• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.2 Uji Least Significant Difference (LSD)

Tabel 4. HASIL ANALISA UJI LSD ANTARA KELOMPOK I, II DAN III

Kelompok P Kelompok I (kontrol) - Kelompok II ( 1 hari ) 0,006*

Kelompok I ( kontrol ) - Kelompok III ( 7 hari ) 0,154 Kelompok II ( 1 hari ) - Kelompok III ( 7 hari ) 0,000*

*Terdapat perbedaan yang bermakna pada p < 0,05

Pada tabel 4 (hasil uji komparasi ganda) di atas perbandingan kelompok kontrol dan kelompok yang dilakukan uji geser 1 hari post bleaching diperoleh signifikasi sebesar 0,006 (p<0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata nilai kekasaran permukaan antara kelompok kontrol dan yang dilakukan uji geser 1 hari post bleaching. Sedangkan perbandingan antara kelompok kontrol dan kelompok yang dilakukuan uji geser 7 hari post bleaching diperoleh signifikasi sebesar 0,154 (p>0,05). Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok yang dilakukuan uji geser 7 hari

post bleaching. Perbedaan yang bermakna juga ditemukan antara kelompok yang uji

geser 1 hari post bleaching dan kelompok yang diaplikasikan uji geser 7 hari post

BAB 5

PEMBAHASAN

Penelitian ini mengevaluasi efek dari bahan bleaching terhadap kekuatan geser perlekatan antara resin komposit dengan gigi dan hubungannya dengan waktu aplikasi kedua bahan tersebut. Hal ini untuk mengetahui kapan waktu yang paling baik untuk dilakukan restorasi dengan bahan adhesif setelah dilakukan bleaching eksternal.

Kekuatan geser perlekatan suatu bahan tumpatan terhadap jaringan keras gigi dapat diukur dengan uji shear bond strength yaitu menggeser bahan tersebut terhadap jaringan permukaan gigi. Nilai yang diperoleh akan memberikan gambaran bagaimana kekuatan geser perlekatan itu terhadap jaringan keras gigi. Untuk menganalisa kekuatan bahan adhesif harus diamati di daerah mana terjadinya fraktur/patah atau lepasnya perlekatan. Jika bagian yang patah berada antara gigi dan resin komposit, disebut adhesive failure, sedangkan jika bagian yang patah berada pada gigi atau resin komposit, disebut cohesive failure.

Resin komposit yang digunakan pada penelitian ini adalah resin komposit nanofil yang terbuat dari zirkonium/silika atau nanosilika dengan ukuran 20 nm dan memiliki rata-rata ukuran filler antara 0,6-1,4 µm. Jenis matriks resin yang dikandung adalah Bis-GMA, UDMA, TEGDMA dan Bis-EMA. Resin komposit nanofil ini memiliki volume anorganik filler 78,5%, mudah dilakukan pemolisan, memiliki kekuatan yang baik dan modulus yang tinggi. Saat ini resin komposit nanofil banyak digunakan oleh kalangan dokter gigi untuk memenuhi kebutuhan estetik yang lebih baik, khususnya untuk restorasi gigi anterior. Resin komposit nanofil memiliki permukaan yang lebih halus dan mengkilat, pengkerutan (shrinkage) polimerisasi yang lebih minim dan resistensi yang lebih baik serta memiliki daya atrisi yang lebih rendah dari jenis resin komposit lainnya.11, 25

Bahan bleaching yang digunakan yaitu office bleaching hidrogen peroksida 35%, bahan ini diaplikasikan oleh dokter gigi di klinik dan bisa dilakukan dengan

atau tanpa penyinaran, karena produk ini tidak membutuhkan aktivasi. Beberapa penelitian sebelumnya melaporkan bahwa proses penyinaran dapat mempercepat proses pemutihan dan meningkatkan efek pemutihan gigi secara signifikan. Sehingga pada penelitian ini digunakan penyinaran dengan lampu LED untuk meningkatkan proses pemutihan.17,18

Pada tabel satu terlihat bahwa sebagian besar sampel ( 28 sampel ) adhesive fa

ilure dan 2 sampel yang mengalami cohesive failure. Beberapa kemungkinan yang m

enyebabkan hal ini terjadi yaitu pertama, pengeringan permukaan gigi sebelum aplika si bahan adhesif yang tidak terkontrol sehingga kemungkinan ada permukaan email y ang terlalu kering. Pada permukaan email yang kering, kolagen yang terdapat dalam tubulus dentin menjadi kolaps sehingga mikroporositas tidak terbentuk dan resin tida k dapat berpenetrasi ke dalam kolagen. Hal ini menyebabkan perlekatan bahan adhesi f ke permukaan dentin menjadi kurang baik. Kedua, arah penyinaran resin komposit y ang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan arah penyinaran dari oklusal. Pada s aat penyinaran, pengkerutan polimerisasi terjadi ke arah sumber sinar sehingga terjadi celah antara resin komposit dan gigi. Ketiga, tekanan pengeringan udara yang diguna kan untuk menghilangkan solvent pada bahan adhesif terlalu kuat sehingga kemungki nan komponen resin juga dihilangkan. Solvent harus diuapkan sepenuhnya dengan pe ngeringan udara yang perlahan. Bahan adhesif mengandung aseton dan etanol dapat s egera kering, sedangkan pengeringan pada bahan adhesif yang mengandung air memb utuhkan beberapa detik.

