595.700.804,00 3.683.645.696,00 16,17
-2011 1.326.607.592,77 5.017.638.746,77 26,43 122,70
2012 468.885.746,92 3.480.972.031,44 13,47 (64,65)
2013 2.319.726.996,60 13.247.732.782,76 17,51 394,73
2014 3.525.640.960,42 19.654.037.442,79 17,93 51,98
Sumber: DPPKA Kabupaten Klungkung
Penerimaan pajak hotel memberikan kontribusi yang masih rendah
terhadap pajak daerah. Kontribusi paling besar pada tahun 2011 yaitu sebesar
26,43 persen. Penerimaan pajak daerah di Kabupaten Klungkung terdiri dari 8
sumber yaitu pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak
penerangan jalan, pajak pengambilan bahan galian golongan C dan bea perolehan
hak atas tanah dan bangunan dan pajak bumi dan bangunan.
Besar kecilnya penerimaan pajak hotel sangat tergantung pada potensi dan
tingkat kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan pajak yang rendah akan mengancam
Tingkat kepatuhan wajib pajak akan mempengaruhi ketersediaan jumlah
penerimaan untuk belanja. Kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak
merupakan faktor penting dalam peningkatan penerimaan pajak, maka perlu dikaji
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, khususnya
dalam membayar pajak. Tri (2005) mengatakan bahwa masyarakat masih banyak
yang belum sadar atas kewajibannya sebagai wajib pajak dan upaya yang
dilakukan agar pajak yang mereka tanggung tidak terlalu besar (Tri, 2005). Hal
tersebut di dukung oleh Mustikasari (2007) yang mengatakan bahwa Tingkat
kepatuhan pajak (Tax Compliance) sebagai indikator peran masyarakat dalam
memenuhi kewajiban perpajakan di Indonesia masih sangat rendah. Pajak hotel
perlu mendapat perhatian karena adanya indikasi ketidakpatuhan wajib pajak
dalam memenuhi kewajibannya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah tunggakan wajib
pajak hotel Kabupaten Klungkung yang cukup besar seperti disajikan pada Tabel
1.2 berikut ini.
Tabel 1.2 Tunggakan Pajak Hotel Di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Klungkung Tahun 2010-2014
Tahun
Tunggakan Pajak Hotel (Dalam Rupiah)
Perkembangan Tunggakan Pajak
Hotel (%)
2010 144.035.761,72
-2011 127.889.534,18 (11,21)
2012 297.246.335,9 132,42
2013 245.147.779,45 (17,53)
2014 236.147.779,09 (3,67)
Sumber: DPPKA Kabupaten Klungkung
Berdasarkan Tabel 1.2, jumlah tunggakan wajib pajak hotel di Kabupaten
[image:16.595.115.510.527.650.2]jumlah tunggakan pajak hotel di Kabupaten Klungkung berjumlah Rp
144.035.761,72. Tunggakan mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi Rp
127.889.534,18. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan tunggakan pajak menjadi
Rp 297.246.335,9. Dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi
Rp 245.147.779,45. Tahun 2014 jumlah tunggakan mengalami penurunan menjadi
Rp 236.147.779,09. Hal ini mengindikasikan bahwa masih ada wajib pajak hotel
yang kurang atau tidak patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya di
Kabupaten Klungkung.
Kesadaran membayar pajak memiliki peran penting untuk menumbuhkan
perilaku patuh pajak karena ketidaksadaran wajib pajak dalam membayar pajak
dapat menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaran,
pengelakan dan pelalaian pajak yang pada akhirnya akan merugikan negara yaitu
berkurangnya penerimaan pajak (Fuadi, 2013). Pemahaman tentang pajak serta
kesungguhan wajib pajak untuk melaporkan dan membayar kewajiban
perpajakannya dapat mencerminkan tingkat kesadaran wajib pajak.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak
adalah kualitas pelayanan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kepatuhan wajib
pajak adalah memberikan pelayanan yang baik pada wajib pajak. Supriyati dan
Nurhidayati, (2008) menyebutkan hal yang menyebabkan rendahnya kepatuhan
wajib pajak karena selama ini banyak wajib pajak yang berpersepsi negatif kepada
aparat pemungut pajak. Upaya peningkatan kualitas pelayanan dapat dilakukan
melalui perbaikan infrastruktur seperti perluasan tempat pelayanan terpadu (TPT),
dan penggunaan sistem informasi dan teknologi untuk dapat memberikan
kemudahan kepada wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
(Supadmi, 2009).
