• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Corporate Governance, Budaya Perusahaan Dan Kesempatan Pertumbuhan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Hotel Berbintang Di Bali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Corporate Governance, Budaya Perusahaan Dan Kesempatan Pertumbuhan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Hotel Berbintang Di Bali."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, BUDAYA PERUSAHAAN DAN KESEMPATAN PERTUMBUHAN TERHADAP KINERJA

PERUSAHAAN PADA HOTEL BERBINTANG DI BALI

SKRIPSI

Oleh :

IDA BAGUS EGA PRADNYANA PUTRA NIM: 1215351048

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

i

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, BUDAYA PERUSAHAAN DAN KESEMPATAN PERTUMBUHAN TERHADAP KINERJA

PERUSAHAAN PADA HOTEL BERBINTANG DI BALI

SKRIPSI

Oleh :

IDA BAGUS EGA PRADYANA PUTRA NIM : 1215351048

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

(3)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 21 April 2016

Tim Penguji: Tanda tangan

1. Ketua : Dr. I Dewa Badera, SE.,Msi.,Ak ...

2. Sekretaris : Ni Gusti Putu Wirawati, SE.,Msi. ...

3. Anggota : Dr. Drs. IDG Dharma Suputra, MSi.,Ak ...

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 2 Maret 2016

Mahasiswa,

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Corporate Governance, Budaya Perusahaan dan Kesempatan Pertumbuhan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Hotel Berbintang di Bali” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Bapak Dr. A.A.G.P. Widana Putra SE., Msi.,Ak., selaku Ketua Jurusan dan Bapak Dr I Dewa Nyoman Badera SE.,MSi., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana sekaligus dosen pembahas atas waktu yang telah diberikan, bimbingan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Ketut Suardhika Natha M.Si selaku Ketua Program Ekstensi dan Ni Gusti Putu Wirawati, SE.,Msi., selaku Koordinator Jurusan Akuntansi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana sekaligus selaku dosen pembimbing atas waktu yang telah diberikan, bimbingan, masukan, kesabaran serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. I Dewa Gede Wirama, SE.,MSBA.,Ak selaku Pembimbing Akademik.

6. Bapak Dr. Drs. IDG Dharma Suputra, MSi.,Ak selaku dosen penguji atas waktu yang telah diberikan, bimbingan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Dosen-dosen Jurusan Akuntansi dan jurusan lain yang berada di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas segala ilmu, pengalaman, masukan, dan motivasi dalam penyelesaian skripsi dan pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

8. Orang tua tercinta Bapak I.B. Suartika dan Ibu I.A. Mahyuni, kakak saya I. B. Adhi Mahendra Putra SE.,dan I.A. Puspadewi S.Si., dan adik saya I.A. Purna Trijayanti dan keluarga besar saya atas dukungan, materi, masukan, kasih sayang dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

9. Istri tercinta I.A. Sima Ratika Dewi dan anak saya I.A. Alindya Divya Pradnyana saya atas dukungan, masukan, kasih sayang dan doanya yang tulus dan tiada hentinya di dalam pembuatan skripsi ini.

(6)

v

11. Serta teman-teman Jurusan Akuntansi angkatan 2012 dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 2 Maret 2016

(7)

6

Judul :Pengaruh Corporate Governance, Budaya Perusahaan dan Kesempatan Pertumbuhan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Hotel Berbintang di Bali

Nama : Ida Bagus Ega Pradnyana Putra NIM : 1215351048

ABSTRAK

Corporate governance menjadi isu yang sangat penting dengan adanya

krisis moneter yang pernah melanda negara-negara Asia, berkaitan dengan munculnya berbagai tuntutan terhadap pengelolaan perusahaan secara profesional dan transparan. Lemahnya corporate governace sering disebut sebagai salah satu penyebab terjadinya krisis keuangan di negara-negara Asia. Perbedaan budaya perusahaan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lain, sehingga tidak ada satu sistem perusahaan yang dapat diterapkan pada perusahaan lain.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh corporate governance, budaya perusahaan dan kesempatan pertumbuhan terhadap kinerja perusahaan pada hotel berbintang di Bali. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua hotel berbintang yang terdapat di Provinsi Bali berdasarkan data Direktori Dinas Pariwisata Bali tahun 2015 yang berjumlah 148 hotel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purpose

sampling. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak

143 hotel. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda yang disertai dengan uji reliabilitas dan validitas serta uji asumsi klasik.

Berdasarkan hasil analisis dengan uji reliabilitas dan validitas, semua instrumen dalam penelitian ini reliabel dan valid. Hasil uji asumsi klasik menyatakan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak mengalami heterokedastisitas dan multikolinearitas. Selanjutnya berdasarkan analisis linear berganda dapat diketahui bahwa corporate governance dan budaya perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan sedangkan kesempatan pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Walaupun secara statistik kesempatan pertumbuhan tidak berpengaruh tetapi variabel ini memiliki hubungan positif dengan kinerja perusahaan.

(8)

7 DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 8

2.1.1 Teori Keagenanan ... 8

2.1.2 Pengertian Corporate Governance ... 11

2.1.3 Manfaat Corporate Governance ... 13

2.1.4 Prinsip-Prinsip Corporate Governance ... 14

2.1.5 Budaya Perusahaan ... 16

2.1.6 Kesempatan Pertumbuhan Perusahaan ... 18

2.1.7 Kinerja Perusahaan ... 18

2.1.8 Pengertian Hotel ... 19

2.1.7 Klasifikasi Hotel ... 20

2.2 Rumusan Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 25

3.2 Obyek Penelitian ... 25

3.3 Identifikasi Variabel ... 25

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 25

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 27

3.5.1 Jenis Data ... 27

3.5.2 Sumber Data ... 27

3.6 Penentuan Sampeldan Responden ... 28

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.8 Teknik Analisis Data ... 31

3.8.1 Uji Reliabilitas dan Validitas ... 31

(9)

8

3.8.3 Analisis Linear Berganda ... 32

3.9 Pengujian Hipotesis ... 33

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Deskripsi Penelitian ... 35

4.6.1 Deskripsi Responden ... 35

4.6.2 Pengolahan Data Kuesioner ... 36

4.6.3 Deskripsi Skor Responden ... 37

4.2 Statistik Deskripstif ... 37

4.3 Uji Reliabilitas dan Validitas... 38

4.4 Pengujian Asumsi Klasik ... 39

4.5 Analisis dan Pembahasan Pengujian Hipotesis ... 41

4.5.1 Hasil Model Regresi ... 41

4.5.2 Pengujian Hipotesis ... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 46

5.2 Saran ... 47

DAFTAR RUJUKAN ... 48

(10)

9

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.1 Daftar Hotel Berbintang di Provinsi Bali Tahun 2005... 29

4.1 Ringkasan Pengiriman Kuesioner ... 35

4.2 Statistik Deskriptif ... 38

4.3 Hasil Pengujian Reliabilitas dan Validitas ... 39

4.4 Hasil Pengujian Heterokedastisitas ... 40

4.5 Hasil Pengujian Multikolinearitas ... 41

(11)

10

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Daftar Kuesioner... 50

2 Nama Hotel yang Menjadi Data Penelitian ... 56

3 Tabulasi Data Jawaban Responden ... 57

4 Hasil Pengolahan Data... 67

5 Statistik Deskriptif ... 69

6 Hasil Analisis Regresi ... 70

7 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 71

8 Hasil Uji Multikolinearitas ... 72

9a Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Hak-Hak Pemegang Saham 73 9b Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kebijkan Corporate Governance... 74

9c Hasi Uji Validitas dan Reliabilitas Praktik Corporate Governance 75

9d Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pengungkapan (Disclosure).. 76

9e Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Fungsi Audit ... 77

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Krisis moneter yang melanda beberapa negara di Asia termasuk Indonesia pada tahun 1997-1998, telah menyebabkan perekonomian terpuruk. Salah satu

penyebab krisis moneter tersebut adalah lemahnya corporate governance (Johnson dkk, 2000 dan Mitton, 2002). Ciri utama dari lemahnya corporate

governance adalah adanya tindakan mementingkan diri sendiri di pihak manajer

perusahaan. Apabila para manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang

mementingkan dirinya sendiri dengan mengabaikan kepentingan investor maka akan menyebabkan jatuhnya harapan para investor untuk pengembalian (return) atas investasi yang telah mereka tanamkan. Hal tersebut akan mengakibatkan

aliran masuk modal (capital inflows) ke suatu negara mengalami penurunan dan aliran keluar modal (capital outflows) dari suatu negara mengalami kenaikan. Akibat selanjutnya adalah menurunnya harga-harga saham di negara tersebut,

sehingga pasar modalnya menjadi tidak berkembang dan nilai pertukaran mata uang negara tersebut menurun.

Corporate governance menjadi isu yang sangat penting dengan adanya

krisis moneter yang melanda negara-negara Asia, berkaitan dengan munculya berbagai tuntutan terhadap pengelolaan perusahaan secara profesional dan

(13)

Agar perusahaan dapat bersaing pada lingkungan bisnis yang semakin kompleks

dan kompetitif ini, maka sangat penting bagi perusahaan untuk peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan lingkungan bisnis yang terjadi. Dalam hal ini

penerapan prinsip-prinsip corporate governance menjadi sangat penting.

