• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA TATA RUANG”

4.4.2 Uji Signifikan Simultan/Uji Serentak (Uji-F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2005:84). Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh departementasi (X1) dan

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara (Distarukim).

Kriteria Pengambilan Keputusan yaitu: H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

H0 ditolak jika Fhitung≥ Ftabelpada α = 5% Tabel 4.11

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 849.054 2 424.527 57.294 .000a

Residual 600.184 81 7.410

Total 1449.238 83

a. Predictors: (Constant), Formalisasi, Departementasi b. Dependent Variable: Kinerjapegawai

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Juni 2014)

Pada Tabel 4.11 dapat dilihat hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 57.294 > dari nilai Ftabel yakni sebesar 2,77 dengan tingkat signifikansi 0,000.

Kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05,

menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari departementasi (X1) dan formalisasi (X2) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara (Distarukim).

4.4.3 Pengujian Koefisien Determinan (R²)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi dan kemampuan varian dari varibel bebas menjelaskan variabel terikat. Jika (R2) semakin besar nilainya (mendekati 1), maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel bebas (departementasi dan formalisasi) kuat terhadap variabel terikat (Y). Berarti model yang digunakan semakin kuat menerangkan pangaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Tabel 4.12 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .765a .586 .576 2.72207

a. Predictors: (Constant), Formalisasi, Departementasi

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Juni 2014)

Pada Tabel 4.12 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. R sebesar 0,765 berarti hubungan antara departementasi (X1) dan formalisasi

(X2), terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara (Distarukim) sebesar 76.5%. Hal ini berarti hubungannya erat.

2. Adjusted R2 sebesar 0,586 berarti 58.6% faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara (Distarukim) dapat dijelaskan oleh departementasi (X1) dan formalisasi (X2), sedangkan sisanya sebesar 41.4%

4.5 Pembahasan

Dari hasil penilaian responden yang telah dilakukan diketahui bahwa 84 karyawan di Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara (Distarukimsu) ternyata diperoleh bahwa departementasi dan formalisasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara (Distarukim). Hal ini terlihat hasil perolehan Fhitung pada kolom F yakni sebesar 57.294 > dari nilai

Ftabel yakni sebesar 2,77 dengan tingkat signifikansi 0,000. Kriteria pengujian hipotesis jika Fhitung > Ftabel dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05.

1. Pengaruh Departementasi Teerhadap Kinerja Pegawai Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara (Distarukimsu) berdasarkan perolehan hasil uji t diatas terlihat tingkat signifikansi (0,000) < (lebih kecil dari) 0,05 dan nilai thitung (4.080) > ttabel (0,6774), dapat disimpulkan bahwa variabel departementasi

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara (Distarukim).

2. Pengaruh Formalisasi Teerhadap Kinerja Pegawai Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara (Distarukimsu) juga dapat disimpulkan, bahwa variabel formalisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara (Distarukim) dimana berdasarkan perolehan hasil uji t

diatas terlihat tingkat signifikansi (0,000) < (lebih kecil dari) 0,05 dan nilai thitung

(4.625) > ttabel (0,6774)..

Sejak adanya perubahan struktur organisasi pada tahun 2008 terjadi peningkatan infrastruktur pedesaan dari tahun ke tahun yaitu tahun 2010 mencapai tertinggi, yaitu sebesar 89% sementara 2011 merupakan pencapaian terendah, yaitu sebesar 85%. Program pembangunan perkotaan dari tahun ke tahun juga berfluktuasi. Tahun 2011 merupakan pencapaian tertinggi yaitu sebesar 75% sementara tahun 2008 merupakan pencapaian terendah sebesar 65%. Program pembangunan perumahan dan permukiman dari tahun ke tahun meningkat. Tahun 2011 merupakan pencapaian tertinggi yaitu sebesar 85% sementara tahun 2007 dan 2008 merupakan pencapaian terendah sebesar 75%. Program penataan ruang dari tahun ke tahun berfluktuasi. Tahun 2011 merupakan pencapaian tertinggi sebesar 80% sementara tahun 2007 merupakan pencapain terendah sebesar 70%.

Penelitian milik Niken Savitri (2010) yang berjudul “Pengaruh Struktur

Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtamusi Palembang. Hasil analisis

penelitian menunjukkan “ struktur organisasi berpengaruh positif dan nyata terhadap

kinerja karyawan PDAM Tirtamusi Palembang”. Semakin Baik pengaturan struktur organisasi perusahaan maka akan semakin baik juga kinerja karyawan di perusahaan tersebut, dan sebaliknya semakin buruk pengaturan struktur organisasi di suatu perusahaan maka akan semakin buruk pula kinerja karyawan yang di perusahaan yang bersangkutan.

Teori Chandler dalam Robbins (2003:182) mengatakan bahwa ada pengaruh dari struktur organisasi terhadap kinerja karyawan di suatu perusahaan, tergantung pada bentuk struktur organisasi yang dipakai perusahaan tersebut. Bentuk struktur organisasi yang beraneka cenderung mempengaruhi dimana tiap-tiap bentuk struktur organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing-masing.

Kinerja pegawai mengalami peningkatan setelah adanya perubahan struktur organisasi yang terjadi pada tahun 2008, dimana dalam menangani perancangan struktur organisasi Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara (Distarukim) menggunakan dua komponen yaitu departementasi dan formalisasi.

Departementasi maksudnya adalah dasar yang dipakai dalam pengelompokan pekerjaan sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dikoordinasikan dengan lebih baik dimana Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara (Distarukim) menambahkan bidang kelompok jabatan fungsional yang dibawahi langsung oleh kepala dinas Distarukimsu.

Formalisasi adalah suatu tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu dibakukan. Jika pekerjaan sangat diformalkan, pelaksana pekerjaan hanya punya sedikit keleluasaan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana seharusnya mengerjakannya dimana posisi bagian tata usaha berganti nama menjadi sekretaris dan ditambahnya bidang kelompok jabatan fungsional yang seluruh kegiatannya harus sesuai prosedur yang terdefinisi dengan jelas pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara (Distarukim).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait