BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
D. Analisis Regresi Linear Berganda
2. Uji Secara Parsial (Uji t)
Digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak maka digunakan statistik t (uji t). Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak, sedangkan jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat signifikansi di bawah 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima (Situmorang, et. al, 2008 : 115).
3) Pengujian Goodness of Fit (R2)
Koefisien Goodness of Fit atau koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel bebas dalam menerangkan variabel independen. Koefisien determinasi (R2) ini berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤
R2 ≤ 1). Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam
menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu berati model semakin baik (Situmorang, et. al, 2008 : 112).
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Rianawati (2005) judul “Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Aqua (Studi pada Masyarakat Desa Slimbung Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri” Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Apakah faktor Kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi, faktor psikologis secara bersama-sama berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam penghambilan keputusan mengkonsumsi produk Aqua?
Pengaruh faktor Kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi, faktor psikologis di atas mana yang berpengaruh dominan terhadap pengambilan keputusan mengkonsumsi produk Aqua?
Hasil analisis didapatkan uji hipotesis pertama bahwa variabel kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengkonsumsi produk air minum merek Aqua dapat diterima atau teruji. Hasil hipotesis kedua menunjukkan bahwa faktor psikologis secara parsial berpengaruh signifikan dan dominan terhadap keputusan mengkonsumsi produk air minum merek Aqua.
Simarmata (2005) judul “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pembelian Buku Di Toko Buku Gramedia Medan” Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan, harga, dan pelayanan secara toko bersama-sama berpengaruh
19
terhadap keputusan pembelian di toko buku gramedia dan signifikan. Hal ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dengan koefisien determinan (R2) sebesar 26,7 % berarti bahwa pengaruh faktor pendapatan, harga, pelayanan terhadap keputusan pembelian hanya 26,7 % lebih banyak dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa harga adalah variabel dominan mempengaruhi keputusan pembelian dengan tingkat korelasi 47,4 %.
B. Pengertian Pemasaran
Pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002 : 7) memberikan definisi pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain.
Menurut Kotler (2005 : 8) pemasaran adalah suatu proses yang membentuk hubungan antara produsen dengan individu atau kelompok dalam menyampaikan produk, yaitu barang dan jasa, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan produk yang berkualitas. C. Pengertian Produk
Sebagian besar keuntungan yang didapat oleh perusahaan berasal dari kepuasan konsumen dalam menikmati produknya. Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang berkualitas dengan harga yang relatif murah. Perusahaan dalam proses kegiatan produksi haruslah mengerti dan mengetahui dengan benar akan arti dari produk itu sendiri.
Kotler (2005 : 212) mengemukakan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
D. Perilaku Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Ukuran-ukuran besar kecilnya suatu perusahaan dan strategi untuk mendapatkan kedudukan perusahaan yang tepat di pasar akan menentukan laba yang dapat diraihnya. Sebuah faktor kunci adalah strategi penempatan kedudukan perusahaan yang tepat dipasar akan membantu perusahaan untuk menarik minat konsumen membeli produk yang ditawarkan.
Menurut Anoraga (2004 : 223) perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan melalui pencarian, pembelian, penggunaan, pengevaluasian dan penentuan produk atau jasa yang mereka harapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka. Menurut Engel dalam Rangkuti (2003 : 58) perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkomsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan tersebut.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Kotler (2005 : 144) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Faktor-faktor tersebut harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh dapat mempengaruhi pembelian konsumen.
Budaya Sosial Kelompok Acuan
Keluarga
Peran dan Status
Pribadi
Umur dan Tahap daur hidup Pekerjaan Situasi ekonomi Gaya hidup Kepribadian dan konsep diri Psikologis Motivasi Persepsi Pengetahuan Keyakinan dan Sikap Pembeli Budaya Subbudaya Kelas Sosial
Gambar 2.1 : Fakor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen
Sumber : Kotler, (2005)
Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Faktor kebudayaan
Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi, perilaku dan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang mempengaruhi konsumen, antara lain:
1) Budaya
Budaya adalah keseluruhan yang kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, kebiasaan, dan setiap kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh oleh setiap orang sebagai anggota masyarakat termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran budaya serta nilai nilai dalam keluarga.
2) Sub budaya
Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.
3) Kelas sosial
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan tingkah laku yang serupa.
b. Faktor sosial
Kelas sosial merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu:
1) Kelompok
Kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang ada didalam kelompok tersebut. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tapi informal seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan sekerja dan kelompok sekunder yang mempunyai interaksi lebih formal dan kurang reguler. Mencakup organisasi seperti kelompok keagamaan, asosiasi profesional dan serikat pekerja.
2) Keluarga
Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi anggota keluarga dalam pembelian berbagai produk dan jasa.
3) Peran dan status
Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Konsumen seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat.
c. Faktor pribadi
Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan.
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu: 1) Umur dan tahap daur hidup
Konsumen mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi selalu berhubungan dengan usia konsumen. Keputusan pembelian juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang akan dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan suatu produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan barang dan jasa yang diproduksi perusahaan. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu.
3) Situasi ekonomi
Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. Indikator ekonomi harus diperhatikan pemasar agar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang strategi pemasaran.
4) Gaya hidup
Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.
5) Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian setiap orang jelas mempengaruhi tingkah laku pembelian. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri, kemampuan
menyesuaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu. d. Faktor Psikologis
Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan tempat tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang. Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologi yang penting antara lain:
1) Motivasi
Peneliti motivasi mengumpulkan informasi mendalam dari sekelompok kecil sampel konsumen untuk mengetahui motif yang lebih dalam terhadap pilihan-pilihan produk mereka. Mereka menggunakan wawancara mendalam tanpa arahan dan berbagai macam "teknik proyektif " untuk menanggalkan penjagaan ego yaitu teknik-teknik seperti asosiasi kata, penyelesaian kalimat, interpretasi gambar dan bermain peran. Peneliti motivasi telah mendapatkan kesimpulan-kesimpulan yang menarik dan aneh yang ada dibenak konsumen sehubungan dengan pembelian tertentu.
2) Persepsi
Persepsi adalah proses yang dilalui konsumen dalam memilih, mengorganisasikan dan mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai produk. Konsumen dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena 3 macam proses penerimaan indera, yaitu:
Kecenderungan bagi konsumen untuk menyaring sebagian besar informasi yang mereka dapatkan, berarti membuat pemasar harus bekerja cukup keras untuk menarik perhatian konsumen.
b) Distorsi selektif
Menguraikan kecenderungan orang untuk menginterpretasikan informasi dengan cara yang akan mendukung yang telah mereka yakini selama mendaptakan informasi.
c) Ingatan Selektif
Konsumen cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka pelajari dan cenderung akan mempertahankan atau mengingat informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka karena adanya ingatan selektif.
3) Pengetahuan
Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk yang berhubunga dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif.
Menurut Kotler (2005 : 157) pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Ahli teori pembelajaran mengatakan bahwa kebanyakan tingkah laku manusia dipelajari, melalui pengaruh dorongan, rangsangan, petunjuk respon dan pembenaran.
4) Keyakinan dan sikap
Melalui tindakan dan pembelajaran, konsumen mendapatkan keyakinan dan sikap. Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif konsisten. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu mengenai mendekati atau menjauhinya.
Menurut Kotler (2005 : 157) : Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan ini mungkin didasarkan pada pengetahuan sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi dan mungkin tidak.
E. Proses Keputusan Membeli
Menurut Kotler (2005 : 204) terdapat tahap-tahap yang dilalui pembeli untuk mencapai keputusan pembelian, yaitu:
1. Pengenalan Masalah
Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya suatu masalah atau kebutuhan, dan merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang terkait akan mencari lebih banyak informasi bila dorongan konsumen kuat terhadap suatu produk yang dapat memuaskan konsumen. Konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan, konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.
4. Keputusan Membeli
Evaluasi yang dilakukan konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan.
5. Tingkah Laku Pasca Pembelian.
Setelah melakukan pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian dan pembuangan pasca
pembelian. Konsumen yang puas terhadap suatu produk akan menunjukkan probabilitas untuk melakukan pembelian kembali.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Sejarah grup wings dimulai pada tahun 1948, ketika Ferdinan Katuari dan Harjo Sutanto mendirikan Fa Wings dan memproduksi sabun colek skala industri rumah tangga. Pada saat itu penjualan dilakukan dengan sistem door to door. Pada tahun 1950 sabun mandi Wings pun mulai dipasarkan. Sejak tahun 1971, perusahaan ini mulai mengembangkan diri dengan membangun beberapa perusahaan sabun dan detergent. Salah satunya adalah detergent krim dengan merek Ekonomi.
Pada tahun 1980, detergent krim dengan merek Wings Biru dan Dangdut dilepas ke pasaran. Wings tidak berhenti sampai disini saja. Bersama dengan sejumlah investor (termasuk Grup Salim), Wings mendirikan PT Unggul Indah Cahaya, satu-satunya produsen alkybenze, yaitu bahan baku dasar produk-produk detergent di Indonesia. Tahun 1983 Wings mendirikan PT Multipack yang mempunyai pabrik di Jakarta, yaitu perusahaan-perusahaan yang menghasilkan plastic container dan kemasan sachet. Sementara pabrik kemasan di Surabaya memproduksi kemasan dalam bentuk corrugated card boxes. Wings menyadari pentingnya untuk menguasai industri hulu, karena itu perusahaan ini kembali menanamkan investasi di bisnis hulu melaui PT Petrocentral pada tahun 1986, salah satu penyedia bahan baku yang dibutuhkan oleh Wings. Pada tahun 1989, Wings mulai tertarik dengan bisnis keramik, karena itu melalui PT Adyabuana Persada, Wings mengeluarkan keramik dengan merek Milan dan Hercules. Selain itu, Wings juga mendirikan bank ekonomi yang melayani sektor korporat. Bank ini berfungsi
untuk menyediakan kredit bagi para distributor dan agen grup Wings bersama dengan Lion Corporation mendirikan PT Lionindo Jaya. Pada tahun 1990, Wings kembali memasarkan detergent batangan dengan merek Extra Aktif dan detergent merek So Klin, pada tahun 1991, Fa Wings berganti nama menjadi PT Wings Surya.
Pada tahun 1995, Wings membeli lahan plantatin PT Damit Mitra Sekawan dan PT Gawi Makmur Kalimantan. Hasil dari lahan perkebunan ni dijadikan minyak kelapa sawit yang nantinya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri oleochemical. Pada tahun 1995 ini juga, Wings bersama dengan Siam Cement mamasuki bisnis gypsum dan semen fiber melaui PT Siam-Indo Gypsum Industry. Merek yang dikembangkan adalah Elephant, karena ada krisis moneter di Indonesia yang mengakibatkan harga detergent naik, Wings dengan mulusnya memasarkan Daia yang sukses di pasaran. Pada tahun 1998, Wings juga mengakuisisi proyek perumahan Raffles Hill dari pemilik PT Gunung Subur Sentosa.
Proyek seluas 145 hektare ini dilengkapi dengan country club, dengan fasilitas olahraga yang lengkap serta spa. Masuknya Daia bukan berarti mematikan produk detergent Wings lainnya seperti So Klin. Wings juga mengeluarkan Softener So Klin dan So Klin Pewangi untuk mendukung produk detergent ini. Pada tahun 2000, Wings membeli saham Ecogreen Oleochemical melalui konsorium dengan kepemilikan mayoritas 47,7%. Oleochemical merupakan bahan baku industri perawatan tubuh, sabun dan detergent, makanan, plastik, farmasi dan berbagai induistri lainnya. Pada tahun 2001, Wings mendirikan perusahaan sekuritas, EkoKapital Sekuritas yang menawarkan jasa equity brokerage, financial advisory, serta layanan perdagangan fixed income. Tahun 2002 Wings kembali merambah dunia properti dengan membangun Pulogadung Trade
Center bersama Djarum. Pada tahun 2002 ini juga, Wings kembali mendirikan perusahaan kemasan, PT Unipack yang memfokuskan diri di kemasan fleksibel untuk produk personal care dan makanan. Pada tahun 2003, Wings menantang Indofood dengan meluncurkan produk mie instannya yaitu Mie Sedaap yang cukup sukses di pasaran.
Sampai saat ini Wings telah menjadi raksasa bisnis toiletries yang disegani dan ditakuti, bahkan Wings memperkirakan akan terus berkembang dan melebarkan sayapnya. Hingga saat ini Wings mempunyai 200 produk yang tersedia dengan berbagai ukuran, bungkusan, dan wewangian.
B. Latar Belakang Mie Sedaap
Meski baru muncul pada tahun pada tahun 2003, aksi promosi gencar mie sedaap mampu menarik perhatian konsumen mie instan. Dominan produk-produk mie instan keluaran Indofood di pasaran tampaknya tidak membuat gentar pemain lain untuk merambah pasar ini. Wings Group yang selama ini menggarap pasar toiletries yang memproduksi aneka produk perawatan tubuh dan kebersihan, tampaknya mulai berani menembus pasar mie dengan mengeluarkan produk mie sedaap.
Mie sedaap ternyata menduduki peringkat kedua dalam konsumsi sehari-hari untuk kategori mie instan, ada konsumen yang menilai mie sedaap sebagai mie instan merek pertama yang mereka cari di saat ingin mengkonsumsi mie instan. Melalui mie sedaap, Wings mencoba menyasar pasar makanan siap saji ini melalui aksi promosi yang terhitung gencar. Gaung promosi mie sedaap seolah menjadi fenomena baru bagi para penikmat mie agar berkesempatan mencicipi produk mie keluaran PT Sayap Mas Utama.
Menurut Rudy Bonardi, manajer promosi Wings Group menjelaskan terjunnya Wings ke produk mie instan di dasari dua hal yaitu:
1. Sebagai perusahaan consumer good maka pihaknya merasa perlu mengembangkan produk makanan dan bukan makanan.
2. Konsumsi mie instan di Indonesia dibanding dengan negara lain seperti Malaysia dan Thailand masih sangat kecil, namun perlahan mulai menjadi kebudayaan bangsa ini, sehingga masih banyak pasar yang menjanjikan.
Meski saat ini pangsa pasar masih dikuasai dan di dominasi produk dari Indofood, namun pasar mie di Indonesia saat ini baru sekitar 50 bungkus per orang per tahunnya dan atau sekitar satu bungkus per minggu, celah inilah yang dimanfaatkan Wings dengan mengeluarkan produk mie sedaap.
Kunci keberhasilan mie sedap adalah dengan menawarkan harga yang relatif murah, dengan kualitas yang tidak kalah dibanding pesaing. Rahasia sukses mie sedaap terletak pada kemampuannya mendesain harga produk penjualan (HPP) yang lebih rendah bila dibandingkan dengan produk Indofood. Harga rata-rata mie sedaap per unit, untuk mie kuah Rp. 1.100,- sedangkan mie goreng Rp.1.200,-. Pasar yang di garap atau target market dari mie sedaap sendiri adalah menengah kebawah akan tetapi dengan varian rasa yang berbeda dapat menarik minat beli konsumen dari berbagai macam kelas sosial. Mie sedaap juga memiliki jaringan distribusi yang kuat dengan aktifitas promosi yang gencar.
Langkah promosi yang gencar dilakukan mie sedaap melalui iklan dan kegiatan promosi lainnya mie sedaap mengalokasikan dana sekitar 15 milliar setahun. Menurut data dari Nielsen Media Research (berdasarkan harga standar iklan tanpa potongan)
dalam priode Januari-Mei 2004, mie sedaap sudah mengeluarkan belanja iklan sebesar Rp.33,8 milliar, hampir seluruhnya di media Televisi dan sedikit di majalah dan tabloid. Debut mie sedaap yang melesat tinggi memang diluar perkiraaan, setelah diluncurkan pada April 2003, mie sedaap sudah berhasil mengambil 12% pangsa pasar pesaingnya. Jika total pangsa pasar mie instan Rp.8 Trilliun per tahun, dimana 80% dikuasai oleh pesaing utamanya yaitu Indofood maka mie sedaap telah menguasai Rp.960 milliar.
Mie sedaap produk mie instan yang keluar pada pertengahan tahun 2003 secara perlahan berhasil bersaing dengan mie instan yang diproduksi PT Indofood, mie instan yang diproduksi Wingsfood memperoleh market share 15% yntuk indutri penjualan produk mie instan terbaik pada juli 2004 dari majalah swa. Mie sedaap merespon permintaan dari konsumen dengan mendirikan pabrik yang berada di Jakarta dan Surabaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pada tahun 2004 IBBA memberikan penghargaan sebagai Brand berpotensi untuk kategori mie instan.
Mie sedaap dengan jenis mie kuah dan mie gorengnya juga sama-sama disukai oleh konsumennya, untuk kategori varian mie goreng lebih laku keras dibandingkan