Isu corporate governance dapat ditelusuri dari teori keagenan (agency

theory) yang mencoba menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang terlibat dalam

perusahaan (manajer, pemilik dan kreditur) akan berperilaku, karena mereka pada dasarnya mempunyai kepentingan yang berbeda. Masalah corporate governance

muncul karena terjadinya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan (Tumirin, 2007). Pemisahan kepemilikan dan pengendalian ini

memunculkan masalah keagenan, yaitu masalah perbedaan kepentingan atau konflik kepentingan antara manajer dan pemilik perusahaan. Konflik kepentingan yang terjadi antara pemilik dan manjer perlu dihilangkan sehingga pemilik

percaya bahwa dana yang diinvestasikan akan menghasilkan return. Corporate

governance diperlukan untuk mengendalikan perilaku pengelola perusahaan agar

bertindak tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri tetapi juga menguntungkan

pemilik perusahaan atau dengan kata lain untuk menyamakan kepentingan antara pemilik penrusahaan dengan pengelola perusahaan.

Corporate governance dapat didefinisikan sebagai hubungan antar

stakeholder yang digunakan untuk menentukan dan mengendalikan arah dan

kinerja perusahaan. Dalam praktiknya, penerapan corporate governance berbeda

(14)

yang melindungi investor antarnegara akan berpengaruh pada struktur

kepemilikan, perkembangan pasar modal dan perekonomian suatu negara (La Porta dkk, 1998).

Lemahnya penerapan corporate governance menyebabkan kinerja perusahaan menjadi semakin menurun. Disamping itu budaya perusahaan (Teng, 2002; Turnbull, 1997) dan kesempatan pertumbuhan perusahaan diduga juga

berpengaruh terhdapa kinerja perusahaan (Darmawati dkk, 2004).

Budaya perusahaan juga berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Banyak

perusahaan yang mengalami manajemen perusahaan yang sakit menempatkan reformasi budaya sebagai faktor sentral bagi pemulihan berjangka panjang (Teng,

2002). Penelitian ini mengadopsi pendekatan kontigensi untuk mengevaluasi pengaruh variabel corporate governance terhadap kinerja perusahaan. Beberapa faktor kontigensi yang menghubungkan variabel-variabel budaya adalah Turnbul

(1997), Lusch dan Hervey (1994), Kotler dan Hesket (1992). Turnbul secara ekspilsit menyatakan bahwa sistem corporate governance sangat ditentukan oleh budaya. Hal ini sesuai dengan contigency theory yang menyatakan bahwa tidak

ada satu sistem perusahaan yang dapat diterapkan kepada berbagai perusahaan lainnya. Implementasi corporate governance dan reformasi corporate culture

adalah dua fondasi kokoh yang saling terkait satu sama lain.

Selain budaya perusahaan, kesempatan pertumbuhan juga mempengaruhi kinerja perusahaan (Klapper dan Love, 2002). Perusahaan yang memiliki

(15)

perbaikan dan penerapan corporate governance dalam rangka untuk menurunkan

biaya modal (La Porta dkk, 1998; Kalpper dan Love, 2002; Darmawati dkk, 2004). Indikator dari pertumbuhan perusahaan adalah penjualan, laba bersih,

earning per share, dividen, aktiva, aktiva tetap, biaya, modal dan sebagainya

(Sofyan Syafri, 2001:300). Dalam penelitian ini mengukur tingkat pertumbuhan perusahaan yang digunakan adalah penjualan, karena penjualan merupakan bagian

dari kegiatan operasional perusahaan.

Penelitian ini dilakukan pada hotel-hotel berbintang di Bali, untuk

mengetahui pengaruh penerapan corporate governance, budaya perusahaan dan kesempatan pertumbuhan terhadap kinerja hotel tersebut.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, penelitian ini ingin menguji secara empiris dan mengkonfirmasi hasil penelitian terdahullu pada industri hotel

sehingga permasalahan yang dirumuskan adalah:

1) Apakah corporate governance berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada hotel berbintang di Bali?

2) Apakan budaya perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada hotel berbintang di Bali?

3) Apakan kesempatan pertumbuhan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada hotel berbintang di Bali?

1.3Tujuan Penelitian

(16)

1) Untuk menganalisis pengaruh corporate governance terhadap kinerja

perusahaan pada hotel berbintang di Bali

2) Untuk menganalisis pengaruh budaya perusahaan terhadap kinerja

perusahaan pada hotel berbintang di Bali

3) Untuk menganalisis pengaruh kesempatan pertumbuhan terhadap kinerja

perusahaan pada hotel berbintang di Bali

1.4Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1) Bagi Khasanah ilmu pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh corporate governance, budaya perusahaan dan

kesempatan pertumbuhan terhadap kinerja perusahaan, yang nantinya dapat bermanfaat untuk pihak yang berkepentingan.

2) Bagi penyelesaian operasional dan kebijaksanaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan bagi pihak manajemen perusahaan mengenai penerapan

corporate governance, sehingga kelangsungan (going concern) perusahaan

dapat terjaga.

1.5. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari 5 bab yang disusun secara sistematis, dimana

(17)

Bab I PENDAHULUAN

Bab I menguraikan tentang latar belakang masalah dari penelitian ini yang kemudian dirumuskan dalam pokok permasalahan, juga dibahas mengenai

tujuan dan kegunaan penelitian serta pada akhir bab ini dikemukakan mengenai sistematika penulisan.