Bahan pemutih hidrogen peroksida 35% akan terurai sepenuhnya di dalam proses bleaching. Didalam reaksi redoks, oksidator seperti hidrogen peroksida mempunyai radikal bebas dengan elektron yang tidak berpasangan, dimana elektron ini akan dilepaskan oleh reduktor. Radikal bebas dari peroksida adalah perhidroksil dan oksigen nasen. Reaksi oksigen nasen dengan molekul-molekul hidroksiapatit pada gigi akan menyebabkan terjadi pengendapan CaO. CaO inilah yang menyebabkan pemutihan pada gigi.26,27

Dari hasil penelitian diperoleh perbedaan rata-rata hasil nilai pengukuran kekuatan geser perlekatan pada sampel resin komposit nanofil (Tabel 4), yaitu 7,677 ± 0,832 N pada kelompok kontrol, 5,776 ± 1,159 N pada kelompok II ( 0 hari ), dan 8,616 ± 2,023 N pada kelompok III ( 7 hari ).

Kelompok III menunjukkan rata-rata nilai kekuatan geser perlekatan yang terbesar yaitu pada sampel yang diaplikasikan bahan resin komposit 7 hari post

bleaching dengan hidrogen peroksida 35% dan disinar dengan lampu LED untuk

mempercepat proses reaksi bleaching. Nilai kekuatan geser perlekatan pada sampel kelompok III tidak menunjukkan kenaikan nilai kekuatan geser perlekatan yang signifikan.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan El-Seoud dkk (2008) yang melaporkan bahwa kelompok sampel yang dilakukan bonding setelah 1 minggu post bleaching memiliki kekuatan geser perlekatan yang lebih tinggi daripada kelompok yang dilakukan bonding segera setelah proses bleaching. Nilai kekuatan geser permukaan dari komposit resin terhadap enamel yang telah di

bleaching tergantung pada bahan adhesif dan waktu, dan dianjurkan menunda

prosedur bonding resin komposit terhadap enamel yang yang telah dilakukan

bleaching selama 7 hari. Hasil penelitian ini mungkin dipengaruhi oleh juga jenis

resin komposit dan bahan adhesive yang digunakan.1

Hasil penelitian ini didukung pula oleh hasil penelitian Mortazavi dkk (2009) yang melaporkan bahwa terdapat penurunan kekuatan geser perlekatan dari resin komposit terhadap enamel yang telah diaplikasikan bahan bleaching. Hal ini dikarenakan resin komposit nanofil memiliki volume partikel pengisi yang lebih tinggi pada permukaan restorasi, sehingga radikal bebas yang timbul dari bahan aktif

bleaching dapat merusak ikatan-ikatan antar partikel bahan pengisi.6

Hasil penelitian Bittencourt dkk (2010) menyatakan bahwa hydrogen peroksida 35% dapat mengurangi kekuatan perlekatan ke enamel dan dentin dan perlu dilakukan penundaan selama 7 hari sebelum melakukan prosedur restorasi menggunakan bahan adhesif.Hal ini dikarenakan gigi yang telah dilakukan bleaching

menunjukkan penurunan kemampuan ikatan dengan bahan adhesif yang signifikan apabila dilakukan bonding segera setelah bleaching. 13

Dari beberapa penelitian di atas menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kekuatan geser perlekatan antara gigi yang dilakukan bonding segera setelah prosedur

bleaching dengan gigi yang dilakukan penundaan prosedur tersebut selama 7 hari.

Hal ini dikarenakan pada keadaan gigi yang baru dilakukan prosedur bleaching mengalami beberapa perubahan struktural yang menurunkan nilai kekuatan ikatan geser dikarenakan terdapatnya residu dari degradasi hidrogen peroksida pada enamel di permukaan gigi yang mempengaruhi polimerisasi bahan adhesif dan resi komposit.1Penelitian juga menunjukkan gigi yang telah di bleaching mampu melepaskan oksigen dengan nilai yang signifikan pada 24 jam awal setelah prosedur

bleaching. Residu oksigen ini juga menyebabkan perubahan pada permukaan antara

bahan bonding dan enamel. Akibat dari perubahan tersebut adalah menurunnya kekuatan perlekatan terhadap enamel dan pada kemampuan marginal seal resin komposit.26

Pada kelompok kontrol dan kelompok yang dilakukan bonding 7 hari setelah

bleaching menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan pada nilai kekuatan geser

perlekatannya. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kekuatan geser perlekatan, meskipun tidak signifikan secara statistik, mengalami kenaikan seiring waktu sehingga kekuatan geser tersebut dapat kembali pada nilai kekuatan awalnya.13

Proses bleaching terjadi melalui suatu reaksi oksidasi yang kompleks dimana hydrogen peroksida terurai menjadi air dan oksigen. Oksigen yang terbebas dari reaksi ini berpenetrasi dengan cepat melalui porositas dan matriks organik enamel. Dan oksigen tersebut dengan segera melemahkan ikatan antara molekul kromatogenik dan menyebabkan putusnya matriks organik. Pada reaksi di atas akan terjadi kemungkinan tertinggalnya oksigen pada enamel yang dapat menurunkan kekuatan ikatan bahan adhesif, untuk alasan tersebut direkomendasikan tidak melakukan prosedur bonding segera setelah bleaching untuk menyediakan waktu agar residu oksigen yang terdapat di permukaan gigi dapat tereliminasi terlebih dahulu.1

Menurunnya kekuatan geser perlekatan pada resin komposit nanofil dan gigi yang telah dibleaching dapat terjadi karena dua hal, yaitu ikatan matriks yang terputus akibat radikal bebas yang dihasilkan oleh agen bleaching dan ikatan siloxane yang terputus akibat ion hidrogen. Radikal bebas tersebut dapat menimbulkan dampak pada permukaan partikel pengisi dan menyebabkan terlepasnya ikatan partikel pengisi dengan matriks dari resin komposit, hal ini dapat menimbulkan

microscopic cracks yang menyebabkan menurunnya kekuatan geser perlekatan antara

gigi dengan resin komposit.

Hidrogen peroksida yang merupakan bahan aktif dari bahan bleaching ini tidak hanya akan memecah substansi pewarna gigi sehingga membuat gigi menjadi lebih cerah, tetapi juga dapat menyebabkan denaturasi protein serta hilangnya kalsium dan fosfor pada komponen inorganik gigi. Proses tersebut akan menganggu ikatan adhesif karena perubahan mikrostruktur yang terjadi pada email ini menyebabkan degradasi adhesif pada interfasial yang sudah ada. Bahan pemutih tidak hanya bereaksi dengan gigi melainkan juga pada restorasi resin komposit yang terdapat pada gigi geligi yang mengalami proses pemutihan. Radikal bebas dari bahan pemutih dapat menyebabkan kerusakan matriks organik resin komposit.

Peroksida merupakan oksidator kuat yang dapat terurai menjadi radikal bebas. Radikal bebas yang dihasilkan ini memiliki elektron yang tidak berpasangan dan tidak stabil, yang dapat berikatan dengan molekul organik lain untuk membuatnya stabil. Radikal bebas tersebut memutuskan ikatan karbon siklik yang terdapat pada Bis-GMA, UDMA, TEGDMA dan Bis-EMA. Reaksi siklik ini akan berubah menjadi ikatan ganda yang kemudian akan terputus lagi menjadi ikatan tunggal. Proses ini akan terus berlanjut hingga terjadi oksidasi sempurna. Reaksi inilah yang menyebabkan ikatan karbon siklik menjadi lemah dan terdegradasi. Faktor lain adalah radikal bebas yang memutus rantai siloxane, putusnya rantai siloxane inilah yang menyebabkan terlepasnya partikel pengisi dari matriks resin

Beberapa penelitian menyatakan bahwa penyinaran dapat meningkatkan reaksi kimia redoks pada saat proses bleaching dan dapat mempercepat proses penghilangan noda pada gigi sehingga gigi menjadi lebih putih dalam waktu yang

lebih cepat. Hal ini dapat disebabkan karena proses tersebut dilakukan tanpa penyinaran dan keterbatasan peneliti di dalam memperhatikan standar operasianal prosedur bleaching, sehingga dapat mempengaruhi nilai dari kekuatan geser perlekatan pada sampel restorasi gigi yang diaplikasikan bahan bleaching karbamid peroksida 35%.

Penelitian ini menggunakan gigi yang telah lama pencabutannya, waktu pencabutan gigi yang lama mungkin dapat menyebabkan perubahan enamel dan mempengaruhi keadaan kolagen yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap bahan

bleaching.

Selain itu, alat uji Torse’s Electronic System Universal Testing Machhine yang dipakai pada penelitian ini mungkin kurang sensitif bagi bahan kedokteran gigi yang ukuran sampelnya lebih kecil daripada sampel yang biasa diuji dengan alat tersebut.

BAB 6

Dokumen terkait