• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama pula (Siregar 2013 : 87).

Teknik yang digunakan dalam menguji reliabilitas penelitian ini adalah teknik alpha cronbach. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas ( ) > 0,6.

K. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

a. Deskriptif Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang menggunakan produk – produk dari Smartfren di Galeri Smartfren Jogja City Mall Yogyakarta. Kemudian diambil sebagai sampel adalah sebagian konsumen yang menggunakan produk Smartfren yang berjumlah 100 responden. Hasil penelitian dari 100 responden sampel dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a) Deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin. b) Deskriptif responden berdasarkan usia.

c) Deskriptif responden berdasarkan pekerjaan.

b. Deskriptif Variabel

Analisis variabel digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang variabel dilihat dari rata – rata (mean) masing – masing variabel. Dengan prosedur sebagai berikut:

1) Menghitung nilai mean untuk setiap variabel/obyek/item.

2) Membuat kategori nilai mean dengan pengkategorian skor yang telah dibuat yaitu:

Dengan menggunakan skala likert diketahui bobot nilai tertinggi adalah 5 dan nilai terendah adalah 1, maka jumlah interval dapat dihitung sebagai berikut:

Interval =

Interval =

= 0,8

Dengan rentang skala 0,8 maka skor sikap terhadap produk dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Sangat buruk (SBr) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang menunjukkan sikap terhadap produk sangat buruk.

2) Buruk (Br) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang menunjukkan sikap terhadap produk buruk.

3) Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang menunjukkan sikap terhadap produk cukup.

4) Baik (B) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan sikap terhadap produk baik.

5) Sangat Baik (SB) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang menujukkan sikap terhadap produk sangat baik.

Dengan rentang skala 0,8 maka skor sikap terhadap harga dapat dikelompok sebagai berikut :

1) Sangat buruk (SBr) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang menunjukkan sikap terhadap harga sangat buruk.

2) Buruk (Br) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang menunjukkan sikap terhadap harga buruk.

3) Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang menunjukkan sikap terhadap harga cukup.

4) Baik (B) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan sikap terhadap harga baik.

5) Sangat Baik (SB) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang menujukkan sikap terhadap harga sangat baik.

Dengan rentang skala 0,8 maka skor sikap terhadap tempat dapat dikelompok sebagai berikut :

1) Sangat buruk (SBr) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang menunjukkan sikap terhadap tempat sangat buruk.

2) Buruk (Br) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang menunjukkan sikap terhadap tempat buruk.

3) Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang menunjukkan sikap terhadap tempat cukup.

4) Baik (B) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan sikap terhadap tempat baik.

5) Sangat Baik (SB) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang menujukkan sikap terhadap tempat sangat baik.

Dengan rentang skala 0,8 maka skor sikap terhadap promosi dapat dikelompok sebagai berikut :

1) Sangat buruk (SBr) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang menunjukkan sikap terhadap promosi sangat buruk.

2) Buruk (Br) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang menunjukkan sikap terhadap promosi buruk.

3) Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang menunjukkan sikap terhadap promosi cukup.

4) Baik (B) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan sikap terhadap promosi baik.

5) Sangat Baik (SB) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang menujukkan sikap terhadap promosi sangat baik.

Sementara dengan rentang skala 0,8 maka skor kepuasan konsumen dapat dikelompok sebagai berikut :

1) Sangat buruk (SBr) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang menunjukkan kepuasan konsumen sangat buruk.

2) Buruk (Br) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang menunjukkan kepuasan konsumen buruk.

3) Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang menunjukkan kepuasan konsumen cukup.

4) Baik (B) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan kepuasan konsumen baik.

5) Sangat Baik (SB) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang menujukkan kepuasan konsumen sangat baik.

Dengan rentang skala 0,8 maka skor loyalitas konsumen dapat dikelompok sebagai berikut :

1) Sangat buruk (SBr) apabila skor variabel 1,00 s/d 1,79 yang menunjukkan loyalitas konsumen sangat buruk.

2) Buruk (Br) apabila skor variabel 1,80 s/d 2,59 yang menunjukkan loyalitas konsumen buruk.

3) Cukup (C) apabila skor variabel 2,60 s/d 3,39 yang menunjukkan loyalitas konsumen cukup.

4) Baik (B) apabila skor variabel 3,40 s/d 4,19 yang menunjukkan loyalitas konsumen baik.