Kurangnya kesadaran dari masyarakat dalam membayar pajak yang terus
meningkat, menyebabkan pemerintah memberlakukan dan lebih mempertegas
sanksi perpajakan yang ada. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat yang terdaftar
sebagai wajib pajak dapat patuh dan memiliki kemauan untuk melunasi kewajiban
pajaknya. Mardiasmo (2011), menyebutkan bahwa sanksi perpajakan merupakan
alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Sanksi pajak
dapat dijadikan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan akan dipatuhi. Berdasarkan hal tersebut, wajib pajak terdaftar akan
memandang bahwa sanksi pajak yang diberikan kepadanya akan lebih
merugikannya (Jatmiko, 2006).
Dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak diperlukan juga pemahaman
pengetahuan perpajakan oleh wajib pajak itu sendiri. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengetahuan pajak penting dalam rangka meningkatkan
tingkat kepatuhan pajak (Richardson, 2006; Kirchler et al, 2008). Pengetahuan
memiliki peran yang signifikan karena sulit bagi wajib pajak dalam menjalankan
kewajiban pajaknya apabila wajib pajak kurang memahami tata cara pembayaran
pajak. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengetahuan pajak penting
dalam rangka meningkatkan tingkat kepatuhan pajak (Richardson, 2006: 89).
Artinya, wajib pajak lebih bersedia untuk mematuhi aturan dan ketentuan yang
Endro (2008) Pemahaman tersebut meliputi: (1) pengisian Surat Pemberitahuan
(SPT) secara benar, sehingga Wajib Pajak (WP) harus memiliki pemahaman yang
cukup mengenai pengisian SPT, (2) penghitungan pajak sesuai dengan pajak
terutang yang ditanggung oleh WP, sehingga WP harus memiliki pemahaman
yang cukup dalam menghitung pajak terutang yang ditanggung oleh WP, (3)
penyetoran pajak (pembayaran) secara tepat waktu sesuai yang ditentukan,
sehingga WP harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan penyetoran pajak, (4) pelaporan atas pajaknya ke kantor
pelayanan pajak setempat.
Apabila wajib pajak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keempat
hal tersebut di atas, maka semua ketentuaan pemenuhan kewajiban perpajakan
dapat dilakukan dengan baik oleh Wajib Pajak. Kurangnya sosialisasi tentang tata
cara pembayaran pajak menjadi salah satu faktor rendahnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya peranan pajak dalam pembangunan negara yang
pada akhirnya membuat masyarakat enggan untuk memberikan kontribusi yang
semestinya sehingga berdampak pada kurang patuhnya masyarakat dalam
membayar pajak. Melalui pendidikan perpajakan formal maupun non formal
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
perpajakan. Taman & Hyun (2003, dalam Marziana et al, 2009), menyatakan
bahwa pendidikan pajak adalah salah satu alat yang efektif untuk mendorong
Berdasarkan paparan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas
Pelayanan, Sanksi pajak dan Pemahaman Peraturan Perpajakan pada
Kepatuhan Wajib Pajak Hotel di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Kabupaten Klungkung”.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan tersebut, maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1) Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh pada kepatuhan Wajib Pajak
Hotel di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten
Klungkung?
2) Apakah kualitas pelayanan berpengaruh pada kepatuhan Wajib Pajak
Hotel di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten
Klungkung?
3) Apakah sanksi pajak berpengaruh pada kepatuhan Wajib Pajak Hotel di
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten
Klungkung?
4) Apakah pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh pada kepatuhan
Wajib Pajak Hotel di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak pada kepatuhan Wajib
Pajak Hotel di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Kabupaten Klungkung.
2) Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan pada kepatuhan Wajib
Pajak Hotel di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Kabupaten Klungkung.
3) Untuk mengetahui pengaruh sanksi pajak pada kepatuhan Wajib Pajak
Hotel di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten
Klungkung.
4) Untuk mengetahui pengaruh pemahaman peraturan perpajakan pada
kepatuhan Wajib Pajak Hotel di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Kabupaten Klungkung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, adapun manfaat yang diharapkan antara lain:
1) Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan
pengetahuan mengenai Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas
Pelayanan, Sanksi Pajak dan Pemahaman Peraturan Perpajakan pada
Keuangan dan Aset Kabupaten Klungkung. Penelitian ini juga diharapkan
dapat dijadikan perbandingan, pengembangan, dan penyempurnaan dari
penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
masukan-masukan, sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan yang
nantinya dapat dijadikan bahan referensi bagi pihak yang berkepentingan,
khususnya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten
Klungkung.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah dari penelitian yang
dilakukan, kemudian dari latar belakang masalah yang diungkapkan
dapat dirumuskan ke dalam pokok permasalahan, serta disampaikan
tujuan penelitian dan kegunaan penelitian, dan pada akhir bab ini
disampaikan sistematika penulisan
Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis
Bab ini menyajikan teori-teori yang relevan untuk mendukung
pembahasan pokok permasalahan terutama kepatuhan wajib pajak yang
nantinya menjadi dasar masalah dalam penelitian ini serta diperkuat
dengan hasil penelitian sebelumnya, dan disajikan juga mengenai
Bab III Metode Penelitian dan Hipotesis
Bab ini menyajikan metode penelitian yang mencakup berbagai hal
seperti lokasi dan objek penelitian, identifikasi variabel, definisi
operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data
dan teknik analisis data yang akan dipergunakan dalam membahas
permasalahan yang akan diteliti.
Bab IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini menyajikan data serta pembahasan berupa gambaran umum
wilayah penelitian dan pembahasan hasil dari model yang digunakan,
yang merupakan jawaban dari permasalahan yang ada.
Bab V Simpulan dan Saran
Bab ini menyajikan simpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori dan Konsep
2.1.1 Teori Legitimasi
Teori legitimasi adalah suatu kondisi atau status yang ada ketika suatu
sistem nilai perusahaan sejalan dengan sistem nilai dari sistem social yang lebih besar dimana perusahaan merupakan bagiannya (Ghozali dan Cariri, 2007:411). Legitimasi merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka
mengembangkan perusahaan kedepan. Hal tersebut dapat dijadikan upaya untuk memposisikan diri ditengah lingkungan masyarakat yang semakin maju.
Legitimasi mencerminkan sebagai sesuatu yang diinginkan perusahaan dari masyarakat. Dengan kata lain, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup (going concern) (O’Donovan,
dalam Nor Hadi. 2011:87).
Apabila dikaitkan dengan kepatuhan wajib pajak, teori legitimasi sangat
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Teori legitimasi merupakan suatu kondisi nilai perusahaan sejalan dengan sistem nilai dari sistem sosial yang lebih besar dimana perusahaan merupakan bagiannya. Kepatuhan wajib pajak saat
membayar pajak hotel, wajib pajak harus taat dan mengikuti sistem dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Dengan dikeluarkannya kebijakan
dikarenakan secara tidak langsung, dampak daripada pajak tersebut akan dirasakan oleh wajib pajak itu sendiri dalam hal ini pembangunan nasional
misalnya.
2.1.2 Pengertian Pajak
Menurut UU No. 28 tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak merupakan kontribusi wajib negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UU dengan tidak mendapat balas
jasa secara langsung dan digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Pajak adalah iuran yang dikeluarkan oleh masyarakat kepada pemerintah yang
berdasarkan pada undang-undang penetapan pajak yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran pemerintah (Mardiasmo 2011:1).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dengan kata lain, pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak
2.1.3 Fungsi Pajak
Fungsi pajak menurut Sambodo (2015:7):
1) Fungsi Budgeter
Fungsi budgeter yaitu sebagai sumber dana bagi negara. Dengan pajak
digunakan sebagai alat untuk memasukan uang sebesar-besarnya kedalam dalam kas negara sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku untuk dapat membiayai pengeluaran negara.