Bab II KAJIAN PUSTAKA

Bab II menguraikan mengenai teori-teori yang relevan yang mendukung pokok permasalahan terutama mengenai teori keagenan, pengertian

corporate governance, manfaat penerapan corporate governance,

prinsip-prinsip corporate governance, budaya perusahaan, kesempatan pertumbuhan, kinerja perusahaan atau konsep lainnya yang mendasari

masalah dalam penelitian ini serta diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya dan disajikan juga mengenai dugaan sementara dari pokok

permasalahan.

Bab III METODE PENELITIAN

Bab III disajikan mengenai metode penelitian yang mencakup berbagai

hal, seperti lokasi dan obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, penentuan sampel daan

(18)

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV menguraikan mengenai deskripsi responden, deskripsi skor responden, uji reliabilitas dan validitas, pengujian asumsi klasik serta

analisis dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan.

Bab V SIMPULAN DAN SARAN

Bab V menyajikan simpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan

(19)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan seperti manajer, pemilik dan kreditur mempunyai kepentingan yang berbeda terhadap perusahaan. Teori

keagenan mencoba untuk menjelaskan bagaimana pihak-pihak tersebut akan berperilaku. Teori keagenan menganalisis dan mencari solusi atas dua

permasalahan yang muncul dalam hubungan antara prinsipal (pemilik atau pemegang saham) dan agen mereka (manjemen puncak).

Secara umum corporate governance diperlukan perusahaan agar para agen

atau orang-orang yang dipercaya dan diserahi tanggung jawab untuk mengelola perusahaan dapat bekerja sebaik-baiknya sedemikian rupa sehingga kepentingan

dan hak semua prinsipal yaitu orang-orang yang dapat mempertaruhkan kekayaannya di dalam perusahaan yang dikelola para agen terjamin. Masalah

corporate governance muncul karena terjadinya pemisahaan antara kepemilikan

dan pngendalian perusahaan. Pemisahan kepemilikan dan pengendalian diri ini memunculkan masalah keagenan. Pemilik (prinsipal) memberikan kewenangan

untuk mengelola perusahaan kepada eksekutif (agen). Manajer kemungkinan bertindak untuk kepentingannya sendiri dengan mengorbankan kepentingan

(20)

9

pemilik dan manajer perlu dihilangkan sehingga pemilik percaya bahwa dana

yang diinvestasikan akan menghasilkan return.

Permasalahan keagenan tersebut akan menimbulkan biaya keagenan

ekuitas (Lins, 2003). Menurut Jensen dan Meckling (1976) terdapat tiga macam biaya keagenan yaitu :

1) Biaya monitoring oleh prinsipal

Biaya monitoring dikeluarkan oleh prinsipal untuk membatasi aktivitas agen yang berbeda dengan kepentingan prinsipal.

2) Biaya bonding oleh agen

Biaya yang dikeluarkan oleh agen, untuk memberikan kepastian kepada

prinsipal bahwa agen tidak akan melakukan tindakan yang akan merugikan investor.

3) Residual loss

Residual loss adalah kemakmuran dalam nilai uang yang turun sebagai

akibat perbedaan kepentingan. Penurunan kemakmuran ini terjadi karena perbedaan antara keputusan agen dan keputusan-keputusan yang akan

memaksimumkan kemakmuran prinsipal.

Teori keagenan membahas tentang adanya hubungan keagenan, dimana

suatu pihak tertentu (prinsipal) mendelegasikan pekerjaan kepada pihak lain (agen) yang melakukan pekerjaan. Teori keagenan ditekankan untuk membatasi dua permasalahan yang adapat terjadi dalam hubungan keagenan (Eisenhardt,

(21)

10

merupakan suatu hal yang sulit atau mahal bagi prinsipal untuk melakukan

verifikasi tentang apa yang benar-benar dilakukan oleh agen. Pemasalahannya adalah bahwa prinsipal tidak dapat memverifikasi apakah agen telah melakukan

sesuatu secara tepat. Kedua adalah masalah pembagian risiko yang timbul pada saat prinsipal dan agen memiliki sikap yang berbeda terhadap risiko. Dengan dmeikian prinsipal dan agen mungkin memiliki preferensi tindakan yang berbeda

yang dikarenakan adanya perbedaan preferensi terhadap risiko.