5) Sangat Baik (SB) apabila skor variabel 4,20 s/d 5,00 yang menujukkan loyalitas konsumen sangat baik.

2. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Siregar (2013:405) regresi berganda merupakan pengembangan dari regresi linier sederhana, yaitu sama – sama alat yang dapat digunakan untuk melakukan prediksi permintaan di masa yang akan datang, berdasarkan data masa lalu atau untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel terikat. Perbedaan penerapan metode ini hanya terletak pada jumlah variabel bebas yang digunakan. Penerapan metode regresi berganda jumlah variabel bebas yang digunakan lebih dari satu yang memengaruhi satu variabel terikat. Rumus regresi linier berganda :

Keterangan :

Y = Variabel terikat

= Variabel bebas pertama = Variabel bebas kedua = Variabel bebas ketiga = Variabel bebas ke-n a dan serta = konstanta

3. Uji Asumsi Klasik

Model regresi linear dapat disebut sebagai model yang baik jika memenuhi asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi klasik sangat

diperlukan sebelum melakukan analisis regresi (Sarjono dan Julianita 2011:53). Uji asumsi klasik terdiri atas :

c. Uji Normalitas

Menurut Sarjono dan Julianita (2011:53) uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Pada dasarnya, uji normalitas adalah membandingkan antara data yang kita miliki dan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar devisiasi yang sama dengan data kita. Uji normalitas menjadi hal yang penting karena salah satu syarat pengujian uji parametrik aadalah data harus memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas yang biasanya digunakan adalah teknik Kolmogorov-Smirnov. Untuk menentukan normal tidaknya suatu data, lihatlah nilai Sig. di bagian dalam tabel Test of Normality. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

1) Angka signifikasi uji Kolmogorov-Smirnov Sig. > 0,05 menunjukkan data berdistribusi normal.

2) Angka signifikasi uji Kolmogorov-Smirnov Sig. < 0,05 menunjukkan data tidak berdistribusi normal.

d. Uji Heterokedatisitas

Menurut Wijaya (2009:124) dalam Sarjono dan Julianita (2011:66) heterokedatisitas menunjukkan bahwa varians variabel

tidak sama untuk semua pengamatan/observasi. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedatisitas. Model regresi yang baik adalah terjadi homokedatisitas dalam model, atau dengan perkataan lain tidak terjadi heterokedasitisitas. Uji heterokedasitisitas yang paling sering digunakan adalah uji scatterplot. Suatu regresi dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedasitisitas apabila hasil dari uji scatterplot titik – titiknya menyebar secara acak, baik di bagian atas atas angka nol atau di bagian bawah angka nol dari sumbu vertikal atau sumbu Y.

e. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan di antara variabel bebas memiliki masalah multikolinieritas atau tidak (Sarjono dan Julianita, 2011:70). Multikolinieritas adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan di antara variabel bebas. Uji multikolinieritas perlu dilakukan jika jumlah variabel independen lebih dari satu. Ada beberapa cara mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu :

1) Nilai yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel

bebas banyak yang tidak signifikan memengaruhi variabel terikat.

2) Menganalisis korelasi di antara variabel bebas. Jika di antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (lebih besar daripada 0,90), hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari VIF (variance-inflating factor). Jika VIF < 10, tingkat kolinearitas dapat ditoleransi.

4) Nilai Eigenvalue sejumlah satu atau lebih variabel bebas yang mendekati nol memberikan petunjuk adanya multikolieritas.

Uji multikolinieritas yang paling sering digunakan adalah dengan melihat VIF karena cara tersebut dirasa paling mudah dan praktis dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

1) Jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas di antara variabel bebas

2) Jika nilai VIF > 10 maka terjadi gejala multikolinearitas di antara variabel bebas

4. Analisis Regresi Sederhana

Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel bebas dengan satu variabel terikat (Sugiyono,

2004:204). Regresi linier sederhana ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah ke lima. Bentuk umum dari persamaan regresi dinyatakan dalam persamaan matematika, yaitu :

̂ Dimana :

Y = nilai prediksi variabel Y berdasarkan variabel X a = titik potong Y, nilai Y ketika X = 0 (konstanta)

b = perubahan rata – rata Y untuk setiap perubahan X, baik berupa peningkatan maupun penurunan (koefisien regresi)

X = variabel X yang dipilih e = error

nilai b (koefisien regresi) dan a (konstanta) dihitung dengan rumus berikut :

Dimana :

n = jumlah pengamatan (sampel) X = nilai variabel bebas

Dengan menggunakan aplikasi SPSS, nilai koefisien regresi, standar error, dan nilai menjadi satu kesatuan. Nilai tersebut bermanfaat untuk melakukan pengujian terhadap signifikansi koefisien regresi.