2) Fungsi Reguler (mengatur)
Fungsi ini sebagai alat mengatur atau melaksanakan kegiatan pemerintah
di bidang sosial dan ekonomi. 3) Fungsi Distribusi
Maksud dari fungsi ini pajak dapat digunakan sebagai alat pemerataan
penghasilan. Pajak dipungut dari masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih. Hasil dari pemungutan pajak tersebut kemudian
digunakan untuk membangun fasilitas umum yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.
4) Fungsi Stabilisasi
Dengan adanya pajak, pemerintah menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabisisasi harga sehingga inflasi dapat dekendalikan.
5) Fungsi Demokrasi
Fungsi demokrasi merupakan wujud sistem gotong royong, termasuk
kegiatan pemerintah dalam pembangunan nasional. Jika pajak telah berjalan dengan baik maka timbal balik yang dirasakan masyarak,
pemerintah akan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
2.1.4 Syarat Pemungutan Pajak
Menurut Mardiasmo (2011:2), untuk menghindari hambatan atau perlawanan, pemungutan pajak wajib memenuhi beberapa syarat-syarat sebagai
berikut:
1) Syarat Keadilan
Demi tercapainya keadilan, pelaksana dan undang-undang harus adil. Adil dalam pelaksanaan yaitu memberikan hak bagi wajib pajak apabila ingin mengajukan keberatan, mengajukan banding atau mengajukan penundaan
dalam pembayaran kepada Majelis Pertimbangan Pajak. Sedangkan, adil dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara merata
dan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. 2) Syarat Yuridis
Memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan bagi bagi warga
maupun negaranya sesuai UUD 1945 pasal 23 ayat 2. 3) Syarat Ekonomis
4) Syarat Finansiil
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan
sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya. 5) Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Sistem pemungutan yang sederhana yang dimaksud hal ini yaitu sistem pemungutan yang sederhana sehingga dapat mendorong dan memudahkan masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
2.1.5 Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak dibagi menjadi 4 yaitu (Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton 2011:3):
1) Official Assessment System yakni sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar (pajak yang terutang) oleh seseorang.
2) Semi Self Assessment System yakni suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada fiskus dan wajib pajak untuk menentukan
besarnya utang pajak.
3) Self Assessment System yakni sistem pemungutan pajak yang saat ini diterapkan di indonesia. Self Assessment System merupakan suatu sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang penuh kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan
4) Witholding System yakni suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong/memungut besarnya
pajak yang terutang.
2.1.6 Pajak Daerah
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah,
pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
daerah bagi kemakmuran rakyat.
2.1.7 Jenis Pajak Daerah
Di Indonesia, pajak digolongkan berdasarkan tingkatan pemerintahan yaitu
pajak daerah tingkat I (Provinsi) dan pajak daerah tingkat II (Kabupaten/ Kota). Selanjutnya, UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah mengklasifikasikan pajak daerah menurut wilayah pemungutan pajaknya diantaranya:
1) Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Provinsi:
(1) Pajak Kendaraan Bermotor. (2) Pajak Air Permukaan.
(3) Pajak Rokok.
2) Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota: (1) Pajak Hotel.
(2) Pajak Restoran.
(3) Pajak Penerangan Jalan.
(4) Pajak Reklame. (5) Pajak Hiburan. (6) Pajak Parkir.
(7) Pajak Air Tanah.
(8) Pajak Sarang Burung Walet.
(9) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan. (10)Pajak Bumi dan Bangunan.
(11)Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
2.1.8 Pajak Hotel
Menurut Undang-undang no. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah, pajak hotel adalah pajak yang dikenakan kepada penyedia fasilitas penyedia jasa
penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah
kamar lebih dari 10 (sepuluh).
2.1.9 Obyek Pajak Hotel
Obyek pajak hotel merupakan pelayanan yang disediakan oleh Hotel
sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.
2.1.10 Subyek dan Wajib Pajak Hotel
1) Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
2) Subyek pajak hotel adalah wajib pajak orang pribadi atau badan yang
menyediakan jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk
pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).
2.1.11 Kesadaran Wajib Pajak
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kesadaran adalah keadaan tahu, mengerti, dan merasa. Kesadaran untuk mematuhi ketentuan (hukum pajak) yang berlaku tentu menyangkut faktor–faktor apakah ketentuan tersebut telah diketahui,
diakui, dihargai, dan ditaati. Bila seseorang hanya mengetahui berarti kesadaran wajib pajak tersebut masih rendah. Kesadaran wajib pajak adalah suatu kondisi
dimana wajib pajak mengetahui, memahami dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela. Pengetahuan dan pemahaman tentang perpajakan sangat penting karena dapat membantu wajib pajak dalam mematuhi
sukarela. Jadi berdasarkan pernyataan tersebut, dapat di simpulkan bahwa suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, mengakui, menghargai dan menaati
ketentuan perpajakan yang berlaku serta memiliki kesungguhan dan keinginan untuk memenuhi kewajiban pajaknya.
Menurut Manik Asri (2009) Wajib pajak dikatakan memiliki kesadaran apabila telah sesuai dengan hal-hal berikut:
1) Mengetahui adanya Undang-Undang dan ketentuan perpajakan.
2) Mengetahui fungsi pajak untuk pembiayaan negara.
3) Memahami bahwa kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
4) Memahami fungsi pajak untuk pembiayaan negara.
5) Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan sukarela.
6) Menghitung, membayar, melaporkan pajak dengan benar.
2.1.12 Kualitas Pelayanan
Pelayanan dapat dikatakan berkualitas apabila Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui
harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang
dalam memenuhi kewajibannya. Pelayanan termasuk pelayanan publik karena dijalankan oleh pemerintah dan tidak berorientasi pada profit.
Menurut Prabawa dan Naniek (2012), kualitas pelayanan dapat diukur melalui indikator-indikator kualitas pelayanan diantaranya:
1) Tangibles (Bukti Langsung)
Pelanggan melihat langsung keadaan fisik fasilitas yang mendukung kinerja perpajakan seperti sarana komunikasi dan sistem.
2) Reliability (Keandalan)
Pelanggan dapat merasakan kemampuan dalam memberikan pelayanan
yang sesuai dengan yang diharapkan. 3) Assurance (Jaminan Kepastian)
Perusahaan memberikan rasa percaya, keramahan, kesopanan terhadap
janji yang dikemukakan kepada pelanggan sehingga hal tersebut berdampak pada kepercayaan para pelanggan terhadap perusahaan.
Kepercayaan juga mencakup pengetahuan dan keahlian karyawan. 4) Responsivenees (Ketanggapan)
Pelanggan merasakan adanya kemampuan yang tanggap saat diberikan
pelayanan seperti sikap simpatik dan dengan akurasi yang tinggi. 5) Emphaty (Empati)
2.1.13 Sanksi Pajak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sanksi adalah tanggungan
(tindakan, hukuman, dan sebagainya) untuk memaksa orang menepati perjanjian atau menaati ketentuan perundang-undangan. Sanksi perpajakan merupakan alat
pencegah wajib pajak melanggar norma perpajakan (Suandy, 2011:165).
Dalam undang-undang perpajakan, ada dua jenis sanksi yaitu sanksi administrasi dan sanksi pidana. Sanksi administrasi dapat dijatuhkan apabila
Wajib Pajak melakukan pelanggaran, terutama atas kewajiban yang ditentukan dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan (UU KUP). Sanksi yang dijatuhkan dapat berupa sanksi administrasi bunga, denda dan kenaikan. Sedangkan sanksi pidana dapat dijatuhkan berupa hukuman kurungan dan hukuman penjara (Rahayu, 2010:13).