Jensen dan Mackling (1976) menunjukkan adanya tiga unsur tambahan

yang dapat membatasi perilaku menyimpang yang dilakukan oleh agen. Unsur-unsur tersebut adalah bekerjanya pasar tenaga manajerial, bekerjanya pasar modal

dan unsur bekerjanya pasar bagi keinginann menguasai dan memiliki atau mendominasi kepemilikan perusahaan (market for corporate control). Agen bisa tidak bermasa depan bila kinerjanya buruk sehingga diberhentikan oleh pemegang

saham. Pasar tenaga kerja manajerial akan menghapus kesempatan pengelola yang tidak mempunyai kinerja baik dan berperilaku menyimpang dari keinginan pemegang saham perusahaan yang dikelolanya. Bekerjanya pasar modal secara

efisien bisa menajdi cermin kinerja manajer dari harga saham perusahaanya. Bekerjanya market for corporate control bisa menghambat tindakan

menguntungkan diri pengelola sendiri dalam hala menghentikan pengelola dari jabatannya jika perusahaan yang dikelolanya mempunyai kinerja rendah yang memungkinkan pemegang saham baru menggantinya dengan pengelola lain

(22)

11

Corporate governance merupakan suatu elemen kunci dalam

meningktakan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara managemen perusahaan dewan direksi, para pemegang saham dan stakeholders

lainnya (OECD, 1999). Corporate governance memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran (objektive) dari suatu perusahaan dan sebagai sarana untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut dan sarana untuk

menentukan teknik kinerja. Good corporate governance harus memberikan insentif yang tepat untuk dewan direksi dan manajemen dalam rangka mencapai

sasaran-sasaran yang ditentukan dari sisi kepentingan perusahaan dan para pemegang saham dan juga harus dapat memfasilitais monitoring yang efektif

sehingga mendorong perusahaan untuk menggunakan sumber daya secara efisien (OECD, 1999).

2.1.2 Pengertian Corporate Governance

Konsep corporate governance tidak dapat dpisahkan sari sistem korporasi. Hunger dan Wallen (2000) dalam FCGI (2003:23) mendefinisikan korporasi sebagia mekanisme yang dibangun agar berbagai pihak dapat memberikan

kontribusi berupa modal, keahlian, dan tenaga demi manfaat bersama.

Shareholders memberi kontribusi berupa modal/capital yang adakalanya di

peroleh dari para kreditur, para manajer (manajeman) yang memberi kontribusi berupa keahlian dan para karyawan dengan kontribusi tenaga. Selanjutnya para pemegang saham atau para investor turut serta dalam keuntungan perusahaan

(23)

12

melindungi kepentingan mereka. Sedangkan manajemen adalah para profesional

yang enjalankan perusahaan tanpa harus bertanggungjawab secara pribadi atas penyediaan dana perusahaan. Sehingga dari penjelasan ini konsep pemisahaan

antara kepemilikan para pemegang saham dan pengendalian menjadi esensi penting dalam kajian corporate governance.

Dengan pemisahaan ini, pemilik perusahaan memberikan kewenangan

pada pengelola (manjer) untuk mengurus jalannya perusahaan seperti mengelola dana dan membuat keputusan perusahaan lainnya untuk dan atas nama pemilik.

Dengan kewenangan yang dimilik, mungkin saja pengelola tidak bertindak terbaik untuk kepentingan pemilik karena adanya conflicts of interest (Hart, 1995;

William dan Findly, 1984). Conflicts of interest yang terjadi antara pemilik dan manajer perlu dihilangkan sehingga pemilik percaya bahwa dana yang diinvestasikan akan menghasilkan return. Corporate governance diperlukan

untuk mengendalikan perilaku pengelola perusahaan agar bertindak tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga menguntungkan pemilik perusahaan atau dengan kata lain untuk menyamakan kepentingan antara pemilik perusahaan

dengan pengelola perusahaan.

Zingales (1997), menjelaskan bahwa corporate governance merupaka

pengelolaan (governance) dari bentuk organisasi tertentu yaitu perusahaan

(corporation). Sedangkan Turnbul (1997), mendefinisikan corporate governance

(24)

13

berpendapat bahwa penunjukan controllers regulator merupakan juga substansi

penting dalam membangun goodcorporate governance.

Masalah corporate governance juga menjadi perhatian Indonesia. FCGI

(2003:26), mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern

lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan corporate governance

adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak ytang berkepentingan

(stakeholders).

2.1.3 Manfaat Penerapan Corporate Governance

Penerapan corpotare governance mempunyai beberapa manfaat yaitu: 1) Untuk meminimalkan agency cost, yaitu biaya yang timbul sebagai akibat

dari pendelegasian kewenangan kepada manajemen, trmasuk biaya penggunaan sumber daya perseroan oleh manajemen untuk kepentingan pribadi maupun dalam rangka pengawasan terhadap perilaku manajemen

itu sendiri.

2) Untuk meminimalkan cost of capital, yaitu biaya modal yang harus

ditanggung bila perusahaan mengajukan pinjaman kedada kreditur.

3) Untuk meningkatkan nilai saham perusahaan. Pengelolaan perusahaan

yang baik akan meningkatkan minat dan kepercayaan investor sehingga akan sangat membantu perusahaan atau bisnis perseroan.

(25)

14 2.1.4 Prinsip- Prinsip Corporate Governance

Terdapat beberapa versi yang menyangkut prinsip-prinsip corporate

governance, namun pada dasarnya mempunyai banyak kesamaan. Menurut

laporan Cadbury (1992) prinsip utama corporate governance adalah keterbukaan, integritas dan akuntabilitas.

Organization Economics for Co-operation and Development (OECD)

telah mengembangkan prinsip-prinsip good corporate governance yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi di masing-masing negara. Prinsip tersebut

adalah fairness, transparancy, accuontability dan responsibility yang mencakup lima aspek yaitu :

1) Hak-hak pemegang saham (the right of shareholders), yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut memperoleh bagian

keuntungan perusahaan.

2) Perlakuan adil terhadap pemegang saham (equitable treatment for

shareholders), terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang

saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam.

3) Peranan stakeholders (the role of stakeholder), peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerjasama yang aktif antar perusahaan serta para pemegang kepentingan dalam mendapatkan

(26)

15

4) Keterbukaan dan transparansi (disclousere and transparancy),

pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi pada waktunya serta transparansi mengenai semua hal yang penting bagi

kinerja perusahaan, kepemilikan serta para pemegang kepentingan.

5) Peranan Board of Directors dalam perusahaan (the responsibilities of the

board), kerangka corporate governance harus menjamin adanya pedoman

strategis perusahaan pengawasan yang efektif terhadap manajemen yang dilakukan oleh dewan komisaris oleh pemegang saham maupun tanggung

jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban kepada pengusaha dan penmegang saham.

Menurut keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002, tentang penerapan praktek good corporate pada badan usaha milik negara (BUMN). Pada bab II pasal 3 sejalan dengan prinsip-prinsip yang dirumuskan oleh OECD yaitu:

1) Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai perusahaan.

2) Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana suatu perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh tekanan dari

pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

3) Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaa dan pertanggungjawaban

(27)

16

4) Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan

terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

5) Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam pemenuhan hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Prinsip-prinsip tersebut ditujukan untuk membantu pemerintah negara anggota OECD maupun bukan anggota, untuk mengevaluasi dan meningkatkan hukum,

institusi dan kerangka peraturan untuk melaksanakan corporate governance dalam negaranya dan untuk memberikan arahan dan saran terhadap pasar modal,

investor, perusahaan serta pihak lain yang mempunyai peranan dalam proses pengembangan corporate governance yang baik.

2.1.5 Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perusahaan karena budaya memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap sikap dan perilaku anggota perusahaan. Turnbull (1997) menyatakan bahwa sistem

corpotare governance sangaat ditentukan oleh budaya. Hal ini sesuai dengan

contigency theory yang menyatakan bahwa tidak ada satu sistem perusahaan yang

dapat diterapkan kepada berbagai perusahaan lainnya. Berbagai teori menempatkan corporate turn turnround atau manajemen pemulihan perusahaan

yang sakit menempatkan reformasi budaya sebagai faktor sentra bagi pemulihan berjangka panjang (Teng, 2002). Implementasi corpotare governance dan

(28)

17

sama lain. Implementasi corpotare governance tanpa perubahan budaya

perusahaan tidak lebih dari sekedar comliance (kepatuhan) terhadap regulasi dan asesoris yang tidak berguna. Sbaliknya, upaya mengubah corpotare culture

hampir tidak mungkin berjalan jika corpotare governance tidak diterapkan dalam

corporate system corporasi (FCGI, 2003:210).

Budaya perusahaan yang profesional dimana korporasi menganut

nilai-nilai kreatif dan inovatif dengan prinsip-prinsip corpotare governance, akan mendukung keberhasilan perusahaan yang pada gilirannya akan dapat

meningkatkan kinerja/nilai perusahaan. Budaya perusahaan merupakan salah satu jenis aktiva yang tidak berwujud milik perusahaan yang dapat meningkatkan

kinerja perusahaan menurut Hofstede (1990), budaya merupakan keseluruhan pola pemikiran, perasaan dan tindakan dari suatu kelompok sosial yang lain.

Budaya dapat diklasifikasikan ke dalam berbagai tindakan, antara lain:

nasional, daerah, gender, kelas sosial, organisasional atau perusahaan (Hofstede, 1990). Pada tingkat perusahaan budaya merupakan seperangkat asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinan, nilai dan presepsi yang dimiliki para anggota kelompok

perusahaan yang mempengaruhi sikap dan perilaku kelompok yang bersangkutan. Dismping tercermin pada nilai-nilai, budaya perusahaan juga dimanifestasikan

pada praktek-praktek perussahaan yang membedakan antara satu kelompok perusahaan dengan kelompok perusahaan lainnya.

Penelitian yang berkaitan dengan budaya dilakukan ole Lusch dan harvey

(29)

18

dan citra perusahaan. Berdasarkan penelitian Kotter dan Heskett (1992), Lusch

dan Harvey (1994), peningkatan kinerja organisasional dapat dipengaruhi oleh aktiva yang tidak berwujud antara lain budaya organisasional, hubungan dengan

pelanggan dan citra perusahaan. Bersasrkan penelitian Kotter dan Heskett (1992), terhadap berbagai industri di Amerika, menemukan bahwa budaya organisasional mempunyai dampak signifikan terhadap kinerja ekonomi perusahaan dalam

jangka panjang. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa budaya perusahaan merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasil atau kegagalan suatu

perusahaan pada dekade yang akan datang. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh O’ Reilly (1989), menunjukan hal yang konsisten bahwa budaya organisasi

mempunyai pengaruh terhadap efektivitas suatu perusahaan, terutama perusahaan yang mempunyai pengaruh terhadap efektivitas suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang mempunyai budaya yang susai dengan strategi dan dapat

meningkatkan komitmen karyawan terhadap perusahaannnya (Indriantoro, 2000).

2.1.6 Kesempatan Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan adalah prestasi yang ditujukan perusahaan dari

tahun ke tahun untuk meningkatkan aktivitas investasinya. Perusahaan yang pertumbuhannya tinggi mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk

pengembangan aktivitas usahanya. Perusahaan yang tumbuh adalah perusahaan yang memiliki pertumbuhan margin, laba, dan pejualan yang tinggi.

(30)

19

corporate governance dalam rangka untuk menurunkan biaya modal (La Porta

dkk, 1998; Klapper dan Love, 2002; Darmawati dkk, 2004).

Indikator dari pertumbuhan perusahaan adalah penjualan, laba bersih,

earning per share, dividen, aktiva, aktiva tetap, biaya, modal dan sebagainya

(Sofyan Syafri, 2001:300). Dalam penelitian ini pengukur tingkat pertumbuhan perusahaan yang digunakan adalah penjualan, karena penjualan merupakan bagian

dari kegiatan operasional perusahaan.

2.1.7 Kinerja Perusahaan

Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan pengukuran kinerja perusahaan biasanya diukur dengan kinerja keuangan yang diukur dengan indikator akuntansi dan indikator pasar modal. Dalam penelitian ini kinerja

perusahaan diukur dengan indikator akuntansi yaitu Return On Equity (ROE) sebagai ukuran kinerja operasional perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih dengan ekuitas yang dimiliki.

2.1.8 Pengertian Hotel

Hotel merupakan bagian yang integral dari usaha pariwisata, yang

menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut: 1) Kamar tidur/ kamar tamu

2) Makanan dan minuman

3) Pelayanan penunjang lain seperti: a. Tempat-tempat rekreasi

b. Fasilitas Olahraga

(31)

20

Menurut Proprietors Act (1956) dalam Agus Sulastiyono (2004:5), hotel

merupakan suatu perusahaan yang dikelola oleh perwakilannya dengan menyediakan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur bagi

orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang ditrrima tanpa adanya perjanjian khusus. Atau dengan kata lain, hotel adalah usaha komersial yang menyediakan

tempat menginap, makanan dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum.

Menurut peraturan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM.37/PW.340/MPPT-86 dalam Agus Sulastyono (2004:5), tentang aturan perusahaan dan pengelolaan hotel Bab I,

Pasal 1, ayat (1) menyetakan bahwa hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman, serta jasa penunjang lainnya bagi umum

yang dikelola secara komersial.

2.1.9 Klasifikasi Hotel

Menurut United State Lodging Industry dalam Agus Sulastyono (2004:6),

berdasarkan jenisnya, hotel dapat dibagi menjadi:

1) Transient hotel, adalah hotel yang letak atau lokasinya di tengah kota

dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis.

2) Residential hotel, adalah hotel yang pada dasarnya merupakan

(32)

kemudahan-21

kemudahan seperti layaknya hotel, seperti restoran, pelayanan makanan

yang diantar ke kamar dan pelayanan kebersihan kamar.

3) Resort hotel, adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempat-tempat

wisata dan menyediakan tempat-tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konfersi untuk tamu-tamunya.

Untuk memberikan informasi kepada para tamu yang akan menginap tentang

standar fasilitas hotel, maka dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Pariwisata, pos dan telekomunikasi No.94 /HK.103/MPTT-87 tentang usaha dan klasifikasi hotel

(Sulastiyono, 2004:12). Dimana penilaian klasifikasi hotel di Indonesia dibagi menjadi lima tanda bintang yaitu dari hotel dengan tanda bintang satu yang

memiliki kualitas paling rendah sampai hotel dengan tanda bintang lima dengan kualitas tertinggi. Piagam penggolongan kelas hotel dikeluarkan oleh Dirjen Pariwisata yang berlaku selama tiga tahun.

Secara garis besar, kreteria penggolongan hotel dinyatakan pada unsur-unsur persyaratan sebagai berikut:

1) Fisik, yang mencakup unsur-unsur sebagai berikut:

a. Besar kecilnya hotel atau banyak sedikitnya jumlah tamu: a.1. Hotel kecil, hotel dengan 25 kamar atau kurang

a.2. Hotel sedang, hotel yang memiliki lebih dari 25 kamar dan kuang dari 100 kamar.

a.3. Hotel menengah, hotel dengan lebih dari 100 kamar dan kuang

dari 300kamar.

(33)

22

b. Kualitas, lokasi dan lingkungan bangunan.

c. Fasilitas yang tersedia untuk tamu, seperti ruang penrimaan tamu, dapur toilet dan telepon umum.

d. Perlengkapan yang tersedia baik bagi karyawan, tamu ataupun bagi pengelola hotel. Peralatan yang diliki oleh departemen atau bagian , baik yang digunakan untuk pelayana tamu ataupun untuk keperluan

pelaksanaan kerja karyawan.

e. Kualitas bangunan, yaitu kualitas bahan-bahan bangunan uang

dipergunakan seperti kualitas lantaai, dinding, termasuk juga tingkat kekedapan terhadap api, kekedapna terhadap suara yang datang dari

luar ataupun dari dalam hotel. f. Tata letak ruang dan ukuran ruangan. 2) Operasional/manajeman yang mencakup :

a. Struktur organisasi dengan uraian tugas dan manual kerjasecara tertulis bagi masing-masing jabatan yang tercantum dalam organisasi.

b. Tenaga kerja, spesialisasi dan pendidikan karyawandisesuaikan dengan

persyaratan peraturan penggolongan hotel. 3) Pelayanan, yang meliputi:

a. Keramahtamahan, kesopanan dan mengenakan pakaian seragam hotel. b. Pelayanan diberikan dengan mengacu pada kebutuhan-kebutuhan dan

keinginan tamu.

(34)

23 2.2 Rumusan Hipotesis

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Johnson dkk (2000), dimana dalam penelitian mereka, telah menunjukan bahwa variabel corporate governance

yang diterapkan dalam suatu negara lebih mampu menjelaskan luasnya depresiasi mata uang dan menurunnya kinerja pasar modal di negara-negara berkembang dibandingkan variabel-variabel makroekonomi pada periode krisis.

Penelitian-penelitian lain yang menyatakan bahwa adanya penerapan

corporate governance akan meningkatkan kinerja perusahaan yaitu Berghe dan

Rider (1999), Gunarsih (2003) dan Darmawati (2004). Berghe dan Rider menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai poor performance disebabkan

oleh poor governance. Pernyataan ini didukung oleh Gompers dkk (2003) yang menemukan hubungan positif antara indeks corporate governance dengan kinerja perusahaan jangka panjang. Berdasarkan pernyataan dan uraian diatas maka dapat

hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

H1: Terdapat pengaruh penerapan corporate governance pada kinerja perusahaan hotel berbintang di Bali.

Penelitian mengenai budaya perusahaan terhadap kinerja perusahaan dilakukan oleh Kotter dan Hesket (2002), dalam penelitian tersebut ditemukan

bahwa budaya organisasi mempunyai dampak signifikan terhadap kinerja ekonomi perusahaan dalam jangka panjang. Penelitian Lusch dan Harvey (1994) mengatakan bahwa peningkatan kinerja organisasional dapat dipengaruhi oleh

(35)

24

pelanggan dan sitra perusahaan. Berdasarkan pernyataan dan uraian diatas maka

dapat hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

H2 : Terdapat pengaruh budaya perusahaan pada kinerja perusahaan hotel berbintang di Bali.

Selanjutnya penelitian mengenai kesempatan pertumbuhan dilakukan oleh Darmawati dkk (2004) yang menyatakan bahwa variabel kesempatan

pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROE sebagai indikator operasional perusahaan. Namun, hasil penelitian

Klapper dan Love (2002) menyatakan bahwa kesempatan pertumbuhan berpengaruh terhdap kinerja perusahaan. Berdasarkan pernyataan dan uraian

diatas maka dapat hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

(2) wawancara dapat memperoleh data yang akurat dan jelas dari sumber data yang terlibat secara langsung pada waktu proses belajar mengajar dalam menerapkan metode diskusi

[r]

[r]

(2003) memberikan hasil bahwa faktor ukuran mempengaruhi PER secara signifikan negatif pada industri metal dan signifikan positif pada industri food & Beverage dan Paper. Keempat

Untuk mengetahui pengaruh BMI dan lingkar leher teerhadap risiko terjadinya Obstructive Sleep Apnea dan hubungan hasil kuesioner Berlin dengan snoring dan

fasilitas pendidikan dan Menciptakan pusat fasilatas olahraga yang multifungsi yang dapat digunakan sebagai sarana olahraga kesehatan maupun pelatihan dengan fasilitas yang

Dalam perencanaan pembangunan jangka menengahProvinsi Jawa Timur, Kabupaten Lamongan masuk dalam cluster Segitiga Emas yang terdiri dari Kawasan

Antara lain guru harus memberikan penekanan terhadap bagaimana mengembangkan kemampuan berpikir, agar siswa mempunyai keterampilan berpikir logis karena kemampuan