5. Uji Hipotesis a. Uji t

Menurut Siregar (2013:194) uji ini digunakan untuk mengetahui kebenaran pernyataan atau dugaan yang dihipotesiskan oleh si peneliti. Uji t ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen (produk, harga, tempat dan promosi) berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependennya (kepuasan konsumen). Menurut Siagian (2000:53) uji t dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

b = koefisien regresi

= slope hipotesis

= estimasi standar error dari slope

Dalam menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen maka akan diberikan dua contoh rumusan masalah uji parsial yaitu :

1) Apakah sikap terhadap produk berpengaruh pada kepuasan konsumen?

2) Apakah kepuasan konsumen berpengaruh pada loyalitas konsumen dalam menggunakan produk Smartfren?

Untuk menjawab rumusan masalah tersebut maka akan melalui langkah – langkah berikut ini (Priyatno, 2010:86) :

1) Apakah sikap terhadap produk berpengaruh pada kepuasan konsumen?

 Merumuskan hipotesis nol ( ) dan hipotesis alternatif ( ) : Sikap terhadap produk tidak berpengaruh positif pada

kepuasan konsumen.

: Sikap terhadap produk berpengaruh positif pada kepuasan konsumen.

 Menentukan resiko kesalahan (taraf signifikan)

Taraf signifikan atau α (alpha) yang digunakan di dalam penelitian adalah 5% (0,05)

 Uji t dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

 Menentukan kriteria uji t

diterima jika nilai > diterima jika nilai <

 Membuat kesimpulan

Jika diterima maka sikap terhadap produk berpengaruh positif pada kepuasan konsumen.

Jika ditolak maka sikap terhadap produk tidak berpengaruh positif pada kepuasan konsumen.

2) Apakah kepuasan konsumen berpengaruh pada loyalitas konsumen dalam menggunakan produk Smartfren?

 Merumuskan hipotesis nol ( ) dan hipotesis alternatif ( ) : Kepuasan konsumen tidak berpengaruh positif pada

loyalitas konsumen.

: Kepuasan konsumen berpengaruh positif pada loyalitas konsumen.

 Menentukan resiko kesalahan (taraf signifikan)

Taraf signifikan atau α (alpha) yang digunakan di dalam penelitian adalah 5% (0,05)

 Uji t dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

 Menentukan kriteria uji t

diterima jika nilai > diterima jika nilai <

 Membuat kesimpulan

Jika diterima maka kepuasan konsumen berpengaruh positif pada loyalitas konsumen.

Jika ditolak maka kepuasan konsumen tidak berpengaruh positif pada loyalitas konsumen.

61 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT Smartfren Telecom Tbk Nama Operator : Smartfren

Tagline : Live Smart

Alamat : Jl. H. Agus Salim No.45 (Sabang), Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10340, Indonesia.

Pemegang Saham : Sinarmas Group

Gambar IV.1 Logo Smartfren

Makna dari logo Smartfren adalah mata dan telinga yang melambangkan komunikasi dan informasi yang diterima konsumen yang berasal dari layanan – layanan Smartfren.

Gambar IV.2 Maskot Perusahaan (Mr. Kwik)

Mr. Kwik lahir pada tahun 2011 pada saat Perseroan mengeluarkan kampanye “I Hate Slow”. Dinamakan Mr. Kwik dari kata Quick yang artinya cepat, dimana karakter Mr. Kwik ini dihadirkan untuk merepresentasikan sesuatu yang cepat dan gesit serta memiliki image yang bersahabat (friendly) sehingga mudah diterima dan diingat oleh konsumen. Karakter Mr. Kwik ini juga dibuat untuk menjadi pembeda di antara operator yang ada, karenanya Mr. Kwik ini selalu hadir di setiap iklan produk Perseroan.

Sejarah Perusahaan

PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren) yang awalnya bernama PT Mobile-8 Telecom Tbk (Fren) yang awalnya dimiliki oleh PT Global Mediacom Tbk dan PT Smart Telecom Tbk (Smart) yang merupakan

bagian dari Sinarmas Group. Akan tetapi akibat krisis finansial dan penurunan penjualan PT Mobile-8 Telecom Tbk (Fren) diakuisisi oleh PT Smart Telecom Tbk dan akhirnya menjadi PT Smartfren Telecom Tbk pada bulan November 2011.