Menurut Resmi (2008:71), sanksi perpajakan terjadi karena adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan. Semakin besar kesalahan yang
dilakukan maka semakin besar pula sanksi yang dijatuhkan. Contoh pelanggaran yang sering dilakukan adalah keterlambatan dalam membayar pajak, kurang bayar dan kesalahan dalam pengisian SPT. Melalui pemberian sanksi, wajib pajak akan
memandang bahwa sanksi lebih banyak merugikannya sehingga wajib pajak lebih memilih memenuhi kewajiban perpajakannya (Nugroho, 2006).
2.1.14 Pemahaman Peraturan Perpajakan
Sopiah (2010), pengetahuan merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, dan berpikir yang menjadi dasar seseorang dalam bersikap dan bertindak. Dari uraian
di atas maka dapat disimpulkan bahwa wajib pajak lebih bersedia untuk mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku jika mereka memahami konsep dasar
perpajakan. Apabila WP memiliki pengetahuan yang cukup mengenai tata cara pembayaran pajak, maka semua ketentuaan pemenuhan kewajiban perpajakan dapat dilakukan dengan baik oleh Wajib Pajak (Ekawati dan Endro, 2008). Dari
uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa wajib pajak lebih bersedia untuk mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku jika mereka memahami konsep
dasar perpajakan.
2.1.15 Kepatuhan Perpajakan
Menurut Safri Nurmanto dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:138) mengatakan bahwa kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu
keadaan di mana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Pemenuhan kewajiban perpajakan yang
dilakukan oleh pembayar pajak dalam rangka memberikan kontribusi bagi pembangunan yang diharapkan di dalam pemenuhannya diberikan secara sukarela. Kepatuhan wajib pajak menjadi aspek penting mengingat sistem
perpajakan Indonesia menganut sistem Self Asessment di mana dalam prosesnya secara mutlak memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk
1) Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami ketentuan Peraturan perundang-undangan perpajakan.
2) Mengisi formulir pajak dengan tepat.
3) Menghitung pajak dengan jumlah yang benar.
4) Melakukan pembayaran pada waktunya.
Menurut Puspitasari dan Supriyati (2015), terdapat dua macam kepatuhan wajib pajak yaitu:
1) Kepatuhan formal adalah suatu keadaan ketika wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya secara formal sesuai dengan ketentuan dalam
undang-undang perpajakan.
2) Kepatuhan material adalah suatu keadaan ketika wajib pajak memenuhi semua ketentuan material perpajakan yaitu sesuai isi dan jiwa
undang-undang perpajakan. Kepatuhan material juga dapat meliputi kepatuhan formal.
2.2 Pembahasan Penelitian sebelumnya
Penelitian-penelitian sebelumnya menjadi suatu acuan bagi penelitian ini untuk dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan Muliari dan Ery (2011) dengan judul “Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran
Wajib Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur”. Variabel yang digunakan dalam
sampel wajib pajak orang pribadi efektif yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan pada kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi di kantor pelayanan pajak pratama denpasar timur. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel bebas yaitu penambahan dua variabel
yaitu kualitas pelayanan dan pemahaman peraturan perpajakan serta lokasi dan tahun penelitiannya.
Thia Dwi Utami Dan Kardinal (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Seberang
Ulu”. Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak sebagai variabel bebas dan kepatuhan wajib pajak orang pribadi
sebagai variabel terikatnya. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang wajib pajak orang pribadi yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Seberang Ulu. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis regresi berganda. Penelitian ini memberikan hasil bahwa kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan
wajib pajak orang pribadi di kantor pelayanan pajak palembang seberang ulu. sedangkan sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Seberang Ulu Palembang Secara Parsial.
bebasnya yang sama-sama menggunakan variabel kesadaran dan sanksi pajak sedangkan perbedaanya terletak pada lokasi dan tahun penelitian.
