• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest

Untuk melihat perbedaan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol apakah lebih besar atau lebih kecil dari kelompok eksperimen maka dilakukan perhitungan gain score atau selisih skor pretest ke posttest I yang dominan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Fraenkel, 2012: 250). Analisis perhitungan gain score dilakukan dengan teknik scatterplot dan koefisien korelasi. Koefisien korelasi menyajikan ringkasan data numerik sedangkan

Scatterplot menggambarkan semua data visual (Fraenkel, 2012: 251).

3.8.5.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Signifikansi ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Analisis statistik dengan menggunakan program komputer

IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data

terdistribusi normal digunakan statistik parametrik yaitu Paired samples t-test

45 atau jika data terdistribusi tidak normal digunakan statistik non parametrik yaitu Wilcoxon Signed Ranks test (Priyatno, 2009: 345).

Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulanya adalah sebagai berikut:

1. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, berarti ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain, terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.

2. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05,Hnull diterima dan Hi ditolak, berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain, tidak terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.

3.8.5.3 Uji Korelasi Rerata Pretest dan Posttest

Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata pretest dengan rerata posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen positif dan signifikan. Positif berarti semakin tinggi skor pretest semakin tinggi skor posttest I. Signifikan berarti hasil korelasi tersebut dapat digeneralisasikan pada populasi. Distribusi data yang diperoleh adalah normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57 & 179). Data yang diambil adalah rerata skor pretest dan rerata skor posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data skor pretest dan skor posttest I menujukkan bahwa data terdistibusi normal, sehingga analisis data yang digunakan adalah dengan Pearson Correlation. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji korelasi rerata pretest ke posttest I adalah 95%.

46 Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut (Field, 2009: 181).

Hi : Ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hnull : Tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulanya adalah sebagai berikut:

1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 Hnull ditolak dan Hi diterima, berarti ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak, berarti tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3.8.5.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Tujuan diadakannya uji retensi adalah mengetahui apakah pengaruh perlakuan menggunakan metode inkuiri masih sekuat posttest I sesuah dua minggu diberikan perlakuan untuk itu dilakukan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data yang diuji berasal dari dua kelompok yang sama, sehingga menggunakan dua uji statistik berikut (Field, 2009: 325). (1) Jika distribusi data normal maka uji statistik yang diguanakan adalah Paired samples t-test. (2) Jika distribusi data tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxson (Field, 2007: 345).

Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

47 Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Priyatno, 2010: 102) adalah sebagai berikut:

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain, tidak terjadi penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II. 2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada

perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain terjadi penurunan/peningkatan yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Untuk mengetahui persentase penurunan/peningkatan skor posttest I dan posttest II digunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575):

Gambar 3.6 Rumus Persentase Uji Retensi

3.8.5.5 Dampak Pengaruh Perlakuan

Dampak pengaruh perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui sudut pandang dari subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. (Krathwohl, 2004: 546) menyatakan bahwa perlu digunakan elemen penelitian kualitatif sederhana dengan menggunakan metode triangulasi data dari peneliti, guru, dan siswa. Teknik triangulasi dalam hal ini dilakukan untuk mendapatkan data. Triangulasi melalui tiga cara yakni dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2012: 145). Hadi (dalam Sugiyono, 2012: 145) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi diperoleh peneliti dari catatan aktivitas siswa selama pembelajaran baik dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

48 Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2012: 231). Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara terstruktur terhadap guru mitra dan tiga siswa pada kelompok eksperimen. Ketiga siswa tersebut adalah siswa yang memiliki kemampuan kognitif rendah, menengah, dan tinggi.

Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2012: 240). Peneliti dalam penelitian ini menggunakan dokumen yang berupa nilai siswa dan foto-foto kegiatan pembelajaran. Nilai siswa diperoleh dari hasil pretest, posttest I, dan posttest II. Pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan wawancara terhadap guru mitra dan tiga siswa kelompok eksperimen sesudah adanya perlakuan dapat dilihat pada tabel 3.7 dan tabel 3.8.

Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Setelah Perlakuan

No Pertanyaan

1 Apakah anda senang belajar IPA?

2 Apakah senang belajar IPA dengan metode inkuiri? Mengapa?

3 Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajar IPA dengan metode inkuiri? 4 Bagaimana cara mengajar guru dalam mengajarkan materi IPA?

5 Bagaimana perasaanmu setelah belajar dengan menggunakan metode inkuiri? 6 Apakah anda merasa bosan belajar dengan metode inkuiri? Mengapa?

7 Apakah anda mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan menggunakan metode inkuiri? Jika ya, apa kesulitannya?

8 Apakah kelebihan mempelajari materi IPA dengan metode inkuiri?

9 Apakah anda lebih mudah memahami materi jika menggunakan metode inkuiri atau metode yang biasa dilakukan gurumu?

10 Manakah yang lebih baik digunakan untuk mempelajari materi IPA yaitu dengan metode inkuiri atau ceramah?

11 Apakah anda mempunyai kesulitan mengerjakan soal nomor 6? 12 Apakah anda bisa mengerjakan soal nomor 7?

13 Saat anda mengerjakan soal, manakah yang kamu anggap paling sukar antara soal nomor 6 dan soal nomor 7? Mengapa?

14 Saat anda mengerjakan soal, manakah yang kamu anggap paling mudah antara soal nomor 6 dan soal nomor 7? Mengapa?

15 Apa yang menyebabkan nilaimu mengalami peningkatan pada posttest I setelah belajar dengan metode inkuiri?

16 Apa yang menyebabkan nilaimu mengalami penurunan pada posttest II?

Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Setelah Perlakuan

No Pertanyaan

1 Apakah yang menyebabkan nilaimu mengalami peningkatan pada posttest I setelah belajar dengan metode inkuiri?

49

Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Guru Mitra Setelah Perlakuan

No Pertanyaan

1 Apakah Ibu pernah menerapkan metode inkuiri selama mengajar IPA? 2 Bagaimana pembelajaran IPA dengan menerapkan metode inkuiri? 3 Apakah kelebihan dari metode inkuiri jika diterapkan dalam pembelajaran?

4 Apakah kendala yang Ibu hadapi ketika mengajar dengan menerapkan metode inkuiri? 5 Apakah metode inkuiri lebih efektif jika diterapkan dalam pembelajaran IPA?

6 Bagaimana perbedaan mengajar dengan metode inkuiri dan metode ceramah? 7 Bagaimana keadaan siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen saat

pembelajaran?

8 Apakah metode inkuiri dapat mempermudah siswa dalam memahami materi khususnya soal nomor 6 (kemampuan mengevaluasi) dan nomor 7 (kemampuan mencipta) ?

9 Apa saran Ibu untuk pembelajaran dengan penerapan metode inkuiri?

3.8.5.6 Pembahasan Lebih Lanjut

Pembahasan lebih lanjut dilakukan untuk melihat apakah penerapan metode inkuiri pada pembelajaran IPA memiliki efek yang besar atau menengah atau kecil terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta. Hal ini juga dilakukan untuk mengetahui apakah hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan atau tidak pada populasi yang lebih luas. Cara yang dilakukan adalah dengan melihat hasil pretest dan posttest.

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab IV ini peneliti membahas hasil penelitian dan hasil analisis data. Membahas pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan

mengevaluasi dan penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mencipta.

Hasil penelitian berisi deskripsi implementasi penelitian dan analisis data yang telah dipeoleh.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Implementasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas kelompok kontrol dan kelas kelompok eksperimen. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini dipilih dengan cara undian oleh guru mitra. Hasil undian adalah kelas IV B sebagai kelompok kontrol dan kelas IVA sebagai kelompok eksperimen. Populasi dan pelaksanaan pembelajaran baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen akan dideskripsikan berikut ini.