Smartfren merupakan operator telekomunikasi di Indonesia yang menyediakan layanan CDMA EV-DO Rev. A dan layanan CDMA EV-DO Rev. B (setara dengan 3,5G di GSM dengan kecepatan unduh sampai dengan 14,7 Mbps) bersama Qualcomm sebagai penyedia infrastruktur dan operator CDMA pertama yang menyediakan layanan BlackBerry.

Pada 19 Agustus 2015, Smartfren meluncurkan produknya yang bernama Smartfren 4G LTE-Advanced dan menjadi operator seluler pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi 4G LTE Advanced (atau yang dikenal sebagai 4.5G dengan kecepatan mengunduh hingga 300 Mbps).

Jasa dan layanan Smartfren memiliki nilai - nilai yaitu sebagai mitra yang terbaik bagi konsumen dengan menawarkan solusi yang cerdas dalam layanan - layanan telekomunikasi untuk meningkatkan pengalaman hidup konsumen dalam berkomunikasi.

Sebagai operator CDMA yang menyediakan jaringan internet kecepatan tinggi bergerak (mobile broadband) yang terluas di Indonesia, Smartfren berkomitmen untuk menjadi penyedia layanan telekomunikasi yang terjangkau bagi masyarakat dengan kualitas terbaik.

B. Visi dan Misi

Visi: Most loved and trusted by customers, employees and stakeholders. Misi: Enriching our customers lives through innovative products and

services enabled by the widest and most reliable 4G LTE network in Indonesia.

C. Nilai – Nilai Perusahaan

Dalam membangun perusahaan, Smartfren menanamkan nilai-nilai perusahaan kepada setiap karyawan, yaitu :

1. Integritas

Menempatkan perkataan atau ucapan kepada suatu tindakan nyata sehingga dapat dipercaya orang lain.

2. Inovatif

Mengutarakan ide atau menciptakan produk, alat, sistem baru yang dapat meningkatkan produktifitas dan pertumbuhan Perseroan.

3. Komitmen

Melakukan pekerjaan secara sungguhsungguh dengan hati untuk menciptakan hasil terbaik.

4. Sikap Positif

Menunjukkan dorongan sikap positif untuk menuju terciptanya lingkungan kerja kondusif dan saling menghargai.

5. Kesetiaan

Menumbuhkan semangat pengertian dan menerapkan nilai utama Perseroan sebagai bagian dari keluarga besar Unit Usaha Sinarmas.

6. Perbaikan Terus Menerus

Senantiasa meningkatkan kemampuan diri, unit kerja dan organisasi untuk mencapai hasil terbaik.

D. Produk dan Harga

Smartfren tidak hanya memasarkan nomor perdana saja, akan tetapi juga menyediakan telepon seluler dan mifi (modem wifi). Berikut ini adalah daftar produk dan harga telepon seluler dan mifi (modem wifi) dari Smartfren :

Gambar IV.3 Smartphone Smartfren Sumber : www.smartfren.com/product

Rp 499.000,00 Rp 339.000,00 Rp 339.000,00 Gambar IV.4 Mifi (modem wifi)

Sumber : www.smartfren.com/product

E. Prestasi Perusahaan

1. Top Brand Award 2011 ‐ Best Internet Service Provider Mobile.

2. Call Center Service Service Excellence Excellence 2011 Kategori Telekomunikasi.

3. Brand Champion Award 2011 Data CDMA Operator & CDMA Operator.

4. Selular Award 2011 ‐ The Best Mobile Data Service CDMA & The Most Innovative Product.

5. Golden Ring Award 2011 The Best Mobile Broadband.

6. Techlife Innovative Award 2011 The Best Innovative Mobile Broadband.

F. Galery Smartfren Jogja City Mall Yogyakarta

Galeri Smartfren Jogja City Mall Yogyakarta merupakan salah satu dari ratusan Galeri Smartfren yang tersebar di Indonesia sebagai tempat dalam memberikan layanan penjualan maupun purna jual kepada konsumen Smartfren yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Galeri Smartfren Jogja City Mall Yogyakarta beralamat di Jalan Magelang KM.6 No.18, Sinduadi, Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gambar IV.5 Peta Galeri Smartfren Jogja City Mall Yogyakarta (Sumber: Google Maps)

Struktur organisasi kerja di Galeri Smartfren Jogja City Mall Yogyakarta yang saat ini berjalan dipimpin oleh Manager Region Central Java 2 yang bertanggung jawab pada semua Galeri Smartfren yang ada di regional tersebut. Setiap Galeri dipimpin oleh Supervisor yang bertugas sebagai penanggung jawab operasional di Galeri tersebut dengan melakukan pengawasan kepada PIC ( Person In Charge), IO (Inventory Officer), GTC (Gallery Techno Consultant) dan CSR ( Customer Service Representative).

Gambar IV.6 Struktur Organisasi Galeri Smartfren Manager Region

Supervisor

Person In Charge

70 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas mengenai hasil pengumpulan data dan pengolahan data beserta pembahasannya. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan kuesioner berjumlah 100 kuesioner yang kemudian dibagikan kepada konsumen Smartfren di Galery Smartfren Jogja City Mall. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April – Mei 2017, dalam kuesioner yang dibagikan berisi pernyataan – pernyataan yang digunakan untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap produk, harga, promosi dan tempat Smartfren terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen. Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Liket dengan ketentuan :

SS (Sangat Setuju) = skor 5

S (Setuju) = skor 4

N (Netral) = skor 3

TS (Tidak Setuju) = skor 2 STS (Sangat Tidak Setuju) = skor 1

Analisis data dibagi menjadi 2 bagian yaitu pengujian instrumen terdari dari uji validitas dan uji reliabilitas, dan analisis data terdiri dari uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji regresi sederhana dan uji t. Dalam pengujian ini digunakan program perhitungan komputer yaitu SPSS 15.0.

A. Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dalam penelitian ini jenis kelamin responden dibedakan menjadi 2 yaitu : Tabel V.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Laki – laki 47 47%

2 Perempuan 53 53%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel V.1 menunjukkan bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin laki – laki ada sejumlah 47 orang (47%) sedangkan yang berjenis kelamin perempuan ada sejumlah 53 orang (53%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Dalam penelitian ini usia responden dibedakan menjadi 5 yaitu : Tabel V.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase (%)

1 17 – 19 12 12% 2 20 – 23 23 23% 3 24 – 27 26 26% 4 28 – 35 24 24% 5 36 - 60 15 15% Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel V.2 karakteristik responden berdasarkan usia dibagi menjadi 5 karena pembagian yang dilakukan berdasarkan sebagai berikut :

 17 – 19 = usia anak – anak lulus SMA dan kuliah semester awal  20 – 23 = usia kuliah semester menengah dan semester atas  24 – 27 = usia orang bekerja di tahun – tahun pertama

 28 – 35 = usia orang mulai menikah di tahun – tahun pertama  36 – 60 = usia orang sudah sangat menguasai pekerjaannya

Berdasarkan tabel V.2 menunjukkan bahwa jumlah responden yang berusia antara 17 – 19 tahun sejumlah 12 orang (12%), 20 – 23 tahun sejumlah 23 orang (23%), 24 – 27 tahun sejumlah 26 orang (26%), 28 –

35 tahun sejumlah 24 orang (24%) dan yang berusia di atas 35 tahun sejumlah 15 orang (15%).

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Dalam penelitian ini pekerjaan responden dibedakan menjadi 5 yaitu : Tabel V.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 Karyawan 42 42%

2 Wirausaha 18 18%

3 Pelajar/Mahasiswa 30 30%

4 Ibu Rumah Tangga 5 5%

5 Lain – lain 5 5%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel V.3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki perkerjaan sebagai karyawan berjumlah 42 orang (42%), wirausaha sejumlah 18 orang (18%), pelajar atau mahasiswa sejumlah 30 orang (30%), ibu rumah tangga sejumlah 5 orang (5%) dan yang memiliki pekerjaan lainnya berjumlah 5 orang (5%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran per Bulan Dalam penelitian ini jumlah pengeluaran per bulan responden dibedakan menjadi 4 yaitu :

Tabel V.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran per Bulan

No Pengeluaran per Bulan Jumlah Persentase (%)

1 <1.000.000 rupiah 14 14%

2 1.000.000 – 2.500.000 rupiah 40 40% 3 2.500.000 – 4.000.000 rupiah 29 29%

4 >4.000.000 rupiah 17 17%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel V.4 karakteristik responden berdasarkan pengeluaran per bulan dibagi menjadi 4 karena pembagian yang dilakukan berdasarkan sebagai berikut :

 <1.000.000, 00 = mewakili kalangan ekonomi bawah  1.000.000 – 2.500.000 = mewakili kalangan ekonomi

menengah ke bawah.

 2.500.000 – 4.000.000 = mewakili kalangan ekonomi menengah ke atas

 >4.000.000,00 = mewakili kalangan ekonomi atas. Berdasarkan tabel V.4 menunjukkan bahwa jumlah responden yang mempunyai pengeluaran per bulan kurang dari 1.000.000 rupiah

berjumlah 14 orang (14%), antara 1.000.000 – 2.500.000 rupiah berjumlah 40 orang (40%), antara 2.500.000 – 4.000.000 rupiah berjumlah 29 orang (29%) dan yang memiliki pengeluaran per bulan lebih dari 4.000.000 rupiah berjumlah 17 orang (17%).

B. Analisis Deskriptif Variabel

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui rata-rata skor jawaban responden untuk setiap dimensi variabel sikap terhadap bauran pemasaran, kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen. Metode pengujian rata-rata skor dilakukan dengan menggunakan bantuan MS. Excel.

Tabel V.5

Hasil Analisis Deskriptif Variabel

Variabel Mean Item Mean Kategori

Sikap Terhadap Produk 3,8

1 3,94 Baik

2 3,95 Baik

3 3,8 Baik

4 3,51 Baik

Sikap Terhadap Harga 3,96

1 4,09 Baik

2 4,03 Baik

3 3,82 Baik

4 3,92 Baik

Sikap Terhadap Tempat 3,92

1 3,94 Baik

2 3,98 Baik

3 4,06 Baik

4 3,7 Baik

Sikap Terhadap Promosi 3,79

1 3,8 Baik

2 3,82 Baik

3 3,67 Baik

4 3,77 Baik

Kepuasan Konsumen 3,57 1 3,69 Baik 2 3,71 Baik 3 3,29 Cukup 4 3,6 Baik Loyalitas Konsumen 3,66 1 3,63 Baik 2 3,71 Baik 3 3,7 Baik 4 3,6 Baik

Berdasarkan tabel V.5 diatas secara keseluruhan dapat dilihat jika variabel sikap terhadap harga memiliki rata – rata paling tinggi yaitu 3,96. Angka ini menunjukkan sikap terhadap harga termasuk dalam kategori baik. Skor pada setiap item juga termasuk dalam kategori baik. Meskipun demikian terdapat item terendah yang termasuk dalam kategori cukup yaitu item nomor 3 pada variabel kepuasan konsumen dengan rata – rata 3,29.

.

C. Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Dalam perhitungan uji validitas dan uji reliabilitas penulis menggunakan program perhitungan komputer untuk menghitung data yang telah didapat dari responden. Program perhitungan komputer yang digunakan yaitu SPSS (Statistical Program for Society Science).

1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar 2013:75). Uji ini dilakukan untuk mengetahui valid tidaknya pernyataan yang di ajukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan rumusan masalah yang ada.

Pernyataan tersebut dapat dikatakan valid apabila . Hasil dari uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel V.6

Hasil Uji Validitas Sikap Terhadap Produk

Butir Status

Produk_1 0,662 0,197 Valid

Produk_2 0,796 0,197 Valid

Produk_3 0,763 0,197 Valid

Produk_4 0,790 0,197 Valid

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel V.5 di atas menunjukkan bahwa pernyataan item Sikap Terhadap Produk 1, 2, 3 dan 4 sudah valid karena memiliki nilai

.

Tabel V.7

Hasil Uji Validitas Sikap Terhadap Harga

Butir Status

Harga_1 0,702 0,197 Valid

Harga_2 0,818 0,197 Valid

Harga_3 0,812 0,197 Valid

Harga_4 0,816 0,197 Valid

Berdasarkan tabel V.6 di atas menunjukkan bahwa pernyataan item Sikap Terhadap Harga 1, 2, 3 dan 4 sudah valid karena memiliki nilai

.

Tabel V.8

Hasil Uji Validitas Sikap Terhadap Tempat

Butir Status

Tempat_1 0,689 0,197 Valid

Tempat_2 0,819 0,197 Valid

Tempat_3 0,694 0,197 Valid

Tempat_4 0,814 0,197 Valid

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel V.7 di atas menunjukkan bahwa pernyataan item Sikap Terhadap Tempat 1, 2, 3 dan 4 sudah valid karena memiliki nilai

Dokumen terkait