Romandana Anggraini (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Pajak, Persepsi Tentang Petugas Pajak Dan Sistem
Administrasi Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi”. Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu pengetahuan pajak sebagai variabel bebas dan tingkat kepatuhan wajib pajak sebagai variabel terikatnya.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 71 wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di di KPP Karang Pilang Surabaya. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda. Penelitian ini memberikan hasil bahwa pengetahuan pajak memiliki pengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya terletak pada variabel pengetahuan pajak sebagai variabel bebas dan kepatuhan sebagai variabel terikatnya sedangkan perbedaanya terletak pada
variabel bebas persepsi tentang petugas pajak serta lokasi dan tahun penelitian. Tryana A.M. Tiraada (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus Terhadap Kepatuhan WPOP
Di Kabupaten Minahasa Selatan”. Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu kesadaran perpajakan, sanksi pajak dan sikap fiskus sebagai variabel bebas
dan kepatuhan WPOP sebagai variabel terikatnya. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 wajib pajak orang pribadi Kabupaten Minahasa Selatan. Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis regresi berganda. Penelitian ini memberikan
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang berada di kabupaten minahasa selatan sedangkan sikap fiskus tidak berpengaruh signifikan. Persamaan penelitian
ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel bebasnya yaitu kesadaran, sanksi pajak dan sikap fiskus dan kepatuhan sebagai variabel terikatnya
sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi dan tahun penelitiannya.
Yulayca (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Pengusaha Kena Pajak (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Di Kpp Surakarta). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengetahuan
perpajakan sebagai variabel bebas dan kepatuhan sebagai variabel terikatnya. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 wajib pajak. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda. Penelitian ini
memberikan hasil bahwa pengetahuan perpajakan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel bebas pengetahuan perpajakan dan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel terikat sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi dan tahun penelitian.
Arabella Oentari Fuadi Dan Yenni Mangoting (2013) melakukan penelitian yag berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi
Perpajakan Dan Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM”. Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitas pelayanan petugas pajak dan sanksi perpajakan sebagai variabel bebas dan kepatuhan wajib
adalah teknik analisis regresi berganda. Penelitian ini memberikan hasil bahwa kualitas pelayanan petugas pajak dan sanksi perpajakan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel bebas sanksi
perpajakan dan kepatuhan wajib pajak sebagai variabel terikat sedangkan perbedaanya terletak pada variabel bebas biaya kepatuhan, lokasi dan tahun penelitian.
Untuk memudahkan pemahaman persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, maka hasil penelitian sebelumnya disajikan pada
[image:40.595.94.533.401.694.2]Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Pembahasan Hasil Sebelumnya
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Yang
Digunkan Hasil Penelitian
1 Ni Ketut Muliari Dan Putu Ery Setiawan (2011)
Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib
Pajak Pada
Kepatuhan
Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi
Di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur
Variabel bebasnya adalah Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak. Variabel terikatnya adalah Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur
Kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
pada kepatuhan
pelaporan wajib pajak orang pribadi di kantor pelayanan
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Yang
Digunkan Hasil Penelitian
2 Thia Dwi Utami Dan Kardinal (2012)
Pengaruh
Kesadaran Wajib Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Palembang Seberang Ulu
Variabel bebasnya adalah kesadaran wajib pajak dan sanksi pajak. Variabel terikatnya adalah kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada kantor pelayanan pajak pratama palembang seberang ulu
Kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kantor
pelayanan pajak
palembang seberang ulu. sedangkan sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kantor
pelayanan pajak seberang ulu palembang secara parsial. 3 Romandana Anggraini (2012) Pengaruh
Pengetahuan Pajak, Persepsi Tentang Petugas Pajak Dan Sistem Administrasi Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Varibel bebasnya adalah pengetahuan pajak. Variabel terikatnya adalah tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Pengetahuan pajak memiliki pengaruh positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi 4 Tryana A.M. Tiraada (2013) Kesadaran
Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus Terhadap
Kepatuhan Wpop
Di Kabupaten
Minahasa Selatan
Variabel bebasnya adalah kesadaran perpajakan, sanksi pajak, sikap fiskus. Varibel terikatnya adalah kepatuhan wpop di kabupaten minahasa selatan
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Yang
Digunkan Hasil Penelitian
5 Yulayca (2013)
Analisis
Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Pengusaha Kena
Pajak (Studi
Empiris Pada Wajib Pajak Di Kpp Surakarta).