4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa IV SD Sokowaten Baru yang terdiri dari kelas paralel yaitu kelas IVA, IVB, dan IVC. Penentuan kelas dilakukan secara acak baik dari latar belakang keluarga maupun dari prestasi akademik. Pada masing-masing kelas rata-rata siswa dari keluarga kalangan menengah dan memiliki prestasi akademik yang sama.

Pada hari sabtu, 1 Agustus 2015 peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IVA untuk menentukan sampel penelitian. Hasil dari wawancara adalah sampel pertama dalam penelitian ini adalah kelas IVB sebagai kelompok kontrol. Siswa kelas IVB berjumlah 27 orang. Terdiri dari 14 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Siswa kelas IVB rata-rata berasal dari keluarga ekonomi menengah dan orang tua siswa berpendidikan SMA. Sampel kedua dalam penelitian ini adalah kelas IVA sebagai kelompok eksperimen. Siswa kelas IVA berjumlah 27 orang, terdiri dari 14 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Siswa

51 kelas IVA berasal dari keluarga ekonomi menengah dan orangtua siswa berpendidikan SMA sampai Sarjana.

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran

Penelitian ini dilaksanakan mulai dengan pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol pretest dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2015, sedangkan kelompok eksperimen pretest dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2015. Tujuan diadakannya pretest adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Soal pretest yang dikerjakan oleh siswa berjumlah 7 soal uraian. Waktu pengerjaan soal pretest adalah 2x 35 menit. Siswa mengerjakan soal pretest didampingi oleh guru mtra. Dalam hal ini, peneliti hanya sebagai pengamat, mendokumentasikan, dan menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Deskripsi implementasi pembelajaran dikelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebagai berikut.

1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol

Pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan metode tradisional yakni metode ceramah. Pembelajaran ini dilaksanakan dengan berpedoman pada kurikulum 2006 (KTSP) sehingga waktu pembelajaran dilaksanakan selama empat jam pelajaran yakni 4 x 35 menit setiap pertemuannya. Pembelajaran dilaksanakan selama lima kali pertemuan dengan sub materi yang berbeda-beda. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru mitra di dalam kelas dengan materi pokok wujud dan sifat benda.

Guru melakukan apersepsi diawal pembelajaran dengan bertanya jawab dengan siswa. Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah selama proses pembelajaran berlangsung dan mencatat hal-hal penting di papan tulis. Siswa hanya menerima penjelasan materi yang disampaikan guru dan mencatat materi yang dituliskan guru di papan tulis. Pada akhir pembelajaran, guru menyimpulkan pembelajaran dan memberikan umpan balik terhadap siswa. Pembelajaran diakhiri dengan pelaksanaan posttest I yakni pada hari Selasa, 18 Agustus 2015 dengan waktu 2 x 35 menit. Posttest I dilaksanakan setelah siswa menerima pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Tujuan dari posttest I adalah untuk mengetahui pemahaman siswa

52 setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Dua minggu setelah diadakannya posttest I, siswa diberikan soal posttest II yakni 7 soal uraian. Soal tersebut sama seperti soal pretest dan posttest I. Posttest II dilaksanakan pada hari Selasa, 8 September 2015. Pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran tradisional yaitu metode ceramah. Waktu yang digunakan dalam pembelajran berpedoman pada kurikulum 2006 (KTSP) adalah 4 x 35 menit. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru mitra. Pembelajaran dilaksanakan selama lima kali pertemuan dengan materi yang berbeda setiap harinya. Materi pokok yang diajarkan adalah wujud dan sifat benda.

