• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Hipotesis

3. Uji Secara Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel

bebas secara individual (parsial) terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya

adalah:

H0 : b1=b2=b3= b4=b5=0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

Insider Ownership (INSIDER), Dispersion Ownership (DISPERSION), Free Cash Flow (FCF), Collaterizable aseest (COLLAS) dan Tingkat Pertumbuhan

(GROWTH) secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio (DPR).

H1 : bi ≠b2 ≠b3 ≠b4 ≠b5 ≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari

Insider Ownership (INSIDER), Dispersion Ownership (DISPERSION), Free Cash Flow (FCF), Collaterizable aseest (COLLAS) dan Tingkat Pertumbuhan

(GROWTH) secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio (DPR).

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α ) = 5%. jika nilai sig. t > 0,05 maka H0 diterima artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya nilai sig. t < 0,05 maka H diterima 1

artinya ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari variabel bebas terhadap

variabel terikat. Tabel 4.26 Uji Statistik t Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

1 (Constant) 36.394 3.910 9.309 .000 INSIDER .242 .079 .338 3.067 .003 DISPERSION .000 .003 .015 .149 .882 FCF 6.615 4.016 ..165 1.647 .103 COLLAS -.045 .087 -.050 -.518 .606 GROWTH -.691 .141 -.501 -4.908 .000

a Dependent Variable: DPR (Setelah Outlier Kedua Dikeluarkan)

Sumber : Hasil olahan SPSS 12.0 for windows

Pada Tabel 4.26 dapat dilihat hasil uji signifikansi parsial masing-masing variabel sebagai berikut:

1. Variabel Insider Ownership mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

Dividen Payout Ratio karena mempunyai tingkat signifikansi lebih kecil

dari 0,05 yaitu 0,003 (0,003 < 0,05). Artinya Ha diterima dan Ho ditolak

maka hipotesis Insider Ownership secara parsial diterima.

2. Variabel Dispersion Ownership tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap Dividen Payout Ratio karena tingkat signifikansinya lebih besar

dari 0,05 yaitu 0, 882 (0,882 > 0,05). Artinya Ha ditolak dan Ho diterima

maka hipotesis Dispersion Ownership secara parsial ditolak. Hal ini karena

varibel Dispersion Ownership sudah dikeluarkan dari model karena tidak

memenuhi syarat asumsi klasik.

3. Variabel Free Cash Flow tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap Dividen Payout Ratio karena tingkat signifikansinya lebih besar

dari 0,05 yaitu 0,103 (0,103 > 0,05). Artinya Ha ditolak dan Ho diterima

maka hipotesis free cash flow secara parsial ditolak. Hal ini karena varibel

free cash flow sudah dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi syarat

asumsi klasik.

4. Variabel Collaterizable aseest tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

dari 0,05 yaitu 0,606 (0,606 > 0,05). Artinya Ha ditolak dan Ho diterima

maka hipotesis collateriazble aseest secara parsial ditolak. Hal ini karena

varibel collateriazble aseest sudah dikeluarkan dari model karena tidak

memenuhi syarat asumsi klasik.

5. Variabel Tingkat pertumbuhan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap Dividen Payout Ratio karena tingkat signifikansinya lebih kecil

dari 0,05 yaitu 0,000 (0,000 < 0,05). Artinya Ha diterima dan Ho ditolak

maka hipotesis Insider Ownership secara parsial diterima, hal ini karena

dalam penelitian yang dilakukannya varibel tingkat pertumbuhan sudah

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh

antara insider ownership, dispersion of ownership, free cash flow, collaterizable assets dan tingkat pertumbuhan terhadap kebijakan deviden pada perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian 2004-2008. Sampel

penelitian dipilih berdasarkan karakteristik penyampelan tertentu dengan populasi

18 perusahaan sampel, dengan nama-nama perusahaan yang tercantum pada

lampiran I, II dan III. Data diolah dengan persamaan regresi berganda

menggunakan software SPSS 12, setelah sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik.

Hasil penelitan menemukan bahwa :

1. INSIDER (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap DPR. Artinya semakin besar INSIDER, semakin besar DPR dan sebaliknya

semakin kecil INSIDER, semakin kecil pula DPR, karena semakin banyak

saham yang dimiliki oleh insider ownership maka manajemen cenderung

membayar dividen lebih besar, dengan anggapan bahwa deviden yang

diterima insider ownership akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan

dirinya sendiri, dan mengembangkan perusahaan. Hasil ini konsisten dengan

penelitian Nupikso (2000) dan Taswan (2003) yang menemukan bahwa

insider berhubungan positf dan signifikan

2. DISPERSION (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividen Pay Out Ratio. Namun begitu, hasil penelitian menunjukkan bahwa DISPERSION

berhubungan positif terhadap DPR, artinya semakin besar DISPERSION.

Semakin besar DPR, dan sebaliknya semakin kecil DISPERSION, DPR akan

semakin kecil. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin menyebarnya

pemegang saham mengakibatkan kesullitan pengawasan terhadap kinerja

perusahaan, dan salah satu alternatif yang digunakan untuk menyelesaikan

masalah tersebut adalah dengan membayar deviden, sehingga akan

memperkecil jumlah laba yang ditahan.

3. FCF (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio. Namun begitu, hasil penelitian menunjukkan bahwa FCF berhubungan positif dengan

DPR. Semakin besar FCF, semakin besar DPR dan sebaliknya, semakin kecil FCF, semakin kecil DPR, karena semakin besar free cash flow yang dimiliki

perusahaan maka manajemen akan mendapat tekanan yang besar dari para

pemegang saham untuk membagikan deviden.

4. COLLAS (X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. Namun begitu, hasil penelitian menemukan bahwa COLLAS berhubungan negatif dengan

DPR. Semakin besar COLLAS, semakin kecil DPR dan sebaliknya, semakin

kecil COLLAS semakin besar DPR. Arah hubungan COLLAS dengan DPR

tersebut konsisten dengan penelitian Endang dan Minaya (2003). Hal ini

disebabkan karena semakin besar COLLAS, semakin besar dana perusahaan

yang diinvestasikan pada aktiva tetap, sehingga semakin kecil deviden yang

dibagikan.

5. GROWTH (X5) berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR. Artinya, semakin besar GROWTH, semakin kecil DPR, dan sebaliknya, semakin kecil

tingkat pertumbuhan perusahaan, semakin sedikit laba yang dibagikan kepada

pemegang saham dalam bentuk deviden. Laba yang diperoleh cenderung

digunakan untuk investasi untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Endang dan Minaya (2003), dan Nupikso (2000) dalam Fauzan

(2002) yang menemukan bahwa, tingkat pertumbuhan terkait secara negatif

dan signifikan terhadap kebijakan deviden (dividend pay out ratio).

6. Berdasarkan uji pengaruh secara keseluruhan pada saat periode penelitian

menunjukkan bahwa variabel INSIDER (X1), DISPERSION (X2), FCF (X3) COLLAS (X4) GROWTH (X5) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Dividen Payout Ratio, terbukti pengaruh kelima variabel independen

tersebut hanya sebesar 25,2% dan sisanya sebesar 74,8% dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini. Dari hasil

pengujian di atas dapat disimpulkan, terdapat dua variabel yang mempunyai

hubungan yang signifikan dan sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat, yaitu insider ownership dan tingkat pertumbuhan. Sedangkan ketiga variabel lain

yaitu dispersion of ownership, free cash flow dan collaterizable assets tidak

mempunyai hubungan yang signifikan.

B

1. Untuk peneliti selanjutnya akan lebih baik apabila melakukan penelitian

berdasarkan kelompok dan jenis perusahaan, karena antara kelompok

perusahaan satu dengan kelompok perusahaan yang lain mempunyai

2. Variabel independen yang digunakan harus lebih dikembangkan.

Pengembangan ini perlu dilakukan mengingat banyak variabel lain yang

berperan dalam mempengaruhi kebijakan deviden, misalnya variabel

Dokumen terkait