Variabel bebasnya adalah Pengetahuan Perpajakan.
Variabel teriktanya adalah kepatuhan pengusaha kena pajak (studi empiris pada wajib pajak di kpp surakarta).
Pengetahuan perpajakan
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kepatuhan pengusaha kena pajak.
6 Arabella Oentari Fuadi Dan Yenni Mangoting (2013)
Pengaruh Kualitas Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan Dan Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UMKM
Varibel bebasnya adalah kualitas pelayanan petugas pajak dan sanksi perpajakan.
Variabel terikatnya adalah kepatuhan wajib pajak umkm
Kualitas pelayanan petugas pajak dan sanksi perpajakan
secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak umkm.
Sumber:http://scholar.google.co.id/
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2013:93).
2.3.1 Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Wajib Pajak
Kesadaran perpajakan adalah keadaan mengetahui atau mengerti perihal pajak. Kesadaran wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan negara sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak (Nugroho, 2006).
menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar hukum penyelenggaraan negara. Penelitian yang dilakukan oleh Manik Asri (2009)
menemukan bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh positif pada kepatuhan pelaporan wajib pajak. Jika kesadaran wajib pajak meningkat, maka kepatuhan
wajib pajak akan meningkat (Nugroho, 2006). Menurut Jatmiko (2006) kesadaran perpajakan juga berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Berdasarkan hal tersebut maka, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H1 : Kesadaran wajib pajak berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak
hotel di Kabupaten Klungkung.
2.3.2 Pengaruh Kualitas Pelayanan pada Kepatuhan Wajib Pajak
Pelayanan dalam hal ini merupakan pelayanan yang diberikan Direktorat Jenderal pajak untuk membantu wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya. Pelayanan pajak termasuk dalam pelayanan publik karena Direktorat Jenderal pajak merupakan instansi yang dijalankan oleh pemerintah
yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Direktorat Jendral Pajak perlu meningkatkan pelayanan pajak yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku agar tercapainya tujuan pemerintah
untuk melaksanakan pembangunan dan roda pemerintah berjalan dengan baik melalui Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-84/PJ/2011 tentang
Berdasarkan hal tersebut maka, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H2 : Kualitas pelayanan berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak hotel di Kabupaten Klungkung.
2.3.3 Pengaruh Sanksi Pajak pada Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Mardiasmo (2011:59), sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan akan dipatuhi. Sanksi perpajakan terjadi karena adanya pelanggaran terhadap peraturan
undang-undang perpajakan. Semakin besar kesalahan yang dilakukan oleh seorang wajib pajak, maka sanksi yang diberikan juga akan semakin berat. Sanksi pajak dibagi
menjadi dua macam yaitu sanksi administrasi berupa pemberian bunga, denda atau kenaikan serta sanksi pidana berupa hukuman kurungan dan hukuman penjara (Rahayu, 2010:13). Penelitian yang dilakukan oleh Muliary dan Ery
(2006) menyatakan persepsi tentang sanksi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan pelaporan Wajib Pajak orang pribadi. Berdasarkan hal
tersebut maka, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H3: Sanksi pajak berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak hotel di
2.3.4 Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan pada Kepatuhan Wajib
Pajak
Pemahaman peraturan perpajakan merupakan kemampuan seorang wajib pajak dalam mengetahui peraturan perpajakan baik itu tentang tarif yang
dikenakan maupun manfaat pajak yang akan mereka rasakan setelah membayar pajak. Dengan adanya pengetahuan tentang perpajakan akan membantu wajib pajak dalam membayar pajak sehingga tingkat kepatuhan akan meningkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Richardson (2006:89), menunjukkan bahwa pengetahuan pajak penting dalam rangka meningkatkan tingkat kepatuhan pajak.
Artinya, wajib pajak lebih bersedia untuk mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku jika mereka memahami konsep dasar perpajakan. Berdasarkan hal tersebut maka, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: