• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS

G. Metode Perhitungan EVA

5. Net Operating Profit after Tax (NOPAT)

Menurut Tunggal (2001:5), NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan (financial cost) dan non cash book keeping etries seperti biaya penyusutan. Sedangkan Sartono (2001:100) menyatakan hal yang sama yaitu bahwa NOPAT atau laba operasi bersih sesudah pajak merupakan sejumlah laba perusahaan yang akan dihasilkan jika perusahaan tersebut tidak memiliki utang dan tidak memiliki aset finansial. NOPAT diformulasikan sebagai berikut:

NOPAT = EBIT (1− ���)

6. Return on Net Asset (RONA)

Aktiva bersih merupakan jumlah uang kas, kebutuhan modal kerja dan aktiva tetap. Kebutuhan modal kerja merupakan total persediaan, piutang, aktiva lancar dan kas operasi dikurangi dengan utang, biaya jatuh tempo dan uang muka pelanggan. Selama pengembalian yang diperoleh dari aktiva bersih melebihi biaya modal yang diinvestasikan, EVA adalah positif. Pengembalian pada aktiva bersih (RONA) diformulasikan sebagai berikut:

RONA = NOPA� ��������

Apabila RONA lebih besar dari WACC, maka EVA menjadi positif dan ketika RONA kurang dari WACC, maka EVA adalah negatif. Kebaikan dari RONA adalah tidak hanya mengidentifikasi peningkatan produktivitas yang dicapai para pekerja perusahaan, tetapi juga mempertimbangkan aktiva yang digunakan oleh pekerja dalam mencapai output perusahaan. Meskipun tidak

secara eksplisit mengukur biaya modal, RONA mengingatkan manajer tentang adanya biaya untuk memperoleh dan mempertahankan aktiva.

7. Weighted Average Cost of Capital (WACC)

Young dan O’Byrne (2001:149) berpendapat bahwa biaya modal suatu perusahaan tidak hanya bergantung pada biaya utang dan pembiayaan ekuitas tetapi juga seberapa banyak dari masing-masing komponen biaya modal itu dimiliki dalam struktur modal.

WACC (Weighted Average Cost of Capital) adalah biaya ekuitas dan biaya utang masing-masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan utang dalam struktur modal perusahaan. WACC atau biaya modal rata-rata tertimbang dapat dihitung sebagai berikut (Young dan O’Byrne, 2001):

WACC = (Ke × We) + [(Kd × (1−T)) × Wd]

Keterangan:

Ke = Biaya ekuitas yang dicari dengan metode CAPM We = Persentase ekuitas pada struktur modal

Kd = Biaya utang

Wd = Persentase utang pada struktur modal T = Tingkat pajak

Menghitung WACC suatu perusahaan perlu diketahui hal-hal berikut (Young dan O’Byrne, 2001:149):

a. Jumlah utang dalam struktur modal, pada nilai pasar b. Jumlah ekuitas dalam struktur modal, pada nilai pasar c. Biaya utang

d. Tingkat pajak e. Biaya ekuitas

WACC dapat dihitung setelah terlebih dahulu menghitung biaya modal (cost of capital). Biaya modal atau cost of capital adalah tingkat pengembalian minimum yang diharapkan oleh pemegang saham (pemilik) perusahaan dalam investasinya. Bagi praktisi bidang keuangan, istilah cost of capital ini digunakan sebagai:

a. Tarif diskonto (discount rate) untuk membawa arus ke masa mendatang suatu proyek ke nilai sekarang (present value)

b. Tarif minimum yang diinginkan untuk menerima project baru.

c. Biaya modal (capital charge) dalam perhitungan economic value added. d. Perbandingan (benchmark) untuk menaksir tarif biaya pada modal yang

digunakan.

Biaya modal (cost of capital) sangat dipengaruhi oleh hubungan antara risiko (risk) dan tingkat pengembalian (return). Semakin besar risiko yang ditanggung oleh investor semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang dikehendaki sebelum nilai tambah dapat diciptakan dan semakin tinggi biaya modal yang timbul.

Komponen cost of capital terdiri dari: a. Biaya Utang (Cost of Debt)

Menurut Young dan O’Bryne (2006:150) biaya utang adalah tingkat sebelum pajak yang dibayar perusahaan kepada perusahaan pemberi pinjaman. Jika perusahaan memiliki beberapa sumber pembiayaan utang, masing-masing dengan tingkat berbeda, biaya utang yang digunakan dalam rumus WACC adalah

suatu rata-rata tertimbang. Biaya utang lebih murah dibandingkan pembiayaan ekuitas sebab bunga yang ada pada utang dapat mengurangi pajak tetapi biaya ekuitas tidak. Inilah manfaat dasar dari memasukkan utang ke dalam struktur modal perusahaan. Perhitungan biaya utang pada EVA menggunakan biaya utang setelah pajak, dan bunga yang ada dapat melindungi laba kena pajak perusahaan. Rumus menghitung biaya utang (cost of debt) adalah:

Kd = I × (1−T)

Keterangan:

Kd = Biaya utang I = Kewajiban bunga T = Tingkat pajak

Alasan menggunakan biaya utang setelah pajak dalam menghitung biaya modal rata-rata tertimbang adalah karena nilai saham perusahaan yang ingin dimaksimalkan akan bergantung pada arus kas setelah pajak. Karena bunga adalah yang dapat dikurangkan, bunga akan memberikan pengurangan pajak yang mengurangi biaya utang bersih.

b. Biaya Ekuitas (Cost of Equity)

Biaya ekuitas adalah tingkat pengembalian yang dikehendaki investor karena adanya ketidakpastian tingkat laba. Kewajiban membayar bunga dan pokok utang membuat laba bersih perusahaan lebih bervariasi (naik turun) daripada laba operasi, sehingga menyebabkan timbulnya tambahan risiko. Biaya ekuitas ini mencakup adanya risiko bisnis (business risk) dan risiko finansial (financial risk). Business risk adalah risiko yang berhubungan dengan tidak stabilnya laba. Sedangkan financial risk adalah risiko kesulitan finansial dalam hal

pembayaran biaya bunga dan pokok pada utang. Biaya ekuitas dapat dihitung dengan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM), yang mana model CAPM ini dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:

(1) Besarnya tingkat bunga bebas risiko (Rf)

(2) Risiko sistematis yang ditunjukkan oleh koefisien beta (β)

(3) Premium risiko pasar, yang ditunjukkan oleh selisih antara return pasar dengan return saham (Rm-Rf)

Sehingga biaya ekuitas dapat dihitung dengan rumus:

Ke = Rf + [β × (Rm−Rf)]

Keterangan:

Ke = Biaya ekuitas

Rf = Tingkat suku bunga yang diperoleh tanpa risiko

Beta (β) = Faktor risiko yang berlaku spesifik untuk masing-masing perusahaan.

Rm = Harapan pengembalian atas pasar saham.

Tingkat bunga bebas risiko pada penelitian ini didasarkan pada tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada tahun 2006-2009 yang diperoleh melalui situs Bank Indonesia yaitu www.bi.go.id

Koefisien beta (β) menunjukkan sensitivitas suatu saham terhadap kondisi pasar secara umum. Menghitung beta merupakan proses yang menggambarkan hubungan linear antara return dari saham perusahaan pada periode t dengan

market return pada periode t. Koefisien beta merupakan risiko yang dicerminkan

. Sertifikat Bank Indonesia merupakan instrumen utang yang dipunggungi oleh pemerintah Indonesia yang mempertimbangkan kegagalan yang aman dan bebas risiko.

oleh fluktuasi harga saham perusahaan dan harga pasar rata-rata dari seluruh saham yang tercatat di pasar modal. Untuk menghitung beta dapat dilakukan dengan cara meregresi return saham dengan return pasar perbulan dalam satu tahun. Nilai koefisien beta dari hasil pengolahan dengan menggunakan SPSS menjadi beta saham individu. Hanya saja, apabila biasanya rumusan persamaan regeresi dinyatakan sebagai,

Y = a + bX

Maka CAPM menyatakan a = 0, sehingga: Y = bX

Dalam persamaan tersebut, Y adalah tingkat keuntungan saham individual, X adalah tingkat keuntungan pasar saham dan b adalah koefisien beta. Untuk menghitung return saham individual (Ri) dan return saham pasar (Rm) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Ri = Pit − Pit1+ Dit Pit1 Rm = IHSGt− IHSGt1 IHSGt1 Keterangan: Pit Pi

= Harga penutupan saham pada periode t t-1

Di

= Harga penutupan saham pada periode t-1 t

IHSG

= Deviden yang dibayarkan pada periode t-1 t

IHSG

= Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t t-1

Market risk premium (Rm-Rf) yang merupakan selisih antara return pasar

dan return bebas risiko yang artinya investor akan memiliki tambahan sebesar risk = Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t-1

premium atau dengan kata lain market risk premium sebagai faktor tambahan

risiko perusahaan.

8. Modal yang Diinvestasikan (Invested Capital)

Menurut Tunggal (2001:5) modal yang diinvestasikan (invested capital) adalah jumlah seluruh pinjaman perusahaan diluar jangka pendek tanpa bunga (non-interest bearing liabilities), seperti utang dagang, biaya yang masih harus dibayar, utang pajak, uang muka pelanggan dan sebagainya. Sedangkan Young dan O’Byrne (2006:39) juga menyatakan hal yang sama bahwa modal yang diinvestasikan adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, pasiva yang tidak menanggung bunga (non-interest

bearing liabilities), seperti utang, upah yang akan jatuh tempo (accrued wages)

dan pajak yang akan jatuh tempo (accrued taxes).

Dokumen terkait