Kegiatan pembelajarannya adalah guru mengawali dengan apersepsi. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang benda-benda yang ada diruang kelas. Guru memfokuskan benda padat dan sifat-sifatnya. Guru menyampaikan inti materi dengan metode ceramah. Guru mencatat materi yang telah disampaikan di papan tulis kemudian siswa mencatat. Guru memberikan kesimpulan. Pertemuan pada pembelajaran diakhiri dengan melaksanakan posttest I pada hari Selasa, 18 Agustus 2015 dengan waktu 2 x 35 menit. Siswa mengerjakan soal yang berjumalah 7 soal uraian, soal tersebut sama dengan soal yang telah dikerjakan pada saat pretest. Pelaksanaan posttest I dilaksanakan setelah siswa menerima pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Tujuan diadakannya posttest I adalah untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Setelah di laksanakan posttest I kemudian dilaksanakan posttes II. Posttes II dilaksanakan pada pada hari Selasa, 8 September 2015. Posttes II dilaksanakan dua minggu setelah dilaksanakannya posttest I. Soal yang diberikan kepada siswa soal yang sama ketika diberikan saat pretest dan posttes I.

2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen

Pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan metode pembelajaran inkuiri. Waktu yang digunakan dalam pembelajran berpedoman pada kurikulum 2006 (KTSP) adalah 4 x 35 menit. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru mitra. Pembelajaran pada kelompok eksperimen dilaksanakan lima kali.

53 Langkah-langkah yang di gunakan pada pertemuan pertama hingga pertemuan kelima sama. Setiap pertemuan dalam pembelajaran yang membedakan adalah sub materi.

Langkah-langkah yang diterapkan pada kelas inkuiri adalah sebagai berikut: Kegiatan pendahuluan, 1) Pembelajaran di awali dengan doa, 2) Guru melakukan apersepsi, 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai dengan sub materi yang akan diajarkan. Kegiatan inti, 1) guru menjelaskan langkah-langkah/prosedur melakukan eksperimen, cara merumuskan masalah dan hipotesis, 2) Guru membagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6-7 siswa dan masing-masing menerima LKS, 3) Dengan bimbingan guru, siswa mengajukan pertanyaan tentang eksperimen yang akan dilakukan. Pertanyaan tersebut menggunakan kata tanya “Apakah”. Guru memberikan contoh eperimen pertama adalah “Apakah benda padat bentuknya tetap/ tidak dipengaruhi tempatnya?”, 4) Guru membimbing siswa untuk merumuskan hipotesis atau jawaban sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat, 5) Siswa bersama kelompoknya melakukan eksperimen, 6) Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menentukan langkah-langkah melakukan percobaan, 7) Siswa bersama kelompoknya membahas hasil temuan dari eksperimen, 8) Siswa membuat kesimpulan dari hasil eksperimen yang telah dilakukan, 9) Setiap kelompok maju ke depan kelas mempresentasikan hasil diskusinya, 10) Siswa bersama guru melakukan evaluasi proses dan hasil eksperimen apakah rmusan masalah telah terjawab melalui kegiatan. Kegiatan penutup, 1) Guru bersama siswa menegaskan kembali hasil eksperimen yang telah dilakukan dan memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari, 2) Guru memberikan tindak lanjut yaitu meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya, 3) Guru memberikan salam.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Agustus 2015. Sub tema sifat benda padat (bentuknya tetap tidak dipengaruhi oleh bentuk, bentuknya dapat diubah dengan perlakukan tertentu, memiliki berat/massa bergantung ukurannya). Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Agustus 2015. Sub tema sifat benda gas (menempati ruang, menekan kesegala arah, memiliki aliran). Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 10 Agustus 2015. Sub sifat benda gas (memiliki berat/massa, bentuknya dapat berubah sesuai dengan tempatnya)

54 dan sifat benda cair (bentuknya dapat berubah sesuai dengan tempatnya). Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Agustus 2015. Sub tema sifat benda cair (dapat mengalir dari temat tinggi ketempat yang lebih rendah, memiliki berat/massa, dapat melarutkan zat tertentu). Pertemuan kelima dilaksanakan pada hari Jumat, 14 Agustus 2015. Sub tema sifat benda cair (dapat meresap melalui celah-celah kecil, permukaan benda cair yang tenang selalu mendatar, menekan kesegala arah).

Percobaan telah selesai dilaksanakan pada kelompok eksperimen. Pada hari Rabu, tanggal 19 Agustus 2015 siswa mengerjakan posttest I. Soal posttest I sama dengan soal yang dikerjakan saat pretest. Tujuan diadakannya posttest I ini adalah untuk mengetahui tingkat kepemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Setelah di laksanakan posttest I kemudian dilaksanakan posttes II. Posttes II dilaksanakan pada pada hari Rabu, 9 September 2015. Posttes II dilaksanakan dua minggu setelah dilaksanakannya posttest I. Soal yang diberikan kepada siswa soal yang sama ketika diberikan saat pretest dan posttes I.

4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I

Hipotesis penelitian I adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi pada pelajaran IPA materi sifat-sifat benda siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan mengevaluasi, dan variabel independennya adalah penggunaan metode inkuiri. Instrumen yang digunakan sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen adalah item nomor 6. Ada dua pertanyaan pada item tersebut dan mengandung indikator secara berurutan, yaitu memeriksa dan mengkritik.

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil uji hipotesis penelitian I. Hasil analisis statistik secara keseluruhan menggunakan program komputer IBM SPSS

Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan Tingkat kepercayaan yang

digunakan adalah 95%. Langkah-langkah analisis data sebagai berikut. 1) Uji normalitas data untuk mengetahui jenis uji statistik yang akan digunakan apakah parametrik atau non parametrik. 2) Uji perbedaan rerata prestest dilakukan untuk

55 mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok. 4) Uji besar pengaruh perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri. 5) Uji peningkatan skor pretest ke posttest I pada tiap kelompok untuk mengetahui apakah ada peningkatan rerata skor pada tiap kelompok. 6) Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest I. 8) retensi pengaruh perlakuan.

4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Tujuan dari uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak normal. Uji normalitas distribusi data dianalisis dengan uji

Kolmogorov-Smirnov. Normalitas data kemampuan mengevaluasi diuji dengan

menggunakan skor pretest, posttest I, posttest II. Data yang diuji adalah data kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria untuk dapat menarik kesimpulan uji normalitas distribusi data adalah sebagai berikut. 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi normal dan uji statistik selanjutnya adalah statistik parametrik. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal dan uji statistik selanjutnya adalah uji statistik non parametrik. Hasil uji normalitas kemampuan mengevaluasi baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.3.1).

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Mengevaluasi

No Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan

1 Pretest mengevaluasi kelompok kontrol 0,277 Normal 2 PosttestImengevaluasi kelompok kontrol 0,279 Normal 3 PosttestIImengevaluasi kelompok kontrol 0,313 Normal 4 Selisih rerata skor pretest-posttestI

mengevaluasi kelompok kontrol

0,606 Normal

5 Pretest mengevaluasi t kelompok eksperimen 0,080 Normal 6 PosttestI mengevaluasi kelompok eksperimen 0,545 Normal 7 PosttestII mengevaluasi kelompok eksperimen 0,331 Normal 8 Selisih rerata skor pretest-posttestI

mengevaluasi kelompok eksperimen

0,281 Normal

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa semua distribusi data normal. Hal tersebut dilihat bahwa semua aspek mempunyai harga Sig. (2-tailed) > 0,05. Data yang dimaksud adalah pretest, posttest I , posttest II, dan selisih pretest ke posttest I

56 kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selanjutnya analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Statistik parametrik menggunakan Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan untuk analisis data dari satu kelompok menggunakan Paired samples t-test.

4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama atau berbeda. Pretest dilaksanakan pada awal penelitian, tepatnya sebelum dilaksanakannya perlakuaan pada kelompok

Dokumen terkait